Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR

RESTRUKTURISASI PORTOFOLIO

Mata Kuliah: Computational Thinking

Dosen Pengampu: Ali Wira Rahman, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Ahmad Dai Zidan
2221573002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN GEL. 1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2023
PENGANTAR
Computational Thinking atau yang selanjutnya disingkat dengan CT adalah proses berpikir dalam
memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam memilih solusi yang paling efektif, efisien,
optimal untuk dikerjakan oleh agen pemroses informasi. Agen informasi ini dapat berupa manusia
atau komputer (perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi perangkat keras dan perangkat
lunak). Saat ini, CT yang dinyatakan sebagai literasi baru abad ke-21, di Indonesia
diimplementasikan dalam Kurikulum Merdeka. Namun, karena CT adalah hal yang termasuk baru
di Indonesia, masih terdapat beberapa kesalahan persepsi tentang CT, misalnya menganggap CT
itu berpikir seperti komputer atau CT itu identik dengan pemrograman. Maka selain mengoreksi
salah persepsi tentang CT, mata kuliah CT dalam pendidikan ini perlu untuk memperjelas
pemahaman CT bagi para guru, dan meletakkan CT pada jenjang usia yang sesuai.

Dasar dari CT adalah berbagai konsep dalam bidang Informatika (dalam Bahasa Inggris:
informatics, computing, atau computer science). Berkembangnya ilmu Informatika berdampak
pada semakin banyaknya persoalan yang dapat diselesaikan dengan bantuan komputer. Komputer
terlihat pintar karena dapat membantu manusia menyelesaikan berbagai persoalan. Kepintaran
komputer ini sebenarnya disebabkan karena adanya para computer scientist yang bekerja di
belakang layar. Computer scientist bekerja sedemikian rupa sehingga komputer dapat
menyelesaikan berbagai persoalan dengan efektif, efisien, dan optimal. Pola pikir computer
scientist inilah yang mendasari CT. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa CT itu bukan
mengajarkan manusia berpikir seperti komputer karena computer scientist adalah seorang manusia
yang terus berlatih menyelesaikan berbagai persoalan. CT adalah proses berpikir yang hasilnya
tidak selalu berakhir dengan membuat program komputer.

Karena CT adalah hal baru, dapat dipahami bahwa masih diperlukan waktu, latihan, dan adaptasi
dari para pendidik untuk mengimplementasikan CT sebagai literasi. CT perlu diajarkan sesuai usia
karena problem yang perlu diselesaikan pun semakin kompleks seiring dengan perkembangan
usia. Karena CT adalah literasi, maka CT tidak terbatas pada keterampilan kognitif, melainkan
berkaitan dengan sikap dan penghayatan akan proses berpikir ini. Dengan demikian, CT tidak
dapat diajarkan secara teoritis, melainkan perlu ditularkan oleh guru kepada para siswanya.
Sebelum mengajarkan CT, seorang guru harus menjadi seorang computational thinker terlebih
dahulu.
1. Laporan Topik 1: Pendalaman Pemahaman Computational Thinking
CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam
menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen
pemroses informasi (solusi) tersebut. Agen pemroses informasi yang dimaksud adalah
manusia atau komputer. Ada tiga hal utama yang terdapat pada definisi CT tersebut, yaitu
persoalan, solusi yang efektif, efisien, dan optimal, serta agen pemroses informasi.
CT “diajarkan” di kelas dengan cara ditularkan melalui cara berpikir guru saat
menyelesaikan sebuah persoalan. Oleh karena itu, sebelum mengajarkan CT kepada siswa
penting untuk guru memahami dan terbiasa menggunakan CT. Dengan demikian, guru
dapat mengimplementasikan CT di dalam mata pelajarannya dan membiasakan siswa
untuk menggunakan CT dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Nama Topik Pendalaman Pemahaman Computational Thinking

Artefak Pembelajaran - https://drive.google.com/drive/folders/1G97q-


TJlIZwpYSlzciOm4K9TKuk1fz_Z?usp=sharing

Review Pengalaman Pada topik ini membahas tentang pendalaman materi dasar
Belajar tentang pemahaman Computational Thinking. Pada topik satu
ini memperlajari tentang konsep-konsep dasar CT. Kegiatan
pembelajaran menggunakan teori dan berbagai video
pendukung agar mahasiswa mehamami konsep dasar dari CT.
Mahasiswa banyak berlatih dalam memahami konsep dasar
CT melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang disajikan
pada topik ini.

