Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI

TOPIK 4
MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
Shelvia Nazhar (039222620)

Kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari Topik IV dengan
Topik I, Topik II dan Topik III. Sejauh mana topik tentang Pancasila sebagai Entitas
dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

Pancasila merupakan dasar negara yang memiliki nilai-nilai khas Indonesia, seperti
nilai religiusitas, kebhinekaan, dan gotong royong sebagai landasan kuat dalam
implementasi pendidikan nasional Indonesia. Pancasila juga dikenal sebagai entitas dan
identitas bangsa Indonesia. Hal ini karena pancasila sebagai kepribadian bangsa yang digali
dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Indonesia.
Pancasila menjadilandasan hidup masyarakat Indonesia, salah satu bidang kehidupan yang
dilandasi oleh Pancasila yaitu bidang pendidikan.Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
bangsa dan negara (Nurkholis, 2013).

Pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik.
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik merupakan pendidikan yang menuntun
tumbuhnya potensi, minat, bakat serta sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Yang
dimaksud dengan mengembangkan potensi peserta didik, merupakan segala upaya agar
menciptakan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sehat, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (Fitra, 2022). Menurut Nardawati (2021),
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dalam prosesnya mampu mengembangkan
seluruh fitrah peserta didik, terutama fitrah akal dan agamanya. Dengan fitrah ini, peserta
didik akan dapat mengembangkan daya pikir secara rasional. Sementara melalui fitrahagama,
akan tertanam pilar-pilar kebaikan pada diri peserta didik yang kemudian diimplikasikan
dalam seluruh aktivitas hidupnya, dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan perlu mengalami pembaruan sebagai suatu kebutuhan dalam rangka
menghadapi pemasalahan yang semakin kompleks sejalan dengan pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi serta arus globalisasi di abad ke-21, khususnya dalam
menghadapi revolusi industri 4.0. Sistem dan model pendidikan harus digeser ke pendidikan
berorientasi masa depan (future-oriented). Pendekatan pendidikan berorientasi masa depan
(futureoriented) juga di istilahkan dengan pembelajaran abad 21 menekankan pentingnya
inisiatif individu dan modal intelektual warga negara. Pembelajaran abad 21 diklaim sebagai
solusi untuk mempersiapkan generasi bangsa dalam menghadapi revoulusi industry 4.0.
dalam sistem pendidikan ini setiap pelaku pendidikan baik guru maupun siswa dituntuk
memiliki soft skill danketerampilan abad 21 yang secara luas mencakup pemikiran kritis,
kreatif, dan inventif; keterampilan informasi, interaktif,dan komunikasi; keaksaraan
kewarganegaraan, kesadaran global dan keterampilan lintas budaya (Chairunnisak, 2020).

