(TUGAS AKHIR)
OLEH:
Dea Faisal Rahmad Salim
202210631013206
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-
Nya proses restrukturisasi portofolio ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya sadar bahwa apa yang telah saya peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih
payah saya sendiri, tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, kami
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Rose Fitria Lutfiana, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Computational Thinking yang telah membimbing dan mendidik saya selama
satu semester ini.
2. Teman-teman mahasiswa PPG Prajabatan jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
3. Penyelenggara program PPG Prajabatan yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mempelajari lebih dalam mata kuliah Computational
Thinking ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah
dari Allah Yang Maha Esa. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam
restrukturisasi portofolio ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan restrukturisasi portofolio ini.
Akhir kata, saya berharap semoga portofolio ini bermanfaat bagi kita semua.
E. Elaborasi Pemahamahan
dan Koneksi Antar Materi
(Hasil Kaitan antara CP
mata
pelajaran)
............................................
Y
F. Aksi Nyata (Hasil Refleksi) ................................... Y
Topic 1
Topic 1
3 Apakah dalam CT diperlukan suatu permasalahan? Hal ini berkaitan dengan pertanyaan nomor 1 dimana
disebutkan bahwa dalam penerapan Computational
Thinking perlu sebuah persoalan dimana suatu
persoalan tersebut merupakan suatu masalah yang
harus ditangani dan ditentukan suatu formulanya
demi suatu solusi yang efektif dan optimal dilakukan
dalam pemecahan suatu permasalahan
KONEKSI ANTAR MATERI
Topic 1
Computational Thinking
Topik 1 Pendalaman Pemahaman Computational Thinking
Koneksi Antar Materi
Pertanyaan :
1. Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari Anda!
Jawaban :
Computational thinking merupakan kemampuan memecahkan masalah dengan
menerapkan ilmu komputasi. Kemampuan pemecahan masalah ini
memungkinkan kamu untuk menganalisis masalah yang kompleks, memahami
apa masalahnya, dan menentukan solusi yang tepat. Dengan computational
thinking, kamu dapat menguraikan masalah menjadi beberapa bagian atau
tahapan yang efektif. Sehingga menghasilkan solusi yang tepat dan dapat
dipahami baik oleh komputer, manusia, atau keduanya. Dalam konsepnya,
terdapat empat pilar utama dalam berpikir komputasi, yang masing-masing
memiliki tujuannya sendiri yaitu Dekomposisi, mengenali pola, abstraksi, dan
algoritma. Berikut contoh Penerapan CT dalam kehidupan seharihari yaitu: a.
Memasak, memerlukan pemikiran CT karena tidak hanya sekedar memasak
tapi berfikir bagaimana cara memasak dengan cepat, dan tepat sesuai gizi yang
dibutuhkan b. Mencuci pakaian putih, memerlukan pemikiran CT karena
mencuci pakaian putih memiliki tantangan tersendiri yaitu jika perlakuannya
salah maka akan berakibat negative seperti warna pakaian memudar, kusut atau
bahkan terkena warna pakaian lain
2. Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang
akan Anda ajar?
Jawaban:
Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk pengajaran, soal-
soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas. Computational thinking dapat
diterapkan pada mata pelajaran pendekatan dalam proses pembelajaran. CT
memang memiliki peran penting dalam pengembangan aplikasi komputer,
namun CT juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah di
semua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan.
Computational juga dapat diterapkan pada setiap pembelajaran yang akan
diajarkan. Contohnya seperti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam
membuat kolase dari bahan biji-bijian.
Dekomposisi: Sebelum melaksanakan kegiatan , peserta didik menyiapkan
biji-bijian untuk ditempel ke gambar, lem dan gunting serta peralatan lain yang
di butuhkan. Biji-bijian yang digunakan terdiri dari berbagai jenis seperti
jagung, kedelai,kacang-kacangan,beras.
Pengenalan pola : Pembuatan kolase dilakukan dengan peserta didik
menggambar terlebih dahulu sebuah gambar yang akan di gunakan untuk
kerajinan kolase
Abstraksi : Pandangan peserta didik terkait seberapa banyak biji-bijian yang
akan di gunakan dalam membuat kerajinan kolase, sehingga menentukan
ukuran gambar.
Algoritma : Peserta didik telah memahami cara membuat kolase dari biji-
bijian yang nantinya akan ditempelkan ke gambar yang telah di buat.
AKSI NYATA
Topic 1
PERTANYAAN REFLEKTIF
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT di dalam
Kurikulum Merdeka?
Keberadaan CT di dalam Kurikulum Merdeka sangat mendukung proses
pembelajaran. Kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dengan mengutamakan penggunakan model
Problem-Based Learning dan Project-Based Learning. Dua model ini perlu
didukung dengan adanya Computational Thinking, sebab model pembelajaran
ini menuntut peserta didik untuk dapat memiliki kemampuan problem solving
yang bak. Adanya CT akan menuntun peserta didik untuk dapat menganalisis
dan memecahkan masalah atau persoalan dalam kehidupan sehari-hari dengan
kreatif, logis, sistematis, dan terstruktur sehingga didapatkan pemecahan
masalah yang efektif, efisien, dan optimal.
1. Paparan Konsep
Paparan Konsep CT dalam kurikulum juga seperti pembelajaran yang lain,
yaitu memiliki Capaian Pembelajaran (CP). Dalam kurikulum SD, CT
diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan
IPAS. Sementara untuk jenjang SMP dan SMA, CT secara eksplisit terdapat
pada mata pelajaran Informatika. Terdapat keserupaan CP pada fase-fase yang
diberikan, namun pada setiap kenaikan fase, diberikan persoalan atau problem
dengan kompleksitas yang semakin meningkat, untuk objek mulai konkrit
sampai dengan “abstrak”. Pembelajaran CT perlu dimulai sejak usia dini dan
perlu terus diasah bersama semua mata pelajaran lainnya. Kemampuan dan
keterampilan CT diperoleh secara konstruktif dan berjenjang sesuai dengan
usia dan seiring dengan semakin dalamnya pengetahuan bidang lain yang
dikuasainya.
2. Bagi calon guru kelas I sampai VI. Ceritakan dengan kata-kata Anda
sendiri terkait peningkatan capaian yang ada pada fase A sampai C.
Apakah Anda dapat melihat peningkatan capaian dari fase A-C? Jelaskan
jawaban Anda!
Saya dapat melihat peningkatan dari setiap CP. Hal ini dilihat dari kemajuan
hasil belajar siswa terjadi melalui penilaian pembelajaran, yaitu. evaluasi
Siswa yang belum mencapai hasil belajarnya atau yang mengalami
peningkatan hasil belajarnya dapat memperoleh bantuan untuk mencapai hasil
belajarnya. Peningkatan hasil belajar tahap A-C tercermin dari hasil belajar
hasil akhir. Sehingga peningkatan capaian yang ada pada fase A-C dapat
ditunjukkan dengan adanya kompetensi yang ingin dicapai pada setiap fase
meningkat.
Tuliskan Pemahaman yang anda dapat dari presentasi rekan anda mengenai CP CT pada fase
yang berbeda dari fase yang anda kerjakan dalam kelompok
Fase B Peserta didik mampu menyusun,
mengelompokkan,dan mengurutkan
himpunan data kecil hasil abstraksi benda
konkrit.
ELABORASI PEMAHAMAHAN DAN KONEKSI ANTAR MATERI
PERTANYAAN
1. Bagaimana cara menerapkan computational thingking secara efektif pada peserta didik
jenjang sekolah dasar yang tergolong Fase A?
2. Apakah computational thinking dapat diterapkan pada semua bidang ilmu mata pelajaran
sekolah dasar? Jelaskan!
3. Apabila seorang guru mendapatkan tugas mengajar disekolah yang kurang memadai sarana
dan prasarananya. Bagaimana cara guru dapat menerapkan computational thinking pada
sekolah tersebut? Kemudian apakah sekolah yang kurang memadai sarana dan
prasarananya berpengaruh terhadap penerapan computational thinking?
1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT dalam pertemuan
kuliah ini?
Saya menjadi sadar bahwa ada banyak hal yang belum saya ketahui dan perlu saya ketahui
lebih lanjut tentang CT. Bahwa setiap capaian pembelajaran CT terdapat barbagai fase dan saling
memiliki keterkaitan. saya merasa ada banyak hal baru yang saya ketahui dan setelahnya saya
merasa lebih dalam lagi mempelajari CT ini, mengerti bagaimana fasefase yang ada. computational
thinking sangat penting untuk diajarkan kepada peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik
dapat mengetahui dengan tepat apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan suatu
permasalahan, selain itu dengan berpikir secara komputasional juga melatih otak peserta didik
untuk terbiasa berpikir secara logis, terstruktur, dan kreatif. Dan saya dapat termotivasi untuk
mengimplementasikan pada sekolah dasar yaitu pada fase A, B, dan C.
Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD), Pada akhir fase A, peserta didik mampu
menerapkan berpikir komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari yang dialami dengan
mengidentifikasi, membandingkan, memilih, memilah, mengelompokkan, dan mengurutkan objek
konkrit. Fase B ( Umumnya untuk kelas III dan IV SD), pada akhir fase B, peserta didik mampu
menerapkan berpikir komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan
membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan himpunan data
kecil hasil abstraksi benda konkrit menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan beberapa solusi
dengan memanfaatkan perkakas yang disediakan. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD), pada
akhir fase C, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional dalam menyelesaikan
persoalan sehari-hari dengan membandingkan, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan
himpunan data hasil abstraksi benda konkrit yang lebih banyak dan kompleks dengan menggunakan
berbagai cara untuk menghasilkan lebih banyak alternatif solusi yang mengintegrasikan berfikir
komputasional dalam memanfaatkan perkakas yang digunakannya
MULAI DARI DIRI
Name : Dea Faisal Rahmad Salim
NIM : 202210631013206
Email : rahmad84defa@gmail.com
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3
5. Pernahkah Anda membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan CT (dengan soal Bebras
atau soal CT lainnya)? Jika pernah, bagaimana pengalaman Anda ketika membimbing siswa?
belum pernah. Saya belum pernah membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan CT
EKSPLORASI KONSEP SUB 1
Name : Dea Faisal Rahmad Salim
NIM : 202210631013206
Email : rahmad84defa@gmail.com
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3
3 Identifikasi 4 pondasi CT yang anda - Mengenal pola : Pada persoalan ini, pola yang dapat
gunakandalam menyelesaikan diidentifikas adalah bahwa jumlah angka pada sisi
persoalan ini dadu yang saling berlawana adalah 7 seperti 1
berlawanan dengan 6, 5 dengan 2, dan 3dengan 4.
- Algoritma, penerapan fase algoritma pada persoalan
ini ditunjukkandengan menentukan angka yang akan
muncul
sesuai dengan arah jalan bergulirnya dadu (ke depan,
belakang, kiri,atau kanan)
4 Adakah contoh pada kehidupan Dalam kehidupan sehari-hari contoh yang sesuai
sehari-hari yang dengan persoalan in misalnya saat kita menggunakan
mengimplementasikan konsep yang motor, kita dapat mengenal po dengan menentukan
ada pada soal ini?
konsumsi BBM motor berdasarkan tipe ata merek
motor. Kemudian menentukan apabila jarak tempuh
motor 5 Km
berapa liter BBM yang habis.
5 Tuliskan perbedaan kompleksitas Perbedaan kompleksitas persoalan untuk masing-
persoalan untuk masing jenjang yanterdapat pada jenjang tangga, pada
masing-masing jenjang yang terdapat jenjang SD n =6, SMP n=7 da SMA n=9
pada soal ini
RUANG KOLABORASI SUB 1
Apakah cara Dapat di ikuti meskipun Dapat diikuti Sudah dapat diikuti dengan
baik meskipun memang
mengerjakan ada kemungkinan meskipun ada kata
ada beberapa kata yang
dapatdiikuti tanpa menimbulkan ambigu yang ambigu membuat ambigu ( kata
bagain mana yang
pada kata digulirkan sepertidigulirkan
menimbulkan dimaksud )
kedepan ( arah depan kedepan ( bagian tidak dijelaskan secara
keambiguan ?
mana yang dimaksud ) depan mana yang detail
dimaksud )
Apakah 4 pondasi CT Ya sudah benar Ya sudah benar Ya sudah benar
yang ditulis benar ?
Apakah 4 pondasi CT Ya sudah lengkap Ya sudah lengkap Ya sudah lengkap
yang dituliskan
dijelaskan dengan
lengkap ?
Apakah contoh Ya sudah disebutkan Ya sudah disebutkan Sudah ada contohnya
masalah sehari-hari contohnya contohnya
yang dituliskan
sesuaidengan
persoalan
yang diselesaikan ?
Tabel 3.2 : Perbaikan yang perlu dilakukan
Hasil Penilaian : B
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL SUB 1
konsep yang ada pada soal ini ? kemungkinan kerusakan gigi dan dengan
mengurangi memakan makanan manis dapat
meminimalisir terjadinya karies pada gig
MULAI DARI DIRI SUB 2
Literasi Membaca
Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti, menggunakan,
merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa memiliki motivasi untuk
mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing- masing istilah berikut ini dalam konteks
literasi membaca?
1. Mengerti teks:
Pembaca menggambarkan pemikiran dan pengalaman mereka sendiri ketika terlibat dengan teks. Setiap
tindakan membaca membutuhkan refleksi, di mana pembaca meninjau dan menghubungkan informasi di
dalam teks dengan informasi dari luar teks. Saat pembacamengembangkan simpanan informasi,
pengalaman, dan keyakinan mereka, mereka terus- menerus menguji apa yang mereka baca dengan
pengetahuan luar, dengan demikian terus meninjau dan merevisi pengertian teks mereka.
2. Menggunakan teks:
Tujuan pendidikan untuk menumbuhkan tidak hanya kemampuan tetapi juga keterlibatan dengan
membaca. Keterlibatan dalam konteks ini menyiratkan motivasi untuk membaca dan terdiri dari
sekelompok karakteristik afektif dan perilaku yang mencakup minat dan kenikmatan membaca, rasa
kontrol atas apa yang dibaca, keterlibatan dalam dimensi sosialmembaca dan praktik membaca yang
beragam dan sering. Seseorang yang literat membaca tidak hanya memiliki keterampilan dan
pengetahuan membaca yang baik, tetapi juga menghargai dan memanfaatkan bacaan untuk berbagai
keperluan.
3. Merefleksikan teks:
Merefleksikan teks dapat mencakup menimbang klaim penulis, penggunaan retoris dan sarana wacana
lainnya, serta menyimpulkan perspektif penulis. Pada saat yang sama, secara bertahap dan mungkin
tanpa terasa, refleksi pembaca terhadap teks dapat mengubah pemahaman mereka tentang dunia.
Refleksi mungkin juga menuntut pembacauntuk mempertimbangkan isi teks, menerapkan pengetahuan
atau pemahaman mereka sebelumnya atau berpikir tentang struktur atau bentuk teks. Masing-masing
keterampilan dalam definisi – “memahami”, “menggunakan”, “mengevaluasi” dan “merefleksikan” –
diperlukan, tetapi tidak ada yang cukup untuk literasi membaca yang berhasil.
4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:Praktik membaca individu,
motivasi dan sikap terhadap membaca, serta kesadaran tentang seberapa efektif strategi membaca, memainkan
peran penting dalam membaca. Siswa yanglebih sering membaca, baik dengan media cetak atau di layar, yang
tertarik membaca, yang merasa percaya diri dengan kemampuan membaca mereka dan yang mengetahui
strategi apa yang harus digunakan, misalnya meringkas teks atau mencari informasi di Internet, cenderung
lebih mahir dalam membaca.
Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?
Teks artefak: Dalam definisi ini, kami mengecualikan sebagai teks artefak bahasa murni aural seperti
rekaman suara, film, TV, visual animasi dan gambar tanpa kata-kata.
Teks visual: Teks memang menyertakan tampilan visual seperti diagram, gambar,peta, tabel, grafik, dan
strip komik, yang menyertakan beberapa bahasa tertulis (misalnya, keterangan). Teks visual ini dapat eksis
secara mandiri atau dapat disematkan di dalam teks yang lebih besar.
Teks dinamis: yang memberi pembaca beberapa tingkat kekuatan pengambilan keputusan tentang
bagaimana membacanya, berbeda dari teks tetap dalam beberapa hal, termasuk kurangnya petunjuk fisik
yang memungkinkan pembacauntuk memperkirakan panjang dan kuantitas teks.
Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukanjika ada
atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh.
Level Apa yang dapat dilakukan siswa
1b Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks sederhana.
Informasi yang dicari biasanya sering diulang di dalam teks. Informasi yang dicari juga bisa
dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga memudahkan siswamenemukan informasi
tersebut.
1a Memahami teks secara literal:
Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai
jenjangnya.
Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak
Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah suatu
komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi teks pada teks sastra.
Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsiklain)
dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
2 Memahami teks secara literal:
Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai
jenjangnya.
Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak
Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah suatu
komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi teks pada teks sastra.
Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsiklain)
dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
3 Siswa dapat mengakses dan mencari informasi dalam teks menemukan informasi
tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Siswa dapat mencari dan memilih informasi yang relevan mengidentifikasi katakunci
yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.
4 Memahami teks secara literal:
Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/ karakter/
setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Menyusun inferensi, membuat koneksidan prediksi baik teks tunggal
maupun teks jamak:
Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti
latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di
dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur
pendukung (grafik, gambar,tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di
dalam tekssastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik
lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
5 Memahami teks secara literal:
Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/
karakter/setting/konflik/alurcerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya. Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal
maupun teks jamak:
Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar
cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks
sastrayang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur
pendukung (grafik, gambar,tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di
dalam teks sastra yangterus meningkat sesuai jenjangnya
Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik
lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
6 Memahami teks secara literal:
Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/
karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya. Menyusun inferensi, membuat koneksidanprediksi baik teks tunggal
maupun teks jamak:
Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti
latar cerita,kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di
dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur
pendukung (grafik, gambar,tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di
dalam teks sastra yangterus meningkat sesuai jenjangnya.
Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik
lain)dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Literasi Finansial
Literasi keuangan dengan demikian bergantung pada beberapa pengetahuan dan pemahaman tentang
elemen dasar dunia keuangan, termasuk konsep keuangan utama serta tujuan dan fitur dasar produk
keuangan. Ini juga termasuk risiko yang dapat mengancam kesejahteraan finansial serta polis asuransi
dan pensiun.
PISA berfokus pada kemampuan untuk mengaktifkan dan menerapkan pengetahuan dan pemahaman
dalam situasi kehidupan nyata daripada reproduksi pengetahuan. Dalam menilai literasi keuangan, ini
diterjemahkan menjadi ukuran kemampuan kaum muda untuk mentransfer dan menerapkan apa yang
telah mereka pelajari tentang keuangan pribadi ke dalam pengambilan keputusan yang efektif. Istilah
"keputusan efektif" mengacu pada keputusan yang terinformasi dan bertanggung jawab yang
memuaskan kebutuhan tertentu.
3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial:
Literasi keuangan melibatkan tidak hanya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk
menangani masalah keuangan, tetapi juga atribut non-kognitif: motivasi untuk mencari informasi
dan saran untuk terlibat dalam kegiatan keuangan, kepercayaan diri untuk melakukannya dan
kemampuan untuk mengelola emosi. dan faktor psikologis yang mempengaruhi pengambilan
keputusan keuangan. Atribut-atribut ini dianggap sebagai tujuan pendidikan keuangan, serta
berperan penting dalam membangun pengetahuan dan keterampilan keuangan.
Keputusan keuangan yang efektif dapat merujuk pada berbagai konteks keuangan yang berhubungan
dengan kehidupan dan pengalaman sehari-hari kaum muda saat ini, tetapi juga pada langkah-langkah
yang kemungkinan akan mereka ambil dalam waktu dekat sebagai orang dewasa. Misalnya, kaum muda
saat ini mungkin membuat keputusan yang relative sederhana seperti bagaimana mereka akan
menggunakan uang saku mereka atau kontrak ponsel mana yang akan mereka pilih, tetapi mereka
mungkin akan segera dihadapkan pada keputusan yang lebih signifikan tentang pilihan pendidikan dan
pekerjaan dengan konsekuensi keuangan jangka panjang.
Literasi keuangan dalam PISA terutama dipahami sebagai literasi seputar keuangan pribadi atau
rumah tangga dan dibedakan dari literasi ekonomi, yang mencakup konsep seperti teori penawaran
dan permintaan, dan struktur pasar. Literasi keuangan berkaitan dengan bagaimana individu
memahami, mengelola dan merencanakan urusan keuangan mereka sendiri.Bagaimanapun, bahwa
pemahaman, manajemen dan perencanaan keuangan yang baik di pihak individu memiliki beberapa
dampak kolektif pada masyarakat yang lebih luas, dalam memberikan kontribusi terhadap stabilitas,
produktivitas dan pembangunan nasional dan bahkan global.
Seperti definisi literasi lainnya dalam PISA, definisi literasi keuangan menekankan pentingnya
peran individu sebagai anggota masyarakat yang bijaksana dan terlibat. Individu dengan
tingkat literasi keuangan yang tinggi lebih siap untuk membuat keputusan yang bermanfaat
bagi diri mereka sendiri, dan juga untuk secara konstruktif mendukung dan mengkritisi dunia
ekonomi tempat mereka tinggal.
Penilaian Teman
Kelompok
Kriteria Penilaian Faisal Aziza
h
Apakah cara mengerjakan soal Sudah di pahami ( A ) Sudah di pahami ( A )
yang ditulis dapat dipahami ?
Apakah cara mengerjakan sudah Sudah lengkap ( A ) Sudah lengkap ( A )
lengkap ?
Apakah cara mengerjakan Ya, dapat diikuti ( A ) Ya, dapat diikuti ( A )
dapat diikuti tanpa
mwnimbulkan
keambiguan ?
Apakah 4 fondasi CT yang Ya, benar ( A ) Ya, benar ( A )
ditulis
benar ?
Apakah 4 fondasi CT yang Ya suah lengkap ( A ) Ya sudah lengkap ( A )
ditulis
dijelaskan dengan lengkap ?
Apakah contoh masalah sehari Ya sudah sesuai ( A ) Ya sudah sesuai ( A )
– hari yang dituliskan sesuai
dengan persoalan yang
dijelaskan ?
Nama / NIM : 1. Kiki Damayanti
2. Nurul Azizah
3. Dea Faisah Rahmad Salim
Jenjang / mata pelajaran yang diampu : SD / Bahasa Indonesia
Unit / no. Unit : Membaca
Judul soal : penelitian ilmiah dirumah
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk soal ini ! Tentukan apakah setiap aktivitas berikut merupakan langkah
sistematis dalam melakukan penelitian ilmiah di atas ataukah tidak
jawaban :
Jumlah air penyiraman tanaman A ditambahkan setelah dua
minggu: tidak sistematis, karena penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui apakah jumlah air akan berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman A dan B, sehingga apabila jumlah air
penyiraman tanaman A diubah maka intensitas peyiraman
menjadi sama dan tidak sesuai dengan penelitian
Kedua tanaman disiram pada jam yang sama setiap harinya:
sistematis, karena dalam penelitian ilmiah kita tidak boleh
memberikan perlakukan yang berbeda pada objek yang
sedang di amati, mulai dari intensitas air, jam menyiram,
hingga cara mengukur harus memerlukan perlakuan yang
sesuai.
Tinggi tanaman di ukur ketka terlihat ada perubahan tinggi
tanaman: tidak sistematis karena jika sudah melakukan semua
proses secara sistematis maka dalam megukur tinggi pun
harus diakukan secara sistematis pula yakni dengan alat ukur
yang sama, satuan ukur yang sama dan waktu mengukur yang
sama
Data pengukuran tinggi tanaman di catat dalam satuan
panjang yang sama: sistematis, berkaitan dengan sebellumnya
apabila kita sudah melakukan tahapan sebelumnya dengan
sistematis maka penting bagi kita untuk mengukur tinggi
dengan cara yang sistematis pula yakni dengan menggunakan
alat ukur yang sama dan satuan yang sama
2. berikut ini yang merupakan manfaat dari pencatatan prosedur
penelitian ilmiah adalah, jawaban :
Memastikan langkah yang dilakukan konsisten dari waku ke
waktu
Membuka peluang siapa pun dapat melanjutkan penelitian
imiah dengan cara yang sama
3. media tanaman A adalah tanah humus yang subur, sedangkan
media tanaman B adalah tanah berpasir. Peneliti menyimpulkan
bahwa tenaman A yang disiram dengan jumlah air sedikit lebih
tinggi dibandingkan dengan tanaman B yang disiram dengan jumlah
air banyak. Berdasarkann teks tersebut, apakah simpulan
penelitian dapat diterima? Jawaban :
Tidak, karena dasar dari sebuah penelitian yang benar adalah
menggunakan prosedur / langkah yang sistematis, mulai dari tidak
membedakan perlakukan, tidak membedakan jenis tanaman, hingga
tidak membedakan cara pengukuran tanaman. Kemudian tujuan dari
penelitian ialah untuk mengetahui “ apakah intensitas air akan
mempengaruhi tinggi tanaman? “ dalam pengamatan diciptakan
situasi: menyiram hanya sekali sehari atau menyiram dua kali sehari.
Sehingga apabila peneltian tetap untuk menngetahui pengaruh
intensitas namun ada perbedaan perlakuan ( jenis tanah ) maka
bahwa media tanam tanaman A dan B memiliki perbedaan sehingga
hal tersebut tidak
sistematis dan tidak bisa diterima
2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik
CT dalam problem solving?
Jawab: Ya, ada perubahan berfikir yang berubah setelah mempelajari CT. Dimana ketika
saya dihadapkan suatu permasalahan saya dapat percaya diri dalam menghadapi
permasalahan dan mencari solusinya, karena telah mengetahui apa yang harus dilakukan
dengan mengetahui pondasi CT yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
sehari – hari . Terdapat 4 pondasi CT yaitu Decomposition adalah tentang mengurai masalah
yang kompleks menjadi bagian – bagian kecil sehingga lebih mudah untuk ditangani.
Pattern recognition mencari permasalahn atau pola yang terdapat di dalam permasalahan.
Abstraction fokus pada informasi yang penting saja dan mengabaikan informasi lain yang
tidak relevan. Dan yang terakhir adalah Algorithms yaitu menentukan langkah demi
langkah solusi untuk mengatasi masalah atau prosedur yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah. Cara berfikir inilah yang harus saya terapkan, karena dapat
mempermudah saya dalam problem solving
3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda
nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?
Jawab: Ya, ada yang perlu saya perbaiki terhadap cara mengajar yang akan saya lakukan
nantinya saya akan mengimplementasikan fondasi CT dalam aktivitas pembelajaran
dan asesmen. Saya juga akan menambahkan asesemen dari soal Bebras atau PISA
karena soal Bebras atau PISA dapat menumbuhkan kemampuan berfikir HOTS
peserta didik yang dibutuhkan dalam abad 21.
TOPIK 4
UJIAN TENGAH SEMESTER
TOPIK 5
CT DAN PROYEK
MULAI DARI DIRI
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Name : Dea Faisal Rahmad Salim
NIM : 202210631013206
Email : rahmad84defa@gmail.com
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 6
AKSI NYATA
TOPIK 7
RESTRUKTURISASI PORTOFOLIO
lOMoARcPSD| 26930656
RESTRUKTURISASI PORTOFOLIO
Pertanyaan reflektif
1. Apakah artefak yang anda miliki lengkap? Jika tidak lengkap , tuliskan persentase
jumlah artefak portofolio yang berhasil anda kumpulkan!
artefak yang saya miliki lengkap
yang saya kumpulkan sudah menggambarkan pencapaian tersebut. Kelebihan artefak yang saya
miliki adalah portofolio saya desain secara unik dan berusaha mengerjakan semampu saya
walaupun belum tentu benar. Kekurangannya adalah saya masih harus memperdalah kembali
seluruh materi yang diajarkan dan memperbanyak latihan agar keterampilan dalam
3. Fondasi CT apa sajakah yang anda gunakan dalam restrukturisasi portofolio anda?
Jelaskan pada bagian mana saja fondasi CT tersebut dimanfaatkan !
keempat fondasi CT saya gunakan dalam restrukturisasi portofolio. antara lain: dekomposisi,
abstraksi, pengenalan pola, hingga algoritma.
6. Apakah kalimat, gambar atau sajian lainnya diuraikan secara ruut, jelas, sistematis
dalam bahasa yang mudah di pahami pembaca?
Ya, sudah. kalimat, gambar atau sajian lainnya diuraikan secara runut, jelas, sistematis dalam
bahasa yang mudah dipahami pembacanya
7. Apakah anda merasa puas dengan portofolio anda? Jelaskan alasan anda dari jawaban anda!
lOMoARcPSD| 26930656
ya, saya puas karena saya berjuang untuk menyusun satu persatu dengan perlahan.
8. Hal baru apa saja yang anda peroleh dari penyusunan portofolio ini ?
Saya memiliki pengalaman untuk menyusun ulang portofolio yang proporsional guna
kepentingan profesionalitasan karier nantinya.
9. Mengacu ke mata pelajaran yang akan anda ampu , apa rencana tindakan nyata
saya dalam penerapan CT dalam mata pelajaran yang saya ampu?
Menyusun rencana pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dengan mengintegrasikan CT. b.
Menyediakan sumber-sumber belajar yang memfasilitasi pemahaman tentang computational
thinking, seperti tutorial video atau buku teks yang terstruktur dan mudah dipahami. c.
Memberikan permasalahan untuk kehidupan sehari-hari agar kontekstual. d. Memberikan
evaluasi yang memfokuskan pada pemahaman konsep dan kemampuan aplikatif computational
thinking.
.
lOMoARcPSD| 26930656
TOPIK 8
MATERI PENGAYAAN – TOPIK CT
DALAM PROBLEM SOLVING :
MENYELESAIKAN PERSOALAN YANG
MELIBATKAN ANALISIS DATA,
PEMODELAN, DAN SIMULASI DENGAN
CT
lOMoARcPSD| 26930656
2. Apakah Anda pernah melakukan analisis data? Jika ya, ceritakan salah satu
pengalaman Anda!
