Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hendra Pranata

Kelas : PGSD C

Mata Kuliah : FPI

Aksi Nyata - Pancasila bagi Saya

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai

Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada

Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas

Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang

Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah

(kelas).

JAWAB :

1. Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, yang tidak

harus dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki ciri khas

tersendiri yaitu adanya keberagaman nilai yang terkandung di dalamnya. Sedangkan

Identitas adalah refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender,

budaya, etnis dan proses sosialisasi. Pancasila berfungsi sebagai Identitas bangsa

Indonesia, maksudnya adalah pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia menunjukkan

adanya ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh masyarakat berpedoman

pada nilai-nilai yang terkandung di dalam sila pancasila untuk menjalankan

kehidupannya sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, Pancasila juga digunakan sebagai

dasar filosofis Pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama di Indonesia, yang

berkontribusi bagi kesatuan hidup berbangsa dalam kemajemukan Indonesia. Nilai-


nilai Pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan untuk melestarikan

kemajemukan budaya, agama, ras dan suku di tengah tantangan dan ancaman

keterpecahan hidup berbangsa. Penerapan Pancasila sebagai entitas dan identitas

bangsa dalam pendidikan dapat diwujudkan sebagai Pendidikan yang Berpihak pada

peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 melalui program Profil Pelajar Pancasila di

sekolah. Profil Pelajar Pancasila. Namun pada kenyataannya terdapat berbagai

tantangan dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia

dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta

Didik dalam

Pendidikan Abad ke-21, tantangan-tantangan tersebut diantaranya adalah :

a. Kurang maksimalnya peran, dan perhatian orang tua dalam pendidikan anak.

Tantangan pertama dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa

Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak

pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 yang telah diajarkan di sekolah

adalah kurang maksimalnya peran, dan perhatian orang tua dalam Pendidikan anak.

Suciati dalam Heriyani (2010) berpendapat bahwa orang tua adalah pendidik pertama

yang ditemui anak di rumah, karena sebelum anak mengenal pendidikan di sekolah

formal orang tualah yang memperkenalkan pendidikan pada anak mereka. Dalam

keluarga ayah dan ibu (orang tua) adalah merupakan pendidik alamiah karena pada

masa awal kehidupan anak, orang tualah yang secara alamiah dapat selalu dekat dengan

anak-anaknya. Oleh karena itu, Orang tualah yang seharusnya paling berkewajiban

untuk mendidik anak mereka. Akan tetapi tugas orang tua tersebut kemudian sebagian

terpaksa dilimpahkan kepada orang lain yang disebut guru, dosen, atau ustadz atau

dilimpahkan ke Sekolah. Dari sini terkadang orang tua lupa untuk ikut terlibat dalam
memberikan perhatian pendidikan kepada anak karena sudah menyerahkan sepenuhnya

pendidikan anak kepada sekolah. Akibatnya, anak kurang mendapatkan bimbingan,

perhatian dan pendidikan dari orang tua terutama saat mereka berada di rumah atau di

luar sekolah. Karena kurangnya peran dan perhatian orang tua dalam pendidikan anak

tersebut, dan sikap orang tua yang hanya fokus terhadap perkembangan kognitif atau

pencapaian hasil nilai ujian semata anak-anaknya dapat mengakibatkan kurang

maksimalnya penanaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila sebagai karakter dalam

pendidikan anak yang telah diajarkan di sekolah mereka. Menurut Abdullah dalam

Heriyani (2010) peran dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tidak hanya

terkait Pendidikan intelektual semata, tetapi orang tua bertanggung jawab terhadap

Pendidikan, iman, akhlaq, fisik, psikis, dan social anak- nak mereka. Maka dari itu

Peran orang tua atau keluarga dalam Pendidikan terutama untuk membentuk karakter

anak sangatlah penting. Menurut Ki Hadjar dewantara (Dalam Amaliyah, 2021)

Lingkungan keluarga adalah pusat pendidikan utama dan pertama yang dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak baik dalam segi karakter,

budi pekerti maupun cara berpikir. Ki Hadjar Dewantara menempatkan pendidikan

pertama yaitu dilingkungan keluarga. Namun di era sekarang ini, hakikat pendidikan

kekeluargaan telah menurun, sehingga pendidikan keluarga yang seharusnya dijadikan

pendidikan yang utama dan pertama telah berubah menjadi pendidikan yang tidak

penting.

b. Pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik

Tantangan kedua dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas

Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang

Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 yang telah diajarkan di

sekolah adalah pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik.