Pendidikan abad 21 yang dilaksanakan di Indonesia disesuaikan dengan nilai-nilai


yang terkandung di dalam Pancasila sebagai wujud implementasi Pancasila sebagai landasan
pendidikan. Implementasi Pancasila dalam setiap kegiatan pendidikan berfokus agar
menghasilkan output SDM yang memiliki keterampilan abad 21 yang terdiri dari berpikir
kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. Keterampilan abad 21 tersebut dapat
diberdayakan melalui profil Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila merupakan
implementasi dari nilai-nilai Pancasila. Menurut Kahfi (2022), Profil Pelajar Pancasila
merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri
utama: beriman bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Implementasi profil pelajar Pancasila yang berpihak pada peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 ini pun tidak tanpa tantangan. Justru guru mempunyai tantangan yang
sulit mengingat peserta didik zaman sekarang merupakan generasi Gen Z dengan julukan
digital native karena terkena paparan teknologi sejak dini. Mereka cenderung individualis,
tidak suka menerima tantangan serta kurang memperoleh penguatan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter merupakan tumpuan bangsa untuk merealisasikan visi pembangunan
nasional, yaitu merealisasikan bangsa yang memiliki karakter, akhlak yang luhur, moral,
budaya, dan adab sesuai ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pentingnya
pendidikan karakter bukan hanya menjadi landasan bagi negara untuk mewujudkan visi
pembangunan nasionalnya saja (Perdana, 2018). Terlebih lagi pandemi Covid-19 melanda
dunia termasuk Indonesia yang menjadikan pendidikan karakter di sekolah kurang
maksimal. Akibatnya, terjadi degradasi moral. Hal ini sesuai dengan data KPAI dalam Juliani
& Bastian (2021), Riset yang dilakukan KPAI menemukan fakta bahwa pada tahun 2018
terjadi kenaikan kasus pelajar tawuran di Indonesia sejumlah 1,1%. Sementara itu,
berdasarkan data KPAI bahwa pada tahun 2020, banyaknya kasus bullying menambah
catatan masalah anak.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka perlu adanya upaya dari sekolah khususnya
parapendidik untuk lebih memperhatikan peserta didiknya sehingga tidak melakukan hal
yang diluar norma. Selain itu sekolah perlu menerapkan kurikulum yang mengedepankan
pendidikan karaktersehingga dalam diri peserta didik tertanam karakter yang baik sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.Menurut Perdana (2018), Dalam rangka mengimplementasikan
pendidikan karakter di sekolah terdapat empat (4) tawaran model penerapan, yaitu : a) Model
otonomi dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri, b)
Model integrasi dengan menyatukan nilai-nilai dan karakterkarakter yang akan dibentuk
dalam setiap mata pelajaran, c) Modelekstrakurikuler melalui sebuah kegiatan tambahan
yang berorintasi pembinaan karakter siswa, d) Model kolaborasi dengan menggabungkan
ketiga model tersebut dalam seluruh kegiatan sekolah

Implementasi profil pelajar Pancasila juga dapat dijadikan sebagai jawaban untuk
mengatasi kenakalan peserta didik. Kurikulum Merdeka yang memuat Profil Pelajar
Pancasila menguatkan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia. Cara yang
tepat untuk menjadikan Pancasila sebagai entitas dan indentitas bangsa Indonesia serta
perwujudan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam
pendidikan abad ke- 21 di sekolah dapat melalui pendidikan karakter yang berdasarkan
dengan nilai-nilai pancasila. Implementasi nilai-nilai Pancasila melalui profil pelajar
Pancasila harus selalu diberdayakan ketika proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Metode pembelajaran yang menyenangkan dan menarik akan membuat peserta didik
bersemangat dan senang ketika menyimak pembelajaranya sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan profil pelajar Pancasila dapat terwujud. Peran guru sangat penting karena
harus menerapkan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan serta tidak melupakan
penerapan nilai-nilai pancasila sebagai entitas dan identitasbangsa Indonesia.
Kesimpulan
Tantangan implementasi Profil Pelajar Pancasila adalah kurang optimalnya penguatan
pendidikankarakter sehingga terjadi degradasi moral. Upaya untuk mengatasi hal tersebut
adalah dengan menerapkan kurikulum yang mengandung pendidikan karakter. Kurikulum
Merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasila menguatkan Pancasila sebagai entitas dan
identitas bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
Chairunnisak. (2020). Implementasi Pembelajaran Abad 21 Di Indonesia. In Prosiding
SeminarNasional Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED.

Fitra, D. K. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Perspektif Progresivisme pada


Mata Pelajaran Ipa. Jurnal Filsafat Indonesia, 5(3), 250–258.
Juliani, A. J., & Bastian, A. (2021). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Wujudkan
Pelajar Pancasila. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas PgriPalembang 15-16 Januari 2021 Pendidikan.

Kahfi, A. (2022). Implementasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya terhadap


Karakter Siswa di Sekolah. Dirasah: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Dasar
Islam, 5 (2), 138-

151.
Nardawati. (2021). Perencanaan Pendidikan yang Baik sebagai Upaya Peningkatan
MutuPendidikan di Era Digital. Jurnal Literasiologi, 6(2), 191–207.
Nurkholis. (2013). Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan,
1(1),24–44.

Perdana, N. S. (2018). Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dalam Upaya


Pencegahan Kenakalan Remaja. Edutech, 17(1), 32.
https://doi.org/10.17509/e.v1i1.9860

Anda mungkin juga menyukai