Anda di halaman 1dari 3

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

KONEKSI ANTAR MATERI (TOPIK 4)

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Dalam Sistem Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21

Diperuntukkan untuk memenuhi tugas filosofi pendidikan


PPG Prajabatan Gel-1 Tahun 2022

Bidang Studi Fisika

Oleh :

Irfa Erfianah
(229002485026)

PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Dalam Sistem Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21

Perkembangan abad 21 secara tidak sadar telah menciptakan era dimana segala sesuatu tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Perkembangan tersebut secara tidak langsung juga memiliki
dampak bagi dunia Pendidikan. Salah satunya pada saat pembelajaran melibatkan teknologi yang
menuntut peserta didik untuk mampu berpikir sesuai dengan keterampilan abad 21 antara lain
mampu berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Perkembangan teknologi pasti
memiliki dampak positif yang luar biasa, tetapi memiliki dampak negatif juga. Salah satu dampak
negatif yang terlihat yaitu kebanggaan & kesenangan masyarakat menggunakan produk luar
negeri dibandingkan dengan produk lokal, mengikuti cara berpakaian orang luar negeri yang
semestinya tidak sopan dipakai di Indonesia, dan berkurangnya rasa kemanusiaan kepada
sesama atau bersikap masa bodoh terhadap sesama. Dampak negatif tersebut terlihat karena
kurangnya penanaman karakter profil pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila adalah Profil Pelajar Pancasila (PPP) merupakan sejumlah karakter
dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai
luhur Pancasila. Di lain sisi, profil pelajar Pancasila juga mencakup mengenai kemampuan pelajar
untuk memiliki paradigma berpikir yang terbuka terhadap perbedaan dan kemajemukan. Pelajar
Pancasila harus memiliki kepedulian pada lingkungannya dan menjadikan kemajemukan yang ada
sebagai kekuatan untuk hidup bergotong royong.
Kemudian, pelajar Pancasila merupakan pelajar Indonesia yang memiliki inisiatif dan siap
untuk belajar akan hal-hal yang baru. Tidak hanya itu, pelajar Pancasila harus aktif dalam mencari
cara untuk meningkatkan kapasitas diri dan bersikap reflektif agar dapat terus berkontribusi
kepada bangsa, negara, dan dunia. Pelajar Pancasila harus memiliki karakteristik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Artinya, pelajar di Indonesia harus memiliki akhlak dan
hubungan yang baik dengan Tuhan Yang Maha Esa dan memahami ajaran agama serta
kepercayaannya. Sehingga dapat hal-hal tersebut dapat diimplementasikan di dalam kehidupan
sehari-hari.
Di era globalisasi seperti saat ini, maka membuat pelajar Pancasila harus tetap
mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam
berinteraksi dengan budaya lain. Sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur
bangsa. Gotong royong merupakan karakteristik yang wajib dimiliki oleh pelajar Pancasila sebagai
sebuah kemampuan untuk melakukan kegiatan secara kolektif dan sukarela. Hal ini penting,
karena sifat gotong royong yang dimiliki oleh pelajar Pancasila akan memudahkan kegiatan untuk
berjalan dengan lancar dan ringan. Di usia yang masih muda, seorang pelajar Pancasila harus
dapat mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab akan sebuah proses. Di lain sisi, pelajar Pancasila
juga harus mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan
belajarnya. Nalar kritis harus dimiliki oleh setiap pelajar Pancasila di Indonesia. Karena memiliki
nalar kritis berarti mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif.
Kemudian, pelajar Pancasila akan mampu membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Pelajar Pancasila wajib memiliki
sikap yang kreatif dalam setiap tindakannya. Sikap kreatif ini berarti pelajar Pancasila harus
mampu untuk menghasilkan suatu hal yang inovatif, orisinil, dan berdampak secara luas terhadap
masyarakat. Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan salah satu sarana pencapaian
profil pelajar Pancasila. Projek ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk "mengalami
pengetahuan" sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya.
Para pelajar akan punya kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti
perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan
berdemokrasi. Harapannya peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu
tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi
terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil
Pelajar Pancasila. Holistik punya makna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak
parsial atau terpisah-pisah.
Kerangka berpikir holistik dalam projek ini mendorong untuk menelaah sebuah tema secara
utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Setiap tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun
beragam mata pelajaran. Namun, lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan
konten pengetahuan secara terpadu. Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini
mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas
kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Sekolah harus membuka ruang dan
kesempatan bagi siswa untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan
pendidikan.
Tema-tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh dan menjawab
persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. Prinsip berpusat pada peserta didik
berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek
pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki
kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil sesuai minatnya. Guru diharapkan dapat
menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
Prinsip Eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses
pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek ini tidak berada dalam
struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata peserta
didikan. Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan
materi peserta didikan, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun
demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang
kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai