Anda di halaman 1dari 90

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis telah ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Computational Thingking yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang dari
pada waktunya.

Maksud dan tujuan dari penulisan tugas ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari
sekian kewajiban mata kuliah CT serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis
pada tugas yang diberikan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak ibuk selaku dosen mata kuliah PPG PRAJABATAN GEL 1 2023 serta semua pihak
yang telah membantu penyelesaian tugas portofolio ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar
bahwasanya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,
sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan
penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.

Wassalam,

Jambi, Januari. 2024

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Pada materi topik mata kuliah CT berisi tentang gambaran umum mengenai
computational thinking. Gambaran umum ini meliputi definisi computational thinking, alur
kerja dari computational thinking, perbedaan antara computational thinking dengan critical
thinking, dan juga urgensi computational thinking dalam pendidikan abad 21.

Computational Thinking adalah proses berpikir yang diperlukan dalam memformulasikan


masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut dapat menjadi agen pemroses informasi yang
efektif dalam menyelesaikan masalah.

Computational thinking adalah cara berfikir logis dan efektif untuk menyelesaikan masalah.
Dengan penggunaan komputer dan sistem dalam berbagai kegiatan sehari-hari, mulai dari
memasak, bekerja, berolahraga sampai beristirahat. Kita dapat menjurangi masalah yang ada
dengan berfikir lebih logis dan efektif.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekonologi
mengenai perkembangan literasi digital dan kompetensi yang pendukungnya,yaitu
computational thinking dan compassion. Selain itu, dalam pemaparan topik ini juga dibahas
mengenai tingkatan atau fase-fase pengunaan CT sesuai dengan tingakatan atau jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat dasar sampai menengah bagaimana menggunakan CT dalam
kehidupan sehari-hari. memformulasikan persoalan dan berstategi dalam menentukan dan
memilih efektifitas solusi alternative permasalahan secara efektif, efisien dan optimal. Dengan
menggunakan empat pondasi CT yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi dan algoritma.
ct di perlukan untuk di integrasikan pada setiap mata pelajaran yang ada. Sebagai pendidik
dalam mengajarkan dalam menerapkan CT dalam pendidikan dan pembelajaran dengan
menerapkan 4 pondasi CT tersebut dalam menyelesaikan serta Keterkaitan yang erat pada
bidang STEM dan CT dan Mengeksplorasi konsep CT dalam materi ajar yang pernah dibuat dan
memodifikasi dan merancang materi ajar dengna mengintegrasikan CT dalamnya. Memberikan
pangalaman dalam mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran yang di ampu yaitu
Bimbingan dan Konseling, dan menentukan perbedaan rancangan sebelum dan sesuadah di
integrasikan CT.
BAB II PEMBAHASAN

A. Topik 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTERATIONAL THINGKING


1. Topik 1 Mulai Dari Diri

Question 1
Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar:

Your Answer:

Nama: Citra Adelia Rahayu

Jenjang: PPG Prajabatan 2023

Mapel yang akan diajar: Computational Thingking

Question 2
Saat ini, komputer cukup banyak digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
berbagai hal, misalnya belanja online (daring) atau mencari jalur untuk menuju suatu tempat.
Menurut Anda, bagaimana cara komputer ‘berpikir’ sehingga dapat membantu manusia
melakukan berbagai kegiatan?

Your Answer:

Komputer berfikir dengan teknik pemecahan masalah data menjadi beberapa bagian yang lebih
kecil untuk mempermudah mencari atau memperoleh informasi yang di inginkan. berfikir
komputer adalah teknik pemecahan masalah hal ini merupakan pemikiran yang seharusnya
diiliki setiap orang apalagi di era modern seperti sekarang. Kita harus mampu berpikir cepat
memikirkan apa yang harus kita lakukan kedepannya. Selain itu, harus mengembangkan apa
yang telah kita lakukan. Misalnya, kita menulis suatu buku, maka kita harus bisa
mengembangkannya menjadi suatu kata hingga kalimat. Jika, kita dapat mengembangkan suatu
hal, maka kita sudah memiliki cara berpikir untuk maju ke depan atau menjadi lebih dinamis.
Question 3
Apakah Anda pernah mendengar/mengetahui tentang CT? Jika pernah, uraikan dengan ringkas
apa yang Anda ketahui tentang CT!

Your Answer:

tidak saya belum pernah mendengar tentang CT tapi saya pernah mendengar tentang berfikir
komputer karena kata CT lebih modern dari kata berfikir komputer jadi jarang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

Computerational Thingking adalah cara berfikir seseorang untuk menyelesaikan


masalah kemampuan ini memungkinkanmu untuk bisa menganalisis masalah yang kompleks,
memahami permasalahannya dan juga menemukan solusi yang tepat.

CT menggunakan pendekatan dalam proses pembelajaran dimana CT memiliki peran yang


sangat penting dalam pengembangan aplikasi komputer. namun CT juga dapat digunakan dalam
membantu memecahkan masalah siswa di sekolah mulai dari disiplin ilmu,
humaniora,matematika dan ilmu pengetahuan.

Question 4
Jika belum pernah mendengar tentang CT dan saat ini Anda mengambil mata kuliah ini, apa
motivasi Anda dalam mengambil mata kuliah ini?

Your Answer:

Adapun motivasi saya mengambil mata kuliah ini adalah ingin menambah pengetahuan dan
pemahaman baru saya serta ingin mengetahui tentang CT ini bagaimana menerapkan pemikiran
CT dalam kehidupan sehari-hari dan mengimplementasikannya serta bagaimana menerapkan CT
pada peserta didik dan pembelajaran.
2. Topik 1 Eksplorasi Konsep

Manfaat apa saja yang anda peroleh setelah mempelajari CT?

Adapun manfaat yang saya peroleh setelah mempelajari CT adalah saya lebih tau kalau CT
adalah suatu cara seseorang befikir dimana tidak hanya membantu saya menyelesaikam masalah
namun menguraikan masalah menjadi lebih sederhana yang membantu memberikan solusi
permasalahan secara efektif, efisien dan optimal. dengan adanya CT membantu berfikir secara
sistematis serta menemukan solusi terhadap masalah yang lebih efektif, efisien dan optimal
ketika menghadapi masalah sederhana maupun kompeks.

Adapun manfaat lain setelah mempelajari CT adalah:

1. Membantu saya memecahkan masalah yang kompleks seperti komputer dimana masalah di
pecahkan mejadi beberapa bagian agar lebih mudah penyelesaian nya menjadi lebih efektif,
efisien, optimal dan sederhana.

2. Melatih pola pikir saya agar dapat berfikir secara logis, kreatif dan terstruktur.

3. Melatih minset saya agar dapat berfikir lebih kreatif.

4. membantu saya memecahkan masalah dengan merumuskan masalah-masalah tersebut terlebih


dahulu menjadi beberapa bagian agar lebih kecil dimana semakin banyak solusi yang dimiliki
akan semakin mudah masalah di selesaikan secara efektif dan efisien.

5. membantu saya lebih peka terhadap permasalahan yang ada.

6. jika kita dapat berfikir CT maka dapat membantu pekerjaan kita akan lebih mudah dan
efisien.

Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4 fondasi CT? Jelaskan apa itu CT
dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan pemahaman Anda !

Menurut saya CT adalah suatu cara berfikir seseorang dalam menyelesaikan masalah secara
efektif, efisien dan optimal. dimana dalam berfikir metode menyelesaikan persoalan masalah
dengan menerapkan teknik ilmu komputer yaitu dengan merumuskan masalah kemudian
menguraikan masalah menjadi beberapa bagian kecil sehingga lebih mudah dalam penyelesaian
permasalahan tersebut. berfikir CT ini membantu otak agar terbiasa berfikir secara logis, kreatif
dan terstruktur.

Computerational Thingking memiliki 4 fondasi dasarnya yaitu:

1. Dekomposisi adalah metode yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan suatu
masalah yang besar menjadi sub-sub permasalahan yang lebih kecil agar memepermudah
menyelesaikan permasalahan tersebut. dekomposisi ini juga memudahkan melakukan suatu
inovasi

2. Pengenalan Pola adalah suatu metode diamana seseorang mengamati dan menganalisis
kesamaan yang ada pada suatu persoalan-persoalan. seperti ketika seseorang telah berkali-kali
meyelesaikan suatu permasalahan maka akan lebih mudah baginya menemukan pola dan jenis
masalah yang di implementasikan untuk membantu memberi solusi terhadap masalah lainnya.

3. Abstraksi adalah suatu proses dimana kita menganalisis hal-hal atau bagian-bagian relevan
yang dihadapi suatu masalah dan mengabaikan hal-hal yang tidak diperlukan untuk penyelesaian
masalah.

4. Algoritma adalah suatu pola pikir dimana kita mengembangkan solusi dengan membuat
langkah-langkah terurut terkait permasalahan untuk diselesaikan yang disusun secara jelas,
lengkap, terurut dan efisien.

3. Topik 1 Eksplorasi Konsep – Lembar Kerja Mahasiswa


 Sampai saat ini, Anda sudah mendapatkan contoh-contoh implementasi CT dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa CT dapat diterapkan dengan ataupun tanpa
menggunakan “komputer”. Tuliskanlah hal atau persoalan apa yang zaman sekarang tidak memakai
“komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT!

Adapun persoalan zaman sekarang yang tidak menggunakan komputer, TIK dan robat tapi menggunakan
CT adalah membersihkan rumah, menutup pintu, mencuci baju, berbelanja di warung, memasak nasi,
membuat teh, melaksanakan sholat 5 waktu dan mencatat materi perkuliahan.
 Tuliskan dan jelaskan minimal satu contoh penerapan untuk masing-masing fondasi CT dalam
kehidupan sehari-hari! Contoh yang Anda berikan dapat mengandung lebih dari satu fondasi.

Contoh CT dalam kehidupan sehari-hari adalah Berbelanja di warung.

Penerapan 4 pondasi computational thingking dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

a. Dekomposisi

Contoh penerapan: pada tahal awal menyiapakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah dengan menguraikan menjadi bagian-bagian kecil seperti sebelum berbelanja
diwarung menyiapkan mencatat keperluan yang ingin dibeli di warung.

b. Pengenalan Pola

Contohnya: Masalah apa saja yang ingin dibeli dengan mengelompokan jenis-jenis belanjaan sesuai
dengan jenisnya untuk mempermudah porses belanja.

c. Abstraksi

Contohnya: mengeliminasi hal-hal yang tidak penting dalam berbelanja seperti apakah harus berbelanja
banyak untuk stok sebulan atau seperlunya saja, apakah harus mencatat hal-hal yang ingin dibeli sesuai
dengan jenisnya. Ketika sudah di warung apakah harus berbelajar dari barang terdekat pintu atau
bertanya pada penjual, apakah dari bahan yang dibeli harus menyatukan belanjaan sesuai jenisnya atau
sebaliknya.

d. Algoritma

Contohnya: setelah mengetahui permasalahan di atas memahami pola diatas dengan menyiapkan
keperluan yang ingin dibeli kemudian mengelompokan jenis belanjaan agar mempermudah, selanjutnya
membeli bahan belanjaan sesuai dengan jenisnya dengan menanyai penjual dan memisahkan jenis-jenis
belanjaan.
4. Topik 1 Ruang Kolaborasi

Nama/No. Kelompok: Kelompok 1

1.
1. Citra Adelia Rahayu
2. Henni Twentyona Anjelita. S
No. Induk / Nama Mahasiswa : 2.

3.

Hasil Diskusi secara umum : Computational thinking atau pemikiran komputasional adalah cara berpikir untuk
menyelesaikan suatu masalah. Caranya adalah dengan menguraikan setiap masalahmenjadi beberapa
bagian atau tahapan yang efektif dan efisien. serta juga dapat diartikan menjadi sebuah metode untuk
menyelesaikan suatu masalah yang dirancang untuk bias diselesaikan oleh manusia atau sistem atau
keduanya.

Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan
CT.

1. Membuat/memasak kue tanpa menggunakan mixer


2. Membuat pesta ulangtahun
3. Membuat artikel dari hasil terjemahan asing

Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari.

A. Jawaban yang sudah tepat


1. Dekomposisi : pembagian persoalan ke dalam sub-sub persoalan yang lebih kecil
- Kue apa yang akan dimasak ?
- Apakah sudah ada bahan yang akan dimasak?
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memasak ?
- Berapa banyak kue yang akan dimasak?
- Berapa banyak kue yang matang dengan sempurna ?
- Apakah masakan selesai dengan tepat waktu ?
- Apakah kue yang dimasak harus matang sama rata ?
Pengenalan pola : menemukan pola dari persoalan dan solusi dari yang telah dirancang

 Dengan memahami proses membuat kue dari menentukan jenis kue apa yang ingin dimasak, kemudian
menyiapkan bahan yang diperlukan dengan memperhatikan waktu sehingga kue matang dengan baik
Abstraksi : proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan
- Apakah harus menentukan berapa banyak kue yang dimasak sebelum membuat adonan ?
- Apakah harus menggunakan alarm untuk melihat waktu yang dibutuhkan dalam memasak ?
- Apakah kue yang dimasak harus matang sama rata ?
Algoritma : algoritma adalah langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu persoalan.
 Setelah mengetahui langkah-langkah untuk membuat kue dengan dimulai dari menentukan jenis dan
bahan kue yang akan dimasak dan memperhatikan waktu agar kue masak dengan sempurna.

2. Dekomposisi : pembagian persoalan ke dalam sub-sub persoalan yang lebih kecil


- Di mana dan kapan itu akan terjadi?
- Siapa yang akan kita undang?
- Apa yang akan kita pakai ?
- Bagaimana membuat undangan ?
- Apa menu yang akan disajikan ?
- Apa hiburan yang akan ditampilkan ?
Pengenalan pola : menemukan pola dari persoalan dan solusi dari yang telah dirancang
 Dengan memahami proses dalam membuat pesta dari menentukan waktu, siapa yang akan diundang, dan
apa saja yang diperlukan hingga kostum apa yang akan digunakan.

Abstraksi : proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan

- Bagaimana jika undangan dikirim dengan balon?


- Atau merpati pos?
- Bagaimana jika, ketika tamu membuka undangan, otomatis lagu dimainkan serta menyemburkan
confetti?
Algoritma : algoritma adalah langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu persoalan
 Setelah mengetahui dan mempersiapkan, adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam membuat
acara pesta dimulai dari kapan pesta akan diadakan, siapa yang akan diundang, baju apa yang akan kita
pakai, bagaimana membuat undangan, hingga menu dan hiburan apa yang akan disajikan dan
ditampilkan.
3. Dekomposisi : pembagian persoalan ke dalam sub-sub persoalan yang lebih kecil
- baca dan pahami hasil terjemahan bahasa asing dengan cermat
- Identifikasi konteks
- Identifikasi struktur kalimat
- Analisa makna umum dari teks tersebut
Pengenalan pola : menemukan pola dari persoalan dan solusi dari yang telah dirancang

 Dengan memahami proses lakukan rekognisi isi dan struktur dengan mengatur pola informasi dalam teks
tersebut. Apakah ada pengantar, pengembangan, dan kesimpulannya.
Abstraksi : proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan
- Memilih informasi utama
- Tentukan informasi inti yang ingin kita sertakan dalam artikel baru
Algoritma : algoritma adalah langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu persoalan

 Setelah menemukan poin penting, tuliskan poin yang menjadi kerangka bahasan dalam artikel tersebut.

B. Jawaban yang tepat


1. Jawaban yang sudah tepat
Alasannya yaitu karena pada 4 komponen telah menggambarkan keefektifan,keefisienan dan hasil yang
diperoleh optimal.

2. …
3. Jawaban sudah tepat
Alasannya karena pada 4 komponen telah menggambarkan keefektifan,keefisienan dan hasil yang diperoleh
optimal.

C. Jawaban yang kurang tepat

1. …
2. Jawaban nya belum tepat
Karena jika undangan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti menggundang semua teman, kerabat
dalam jumlah banyak maka lebih efisien menggunakan undangan cetak dan digital untuk memermudah dan
menghemat biaya dan waktu. Jika ingin mengundang sedik orang maka akan lebih efisien menggunakan
undangan cetak saja untuk menghemat biaya.

3. …
5. Topik 1 Demonstrasi Konseptual

Nama/No. Kelompok: Kelompok 1

1. Citra Adelia Rahayu


No. Induk / Nama Mahasiswa:
2. Henni Twentyona Anjelita. S

Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi:

Adapaun contoh CT dalam kehidupan sehari-hari yaitu:


Apa contoh dalam kehidupan 1. Membuat/memasak Kue tanpa menggunakan mixer
sehari-hari yang biasa disebut CT? 2. Membuat pesta ulangtahun
3. Membuat artikel dari hasil terjemahan asing.

Karena metode penyelesaian permasalahan nya dengan menerapkan teknik-teknik


Mengapa contoh diatas dapat
computer agar dapat berfikir krisis dan kreatif dalam menyelesaikan persoalan
dikatakan berfikir CT?
secara efektif, efisien dan optimal.

Karena jika undangan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti


menggundang semua teman, kerabat dalam jumlah banyak maka lebih efisien
Mengapa pekerjaan membuat
menggunakan undangan cetak dan digital untuk memermudah dan menghemat
undangan digolongkan menjadi
biaya dan waktu. Jika ingin mengundang sedik orang maka akan lebih efisien
pekerjaan yang kurang tepat?
menggunakan undangan cetak saja untuk menghemat biaya.

6. Topik 1 Koneksi Antar Materi

1. Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari Anda!

computarational thingking adalah suatu metode untuk memecahkan masalah dengan


menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). kemampuan pemecahan masalah ini
memungkinkan kamu untuk menganalisis masalah yang kompleks,memahami masalahnya dan
menentukan solusi yang tepat.

contohnya:
a. meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dalam hal ini tentunya memerlukan
suatu pemikiran yang tercomputational thingking karena seorang guru dituntut untuk berfikir
bagaiaman cara untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cepat serta positif secara terus
menerus.

b. mencuci pakaian, memerlukan pemikiran ct diamana memiliki tantang tersendiri yaitu jika
salah dalam mencuci pakaian warna pakaian akan memudar jika terlalu keras di gosok, dan juga
jika mencapur dengan pakaian yang mudah pudar akan merusak warna pakian yang lain.

c. ramalan cuaca diamana hal ini memeperhatian pergerakan awan dan pola alam disekitar
merupakan bentuk penerapan berfikir CT sehari-hari.

2. Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan Anda ajar?
Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk pengajaran, soal-soal, atau
aktivitas lainnya di dalam kelas.

menurut saya CT dapat di terapkan pada mata pembelajaran saya yaitu BK karena ct ini
berkaitan dengan pemecahan masalah dengan cara yang beragam. CT juga dapat di terapkan
pada aktivitas lainya di dalam kelas seperti menggunakan Abstraksi adalah saat di mana Anda
hanya fokus pada informasi yang penting saja dan menyingkirkan hal yang tidak relevan dengan
prioritas. Sehingga, sumber daya Anda untuk membangun solusi lebih efisien.

7. Topik 1 Aksi nyata

1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini?

Harapan saya dalam mengikuti perkuliahan ini saya harap dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan pemahaman baru saya tentang CT, serta saya dapat menerapkan berfikir
CT dalam kehidupan sehari-hari dan mengimplementasikan nya dalam proses pembelajaran
dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh peserta didik saya secara efektif, efisien dan
optimal

2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT?


