Anda di halaman 1dari 14

TOPIK 4

COMPUTATIONAL THINKING
RUANG KOLABORASI
A. Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT

Nomor Kelompok

1. Erna Vidia Wati (23102460577)


Anggota Kelompok
2. Noviyanti Wahyuningsih (23102460684)

Judul Proyek STEM Pengelolaan Limbah Sampah Plastik dengan menggunakan


yang Dipilih metode ecobrik di Sekolah

Muhammad Ikhsan dan Wilda S. T. 2021. Pengenalan


Ecobrick di Sekolah sebagai Upaya Penanggulangan Masalah
Sampah. Jurnal Abdimas Pitakala, 1(1)

Sumber Ahmad Jupri, dkk. 2019. Pengelolaan Limbah Sampah Plastik


Dengan Menggunakan Metode Ecobrick Di Desa
Pesanggrahan. Seminar Nasional Pengabdian kepada
Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram,
Vol. 1

Deskripsi Singkat Peserta didik melakukan pengumpulan data mengenai


tentang Proyek STEM permasalahan sampah plastik yang ada di daerah sekitar secara
yang Dipilih mikro dan makro. Peserta didik dapat melakukan observasi
sampah-sampah plastik yang banyak ditemukan di lingkungan
sekitar sekolah. Pengumpulan data secara Mikro dilakukan
dengan melakukan proses observasi di kelas-kelas dan
lingkungan sekolah. Kemudian pengumpulan data secara
makro dilakukan dengan mengumpulkan data melalui sumber-
sumber media internet, surat kabar ataupun berita di Televisi
serta lingkungan masyarakat sekitar sekolah.

Selanjutnya peseta didik memaparkan inovasi atau langkah-


langkah yang dilakukan sebagai bentuk penanggulangan dan
pengelolaan masalah sampah plastik. Adapun proyek yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Sosialisasi mengenai siklus sampah, jenis-jenis sampah,


dampak sampah.
2. pengabdian kepada masyarakat melalui tahap-tahap
sebagai berikut: menjalankan aksi pungut sampah dan
mensosialisasikan metode ecobrick.
3. Mengenal dan membangun komunitas pengelolaan
sampah.
4. Demonstrasi secara langsung pembuatan ecobrick melalui
botol dan sampah plastik.
5. Menghasilkan hasil karya berupa kursi, meja, pagar taman
sekolah dan lainnya.
6. Memanfaatkan hasil ecobrick untuk menjadi produk yang
lebih berguna.
7. Membangun kesadaran dalam mengurangi limbah sampah
plastik dan peduli akan lingkungan sekitar.
B. Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT

Nomor Kelompok

1. Erna Vidia Wati (23102460577)


Anggota Kelompok
2. Noviyanti Wahyuningsih (23102460684)

Pengelolaan Limbah Sampah Plastik dengan


Nama Proyek
menggunakan metode ecobrik di Sekolah

Deskripsi Singkat Proyek Peserta didik melakukan pengumpulan data mengenai


permasalahan sampah plastik yang ada di daerah
sekitar secara mikro dan makro. Peserta didik dapat
melakukan observasi sampah-sampah plastik yang
banyak ditemukan di lingkungan sekitar sekolah.
Pengumpulan data secara Mikro dilakukan dengan
melakukan proses observasi di kelas-kelas dan
lingkungan sekolah. Kemudian pengumpulan data
secara makro dilakukan dengan mengumpulkan data
melalui sumber-sumber media internet, surat kabar
ataupun berita di Televisi serta lingkungan
masyarakat sekitar sekolah.

Selanjutnya peseta didik memaparkan inovasi atau


langkah-langkah yang dilakukan sebagai bentuk
penanggulangan dan pengelolaan masalah sampah
plastik. Adapun proyek yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :

1. Sosialisasi mengenai siklus sampah, jenis-jenis


sampah, dampak sampah.
2. Pengabdian kepada masyarakat melalui tahap-
tahap sebagai berikut: menjalankan aksi pungut
sampah dan mensosialisasikan metode ecobrick.
3. Mengenal dan membangun komunitas
pengelolaan sampah.
4. Demonstrasi secara langsung pembuatan
ecobrick melalui botol dan sampah plastik.
5. Menghasilkan hasil karya berupa kursi, meja,
pagar taman sekolah dan lainnya.
6. Memanfaatkan hasil ecobrick untuk menjadi
produk yang lebih berguna.
7. Membangun kesadaran dalam mengurangi
limbah sampah plastik dan peduli akan
lingkungan sekitar.

 Minggu ke 1-2: mencari informasi menganai


permasalahan, penanggulangan, dan pengelolaan
sampah plastic di lingkungan sekolah.
 Minggu ke 3-5: Siswa problem solving tentang
Outline Proyek melalui ecobrik dan membuat perancangan
penerapannya.
 Minggu ke 6 – 8: pelaksanaan proyek, pengabdian
masyarakat, dan mendemonstrasikan pembuatan
ecobrick dari sampah plastik.

Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu mengidentifikasi siklus


sampah, jenis sampah, dan dampak sampah
plastik.
2. Peserta didik mampu meningkatkan cara berfikir
kritis terkait upaya apa yang dapat dilakukan
untuk mengurangi limbah sampah plastik di
lingkungan sekitar.
3. Peserta didik mampu melakukan
penanggulangan dan pengelolaan sampah plastik
serta kesadaran pelestarian lingkungan.
4. Siswa mampu membuat desain prototype produk
inovatif pengelolaan sampah menggunakan
metode ecobrik

Bagaimana langkah-langkah menerapkan pengelolaan


sampah menggunakan metode ecobrik disekolah
Driving Question
sebagai salah satu cara untuk menanggulangi masalah
sampah disekolah?

Produk Akhir Rancangan Penerapan Metode Ecobrik di Sekolah

- Problem solving pengelolaan sampah di sekolah


Hands-on Activities - Uji coba penerapan ecobrik mulai dari individu
siswa

1. Penilaian mengenai pengetahuan tentang


pengelolaan sampah baik secara makro dan mikro.
2. Penilaian Performa siswa seperti Keterampilan
Proses melalui langkah kerja dan kinerja siswa
selama pembelajaran, yang diobservasi melalui
video, atau foto
Asesmen
3. Penilaian sikap ilmiah diobservasi melalui video
atau pada Lembar Kerja Peserta Didik (flexible
learning and teaching).
4. Penilaian Rancangan Penerapan Ecoponik di
Sekolah yang paling kompleks dan mampu
diterapkan di sekolah.

Pengelolaan sampah menggunakan ecobrik


menggunakan bahan sampah plastik, botol plastik
Resources yang Dibutuhkan
bekas, serta perlengkapan pendukung lain, seperti
lem, kawat, kain, dll.

Integrasi CT dalam proyek STEM Abstraksi:


(Baek et al., 2021) Fokus proyek ini adalah Upaya mengatasi
permasalahan limbah sampah plastik dengan cara
pengelolaan sampah menjadi barang yang bernilai
guna melalui metode ecobrick. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui penelusuran
literatur dan dokumen yang relevan dengan fokus
kajian. Sejalan dengan pendekatan penelitian yang
dilakukan, maka analisis data dilakukan dengan cara
cara membuat telaah secara holistik, mencari esensi
dan membuat kesimpulan. Proyek ini akan
menunjukkan hasil bahwa :
1. pemahaman peserta didik dari osialisasi mengenai
siklus sampah, jenis-jenis sampah, dampak
sampah,
2. pengabdian kepada masyarakat melalui tahap-
tahap sebagai berikut: menjalankan aksi pungut
sampah dan mensosialisasikan metode ecobrick,
3. mengenal dan membangun komunitas
pengelolaan sampah,
4. demonstrasi secara langsung pembuatan ecobrick
melalui botol dan sampah plastic
5. menghasilkan hasil karya berupa kursi, meja,
pagar taman sekolah dan lainnya
6. memanfaatkan hasil ecobrick untuk menjadi
produk yang lebih berguna
7. membangun kesadaran dalam mengurangi limbah
sampah plastik dan peduli akan
lingkungan sekitar.

Algoritma:
Berikut adalah langkah-langkah algoritma yang
umum digunakan dalam proyek pembuatan ecobrik
dari sampah plastic dan botol bekas :
1. Mengumpulkan botol-botol plastik bekas, seperti
botol bekas kemasan minuman (misalnya air
mineral), botol bekas kemasan minyak goreng dan
lain sebagainya. Kemudian mencucinya hingga
bersih, lalu dikeringkan.
2. Mengumpulkan berbagai macam kemasan plastik,
seperti kemasan mie instan, minuman kemasan,
plastik pembungkus, tas plastik dan sebagainya.
Harus dipastikan plastik-plastik tersebut bebas
dari segala jenis makanan (yang tersisa
didalamnya), dalam keadaan kering dan tidak
tercampur oleh bahan lain (klip, benang, kertas
dan sebagainya).
3. Memasukkan segala jenis plastik yang ada di poin
ke 2 ke dalam botol-botol plastik pada poin ke 1.
4. Tidak boleh tercampur dengan kertas, kaca,
logam, benda-benda yang tajam dan bahan bahan
lain selain plastik.
5. Bahan-bahan plastik yang dimasukkan ke dalam
botol plastik harus dipadatkan hingga sangat padat
dan mengisi seluruh ruangan dalam botol plastik.
6. Cara memadatkannya bisa dengan menggunakan
alat yang terbuat dari bambu atau kayu (seperti
tongkat bambu atau kayu).
7. Jika ingin membuat sesuatu dengan hasil ecobrick
ini, misalnya membuat meja, kursi, atau benda-
benda lain, maka bisa menggunakan botol yang
berukuran sama, atau bahkan dari jenis dan merk
yang sama, sehingga memudahkan penyusunan.
Untuk merekatkan satu botol dengan botol yang
lainnya bisa menggunakan lem kaca/lem silikon

Komunikasi:
Dalam proses komunkasi ini pihak-pihak yang terkait
adalah Peserta didik, Guru, Masyarakat, serta
Pemerintah daerah setempat.