2. Laporan Topik 2: CT dalam Kurikulum


CT adalah literasi baru yang masuk dalam Kurikulum Merdeka. Sebagai literasi
“baru”, tidak semua pihak sudah memahami mengenai Capaian Pembelajaran (CP) CT
yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Untuk dapat memahami CP CT, diperlukan
pemaknaan terhadap setiap istilah yang terdapat pada CP tersebut. Pada modul ini juga
akan dibahas mengenai peningkatan CP CT pada masing-masing jenjang. Selain itu, kita
perlu mengetahui bahwa sudah ada beberapa negara yang terlebih dahulu mengupayakan
CT di dalam kurikulumnya. Hal tersebut akan dibahas agar kita dapat belajar dari penelitian
dan pengalaman-pengalaman terkait implementasi CT dalam kurikulum di negara lain.
Nama Topik CT dalam Kurikulum

Artefak Pembelajaran - https://drive.google.com/drive/folders/1N6WNto_ws-


W9HW9D5HyCoVvV2ev8MnepV?usp=sharing

Review Pengalaman Pada topik ini membahas tentang bagaimana integrasi CT


Belajar pada kurikulum. Pada topik kedua ini mempelajari paparan
konsep mengenai CT dalam kurikulum merdeka. Mahasiswa
mempelajari materi berfokus pada penerapan CT. Selain itu,
pada topik ini juga disuguhkan berbagai contoh implementasi
CT dalam mata pelajaran seperti matematika dan Bahasa
Indonesia. Topik ini membahas penerapan Computational
Thinking dalam kurikulum yang membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana memecahkan masalah melalui serangkaian
langkah logis. Ini melibatkan pemecahan masalah dalam
konteks komputasi yang mencakup pengidentifikasian
masalah, pengembangan algoritma, implementasi solusi
menggunakan bahasa pemrograman, serta pengujian dan
evaluasi hasilnya. Melalui proses ini, siswa dapat melatih
pikiran mereka untuk berpikir secara sistematis, mengenali
pola, dan merancang solusi yang efektif.

3. Laporan Topik 3: CT dalam Problem Solving


CT dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Salah satu cara
untuk melatih CT adalah dengan mencoba menyelesaikan persoalan pada kehidupan
sehari-hari yang sederhana. Ada banyak sumber yang menyediakan contoh-contoh
persoalan sederhana yang dapat digunakan untuk berlatih CT, salah satunya adalah dengan
mencoba soal-soal pada Tantangan Bebras.
Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah
mempromosikan Computational Thinking di kalangan guru dan murid mulai tingkat SD,
serta untuk masyarakat luas. Salah satu kegiatan Bebras adalah menyelenggarakan
kompetisi secara daring yang disebut Tantangan Bebras (Bebras Challenge). Pada tahun
2021, peserta Tantangan Bebras mencapai lebih dari dua juta peserta dari 37 negara.
Tantangan Bebras bukan kompetisi yang bertujuan untuk mencari pemenang, tetapi
menjadi wadah siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba. Soal-
soal yang digunakan pada Tantangan Bebras disajikan dalam bentuk uraian persoalan yang
dilengkapi dengan gambar yang menarik, sehingga siswa dapat lebih mudah memaknai
soal.
Nama Topik CT dalam Problem Solving

Artefak Pembelajaran - https://drive.google.com/drive/folders/1ZP9dGunj-


W6y6eeYZkK2YhnFwvzfhMwX?usp=sharing

Review Pengalaman Pada topik ini membahas tentang pendalaman materi


Belajar Computational Thinking dalam Problem Solving. Pada topik
ini mahasiswa banyak berlatih mengenai penerapan CT dalam
kehidupan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan 2 sub
topik pembelajaran. Sub topik pertama yaitu menyelesaikan
persoalan sehari-hari dengan CT. Pada sub topik pertama
mahasiswa mempelajari mengenai soal-soal tantangan
Babras. Babras adalah sebuah inisiatif internasional yang
tujuannya adalah mempromosikan Computational Thinking
di kalangan guru dan murid mulai tingkat SD, serta untuk
masyarakat luas. Sub topik kedua yaitu CT dalam
menyelesaikan soal literasi membaca, matematika dan sains,
Pada sub topik kedua ini mahasiswa mempelajari mengenai
AKM (Assesmen Kompetensi Minimum) dan berfokus pada
literasi dan numerasi seperti pada tes PISA.

