Anda di halaman 1dari 9

Pancasila sebagai Entitas

dan Identitas Bangsa


Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta
Didik dalam Pendidikan
Abad ke-21

Oleh : Beta Radish Charica Dewi


komponen utama

Pancasila Sebagai Pancasila Sebagai Profil Pelajar


Entitas Bangsa Identitas Bangsa Pancasila

Relevansi Pendidikan
berpihak pada Pendidikan Abad
peserta didik - 21
Pancasila Sebagai
entitas bangsa
Soemantri (2010) menyatakan bahwa,
“bangsa dipersepsi sebagai entitas yang
memiliki hakekat yang dengannya dia
dibedakan dengan bangsa lain”. Dengan
kata lain, entitas adalah suatu ciri khas /
jati diri Jati diri bangsa yang membuatnya
lekas dikenali oleh orang. Pengenalan
tersebut dapat dilihat dari tutur kata,
perilaku dan pandangan masyarakat yang
ada di dalamnya. Bangsa Indonesia dikenal
sebagai bangsa yang toleran terhadap
keberagaman yang ada dan terbuka
terhadap perbedaan tersebut. Toleransi
perbedaan yang ada pada bangsa Indonesia
diwujudkan ke dalam Pancasila. Sebagai
entitas bangsa indonesia, Pancasila telah
menunjukkan ciri khas tersendiri dari
bangsa Indonesia yakni dengan adanya
keberagaman nilai yang terkandung
didalamnya. Oleh Ir. Soekarno Pancasila
dipadatkan menjadi satu poin utama yaitu
gotong royong. Dalam gotong royong
tersembunyi panduan sila lainnya:
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
demokrasi dan keadilan sosial.
Pancasila Sebagai
Identitas bangsa
Identitas nasional adalah pemersatu
bangsa yang mampu mempererat
hubungan antar warga masyarakat dalam
menjalankan dan meraih cita-cita bersama,
tujuan untuk masa depan bangsa (Adha et
al., 2021). Pancasila sebagai identitas
nasional / identitas bangsa memberikan
ciri khas yang melekat yaitu Bhineka
Tunggal Ika, yang artinya walau berbeda –
beda namun tetap satu jua. Perbedaan
tersebut disadari oleh masyarakat
indonesia bahwa bangsa Indonesia terdiri
dari keberagaman budaya, seni, bahasa,
adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai yang
dijaga, petuah atau pesan-pesan dari para
tokoh yang ada di setiap daerah. Dengan
adanya Pancasila, keberagaman yang ada
tidak lagi menjadi alasan untuk
menciptakan perpecahan. Keberagaman
justru disatukan untuk saling melengkapi
dengan adanya rasa saling toleransi.
Perwujudan
Profil Pelajar Pancasila
Penghayatan entitas dan identitas bangsa menjadi sesuatu
yang penting bagi para generasi muda atau milenial agar
mereka tumbuh menjadi generasi yang religious,
bermoral, menjunjung kebinekaan, demokratis dan
bermatabat, memajukan peradaban serta
mensejahterakan umat manusia secara lahir dan batin.
Salah satu upaya untuk mewujudkan langkah tersebut
adalah dengan adanya pengutan Profil Pelajar Pancasila.
Elemen dalam Profil Pelajar Pancasila diantaranya adalah :
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, berkebinekhaan global,mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Dalam
ranah yang lebih luas, keenam elemen ini akan
menumbuhkan karakter dalam diri peserta didik yang
meliputi wawasan, pemahaman diri, keteguhan hati, nilai
baik terhadap Tuhan YME, dan hubungan positif dengan
diri sendiri , orang lain, lingkungan maupun masyarakat.
Profil Pelajar Pancasila akan menjadikompas bagi pendidik
dan pelajar Indonesia,dan merupakan tujuan akhir segala
pembelajaran, program dan kegiatan di satuan pendidikan.
Pendidikan
Abad ke - 21
Pada abad ke-21 bangsa indonesia mengalami perkembangan
pesat di bidang teknologi. Saat ini, siapapun bisa mengakses
informasi dengan bebas. Dampak negatifnya, kebebasan ini
sering disalahgunakan sehingga menyebabkan kurangnya tata
krama pada banyak anak danremaja. Untuk mengantisipasi
adanya kemunduran moral tersebut, maka pendidik perlu
menanamkan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan Abad ke-21. Dampak positifnya, pendidik dan
peserta didik memiliki tantangan baru serta peluang untuk
meningkatkan kualitas diri dan pembelajaran yang ada. Ada
enam keterampilan yang harus dikuasi dalam pendidikan abad
ke-21. Keterampilan tersebut yaitu : berpikir kritis,
kolaborasi,komunikasi, kreativitas, kewarganegaraan/budaya,
dan pendidikan karakter/konektivitas. Kurikulum yang
diterapkan di Indonesia saat ini, yaitu Kurikulum Merdeka,
dinilai mampu untuk memfasilitasi peserta didik dalam
mencapai keterampilan – keterampilan tersebut. Guru juga
memiliki kesempatan untuk menciptakan pembelajaran yang
lebih berkualitas dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi dan media yang ada.

