Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUNIROH SIREGAR

MATA KULIAH : FILOSOFI PENDIDIKAN

NIM : 7000163462

TOPIK 4 - AKSI NYATA – PANCASILA BAGI SAYA

Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan
pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan
Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut:

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai


Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

 Tantangan pertama yaitu terdapat dampak budaya asing yang dapat mempengaruhi
peserta didik yaitu peserta didik suka menirukan cara berpakaian; gaya bahasa dalam
bicara; terkadang ada peserta didik yang berdandan berlebihan tidak sesuai usia
peserta didik; lebih menikmati tontonan yang berasal dari luar negeri contoh korea,
jepang, china; mengikuti trend tiktok; dan memanfaatkan handphone yang tidak
sewajarnya saat proses pembelajaran seperti kecanduan main game. Hal tersebut
sangat wajar terjadi dikarenakan adanya perkembangan zaman serta teknologi dalam
era globalisasi di Indonesia. Pengaruh budaya barat ada yang berdampak positif dan
negatif. Upaya yang dapat dilakukan pendidik adalah selalu memberikan pengertian
mengenai selektifitas dalam penggunaan teknologi agar seluruh informasi tidak
dicernapeserta didik secara langsung. Selain itu, memberikan pemahaman dan
mengarahkan peserta didik bahwa kita bisa menggunakan teknologi secara maksimal
ke arah lebih baik melalui kreativitas, inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan.
 Tantangan kedua yaitu kurang maksimalnya peran dan perhatian orang tua terhadap
pendidikan anak. Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga
orang tua adalah orang yang paling merkewajiban mendidik dan membimbing anak-
anaknya. Namun pada beberapa kejadian orang tua melimpahkan segala tanggung
jawabnya kepada guru yang mengajar di sekolah. Akibatnya, anak kurang bimbingan,
perhatian, dan pendidikan dari orang tua teruatama saat mereka berada di rumah atau
luar sekolah. Karena kurangnya peran dan perhatian orang tua dan mereka hanya
fokuspada perkembangan kognitif anak yang mengakibatkan kurangnya penanaman
nilai-nilai Pancasila sebagai karakter pendidikan yang telah diajarkan sekolah.
 Tantangan ketiga yaitu pengaruh pergaulan peserta didik, karena seseorang tumbuh
dan berkembang di lingkungan baik maka akan baik pula karakter serta tingkah
lakunya. Begitu pula sebaliknya seseorang yang tumbuh dan berkembang pada
lingkungan buruk, maka karakter dan tingkah laku yang terbentuk akan mendominasi
pada lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan dan pergaulan tidak baik akan
mempengaruhi seseorang untuk melanggar norma-norma yang ada. Oleh karena itu,
lingkungan peserta didik sangat mempengaruhi dalam pembentukan karakter
sehingga hal itu menjadi tantangan dalam penghayatan dan profil pelajar pancasila
yang telah diajarkan di sekolah.
 Selain itu tantangan dalam menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa
Indonesia yaitu keterlibatan orang tua yang kurang maksimal terhadap anaknya,
terdapat beberapa guru yang menerapkan penanaman karakter/menginterasikan Profil
Pelajar Pancasila pada peserta didik serta akses teknologi yang tidak terbatas.

 Implementasi kurikulum merdeka yang memuat perwujudan Profil Pelajar Pancasila


masih belum optimal karena faktanya beberapa sekolah di Indonesia masih
menerapkan Kurikulum 2013
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah
(kelas).

Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia artinya Pancasila memiliki keberagaman nilai dan
ciri khas tersendiri yang terkandung didalamnya. Hal ini sesuai dengan makna entitas itu
sendiri yakni sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun tidak
harus dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia dapat
diwujudkan mel

Perwujudan profil pelajar Pancasila pada pendiikan yang berpihak pada peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 di Ekosistem sekolah. Profil pelajar Pancasila terdiri dari enam
karakter pancilasila yaitu beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakjlak
mulia, mandiri, gotong royong, berkbhinekaan global, bernalar kritis dan kreatif. alui
penerapan pembelajaran yang merujuk pada nilai-nilai Pancasila.

Guru dapat melakukan kegiatan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui enam
elemen yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

 Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak yang mulia dapat diimplemen
tasikan.Hubungan dengan Tuhan dapat diimplementasikan melalui membiasakan
peserta didik dengan doa sebelum dan sesudah pembelajaran, sholat dhuhur
berjamaah, pelaksanaan berbagi di jum'at berkah, infaq jum'at dan lain sebagainya.
Hubungan dengan sesama manusia dapat dilakukan dengan menyapa dan
menghormati guru, bertegur sapa dengan sesama teman, tidak melakukan tindakan
kekerasan dan bullying. Hubungan dengan alam dapat
diimplementsikan dengan senantiasa merawat tanaman-tanaman yang ada disekolah,
menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas, tidak merusaka tanaman dan lain s
ebagainya.
 . Berkebhinekaan global, dapat diimplementasikan dengan mengenalkan
berbagai budaya lokal pada peserta didik melalui mendalami budaya dan identitas
budaya seperti dengan memberikan pemahaman pada siswa untuk menggunakan
bahasa lokal saat dirumah dan menggunakan bahasa nasional saat disekolah.

 Mandiri, dapat diimplementasikan dengan membiasakan anak untuk


mengerjakan tugasnya sendiri dengan baik dengan tidak mencontek pekerjaan teman
nya, menerapkan kedisplinan dan tanggung jawab seperi memberikan kepercayaan s
ebagai anggota pengurus kelas melalui struktur organisasi, memberi
kepercayaan melalui piket kelas atau bisa juga memberi kepercayaan dengan
memberikan tugas pekerjaan rumah.

 Bergotong royong, dapat diimplementasikan dengan memberikan kegiatan berdiskus


i pada saat pembelajaran berlangsung, membuat piket kelas, membiasakan kegiatan j
um;at bersih dengan melakukan kebersihah bersama dilingkungan sekolah. Hal ini
nantinya akan menumbuhkan jiwa rasa semangat dan
bekerjasama pada peserta didik

 Bernalar kritis, diwujudkan pada kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas


kepada peserta didik untuk mengasah kemampuan berpikir kritis seperti meminta
pendapatnya mengenai peristiwa dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Selain itu, pada proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran yang mendukung pendidikan abad-21 dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) yang mampu meningkatkan beberapa antara
lain keterampilan berpikir ktitis. Selain itu, model pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan secara berkelompok dalam mendiskusikan penyelesaian masalah agar
peserta didik tetap memiliki jiwa saling menghargai pendapat antar teman dan gotong
royong
 Kreatif, dapat dapat di implementasikan dengan memberikan wadah kepada peserta
didik untuk menyalurkan minat dan bakat melalui program sekolah,
mengajak mereka untuk berinovasi serta mengajak mereka untuk membuat dan men
ghasilkan karya khas mereka.

Anda mungkin juga menyukai