Pancasila sebagai suatu entitas dan identitas Bangsa Indonesia terlahir dari proses
panjang penggalian nilai – nilai budaya bangsa yang kemudian menjadi landasan filosofis
pengembangan hidup bersama daibidang politik, sosial, budaya dan pendidikan di
Indonesia. Pancasila disebut sebagai filsafat hidupbangsa Indonesia karena memuat visi
hidup berbangsa. Di dalam Pancasila termuat nilai – nilai luhur yang meliputi keyakinan
pada Tuhan Yang Maha Esa, visi kemanusiaan yang adil dan beradab, cita –cita kesatuan
hidup berbangsa, penegakan hak dan kewajiban setiap warga negara untuk berpartisi aktif
dalam hidup berbangsa, dan perjuangan untuk mewujudkan suatu keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Nilai – nilai luhur yang dirangkum dalam lima sila Pancasila
adalah cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia yang merupakan kesatuan dari
keanekaragaman agama, keyakinan, budaya, etnis, kearifan lokal, pulau, wilayah geografis
dan hayati. Nilai – nilai ke-Indonesia-an yang dimuat dalam Pancasila perlu
dikembangkan dan dilestarikan secara dinamis mengikuti perkembangan zaman
meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk menghayati nilai – nilai Pancasila
sebagai entitasdan identitas Bangsa Indonesia.
Teknologi yang telah berkembang pesat di zaman sekarang dengan adanya media
sosial dan internetyang begitu mudah diakses oleh banyak kalangan masyarakat Indonesia,
terutama peserta didik. Mediasosial merupakan alat komunikasi digital yang memberikan
dampak positif dan dampak negatif. Mediasosial memberikan dampak positif dengan
berkontribusi dalam menyediakan informasi secara tepat dan akurat. Akan tetapi media
sosial juga membawa dampak negatif baik secara langsung maupun tidak langsung,
misalnya penyebaran hoaks. Hoaks adalah informasi yang direkayasa untuk
menutupiinformasi sebenarnya. Dengan demikian, hoaks dapat diartikan sebagai upaya
memutarbalikkan faktamenggunakan informasi yang seolah – olah meyakinkan
akan tetapi tidak dapat diverifikasikebenarannya (Gumilar dkk., 2017, hlm. 36).
Tujuan dari hoaks yang dibuat secara sengaja adalah membuat masyarakat merasa
tidak aman, tidak nyaman dan kebingungan. Tidak jarang pula berita hoaks dibuat untuk
mengadu domba masyarakat. Menjamurnya berita hoaks merupakan salah satu tantangan
dalam menghayati Pancasila pada abad ke-21. Kita dapat melihat kembali pada tahun 2019
di mana Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia mengidentifikasi
terdapat 62 berita hoaks yang memiliki tendensi politik dan digunakan untuk mengadu
domba masyarakat Indonesia melalui Pemilu2019 (Kami, 2019).
Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus yang dilakukan satuan pendidikan agar
dapat menanamkan nilai-nilai karakter pancasila dalamdiri peserta didik, salah satunya
dengan cara mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah. Terdapat
beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter
Pancasilaberbasis budaya sekolah, antara lain sebagai berikut:
a. Pelaksanaan upacara bendara pada setiap hari Senin yang dilakukan berbagai instansi
pemerintahIndonesia salah satunya adalah satuan pendidikan.
b. Upacara bendera dalam rangka peringatan hari besar nasional seperti upacara
kemerdekaan 17Agustus, hari Sumpah Pemuda, hari Pahlawan dan sebagainya.
c. Pembacaan Pancasila secara serentak saat pelaksanaan upacara yang dipimpin oleh
pembina upacaradan tak jarang diikuti dengan pembacaan pembukaan Undang –
Undang Dasar 1945.
d. Penanaman nilai – nilai Pancasila dalam kurikulum merdeka dan diperkuat lagi
dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
e. Kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka dan Paskibraka yang memupuk semangat
nasionalismepada peserta didikf.
f. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang diterapkan pada semua jenjang pendidikan
dari SD –SMA hingga perguruan tinggi.
g. Pembiasaan untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing sebelum melakukan
aktivitas dan sesudah melakukan aktivitas.
h. Kegiatan musyawarah atau pemilu untuk menyelesaikan permasalahan dan
memilih seorang pemimpin. Kegiatan gotong royong seperti kerja bakti baik
di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Referensi :
Gumilar, G., Adiprasetio, J., & Maharani, N. (2017). LITERASI MEDIA: CERDAS
MENGGUNAKAN MEDIASOSIAL DALAM MENANGGULANGI BERITA PALSU
(HOAX) OLEH SISWA SMA.
https://news.detik.com/berita/d-4368351/62-hoax-pemilu-2019-teridentifikasi-kominfo-ini-
daftarnya
Kompas. (2022, Juni 15). Buntut “Bullying” Siswa di MTs di Kotamobagu hingga Tewas,
Kepala Sekolahnya terancam Sanksi. Kompas.Com.
https://regional.kompas.com/read/2022/06/15/142138478/buntut-bullying-siswa-mts-di-
kotamobagu-hingga-tewas-kepala-sekolahnya?page=all
Ramadhan, R. A., Rasyad, R., & Friastuti, R. (2022, November 19). Pelaku Bully di SMP
Baiturrahman Tendang Kepala Korban saat Guru Keluar Kelas | kumparan.com. Kumparan
News.
https://kumparan.com/kumparannews/pelaku-bully-di-smp-baiturrahman-tendang-kepala-
korban-saat-guru-keluar-kelas-1zHHR7gvz2E/3