4. Laporan Topik 4: CT dan Proyek


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari proyek adalah rencana
pekerjaan dengan sasaran khusus (pengairan, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya)
dan dengan saat penyelesaian yang tegas. Secara umum, proyek dapat dibagi menjadi tiga
tahap utama, yaitu perencanaan, implementasi, dan pengujian.
Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian
pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CT
dapat membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran
STEM adalah dengan project-based learning. Pada makalah “Infusing Computational
Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek
et al., 2021), disebutkan bahwa sebuah proyek STEM akan memiliki beberapa unsur, yaitu:
• Nama proyek: berisi nama dari proyek STEM.
• Deskripsi singkat proyek: berisi uraian singkat tentang proyek.
• Outline: berisi gambaran besar aktivitas, dan kapan aktivitas tersebut akan
dilaksanakan.
• Tujuan pembelajaran: berisi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proyek
STEM yang dilakukan.
• Driving questions, pertanyaan pemantik inkuiri atau problem solving: pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk menuntun mereka menyelesaikan suatu
persoalan tertentu.
• Produk akhir: berisi produk apa yang akan dihasilkan dari proyek STEM yang
dilakukan.
• Hands-on activities: berisi aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan siswa untuk
menyelesaikan proyek STEM.
• Asesmen: berisi penilaian yang akan dilakukan terhadap proyek STEM yang
dilakukan oleh siswa.
• Resources yang dibutuhkan: berisi berbagai sumber yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek STEM yang dikerjakan.

Nama Topik CT dan Proyek

Artefak Pembelajaran - https://drive.google.com/drive/folders/1g5x3O-


hKRsmmCm9DRuPX8u1IA5SfksJCW?usp=sharing

Review Pengalaman Pada topik kelima ini mahasiswa mempelajari mengenai


Belajar proyek STEM yang dapat diterapkan di sekolah. Kegiatan
pertama diawali dengan menentukan salah satu proyek yang
dapat diterapkan di sekolah kemudian mahasiswa diminta
untuk menganalisis unsur-unsur dari sebuah proyek STEM
tersebut. Hasil akhir dari kegiatan perkuliahan ini mahasiswa
menyajikan proyek STEM yang dirancang untuk siswa
sekolah secara berkelompok.

5. Laporan Topik 5: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran


Paparan Konsep Computational Thinking CT adalah literasi berpikir yang perlu
dipelajari dan dilatih oleh semua orang, tidak terbatas untuk computer scientist (Wing,
2006). Pada makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what
is the role of the computer science education community?” (Barr & Stephenson, 2011)
diberikan beberapa contoh implementasi konsep CT dan keterampilannya yang
diimplementasikan pada berbagai bidang
Sebagai literasi, CT seharusnya blended di dalam bidang-bidang lain. Dalam ujian
matematika, siswa pun tidak akan dapat mengerjakan ujian tersebut jika ia tidak dapat
membaca soalnya. Jadi, dalam ujian matematika pun terdapat unsur literasi bahasa, namun
fokus penilaiannya adalah dalam bidang matematika. Jadi, penilaian terhadap CT tetap
dapat dilakukan, namun pada umumnya penilaiannya tidak dapat dilakukan secara
tunggal/mandiri: penilaian CT saja.

Nama Topik Integrasi CT dalam Mata Pelajaran

Artefak Pembelajaran - https://drive.google.com/drive/folders/1YXTay-


OHpZH5J1wmO5RLGdlTIoDJkVw4m?usp=sharing

Review Pengalaman Topik ini mempelajari tentang pengintegrasian CT dalam


Belajar mata pelajaran. Kahasiswa secara berkelompok mencoba
mengintegrasikan CT dalam perangkat pembelajaran yang
telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai