AKSI NYATA FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA PANCASILA SEBAGAI ENTITAS DAN IDENTITAS BANGSA INDONESIA DAN PERWUJUDAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
1. Tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia
dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21. Tantangan dalam menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke 21 ini dalam konteks pergaulan dan hubungan antar bangsa di seluruh dunia. Bangsa Indonesia tidak dapat menghindar dari permasalahan pengaruh globalisasi yang terjadi pada berbagai bidang kehidupan. Globalisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai masuknya pengaruh budaya asing ke pergaulan dunia secara internasional. Globalisasi dapat mempengaruhi dan menyebarluaskan ideologi liberalisme kepada seluruh negara, mempengaruhi negara- negara di seluruh dunia untuk menerapkan konsep, prinsip, dan nilai dasar liberalisme di berbagai bidang kehidupan, terutama pada bidang politik, sosial, ekonomi, gaya hidup, hingga budaya yang dapat mengancam eksistensi dari nilai-nilai Pancasila sebagai Identitas bangsa Indonesia. Globalisasi memiliki pengaruh negatif dan positif. Namun sisi negatif dari globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia. Terlebih dalam Pendidikan Abad 21 ini semua serba instan dengan bantuan Teknologi banyak yang didapatkan dengan memudahkan dalam berkreativitas. Namun dalam pembelajarannya diintegrasikan dnegan kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan sikap, serta penguasaan dalam teknologi. Dengan tantangan dari pengaruh global tersebut menjadi kekuatan bersama untuk bisa mempertahankan Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia. 2. Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas). Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap bangsa pasti memiliki identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya dari bangsa itu sendiri. Pada dasarnya budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas Bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia ialah pancasila memiliki ciri khas atau keunikan yang berbeda dengan bangsa lain. Keunikan atau ciri khas tersebut mulai dari keberagaman budaya, adat, suku, agama, ras, yang dapat menyatukan Indonesia dengan kebhinekaannya. Pancasila sebagai identitas nasional, yaitu sebagai kepribadian bangsa, sebagai simbolik yang dapat mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan sesuai relnya tetapi tidak melawan arus globalisasi, melainkan bangsa menjadi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan Alasan Pancasila sebagai identitas nasional karena bangsa Indonesia salah satu dari masyarakat internasional yang punya sejarah dan prinsip yang berbeda dengan bangsa-bangsa di dunia. Prinsip dasar filsafat dijadikan sebagai asas filsafat hidup berbangsa dan bernegara yang berupa Pancasila. Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila merupakan sebuah kumpulan kompetensi dan karakter
esensial yang harus dipelajari dan diajarkan melalui lintas disiplin ilmu. Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Profil Pelajar Pancasila tertuang dalam 6 dimensi, yang mana setiap dimensi memiliki beberapa elemen yang dapat menggambarkan kompetensi dan karakter tersebut. Berikut 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila
1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global. 3. Bergotong royong. 4. Mandiri. 5. Bernalar kritis. 6. Kreatif. Menjadikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia Pancasila menjadi salah satu sumber nilai untuk dapat mengarahkan kepada proses pendidikan yang menyangkut secara jelas tujuan dari pendidikannya yaitu agar mampu menghasilkan manusia indonesia yang mampu mengenali potensi pada dirinya sehingga mampu menjalankan kehidupannya dengan penuh tanggung jawab dalam semua aspek atau dimensi kehidupannya. Sesuai dengan Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan tersebut dilakukan secara terus menerus dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan.
Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi sendiri, yaitu :
- Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tidak lepas dari nilai-nilai
luhur yang merupakan suatu tolok ukur kebaikan yang bersifat mendasar. - Pancasila dalam kedudukannya sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara dan ideologi negara. - Pancasila sebagai suatu Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bukan hanya pemikiran seseorang atau kelompok, tapi Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Berdasarkan kedudukan dan fungsi Pancasila, maka landasan pendidikan pancasila harus ditanamkan dalam dunia pendidikan baik yang bersifat informal maupun formal.
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam pendidikan abad ke-21 Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran dan penambahan pendidikan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada lingkungan pembelajaran dapat diharapkan kepada peserta didik agar mampu mengembangkan potensi pada diri dan kepedulian terhadap lingkungan demi ketuntasan belajar. Dengan menerapkan filosofi pendidikan nasional Ki Hadjar
Dewantara diharapkan mampu menanamkan budi pekerti siswa dan
meningkatkan daya nalar kritis sehingga mencerminkan pelajar yang cerdas dan berbudi luhur. Pendidikan yang baik akan menjadikan negara yang berbudaya dan memiliki peradaban yang baik dimasa mendatang.
