Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NITA DWI OKTAVIANI

KELAS : PPG PRAJABATAN PGSD 008


NIM : 202210631013299

AKSI NYATA
FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
PANCASILA SEBAGAI ENTITAS DAN IDENTITAS BANGSA INDONESIA
DAN PERWUJUDAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

1. Tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia


dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Tantangan dalam menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke 21 ini dalam konteks pergaulan dan
hubungan antar bangsa di seluruh dunia. Bangsa Indonesia tidak dapat menghindar
dari permasalahan pengaruh globalisasi yang terjadi pada berbagai bidang kehidupan.
Globalisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai masuknya pengaruh budaya
asing ke pergaulan dunia secara internasional. Globalisasi dapat mempengaruhi dan
menyebarluaskan ideologi liberalisme kepada seluruh negara, mempengaruhi negara-
negara di seluruh dunia untuk menerapkan konsep, prinsip, dan nilai dasar liberalisme
di berbagai bidang kehidupan, terutama pada bidang politik, sosial, ekonomi, gaya
hidup, hingga budaya yang dapat mengancam eksistensi dari nilai-nilai Pancasila
sebagai Identitas bangsa Indonesia. Globalisasi memiliki pengaruh negatif dan positif.
Namun sisi negatif dari globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia.
Terlebih dalam Pendidikan Abad 21 ini semua serba instan dengan bantuan Teknologi
banyak yang didapatkan dengan memudahkan dalam berkreativitas. Namun dalam
pembelajarannya diintegrasikan dnegan kemampuan literasi, pengetahuan,
keterampilan sikap, serta penguasaan dalam teknologi. Dengan tantangan dari
pengaruh global tersebut menjadi kekuatan bersama untuk bisa mempertahankan
Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia.
2. Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil
Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
 Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap bangsa pasti memiliki identitas
yang sesuai dengan latar belakang budaya dari bangsa itu sendiri. Pada dasarnya
budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan
dikembangkan secara terus menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu
bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas
Bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi
tersebut.
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia ialah pancasila memiliki ciri
khas atau keunikan yang berbeda dengan bangsa lain. Keunikan atau ciri khas
tersebut mulai dari keberagaman budaya, adat, suku, agama, ras, yang dapat
menyatukan Indonesia dengan kebhinekaannya.
Pancasila sebagai identitas nasional, yaitu sebagai kepribadian bangsa,
sebagai simbolik yang dapat mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan
sesuai relnya tetapi tidak melawan arus globalisasi, melainkan bangsa menjadi
lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan Alasan
Pancasila sebagai identitas nasional karena bangsa Indonesia salah satu dari
masyarakat internasional yang punya sejarah dan prinsip yang berbeda dengan
bangsa-bangsa di dunia. Prinsip dasar filsafat dijadikan sebagai asas filsafat
hidup berbangsa dan bernegara yang berupa Pancasila.
 Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila merupakan sebuah kumpulan kompetensi dan karakter


esensial yang harus dipelajari dan diajarkan melalui lintas disiplin ilmu.
Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan
memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan
dengan budaya luhur bangsa. Profil Pelajar Pancasila tertuang dalam 6
dimensi, yang mana setiap dimensi memiliki beberapa elemen yang dapat
menggambarkan kompetensi dan karakter tersebut.
Berikut 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila

1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.


2. Berkebhinekaan global.
3. Bergotong royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
 Menjadikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia
Pancasila menjadi salah satu sumber nilai untuk dapat mengarahkan
kepada proses pendidikan yang menyangkut secara jelas tujuan dari
pendidikannya yaitu agar mampu menghasilkan manusia indonesia yang
mampu mengenali potensi pada dirinya sehingga mampu menjalankan
kehidupannya dengan penuh tanggung jawab dalam semua aspek atau dimensi
kehidupannya.
Sesuai dengan Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan
adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani selaras
dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan tersebut dilakukan secara terus
menerus dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan.

Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi sendiri, yaitu :

- Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tidak lepas dari nilai-nilai


luhur yang merupakan suatu tolok ukur kebaikan yang bersifat
mendasar.
- Pancasila dalam kedudukannya sering disebut sebagai Dasar Filsafat
atau Dasar Falsafah Negara dan ideologi negara.
- Pancasila sebagai suatu Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia pada
hakikatnya bukan hanya pemikiran seseorang atau kelompok, tapi
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan
serta religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia.
Berdasarkan kedudukan dan fungsi Pancasila, maka landasan
pendidikan pancasila harus ditanamkan dalam dunia pendidikan baik yang
bersifat informal maupun formal.

 Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang Berpihak


pada Peserta Didik dalam pendidikan abad ke-21
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak
pada peserta didik dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran dan
penambahan pendidikan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada lingkungan
pembelajaran dapat diharapkan kepada peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi pada diri dan kepedulian terhadap lingkungan demi
ketuntasan belajar. Dengan menerapkan filosofi pendidikan nasional Ki Hadjar

Dewantara diharapkan mampu menanamkan budi pekerti siswa dan


meningkatkan daya nalar kritis sehingga mencerminkan pelajar yang cerdas dan
berbudi luhur. Pendidikan yang baik akan menjadikan negara yang berbudaya
dan memiliki peradaban yang baik dimasa mendatang.

