Anda di halaman 1dari 9

Portofolio

Computational
thinking
Shynta Muhtar
PPG Prajabatan Universitas Mataram
2023

Penyusun:
Shynta Muhtar
Dosen Pengampu:
Muhammad Erfan, S.Pd.,
M.Pd.

PPG Prajabatan Gelombang 1 2023


Daftar Isi
Daftar Halaman

..................................................i

Daftar Isi

..............................................................ii

Pengetahuan dan Pengalaman

...................1

Hasil Refleksi

.....................................................5

Artefak

.................................................................6

Data Diri Pembuat Portofolio


ii
PENGETAHUAN DAN PENDALAMAN
TOPIK 1 – PENDALAMAN PEMAHAMAN
COMPUTATIONAL THINKING

BAB I
PENDAHULUAN
CT merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaiakan
permasalahan dalam pembelajaran di kelas pada tiap mata pelajaran. Tujuannnya
agar pembelejaran yang dilakukan dalam memaksimalkan peningkatan keterampilan
6C guna menyongsong era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Computational
Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan
teknik ilmu komputer. Dimana langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari
decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithms. CT mulai di
implementasikan dalam kurikulum merdeka, hal ini dikarenakan untuk melatih siswa
dalam memecahkan masalah dengan sudut pandang ilmu komputer yang
sebagaimana kita ketahui perkembanganya begitu pesat disegala aspek.

BAB II
PEMBAHASAN
Computational thinking merupakan pendekatan yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah dengan 4 fondasi yaitu :
1. Decomposition /Dekomposisi. Adalah keterampilan seseorang dalam menguraikan
atau menjabarkan sebuah masalah menjadi sub-bab atau bagian-bagian yang
sederhana atau lebih agar dapat dengan mudah diidentifikasi informasi-informasi
penting guna merumuskan alternatif masalah yang bisa diajukan
2. Pattern recognition /Pengenalan Pola. Merupakan keterampilan untuk
mengidentifikasi pola-pola tertentu baik itu persamaan, perbedaan, bentuk dari
informasi yang didapat pada tahap decomposition,
3. Abstraction /Abstraksi. Merupakan keterampilan mengeneralisir pola-pola yang
didapat dari tahap pattern recognition, yang kemudian dijadikan dasar dalam
perumusan alternatif pemecahan masalah /solusi
4. Algorithms /Algoritma. Merupakan keterampilan menjabarkan alternatif pemecahan
masalah/solusi kedalam langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis.

1
BAB III
PENUTUP

Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan


masalah dengan teknik cara berpikir computer scientis agar dapat memberikan
solusi yang efektif, efisien, dan optimal. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai
dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithms. Manfaat yang
didapat setelah mempelajari CT adalah memahami bahwa penerapan CT tidak
hanya bisa diterapkan dalam analisis dan penyelesaian masalah di bidang komputer
namun juga dapat diintegrasikan didunia pendidikan. Setelah mempelajari CT saya
merasa bahwa CT dapat meningkatkan dan mengembangkan keterampilan tingkat
tinggi seperti :1). berpikir kritis, 2). pemecahan masalah, 3) berpikir kreatif, 4).
keterampilan proses sains serta melatih peserta didik untuk memahami cara
berpikir computer scientis.

2
Topik 1 - Fondasi CT dan Pembentukan Disposisi CT

BAB I

PENDAHULUAN

Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan


masalah dengan teknik ilmu komputer. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai
dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithms. Persoalan yang
ada pada zaman sekarang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT salah satunya pada proses pembuatan tempe. Berikut akan
dijabarakan fondasi CT dalam pembuatan Tempe.

BAB II
PEMBAHASAN

Salah satu cara berpikir CT yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah
satunya pada proses pembuatan tempe. Berikut akan dijelaskan fondasiCT dalam
pembuatan tempe: Masalah :Meski Indonesia kaya akan bahan pangan, namun hasil
pertanian dan peternakan perlu diolah dalam bentuk teknologi pangan, agar dapat
bertahan lama atau tidak cepat busuk.
1. Dekomposisi : menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah menjadi sub-bab
atau bagian-bagian yang sederhana atau lebih agar dapat dengan mudah
diidentifikasi. Dari masalah diatas fondasi CTnya berupa, pemetaan berbagai bentuk
teknologi pangan sebagaimana di tampilkan pada gambar dibawah ini:

2. Pengenalan Pola : Mengenali pola yang muncul pada proses pembungkusan


tempe:
Plastik: Secara keamanan pangan dan kebersihan tempe bungkus plastic dinilai
lebih hiegenis karena bungkus plastic lebih praktis dan membuat tempe lebih
awet
Daun Pisang : Tempe bungkus daun pisang memiliki rasa gurih dan sedang
3. Abstraksi : Sesuai tujuan utama yaitu pembuatan teknologi pangan yang tahan
lama, maka dirumuskan pembuatan tempe menggunakan bungkus plastik
4. Algoritma : Berupa merumuskan langkah pembuatan tempe.

