Anda di halaman 1dari 8

Nama : Bagas Ardhana Putra

NIM : 235060207111055

Fakultas : Teknik

Cluster : 60

Mencapai Tujuan Elemen-elemen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


(P5)

DOK. Desember 2022

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk masa depan suatu


bangsa. Pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dari generasi ke
generasi berikutnya, tetapi juga mengembangkan keterampilan, karakter, dan pola
pikir yang mampu bersaing dengan perubahan dinamis dalam masyarakat global.
Seiring dengan perkembangan zaman, Pemerintah terus melakukan
pengembangan di berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Inovasi
terbaru yang di luncurkan pemerintah yaitu program Kurikulum Merdeka.
Peluncuran Kurikulum Merdeka dan Konsep Merdeka Belajar, merupakan itikad
pemerintah dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan
kurikulum dengan perkembangan zaman. Pada masa sekarang ini, Ilmu
Pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang dan pembelajaran akan
membosankan tanpa adanya perubahan. Oleh sebab itu di zaman yang semakin
cepat perubahan ini Kurikulum Merdeka ini memang dibutuhkan. Kurikulum
Merdeka memiliki beberapa kelebihan, diantaranya mendorong siswa untuk menjadi
lebih aktif, kreatif, inovatif, dan mandiri dalam belajar. Tidak lupa dengan nilai-nilai
yang terkandung didalam Pancasila.

Kurikulum Merdeka hadir dengan inovasi-inovasi dalam bentuk projek


penguatan profil Pancasila (P5). Projek tersebut merupakan salah satu sarana untuk
mencapai berbagai target dan tujuan untuk memberikan siswa pengalaman nyata
dalam mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Profil Pelajar Pancasila salah satunya
pelestarian moral yang bermutu dan bertanggung jawab. Dalam kurikulum merdeka
belajar, diharapkan memberikan kesempatan para peserta didik untuk penguatan
karakter sekaligus sebagai bentuk belajar secara nyata dari lingkungan sosial.
Karakter dan kemampuan yang dibangun kurikulum ini, mampu beradaptasi dalam
membentuk generasi penerus yang unggul dan berdaya saing sesuai dengan
perkembangan zaman.

Salah satu poin penting dari P5 Kurikulum Merdeka adalah “Pembelajaran


Berbasis Proyek”. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai
media. Point tersebut penting dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21,
karena mampu mendorong siswa untuk belajar memalui pengalaman nyata dan
kolaborasi. Hal ini mampu mengembangkan praktikal sebagai seorang siswa,
kreatifitas dan kemampuan berfikir kritis. Penerapan P5 mengandung upaya
menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul serta produktif
sekaligus mampu berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkesinambungan. Dalam konteks ini, siswa tidak hanya menjadi pasif
mendengarkan, tetapi aktif terlibat dalam mengidentifikasi suatu masalah,
merencanakan solusi, dan merealisasikan proyek mereka.
Selain itu, penerapan P5 Kurikulum Merdeka Mengedepankan
pengembangan karakter dan soft skills. Hal tersebut memiliki keterkaitan antara
komponen-komponen perilaku dalam bersikap dan emosi. Hal ini penting,
mengingat bahwa era globalisasi ini, kebutuhan zaman sudah berubah. tidak hanya
kecerdasan akademis yang dihargai, tetapi juga kemampuan beradaptasi,
komunikasi yang efektif, dan kepemimpinan yang kuat. Dengan pendekatan ini,
siswa diharapkan dapat menjadi individu yang memiliki etika yang baik, bertanggung
jawab, dan siap menghadapi berbagai tantangan di masyarakat.

Dikutip dari kompas.com, berdasarkan e-book Kemdikbud Dimensi, Elemen,


dan Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka, ada banyak hal
yang termasuk elemen kunci dari setiap 6 dimensi. Yang pertama yaitu, beriman,
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), dan berakhlak mulia. Dimensi
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia memiliki 5 elemen
kunci, yang terdiri dari, 1). Akhlak beragama (Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan
dalam pelaksanaan ritual ibadah atau sembahyang sepanjang hidup);
2). Akhlak pribadi (Mewujudkan rasa sayang, peduli, hormat, dan menghargai
pelajar ke dirinya sendiri); 3). Akhlak kepada manusia (Pelajar Pancasila bersusila,
bertoleransi dengan penganut agama dan kepercayaan lain dalam menjaga
kerukunan hidup); 4). Akhlak kepada alam (Pelajar Pancasila perlu berakhlak mulia,
bertanggung jawab, rasa sayang, dan peduli pada lingkungan alam sekitarnya);
5). Akhlak bernegara (Pelajar Pancasila paham akan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara, dengan menempatkan kemanusiaan, persatuan, kepentingan, serta
keselamatan bangsa/negara).

