Anda di halaman 1dari 4

PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PENDIDIKAN ABAD XXI

Nama : Ngakan Putu Ari Krisna Pratama

NIM : 2364823017

Kelas : IPA 06

Nama Institusi : Universitas Pendidikan Ganesha

Latar Belakang

Pembelajaran pada abad 21 berbeda dengan pembelajaran pada masa lalu. Dahulu
pembelajaran dilakukan tanpa memperhatikan standar, padahal saat ini standar diperlukan
sebagai acuan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan ditetapkannya standar,
pendidik memiliki pedoman yang jelas tentang tujuan yang harus mereka ajarkan dan yang
ingin mereka capai. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah gaya hidup
masyarakat, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain, dan belajar. Di era globalisasi,
tantangan yang dihadapi guru semakin besar. Bangsa-bangsa yang masyarakatnya tidak siap
hampir pasti akan gagal akibat perubahan alam yang sangat besar dan kemajuan pesat ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan ciri khas dari globalisasi itu sendiri oleh karena
itu, kualitas pendidikan perlu ditingkatkan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk
memiliki keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan
masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan
berkolaborasi (collaboration) atau yang biasa disebut dengan 4C. Untuk menjalankan
pembelajaran abad ke-21 agar masih bisa terkendali, diperlukan menambahkan Profil Pelajar
Pancasila yang mengedepankan pembentukan karakter

Peran pendidikan nilai dan karakter sangat penting untuk memberikan keseimbangan
antara perkembangan teknologi dan perkembangan manusianya di era globalisasi saat ini.
Penguatan profil pelajar pancasila berfokus pada penanaman karakter juga kemampuan dalam
kehidupan sehari-hari dalam individu peserta didik melalui budaya sekolah, pembelajaran
intrakulikuler dan ekstrakulikuler, dan proyek penguatan profil pelajar pancasila. Berdasarakan
hal tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
profil pelajar pancasila berperan dalam pendidikan abad ke-21.
Pembahasan

Keberhasilan peserta didik tidak cuma tergantung pada pengetahuan serta kompetensi
teknis( hard skill), tetapi pula pada keahlian managemen diri sendiri dan orang lain (soft skill)
(Suwartini, 2017). Ada sesuatu yang mendasari pembangunan karakter bangsa, baik secara
filosofis, ideologis, normatif, maupun sosiokultural. Secara filosofis, pengembangan
kepribadian nasional merupakan kebutuhan mendasar dalam proses berbangsa, karena hanya
bangsa yang memiliki kepribadian dan jati diri yang kuat yang dapat bertahan sebagai sebuah
bangsa. Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya mewujudkan wawasan
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada juga perspektif normatif.
Pembangunan karakter bangsa merupakan langkah konkrit untuk mencapai tujuan nasional
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Secara historis,
pembangunan karakter bangsa merupakan inti dinamika proses nasional yang terus terjalin
sepanjang sejarah, baik pada masa kolonial maupun kemerdekaan. Di sisi lain, dari segi
kebudayaan, pembentukan karakter bangsa merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa
yang multikultural (Ariandy, 2019).

Untuk penyempurnaan pendidikan karakter pemerintah mencetuskan Profil Pelajar


Pancasila sebagai salah satu dasar untuk pembelajaran abad ke-21 yang terdapat kemajuan
pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup, dan perbedaan dunia
kerja masa depan dalam bidang pendidikan pada setiap tingkatan dan bidang kebudayaan.
Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat
yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan
enam ciri utama: beriman bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Keberadaan Profil Pelajar
Pancasila ini diharapkan berjalan dengan lancar dan terealisasi dengan baik sehingga
menghasilkan pelajar-pelajar Indonesia yang berakhlak mulia, memiliki kualitas yang dapat
bersaing secara nasional maupun global, mampu bekerjasama dengan siapapun dan
dimanapun, mandiri dalam melaksanakan tugasnya, meniliki nalar yang kritis, serta
mempunyai ide-ide kreatif untuk dikembangkan. Tentu untuk tercapainya cita-cita tersebut
harus ada kerjasama juga dari pihak pelajar seluruh Indonesia. Pelajar Indonesia harus punya
motivasi tinggi untuk maju dan berkembang menjadi pelajar yang berkualitas internasional
dengan karakter nilai kebudayaan lokal hang menerapkan prinsip 4C. Prinsip 4C yang
dimasksud seperti keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan
pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication),
dan berkolaborasi (collaboration) (Rusnaini, 2021).