Pernah, saat melakukan analisis data pada hasil belajar peserta didik guna unukmelakukan
penelitian tindakan kelas
Pemodelan merupakan proses membangun atau membentuk suatu model dari suatu sistem
nyata dalam bahasa formal tertentu.
4. Apakah Anda pernah melakukan pemodelan? Jika ya, ceritakan pengalaman Anda
dalam memodelkan sesuatu?
Metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan
keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan
peragaan atau pemeran
6. Apa Anda pernah terlibat atau merencanakan sebuah simulasi? Jika ya, ceritakan
salah satu pengalaman Anda!
Iya saya pernal terlibat. Simulasi yang pernah saya lakukan ketika saya melaksanakan
microteaching, membuat media pembelajaran seperti E-Book dan media pembelajaran
berbasis elektronik.
lOMoARcPSD| 26930656
EKSPLORASI KONSEP
Mencoba membuat rancangan analisis data, pemodelan dan simulasi yang dapat dilakukan
siswa sesuai jenjang yang mengimplementasikan CT. b) mengidentifikasi masakah guna
merancang solusi yang efektif. c) mengumpulkan dan analisis data kemudian
merepresentasikan data olahan dari simulasi. d)berpikir kritis dalam menciptakan solusi
dengan memanfaatkan sebuah simulasi.
lOMoARcPSD| 26930656
RUANG KOLABORASI
02.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Hasil Mempelajari Makalah) Pelajari makalah (Weintrop et al.,
2016) untuk mengisi lembar kerja ini
No Pertanyaan Jawaban
1 Mengapa CT di implementasikan pada Mengapa CT di implementasikan pada
matematika dan sains ? Karena adanya matematika dan sains ? Karena adanya
kemampuan generik yang dapat kemampuan generik yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan digunakan untuk menyelesaikan
masalah pada berbagai bidang lainnya. masalah pada berbagai bidang lainnya.
2 Apa saja praktek ( penerapan ) CT yang Apa saja praktek ( penerapan ) CT yang
melibatkan data ? adakah yang kurang melibatkan data ? adakah yang kurang
anda pahami dari hasil eksplorasi anda pahami dari hasil eksplorasi
konsep pada makalah yang anda konsep pada makalah yang anda
lakukan berkaitan dengan Data ? jika ya, lakukan berkaitan dengan Data ? jika
coba tuliskan dan cari tahu apa artinya ? ya, coba tuliskan dan cari tahu apa
Analisis data, pemodelan dan simulasi. artinya ? Analisis data, pemodelan dan
Sudah memahami simulasi. Sudah memahami
3 Salahh satu praktek yang melibatkan Salahh satu praktek yang melibatkan
data adalah analisis data. Tuliskan data adalah analisis data. Tuliskan
strategi yang dilakukan saat melakukan strategi yang dilakukan saat
analisis data ! Mentabulasi data dengan melakukan analisis data ! Mentabulasi
mengentri kedalam tabel. data dengan mengentri kedalam tabel.
Mengelompokkan data berdasarkan Mengelompokkan data berdasarkan
variabel. Mendeskripsikan data. variabel. Mendeskripsikan data.
Menguji kualias data. Menguji hipotesis. Menguji kualias data. Menguji
hipotesis.
4 Apa saja dimaksud dengan model ? Apa saja dimaksud dengan model ?
Model dapat digunakan untuk Model dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah sejenis dengan menyelesaikan masalah sejenis
fitur – fitur yang berbeda atau dapat dengan fitur – fitur yang berbeda atau
digunakan untuk mendapatkan data dapat digunakan untuk mendapatkan
dengan melakukan simulasi. data dengan melakukan simulasi.
5 Sebutkan contoh – contoh model yang Sebutkan contoh – contoh model yang
anda ketahui berdasarkan makalah ! anda ketahui berdasarkan makalah !
Discovery learning. Pembelajaran Discovery learning. Pembelajaran
berbasis proyek. Pembelajaran berbasis berbasis proyek. Pembelajaran
proyek. Belajar berdasarkan berbasis proyek. Belajar berdasarkan
pengalaman sendiri (Self Directed pengalaman sendiri (Self Directed
Learning/SDL) Pembelajaran Learning/SDL) Pembelajaran
kontekstual (melakukan) Bermain kontekstual (melakukan) Bermain
peran dan simulasi. Pembelajaran peran dan simulasi. Pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kolaboratif. kooperatif. Pembelajaran kolaboratif.
lOMoARcPSD| 26930656
6 Apa tujuan dari dilakukannya simulasi ? Apa tujuan dari dilakukannya simulasi
Untuk mendapatkan data atau bisa juga ? Untuk mendapatkan data atau bisa
untuk mendapatkan pola yang nantinya juga untuk mendapatkan pola yang
digunakan dalam pembuatan model nantinya digunakan dalam pembuatan
model
7 Adakah yang kurang anda pahami dari Adakah yang kurang anda pahami dari
hasil eksplorasi konsep pada makalah hasil eksplorasi konsep pada makalah
yang anda lakukann berkaitan dengan yang anda lakukann berkaitan dengan
pemodelan dan simulasi ? jika ya, coba pemodelan dan simulasi ? jika ya, coba
tuliskan dan cari tahu apa yang artinya ? tuliskan dan cari tahu apa yang artinya
Saya sudah memahami ? Saya sudah memahami
Nomor soal:
Jawaban:
Implementasi konsep CT (dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, algoritma, analisis
data, pemodelan dan simulasi):
Pengenalan Pola : peserta didik di bantu oleh guru untuk merancang teks deskripsi
berdasarkan pengetahuan dan ide-ide peserta didik yang telah dipelajari. Pada tahap
ini peserta didik merancang kerangka karangan teks deskripsi. Menyusun ide atau
gagasan dan menentukan tema yang akan digunakan untuk menghubungkan cerita
dalam teks deskripsi
Abstraksi : peserta didik di bantu oleh guru untuk menentukan Langkah praktis
menulis teks deskripsi dan meninggalkan hal-hal yang tidak diperlukan agar waktu
lebih efektif, efisien dan optimal
Nim 202210631013206
Pak Agus adalah guru sejarah di suatu sekolah kecil. Pak Agus mengajar sebuah kelas yang berisi
10 orang siswa. Setelah semester pertama berakhir, Pak Agus mendapati nilai rata-rata kelas
tersebut tidak terlalu bagus yaitu 48. Pak Agus ingin mengetahui apa yang menyebabkanrata-rata
kelas tidak begitu bagus agar dapat melakukan perbaikan pada semester kedua. Untukmengetahui
hal tersebut, Pak Agus mencoba melihat lagi nilai siswa pada masing-masing materi. Seorang
siswa memiliki 4 nilai. Masing-masing nilai berasal dari 1 materi. Tabel A.2 adalah rincian nilai
siswa selama semester pertama.