Selanjutnya yang kedua yaitu, Berkebinekaan Global. Pelajar Pancasila


penting untuk bisa mempertahankan identitas, budaya luhur, lokalitas yang juga bisa
harus tetap terbuka dengan budaya lain untuk budaya baru yang bersifat positif.
Dimensi berkebinekaan global pada Profil Pelajar Pancasila memiliki elemen kunci,
yaitu Mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural
dalam berinteraksi antar sesama, refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengamalan kebhinekaan, serta berkeadilan sosial.

Yang ketiga yaitu bergotong royong. Bergotong royong adalah kemampuan


Pelajar Pancasila untuk melakukan aktivitas bersama-sama dengan suka rela,
sehingga membuat pekerjaan menjadi lebih ringan. Elemen-elemen dari bergotong
royong diantaranya ialah, 1). Kolaborasi (Kemampuan bekerja bersama dengan
perasaan senang sekaligus untuk menunjukkan sikap positif terhadap orang lain);
2). Kepedulian (Dengan bertindak proaktif pada kondisi di lingkungan fisik dan sosial
di sekitar); 3). Berbagi (Memberi dan menerima semua hal yang penting bagi
kehidupan pribadi/bersama).

Selanjutnya yaitu sikap yang sudah semestinya dimiliki semua pelajar di


Indonesia, yaitu mandiri. Profil Pelajar Pancasila selanjutnya mandiri, yaitu pelajar
mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari
karakteristik mandiri yaitu memiliki sifat pemahaman diri dan situasi yang dihadapi,
mampu menerapkan regulasi diri yang artinya pelajar memiliki kemampuan untuk
memunculkan dan memonitor sendiri baik pikiran, perasaan, dan perilaku untuk
mencapai tujuan belajar, serta kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi.

Di era saat ini hal yang harus dimiliki pelajar yaitu memiliki kemampuan
bernalar Kritis. Bernalar kritis merupakan Profil Pelajar Pancasila yang mampu
secara objektif memproses informasi dengan baik. Kemampuan tersebut benar-
benar sangat dibutuhkan dalam era serba digital ini guna menghindari berbagai
kerusuhan atau konflik yang diakibatkan berita-berita hoaks yang tersebar di media
sosial. Elemen dari bernalar kritis yaitu memperoleh dan memproses
informasi/gagasan, mampu enganalisis dan mengevaluasi penalaran,
dan memiliki kemampuan merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam
pengambilan keputusan
Dan elemen yang terakhir, yang semestinya dimiliki pelajar pada era
Kurikulum Merdeka yaitu memiliki pemikiran dan kemampuan yang cukup kreatif.
Pelajar Pancasila perlu kreatif, yang artinya mampu memodifikasi dan menghasilkan
sesuatu yang orisinal. Selain itu karya tersebut tentunya harus bisa bermanfaat,
punya arti, serta berdampak baik. Sub-elemen kunci dari kreatif yaitu dapat
menghasilkan gagasan yang orisinal serta dapat menghasilkan karya dan tindakan
yang orisinal. Keenam karakteristik Profil Pelajar Pancasila ini bisa terwujud melalui
nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.

Namun untuk mencapai semua elemen-elemen tersebut tentu diperlukan


berbagai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Langkah pertama yang dapat dilakukan ialah pemahaman
mendalam tentang Pancasila. Artinya, para pelajar diharuskan memahami secara
mendalam makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dalam fase ini,
pendekatan edukatif seperti kuliah, diskusi, lokakarya, dan pemaparan oleh ahli atau
tokoh masyarakat dapat membantu.

Yang kedua yaitu, kurikulum yang terintegrasi. Maksudnya, nilai-nilai


Pancasila harus diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan melalui mata pelajaran khusus Pancasila atau dengan
mengintegrasikan aspek-aspek Pancasila ke dalam mata pelajaran lainnya.
Seperti kegiatan pentas tari atau pentas seni yang mencerminkan sila ke-3 atau
menyukseskan pemilihan ketua osis dengan tertib sesuai sila ke-4 Pancasila.