Pemahaman yang saya dapat setelah mempelajari CT adalah cara adalah suatu cara berfikir
seperti komputer dimana dalam penyelesaian masalah terdapat berbagai alternatif yang
dapat dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan optimal. Setelah mengetahui CT
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dengan melihat pola permasalahan tersebut
agar proses penyelesaian masalah dapat optimal. Saya baru menyadari bahwa hal-hal
sederhana yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari merupakan bentuk penerapan
CT. Dalam perfikir CT terdapat 4 fondasi atau landasan yaitu dekomposisi, pengenalan pola,
abstraksi, dan algoritma.

3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda?

Menurut pendapat saya keberadaan CT dalam kehidupan saya sangat diperlukan dimana
merupakan berfikir hal yang sangat penting dan membantu saya menyelesaikan persoalan-
persoalan yang saya hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga sebagai seorang guru
agar dapat membantu saya menyelesaikan permasalahan yang ada dalam proses
pembelajaran secara efektif, efisien dan optimal.

4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT?

Saya merasa senang karena dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan pemahaman baru dan
saya sangat tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang CT ini karena berkaitan dengan
cara dan pola berfikir seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan pembelajaran.

5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika ada,
tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya?

Kendala yang mungkin saya alami adalah bagimana menerapkan pola pikir CT ini pada peserta didik
saya di sekolah nantinya Dimana saya akan mengajak dan menerapkan berfikir CT ini dalam
kehidupan peserta didik dan lingkungan sekolah dan pembelajaran. Tentunya ini menjadi tantangan
bagi saya untuk dapat mengubah pola piker seseorang nantinya. Antisipasi yang akan saya lakukan
adalah saya akan menyiapkan media pendukung nanti nya yang diperlukan dalam membantu
menerapkan berfikir CT ini pada peserta didik dalam pembelajaran.
B. TOPIK 2 CT DALAM KURIKULUM

1. TOPIK 2 Mulai Dari Diri


1. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT di dalam Kurikulum Merdeka?

Menurut saya keberadaan CT dalam kurikulum mardeka sangat penting Karena membantu
proses pembelajaran menjadi lebih pembelajaran dimana membantu peserta didik dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapinya dan membuat peserta didik dapat berfikir kritis
sehingga dapat menyelesaikan masalah secara efektif, efisien dan optimal. Hal ini sejalan dengan
tujuan dari kurikulum mardeka yaitu terwujudnya profil pelajar pancasila.

Pembelajaran dengan menggunakan pemikiran CT sengat membantu karena dengan berfikir CT


itu mejadi salah satu hal penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
khususnya dalam proses pembelajaran dan mempersiapjan peserta didik nantinya di masa depan.

2. Karena CT berada dalam kurikulum, CT dipandang sebagai sesuatu yang perlu dipelajari oleh
peserta didik. Menurut Anda, mengapa CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri?

Karena pada awal nya CT di anggap sebagai sebuah pembelajaran IT yang hanya terfokus pada
teknologi namun seiring dengan perkembanganya CT menjadi sebuah proses berfikir seseorang
karena pada dasarnya CT adalah sebuah cara berfikir hal ini membuat CT dapat di
implementasikan kedalam proses pembelajaran pada materi apa saja sehingga tidak perlu di beri
satu mata pelajaran saja tentang CT tersebut.

CT dengan metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer


(informatika). Tantangan bebas menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir
kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir
komputasional secara efektif, efisien, dan optimal.

3. Pada saat Anda membaca referensi-referensi yang ditugaskan oleh dosen Anda, bagian mana
yang:

o Paling menarik untuk Anda? Mengapa?

Menurut saya bagian menarik dalam pembelajaran CT adalah memahami apa itu CT dan
bagaimana menerapkan berfikir CT dala kehidupan sehari-hari dan dalam pembelajaran
kepada peserta didik. Karena sebelumnya saya belum pernah mempelajari CT saya
tertarik untuk memahami CT lebih dalam dan mengimplementasikannya dalam
kurikulum dan proses konseling nantinya.

o Paling sulit untuk diajarkan? Mengapa?

4 pondasi CT karena menurut saya hal ini sangat sulit di mengerti dari penjelasan dan
penerapan nya serta bagaimana jika salah satu dari ke empat elemen tidak dapat
diterapkan dengan baik. Serta bagaimana menerapkan CT pada kurikulum merdeka ini
agar dapat membantu siswa.

2. TOPIK 2 Eksplorasi Konsep


Dalam (Weintrop et al., 2016), dikatakan bahwa Computer Science Teacher Association
(CSTA) menilai bahwa pembelajaran CT membuat siswa dapat mengkonsepkan,
menganalisis, dan menyelesaikan persoalan kompleks dengan memilih dan
mengaplikasikan strategi-strategi dan kakas-kakas baik baik secara virtual maupun
dalam dunia nyata. Pada makalah tersebut juga dinyatakan himpunan awal dari
keterampilan CT yang merupakan pengembangan 4 fondasi CT, yaitu:
1. Kemampuan menghadapi open-ended problem.
2. Kegigihan dalam mengatasi persoalan yang menantang.
3. Kepercayaan diri dalam menghadapi kompleksitas.
4. Mampu mempresentasikan ide-ide dengan cara komputasional yang bermakna.
5. Mampu membagi-bagi persoalan yang besar menjadi beberapa sub-persoalan yang
lebih kecil.
6. Membuat abstraksi dari aspek-aspek dalam persoalan yang sedang dihadapi.
7. Membingkai/menstrukturkan ulang persoalan menjadi persoalan yang dapat
dikenali.
8. Menilai kekuatan/kelemahan representasi data/sistem representasi.
9. Menghasilkan solusi dalam bentuk algoritma.
10.Mengenali dan mengatasi ambiguitas dalam algoritma.
Dalam bidang sains dan matematika, terdapat kesamaan fitur dalam dalam problem
solving dan pendekatan untuk penyelidikan/pengamatan untuk suatu hal, yaitu data.
Dalam bidang sains dan matematika, CT dapat diintegrasikan melalui analisis data,
modeling, dan simulasi.
Valerie Barr and Chris Stephenson dalam (Barr & Stephenson, 2011) mengupayakan
pembuatan framework dan panduan untuk mengintegrasikan CT dalam kurikulum
Pendidikan Dasar dan Menengah, khususnya dalam bidang pelajaran ilmu komputer,
matematika, sains, pendidikan sosial, bahasa dan seni. Dalam framework tersebut,
diberikan contoh-contoh peran CT dalam masing-masing bidang tersebut. Untuk
lengkapnya, framework tersebut dapat dilihat pada Topik 6: Integrasi CT dalam Mata
Pelajaran.
Dalam bidang pedagogi, (Kotsopoulos et al., 2017) mendefinisikan Computational
Thinking Pedagogical Framework (CTPF) yang didasarkan pada pengalaman belajar.
Pembelajaran yang didapat dari pengalaman unplugged, tinkering, making, dan remixing
ini perlu dilatih terus menerus. Jika ingin menggunakan objek abstrak, untuk siswa
berusia muda, dapat dilatih dengan lab virtual atau pemrograman blok (misalnya Scratch
dan Blockly).

Tabel 2.1: Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase A sampai dengan F
FASE CAPAIAN PEMBELAJARAN CT
Fase A Pada akhir fase A, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional
(Umumnya dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari yang dialami dengan
untuk kelas I mengidentifikasi, membandingkan, memilih, memilah, mengelompokkan, dan
dan II SD) mengurutkan objek konkrit.
Fase B Pada akhir fase B, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional
(Umumnya dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan membandingkan, memilih,
untuk kelas memilah, menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan himpunan data kecil
III dan IV SD) hasil abstraksi benda konkrit menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan
beberapa solusi dengan memanfaatkan perkakas yang disediakan.
Fase C Pada akhir fase C, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional
(Umumnya dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan membandingkan,
untuk kelas V menyusun, mengelompokkan, dan mengurutkan himpunan data hasil abstraksi
dan VI SD) benda konkrit yang lebih banyak dan kompleks dengan menggunakan berbagai
cara untuk menghasilkan lebih banyak alternatif solusi yang mengintegrasikan
berpikir komputasional dalam memanfaatkan perkakas yang digunakannya.
Fase D Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional
(Umumnya untuk menghasilkan beberapa solusi dari persoalan dengan data diskrit
untuk kelas bervolume kecil serta mendisposisikan berpikir komputasional dalam bidang
VII, VIII dan lain terutama dalam literasi, numerasi, dan literasi sains (computationally
IX SMP) literate).
Fase E Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik standar
(Umumnya pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem komputer,
untuk kelas X untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume
SMA) besar.
Fase F Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi
(Umumnya algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu
untuk kelas XI persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan
dan XII dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik,
paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data yang lebih
kompleks dan abstrak.

Bacalah lagi dengan seksama CP CT Tabel di atas ini pada fase yang sesuai dengan
kegiatan pembelajaran yang akan Anda ampu sebagai seorang guru.
Jawablah salah satu dari pertanyaan reflektif berikut:

1. Bagi calon guru kelas I sampai VI. Ceritakan dengan kata-kata Anda sendiri terkait
peningkatan capaian yang ada pada fase A sampai C. Apakah Anda dapat melihat
peningkatan capaian dari fase A-C? Jelaskan jawaban Anda!
2. Bagi calon guru kelas VII-XII. Bacalah kembali dengan seksama CP pada fase yang
akan Anda ampu. Apakah ada istilah-istilah atau kata-kata yang belum Anda pahami
pada CP tersebut? Tuliskan kata-kata yang belum Anda pahami pada kotak berikut.
Anda juga boleh menuliskan istilah-istilah yang menurut Anda menarik untuk
dipelajari lebih lanjut.

Saya adalah calon guru BK yang saat ini sedang mengampu kelas XI di sekolah, adapun
CP untuk fase yang saya ampu adalah pada fase akhir fase F, peserta didik mampu dan
selesai menganalisis permasalahan dengan berfikir CT terhadap masalah yang dihadapi
dengan beberapa strategi algoritmik dan solusi-solusi terhadap masalah dengan berfikir
secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan
memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi,
kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan
merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak.

adapun materi yang saya belum pahami pada materi ini adalah:
1. Strategi algoritmik
2. justifikasi efisiensi

Menurut Anda, bagaimana posisi CT di Indonesia jika dibandingkan keberadaannya di


beberapa negara lain yang sudah berupaya terlebih dahulu untuk memasukkan CT ke
dalam kurikulumnya?
Menurut pendapat saya penerapan CT di Indonesia pada saat ini masih menjadi hal baru
belum banyak di implementasikan ke dalam kurikulum apa lagi pada penerapan
kurikulum mardeka, pada kurikulum mardeka saja baru rencana untuk penerapan dan
belum di implementasikan ke dalam pendidikan tersebut. Istilah CT masih asing
walaupun sudah di terapkan di kehidupan sehari-hari perlu adanya perjelasan dan
pemahaman tentang CT agar semua orang dapat merasakan manfaat CT dalam
kehidupan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pendidik mengajarkan peserta didik
tentang CT dalam pembelajaran. Salah satu upaya untuk mengenal CT lebih jauh adalah
bangsa indonesia memulai dari pedidik mempelajari CT kemudian di implementasikan
kepada peserta didik dengan melalui mata kuliah Computational Thingking pada PPG
PRAJABATAN ini agar membantu pendidik dalam menerapkan berfikir CT pada
peserta didik agar dapat di implementasikan dalam pembelajaran dan kegiatan sehari-
hari supaya negara indonesia dapat maju dan berkembang baik dalam berbagai segi yang
ada karena pemikiran CT tersebut.

3. TOPIK 2 Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Mahasiswa

Nama/NIM Citra Adelia Rahayu / A2P423002


Fase (A/B/C/D/E/F) Fase F

Capaian pembelajaran pada materi ini adalah peserta didik mampu


dan selesai menganalisis permasalahan dengan berfikir CT terhadap
masalah yang dihadapi dengan beberapa strategi algoritmik dan
solusi-solusi terhadap masalah dengan berfikir secara kritis dalam
CP menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan
memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari
semua alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan solusi
terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data
yang lebih kompleks dan abstrak.

Kata-kata atau istilah yang belum diketahui Makna yang didapat setelah mencari tahu lebih
maknanya lanjut mengenai kata/istilah tersebut:

1. Setelah mencari tau lebih lanjut Strategi


Algoritmik adalah kumpulan metode atau
urutan langkah-langkah untuk memecahkan
suatu masalah guna mencapai tujuan yang di
1. Strategi Algoritmik
tentukan.
2. Justifikasi efisiensi
2. Pembuktian proses memberikan fakta yang
mendukung suatu hipotesis atau proposisi
untuk mencapai tujuan suatu persoalan yang
dilakukan secara efisien.

Tuliskan pemaknaan mengenai CP tersebut setelah Anda memahami setiap istilah yang terdapat pada CT
tersebut:

Capaian pembelajaran pada materi ini adalah peserta didik mampu dan selesai menganalisis
permasalahan dengan berfikir CT terhadap masalah yang dihadapi dengan beberapa strategi algoritmik
dengan kumpulan metode atau urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan
yang diinginkan dan solusi-solusi terhadap masalah dengan berfikir secara kritis dalam menghasilkan
banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi atau pembuktian
fakta yang mendukung suatu hipotesis atau proposisi untuk mencapai tujuan suatu persoalan yang
dilakukan secara efisien, kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan
menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data yang lebih
kompleks dan abstrak.

4. TOPIK 2 Ruang Kolaborasi

Nama/NIM anggota 1: Asri Romiyati/A2P423009)

Nama/NIM anggota 2: Citra Adelia Rahayu/A2P423002

Nama/NIM anggota 3: Dwi Afrilianingtias/A2P423007

Fase (A/B/C/D/E/F) F

Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi


algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk
satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan
CP
keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan
solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data
yang lebih kompleks dan abstrak.

Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok:

3. Strategi Algoritmik
4. Justifikasi Efisiensi
5. Struktur Data

Kata-kata yang dipahami sebagai makna yang berbeda oleh anggota kelompok. Diskusikan lebih lanjut
tentang perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan konsep pada saat eksplorasi konsep!

1. Strategi Algoritmik adalah pendekatan atau metode yang digunakan untuk merancang dan
menganalisis serangkaian langkah-langkah untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan
tertentu.
Strategi algoritmik adalah kumpulan metode/teknik untuk memecahkan masalah sesuai dengan
tujuan yang ditentukan, yang dalam hal ini deskripsi metode atau teknik dinyatakan dala suatu
urutan Langkah-langkah penyelesaian.
Strategi algoritmik adalah suatu rencana atau rancangan dari metode, cara, dan lagkah-langkah
yang diambil dalam menyelesaikan suatu persoalan yang disusun secara jelas, runtut, lengkap,
efisien, dan tidak menyalahi batasan-batasan dalam persoalan tersebut
2. Justifikasi efisiensi adalah penjelasan mengapa suatu solusi atau metode dianggap sebagai cara
yang lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
Justifikasi efisiensi adalah proses memberikan fakta yang mendukung suatu hipotesis atau
proposisi untuk mencapai tujuan suatu persoalan yang dilakukan secara efisien.
Justifikasi efisiensi adalah keputusan yang diambil atau keputusan dalam memilih solusi dalam
persoalan dimana keputusannya disesuaikan dengan cara dan sumber daya yang ada.
3. Struktur data adalah cara mengatur dan menyimpan informasi agar mudah diakses dan dikelola.

Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahaman bersama seluruh
anggota kelompok!

Peserta didik dapat mempertimbangkan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah secara kritis,
menciptakan berbagai solusi, menjelaskan mengapa suatu solusi lebih baik, lalu memilih dan
menggunakan solusi terbaik tersebut dengan merancang dan menyimpan informasi yang lebih kompleks.

5. TOPIK 2 Demonstrasi Kontekstual

Nama/NIM: Citra Adelia Rahayu/A2P423002

Fase Istilah yang baru diketahui maknanya Makna dari istilah

Fase F 6. Strategi Algoritmik 3. Setelah mencari tau lebih


lanjut Strategi Algoritmik
7. Justifikasi Efisiensi adalah kumpulan metode
atau urutan langkah-langkah
untuk memecahkan suatu
masalah guna mencapai
tujuan yang di tentukan.
4. Pembuktian proses
memberikan fakta yang
mendukung suatu hipotesis
atau proposisi untuk
mencapai tujuan suatu
persoalan yang dilakukan
secara efisien.

Tuliskan pemahaman yang Anda dapat dari presentasi rekan Anda mengenai CP CT pada fase yang
berbeda dari fase yang Anda kerjakan dalam kelompok!

Fase Pemaknaan CP

Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional yaitu
Fase D
metode pemecahan masalah dengan menerapkan teknologi ilmu komputer atau
informatika untuk menghasilkan beberapa solusi dari persoalan dengan data diskrit
bervolume kecil yaitu data yang nilainya memiliki kemungkinan nilai terbatas dan
antar nilai satu dengan yang lainnya terpisah lebih kecil serta mendisposisikan atau
menempatkan berpikir komputasional dalam bidang lain terutama dalam literasi,
numerasi, dan literasi sains (computationally literate).

Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik standar yaitu
pendekatan atau metode yang digunakan untuk merancang dan menganalisis
serangkaian langkah-langkah untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan
tertentu. pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem
komputer, untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan dengan data diskrit
bervolume besar data yang nilainya memiliki kemungkinan nilai terbatas dan antar
Fase E
nilai satu dengan yang lainnya terpisah lebih besar.
6. TOPIK 2 Elaborasi Pemahaman
Berdasarkan pemahaman mahasiswa terkait CP CT yang mengacu pada Lembar Kerja
pada Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, dan Demonstrasi Kontekstual, dosen dapat
meluruskan pemahaman mahasiswa yang kurang tepat atau mengkoreksi pemahaman
yang salah terkait CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global.

Jika masih ada pertanyaan seputar CT dalam Kurikulum Merdeka dan posisi CT dalam
tatanan global, tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut! Setelah itu, diskusikanlah
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya!

Assalamualaikum wr.wb izin bertanya ibuk terkait seputar CT dalam Kurikulum


Merdeka dan posisi CT dalam tatanan global.
1. Bagaimana menerapkan keterampilan CT yang merupakan pengembangan 4 fondasi
CT pada kurikulum mardeka agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang di
harapkan?
2. Salah satu unsur pembeda CP CT kesiapan strategi algoritma untuk
diimplementasikan dalam sistem komputer pada pembelajaran informatika, apakah yang
di maksud dengan hal tersebut dan bagaimana mengimplemtasikannya?
3.bagaimana bentuk Pembelajaran yang didapat dari pengalaman unplugged, tinkering,
making,danremixing? remixing ini perlu dilatih terus menerus.

7. TOPIK 2 Koneksi Antar Materi


Tuliskan kaitan antara CP mata pelajaran yang Anda ampu dengan CP CT untuk fase
yang akan Anda ampu!
Capaian pada layanan BK Fase F Pada akhir fase F preserta didik diharapkan dapat
menerapkan ilmu pengetahuan dan keberagaman
yang ada dan juga dapat mengajak individu lain
atas dasar keyakinan yang dimiliki oleh individu
tersebut dengan konsisten berupa sikap dan tingkah
laku dalam kehidupan sehari-hari. Bersikap atas
dasar keputusan yangdiintegrasikan dalam
keberagaman norma dan aspek-aspek etnis dan
budaya dala kehidupannya.

Serta pada menyesuaikan ekspresi perasaan diri


dan juga orang lain secara tepat untuk
menyelesaikan konflik, mengembangkan ragam
alternatif pengambilan terhadap suatu keputusan
dan pengentasan masalah secara objektif
menggunakan konsep ilmu pengetahuan dan
perilaku belajar beserta konsekuensinya,
menunjukkan kesamaan kualitas dan kuatitas
dalam berinteraksi dengan dengan orang lain
sesuai hak dan kewajiban.
Capaian Pembelajaran CT pada Fase F Capaian pembelajaran pada materi ini adalah
peserta didik mampu dan selesai menganalisis
permasalahan dengan berfikir CT terhadap masalah
yang dihadapi dengan beberapa strategi algoritmik
dan solusi-solusi terhadap masalah dengan berfikir
secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif
solusi untuk satu persoalan dengan memberikan
justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan
dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan
menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan
optimal dengan merancang struktur data yang lebih
kompleks dan abstrak.
Kaitan antara capaian layanan BK Fase F dan Capaian pembelajaran pada materi ini adalah
CT CP Fase F peserta didik mampu dan selesai menganalisis
permasalahan dengan berfikir CT terhadap masalah
yang dihadapi dengan beberapa strategi algoritmik
dengan kumpulan metode atau urutan langkah-
langkah untuk memecahkan masalah dan mencapai
tujuan yang diinginkan dan solusi-solusi terhadap
masalah dengan berfikir secara kritis dalam
menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu
persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi
atau pembuktian fakta yang mendukung suatu
hipotesis atau proposisi untuk mencapai tujuan
suatu persoalan yang dilakukan secara efisien,
kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif
solusi, kemudian memilih dan menerapkan solusi
terbaik, paling efisien, dan optimal dengan
merancang struktur data yang lebih kompleks dan
abstrak.

Sedangkan capaian layanan BK yaitu kemampuan


peserta didik dalam mengintegrasikan keragaman,
norma, dan etika dalam pengambilan keputusan,
yang nantinya akan membantu peserta didik dalam
memberikan justifikasi yang lebih baik terhadap
efisiensi dan kelebihan dari alternatif solusi dalam
CT. Peserta didik yang telah mencapai tujuan
dalam capaian layanan BK, akan memiliki dasar
untuk berpikir kritis dan kreatif memecahkan
masalah yang lebih kompleks dan abstrak dalam
konteks CT. Ini menunjukkan bagaimana
perkembangan peserta didik dalam aspek
bimbingan dan konseling dapat mendukung
kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
di bidang lain.

8. TOPIK 2 Aksi Nyata


9. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT dalam pertemuan
kuliah ini?

Saat menelaan topik ini CP CT saya merasa senang karena dapat menamnah ilmu
pengetahuan dan pemahaman baru saya dalam topik ini terlebih lagi kurikulum mardeka
ini, dimana pemahaman kurikulum sangat penting bagi seorang guru. Dalam CT dalam
setiap pembelajaran sangat di perlukan dan memang selalu ada berupa keterampilan
dalam berfikir dan menyelesaikan masalah dan persoalan yang di hadapi individu untuk
dapat berfikir kritis kemudian yang di implementasikan dan dikontekstualkan dalam
kehidupan sehari-hari.

10. Tuliskan pengetahuan-pengetahuan baru yang Anda dapatkan dari pertemuan ini?

Saya dapat mengetahui posisi dan peran CT dalam kurikulum Indonesia dan
kaitannya dengan Informatika. CT diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dan IPAS.Untuk jenjang SMP dan SMA, CT secara eksplisit
terdapat pada mata pelajaran Informatika. Namun, karena CT adalah literasi berpikir
yang perlu dilatih secara terus-menerus, makatidak cukup hanya dilatih pada
mata pelajaran Informatika. CT sangat disarankan diintegrasikan pada seluruh
mata pelajaran lain. Integrasi CT dalam mata pelajaran selainInformatika dibahas pada
Topik Integrasi CT dalam Mata Pelajaran.

Capaian pembelajaran pada materi ini adalah peserta didik mampu dan selesai
menganalisis permasalahan dengan berfikir CT terhadap masalah yang dihadapi dengan
beberapa strategi algoritmik dengan kumpulan metode atau urutan langkah-langkah
untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan dan solusi-solusi
terhadap masalah dengan berfikir secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif
solusi untuk satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi atau pembuktian
fakta yang mendukung suatu hipotesis atau proposisi untuk mencapai tujuan suatu
persoalan yang dilakukan secara efisien, kelebihan, dan keterbatasan dari semua
alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan
optimal dengan merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak.

Sedangkan capaian layanan BK yaitu kemampuan peserta didik dalam mengintegrasikan


keragaman, norma, dan etika dalam pengambilan keputusan, yang nantinya akan
membantu peserta didik dalam memberikan justifikasi yang lebih baik terhadap efisiensi
dan kelebihan dari alternatif solusi dalam CT. Peserta didik yang telah mencapai tujuan
dalam capaian layanan BK, akan memiliki dasar untuk berpikir kritis dan kreatif
memecahkan masalah yang lebih kompleks dan abstrak dalam konteks CT. Ini
menunjukkan bagaimana perkembangan peserta didik dalam aspek bimbingan dan
konseling dapat mendukung kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah di
bidang lain.

C. Topik 3 CT dalam Problem Solving


1. Topik 3 Mulai Dari Diri
a. SEL.09.2-T3-2 - 01.02. Pertanyaan Reflektif - 1
Pernahkah Anda mengerjakan soal Bebras sebelum masuk ke Topik 3?
Belum pernah mengerjakan soal bebras, baru pernah mendengar kata bebras
sekarang pada pembelajaran computerational thingking ini.
b. SEL.09.2-T3-2 - 01.02. Pertanyaan Reflektif – 2
Apa pendapat Anda mengenai soal Bebras?
setelah saya membaca ateri dan mencari tau bebras adalah sebuah inisiatif
internasional yang tujuannya adalah mempromosikan Computational
Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika) di kalangan guru
dan murid mulai tingkat SD, serta untuk masyarakat luas. Salah satu kegiatan Bebras
adalah menyelenggarakan kompetisi secara daring yang disebut Tantangan Bebras
(Bebras Challenge).
Soal-soal Tantangan Bebras bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa/i
dalam bidang informatika dan CT. Walaupun ada konsep Informatika pada soalsoal
Bebras, namun soal-soal tersebut dapat dijawab tanpa perlu belajar Informatika
terlebih dahulu. Setiap soal Bebras mengandung aspek komputasi atau informatika
dan dimaksudkan untuk menguji bakat peserta untuk berpikir komputasi atau
informatika. Untuk menjawab soal-soal Bebras, secara alamiah, siswa dituntut untuk
berpikir terkait dengan informasi, struktur diskrit, komputasi, pengolahan data, serta
harus menggunakan konsep algoritmik.
c. SEL.09.2-T3-2 - 01.02. Pertanyaan Reflektif – 3
Latihan CT apa saja yang pernah Anda kerjakan selain soal Bebras? Apa nama
situs/sumber Anda mengerjakan latihan CT?
saya belum pernah mengerjakan soal bebras tapi saya pernah mengerjakan latihan
CT yang ada pada mata kuliah ini di LMS. istilah dan pemahaman CT masih sangat
awam dan saya baru mendengarnya dan belum begitu memahami nya sehingga saya
belum tau apakah soal-soal tersebut bisa disebut latihan CT atau soal bebras.
d. SEL.09.2-T3-2 - 01.02. Pertanyaan Reflektif – 4
Pernahkah Anda mendapat informasi mengenai Tantangan Bebras?
saya belum pernah mendapatkan informasi mengenai tantangan bebras dan kata
bebras pun masih asing bagi saya karena saya baru mengetahui bebras pada mata
kuliah CT ini sehingga saya belum begitu memahami bebras tersebut. pada materi
CT ini bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah
mempromosikan Computational Thinking di kalangan guru dan murid mulai tingkat
SD, serta untuk masyarakat luas. Soal-soal Tantangan Bebras bertujuan untuk
memperkenalkan dan melatih siswa/i dalam bidang informatika dan CT.
e. SEL.09.2-T3-2 - 01.02. Pertanyaan Reflektif – 5
Pernahkah Anda membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan CT
(dengan soal Bebras atau soal CT lainnya)? Jika pernah, bagaimana pengalaman
Anda ketika membimbing siswa??
saya belum pernah membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan CT
dengan soal bebras atau soal lainnya karena saya juga belum mengetahui dan
memahami terkait materi bebras ini. adapun pada sola CT pun saya baru memahami
beberapa materi saja sehingga saya belum begitu menguasai dan takut salah dan
tidak sesuai dalam mengimplementasikannya kepada siswa bimbingan saya.\

2. Topik 2 Eksplorasi Konsep


a. SEL.09.2-T3-2 - 02.03. Lembar Kerja Reflektif individual – 1
Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui
aktivitas problem solving menggunakan soal Bebras!
Hal baru apa sajakah yang saya dapatkan dari mempelajari CT melalui
aktivitas problem solving menggunakan soal Bebras adalah saya memperoleh
pemahaman dan pengetahuan baru yang saya belum ketahui mengenal bebras
tersebut dimana dalam kehidupan sehari-hari saya bisa menyelesaikan permasalahan
dan persoalan menggunakan CT dengan pemecahan masalah berbagai pola
penyelesaiannya.
soal bebras ini memberikan solusi untuk persoalan. Soal-soal yang bertema
komputasi/informatika ini dirancang semenarik mungkin, dan seharusnya dapat
dijawab oleh siswa tanpa pengetahuan sebelumnya tentang komputasi atau
informatika. Setiap soal Bebras mengandung aspek komputasi atau informatika dan
dimaksudkan untuk menguji bakat peserta untuk berpikir komputasi atau
informatika. Untuk menjawab soal-soal Bebras, secara alamiah, siswa dituntut untuk
berpikir terkait dengan informasi, struktur diskrit, komputasi, pengolahan data, serta
harus menggunakan konsep algoritmik.

b. SEL.09.2-T3-2 - 02.03. Lembar Kerja Reflektif individual - 2


Menurut pengalaman Anda mengajar atau saat Anda menjadi siswa, apakah soal
Bebras yang digunakan untuk contoh soal memiliki kompleksitas yang sesuai dengan
jenjang yang ditargetkan dan bidang pelajaran Anda? Jika tidak, berikan alasannya
dan usulkan jenjang serta bidang apa yang sesuai untuk soal tersebut!
Jenjang Judul jawaban
Menurut saya untuk
jawaban tentang
karangan bunga yang
ada pada tingkat SD,
mengacu pada
perkembangan
kognitif pada anak.
Dimana pada
SD Karangan Bunga
masalah karangan
bunga Menggali apa
yang ingin dicari,
yaitu karangan
bunga yang
memenuhi ketiga
syarat yang
diinginkan
Klara. saya rasa
sudah sesuai dengan
tingkat SD karena
pada tingkat ini anak
di ajak berfikir
kreatif dan berfikir
imaginatif karena
dapat memilih
alternatif terkait
masalah dengan
menyusun langkah
dan memilih
alternatif solusi
masalah yang di
inginkan.
Menurut saya soal
kursi musik pada
soal SMP sudah
sesuai dengan
jenjang yang di
targetkan karena
pada jenjang ini
SMP Kursi musik
menurut saya siswa
sudah bisa
menemukan
masalah menarik
kesimpulan terhadap
permasalahan yang
di alaminya.
Menurut saya pada
SMA Titik Utama Wifi
soal titik utama wifi
yang di berikan pada
SMA sudah sesuai
dengan jenjang yang
di targetkan dimana
siswa sudah bisa
menyelesaikan
permasalahan yang
di alaminya dan
menyelesaikan
permasalahan dan
memikirkannya
secara abstrak dan
logis terkait masalah
yang terjadi.
Menurut pengalaman Anda mengajar atau saat Anda menjadi siswa, apakah soal
Bebras yang digunakan untuk contoh soal memiliki kompleksitas yang sesuai
dengan jenjang yang ditargetkan dan bidang pelajaran Anda? Jika tidak, berikan
alasannya dan usulkan jenjang serta bidang apa yang sesuai untuk soal tersebut!
menurut saya soal bebras yang memiliki kompleksitas yang sesuai dengan jenjang
pendidikan yang ditargetkan sudah sesuai pada masing-masing jenjang. hal ini
karena pada setiap fase memiliki tingkat penyelesaian soal permasalahan yang
berbeda-beda.
menurut saya pada bidang pembelajaran saya soal bebras untuk contoh soal tersebut
tidak dapat di terapkan pada bidang pembelajaran yang saya ampu karena pada soal
tersebut lebih menekankan jawaban pada matematika dan informatika sedangkan
pada bidang pembelajaran saya yaitu bimbingan dan konseling mencakup pada
pengentasan masalah yang di alami siswa namun jika soal bebras lebih menekankan
pada problem solving maka soal tersebut memiliki kaitan dan hubungan dengan mata
pelajaran yang saya ampu yaitu bimbingan konseling .

LEMBAR KERJA EKSPLORASI KONSEP


LEMBAR KERJA EKSPLORASI KONSEP
Nama/NIM : Asri Romiyati (A2P423009)
Citra Adelia Rahayu (A2P423002)
Dwi Afrilianingtias (A2P423007)
Elaeisna Nozalia (A2P423005)
Feji Gezika (A2P423014)
Jenjang/mata pelajaran yang diampu : SMA/Bimbingan dan Konseling
Judul soal : Memindahkan Dadu
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi masing-masing SD : Jawaban yang tepat = 5
soal SMP : Jawaban yang tepat = 3
SMA : Jawaban yang tepat = 4
2 Tuliskan Langkah-langkah
berpikir anda hingga mendapat
solusi dari masing-masing Soal!
Jika anda menggunakan lebih
dari satu cara berpikir, tulis
pada jenjang mana anda
menggunakan cara berpikir
tersebut

SD : Untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam


menyelesaikan masalah ini, kita bisa menggunakan
sebuah dadu. Jika tidak ada dadu, kita bisa
menggunakan objek lain yang berbentuk kubus dan
menuliskan angka-angka sesuai dengan susunan angka
pada dadu. Setelah itu, letakkan dadu sesuai dengan
gambar di posisi awal. Selanjutnya, putar dadu ke
depan, belakang, kiri, atau kanan sesuai dengan arah
yang ditetapkan dalam masalah tersebut. Dalam
permasalahan pada jenjang SD ini, langkah-langkah
untuk menentukan angka yang muncul di bagian atas
dadu saat berada di petak hijau mencakup:
Bergulir 3 langkah ke belakang: 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan: 4, 5
Jadi angka yang berada di atas adalah 5
SMP : Untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam
menyelesaikan masalah ini, kita bisa menggunakan sebuah
dadu. Jika tidak ada dadu, kita bisa menggunakan objek lain
yang berbentuk kubus dan menuliskan angka-angka sesuai
dengan susunan angka pada dadu. Setelah itu, letakkan dadu
sesuai dengan gambar di posisi awal. Selanjutnya, putar dadu ke
depan, belakang, kiri, atau kanan sesuai dengan arah yang
ditetapkan dalam masalah tersebut. Dalam permasalahan pada
jenjang SMP ini, langkah-langkah untuk menentukan angka
yang muncul di bagian atas dadu saat berada di petak hijau
mencakup:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5Bergulir
1 langkah ke depan = 1 Bergulir 1 langkah
ke kanan = 3
Jadi angka yang berada di atas adalah 3

SMA : Untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam


menyelesaikan masalah ini, kita bisa menggunakan sebuah
dadu. Jika tidak ada dadu, kita bisa menggunakan objek lain
yang berbentuk kubus dan menuliskan angka-angka sesuai
dengan susunan angka pada dadu. Setelah itu, letakkan dadu
sesuai dengan gambar di posisi awal. Selanjutnya, putar dadu ke
depan, belakang, kiri, atau kanan sesuai dengan arah yang
ditetapkan dalam masalah tersebut. Dalam permasalahan pada
jenjang SMA ini, langkah-langkah untuk menentukan angka
yang muncul di bagian atas dadu saat berada di petak hijau
mencakup:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5Bergulir
1 langkah ke depan = 1 Bergulir 1 langkah
ke kanan = 3 Bergulir 2 langkah ke depan =
2, 4
Jadi angka yang berada di atas adalah 4
3 Identifikasi 4 pondasi  Dekomposisi : Mengetahui terlebih dahulu jumlah titik-titik
CT yanganda pada dua sisi dadu yang berlawanan dengan selalu
gunakandalam berjumlah 7. 1 berlawanan dengan 6, 5 dengan 2, dan 3
menyelesaikan dengan 4.
persoalan ini  Pengenalan pola : Mengenali pola perubahan jumlah titik
dadu pada masing-masing petak.
 Algoritma : Dimulai dari menyiapkan alat peraga sederhana
(dadu, atau sejenisnya), kemudian menentukan angka yang
akan muncul sesuai dengan arah jalan bergulirnya dadu (ke
depan, belakang, kiri, atau kanan) disesuaikan dengan
 tantangan yang diminta pada setiap jenjang.

4 Adakah contoh pada Rotasi dalam Permainan Olahraga: Banyak olahraga, seperti voli,
kehidupan sehari-hari bola kasti, bulu tangkis, dan lainnya, melibatkan gerakan rotasi
yang saat pemain bergerak untuk mengambil posisi yang tepat untuk
mengimplementasika menghadapi bola atau lawan. Gerakan rotasi ini membantu
n konsep yang ada pemain mengoptimalkan posisi dan kinerja mereka dalam
pada soal ini? permainan
5 Tuliskan perbedaan Jenjang SD (Sekolah Dasar):
kompleksitas persoalan untuk  Pada jenjang SD, siswa diperkenalkan dengan
masing-masing jenjang yang konsep matematika dasar seperti penjumlahan,
terdapat pada soal ini? pengurangan, dan pemahaman pola sederhana.
Mereka mungkin belum memiliki pemahaman yang
cukup dalam tentang konsep matematika yang lebih
kompleks.
 Perbedaan kompleksitasnya terletak pada sejauh
mana siswa dapat memahami perubahan sisi dadu
dan perhitungan sederhana yang terkait dengan
jumlah titik pada sisi dadu yang berlawanan.
 Siswa SD mungkin lebih fokus pada perhitungan
jumlah putaran dadu dan hubungan antara sisi dadu
daripada pemahaman konsep matematika yang lebih
dalam.
Jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama):
 Pada jenjang SMP, siswa telah mempelajari konsep
matematika yang lebih lanjut seperti perkalian,
pembagian, pecahan, dan matematika aljabar
sederhana. Mereka mungkin lebih terampil dalam
berpikir logis dan melakukan perhitungan.
 Perbedaan kompleksitasnya terletak pada
kemampuan siswa SMP untuk lebih jelas memahami
hubungan antara perubahan sisi dadu dengan konsep
matematika, seperti menghitung jumlah titik pada
sisi dadu yang berlawanan dan mengidentifikasi
pola perubahan sisi dadu.

Jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas):


 Pada jenjang SMA, siswa telah mempelajari
matematika tingkat lanjut. Mereka memiliki
pemahaman matematika yang lebih dalam dan lebih
terampil dalam berpikir analitis.
 Perbedaan kompleksitasnya terletak pada
kemampuan siswa SMA untuk melakukan
pemikiran analitis yang lebih rumit terkait dengan
konsep rotasi dan perubahan sisi dadu. Mereka
mungkin dapat merumuskan persamaan matematis
yang menggambarkan perubahan ini.

Tabel 3.1 : Penilaian Teman


Kelompok
Penilaian dari teman kelompok
Kriteria Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
penilaian
Apakah cara Cara pengerjaan Langkah- Meskipun Cara dalam Karena
mengerjakan soal sudah langkah dalam pemahamanny berfikir pengerjaanya
soal yang di sistematis, cara berfikir a terbatas sudah sudah baik
tulis dapat di beruntut dan sudah beruntut namun dapat sistematis dan benar
pahami dapat dimengerti dan mudah dimengerti dan mudah di maka dapat di
dimengerti. pahami dipahami
Apakah cara Dalam setiap Cara dalam Pengerjaanya Table yang di Penggunaan
mengerjakan jenjang cara mengerjakan sudah sesuai kerjakan langkah-
sudah lengkap mengerjakan bagian table langkah- sudah langkah yang
soal sudah tersebut sudah langkah dan lengkap sudah tepat
lengkap lengkap kriteria yang
ada
Apakah cara Secara Pengerjaanya Dalam Pengerjaanya Tidak ada
mengerjakan keseluruhan cara sudah terstruktur penyelesaiann sudah keambiguan
dapat di ikuti pengerjaan dan bruntut ya sudah terstruktur dalam
tanpa sudah sistematis terperinci dan runtut menyelesaika
menimbulkan dan dapat nnya
keambiguan dipahami
Apakah 4 4 fondasi CT Terdapat 4 Sudah benar Sudah Sudah
fondasi CT sudah sesuai fondasi yang sebab terdapat 4 terdapat 4
yang di tulis dengan langkah ditulis dengan mengandung 4 fondasi CT fondasi CT
benar dalam soal benar dan baik fondasi CT yang ditulis yang ditulis
dengan benar dengan benar
Apakah 4 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT
fondasi CT sudah dijelaskan dijelaskan sudah tertera ditulis sudah tertera
yang di tuliskan dengan lengkap dengan jelas dan dengan jelas dengan jelas dan dijelaskan
dijelaskan dan terperinci lengkap dan lengkap dengan
dengan lengkap
lengkap?
Apakah contoh Contoh masalah Contoh Persoalan yang Masalah Persoalan
masalah sehari- yang di persoalan yang diselesaikan sehari-hari yang di
hari yang di tampilkan sudah di selesaikan sudah sesuai yang di selesaikan
tuliskan sesuai sesuai dengan sudah sesuai dengan contoh tampilkan sudah sesuai
dengan konsep persoalan dengan yang di masalah sudah sesuai dengan
persoalan yang yang tampilkan sehari-hari dengan contoh
di selesaikan ? diselesaikan persoalan masalah
yang di sehari-hari
selesaikan

No. Hal yang perlu diperbaiki Memasukkan atau


Soal Saran Perbaikan
1. Tidak ada, sudah sesuai dengan kaidah dan langkah Tidak ada
2. Tidak ada, sudah sesuai dengan kaidah dan langkah Tidak ada
3. Tidak ada, sudah sesuai dengan kaidah dan langkah Tidak ada
Tabel 3.3 : Rubrik Penilaian untuk Masing-masing Kriteria
A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
Jika ketiga soal Jika hanya 2 soal Jika hanya 1 soal Jika ketiga-tiganya
memenuhi kriteria memenuhi kriteria yang memenuhi tidak memenuhi
kriteria kriteria

LEMBAR KERJA
Nama/NIM : Asri Romiyati (A2P423009)
Citra Adelia Rahayu (A2P423002)
Dwi Afrilianingtias (A2P423007)
Elaeisna Nozalia (A2P423005)
Feji Gezika (A2P423014)
Jenjang/mata pelajaran yang diampu : SMA/Bimbingan dan Konseling
Judul soal : Memindahkan Dadu
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi masing-masing SD : Jawaban yang tepat = 5
soal SMP : Jawaban yang tepat = 3
SMA : Jawaban yang tepat = 4
2 Tuliskan Langkah-langkah
berpikir anda hingga mendapat
solusi dari masing-masing Soal!
Jika anda menggunakan lebih
dari satu cara berpikir, tulis
pada jenjang mana anda
menggunakan cara berpikir
tersebut

SD : Untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam


menyelesaikan masalah ini, kita bisa menggunakan
sebuah dadu. Jika tidak ada dadu, kita bisa
menggunakan objek lain yang berbentuk kubus dan
menuliskan angka-angka sesuai dengan susunan angka
pada dadu. Setelah itu, letakkan dadu sesuai dengan
gambar di posisi awal. Selanjutnya, putar dadu ke
depan, belakang, kiri, atau kanan sesuai dengan arah
yang ditetapkan dalam masalah tersebut. Dalam
permasalahan pada jenjang SD ini, langkah-langkah
untuk menentukan angka yang muncul di bagian atas
dadu saat berada di petak hijau mencakup:
Bergulir 3 langkah ke belakang: 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan: 4, 5
Jadi angka yang berada di atas adalah 5
SMP : Untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam
menyelesaikan masalah ini, kita bisa menggunakan
sebuah dadu. Jika tidak ada dadu, kita bisa
menggunakan objek lain yang berbentuk kubus dan
menuliskan angka-angka sesuai dengan susunan angka
pada dadu. Setelah itu, letakkan dadu sesuai dengan
gambar di posisi awal. Selanjutnya, putar dadu ke
depan, belakang, kiri, atau kanan sesuai dengan arah
yang ditetapkan dalam masalah tersebut. Dalam
permasalahan pada jenjang SMP ini, langkah-langkah
untuk menentukan angka yang muncul di bagian atas
dadu saat berada di petak hijau mencakup:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5
Bergulir 1 langkah ke depan = 1
Bergulir 1 langkah ke kanan = 3
Jadi angka yang berada di atas adalah 3

SMA : Untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam


menyelesaikan masalah ini, kita bisa menggunakan
sebuah dadu. Jika tidak ada dadu, kita bisa
menggunakan objek lain yang berbentuk kubus dan
menuliskan angka-angka sesuai dengan susunan angka
pada dadu. Setelah itu, letakkan dadu sesuai dengan
gambar di posisi awal. Selanjutnya, putar dadu ke
depan, belakang, kiri, atau kanan sesuai dengan arah
yang ditetapkan dalam masalah tersebut. Dalam
permasalahan pada jenjang SMA ini, langkah-langkah
untuk menentukan angka yang muncul di bagian atas
dadu saat berada di petak hijau mencakup:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5
Bergulir 1 langkah ke depan = 1
Bergulir 1 langkah ke kanan = 3
Bergulir 2 langkah ke depan = 2, 4
Jadi angka yang berada di atas adalah 4
3 Identifikasi 4 pondasi CT yang  Dekomposisi : Mengetahui terlebih dahulu jumlah
anda gunakandalam titik-titik pada dua sisi dadu yang berlawanan
menyelesaikan persoalan ini dengan selalu berjumlah 7. 1 berlawanan dengan 6,
5 dengan 2, dan 3 dengan 4.
 Pengenalan pola : Mengenali pola perubahan
jumlah titik dadu pada masing-masing petak.
 Algoritma : Dimulai dari menyiapkan alat peraga
sederhana (dadu, atau sejenisnya), kemudian
menentukan angka yang akan muncul sesuai
dengan arah jalan bergulirnya dadu (ke depan,
belakang, kiri, atau kanan) disesuaikan dengan
tantangan yang diminta pada setiap jenjang.
4 Adakah contoh pada kehidupan Rotasi dalam Permainan Olahraga: Banyak olahraga,
sehari-hari yang seperti voli, bola kasti, bulu tangkis, dan lainnya,
mengimplementasikan konsep melibatkan gerakan rotasi saat pemain bergerak untuk
yang ada pada soal ini? mengambil posisi yang tepat untuk menghadapi bola
atau lawan. Gerakan rotasi ini membantu pemain
mengoptimalkan posisi dan kinerja mereka dalam
permainan
5 Tuliskan perbedaan Jenjang SD (Sekolah Dasar):
kompleksitas persoalan untuk  Pada jenjang SD, siswa diperkenalkan dengan
masing-masing jenjang yang konsep matematika dasar seperti penjumlahan,
terdapat pada soal ini? pengurangan, dan pemahaman pola sederhana.
Mereka mungkin belum memiliki pemahaman yang
cukup dalam tentang konsep matematika yang lebih
kompleks.
 Perbedaan kompleksitasnya terletak pada sejauh
mana siswa dapat memahami perubahan sisi dadu
dan perhitungan sederhana yang terkait dengan
jumlah titik pada sisi dadu yang berlawanan.
 Siswa SD mungkin lebih fokus pada perhitungan
jumlah putaran dadu dan hubungan antara sisi dadu
daripada pemahaman konsep matematika yang
lebih dalam.
Jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama):
 Pada jenjang SMP, siswa telah mempelajari konsep
matematika yang lebih lanjut seperti perkalian,
pembagian, pecahan, dan matematika aljabar
sederhana. Mereka mungkin lebih terampil dalam
berpikir logis dan melakukan perhitungan.
 Perbedaan kompleksitasnya terletak pada
kemampuan siswa SMP untuk lebih jelas
memahami hubungan antara perubahan sisi dadu
dengan konsep matematika, seperti menghitung
jumlah titik pada sisi dadu yang berlawanan dan
mengidentifikasi pola perubahan sisi dadu.

Jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas):


 Pada jenjang SMA, siswa telah mempelajari
matematika tingkat lanjut. Mereka memiliki
pemahaman matematika yang lebih dalam dan
lebih terampil dalam berpikir analitis.
 Perbedaan kompleksitasnya terletak pada
kemampuan siswa SMA untuk melakukan
pemikiran analitis yang lebih rumit terkait dengan
konsep rotasi dan perubahan sisi dadu. Mereka
mungkin dapat merumuskan persamaan matematis
yang menggambarkan perubahan ini.

Tabel 3.1 : Penilaian Teman Kelompok


Penilaian dari teman kelompok
Kriteria Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
penilaian
Apakah cara Cara pengerjaan Langkah- Meskipun Cara dalam Karena
mengerjakan soal sudah langkah dalam pemahamanny berfikir pengerjaanya
soal yang di sistematis, cara berfikir a terbatas sudah sudah baik
tulis dapat di beruntut dan sudah beruntut namun dapat sistematis dan benar
pahami dapat dimengerti dan mudah dimengerti dan mudah di maka dapat di
dimengerti. pahami dipahami
Apakah cara Dalam setiap Cara dalam Pengerjaanya Table yang di Penggunaan
mengerjakan jenjang cara mengerjakan sudah sesuai kerjakan langkah-
sudah lengkap mengerjakan bagian table langkah- sudah langkah yang
soal sudah tersebut sudah langkah dan lengkap sudah tepat
lengkap lengkap kriteria yang
ada
Apakah cara Secara Pengerjaanya Dalam Pengerjaanya Tidak ada
mengerjakan keseluruhan cara sudah penyelesaiann sudah keambiguan
dapat di ikuti pengerjaan terstruktur dan ya sudah terstruktur dalam
tanpa sudah sistematis bruntut terperinci dan runtut menyelesaika
menimbulkan dan dapat nnya
keambiguan dipahami
Apakah 4 4 fondasi CT Terdapat 4 Sudah benar Sudah Sudah
fondasi CT sudah sesuai fondasi yang sebab terdapat 4 terdapat 4
yang di tulis dengan langkah ditulis dengan mengandung 4 fondasi CT fondasi CT
benar dalam soal benar dan baik fondasi CT yang ditulis yang ditulis
dengan benar dengan benar
Apakah 4 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT
fondasi CT sudah dijelaskan dijelaskan sudah tertera ditulis sudah tertera
yang di tuliskan dengan lengkap dengan jelas dan dengan jelas dengan jelas dan dijelaskan
dijelaskan dan terperinci lengkap dan lengkap dengan
dengan lengkap
lengkap?
Apakah contoh Contoh masalah Contoh Persoalan yang Masalah Persoalan
masalah sehari- yang di persoalan yang diselesaikan sehari-hari yang di
hari yang di tampilkan sudah di selesaikan sudah sesuai yang di selesaikan
tuliskan sesuai sesuai dengan sudah sesuai dengan contoh tampilkan sudah sesuai
dengan konsep persoalan dengan yang di masalah sudah sesuai dengan
persoalan yang yang tampilkan sehari-hari dengan contoh
di selesaikan ? diselesaikan persoalan masalah
yang di sehari-hari
selesaikan

Tabel 3.2 : Perbaikan yang perlu dilakukan


No. Hal yang perlu diperbaiki Memasukkan atau
Soal Saran Perbaikan
1. Tidak ada, sudah sesuai dengan kaidah dan langkah Tidak ada
2. Tidak ada, sudah sesuai dengan kaidah dan langkah Tidak ada
3. Tidak ada, sudah sesuai dengan kaidah dan langkah Tidak ada

A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang


Jika ketiga soal Jika hanya 2 soal Jika hanya 1 soal Jika ketiga-tiganya
memenuhi kriteria memenuhi kriteria yang memenuhi tidak memenuhi
kriteria kriteria

Discussion Topic: SEL.09.2-T3-6 - 01.02. Pertanyaan Reflektif - 1SEL.09.2-T3-6 - 01.02.


Pertanyaan Reflektif - 1

01.02. Pertanyaan Reflektif - 1

Pertanyaan Refleksi

Apakah Anda pernah mendengar AKM? Apa yang Anda ketahui tentang AKM?

sabelumnya saya belum pernah mendengar kata AKM dan saya baru kali ini mendengar AKM
tersebut. namun setelah saya baca pada modul dan internet saya mulai memahami apa itu AKM.
AKM atau Asesmen Nasional adalah Asesmen Kompetensi Minimun yaitu AKM akan fokus
pada literasi dan numerasi seperti pada tes PISA. Dengan membiasakan CT pada siswa,
harapannya mereka bisa mengimplementasikannya untuk menyelesaikan permasalahan literasi
dan numerasi.

AKM merupakan program evaluasi sistem pendidikan pada jenjang dasar dan menengah,
meliputi sekolah, madrasah, juga program pendidikan kesetaraan di Indonesia. AKM merupakan
program yang diadakan oleh pemerintah Indonesia untuk menanggapi salah satu kebutuhan
global yang ada, yaitu kemampuan peserta
didik untuk beradaptasi dengan dunia nyata yang cepat berubah dan berpartisipasi aktif di
masyarakat.

AKM bertujuan untuk mengukur kompetensi yang diperlukan pada dunia nyata. Dua
kompetensi yang diukur pada AKM adalah literasi membaca dan literasi matematika. Literasi
membaca dan matematika membantu siswa dalam mempelajari bidang ilmu lainnya terutama
dalam berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan bentuk angka (secara
kuantitatif).

AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional (AN) yang menggantikan Ujian Nasional (UN)
bagi siswa di jenjang dasar hingga menengah. pada saat saya masih sekolah, sekolah masih
menggunakan pelaksanaan Ujian nasional (UN) jadi ya saya ketahui hanya UN yang merupakan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah pusat yang bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dan menjadi salah satu tolak
ukur pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka penjaminan dan peningkatan
mutu pendidikan yang dimana menguji semua keterampilan siswa sedangkan pada AKM hanya
literasi dan numerasi saja.

01.02. Pertanyaan Reflektif - 2

Pernahkah Anda membimbing siswa yang akan menghadapi AKM?

Sebelumnya saya belum pernah membantu atau membimbing siswa dalam menghadapi dan
mengikuti AKM.

01.02. Pertanyaan Reflektif - 3

Apakah Anda pernah mendengar tentang tes PISA? Apa yang Anda ketahui tentang tes PISA?

sebelumnya saya belum pernah mendengar tetang tes PISA. namun setelah saya mencari tahu tes PISA
Programme for International Student Assessment (PISA) adalah program yang dilaksanakan oleh
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk mengukur literasi membaca,
matematika, dan sains dan literasi finensial dari siswa berusia 15 tahun yang akan dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan dunia nyata yang dilakukan pada 3 tahun sekali untuk mengukur kinerja akademik
anak. Pada tahun 2022 PISA berencana untuk juga mengukur creative thinking dan ICT.
Tujuan dari PISA adalah untuk menguji dan membandingkan kinerja anak sekolah di seluruh
Dunia, dengan tujuan untuk meningkatkan metode dan hasil pendidikan.

01.02. Pertanyaan Reflektif - 4

Apakah Anda pernah mengerjakan soal AKM/PISA? Jika pernah, bagaimana pendapat Anda
mengenai soal AKM/PISA? Apakah siswa Indonesia akan kesulitan dalam mengerjakan soal
sejenis AKM/PISA?

Apakah Anda pernah mengerjakan soal AKM/PISA? Jika pernah, bagaimana pendapat Anda
mengenai soal AKM/PISA? Apakah siswa Indonesia akan kesulitan dalam mengerjakan soal
sejenis AKM/PISA?

saya belum pernah mengerjakan soal AKM/PISA sebelumnya, namun setelah saya membaca
dan memahami tentang soal tersebut menurut pendapat saya soal AKM/PISA merupakan soal
yang agak sulit karena contoh soal AKM/PISA yaitu literasi dan numerisasi adalah materi
terpenting selain tes karakter. untuk mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil
belajar kognitif. selain itu durasi tes AKM atau assesmen dilakukan antara 20 menit sampai 90
menit. Contoh soal AKM memiliki lima bentuk. Ada soal AKM pilihan ganda, pilihan ganda
kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian.

Menurut saya siswa indonesia akan kesulitan dalam mengerjakan soal sejenis ini karena soal
yang diberikan cukup banyak, materi yang lumayan sulit karena soal tidak terfokus pada materi
pelajaran tapi pada literasi dan numerasi, serta nalar siswa dan pemahaman siswa benar-benar di
uji.

kebetulan Tes PISA dilakukan setiap 3 tahun sekali dan pernah dilakukan di Indonesia terakhir
kali tes PISA ini ditahun 2018. Hasilnya menempatkan Indonesia diurutan ke 74 untuk tes
literasi, urutan ke 73 untuk matematika, dan urutan ke 71 untuk sains. Seharusnya tes PISA ini
dilakukan kembali tahun 2021, namun terhalang oleh pandemi covid-19. Hasil tes PISA ini
menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia secara umum masih belum berhasil membentuk
peserta didik yang memiliki daya nalar, literasi, dan numerik yang baik. Bahkan ditingkat
ASEAN, hasil tes PISA Indonesia berada dibawah Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Jika dilihat dari kebijakan terbaru mendikbudristek tentang dihapuskannya UNBK dan TPA
pada seleksi jalur tes calon mahasiswa serta menggantinya dengan tes kognitif, matematika,
literasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris kita dapat melihat bahwa pemerintah berusaha
untuk memperbaiki pola pendidikan yang dijalankan selama ini. karena pola pendidikan
Indonesia selama ini dikenal lebih cenderung kepada soal-jawab. Sehingga siswa diarahkan
untuk bagaimana menghafal/mengingat teknik dan cara termudah dalam menyelesaikan soal.
Dengan pendekatan seperti ini, banyak siswa yang membutuhkan jam pelajaran tambahan
seperti bimbingan belajar agar lebih memahami pelajaran disekolah.

3. TOPIK 3 EKSPLORASI KONSEP


SEL.09.2-T3-7 - 02.03. Lembar Kerja Reflektif
02.03. Lembar Kerja Reflektif

Tuliskan hal baru apa sajakah yang Anda dapatkan dari mempelajari CT melalui
aktivitas problem solving soal-soal literasi??

Dengan memepelajari CT melalui problem solving soal-soal literasi saya bisa memecahkan
masalah dengan menghemat waktu pemecahan masalah dan memperoleh alternatif-alternatif
solusi dari permasalahan dengan berfikir komputer dalam kehidupan sehari hari, secara efektif,
efisien dan optimal. melalui aktivitas problem solving dengan berfikir CT menggunakan
langkah-langkah yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma. dapat membantu
dalam memecahkan masalah dengan lebih efektif, efisien dan optimal.

Tujuan dari menerapkan kemampuan computational thinking ini adalah mendorong


kemampuan problem solving pekerja dan membuat pola pikir kita layaknya mesin komputer.

manfaat yang diperoleh dengan menguasai computational thinking.

 Membantu dalam memecahkan masalah yang kompleks melalui cara-cara yang


sederhana.

 Melatih otak agar terbiasa berpikir secara logis, kreatif, dan terstruktur.

 Membantu seseorang dalam merumuskan masalah dengan cara menguraikan masalah


tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah diatur.

 Membantu dalam melakukan identifikasi, analisa, serta implementasi solusi dengan


berbagai cara dan sumber daya secara efisien dan efektif.

Nama/NIM: Citra Adelia Rahayu/ A2PA23002

Literasi Membaca

Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa?


Literasi sangat di perlukan bagi siswa untuk membantu dalam memahamai makna dari informasi
yang telah dibaca sehingga informasi yang di dapat bisa di implementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Kemampuan literasi siswa mempunyai kaitan dengan keterampilan dan kemampuan
siswa dalam membaca yang nantinya siswa dapat mamahami, meneliti dan menerapkan nya
dalam kehidupan. Dimana kemampuan literasi merupakan kemampuan individu untuk membaca,
menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan
dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Kemampuan literasi yang baik akan membantu siswa
dalam proses belajar dan meningkatkan kemampuan akademik mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan literasi sangat luas, misalnya: Membaca buku atau artikel
di internet yang menyajikan informasi untuk menambah wawasan.
Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti,
menggunakan, merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa
memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari masing-
masing istilah berikut ini dalam konteks literasi membaca?
1. Mengerti teks:
Mengerti teks merupakan kemampuan dalam memahami dan mengidetifikasi imformasi
yang diperoleh dari dalam teks untuk membantu dalamproses pembelajaran bagi siswa dan
meningkatkan kemampuan akademik yang siswa.
2. Menggunakan teks:
Setelah mengetahui teks, siswa harus tau mengelola informasi yang di peroleh sehingga
dapat di iplementasikan dalam kehidupan.
3. Merefleksikan teks:
Setelah mengerti teks dan menggunakan teks kemudia teks tersebut di refleksikan dan
digunakan untuk menilai apakah teks yang diperoleh dan digunakan sudah tepat dan
berguna dalam kehidupan siswa dan digunakan dalam hal positif atau negatif.
4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:
Setelah memepelajari dan mengerti lebih dalaam tentang teks siswa termotivasi untuk
mencari tau lebih dalam terkait informasi teks tersebut untuk hal yang bergunak dan
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?
Pada tes PISA 2018 jenis atau tipe teks yang digunakan untuk literasi membaca
adalah teks deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, instruksi,interaksi, transaksi.

Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan
jika ada atau melewati level tersebut! Level 1b diberikan sebagai contoh.

Level Apa yang dapat dilakukan siswa


1b Dari sebuah teks yang sederhana. Di dalam teks iformasi yang diperoleh seringkali di
ulang dan biasanya dimuat dalam gambar atau grafis sepaya mudah ditemukan siswa.

Pembaca di Level 1b dapat menempatkan satu bagian informasi yang dinyatakan


secara jelas di posisi yang strategis dalam teks pendek yang sederhana secara
sederhana dengan konteks dan jenis teks yang sudah dikenal, seperti narasi
atau daftar jenis teks yang sudah dikenal, seperti narasi atau daftar
sederhana. Teks dalam tugas pada Level 1b biasanya memberikan dukungan kepada
pembaca, seperti pengulangan informasi,gambar, atau simbol yang sudah dikenal.
Pembaca Level 1b dapat menginterpretasikan teks dengan membuat hubungan
sederhana antara potongan informasi yang berdekatan.

1a Siswa dapat menentukan letak inforamsi secara jelas dalam teks, seperti mengetahui
topik utama tujuan dari penulisannya membuat kaitan sederhana antara teks dengan
kehidupan sehari-hari. Secara jelas siswa diarahkan untuk memikirkan faktor yang teks
dan tugas yang diberikan.

2 Siswa dapat menentukan letak informasi yang tersirat (informasi yang perlu
disimpulkan dan memenuhi syarat tertentu). Siswa dapat menentukan gagasan
utama dari teks, memahami keterkaitan atau menafsirkan arti teks ketika informasi
dituliskan.

3 Siswa dapat menemukan dan dalam beberapa kasus mengenali hubungan kasusu serta
mengenali hubungan antar beberapa informasi yang diperoleh dalam beberapa kondisi.
Serta mampu mengintegrasikan beberapa teks untuk mengidentifikasi dan memahami
hubungan gagasan dan ide makna kata yang tersirat dalam teks

4 Siswa dapat menentukan letak inforamsi secara jelas dalam teks, seperti mengetahui
topik utama tujuan dari penulisannya membuat kaitan sederhana antara teks dengan
kehidupan sehari-hari. Secara jelas siswa diarahkan untuk memikirkan faktor yang teks
dan tugas yang diberikan.

5 Siswa dapat menentukan letak informasi yang tersirat (informasi yang perlu
disimpulkan dan memenuhi syarat tertentu). Siswa dapat menentukan gagasan
utama dari teks, memahami keterkaitan atau menafsirkan arti teks ketika informasi
dituliskan.

6 Siswa dapat menemukan dan dalam beberapa kasus mengenali hubungan kasusu serta
mengenali hubungan antar beberapa informasi yang diperoleh dalam beberapa kondisi.
Serta mampu mengintegrasikan beberapa teks untuk mengidentifikasi dan memahami
hubungan gagasan dan ide makna kata yang tersirat dalam teks

02.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

Nama/NIM: Citra Adelia Rahayu/ A2PA23002

Literasi Matematika

Mengapa literasi matematika dibutuhkan oleh siswa?


Literasi matematika siswa memepelajari bidang ilmu terutama dalam bidang berfikir dan mencerna
informasi dalam bentuk tulisan atau angka (kuantitatif). Definisi literasi matematika mengacu
kepada kapasitas individu dalam merumuskan, menggunakan dan menafsirkan. Memberikan
struktur yang berguna dan bermakna untuk mengatur proses matematika yang menggambarkan
apa yang dilakukan individu untuk menghubungkan konteks maslaah dengan matematika dan
dengan demikian memcahkan masalah literasi matematika adalah kemampuan yang akan
berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari siswa.

Pengertian dari literasi matematika 2012 juga digunakan pada tahun 2015 dan 2018. Literasi
matematika adalah kemampuan seseorang untuk memformulasikan sebuah situasi secara
matematika, menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematika, dan
menginterpretasikan hasil matematika untuk berbagai konteks. Apa makna dari masing-masing istilah
berikut ini dalam literasi matematika?
1. Memformulasikan sebuah situasi secara matematika:
Memformulasikan masalah yaitu siswa mampu membaca situasi atau masalah menentukan
suatu variabel dengan menjelaskan dan menghubungkan variabel dengan masalah serta
menjelaskan hubungan variabel dengan symbol secara matematis.
2. Menggunakan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika:
Menggunakan konsep fakta dan prosedur dalam menalarkan matematika merupakan tahap
menerapkan matematis . penerapan literasi metematis membatuhakan kemampuan
merancang dan menerapkan strategi dalam menerapkan solusi matematis suatu
permasalahan.
3. Menginterpretasikan hasil matematika:
Menginterpretasikan hasil mateatika erupakan kemampuan menafsirkan digunakan dalam
literasi matematika yan berfokus pada kemampuan siswa dalam memikirkan solusi matematis.
Kesimpulan dalam menafsirkan kesimpulan dalam konteks masalah dalam kehidupan.
Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat
lakukan jika ada atau melewati level tersebut!
Level Apa yang dapat dilakukan siswa

1 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang melibatkan konteks yang lazim atau akrab
dimana semua informasi yang relevan dan pertanyaan di definisikan dengan jelas.
Mereka mampu mengidentifikasi informasi dan melaksanakan prosedur rutin sesuai
dengan instruksi langsung dalam situasi eksplisit.

2 Siswa melihat informasi yang relevan dari sumber informasi dan menggunakan
penyajian tunggal, serta dapat menjalankan algoritma,rumus prosedur atau konversi
dasar untuk memecahkan masalah,

3 Siswa memilih dan menerapkan strategi pemecahan masalah secara sederhana

4 Siswa memilih dan menggabungkan representasi yang berbeda, termasuk simbolis,


menghubungkan mereka langsung ke dalam situasi nyata.

5 Siswa membandingkan dan mengevaluasi strategi penyelesaian permasalahan yang


tepat untuk menangani masalah rumit yang berhubungan dengan model

6 Siswa membuat konsep mengenelasisasikan dan memanfaatkan informasi bedasarkan


penyelidikan dan permodelan dalam situasi yang lebih kompleks, dan menggunakan
pengetahuan yang lebih relative melebih rata-rata

02.04.02 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

Nama/NIM: Citra Adelia Rahayu/ A2PA23002

Literasi Sains

Mengapa literasi sains dibutuhkan oleh siswa?


Literasi sains merupakan hal yang sangat penting karena memfokuskan kepada membangun
pengetahuan peserta didik dalam berfikir kritis di era globalisasi seperti sekarang ini dengan
menerapkan konsep sains secara bermakna serta membuat keputusan terhadap permasalahan
yang dimiliki dengan relevan terhadap kehidupan. Literasi sains memandang npentingnya
keterampilan dalam berfikir sains dalam mengenal dan menyikapi isu-isu sosial hal ini sangat
penting dalam memahami lingkungan, kesehatan, ekonomi, sosial, modern dan teknologi.

Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang
berhubungan dengan sains. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki
literasi dalam sains adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah,
mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan menginterpretasi data dan
bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan masing-masing kompetensi di bawah ini!
1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah:
Menjelaskan fenomena secara ilmiah yaitu kemampuan peserta didik daslam menerapkan
sains dalam situasi yang telah diberikan , mendeskripsikan persitiwa yang terjadi, memperdiks
perubahan, dan mampu dalam mengidentifikasi informasi secara jelas dan relevan, serta
menjelaskan dan memperkirakan hasil yang sesuai.
2. Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah:
Mengidentifikasi pertanyaan atau isu-isu secara ilmiah, pertanyaan ilmiah merupakan suatu
pertanyaan yang dalam menjawab memerlukan jawaban secara ilmiah serta bukti yang kuat.
Indikator pertama sesorang harus tau mengenal dan memahami pertanyaan yang diteliti
secara ilmiah dalam situasi yang diberikan, menemukan informasi sains dan kata kunci dalam
mengali informasi sains tersebut, mengenal pola-pola penyelidikan seperti hal yang ditanyaka
tentang apa saja, variabel apa yang perlu diubah, hal apa yang perlu ditambahkan serta
prosedur apa yang harus dilakukan agar data yang dikumpulkan dapat relevan.
3. Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah:
Mengunakan bukti ilmiah indikator ini menutut sesorang untuk mamahami temuan ilmiah
sebagai bukti dalam membuat suatu kesimpulan tersebut dan mengidentifikasi bukti, dan
mengomunikasikan alasan kesimpulan tersebut, serta melakukan refleksi terhadap implikasi
sosial yang muncul sevbagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat
lakukan jika ada atau melewati level tersebut!
Le Apa yang dapat dilakukan siswa
vel

1b Siswa dapat menggunakan pengetahuan ilmiah dasar atau sehari-hari dan pengetahuan
prosedur untuk mengenali dan mengidentifikasi penjelasan serta aspek-aspek fenomena
ilmiah sederhana. Mereka mampu mengidentifikasi pola sederhana dalam data,
mengenali istilah ilmiah dasar dan mengikuti instruksi eksplisit untuk melakukan
prosedur ilmiah.
1a Siswa mampu menggunakan konten dasar atau sehari-hari dan pengetahuan
prosedural untuk mengenali atau mengidentifikasi penjelasan fenomena ilmiah
sederhana. Dengan dukungan, mereka dapat melakukan terstruktur pertanyaan
ilmiah dengan tidak lebih dari dua variabel. Mereka mampu mengidentifikasi kausal
atau korelasional sederhana hubungan dan menafsirkan data grafis dan visual
yang membutuhkan tingkat permintaan kognitif yang rendah. Siswa dapat memilih
penjelasan ilmiah terbaik untuk data yang diberikan secara pribadi, lokal, dan global
yang familier konteks.

2 Siswa dapat menggunakan pengetahuan ilmiah dasar dalam kehidupan sehari-hari


untuk mengetahui aspek-aspek yang biasa maupun sederhana. Mereka mampu
mengidentifikasi pola-pola sederhana dalam data, mengetahui istilah-istilah ilmiah dasar
dan mengikuti instruksi eksplisit untuk menjalankan suatu prosedur ilmiah.

3 Siswa mampu memanfaatkan pengetahuan konten sehari-hari dan pengetahuan


prosedural dasar untuk mengidentifikasi penjelasan ilmiah yang sesuai,
menginterpretasikan data, dan mengidentifikasi pertanyaan yang sedang dibahas
dalam rancangan percobaan sederhana. Mereka dapat menggunakan pengetahuan
ilmiah dasar atau sehari-hari untuk mengidentifikasi yang valid kesimpulan dari
kumpulan data sederhana. Siswa mampu mendemonstrasikan pengetahuan
epistemik dasar dengan mampu untuk mengidentifikasi pertanyaan yang dapat
diselidiki secara ilmiah

4 Siswa dapat memanfaatkan pengetahuan konten yang cukup kompleks untuk


mengidentifikasi atau membangun penjelasan dari fenomena yang sudah dikenal.
Dalam situasi yang kurang akrab atau lebih kompleks, siswa dapat membuat penjelasan
dengan isyarat atau dukungan yang relevan. Mereka mampu memanfaatkan elemen
pengetahuan prosedur atau empistemik untuk melakukan percobaan sederhana dalam
konteks yang terbatas. Siswa mampu membedakan antara isu ilmiah dan non ilmiah
serta mengidentifikasi bukti-bukti yang mendukung suatu klain ilmiah.

5 Siswa dapat menggunsks ide dan konsep yang lebih kompleks atau absrak untuk
menjelaskan fenomena peristiwa dan proses yang dikenal dan lebih kompleks yang
melibatkan banyak hubungan sebab akibat. Siswa mampu menerapkan pengetahuan
empirik yang lebih canggih untuk mengevaluasi desain eksperimentasi cara
mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan secara ilmiah dan mengidentifikasi batasan
dan interprestasi kumpulan data termasuk sumber dan efek ketidakpastian data ilmiah.

6 Siswa dapat menarik berbagai ide atau konsep ilmiah yang saling terkait dari fakta
kehidupan, bumi dan antariksa menggunakan konten, pengetahuan, prosedur dan
empsteik untuk menawarkan hipotesis penjelasan tentang fenomena, peristiwa dan
proses ilmiah baru atau membuat prediksi. Dalam mengiplementasikan data dan bukti
mereka mampu membedakan infor,asi uang relevan dan tidak relevan dapat
menggunakan pengetahuan dari luar kurikulum sekolah normal. Mereka dapat
membedakan antara uang didasarkan pada bukti dan teori ilmiah dan uang didasarkan
pertimbangan lain. Siswa dapat mengevaluasi desain percobaan kompleks, studi
lapangan atau simulasi yang bersaing dan membenarkan pilihan mereka.

02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

Nama/NIM:Citra Adelia Rahayu/ A2PA23002

Literasi Finansial

Mengapa literasi finansial dibutuhkan oleh siswa?


Literasi finensial adalaj pengetahuan dan pemahaman tentang konsep serta resiko keterampilan,
motivasi dan kepercayaan diri untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman tersebut dapat
membuat keputusan yang efektif di berbagai konteks keuangan untuk meningkatkan kesejahteraa
keuangan individu di masyarakat dengan memungkinkan partisipasi dalam kehidupan ekonomi.

Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan
pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan,
motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya
untuk membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalah-masalah finansial.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun
masyarakat. Literasi finansial juga memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan
ekonomi. Jelaskan apa makna dari istilah-istilah berikut ini:
1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial:
Literasi tentang konsep pemahaman finensial keuangan serta resiko utama yang dihadapi
seperti memilih barang-barang pribadi dan engambil bagian dalam diskusi keuangan mulai
menghasilkan tabungan dan beberapa komitmen keuangan meluli rekening bank dan mobile
bank. Pemahaman tentang konsep seperti bunga, investasi, inflasi dan nilai uang yang
penting untuk kesejahteraan finensial mereka
2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial:
Literasi keuangan dengan demikian bergantung pada beberapa pengetahuan dan pemahama
tentang elemen dasar dunia keuangan, termasuk konsep keuangan utama serta tujuan dan
fitur dasar produk Keuangan. Beberapa siswa sudah memiliki pengalaman produk keuangan
dan komitmen melalui rekening bark atau kontrak ponsel Pemahaman konsep seperti bunga,
inflasi dan nilai uang akan segera, jika belum, penting untuk kesejahteraan finansial mereka
3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman
finansial:
Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansia
Literasi keuangan melibatkan tidak hanya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan untu
menangani masalah keuangan, tetapi juga atribut non-kognitif, motivasi untuk mencari
informasi dan nasihat untuk terlibat dalam kegiatan keuangan, kepercayaan diri untuk
melakukannya dan kemampuan untuk mengelola emosi dan faktor psikologis yang
mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Atribut ini dianggap sebagai tujuan
pendidikan keuangan, serta berperan dalam membangun pengetahuan dan
keterampilan keuangan.
4. Berbagai konteks masalah-masalah finansial:
Keputusan keuangan yang efektif dapat merujuk pada berbagai konteks keuangan yang
berhubungan dengan kehidupan dan pengalaman sehari-hari kaum muda saat ini, tetapi juga
dengan langkah-langkah yang kemungkinan akan mereka ambil dalam waktu dekat sebagai
orang dewasa. Misalnya, kaum muda saat ini mungkin membuat keputusan yang relatif
sederhana seperti bagaimana mereka akan menggunakan uang saku mereka atau kontrak
telepon seluler mana yang akan mereka pilih, tetapi mereka mungkin segera dihadapkan pad
keputusan yang lebih signifikan tentang pendidikan dan pilihan pekerjaan dengan konsekuen
keuangan jangka panjang
5. Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat:
Pemahaman menejemen dan perencanaan keuangan yang baik di pihak individu memiliki
beberapa dampak kolektif pada masyarakat yang lebih luas, dalam memberikan kontribusi
terhadap stabilitas, produktivitas, dan pembangunan nasional dan bahkan global.
6. Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi:
Literasi keuangan menekankan pentingnya peran idividu sebagai anggota masyarakat yang
bijaksana dan terlibat. Individu dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi lebih siap untuk
membuat keputusan yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan juga untuk secara konstruktif
mendukung dan engkritisi dunia ekonomi tepat mereka tinggal.