PENDIDIKAN YANG
BERPIHAK PADA
PESERTA DIDIK
Menteri Pendidikan RI, Nadiem Makariem, mencetuskan
konsep merdeka belajar dalam Kurikulum Merdeka sebagai
kemerdekaan berfikir. Dalam praktiknya, baik pendidik
maupun peserta didik sama – sama memiliki kebebasan,
kontribusi dan berbagi pengalaman belajar. Merdeka belajar
menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani
dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Sebagai
pendidik, guru tidak hanya berbagi informasi tetapi juga
berbagi dalam pertumbuhan intelektual dan spiritual
peserta didik .Setiap peserta didik memiliki latar belakang
yang berbeda baik secara minat, pengalaman, kepasitas
pembelajaran, kebutuhan dll. Dalam praktiknya, guru akan
memilih startegi terbaik supaya pembelajaran yang
dilakukan bisa menciptakan peserta didik yang tidak hanya
pintar dalam aspek pengetahuan secara umum tetapi juga
memiliki analisa dan penalaran yang tajam dalam
mengatasi suatu masalah. Selain itu, peserta didik juga
diharapkan mampu memiliki budi pekerti dan karakter
yang baik. Pendidikan karakter ini dilakukan melalui profil
pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong,
berkebhinekaan global, bernalar kritis dan mandiri.

RELEVANSI
Pendidikan abad ke-21, memiliki sisi positif dan negatif
dalam pelaksanaannya. Sisi negatifnya adalah kebebasan
ini sering disalahgunakan sehingga menyebabkan
kurangnya tata krama pada banyak anak dan remaja.
Padahal dalam kurikulum merdeka saat ini, peserta didik
diharapkan mampu memiliki budi pekerti dan karakter yang
baik. Sehingga, untuk mengantisipasi adanya kemunduran
moral dan menguatkan karakter peserta didik tersebut,
pendidik perlu menanamkan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan Abad ke-21. Dengan begitu, peserta didik tidak
akan lupa pada nilai - nilai luhurnya yang harus dijaga
sebagai entitas dan identitas bangsa.

Dalam prinsip merdeka belajar guru akan memilih strategi


terbaik supaya pembelajaran yang dilakukan bisa
menciptakan peserta didik yang tidak hanya pintar dalam
aspek pengetahuan secara umum tetapi juga memiliki
analisa dan penalaran yang tajam dalam mengatasi suatu
masalah. Sehingga pendidik perlu membiasakan
keterampilan berpikir kritis,kolaborasi, komunikasi,
kreativitas, kewarganegaraan/budaya, dan pendidikan
karakter/konektivitasyang juga merupakan dasar
penguasaan keterampilan abad ke-21.

Sumber Referensi
Adha, M. M., Perdana, D. R., & Supriyono, S. (2021). Nilai pluralistik:
Eksistensi jatidiri bangsa indonesia dilandasi aktualisasi penguatan
identitas nasional. Jurnal Civic Hukum, 6(1), 10-20.

Somantri, G. R. (2010, September). Jati Diri Bangsa. In Makalah


Seminar.

Susilawati, E., Sarifudin, S., & Muslim, S. (2021). INTERNALISASI


NILAI PANCASILA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI
PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA BERBANTUAN
PLATFORM MERDEKA MENGAJAR. Jurnal Teknodik, 25(2), 155–167.
https://doi.org/10.32550/teknodik.v25i2.897

Salsabila, A., & Nawawi, E. (2023). Perwujudan Profil Pelajar


Pancasila Pada Pendidikan Abad Ke-21 Di SMA Negeri 1 Palembang.
Jurnal Pengabdian West Science, 2(01), 98-108.

Philiyanti, F., Prasetio, V. M., & Sari, L. P. (2021). RELEVANSI


KEBUTUHAN STAKE HOLDER TERHADAP PENGEMBANGAN
KURIKULUM BERBASIS KETERAMPILAN ABAD 21. Kagami: Jurnal
Pendidikan dan Bahasa Jepang, 12(2), 12-20.

Sibagariang, D., Sihotang, H., & Murniarti, E. (2021). Peran guru


penggerak dalam pendidikan merdeka belajar di indonesia. Jurnal
Dinamika Pendidikan, 14(2), 88-99.

Anda mungkin juga menyukai