Conditional Logic:
Tindakan yang dilakukan bisa menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi lingkungan daerah
sekitar sekolah.

Pengumpulan Data:
Pengumpulan data dalam proyek ini dilakukan
melalui penelusuran literatur dan dokumen yang
relevan dengan fokus kajian. Sejalan dengan
pendekatan yang dilakukan, maka analisis data
dilakukan dengan cara cara membuat telaah secara
holistik, mencari esensi dan membuat kesimpulan.
Sumber data berasal dari observasi, wawancara serta
kajian literatur.

Struktur Data, Analisis dan Representasi Data:


Data yang valid diperoleh melalui tahap pengumpulan
data kemudian dianalisis sederhana menggunakan
paradigma kualitatif. Data juga didukung data valid
article journal. Fokus penelitian

Dekomposisi:
1. Tujuan:
Pengelolaan sampah sebagai upaya untuk
menanggulangi masalah sampah di Sekolah.
2. Identifikasi Masalah:
Masih banyak sekolah yang belum menerapkan
pengelolaan sampah yang baik disekolah,
sehingga melaui penerapan ecobrik diharapkan
mampu memecahkan masalah sampah di sekolah,
sehingga akan menciptakan lingkungan belajar
yang lebih nyaman.
3. Pemecahan Masalah:
Penerapan Ecobrik sebagai salah satu upaya
pengelolaan sampah di Sekolah.

4. Penentuan Sumber Daya,


Seluruh pihak sekolah mulai dari tenaga pendidik,
karyawan, siswa, wali murid, serta komite yang
saling bekerjasama, sumber informasi yang
akurat, serta pendanaan kegiatan
5. Penjadwalan,
- Minggu ke 1-2: mencari informasi menganai
permasalahan, penanggulangan, dan pengelolaan
sampah plastic di lingkungan sekolah.
- Minggu ke 3-5: Siswa problem solving tentang
melalui ecobrik dan membuat perancangan
penerapannya.
- Minggu ke 6 – 8: pelaksanaan proyek,
pengabdian masyarakat, dan mendemonstrasikan
pembuatan ecobrick dari sampah plastik.
6. Pengelolaan Tim:
Peserta didik membuat sebuauh tim dengan
maksimal perkelompok sebanyak 8 orang.
7. Pemilihan Metode:
Metode pelaksanaan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan personal kepada kepala
sekolah, tenaga pendidik, peserta didik, komite
sekolah, wali murid, dan pihak-pihak yang terkait.

Pengenalan Pola:
Berikut adalah langkah-langkah yang umumnya
terlibat dalam pengenalan pola dalam proyek STEM
ecobrik di sekolah:
1. Pengumpulan Data:
Langkah pertama adalah mengumpulkan data
terkait dengan sampah, pemisahan sampah, dan
sumber sampah, serta pemecahan masalah
sampah.

2. Preprocessing Data:
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya
adalah melakukan preprocessing data untuk
membersihkan data dari noise, mengisi nilai yang
hilang, dan melakukan transformasi data jika
diperlukan. Preprocessing data penting untuk
memastikan kualitas data sebelum dilakukan
analisis lebih lanjut.
3. Analisis Pola:
Setelah data diproses, data dianalisis untuk
mengidentifikasi pola-pola yang mungkin terkait
dengan pengelolaan sampah yang diteliti. Analisis
ini dapat melibatkan penggunaan metode statistik,
analisis spasial, analisis deret waktu, atau teknik
pembelajaran mesin untuk mengekstraksi pola-
pola yang signifikan dari data.
4. Identifikasi Pola:
Setelah analisis dilakukan, langkah berikutnya
adalah mengidentifikasi pola-pola yang paling
relevan dan signifikan.
5. Validasi Pola
Pola-pola yang diidentifikasi kemudian divalidasi
untuk memastikan keandalannya dan relevansinya
dalam konteks pengelolaan sampah di sekolah
berupa penerapan ecobrik. Validasi dapat
dilakukan dengan membandingkan pola yang
diidentifikasi dengan data historis atau dengan
literatur ilmiah yang ada.
6. Pemahaman Pola:
Setelah pola-pola teridentifikasi dan divalidasi,
langkah berikutnya adalah memahami implikasi
dari pola-pola tersebut dalam konteks pengelolaan
sampah dnegan penerapan metode ecobrik
Pemahaman ini penting untuk mengembangkan
strategi penerapan motode ecobrik yang efektif
dan efisien serta optimal.
7. Pengembangan Solusi Ecobrik:
Berdasarkan polapola yang teridentifikasi, solusi
atau strategi penerapan metode ecobrik dapat
dikembangkan. Ini dapat mencakup
pengembangan ecoenzym sebagai upaya lain
untuk pengelolaan sampah di masyarakat luas.
Selain itu, juga melakukan pengembangan
pemuatan alat pencacah kompos yang mengubah
sampah menjadi kompos.