Sebisa mungkin untuk guru menggiring peserta didiknya untuk aktif


dalam kegiatan KBM sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat berpihak
pada peserta didik. Untuk dapat mengembangkan potensi pada peserta didik,
selain usaha keras dari dalam diri mereka, orang disekitar juga sangat
berpengaruh tidak terkecuali guru. Guru harus memiliki kompetensi yang
dibutuhkan apalagi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
banyak hal positif yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kompetensi
guru untuk mendukung pembelajaran.
Pada era pendidikan abad ke 21 ini, guru dapat memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan daya bernalar dan
berpikir kritis oleh peserta didik.
Selain itu, dengan mengimplementasikan teknologi dalam
pembelajaran dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga dapat
menciptakan keaktifan serta semangat yang dimiliki oleh peserta didik.
Upaya menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran di
sekolah, yaitu :
- Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa : Untuk
menumbuhkan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, peserta didik perlu diarahkan dan diberi pemahaman serta pembiasaan
yang dilatih baik dirumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Beberapa hal yang dapat diterapkan disekolah adalah melatih keikhlasan
untuk membantu orang lain dan berperilaku yang baik. Melakukan
pembiasaan untuk membuka dan menutup kegiatan KBM dengan berdoa
dan membaca ayat pendek. Seperti ditempat sekolah dasar tempat saya
melaksanakan PPL 1 di SDN Tlogomas 2 Kota Malang. Dengan
melakukan pembiasaan setiap pagi membaca doa bersama dan asmaul
husna kemudian menerapkan kegiatan istghosah yang dilaksanakan setiap
hari Jumat diawal bulan.
- Berkebhinekaan global : Untuk menumbuhkan perilaku berkebhinekaan
global dapat dilakukan dengan cara memberikan pemahaman kepada peserta
didik bahwa setiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing adapun
perbedaan budaya yang nantinya mereka hadapi di lingkungan lain itu hal
yang menjadi kekayaan budaya bangsa sehingga memiliki kesadaran
berkebinekaan.
- Kemarin ketika PPL 1 di SDN Tlogomas 2 Kota Malang yang saya
temukan ketika peringatan hari Sumpah Pemuda peserta didik, tenaga
pendidik, karyawan sekolah, serta mahasiswa PPL 1 mengenakan baju adat
daerah.
- Ada yang mengenakan baju adat, papua, bali, sulawesi, kalimantan dan
kegiatan tersebut berdampak positif dengan lebih mengenalkan warisan
budaya dan mengetahui nama baju adat dari wilayah yang berbeda-beda.
Serta pengalaman pertama bagi saya mengenakan baju Bodo adat dari
Sulawesi.
- Gotong royong : Untuk melatih persatuan dan kesatuan siswa juga perlu
ditanamkan rasa saling menghormati dan gotong royong. Gotong royong ini
diimplementasikan dalam menjaga lingkungan. Gotong royong dapat
dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan piket.
- Mandiri : Untuk melatih kemandirian peserta didik dapat menerapkannya
pada kegiatan ekstrakurikuler yang pada sekolah tempat saya PPL 1 di SDN
Tlogomas 2 Kota Malang dilaksanakan full di hari sabtu yang memang
ekspert melatih kemandirian peserta didik yakni dengan mewajibkan semua
peserta didik untuk ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan
minat dan bakat yang dimiliki. Peserta didik terlihat antusias dan
bersemangat dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
- Bernalar kritis : Dalam kegiatan KBM peserta didik diarahkan untuk
bernalar dalam hal memecahkan masalah yang sedang dihadapi sesuai
dengan konsep yang telah dipelajari. Selain penerapan pembelajaran dalam
kehidupan, peserta didik diharapkan dapat dapat mengimplementasikan
pembelajaran yang dapat mengasah keterampilan pendidikan kecakapan
hidup serta peserta didikm dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Peserta didik antusias dalam pembelajaran di kelas dengan
memperhatikan guru dan menanggapi setiap aktivitas pembelajaran. Serta
dengan kelompok atau diskusi bersama dapat melatih peserta didik dalam
bernalar kritis.

- Kreatif : Dalam hal ini, peserta didik diberikan kebebasan menentukan


sesuai dengan minatnya masing-masing, guru hanya memberikan fasilitas
dan memberikan dasar serta konsep dari materi. Ketika dalam pembelajaran
membuat projek maka kreativitas peserta didik dapat dilatih dan dapat
dikembangakan.
Dengan adanya pegimplementasian Profil Pelajar Pancasila yang
menekankan pembelajaran berpusat pada peserta didik diharapkan peserta
didik mampu mengaktualisasi diri dengan apa yang mereka pelajari di
bangku sekolah dan mengimplementasikannya dalam kehidupan hari-hari,
sehingga apa yang mereka pelajari dapat dirasakan manfaatnya baik untuk
diri sendiri maupun lingkungan dalam segala kondisi. Selain itu peserta
didik mampu beradaptasi baik pada kondisi lingkungan apapun yang
melibatkan segala macam perbedaan sehingga mencerminkan profil pelajar
Pancasilayang telah dipelajari. Dari pembelajaran Profil Pelajar Pancasila
diharapkan mencerminkan pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong,
mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

-
-

Anda mungkin juga menyukai