Menurut Sumaryati (2016) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa usaha untuk


menciptakan Profil Pelajar Pancasila tidak saja merupakan gerakan dalam sistem pendidikan,
namun juga merupakan gerakan masyarakat. Terdapat faktor pendukung pembentukan profil
Pelajar Pancasila dibagi menjadi indikator internal dan eksternal sebagai berikut, Faktor
Internal: (1) Pembawaan atau sifat-sifat yang dimiliki manusia sejak dilahirkan ke dunia ini.
Ciri-ciri pendukungnya antara lain berkurangnya kenakalan remaja, taat beribadah kepada
Tuhan, kepedulian terhadap dunia sekuler, dan fokus pada cita-cita. (2) Perkembangan
kepribadian yang dialami ketika seseorang mengalami peristiwa dan kejadian. Kemampuan
seseorang dalam memahami topik dan ajaran agama sangat dipengaruhi oleh kecerdasan
dirinya dalam memahami ajaran agama. Kepribadian yang mempunyai unsur pendukung
seperti sopan santun, pekerja keras, disiplin, dan tekun. Faktor eksternal seperti (1) Keluarga
sebagai faktor pendorong yang memperhatikan anak tentang pendidikanya, selalu mendukung
keputusan anak jika baik untuk dirinya. (2) Guru/pendidik yang mampu menunjukkan peran
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, karena peran dan pengaruh seorang pendidik terhadap
peserta didik sangat kuat sehingga bisa diperoleh kemampuan 4C sesuai pendidikan abad ke-
21. (3) Lingkungan yang positif akan mengarahkan anak untuk mempunyai sifat seperti nilai-
nilai Pancasila.

Penutup

Profil pelajar Pancasila adalah bagian dari kurikulum merdeka yang bertujuan untuk
membuat tujuan dan visi pendidikan lebih mudah dipahami oleh semua pemangku
kepentingan. Profil ini terdiri dari enam dimensi yang harus dimiliki oleh siswa seperti beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong
royong, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif. Profil siswa Pancasila adalah sifat dan kemampuan
yang ditanamkan dalam setiap siswa setiap hari. Sebelum profil siswa Pancasila ini diterapkan
di sekolah, penting untuk memahami konsep belajar bebas, yang merupakan transformasi
pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan generasi yang unggul. Profil pelajar Pancasila
mencakup kualitas, atau sifat, dan kemampuan 4C seperti keterampilan berpikir kreatif
(creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem
solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration) yang harus
dimiliki oleh siswa Indonesia di era modern.

Daftar Pustaka

Ahmad W. 2019. Potret generasi milenial era industri 4.0. Fokus: Jurnal Pekerja Sosial, 2(2),
187-197.
Ariandy, M. (2019). Kebijakan Kurikulum dan Dinamika Penguatan Pendidikan Karakter di
Indonesia. SUKMA: Jurnal Pendidikan, 3(2), 137–168.
Rusnaini, dkk. (2021). Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap
Ketahanan Pribadi Siswa. Jurnal Ketahanan Nasional, 27(2), 230-249.
Sumaryati. (2016). Manajemen Pendidikan Karakter. Jurnal Tarbawiyah, 13(2), 205–220.
Suwartini, E. A. (2017). Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru dan Mutu
Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan, 24 (2) 62-70.

Anda mungkin juga menyukai