3
Bersihkan kedelai dari benda asing seperti batu dll kemudian cuci dengan air
Simpan dalam panci , air mendidih sehingga semua biji kedelai terendam dalam air
selama 12 jam
Cuci kembali dengan air dingin dan aduk-aduk dengan tangan sampai semua kulit
kedelai terkelupas dan bijinya terbelah
Buang kulit yang tekelupas
Kedelai yang sudah bersih dikukus selama 30 menitsampai telihat empuk.
Kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering
Tambahkan tepung tapioca 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai dan aduk sampai
rata
Kipas sampai suhu kamar sekitar 30 °C
Taburkan ragi tape (Rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 g/ 1 kg
kedelai
Bungkus dengan menggunakan plastic dan diinkubasi pada suhu kamar selama 2-3
hari

BAB III
KESIMPULAN

CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu


dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern
recognition), dan abstraksi (abstraction). “Disposisi pembelajaran” atau dapat juga
disebut “kebiasaan berpikir” mengacu pada cara di mana peserta didik terlibat dan
berhubungan langsung dalam proses belajar. Pemahaman atas Disposisi yanag baik
mampu menyimpulkan tahapan dari setiap penyelesaian masalah masuk dalam tiap-
tiap fondasi CT. CT perlu terus dilatih melalui pendekatan mengutak-atik (tinkering),
berlatih menciptakan sesuatu (creating), berusaha mencari akar masalah dan
memperbaiki kesalahan tersebut (debugging), bekerja sama (collaborating), dan
memiliki sikap pantang menyerah (persevering).

4
HASIL REFLEKSI

Setelah melakukan refleksi atas pendalaman pemahaman Computational Thinking (CT),


saya menyimpulkan beberapa hal:
1. Pemahaman Konsep Dasar yang Lebih Mendalam: Saya merasa lebih yakin dalam
memahami konsep-konsep dasar CT, seperti pemecahan masalah algoritmik,
abstraksi, pemodelan, dan pengambilan keputusan. Saya telah mengidentifikasi
bagaimana konsep-konsep ini saling terkait dan penting dalam konteks komputasi.
2. Penerapan Konsep dalam Konteks Nyata: Saya telah berhasil menerapkan konsep-
konsep CT dalam berbagai situasi nyata, baik dalam konteks pemrograman komputer
maupun dalam pemecahan masalah sehari-hari. Saya dapat mengidentifikasi
bagaimana CT membantu dalam analisis, perancangan, dan implementasi solusi
untuk berbagai masalah.
3. Peningkatan Keterampilan Pemrograman: Melalui latihan dan eksperimen dengan
bahasa pemrograman, saya telah mengembangkan keterampilan pemrograman saya.
Saya merasa lebih percaya diri dalam membuat proyek-proyek sederhana dan
kompleks untuk menerapkan konsep-konsep CT dalam praktik.
4. Keterlibatan dalam Komunitas dan Proyek Kolaboratif: Bergabung dalam komunitas
pemrograman telah membantu saya berinteraksi dengan rekan-rekan sejawat dan
mendapatkan pengalaman dalam bekerja secara timbal-balik dalam menyelesaikan
masalah menggunakan CT. Saya menyadari pentingnya kolaborasi dalam
mengembangkan solusi yang lebih baik.
5. Keterampilan Analitis yang Diperkuat: Latihan dalam memecahkan masalah
kompleks telah memperkuat keterampilan analitis saya. Saya telah belajar untuk
menggunakan pemikiran kritis, kemampuan analisis, dan kreativitas dalam mencari
solusi yang efektif.
6. Kesadaran akan Pengembangan Lanjutan: Saya menyadari bahwa pemahaman dan
keterampilan CT saya masih terus berkembang dan perlu diperkuat lebih lanjut. Saya
berkomitmen untuk terus mengikuti kursus, pelatihan, dan proyek-proyek untuk
meningkatkan pemahaman dan keterampilan CT saya secara berkelanjutan.
Dengan melakukan refleksi ini, saya merasa lebih siap dan termotivasi untuk terus
mengembangkan pemahaman dan penerapan Computational Thinking dalam berbagai
konteks, serta menghadapi tantangan teknologi yang semakin kompleks di masa depan.

5
ARTEFAK

T1 Eksplorasi Konsep T1 Ruang Kolaborasi

T1 Demonstrasi Kontekstual T1 Aksi Nyata

Tugas Tambahan Soal CT

https://drive.google.com/drive/folders/1-gBvqVR-
OLnq567u2Wi4V8ycqEHtMcZ1

6
BIODATA DARI PEMBUAT
PORTOFOLIO
Data Diri

Nama Lengkap : Shynta Muhtar

Nama Panggilan : Shynta

Tanggal Lahir : 05 Juni 2001

Umur : 22 Tahun

Nomor Telepon : 081353467523

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Alamat : Batu dawe, kota mataran, NTB

Hobi : Menyanyi dan Memasak

Anak Ke : Dua Dari : Dua bersaudara

+62 8135 3467 523 Tanda Tangan


www.reallygreatsite.com
shyntamuhtar704@gmail.com
Batu dawe, kota mataram

Anda mungkin juga menyukai