Pemodelan dan Simulasi:


Berikut adalah beberapa langkah dalam pemodelan
dan simulasi proyek ecobrik disekolah:
1. Pemahaman Masalah Sampah di sekolah:
Langkah pertama adalah memahami terkait
ecobrik serta pengumpulan data dan literatur
tentang masalah tersebut, termasuk
karakteristiknya, penyebabnya, dan dampaknya.
2. Pengembangan Model Matematika:
Berdasarkan pemahaman tentang fenomena
sambah, pengembangan model matematika
dilakukan untuk merepresentasikan perilaku
pengelolaan sampah secara kuantitatif. Model ini
dapat berupa model fisika yang menggambarkan
proses lama penguraian sampah plastic disekolah.
3. Validasi Model
Model yang dikembangkan kemudian divalidasi
dengan menggunakan data empiris atau hasil
penelitian lain yang ada. Validasi dilakukan untuk
memastikan bahwa model memberikan hasil yang
akurat dan dapat diandalkan.
4. Pengembangan Skenario Ecobrik:
Setelah model divalidasi, berbagai skenario
mitigasi dikembangkan dan dimasukkan ke dalam
model.
5. Simulasi dan Analisis:
Setelah skenario mitigasi dimasukkan ke dalam
model, simulasi dilakukan untuk mengevaluasi
efektivitasnya dalam memecahkan masalah
sampah. Hasil simulasi dianalisis untuk
mengidentifikasi skenario ecobrik yang paling
efektif dan untuk mendapatkan wawasan tentang
pengelolaan sampah di masa depan.
6. Pengambilan Keputusan:
Berdasarkan hasil simulasi dan analisis, keputusan
dapat diambil untuk mengimplementasikan
strategi ecobrik yang direkomendasikan atau
untuk mengembangkan strategi baru yang lebih
efektif.
7. Komunikasi Hasi
Hasil dari pemodelan dan simulasi tersebut
kemudian dikomunikasikan kepada para
pemangku kepentingan sekolah, termasuk guru,
komite, wali murid, untuk mendapatkan dukungan
dan partisipasi dalam upaya pengelolaan sampah
menggunakan metode ecobrik.
C. Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan dengan CT
Secara umum, integrasi computational thinking pada proyek STEM sangat
membantu untuk mengarahkan proyek tersebut menjadi lebih terkontrol, efektif, dan
dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, untuk lebih detail
akan dijelaskan dalam table berikut:
Sebelum Diintegrasikan dengan CT Sesudah Diintegrasikan dengan CT
Proyek STEM sebelum diintegrasikan Sedangkan setelah diintegrasikan dengan
dengan computational thinking biasanya computational thinking, proyek STEM
hanya fokus pada aplikasi teknologi menjadi lebih terarah dan komprehensif
tanpa mempertimbangkan kebutuhan dalam menyelesaikan masalah, karena
dari suatu permasalahan atau konteks computational thinking membantu
tertentu. mengatur cara berpikir dan merancang
algoritma untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Hal ini memungkinkan proyek
STEM untuk lebih fokus pada solusi yang
tepat dan efektif.
Secara keseluruhan proyek STEM Setelah diintegrasikan dengan CT proyek
sebelum diintegrasikan dalam CT, dijabarkan dengan cukup kompleks. Proyek
proyek STEM hanya dijabarkan dengan STEM juga menjadi lebih efektif dalam
cukup sederhana. mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada siswa. Integrasi ini
dapat membantu siswa belajar bagaimana
memecahkan masalah secara sistematis
dan logis.
Proyek berjalan secara norrmatif, belum pemaparan proyek lebih mudah
memiliki gambaran secara terperinci dilaksanakan, terlihat lebih sistematis dan
akan berbentuk seperti apa proyek terartur, mulai dari proses awal sampai
tersebut, hanya ulasan sekilas. akhir, tujuan serta proyek terlihat tepat
sasaran dan substansial.
Prosesnya masih belum terarah dan Proses pembuatan proyek sudah terarah
belum jelas alurnya. dan sesuai dengan langkah-langkah fondasi
CT

Anda mungkin juga menyukai