02.04.04 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial pada tes PISA)

02.04.05 Lembar Kerja Mahasiswa 5 (Latihan Soal Tes PISA)

Unit Nomor Unit Judul Soal Level


Reading 3 Graffti 3
Mathematics 7 Speed of Racing Car 3,5
Science 20 Tooth Decay 4,5

Nama : Citra Adelia Rahayu/ A2PA23002


Jenjang/mata pelajaran yang diampu: SMA F. 6/ BK
Unit/no unit : Reading/3
Judul soal : Graffiti
Pertanyaan Jawaban
Tuliskan solusi untuk soal ini! • 3.1 B
• 3.2 Sophia merujuk kepada iklan karena keberadaan graffiti hampir
sama dengan poster logo, nama toko dalam hal fisik nya, namun
keduanya berbeda atas penerimaan. Jika logo bisa diterima semua orang,
namun graffiti hanya sebagian, apalagi keberadaan graffiti yang mencuri
pola dan warna produk yang ada di took
• 3.3 Saya setuju dengan kedua surat tersebut. Surat dari Helga
menunjukkan bahwa seorang artis professional tidak mungkin membuat
graffti di sembarang tempat. Sementara surat Sophia juga menunjukkan
bahwa graffiti merupakan suatu bentuk pengiklanan yang dibuat dan
dibayar oleh konsumernya.
• 3.4 Tulisan Helga dan Sophia sama-sama menjelasakan bahwa
graffiti kurang diterima. Jika Sophia membahas bahwa graffiti
seharusnya tidak di sembarang tempat, dan seorang professional tidak
mungkin melakukannya. Tulisan Helga menjelaskan graffiti adalah
bentuk pengiklanan yang dibayar oleh konsumernya, tidak ada izin
atas pembuatannya. Saya setuju dengan kedua surat tersebut, namun
bila melihat dari gaya penulisannya, saya cenderung menyukai
tulisan Sophia karena menyertakan alasan yang lebih konkrit jika
graffiti kurang diterima.
Tuliskan Langkah-langkah
Mengartikan soal ke dalam Bahasa Indonesia, memahami soal,
berpikir anda hingga
mengidentifikasi ide pokok setiap paragraph, kemudian mencari solusi
mendapat solusi
untuk setiap sub soal
Identifikasi 4 fondasi CT
Dekomposisi
yang anda gunakan dalam
menyelesaikan masalah ini! Mengidentifikasi jenis teks.
Pengenalan pola
Mengidentifikasi bagian-bagian surat seperti tujuan, pengirim,
penerima, dan isi surat.
Abstraksi
Memahami isi teks secara keseluruhan, kemudian menyeleksi jawaban
di pilihan ganda untuk menentukan jawaban yang paling tepat sesuai
dengan yang ditanyakan.
Algoritma
Langkah untuk menyelesaikan soal dimulai dengan menentukan jenis
teks, mengetahui bagianbagian teks, memahami isi teks sehingga bisa
menentukan jawaban yang tepat.

Nama : Citra Adelia Rahayu/ A2PA23002


Jenjang/mata pelajaran yang diampu: SMA F. 6/ BK
Unit/no unit : mathematic/7
Judul soal : Speed Of Racing Car
Pertanyaan Jawaban
Tuliskan solusi untuk soal ini! 7.1 adalah B
Dari persoalan ini diketahui bahwa dari garis start, track lurus terpanjang
adalah 1,5 km
7.2 adalah C
Dari persoalan ini diketahui bahwa posisi kecepatan terendah pada
putaran kedua adalah 1,3 km.
7.3 adalah B
Dari persoalan ini dengan melihat pada grafik kecepatan mobil pada jarak
2,6 km sampai 2,8 km, maka dapat diketahui bahwa kecepatan mobil
bertambah/naik
7.4 adalah B
Dari persoalan ini diketahui bahwa track mobil balap yang dikendarai
yang terekam pada grafik dapat dilihat pada gambar opsi B
Tuliskan Langkah-langkah 1. Membaca dan memahami grafik
berpikir anda hingga 2. Memahami persoalan yang ditanyakan
mendapat solusi 3. Mengamati kembali grafik untuk menemukan jawaban
4. Memilih jawaban yang paling tepat dan sesuai
Identifikasi 4 fondasi CT 1. Dekomposisi : mengetahui grafik kecepatan mobil setiap jarak yang
yang anda gunakan dalam ditempuh dari garis start dan track yang dilalui dengan kecepatannya
menyelesaikan masalah ini! masing masing menuju jarak 3 km yang ditempuh selama putaran
kedua (second lap)
2. Pengenalan pola: mengetahui dan memahami pola lintasan
berdasarkan kecepatannya
3. Abstraksi: menghilangkan hal-hal yang tidak diperlukan dalam
penyelesaian masalah. Seperti disaat mencari posisi kecepatan
tertinggi, tidak perlu melihat posisi kecepatan rendah. Begitupun
sebaliknya
4. Algoritma: memahami soal dan grafik yang disajikan. Pada soal, 1,2,
dan 3 dapat dilihat melalui grafik secara langsung, Sedangkan untuk
soal nomor 4 melihat pola perubahan kecepatan.

Nama : Citra Adelia Rahayu/ A2PA23002


Jenjang/mata pelajaran yang diampu: SMA F. 6/ BK
Unit/no unit : Sceince/20
Judul soal : Tooth Decay
Pertanyaan Jawaban
Tuliskan solusi untuk soal ini! Jawaban soal 20.1 adalah opsi D, bakteri menghasilkan asam
Jawaban soal 20.2 adalah opsi B, semakin banyak seseorang
mengkonsumsi gula, maka semakin besar pula kemungkinan mereka
mengalami kerusakan gigi Jawaban soal 20.3
 Adakah pengaruh pemberian fluoride pada kerusakan gigi?
Jawabannya Ya. Pertanyaan ini dapat dapat dijawab dengan
eksperimen ilmiah. Fluoride terbukti mampu mencegah resiko
kerusakan gigi
 Berapa biaya kunjungan ke dokter gigi? Jawabannya Tidak.
Masalah pembiayaan datang ke dokter gigi tidak perlu diselesaikan
dengan eksperimen ilmiah
Jawaban soal 20.4
 Setuju (mengetahui bentuk bakteri perusak gigi melalui mikroskop)
 Setuju (mempelajari perkembangan vaksin untuk mencegah
kerusakan gigi)
 Setuju (mengetahui bagaimana makanan dengan kandungan gula
dapat merusak gigi)

Tuliskan Langkah-langkah Langkah-langkah berpikir yang dilakukan dalam menemukan solusi


berpikir anda hingga persoalan ini adalah sebagai berikut:
mendapat solusi 1. Memahami isi dan informasi yang termuat dalam bacaan
2. Mencatat poin-poin penting terkait kerusakan gigi
3. Mencermati permasalahan yang ditanyakan
4. Memilih jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan
menganalisis informasi yang telah didapat dalam bacaan
Identifikasi 4 fondasi CT 1. Dekomposisi: memahami informasi yang terdapat pada teks bacaan
yang anda gunakan dalam
2. Pengenalan pola: memahami pola penyebab kerusakan gigi yaitu
menyelesaikan masalah ini!
makanan yang terlalu manis
3. Abstraksi: focus pada permasalahan yaitu kerusakan gigi
4. Algoritma: menentukan solusi persoalan dengan memahami
isi/informasi yang termuat dalam bahan bacaan dan memahami
pertanyaan/soal yang disajikan.

Tabel 3.1 : Penilaian Teman Kelompok

Penilaian dari teman kelompok


Kriteria Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5
penilaian
Apakah cara Cara pengerjaan Langkah-langkah Meskipun Cara dalam Karena
mengerjakan soal soal sudah dalam cara berfikir Pemahamann berfikir sudah pengerjaanya
ya
yang di tulis sistematis, sudah beruntut dan terbatas sistematis dan sudah baik dan
dapat di beruntut namun
pahami dan dapat mudah dimengerti Dapat mudah di pahami benar maka
dapat
dimengerti (A) (A) dimengerti (A) di dipahami (A)
(A)
Apakah cara Dalam setiap Cara dalam Pengerjaanya Table yang di Penggunaan
mengerjakan jenjang cara mengerjakan sudah sesuai kerjakan sudah langkah-
sudah langkah
lengkap mengerjakan soal bagian tabel langkah- lengkap (A) yang sudah
tepat
sudah lengkap (A) tersebut sudah langkah dan (A)
lengkap (A) kriteria yang
ada (A)
Apakah cara Secara Pengerjaanya Dalam Pengerjaanya Tidak ada
keseluruhan
mengerjakan cara pengerjaan sudah terstruktur penyelesaiann sudah terstruktur keambiguan
dapat ya dalam
di ikuti tanpa sudah sistematis dan bruntut (A) sudah dan runtut (A) menyelesaikann
terperinci ya
menimbulkan dan dapat (A) (A)
keambiguan dipahami (A)
Apakah 4 fondasi 4 fondasi CT Terdapat 4 fondasi Sudah benar Sudah terdapat 4 Sudah terdapat
4
CT yang di tulis sudah sesuai yang ditulis Sebab fondasi CT yang fondasi CT
yang
benar dengan langkah dengan benar dan mengandung ditulis dengan ditulis dengan
4
dalam soal (A) baik (A) fondasi CT benar (A) benar (A)
(A)
Apakah 4 fondasi 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT 4 fondasi CT
CT yang di sudah dijelaskan dijelaskan dengan sudah tertera ditulis dengan sudah tertera
tuliskan dan
dijelaskan dengan lengkap jelas dan lengkap dengan jelas jelas dan lengkap dijelaskan
dengan (A) dengan
lengkap? dan terperinci (A) (A) (A) lengkap (A)
Apakah contoh Contoh masalah Contoh persoalan Persoalan Masalah sehari- Persoalan yang
yang di
masalah sehari- yang di tampilkan yang di selesaikan diselesaikan hari yang di selesaikan
hari sudah
yang di tuliskan sudah sesuai sudah sesuai sudah sesuai tampilkan sudah sesuai dengan
sesuai dengan dengan konsep dengan yang di dengan contohsesuai dengan contoh masalah
persoalan yang di persoalan yang tampilkan (A) masalah persoalan yang sehari-hari (A)
sehari- di
selesaikan ? diselesaikan (A) hari(A) selesaikan (A)

Tabel 3.2 : Perbaikan yang perlu dilakukan

No. Soal Hal yang perlu diperbaiki Memasukkan atau Saran Perbaikan
1. Penjabaran fondasi CT tidak Ketika presentasi, jelaskan dengan lebih detail
ada yang perlu di perbaiki saat merincikan 4 fondasi CT

Tabel 3.3 : Rubrik Penilaian untuk Masing-masing Kriteria


A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
Jika ketiga soal Jika hanya 2 soal Jika hanya 1 soal yang Jika ketiga-tiganya
memenuhi kriteria memenuhi kriteria memenuhi kriteria tidak memenuhi
kriteria

SEL.09.2-T3-8b Ruang Kolaborasi - Presentasi dan Diskusi

Adapun pertanyaan saya pada diskusi tentang soal tes PISA ini adalah apakah soal-soal Tes
PISA memiliki tingkatan level pada setiap Fase? dan apakah soal yang digunakan pada graffiti,
matematic, dan scencie mengunakan bahasa inggis dan apakah di ambil dari soal internasional
apa bisa dibuat oleh pendidikan nasional saja?

Nama/NIM : Asri Romiyati (A2P423009)


Citra Adelia Rahayu (A2P423002)
Dwi Afrilianingtias (A2P423007)
Elaeisna Nozalia (A2P423005)
Feji Gezika (A2P423014)
Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM
 Kedua tipe soal tersebut melatih kemampuan berpikir siswa
 Kedua tipe soal berbentuk uraian dan terdapat gambar yang memudahkan siswa
dalam memahami soal
 Kedua tipe soal mendorong siswa untuk dapat berfikir kritis, kreatif, dan efektif
dalam menyelesaikan masalah
Perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM
BEBRAS PISA/AKM
 Soal bebras dapat ditujukan untuk  Soal PISA ditujukan untuk siswa
semua jenjang, baik SD/SMP/SMA usia 15 tahun, dan AKM ditujukan
 Tujuan utamanya adalah untuk untuk siswa di kelas 5, 8, dan 11
menguji pemahaman siswa terkait  Tujuan utamanya adalah untuk
konsep pemrograman dan mengukur kompetensi siswa terkait
pemecahan masalah literasi, matematika, dan sains
 Jenis soal bebras berfokus pada dalam konteks pendidikan
pemrograman computer dan internasional.
pemecahan masalah melalui  Jenis soal PISA/AKM lebih luas,
pemikiran algoritma mencakup berbagai aspek
 Pengerjaan soal bebras memiliki matematika, sains, dan literasi
waktu yang lebih fleksibel, siswa  Pengerjaan soal memiliki batasan
diberi lebih banyak waktu dalam waktu yang ketat untuk menjawab
pengerjaan soal soal
Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan:
1. Membutuhkan Computational Thinking untuk menyelesaiakan persoalan
2. Penyelesaian soal dapat menggunakan 4 fondasi Computational Thinking, yaitu
dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma.

D. TOPIK 3 AKSI NYATA


Mahasiswa PPG Prajabatan Gel 1 2023 LPTK UNJA

1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk
menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan
kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini.

Pengalaman menarik yang saya peroleh ketika mengimplementasikan CT adalah


penyelesaian berbagai jenis permasalahan yang saya hadapi dengan menggukan urutan
CTsecara sistematis. Keberhasilan yang saya alami ketika mempelajari CT adalah saya bisa
lebih berfikir sistematis dalam memecahkan sebuah permasalahan yang kompleks. Namun
Kegagalan yang saya alami adalah ketika saya tidak bisa memilih masalah melalui langkah-
langkah berpikir komputasi dalam setiap persoalan, akan tetapi setelah saya ulangi dan terus
belajar saya menjadi lebih paham dan terbiasa menggunakan berpikir komputasi dalam
setiap persoalan yang saya hadapi. Dengan menggunakan dekomposisi, pengenalan pola,
abstraksi, dan algoritma. akan tetapisetelah saya ulangi dan terus belajar saya menjadi lebih
paham dan terbiasa menggunakan berpikir komputasi dalam setiap persoalan yang saya
hadapi.

2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT
dalam problem solving?

Ya, ada banyak perubahan dalam cara berpikir saya, terutama dalam memecah kan masalah
atau problem solving. Saya dapat memecahkan masalah yang kompleks dengan cara yang
lebih efektif, efisien dan optimal serta sistematis sehingga saya dapat menemukan solusi
terbaik termasuk mengevaluasi dan memecahkan masalah secara sistematis,
mengeksplorasisolusi alternatif, dan mengevaluasi hasil akhir . Jadi saya tidak terburu- buru
untuk mengambil kesimpulan tentang masalah terhadap masalah.

3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya
setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?

Ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam metode pengajaran saya, yang akan saya lakukan
selanjutnya. Dalam hal mengajar saya akan lebih memperhatikan apa yang diinginkan
oleh peserta didik, sehingga saya lebih mengenal peserta didik dan lebih mudah
dalam mengajarkan menggunakan model berpikir komputasi. Setelah mempelajari topik
CT dalam problem solving, saya dapat mengevaluasi dan mengevaluasi cara mengajar saya
untuk memastikan bahwa saya menyediakan contoh yang beragam dari masalah yang dapat
dipecahkan dengan menggunakan CT danmemberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih menggunakan metode CT dalam situasi yang berbeda. Saya juga dapat menyediakan
umpan balik yang sesuai dengan materi. Hal lain yang saya perbaiki Salah satunya adalah
langkah-langkah dan strategi untuk memecahkan masalah. Untuk pengajaran, saya terbiasa
memecahkan masalah menggunakan pemikiran komputasi, sehingga diharapkan siswa dapat
meniru pemikiran komputasi.

TOPIK 4 CT DAN PROYEK


TOPIK 4
EKPLORASI KONSEP
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING - IPS
UNIVERSITAS JAMBI 2023

Nama Citra Adelia Rahayu

NIM A2PA23002

Judul Proyek STEM


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
yang Dipilih BERBASIS STEM PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Sumber Internet
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/view/15105

Deskripsi Singkat
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
tentang Proyek BERBASIS STEM PADA PEMBELAJARAN FISIKA Jurnal Cendy Eka
Erlinawati, Singgih Bektiarso, Maryani Prodi Pendidikan Fisika, FKIP,
STEM yang Dipilih Universitas Jember

Pembelajaran fisika adalah salah satu pembelajaran sains yang mencakup


proses, sikap ilmiah, dan produk. Dalam belajar fisika siswa tidak hanya
dituntut untuk memahami teori, konsep, maupun hukum-hukum fisika,
tetapi juga diharapkan dapat memahami bagaimana gejala fisis tersebut
dapat terjadi. Model Project Based Learning adalah salah satu model
pembelajaran yang mengorganisasi kelas kedalam sebuah proyek dimana
proses pembelajarannya menekankan pada pembelajaran kontekstual
melalui kegiatan yang kompleks seperti memberi kebebasan peserta didik
untuk mengeksplorasi aktivitas belajar, mengerjakan proyek secara
kolaboratif, dan akhirnya dapat menghasilkan suatu produk. Secara tidak
langsung, model Project Based Learning dapat melatih siswa untuk
bertindak dan berpikir kreatif. Pada abad 21 perkembangan teknologi di
berbagai belahan dunia semakin pesat sehingga diperlukan suatu inovasi
baru dalam pendidikan agar siswa dapat bersaing di ekonomi baru. STEM
merupakan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan antara
science, technology, engineering, dan mathematics dimana konsep
akademik digabungkan dengan permasalahan yang ada pada dunia nyata.
STEM dalam pengaplikasiannya bertujuan untuk mengembangkan
Nama Citra Adelia Rahayu

NIM A2PA23002

pemikiran, penalaran, kerja tim, investigasi, serta keterampilan kreatif


yang dapat digunakan oleh siswa dalam semua bidang yang ada di
kehidupan mereka. Project Based Learning berbasis STEM adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa diberikan suatu proyek untuk
menyelesaikan permasalahan yang dilandasi aspek-aspek STEM yaitu
science, technology, engineering, dan mathematics. Kajian ini
menekankan bahwa model Project Based Learning berbasis STEM baik
diaplikasikan dalam pembelajaran fisika karena dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif, kreatif, dapat mengeksplor kemampuan yang dimiliki,
serta dapat mempersiapkan siswa agar dapat bersaing di era kemajuan
teknologi
TOPIK 4
RUANG KOLABORASI
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING - IPS
UNIVERSITAS JAMBI 2023

1. Proyek STEM sebelum diintegrasikan dengan CT

Nomor Kelompok Kelompok SMA Negeri 2 Kota Jambi

1. Asri Romiyati (A2P423009)


2. Citra Adelia (A2P423002)
Anggota Kelompok 3. Dwi Afrilianintias (A2P423007)
4. Elaeisna Nozalia (A2P423005)
5. Feji Gesika (A2P423014)
Judul Proyek STEM
yang Dipilih
Emotions Journal

Purwasih, R., & Syukur, Y. (2023). Hubungan Sarana dan Prasarana


Sumber dengan Minat Siswa Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 24221–24228.
https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.10447
Deskripsi Singkat Dalam STEM ini, kelompok kami menggunakan Proyek “Emotions
tentang Proyek Journal” merupakan sebuah proyek Bimbingan dan konseling yang
STEM yang Dipilih
dilakukan untuk mengidentifikasi dan menvisualisasikan apa yang
dirasakan oleh peserta didik menggunakan media padlet saat
memberikan layanan konseling dasar. Proyek ini juga berguna untuk
melatih keterampilan menulis teks pada peserta didik terutama dalam
mendeskripsikan perasaan yang terjadi pada peserta didik terkait
emosionalnya. Padlet juga dapat berkolaborasi menggunakan
gambar atau video sehingga peserta didik dapat berkereasi dalam
mendeskripsikan perasaannya. Dengan adanya padlet diharapkan
bagi peserta didik mampu untuk mengungkapkan permasalahan yang
dihadapinya terutama bagi peserta didik yang takut atau tidak ada
tempat untuk bercerita baik di lingkungan keluarga maupun
lingkungan sosialnya. Peserta didik tidak harus menulis setiap waktu,
tetapi saat mereka siap dan ingin bercerita bisa menggunakan aplikasi
padlet.

Nomor Kelompok Kelompok SMA Negeri 2 Kota Jambi

1. Asri Romiyati (A2P423009)


2. Citra Adelia (A2P423002)
Anggota Kelompok 3. Dwi Afrilianintias (A2P423007)
4. Elaeisna Nozalia (A2P423005)
5. Feji Gesika (A2P423014)

Nama Proyek Emotions Journal


Proyek “Emotions Journal” merupakan sebuah proyek Bimbingan
dan konseling yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan
menvisualisasikan apa yang dirasakan oleh peserta didik
menggunakan media padlet saat memberikan layanan konseling
dasar. Proyek ini juga berguna untuk melatih keterampilan menulis
teks pada peserta didik terutama dalam mendeskripsikan perasaan
yang terjadi pada peserta didik terkait emosionalnya. Padlet juga
dapat berkolaborasi menggunakan gambar atau video sehingga
peserta didik dapat berkereasi dalam mendeskripsikan perasaannya.
Deskripsi Singkat Dengan adanya padlet diharapkan bagi peserta didik mampu untuk
Proyek
mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya terutama bagi
peserta didik yang takut atau tidak ada tempat untuk bercerita baik
di lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya. Peserta didik
tidak harus menulis setiap waktu, tetapi saat mereka siap dan ingin
bercerita bisa menggunakan aplikasi padlet.

1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Outline Proyek
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Sasaran
2. Rencana Pelaksanaan
a. Identifikasi masalah
b. Perencanaan solusi
c. Perancangan Emosional Journal
d. Persiapan media pembuatan Emosional Journal
3. Implementasi
a. Pembuatan Emosional Journal
b. Mengkreasikan Emosional Journal
c. Pengumpulan data berdasarkan
pengalaman pribadi
4. Analisis Data
a. Pengelolaan data
b. Analisis data
c. Interpretasi hasil
5. Pelaporan
a. Pembuatan padlet
6. Evaluasi
a. Evaluasi pelaksanaan proyek
b. Evaluasi hasil yang dicapai
c. Identifikasi peluang pengembangan
7. Kesimpulan
a. Ringkasan hasil
b. Saran dan rekomendasi
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran
a. Desain Padlet Emosional Journal
b. Hasil produk Emosional Journal
c. Foto-foto pembuatan Emosional Journal

1. Sebagai sarana atau wadah bagi peserta didik untuk


Tujuan Pembelajaran
mendeskripsikan perasaannya.
2. Mengetahui permasalahan yang dihadapai peserta
didik.
3. Membantu peserta didik dalam mengentaskan
permasalahan yang dihadapi.
4. Meningkatkan kemampuan kolaborasi dan
komunikasi antar guru dan peserta didik.
5. Meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik.

Bagaimana menarik peserta didik agar dapat


Driving Question menggunakan padlet sebagai media untuk
mendeskripsikan perasaannya ?

1. Peserta didik dapat mengekspresikan perasaannya


melalui tulisan dalam media padlet tanpa takut atau
ragu karena nama penulis tidak muncul, sehingga
Produk Akhir kerahasiaan konseling terjaga.
2. Membantu peserta didik dalam mengentaskan
permasalahan yang dihadapinya sehingga peserta
didik memiliki kecerdasan emosional.

1. Peserta didik memahami tingkat emosi pada


dirinya sehingga mampu mendeskripsikan
perasaan yang dialaminya.
Hands-on Activities 2. Padlet sebagai media yang digunakan peserta didik
secara gratis dan mudah diakses.
3. Peserta didik bebas mengkespresikan perasaannya
baik melalui tulisan, gambar maupun vidio.

Peserta didik dapat mengakses padlet kapan saja jika


mereka memerlukan bantuan segera terutama peserta
didik yang memiliki permasalahan yang tidak bisa
Asesmen
diceritakan kepada orang lain, sehingga guru BK dapat
mengamati permasalahan tersebut dan membantu
untuk mengentaskannya.
1. Handphone
2. Wi-Fi atau Internet
3. Dasboard online atau aplikasi untuk memantau
data
4. Foto atau gambar yang mendeskripsikan
permasalahannya.
Resources yang Dibutuhkan
Selain itu, peserta didik dibebaskan untuk
menuliskan apa yang dirasakan bisa perhari atau
perminggu di media padlet kapan saja dan akan
selalu dipantau oleh guru BK, sehingga guru BK
dapat memberikan bantuan diawali dengan
tanggapan kometar maupun secara langsung.

Integrasi CT dalam proyek Abstraksi: Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan


STEM (Baek et al., 2021) kemampuan peserta didik dalam mengentaskan
permasalahan yang dihadapi dengan menyadari tingkat
emosi yang rasakannya. Dalam proyek ini Emotional
Journal digunakan untuk mengungkapkan perasaan
peserta didik yang tidak bisa di ceritakan kepada orang
lain, sehingga peserta didik tidak memendam masalah
dan padlet sebagai media untuk dapat membantu
mengentaskan permasalahnnya. Integrasi
Computational Thingking (CT) dilakukan melalui
Handphone masing-masing peserta didik sebagi sarana
penggunaan media padlet sehingga dapat digunakan
kapanpun dan dimanapun dengan mudah.

Algoritma: CT digunakan untuk mengembangkan


tingkat menulis pada peserta didik. Perserta didik akan
belajar tentang membuat algoritma yang efektif dan
efisien dalam Emotional Journal dan dapat
mengekspresikan perasaannya melalui tulisan maupun
gambar di media padlet.
Komunikasi: CT juga digunakan dalam proyek ini
untuk mengembangkan kemampuan komunikasi
peserta didik. Peserta didik akan belajar untuk dapat
menuangkan segala bentuk emosiaonal atau perasaan
yang sedang di rasakan ke dalam padlet kapan saja dan
orang lain tidak mengetahui identitas dari individu
yang menuangkan emosionalnya di dalam padlet.

Conditional Logic: CT juga digunakan dalam proyek


ini untuk mengembangkan kemampuan pemikiran
logis peserta didik. Peserta didik akan belajar tentang
bagaimana menggunakan logika untuk menggunakan
padlet kapan saja.

Pengumpulan Data:
CT juga digunakan dalam proyek ini untuk
mengembangkan kemampuan pengumpulan data
peserta didik. Peserta didik akan belajar tentang
bagaimana mengumpulkan data dengan
mengekspresikan perasaannya dengan pegalaman
hidup ke dalam padlet. Peserta didik juga akan belajar
tentang bagaimana mendeskripsikan dan
mengumpulkan data yang diperlukan untuk mencapai
tujuan proyek.

Struktur Data, Analisis dan Representasi Data: Data


yang dikumpulkan dari pengalaman permasalahan
siswa dalam mengekpresikan perasaannya kemudian
direpresentasikan dalam bentuk jurnal dan aplikasi
digital memudahkan pemahaman dan interpretasi data.
Analisis data dilakukan untuk mengetahui bagaimana
Peserta didik akan belajar untuk dapat menuangkan
segala bentuk emosiaonal atau perasaan yang sedang
di rasakan ke dalam padlet.
Dekomposisi: Dalam proyek ini, dekomposisi
digunakan untuk memecah proyek menjadi bagian-
bagian kecil yang lebih mudah diimplementasikan.
Misalnya, pada bagian memahami tingkat emosi pada
dirinya sehingga mampu mendeskripsikan perasaan
yang dialaminya melalui Padlet sebagai media yang
digunakan untuk mempengaruhi dan membentuk serta
mengentaskan permasalahan yang pada akhirnya
peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya sehingga peserta didik memiliki
kecerdasan emosional.

Pengenalan Pola: Pengenalan pola digunakan dalam


proyek ini untuk mengenali pola-pola data yang
diperoleh dari pemikiran, pengalaman serta sumber
lain yang ada. Misalnya, pola-pola data mengenai
permasalahan-permasalahan siswa dalam
mengekpresikan perasaannya kemudian
direpresentasikan dalam bentuk jurnal dan aplikasi
digital memudahkan pemahaman dan interpretasi data.
Serta adanya aksi dilakukan untuk mengetahui
bagaimana Peserta didik akan belajar untuk dapat
menuangkan segala bentuk emosiaonal atau perasaan
yang sedang di rasakan ke dalam padlet.

Pemodelan dan Simulasi: Dalam proyek ini,


pemodelan dan simulasi digunakan untuk
mengungkapkan dan mengetahui emosional yang sulit
terungkap pada peserta didik yang dapat dituangkan
dalam bentuk media padlet. Selaian itu, pemodelan dan
simulasi juga dapat digunakan untuk data
permasalahan atau tuangan emosi yang urgent dan
membutuhkan penanganan atau tindakan dengan
cepat.
3. Perbedaan sebelum dan sesudah diintegrasikan CT :

Sebelum diintegrasikan proyek CT berjalan secara normatif, belum memiliki gambaran


secara terperinci akan berbentuk seperti apa proyek tersebut, hanya ulasan sekilas bahwa
proyek tersebut akan membuat Emotional Journal dalam bentuk padlet, setelah
diintegrasikan ke dalam CT dalam bentuk digital (soft file) pemaparan proyek lebih mudah
dilaksanakan, terlihat lebih sistematis dan terartur, mulai dari proses awal sampai akhir,
tujuan serta proyek terlihat tepat sasaran..
TOPIK 4
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING - IPS
UNIVERSITAS JAMBI 2023

Nomor Kelompok SMA Negeri 2 Kota Jambi

1. Asri Romiyati (A2P423009)


2. Citra Adelia (A2P423002)
Anggota Kelompok 3. Dwi Afrilianingtias (A2P423007)
4. Elaeisna Nozalia (A2P423005)
5. Feji Gesika (A2P423014)
Nama Proyek Emotions Journal Melalui Media Padlet

Catatan-catatan 1. Pastikan data emosional siswa dijaga dengan ketat


Perbaikan yang Perlu untuk menjaga privasi siswa.
Dilakukan Berdasarkan 2. Lakukan pengujian pengguna untuk mendapatkan
Masukan Dari Dosen dan umpan balik langsung dari pengguna (siswa). Hal ini
Kelompok Lain penting untuk terus memperbaiki dan mengembangkan
proyek
3. Sertakan elemen edukasi tentang computational
thinking kepada siswa, sehingga mereka dapat lebih
memahami kontribusi CT dalam pengelolaan emosi.
TOPIK 4
KONEKSI ANTAR MATERI
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING - IPS
UNIVERSITAS JAMBI 2023

 Kesimpulan Anda tentang bagaimana CT dapat diintegrasikan ke dalam proyek STEM!


CT merupakan hal yang sangat penting karena CT merupakan suatu cara seseorang dalam berfikir kritis
seperti komputer secara efektif, efisien, dam optimal. Oleh sebab itu dalam pembelajaran perlu mengajar
peserta didik untuk berpikir kritis serta dengan berfikir seperti komputer dan menemukan solusi pada
suatu permasalahan yang ada selai itu selain berupayakan agar peserta didik tidak hanya belajar dengan
baik dengan memahami materi namun dapat mengintegrasikan menjadi nyata dengan kreativitas, inovasi,
dan kolaborasi. Serta perlu memperhatikan empat aspek-aspek yaitu: dekomposisi, pengenalan pola,
abstrak, dan algoritma.
STEM adalah suatu pembelajaran yang terintegrasi antar sains, teknologu, teknik dan matematika untuk
mengembangkan kreativitas seorang peserta didik dalam pemecahan masalah sehari-hari.
Pendidikan STEM terintegrasi CT sebagai “upaya untuk menggabungkan beberapa atau empat disiplin il
mu,teknologi, teknik, dan matematika ke dalam satu kelas, unit,
atau pelajaran yang didasarkan pada hubungan antar mata pelajaran dan masalah dunia nyata. Saat meren
canakan pembelajaran STEM, guru dapat memulai dengan sains dankemudian mengintegrasikan tujuan
dan bahan dari satuatau lebih disiplin STEM lainnya
CT dapat diintegrasikan ke dalam proyek STEM, dengan merumuskan masalah dan menguraikan masalah
tersebut ke segmen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Memungkinkan peserta didik untuk
mengubah masalah yang kompleks menjadi beberapa prosedur atau langkah yang tidak hanya lebih
mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi juga menyediakan cara yang efisien untuk berpikir kreatif.
 Tantangan-tantangan mungkin akan dihadapi ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek
STEM!
Tantangan yang mungkin dihadapi yaitu:
1. Belum banyak peserta didik dan guru yang mengetahui CT dan bebagai jenis pemikiran CT serta hal-
hal yang terkait dengan CT dalam kehidsupan sehari-hari.
2. Mecari ide permasalahan dengan menggunakan proyek STEM dalam kehidupan sehari-hari dan
penyelesaian permasalahan dengan 4 fondasi CT.
3. Mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah ke dalam bagian yang lebih kecil karena belum
terbiasa berpikir menggunakan konsep CT dan mengelompokannya ke dalam 4 fondasi CT.
 Tambahkan juga solusi apa yang dapat Anda usulkan untuk mengatasi tantangan-tantangan
tersebut.
Dengan cara memperdalam dan lebih memahami CT serta bagaimana penarapan solusi CT yang baik agar
dapat terentaskan masalah dengan menggunakan CT. lebih banyak belajar tentang CT dan jika perlu CT
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan fondasi yang ada agar lebih membantu dan dapat
mengentaskan masalah yang di alami.

TOPIK 4
AKSI NYATA
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING - IPS
UNIVERSITAS JAMBI 2023

1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam
proyek STEM?
Pengalaman saya dalam pembelajaran proyek STEM ini saya mendapatkan pemahaman
dan pengetahuan baru dan saya juga mempelajarai tentang apa itu STEM dan bagaiamana
cara membuat proyek STEM dan bagaimana membuat proyek STEM dengan CT dalam
pembelajaran dan mengintergrasikan nya dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

saya tertarik ingin menbuat proyek STEM dan ingin mengimplementasikan dalam
pembelajaran supaya peserta didik dapat berpikir secara komputational, serta menambah
wawasan tentang proyek STEM dan diintegrasi CT agar proyek dipecahkan dengan
menggunakan konsep fondasi CT sehingga memunculkan inovasi baru. Saya menjadi
mengetahui bahwa CT dapat diterapkan di sekolah dan di dalam bidang pembelajaran
saya yaitu BK dengan menggunakan proyek STEM.

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?


Sangat sulit dan menjadikan tantangan baru bagi saya karena ini pertama kalinya saya
mempelajari tentang CT yang sebelumnya belum saya ketahui kemudian membuat
proyek STEM dan langsung membuat proyek tersebut sesuai dengan bidang
pembelajaran saya BK serta mengintegrasikan proyek dengan CT dan proyek tersebut di
integrasikan pada peserta didik.

3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM


di kelas yang Anda ajar kelak.
a. Saya akan meneberikan pemahaman kepada peserta didik tentang CT dan STEM.
b. Mengajarkan kepada peserta didik mengenai Proyek STEM yang diinegrasikan
dengan CT
c. Membuat kelompok peserta didik dan mempelajari bersama-sama membuat proyek
STEM dengan menggunakan langkah-langkah fondasi CT dan membuat
penejelaskan proyek STEM yang sebelum dan sesudah di integrasikan CT tersebut.

E. TOPIK 5 Integrasi CT dalam Mata Pelajaran

1. Topik 5 Mulai Dari Diri

Question 1
Untuk guru SD: Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran
tematik yang Anda lakukan? Jelaskan jawaban Anda!

Untuk guru SMP/SMA: Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan pada mata pelajaran
yang akan Anda ampu? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!

Your Answer:

Untuk Guru SD menurut saya CT dapat di integrasikan pada pembelajaran tematik pada sekolah
dasar atau SD tapi namun tidak optimal karena pada dasarnya CT adalah suatu cara berfikir
seseorang dengan berfikir komputer dengan cara yang efektif, efisien dan optimal. dengan
menggunakan empat keterampilan dasar dalam menyelesaikan masalah yakni dekomposisi,
pengenalan pola, abstraksi dan algoritma dengan menyederhanakan masalah ke yang lebih
kompleks. apalagi pada kurikulum mardeka seperti sekarang ini CT dapat di intergrasikan dalam
pemebelajaran apa lagi pada BK dimana peserta didik dapat berfikir dengan genetic skill
sehingga dapat menyelesaikan masalah yang di alami siswa tersebut namun dengan
menggunakan strategi dan metode yang tepat dengan memberikan aktivitas yang menyenangkan
yang membuat siswa lebih aktif dan bersemangat.

Untuk Guru SMP/SMA CT juga sudah dapat di integrasikan apalagi pada kelas
SMP/SMA dimana penerapanya dengan menggunakan Abstraksi, algoritma, dekomposisi dan
pengenalan pola diharapkan dapar membantu melatih dan mengenali pemecahan masalah yang ia
lakukan sehingga pembelajaran yang di lakukan dapat bermakna dan mempermudah peserta
didik untuk menyelesaikan masalah dan memperoleh pengetahuan. CT ini sangat di perlukan
pada anak sekolah SMP/SMA karena dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah.

2. Eskplorasi Konsep
TUGAS TOPIK 5 (EKSPLORASI KONSEP) COMPUTATIONAL THINKING

PPG PRAJABATAN GEL.1 TAHUN 2023

Kelompok : SMA Negeri 2 Kota Jambi Nama Anggota/NIM :

1. Asri Romiyati (A2P423009)

2. Citra Adelia Rahayu (A2P423002)

3. Dwi Afrilianingtias (A2P423007)

4. Elaeisna Nozalia (A2P423005)

5. Feji Gezika (A2P423014) Program Studi : Bimbingan dan Konseling

SEL.09.2-T5-3a. Eksplorasi Konsep - Unggah Lembar Kerja Reflektif

1. Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah “Bringing computational
thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education
community” (Barr & Stephenson, 2011)?

Artikel ini menekankan pentingnya mengintegrasikan pemikiran komputasional ke dalam


pendidikan K-12. Artikel tersebut membahas kompleksitas dan tantangan dalam menerapkan
pemikiran komputasional di K-12, dengan wawasan dari pertemuan para pemimpin
pemikiran. Artikel tersebut menguraikan strategi untuk menyisipkan pemikiran
komputasional ke dalam kurikulum, termasuk perlunya budaya kelas yang kondusif dan
menyoroti konsep dan kemampuan inti. Artikel juga membahas tantangan dan hambatan
dalam implementasi, serta mengusulkan strategi untuk perubahan sistematis. Langkah
selanjutnya melibatkan pengembangan sumber daya dan materi untuk mendukung integrasi
pemikiran komputasional dalam pendidikan K-12, dengan kolaborasi dari komunitas
pendidikan ilmu komputer.

Fase berikutnya dari proyek ini akan melibatkan Lokakarya Praktisi untuk mengembangkan
sumber daya dan strategi. Lokakarya ini akan fokus pada perumusan materi baru untuk
menerapkan konsep pemikiran komputasional ke dalam kurikulum dan menganjurkan
pemikiran komputasional sebagai komponen pendidikan utama bagi semua siswa. Artikel ini
juga menekankan perlunya perubahan kebijakan pendidikan dan penyediaan sumber daya
bagi guru K-12 agar dapat secara efektif mengintegrasikan konsep

pemikiran komputasi ke dalam pengajaran mereka. Selain itu, laporan ini menyoroti
pentingnya melibatkan pendidik K-12 yang berpengetahuan luas dalam proyek yang
bertujuan meningkatkan pembelajaran siswa dan peran penting komunitas pendidikan ilmu
komputer dalam upaya ini.