Menurut Muhaimin (2022) Lingkungan merupakan salah satu objek yang sangat

berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang manusia. Terlebih lagi terhadap

pembentukan karakter serta tingkah laku bagi manusia itu sendiri. Seseorang yang

tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik maka akan baik pula karakter dan

tingkah laku yang terbentuk dalam dirinya. Begitu pula dengan manusia yang tumbuh

dan berkembang pada lingkungan yang buruk, maka karakter dan tingkah laku yang

terbentuk akan mendominasi pada lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan

pergaulan tempat berkembangannya perilaku terhadap kebiasaan yang ada di

lingkungan.Lingkungan pergaulan yang kurang baik akan berpengaruh pada

perkembangan jiwa seseorang. Hal- hal yang tidak baik yang diterimanya dalam

interaksi menjadi hal yang biasa baginya. Lingkungan dan pergaulan yang tidak baik

dapat mempengaruhi seseorang untuk melanggar norma-norma yang ada di dalam

masyarakat. Oleh karena itu lingkungan pergaulan anak atau peserta didik sangatlah

mempengaruhi dalam pembentukan karakter anak sehingga hal ini termasuk menjadi

tantangan dalam penghayatan Pancasila dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang

telah diajarkan di sekolah.

c. Akses Teknologi dan Informasi yang sangat mudah dan luas.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang dengan

begitu pesatnya. Semua informasi yang ingin diketahui dapat diakses dengan sangat

mudah melalui internet oleh orang dari segala usia. Apabila disalah gunakan oleh anak-

anak maka hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak kurang memiliki tata karma dan

sopan santun dalam berperilaku. Maka, dalam pendidikan perlu membiasakan peserta

didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru

berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam

mengakses informasi khususnya dari dunia digital.


2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan

Identitas

Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang

Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah

(kelas).

Jawab : Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai Entitas dan Identitas

Bangsa Indonesia dapat diterapkan dalam ekosistem sekolah (kelas) melalui program

Profil Pelajar Pancasila yang di wujudkan dalam Pendidikan yang Berpihak pada

Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6

dimensi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, meliputi:

a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia

b. Mandiri

c. Gotong royong

d. Berkebhinekaan global

e. Bernalar kritis

f. Kreatif

Perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan yang berpihak pada peserta

didik dalam Pendidikan abad 21 di ekosistem sekolah (kelas) tersebut dapat dilakukan

dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila sebagai

berikut ini :

a. Pada dimensi Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

Berakhlak Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu :

• Membiasakan peserta didik untuk beribadah sesuai dengan agama-agama

masing- masing. Contoh : untuk yang beragama Islam melaksanakan sholat

dhuha dan sholat zhuhur secara berjamah disekolah, merayakan PHBI


(Peringatan Hari Besar Islam),mengikuti lomba-lomba keagaaman, dan lain-

lain.

• Berdoa sebelum dan sesudah belajar.

• Membudayakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) kepada guru dan

kesesama teman.

• Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati

teman atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada

semua warga sekolah.

b. Pada dimensi Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan

berikut, yaitu :

• Memasukkan unsur-unsur kearifan lokal dalam pembelajaran. Contoh :

menganalisis bahan-bahan zat aditif yang terkandung dalam sambel pecel khas

Madiun.

• Memperingati hari besar nasional seperti memakai baju adat saat Hari

Peringatan Sumpah Pemuda.

c. Pada dimensi Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut,

yaitu :

• Guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi

dan kerja kelompok untuk melatih kerja sama dan semangat gotong peserta

didik

• Mengadakan kegiatan bersih lingkungan sekolah bersama-sama. Contoh :

pada hari jumat para peserta didik diajak untuk bergotong royong dalam

membersihkan lingkungan sekolah.

d. Pada dimensi Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu :

• Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik


• Sekolah memberikan wadah untuk mengasah kemandirian peserta didik

melalui organisasi atau ekstrakurikuler.

e. Pada dimensi Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:

• Guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mampu mengasah

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Contoh : meminta pendapat peserta

didik terkait kejadian nyata yang berhubungan dengan materi yang sedang

dipelajari.

• Guru dan peserta didik melekasanakan pembelajaran yang mampu mengasah

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Contoh : menggunakan model

pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain

sebagainya.

f. Pada dimensi kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu :

• Guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mampu mengasah

kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Contoh : meminta peserta didik

untuk membuat mind map, peta konsep, atau infografis terkait tugas mereka.

Daftar Pustaka :

Amaliyah, Sania. 2021. Konsep Pendidikan Keluarga Menurut Ki Hadjar


DewantaraJurnal:UniversitasPendidikanIndonesia.https://jptam.org/index.php/jptam/article/d
ownload/1171/1050.
Heriyani. 2010. Peran Orang Tua Dalam Membimbing Belajar Anak Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV MI Ma’arif Banjarparakan Kecamatan Rawalo
KabupatenBanyumas.Skripsi.Purwokerto:STAINPurwokerto.http://repository.iainpurwokerto
.ac.id/473/1/Heriyani_PERAN%20ORANG%20TUA%20DALAM%20MEMBIMBING%20
BELAJAR%20ANAK.pdf .
Muhaimin, Andi Nurul. 2022. Pengaruh Lingkungan Pergaulan Terhadap Tingkah Laku Pada
Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Muhammadiyah 3 Makassar. Skripsi.
Makassar:UniversitasMuhammadiyahMakassar.https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/33
039-Full_Text.pdf

Anda mungkin juga menyukai