Anda di halaman 1dari 8

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

TOPIK 4. AKSI NYATA

ROMBEL 003

RESI DELFITA (23300123)

DOSEN PENGAMPU: Drs, YUNISRUL, M.Pd

PROGRAM PROFESI GURU

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
Tugas :

Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal
untuk menguatkan pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
bangsa Indonesia dan perwujudan profil pelajar Pancasila pada pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 dengan mengacu pada
panduan berikut:

a) Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila


sebagai Entitas dan identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan Pelajar yang berpihak pada peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21

Jawab :

Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda,
yang tidak harus dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia
memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya keberagaman nilai yang terkandung di
dalamnya. Sedangkan Identitas adalah refleksi diri atau cerminan diri yang berasal
dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Pancasila berfungsi
sebagai Identitas bangsa Indonesia, maksudnya adalah pancasila sebagai jati diri
bangsa Indonesia menunjukkan adanya ciri khas yang berbeda dari
bangsa lain karena seluruh masyarakat berpedoman pada nilai-nilai yang
terkandung di dalam sila pancasila untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, Pancasila juga digunakan sebagai dasar filosofis
pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama di Indonesia, yang
berkontribusi bagi kesatuan hidup berbangsa dalam kemajemukan Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan untuk
melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras dan suku di
tengah tantangan dan ancaman keterpecahan hidup berbangsa. Penerapan
Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa dalam pendidikan dapat diwujudkan
sebagai Pendidikan yang Berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-
21 melalui program Profil Pelajar Pancasila di sekolah. Profil Pelajar Pancasila.
Namun pada kenyataannya terdapat berbagai tantangan dalam penghayatan
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil
Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21, tantangan-tantangan tersebut diantaranya adalah :

a. Kurang maksimalnya peran, dan perhatian orang tua dalam pendidikan


anak.Tantangan pertama dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
yang telah diajarkan di sekolah adalah kurang maksimalnya peran, dan
perhatian orang tua dalam pendidikan anak.
Suciati dalam Heriyani (2010) berpendapat bahwa orang tua adalah
pendidik pertama yang ditemui anak di rumah, karena sebelum anak mengenal
pendidikan di sekolah formal orang tualah yang memperkenalkan pendidikan
pada anak mereka. Dalam keluarga ayah dan ibu (orang tua) adalah
merupakan pendidik alamiah karena pada masa awal kehidupan anak, orang
tualah yang secara alamiah dapat selalu dekat dengan anak-anaknya. Oleh
karena itu, Orang tualah yang seharusnya paling berkewajiban untuk mendidik
anak mereka. Akan tetapi tugas orang tua tersebut kemudian sebagian terpaksa
dilimpahkan kepada orang lain yang disebut guru, dosen, atau ustadz atau
dilimpahkan ke Sekolah.
Dari sini terkadang orang tua lupa untuk ikut terlibat dalam
memberikan perhatian pendidikan kepada anak karena sudah menyerahkan
sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah. Akibatnya, anak kurang
mendapatkan bimbingan, perhatian dan pendidikan dari orang tua terutama
saat mereka berada di rumah atau di luar sekolah. Karena kurangnya peran dan
perhatian orang tua dalam pendidikan anak tersebut, dan sikap orang tua yang
hanya fokus terhadap perkembangan kognitif atau pencapaian hasil nilai ujian
semata anak-anaknya dapat mengakibatkan kurang maksimalnya penanaman
dan penghayatan nilai-nilai Pancasila sebagai karakter dalam pendidikan anak
yang telah diajarkan di sekolah mereka.
Menurut Abdullah dalam Heriyani (2010) peran dan tanggung jawab
orang tua terhadap anaknya tidak hanya terkait Pendidikan intelektual semata,
tetapi orang tuabertanggung jawab terhadap Pendidikan, iman, akhlaq, fisik,
psikis, dan social anak-anak mereka. Maka dari itu Peran orang tua atau
keluarga dalam Pendidikan terutamauntuk membentuk karakter anak
sangatlah penting. Menurut Ki Hadjar dewantara(Dalam Amaliyah, 2021)
Lingkungan keluarga adalah pusat pendidikan utama dan pertama yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak baik dalam segi karakter, budi pekerti
maupun cara berpikir. Ki Hadjar Dewantara menempatkan pendidikanpertama
yaitu dilingkungan keluarga. Namun di era sekarang ini, hakikat pendidikan
kekeluargaan telah menurun, sehingga pendidikan keluarga yang seharusnya
dijadikan pendidikan yang utama dan pertama telah berubah menjadi
pendidikan yang tidak penting.

b. Pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik


Tantangan kedua dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
yang telah diajarkan disekolah adalah pengaruh lingkungan pergaulan peserta
didik. Menurut Muhaimin (2022) Lingkungan merupakan salah satu objek
yang sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang manusia. Terlebih
lagi terhadap pembentukan karakter serta tingkah laku bagi manusia itu
sendiri. Seseorang yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik
maka akan baik pula karakter dan tingkah laku yang terbentuk dalam dirinya.
Begitu pula dengan manusia yang tumbuh dan berkembang pada lingkungan
yang buruk, maka karakter dan tingkah laku yang terbentuk
akan mendominasi pada lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan pergaulan
tempat berkembangannya perilaku terhadap kebiasaan yang ada di
lingkungan. Lingkungan pergaulan yang kurang baik akan berpengaruh pada
perkembangan jiwa seseorang. Hal-hal yang tidak baik yang diterimanya
dalam interaksi menjadi hal yang biasa baginya. Lingkungan dan pergaulan
yang tidak baik dapat mempengaruhi seseorang untuk
melanggar norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
Oleh karena itu lingkungan pergaulan anak atau peserta didik
sangatlah mempengaruhi dalam pembentukan karakter anak sehingga hal ini
termasuk menjadi tantangan dalam penghayatan Pancasila dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila yang telah diajarkan di sekolah.

c. Akses Teknologi dan Informasi yang sangat mudah dan luas.


Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang
dengan begitu pesatnya. Semua informasi yang ingin diketahui dapat diakses
dengan sangat mudah melalui internet oleh orang dari segala usia. Apabila
disalah gunakan oleh anak-anak maka hal tersebut dapat menyebabkan anak-
anak kurang memiliki tata karma dan sopan santun dalam berperilaku. Maka,
dalam pendidikan perlu membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai
dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru
berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam
mengakses informasi khususnya dari dunia digital.

b) Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan


Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
di ekosistem sekolah (kelas).

Jawab :
Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai Entitas
dan IdentitasBangsa Indonesia dapat diterapkan dalam ekosistem sekolah
(kelas) melalui program Profil Pelajar Pancasila yang di wujudkan dalam
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, meliputi:
a) Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
b) Mandiri
c) Bergotong royong
d) Berkebhinekaan global
e) Bernalar kritis
f) Kreatif

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan yang berpihak


pada peserta didik dalam Pendidikan abad 21 di ekosistem sekolah (kelas)
tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi 6 Dimensi
Profil Pelajar Pancasila sebagai berikut ini :
a. Pada dimensi Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu :
• Membiasakan peserta didik untuk beribadah sesuai dengan agama-agama
masing-masing. Contoh : untuk yang beragama Islam melaksanakan sholat
dhuha dan sholatdhuhur secara berjamah disekolah, merayakan PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam), mengikuti lomba-lomba keagaaman, dan lain-
lain.
• Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
• Membudayakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) kepada guru dan
kesesamateman
• Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati
teman atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada
semua warga sekolah
b. Pada dimensi Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan
berikut, yaitu:

• Memasukkan unsur-unsur kearifan lokal dalam pembelajaran. Contoh :


menganalisis bahan-bahan zat aditif yang terkandung dalam sambel pecel khas
Madiun.
• Memperingati hari besar nasional seperti memakai baju adat saat Hari
Peringatan Sumpah Pemuda.
c. Pada dimensi Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut,
yaitu:
• Guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi
dan kerja kelompok untuk melatih kerja sama dan semangat gotong peserta
didik
• Mengadakan kegiatan bersih lingkungan sekolah bersama-sama. Contoh :
pada hari jumat para peserta didik diajak untuk bergotong royong dalam
membersihkan lingkungan sekolah
d. Pada dimensi Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik
• Sekolah memberikan wadah untuk mengasah kemandirian peserta didik
melalui organisasi atau ekstrakurikuler.
e. Pada dimensi Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mampu mengasah
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Contoh : meminta pendapat peserta
didik terkait kejadian nyata yang berhubungan dengan materi yang sedang
dipelajari.
• Guru dan peserta didik melekasanakan pembelajaran yang mampu mengasah
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Contoh : menggunakan model
pembelajaranProject Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain
sebagainya.
f. Pada dimensi kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mampu mengasah
kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Contoh : meminta peserta didik
untuk membuat mind map, peta konsep, atau infografis terkait tugas mereka.
Daftar Pustaka :

Amaliyah, Sania. 2021. Konsep Pendidikan Keluarga Menurut Ki Hadjar


Dewantara. Jurnal : Universitas Pendidikan Indonesia.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/1171/1050. Diakses tanggal
13 Desember 2023.

Heriyani. 2010. Peran Orang Tua Dalam Membimbing Belajar Anak Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV MI Ma’arif Banjarparakan
Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas. Skripsi. Purwokerto: STAIN
Purwokerto.http://repository.iainpurwokerto.ac.id/473/1/Heriyani_PERAN%20O
RANG%20TUA%20DALAM%20MEMBIMBING%20BELAJAR%20ANAK.pd
f . Diakses tanggal 13 Desember 2022.

Anda mungkin juga menyukai