2. Tuliskan juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu! Masing-
masing kelompok hanya perlu mengisi satu lembar kerja reflektif.

Makalah tersebut secara langsung relevan dengan mata pelajaran yang saya ampu yaitu
bimbingan dan konseling. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:

a. Pentingnya Integrasi Pemikiran Komputasional dalam Pendidikan K-12

Bimbingan dan konseling dapat memainkan peran dalam mendukung integrasi pemikiran
komputasional dengan memberikan arahan kepada siswa tentang pentingnya kemampuan
komputasional dalam dunia modern.

b. Strategi untuk Menyisipkan Pemikiran Komputasional ke dalam Kurikulum

Bimbingan dan konseling dapat berkolaborasi dengan staf pengajar untuk merancang strategi
bimbingan yang mendukung penyisipan pemikiran komputasional ke dalam kurikulum.

c. Perubahan Kebijakan Pendidikan dan Dukungan bagi Guru

Bimbingan dan konseling dapat berperan dalam mengadvokasi perubahan kebijakan


pendidikan yang mendukung integrasi pemikiran komputasional di tingkat kurikulum.
Konselor dapat menyediakan dukungan psikososial kepada guru K-12 untuk mengatasi
tantangan dalam mengimplementasikan konsep pemikiran komputasi.

d. Melibatkan Pendidik K-12 dan Komunitas Pendidikan Ilmu Komputer

Konselor dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi kerja sama antara pendidik K-
12 dan komunitas pendidikan ilmu komputer, memastikan sinergi yang efektif dalam
meningkatkan pembelajaran siswa. Bimbingan dapat memfasilitasi lokakarya praktisi dan
memastikan keterlibatan guru dan siswa dalam pengembangan sumber daya untuk integrasi
pemikiran komputasional.

Dengan mengintegrasikan pemikiran komputasional ke dalam bimbingan dan konseling,


sistem pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung siswa dalam
mengembangkan keterampilan komputasional dan mendukung guru dalam implementasi
kurikulum yang berfokus pada pemikiran komputasional.

3. Ruang Kolaborasi

1. Asri Romiyati (A2P423009)


2. Citra Adelia Rahayu (A2P423002)
NIM/nama anggota 1:
3. Dwi Afrilianingtias (A2P423007)
NIM/nama anggota 2:
4. Elaeisna Nozalia (A2P423005)
5. Feji Gezika (A2P423014)

Mata pelajaran: Bimbingan dan Konseling

Materi ajar: Mengatasi Prokrastinasi Akademik

Peserta didik dapat menentukan langkah-langkah mengatasi


Tujuan pembelajaran: prokratinasi akademik.

Deskripsi penyampaian Guru menyampaikan materi mengenai cara untuk mengatasi


materi sebelum integrasi prokrastinasi akademik menggunakan power point (PPT)
dengan metode ceramah.
CT
Peserta didik diminta untuk membuat karya infografis atau
Deskripsi penyampaian video tentang tugas akademik yang sedang ditunda beserta
materi setelah integrasi CT cara mengatasinya.

Melalui infografis atau video tersebut peserta didik dilatih


Penjelasan konsep CT untuk mengembangkan pemikiran algoritma yaitu
yang diintegrasikan pada mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
materi ajar mengatasi prokrastinasi akademik.

Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT
dan materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT!

Materi yang belum diintegrasikan dengan CT yaitu pembelajaran masih berpusat pada
guru dan lebih fokus pada pemberian informasi dan penguasaan konsep tanpa penekanan
khusus pada keterampilan pemecahan masalah. Sedangkan materi ajar yang telah
diintegrasikan dengan CT yaitu pembelajaran berpusat pada peserta didik dimana peserta
didik dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik dengan
menerapkan langkah-langkah algoritma. Lebih lanjut, pengintegrasian teknologi dalam
pembelajaran (infografis atau video) memungkinkan peserta didik memanfaatkan sumber
daya digital untuk meningkatkan produktivitas dan pemahaman mereka.

4. Demonstrasi Kontekstual

KELOMPOK SMAN 2 KOTA JAMBI


6. Asri Romiyati (A2P423009)
NIM / Nama anggota 7. Citra Adelia Rahayu (A2P423002)
Kelompok yang presentasi: 8. Dwi Afrilianingtias (A2P423007)
9. Elaeisna Nozalia (A2P423005)
10. Feji Gezika (A2P423014)
NIM / Nama anggota
Kelompok yang memberikan KELOMPOK SMAN 4 KOTA JAMBI
evaluasi:

Mata pelajaran: Computerational Thingking (CT)

Materi ajar: Bimbingan dan Konseling

Pengintegrasian CT dalam mata pelajaran yaitu peserta didik


mampu untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis,
kreatif, dan logis karena dalam penyelesaian masalahnya
peserta didik tidak hanya berfokus pada hasil saja, tetapi juga
Ide baru yang didapatkan mampu memikirkan solusi dalam memecahkan
terkait integrasi CT di dalam permasalahan yang dihadapi dengan menerapkan empat
mata pelajaran:
pondasi CT yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi,
dan algoritma sehingga permasalahan tersebut dapat
diselesaikan secara efektif, efesien, dan optimal sesuai
dengan mata pelajaran.

Evaluasi/saran untuk 1. Perlunya integrasi CT dalam case-case yang lain


kelompok yang sedang
2. Perlunya penambahan integrasi STEM pada konsep CT
presentasi:

3. Elaborasi Pemahaman

1. Bagaimana membuat perencanaan RPL pada konseling dengen mengintegrasikan CT dan


proyek STEM pada BK secara optimal?
2. apakah jika ada salah satu dari ke 4 pondasi CT pada proyek STEM dapat di katakan CT
tersebut sudah di terapkan secara optimal?
4. Koneksi Antar Materi

1. Asri Romiyati (A2P423009)


NIM/nama anggota 1: 2. Citra Adelia Rahayu (A2P423002)
3. Dwi Afrilianingtias (A2P423007)
NIM/nama anggota 2:
4. Elaeisna Nozalia (A2P423005)
5. Feji Gezika (A2P423014)

Kesimpulan mengenai Pengintegrasian CT dalam mata pelajaran yaitu peserta didik mampu
integrasi CT ke dalam untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan logis
mata pelajaran: karena dalam penyelesaian masalahnya peserta didik tidak hanya
berfokus pada hasil saja, tetapi juga mampu memikirkan solusi dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan menerapkan empat
pondasi CT yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma
sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan secara efektif,
efesien, dan optimal sesuai dengan mata pelajaran.

Strategi untuk Cara mengintegrasikan CT kedalam mata pelajaran yaitu guru


mengintegrasikan CT ke memahami terlebih dahulu tentang konsep CT, kemudian guru perlu
dalam mata pelajaran: berlatih dalam mengembangkan konsep CT dan dapat diterapkan dalam
mata pelajaranagar dapat mengajak peserta didik berpikir dan
menerapkan teknologi dan pedagogi yang tepat. Integrasi CT dalam
layanan Bimbingan dan Konseling yaitu peserta didik dapat menerapkan
konsep CT untuk merinci atau menyederhanakan masalah,
mengidentifikasi solusi, dan merancang langkah-langkah yang akan
dilakukan. Hal ini dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan
keterampilan dengan membuat keputusan yang lebih baik dan bijaksana.

5. Aksi Nyata
1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata
pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang Anda hadapi?

Pengalaman yang saya dapatkan setelah melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran
yang saya ampu yaitu BK tepatnya pada layanan BK yang saya lakukan saya
mendapatkan pemahaman bahwa CT itu sangat penting dan membantu dalam
pembelajaran. Selain itu saya juga bagaiamana menggunakan teknologi dalam
pembelajaran dengan membuat sebuah pendekatan pembelajaran dan
mengimpelentasikan untuk membantu peserta didik dalam memahami materi yang di
berikan karena adanya kurikulum mardeka yang membantu siswa belajar sesuai dengan
miant, kemampuan dan gaya belajar yang dimiliki. Saya belajar menyusun layanan BK
dengan menggunakan komponen CT agar membantu siswa dalam belajar dan membuat
proyek STEM untuk peserta didik.

Kendala yang saya alami adalah masalah dalam menyusun modul Layanan BK dengan
mengintegrasikan CT di dalamnya seperti kesulitan dalam mengakses sumber daya untuk
membuat kurikulum yang kreatif dan menarik dan membantu siswa lebih memahami
materi. Selain itu saya juga kesulitan dalam menyederhanakan materi sehingga lebih
mudah di pahami peserta didik dengan menggunakan komponen CT.

2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?

Perasaan saya pada saat mengerjakan modul ini, yaitu saya merasa ingin belajar lebih
dalam lagi dan lebih memahami tentang bagaiamana membuat layanan BK dengan
mengintegrasikan CT dalam layanan tersebut agar membantu peserta didk dalam
memahami materi secara maksimal. Saya menjadi semakin tergerak untuk membuat
layanan BK dengan pengintegrasian CT ke dalam mata pelajaran yang saya ampu. Hal ini
tidak hanya bermanfaat untuk diri saya dalam rangka mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah lebih efektif, efisien, dan optimal, namun juga untuk
peserta didik saya kelak dengan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dalam pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2023/2024

SPESIFIKASI
Layanan dasar (Bimbingan
Mengatasi Ketergantuangan Komponen Klasikal
Topik Layanan Medsos
Peserta didik kelas XI Fase Bidang Belajar
Sasaran F.6 Sem/TP 2/2023/2024
Experiental Learning,
Permainan, Tanya Jawab,
kuis,
Metode/Teknik curah pendapat, penugasan Media/Alat Laptop, HP, Lcd

Tujuan LayananCapaian Layanan : 4 Kematangan Intelektual


Tujuan Pengenalan :
Peserta didik mampu menentukan alternative pengambilan keputusan dan
pengentasan masalah berdasarkan konsep ilmu pengetahuan dan perilaku
belajar seperti menentukan sesuatu secara mandiri, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan.
Tahap Pengenalan Tahap Akomodasi Tahap Tindakan
1. Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat
mengatasi mengelola dan menenutkan langkah-
ketergantungan memahami guna langkah dalam mengatasi
medosos. medosos dalam ketergantungan medosos.
2. didik mengetahui belajar dan hal-hal
fungsi medsos dan positif lainnya.
manfaat medsos.
LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan Awal 1. Mengucapkan salam dan mengajark berdoa.
2. Menyampaikan kegiatan sebelumnya dan Kesehatan atau kondisi peserta
didik.
3. Mengabsen dan mengapresiasikan kehadiran.
4. Guru menyampaikan tujuan layanan.
5. Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan dan cakupan materi
layanan.
6. Memotivasi peserta didik dengan ice breaking/permainan.
Kegiatan Inti Apresiasi : Curah pendapat penampilan PPT materi dan melakukan diskusi
tentang berbagai aktifitas belajar yang sering dilakukan berdasarkan
pengalaman peserta didik.
a. Pengalaman konkrit (Concrete Experience)
 Guru menayangkan gambar dan medeskripsikan medsos itu
apa, contoh aktifitas yang digunakan dengan medosos, dan
kegunaan medsos secara positif.
b. Observasi (Reflective Observation)
 Peserta didik melihat paparan PPT tentang materi dan
diberikan styki note untuk diskusi kelompok tentang dampak
positif dan negatif menggunakan medsos dengan melihat dari
berbagai sumber modul, web, video, internet dll.
 Curah pendapat tentang dapak menggunakan media sosial
 Mendiskusikan cara mengatasi ketergantungan medosos.
c. Konseptualisasi (Abstract Conceptualization)
 Peserta didik merancang langkah-langkah mengatasi
ketergantungan medsos secara kelompok dengan
memanfaatkan berbagai sumber seperti video, web, internet,
dll.
 Peserta didik guru memberi petunjuk
 Peserta didik melakukan diskusi presentasi
 Peserta didik menyampaikan kecenderungan menggunakan
medsos dalam hal apa saja.
d. Rencana tindakan (Active Experimentation)
 Peserta didik merancang langkah-langkah atau hal-hal untuk mengatasi
ketergantungan medsos.
Kegiatan Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan kegiatan secara bersama-sama.
2. Peserta didik merefleksikan hasil kegiatan layanan.
3. Guru menutup kegiatan dengan memberikan apresiasi pada peserta didik
dan mengucapkan salam.
PENILAIAN
Penilaian Proses Antusiasme peserta didik, kesesuaian program,, ketersediaan sarana prasarana.
Penilain Hasil Understanding, comfortable, action.
Tindak Lanjut Memberikan tugas pada peserta didik, mencari tips-tips cara untuk mengatasi
ketergantungan medsos dan memberikan layanan yang sesuai.

Keterangan RPL Merdeka Belajar :


 Biru : Diferensiasi Konten (Kesiapan belajar, perbedaan minat, kebutuhan peserta didik.
 Hijau : Diferensiasi Proses (Pertanyaan menantang, kegiatan yang bervariasi,
pengelompokan fleksibel).
 Ungu : Diferensiasi produk (pengugasan produk yang beragam dan memberikan pilihan)
 Merah: Merupakan letak pengintegrasian CT dalam RPL Layanan Bimbingan dan
Konseling

Diketahui, kabupaten/kota, 2023

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Drs. Nelyahardi Gutji, M. Pd. Dwi Wahyuningsih, M.Pd., Kons.

Nip. 196009071985031004 Nip. 198006012008012008


SEBELUM DI INTEGRASIKAN CT
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2023/2024

SPESIFIKASI
Layanan dasar (Bimbingan
Mengatasi Ketergantuangan Komponen Klasikal
Topik Layanan Medsos
Peserta didik kelas XI Fase Bidang Belajar
Sasaran F.6 Sem/TP 2/2023/2024
Experiental Learning,
Permainan, Tanya Jawab,
kuis,
Metode/Teknik curah pendapat, penugasan Media/Alat Laptop, HP, Lcd

Tujuan LayananCapaian Layanan : 4 Kematangan Intelektual


Tujuan Pengenalan :
Peserta didik mampu menentukan alternative pengambilan keputusan dan
pengentasan masalah berdasarkan konsep ilmu pengetahuan dan perilaku
belajar seperti menentukan sesuatu secara mandiri, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan.
Tahap Pengenalan Tahap Akomodasi Tahap Tindakan
3. Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat
mengatasi mengelola dan menenutkan langkah-
ketergantungan memahami guna langkah dalam mengatasi
medosos. medosos dalam ketergantungan medosos.
4. didik mengetahui belajar dan hal-hal
fungsi medsos dan positif lainnya.
manfaat medsos.
LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan Awal 7. Mengucapkan salam dan mengajark berdoa.
8. Menyampaikan kegiatan sebelumnya dan Kesehatan atau kondisi peserta
didik.
9. Mengabsen dan mengapresiasikan kehadiran.
10. Guru menyampaikan tujuan layanan.
11. Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan dan cakupan materi
layanan.
12. Memotivasi peserta didik dengan ice breaking/permainan.
Kegiatan Inti Apresiasi : Guru menanyakan hasil tentang pemahaman awal peserta didik
dengan pertanyaan pematik apa itu medsos dan apa dampak positif dan
negative medsos terhadap peserta didik.
e. Pengalaman konkrit (Concrete Experience)
 Guru menanyakan contoh-contoh dan medeskripsikan medsos
itu apa, contoh aktifitas yang digunakan dengan medosos, dan
kegunaan medsos secara positif.
f. Observasi (Reflective Observation)
 Peserta didik diskusi kelompok tentang dampak positif dan
negatif menggunakan medsos dengan melihat dari berbagai
sumber modul, web, video, internet dll.
 Curah pendapat tentang dapak menggunakan media sosial
 Mendiskusikan cara mengatasi ketergantungan medosos.
g. Konseptualisasi (Abstract Conceptualization)
 Peserta didik presntasi hasil diskusi
 Guru memberikan penguatan
 Peserta didik bermain kartu fakta atau opini untuk menunjukan
dampak negative dan positif medsos.
h. Rencana tindakan (Active Experimentation)
 Peserta didik merancang langkah-langkah atau hal-hal untuk mengatasi
ketergantungan medsos.
Kegiatan Penutup 4. Peserta didik menyimpulkan kegiatan secara bersama-sama.
5. Peserta didik merefleksikan hasil kegiatan layanan.
6. Guru menutup kegiatan dengan memberikan apresiasi pada peserta didik
dan mengucapkan salam.
PENILAIAN
Penilaian Proses Antusiasme peserta didik, kesesuaian program,, ketersediaan sarana prasarana.
Penilain Hasil Understanding, comfortable, action.
Tindak Lanjut Memberikan tugas pada peserta didik, mencari tips-tips cara untuk mengatasi
ketergantungan medsos dan memberikan layanan yang sesuai.

Keterangan RPL Merdeka Belajar :


 Biru : Diferensiasi Konten (Kesiapan belajar, perbedaan minat, kebutuhan peserta didik.
 Hijau : Diferensiasi Proses (Pertanyaan menantang, kegiatan yang bervariasi,
pengelompokan fleksibel).

Diketahui, kabupaten/kota, 2023

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Drs. Nelyahardi Gutji, M. Pd. Dwi Wahyuningsih, M.Pd., Kons.

Nip. 196009071985031004 Nip. 198006012008012008


BAB III

PENUTUP

1. Topik 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN CT


CT adalah proses berfikir computer dalam memformulasikan persoalan dan berstategi dalam
menentukan dan memilih efektifitas solusi alternative permasalahan secara efektif, efisien
dan optimal. Dengan menggunakan empat pondasi CT yaitu dekomposisi, pengenalan pola,
abstraksi dan algoritma.
2. Topik 2 CT dalam Kurikulum
CT adalah keterampilan yang di perlukan oleh semua orang karena tidak terbatas pada
permasalahan yang di alami. CT adalah literasi berfikir karena berfikir adalah hal yang harus
terus menerus di asah maka tidak cukup dengan informatika saja dan ct di perlukan untuk di
integrasikan pada setiap mata pelajaran yang ada.
3. Topik 3 CT Dalam Problem Solving
Sebagai pendidik dalam mengajarkan dalam menerapkan CT dalam pendidikan dan
pembelajaran dengan menerapkan 4 pondasi CT tersebut dalam menyelesaikan persoalan
dapat membuat peserta didik menyelesaikan persoalan secara sistematis dan efisien. Serta
perlunya ketidak buru-buru dalam mengambil kesimpulan dalam mengahapi permasalahan
yang di alami. Adapun soal yang bisa di berikan yaitu soal Bebras dan PISA.
4. Topik 4 CT dan Proyek
Keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT terutaman pada bagian permodelan,
penalaran, dan problem solving integritas CT ke dalam proyek STEM dapat dilakukan
dengan mengumpulkan berbagai komponen CT ke dalam proyek STEM.
5. Topik 5 Integritas CT dalam Mata pelajaran
Mengeksplorasi konsep CT dalam materi ajar yang pernah dibuat dan memodifikasi dan merancang
materi ajar dengna mengintegrasikan CT dalamnya. Memberikan pangalaman dalam mengintegrasikan
CT ke dalam mata pelajaran yang di ampu yaitu Bimbingan dan Konseling, dan menentukan perbedaan
rancangan sebelum dan sesuadah di integrasikan CT.

Anda mungkin juga menyukai