Langkah selanjutnya dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler demi


mencapai elemen-elemen Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Hal yang dapat
dilakukan oleh pihak sekolah yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada
pengembangan pemahaman tentang Pancasila. Misalnya, kelompok diskusi, klub
debat, atau kelompok studi yang membahas nilai-nilai Pancasila secara mendalam.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler diharapkan para pelajar dapat mencapai
elemen kreatif dan berinovasi. Pihak sekolah juga dapat mengadakan kompetisi dan
kemudian berikan penghargaan kepada pelajar yang mengikuti kompetisi.
Mengadakan kompetisi, lomba, atau penghargaan yang dapat mendorong pelajar
untuk mengungkapkan pemahaman dan interpretasi mereka tentang nilai-nilai
Pancasila. Kegiatan ini dapat melibatkan esai, puisi, seni, atau proyek-proyek kreatif
lainnya. Sehingga elemen berfikir kritis dapat tercapai.

Selanjutnya baik pelajar ataupun pihak sekolah dapat melakukan kegiatan


sosial dan Kebersamaan. Kedua belah pihak atau salah satunya dapat
menyelenggarakan kegiatan sosial seperti kunjungan ke panti asuhan, kegiatan
lingkungan, atau bakti sosial lainnya yang mencerminkan nilai-nilai Persatuan
Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial. Kegiatan ini mencerminkan elemen
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yaitu bergotong royong.

Langkah ke-6 yaitu efisensi penggunaan teknologi dan media sosial.


Pelajar diharapkan mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk
menyebarkan informasi tentang Pancasila, baik dalam bentuk tulisan, video, atau
podcast. Dengan cara ini, pesan mengenai Pancasila dapat lebih mudah tersebar
dan diakses oleh generasi muda bahkan generasi yang lebih tua.

Selanjutnya langkah yang dapat dilakukan baik pihak sekolah ataupun pelajar
yaitu melakukan kegiatan kolaborasi dengan beberapa komunitas dan organisasi.
Maksudnya, bekerjasama dengan organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dan
pihak terkait lainnya untuk mendukung dan mengamplifikasi elemen-elemen
Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Untuk langkah yang ini sepertinya hanya dapat dilakukan oleh pihak sekolah
atau pihak yang terkait seperti dinas pendidikan, pemerintah daerah, atau
pemerintah pusat, yaitu pelatihan guru. Pelatihan kepada guru diberikan guna
mencapai tujuan mengembangkan keterampilan mereka dalam mendidik dan
menginspirasi pelajar mengenai nilai-nilai Pancasila supaya tercapai semua
elemen-elemen yang diinginkan.

Setelah melakukan semua langkah di atas, baiknya entah pihak sekolah


ataupun para pelajar diwajibkan melakukan evaluasi dan pemantauan. Maksudnya,
melakukan evaluasi terhadap program secara berkala untuk melihat efektivitasnya.
Dari sini, semua pihak dapat menilai perkembangan pemahaman dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila oleh pelajar.

Langkah tambahan yang dapat dilakukan yaitu Partisipasi Orang Tua dari
pelajar Melibatkan orang tua dalam upaya mencapai elemen-elemen penguatan
profil pelajar Pancasila juga diperlukan sebagai langkah tambahan. Mereka dapat
menjadi mitra dalam mendukung dan memperkuat pemahaman anak-anak tentang
nilai-nilai Pancasila di rumah. Seperti mengingatkan akan kewajiban beribadah,
bertanggungjawab setiap tugas yang didapat, serta dapat menjadi teman diskusi
yang mengedukasi.

Dengan demikian, dalam mencapai tujuan-tujuan elemen Projek Penguatan


Profil Pelajar Pancasila dapat membentuk karakter yang kompeten dan inovasif
dalam menghadapai era yang serba digital ini. Berlandaskan elemen-elemen sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila yang relevan dapat membentuk perilaku yang beriman,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), berpikir kritis,berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, serta dapat berfikir dan berperilaku kreatif.
Di era saat ini yang semuanya serba mudah dalam mendapat dan membagikan
informasi tentu banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan
elemen-elemen tersebut. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila seperti mengampanyekan toleransi antar umat beragama
melalui platform kreatif digital, melakukan pentas seni yang menampilkan berbagai
budaya yang dapat dilakukan oleh pelajar, pihak sekolah, ataupun pemerintah
daerah dan pemerintah daerah, atau cara lainnya seperti melakukan penggalangan
dana untuk korban terdampak bencana yang menggambarkan elemen bergotong
royong. Diharapkan bagi semua pihak yaitu pelajar pihak sekolah, pemerintah, serta
peran orang tua (terutama pelajar) benar-benar sangat dibutuhkan untuk mencapai
tujuan elemen-elemen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Daftar Pustaka :

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6821687/6-profil-pelajar-pancasila-
dimensi-beserta-elemen-kuncinya

https://bangunpendidikan.com/p5-kurikulum-merdeka-adalah

Anda mungkin juga menyukai