Anda di halaman 1dari 4

ASTRID SOFIA RINI (7000116691)

KELAS BAHASA01

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


AKSI NYATA-TOPIK 04

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati


Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik
dalam Pendidikan Abad ke-21.

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila


adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan
gagasan dan pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya
sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia memiliki makna bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan
ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan dalam penerapan di
kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan.
Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu memasuki abad ke-21,
penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini
dilakukan agar bangsa Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan tidak kehilangan
jati dirinya di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Salah satu contoh
penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu penerapan Pancasila dalam
sektor pendidikan yang saat ini diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun,
dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada
peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 tidak lah mudah, terdapat berbagai
tantangan diantaranya yaitu:
(1) Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidak
lah cukup. Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan
orang tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada
aspek afektif. Para orang tua hanya peduli pada aspek kognitif saya, sehingga
terkadang sikap peserta didik saat ini kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Hal
ini berlaku untuk aksi nyata dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila bahwa
penerapan Profil Pelajar Pancasila tidak cukup hanya diterapkan di sekolah saja,
namun perlunya bantuan orang tua dalam membiasakan perilaku Profil Pelajar
Pancasila di rumah.
(2) Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan
pengetahuan dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi,


semangat dan pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Guru-guru tersebut cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat
pembelajaran kurikulum sebelumnya dan sebagian kecil menganggap kurikulum
merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasila kurang praktis dan menambah
beban kerja guru khususnya dalam merancang perangkat pembelajaran yang
memuat penerapan karakter Pelajar Profil Pancasila.

(3) Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas
Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana
akses informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari segala
umur bisa mengakses informasi tersebut jika memiliki perangkat elektronik/gawai
yang menyebabkan banyak anak muda saat ini kurang memiliki tata krama dan
sopan santun dalam berperilaku. Oleh karena itu, ketika membiasakan peserta didik
untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru
berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam
mengakses informasi khususnya dari dunia digital.

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan


Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di
ekosistem sekolah (kelas).

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta
Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan
dengan kegiatan- kegiatan berikut, yaitu:
a. Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah berdasarkan
agama- agamanya masing-masing. Misalnya peserta didik untuk yang
beragama Islam mengaji Al-Qur’an setiap pagi sebelum memulai
pembelajaran di kelas.
 Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan sesudah
memulai aktivitas belajar.
 Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap sesama dapat dilakukan
dengan pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti selalu menyapa
saat bertemu guru ataupun teman.
 Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati
teman atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi
kepada semua warga sekolah.
 Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan
berikut, yaitu: Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal
dan seni budaya sesuai daerah sekolah masing-masing agar siswa
mengenal identitas budaya daerah masing- masing.
 Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan
lokal pada mata pelajaran lain seperti pada sains menjadi etnosains.
 Melaksanakan peringatan hari besar Nasional seperti memakai baju adat
saat Hari Peringatan Sumpah Pemuda.
b. Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja
sama dan semangat gotong royong peserta didik.
 Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama misalnya pada
kegiatan Kamis bersih, para siswa diajak untuk bergotong royong dalam
membersihkan lingkungan sekolah.
c. Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Memberikan peserta didik tugas mandiri
 Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti dalam
OSIS, MPK dan ekstrakurikuler lainnya.
d. Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan
berpikir kritis siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided
Inquiry Learning dan lain sebagainya.
 Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kritis
siswa seperti meminta pendapat siswa terkait kasus/kejadian nyata yang
berhubungan dengan materi yang diajarkan.
e. Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan
berpikir kreatif siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided
Inquiry Learning dan lain sebagainya.
 Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif
siswa seperti meminta siswa untuk membuat infografis terkait tugas mereka.

Anda mungkin juga menyukai