Dari data yang diberikan di Tabel A.2, apakah Anda bisa memberikan hasil analisis untuk
menjawab keingintahuan pak Agus?
Jawaban
1. Carilah rata-rata untuk masing-masing siswa!
Berdasarkan hasil analisis didapatkan rata-rata nilai kelas adalah 47,15. Adapun siswa
dengan rata-rata skor tertinggi Aldi dengan skor 81 sementara Emi mendapatkan skor rata-
rata paling rendah yaitu 15. Untuk rincian skor rata-rata yang didapatkan oleh masing-
masing siswa dapat dilihat pada tabel A.2 diatas.
lOMoARcPSD| 26930656
5. Kesimpulan akhir
Berdasarkan hasil analisis data nilai siswa, dapat disimpulkan bahwa materi 2 (nilai 2)
cenderung memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi, hal tersebut terlihat dari rata-rata nilai
yang diperoleh siswa yaitu 34,4. Meskipun demikian, terdapat siswa yang mendapatkan
nilai tinggi pada materi tersebut yaitu Dona dan Aldi dengan skor 73 dan69.
Implementasi konsep CT
1. Dekomposisi
Terdapat empat materi dengan nilai yang berbeda-beda pada setiap materinya.
2. Pengenalan pola
Diantara keseluruhan materi, materi 2 memiliki tingkat kesulitan soal yang paling tinggi
sehingga nilai rata-rata yang didapat paling kecil dan hanya ada 2 siswa yang mendapat
nilai diatas 65.
3. Abstraksi
Delapan dari sepuluh peserta didik pada meteri 2 mendapat nilai dibawah 65 dan secara
keseluruhan, ada enam peserta didik yang termasuk kategori low level yang memerlukan
perhatian khusus dari guru sedangkan empat peserta didik lainnya termasuk kategori high
dan middle level.
4. Algoritma
Enam peserta didik yang termasuk low level harus mendapat treatment khusus dari guru
karena secara rata-rata, mereka mendapat nilai rendah yang menandakan bahwa mereka
tidak mengerti sebagian materi disampaikan guru. Untuk itu guru perlu memberikan materi
pengayaan dan remedial pada mereka dan mengelompokkan keenam peserta didik ini
dalam satu kategori kelompok sehingga ke depannya ketika proses pembelajaran
berlangsung, guru dapat memberikan perhatian lebih dan khusus kepada mereka.
5. Analisis data
Tabel A.2 merupakan data yang didapat oleh guru setelah melakukan empat kali tes.
Nama Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4
Aldi 90 69 70 95
Budi 70 40 50 75
Ceri 60 21 10 10
Dona 89 73 70 90
Emi 50 5 5 0
Feri 50 15 10 3
Gina 70 30 45 69
Heri 75 48 49 71
Iwan 60 5 10 2
Jojo 75 38 41 78
lOMoARcPSD| 26930656
Berdasarkan hasil analisis didapatkan rata-rata nilai kelas adalah 47,15. Adapun siswa
dengan rata-rata skor tertinggi Aldi dengan skor 81 sementara Emi mendapatkan skor rata-
rata paling rendah yaitu 15. Untuk rincian skor rata-rata yang didapatkan oleh masing-
masing siswa dapat dilihat pada tabel A.2 diatas.
6. Pemodelan
Materi yang membutuhkan pengayaan dan remedial untuk para peserta didik.
7. Simulasi
Berikan pengayaan dan remedial untuk peserta didik dan memberikan perhatian khusus
pada peserta didik yang berada pada kategori low level.
lOMoARcPSD| 26930656
Nomor soal Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran perbaikan
1. Tahapan pengerjaan soal terlalu Diperlukan adanya penyederhanaan
rumit agar mudah dipahami
2. Tidak ada, fondasi CT sudah Tidak ada
dituliskan dengan baik dan jelas
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Keterampilan proses :
1. mengamati dan memprediksi
2. melakukan penyelidikan
3. mengevaluasi dan refleksi
4. mengkomunikasikan hasil
benar ( D:Degree )
2 Jelaskan konsep CT yang digunakan Fondasi CT : Implementasi pada materi ajar
dalam menyelesaikan kegiatan yang anda yang sudah pernah dibuat
rancang ( jika ada ) ! Dekomposisi : melakukan breakdown apa
saja yang dipelajari dalam simbol dan
lambang pancasila , yaitu makna pancasila,
simbol simbol pancasila serta lambang dari
negara indonesia Pengenalan pola :
mengamati gambar simbol simbol pancasila
untuk dapat memahami maknanya
Abstraksi : melihat gambaran secara umum
apa yang tidak relevan / perlu dieliminasi
misalnya yang tidak sesuai dengan simbol
dan makna dari pancasila
Algoritma : peserta didik belajar menentukan
simbol pancasila kemudian mencari makna
dari makna simbol tersebut, kemudian
lambang dari
negara indonesia
Tabel A.4: Rubrik Penilaian Rancangan Analisis Data, Pemodelan dan Simulasi
lOMoARcPSD| 26930656
TOPIK 9
Materi Pengayaan - Topik CT dan Proyek Kreatif:
Proyek Programming dengan Scratch
lOMoARcPSD| 26930656
EKSPLORASI KONSEP
1. Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui
Pemrograman dengan Scratch!
Lembar Kerja Reflektif Individual (Pertanyaan Diskusi di Kelas) Salah satu metode
yang efektif untuk mengajarkan CT kepada murid-murid SD adalah menggunakan media
pemrograman berbasis blok seperti Scrath. Penguasaan pemrograman scratch dapat dicapai
melalui pelatihan intensif. Untuk menjaring guru yang berminat mengikuti pelatihan
intensif perlu dilakukan workshop pengenalan pemrograman Scratch. Penyajian pelatihan
pengenalan pemrograman yang dinilai menarik dan mudah diikuti dilakukan untuk
meyakinkan guru agar mau mengikuti program intensif. Berdasarkan hasil post test dapat
disimpulkan bahwa kegiatan dinilai cukup efektif untuk menjaring minat guru belajar
pemrograman scratch.
lOMoARcPSD| 26930656
Gambar B.7 adalah respon dari permainan jika tebakan yang dimasukkan oleh pemain
lebih kecil daripada angka yang seharusnya. Setelah itu, program akan menampilkan
kembali tampilan awal seperti semula.
Pada Gambar B.8 dapat dilihat respon permainan jika tebakan pemain terlalu besar.
Setelah itu, program akan menampilkan kembali tampilan awal seperti semula.
Jika tebakan tepat, maka respon dari permainan adalah seperti Gambar B.9. Setelah itu,
program akan menampilkan kembali tampilan awal seperti semula.
Pengenalan Pola:
Abstraksi:
• Tampilan Permainan
MULAI DIRI
1. Apa saja kendala yang Anda hadapi ketika mempelajari pemrograman dengan Scratch?
Sulit untuk di pahami untuk pemogramannya karena baru pertamakali mengprasikan aplikasi
scratch dan membuat progamnya
2. Apa saja kendala yang Anda hadapi ketika mempelajari asesmen CT melalui pemrograman?
3. Tuliskan strategi Anda dalam mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas!
Selalu mencoba dan belajar lagi untuk mengaplikasikan scratch dan membuat progamnya,
dengan membaca modul/tutorial pada video di internet
RUANG KOLABORASI
Kelompok 9
Anggota Kelompok Kiki
Damayanti
Nurul Azizah
O MMoo AARRccPPSSDD || 2266 95 3303 65 50 60
llO
• Coding Mangkuk
• Coding Apel
Mo ARccPSSD | 2 9 3 6 5 6
llO
O M o AR P D | 266 5 303 5 0 0
Apa keterkaitan CT dengan pemrogaman Scratch ? Pemrograman adalah suatu kegiatan untuk
menghasilkan suatu solusi dari sebuah
persoalan atau menghasilkan suatu karya
digital. Baris-baris kode yang dituliskan pada
kegiatan ini merupakan cerminan dari pola
pikir dari orang yang menulis kode.
Pemrograman scratch dan CT adalah dua
elemen pada informatika yang komplementer
dan tidak terpisahkan satu sama lainnya. Karena
itulah sebuah program yang baik merupakan
cerminan dari keterampilan CT yang baik pula.
Program yang baik dapat dihasilkan dari:
dekomposisi yang baik, abstraksi yang
sesuai, menggunakan pola program yang teruji,
serta menggunakan strategi algoritmik yang
tepat. Dengan demikian, CT dan pemrograman
memiliki kaitan yang erat. Misal dalam
pembuatan pemograman hendaknya
menggunakan sebuah rancangan yang sistematis
seperti penggunaan coding-coding yang
disusun sehingga membentuk sebuah bahasa
yang dapat dipahami oleh computer. Hal
ini sangat berkaitan dengan keterampilan dalam
computationalthingking dengan pemecahan
masalah yang sistematis dan logis.
Mo ARccPSSD | 2 9 3 6 5 6
llO
O M o AR P D | 266 5 303 5 0 0
Bagaimana pemrogaman dengan scratch dapat Pemrograman adalah suatu keterampilan untuk
membantu proses pembelajaran di kelas, sesuai menulis program dalam suatu bahasa yang dapat
dengan bidang mata pelajaran yang anda ajar ? dipahami baik oleh komputer maupun oleh
manusia yang mengeksekusinya. Dalam hal ini
pemrograman dengan Scratch dapat membantu
pendidik dalam proses pembelajaran di kelas
karena bahasa yang digunakan memudahkan
peserta didik untuk memahaminya dan lebih
peka terhadap lingkungan. Contohnya, dengan
menggunakan scratch pembelajaran akan lebih
menyenangkan sebab diselingi dengan
permainan yang mengasah kemampuan bernalar
kritis peserta didik khususnya pada bidang
Pendidikan Pancasila yang dimana sebagian
besar materi Pendidikan Pancasila dituntut untuk
menghafal dan penerapan dalam kehidupan sehari
hari.
Mo ARccPSSD | 2 9 3 6 5 6
llO
O M o AR P D | 266 5 303 5 0 0
AKSI NYATA
JAWAB
1. Computational Thinking adalah adalah sebuah metode pemecahan masalah
dengan mengaplikasikan / melibatkan teknik yang digunakan oleh software
engineer dalam menulis program. Berpikir komputasi tidak berarti berpikir
seperti komputer, melainkan berpikir tentang komputasi di mana sesorang
dituntut untuk memformulasikan masalah dalam bentuk masalah komputasi
dan menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk algoritma) atau
menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai. Pemrograman
memiliki hubungan yang sangat erat dengan Computational Thinking karena
dalam rangka membuat sebuah program yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan, harus dilakukan computational thinking terlebih dahulu, mulai dari
dekomposisi hingga ke abstraksi.
2. Saya sebagai calon guru merasa bahwa CT perlu diajarkan kepada peserta
didik. CT sebagai salah satu teknik penyelesaian masalah menjadi sangat
penting di masa sekarang untuk menyiapkan generasi penerus yang berdaya
saing di era ekonomi digital ini. Kecakapan ini mengajarkan siswa bagaimana
berpikir seperti cara ilmuwan komputer berpikir untuk menyelesaikan
permasalahan di dunia nyata
Mo ARccPSSD | 2 9 3 6 5 6
llO
O M o AR P D | 266 5 303 5 0 0