Sebisa mungkin untuk guru menggiring peserta didiknya untuk aktif
dalam kegiatan KBM sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat berpihak pada peserta didik. Untuk dapat mengembangkan potensi pada peserta didik, selain usaha keras dari dalam diri mereka, orang disekitar juga sangat berpengaruh tidak terkecuali guru. Guru harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan apalagi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi banyak hal positif yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kompetensi guru untuk mendukung pembelajaran. Pada era pendidikan abad ke 21 ini, guru dapat memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan daya bernalar dan berpikir kritis oleh peserta didik. Selain itu, dengan mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga dapat menciptakan keaktifan serta semangat yang dimiliki oleh peserta didik. Upaya menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran di sekolah, yaitu : - Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa : Untuk menumbuhkan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, peserta didik perlu diarahkan dan diberi pemahaman serta pembiasaan yang dilatih baik dirumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang dapat diterapkan disekolah adalah melatih keikhlasan untuk membantu orang lain dan berperilaku yang baik. Melakukan pembiasaan untuk membuka dan menutup kegiatan KBM dengan berdoa dan membaca ayat pendek. Seperti ditempat sekolah dasar tempat saya melaksanakan PPL 1 di SDN Tlogomas 2 Kota Malang. Dengan melakukan pembiasaan setiap pagi membaca doa bersama dan asmaul husna kemudian menerapkan kegiatan istghosah yang dilaksanakan setiap hari Jumat diawal bulan. - Berkebhinekaan global : Untuk menumbuhkan perilaku berkebhinekaan global dapat dilakukan dengan cara memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing adapun perbedaan budaya yang nantinya mereka hadapi di lingkungan lain itu hal yang menjadi kekayaan budaya bangsa sehingga memiliki kesadaran berkebinekaan. - Kemarin ketika PPL 1 di SDN Tlogomas 2 Kota Malang yang saya temukan ketika peringatan hari Sumpah Pemuda peserta didik, tenaga pendidik, karyawan sekolah, serta mahasiswa PPL 1 mengenakan baju adat daerah. - Ada yang mengenakan baju adat, papua, bali, sulawesi, kalimantan dan kegiatan tersebut berdampak positif dengan lebih mengenalkan warisan budaya dan mengetahui nama baju adat dari wilayah yang berbeda-beda. Serta pengalaman pertama bagi saya mengenakan baju Bodo adat dari Sulawesi. - Gotong royong : Untuk melatih persatuan dan kesatuan siswa juga perlu ditanamkan rasa saling menghormati dan gotong royong. Gotong royong ini diimplementasikan dalam menjaga lingkungan. Gotong royong dapat dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan piket. - Mandiri : Untuk melatih kemandirian peserta didik dapat menerapkannya pada kegiatan ekstrakurikuler yang pada sekolah tempat saya PPL 1 di SDN Tlogomas 2 Kota Malang dilaksanakan full di hari sabtu yang memang ekspert melatih kemandirian peserta didik yakni dengan mewajibkan semua peserta didik untuk ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Peserta didik terlihat antusias dan bersemangat dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut. - Bernalar kritis : Dalam kegiatan KBM peserta didik diarahkan untuk bernalar dalam hal memecahkan masalah yang sedang dihadapi sesuai dengan konsep yang telah dipelajari. Selain penerapan pembelajaran dalam kehidupan, peserta didik diharapkan dapat dapat mengimplementasikan pembelajaran yang dapat mengasah keterampilan pendidikan kecakapan hidup serta peserta didikm dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari- hari. Peserta didik antusias dalam pembelajaran di kelas dengan memperhatikan guru dan menanggapi setiap aktivitas pembelajaran. Serta dengan kelompok atau diskusi bersama dapat melatih peserta didik dalam bernalar kritis.
- Kreatif : Dalam hal ini, peserta didik diberikan kebebasan menentukan
sesuai dengan minatnya masing-masing, guru hanya memberikan fasilitas dan memberikan dasar serta konsep dari materi. Ketika dalam pembelajaran membuat projek maka kreativitas peserta didik dapat dilatih dan dapat dikembangakan. Dengan adanya pegimplementasian Profil Pelajar Pancasila yang menekankan pembelajaran berpusat pada peserta didik diharapkan peserta didik mampu mengaktualisasi diri dengan apa yang mereka pelajari di bangku sekolah dan mengimplementasikannya dalam kehidupan hari-hari, sehingga apa yang mereka pelajari dapat dirasakan manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun lingkungan dalam segala kondisi. Selain itu peserta didik mampu beradaptasi baik pada kondisi lingkungan apapun yang melibatkan segala macam perbedaan sehingga mencerminkan profil pelajar Pancasilayang telah dipelajari. Dari pembelajaran Profil Pelajar Pancasila diharapkan mencerminkan pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.