Anda di halaman 1dari 11

Topik-2

Koneksi Antar
Materi
Oleh :

Zaimul Afif Mahzum


Motode PTK
1. Model kurt lewin (1946)

Model Kurt Lewin ialah model PTK yang


selama ini men jadi rujukan pokok dari
berbagai model action research,
terutama classroom action research
(CAR). konsep inti PTK yang diper
kenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa
dalam satu siklus terdiri dari empat
langkah, yaitu: (1) perencanaan (planning),
(2) tindakan (acting), (3) pengamatan
(observing), dan (4) refleksi (reflecting).
Hubungan keempat komponen itu
dipandang, sebagai satu siklus.
2. MODEL KEMMIS DAN MC TAGGART
(1988)
Model Kemmis dan Taggart adalah model
pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja
komponen tindakan (acting) dan
pengamatan (observing) dija dikan satu
kesatuan karena kedua-duanya merupakan
tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi
dalam waktu yang sama. Model Kemmis
dan MC Taggart merurupakan perangkat-
perangkat atau untaian dengan satu
perangkat terdiri empat komponen yaitu:
Model Kemmis dan perencanaan, tindakan, pengamatan dan
Mc Taggart (1988) refleksi.
KAJIAN TEORI
PENELITIAN
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing
elit. Phasellus a felis in est sollicitudin dictum et at
orci. Nunc vitae semper dui.

Tentang Teori Penelitian

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing


elit. Phasellus a felis in est sollicitudin dictum et at
orci. Nunc vitae semper dui. Maecenas auctor est ut
lacus aliquet imperdiet.
Teori Utama Penelitian
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur
adipiscing elit. Phasellus a
3. MODEL ELLIOT (1991)
Elliot dan Delman berko laborasi dengan guru di
kelas, bukan hanya sebagai pengamat, tetapi mereka
sebagai kolaborator atau teman sejawat guru.
Melalui kolaborasi semacam ini, mereka mampu
membantu guru-guru untuk mengadopsi suatu
pendekatan penelitian untuk pekerjaannya. Elliot
sependapat dengan ide dasar langkah langkah
tindakan refleksi yang terus bergulir dan kemudian
menjadi suatu siklus seperti yang dikembangkan
Kemmis. tetapi, skema yang dikembangkan oleh
Elliot pada dasarnya lebih rinci dan berpeluang untuk
lebih mudah diubah sehingga diagram yang
dihasilkan lebih baik Ada beberapa hal-hal yang perlu
dicatat dalam memahami langkah-langkah dalam
3. Model Elliot model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot dan
(1991) Kemmis.
4. MODEL MC KERNAN (1991)
contoh model lain yang
dikembangkan atas dasar ide
Lewin atau yang digambarkan oleh
Kemmis adalah model penelitian
tindakan Mc Kernan. Model ini juga
dinamakan proses waktu.
Sebagaiaman yang dikatakan Mc
Kernan,
H2 sangat penting untuk
mengingat bahwa kita tidak perlu
selalu terikat oleh waktu, terutama
untuk pemecahan permasalahan
hendaknya pemecahan masalah
atau tindakan
5.EBBUT (1985)
model PTK ini dirancang oleh Dave Ebbut.
Yang diilhami oleh pemikiran Kemmis dan
Elliot. Dalam pengem bangannya, Ebbut
kurang setuju mengenai pemikiran Elliot
tentang karya Kemmis. Hal tersebut
disebabkan karena Kemmis menganggap
penelitiannya dengan hanya temuan berupa
fakta. Sedangkan yang sebenarnya, Kemmis
secara gamblang memperlihatkan bahwa
penelitiannya terdiri atas diskusi, negosiasi,
menyelidiki dan menelaah permasahan-
permasalahan yang ada.
5.Ebbut (1985)
Kesalahan
Laporan Hasil PTK
Kesalahan Umum
Tidak penting atau kurang bernilai Peneliti
cenderung mencari-cari masalah dan pura-
pura memberikan solusi dari hasil
penelitian tindakannya tersebut.
Teknik penulisan kurang ilmiah Laporan
PTK merupakan karya ilmiah sehingga
penulisannya hendaklah mengikuti aturan
penulisan karya ilmiah. Bagaimana
sistematikanya, penulian footnote, pola
kalimat S-P-O-K dan sebagainya.
Alur logika tidak konsisten Kurang adanya
kesinambungan antara akar masalah,
rumusan masalah, rencana tindakan,
metode yang digunakan, dan hasil
penelitian (Nurizzati, 2014)
Kesalahan Khusus
Kesalahan pada penulisan latar belakang: Hal yang
sulit adalah mendeskripsikan persoalan yang
diangkat secara detail dan mendalam untuk
menemukan akar permasalahan yang terjadi di
dalam pembelajaran.
Kesalahan pada penulisan rumusan masalah
Rumusan masalah bersifat tunggal dengan kalimat
pertanyaan yang di dalamnya belum terdapat
metode untuk mengatasi masalah yang digunakan.
Kesalahan pada penulisan tujuan penelitian
Terdapat ketidaksesuaian antara rumusan masalah
dengan tujuan penelitian, baik isinya maupun
jumlah poinnya.
Kesalahan pada penulisan manfaat penelitian
Terdapat kecenderungan melebih-lebihkan dengan
mencantumkan manfaat bagi sekolah dan dunia
pendidikan.
Kesalahan pada penulisan kajian teori Peneliti
mengkaji kajian teori dengan menterjemahakan
judul satu persatu kalimat
KESALAHAN KHUSUS
Kesalahan pada penulisan hasil penelitian
terdahulu Peneliti tidak mencantumkan hasil
penelitian terdahulu sehingga keasliannya
diraguka
Kesalahan pada penulisan metode penelitian
Peneliti kurang menguraikan langkah-langkah
penelitian secara praktis tapi masih
memaparkan metode secara umum dengan
instrumen yang digunakan seperti lembar
observasi, pedoman wawancara, angket, dan
sebagainya. Belummenjelaskan penggunaan
instrumen tersebut pada ranah praktis
sampai kepada kisi-kisi instrumen dan
indikatornya
Kesalahan pada penulisan hasil penelitian
Peneliti belum menguraikan tindakan yang
dilakukan secara detail mulai dari siklus satu
hingga terakhir. Akibatnya, hasil
penelitian hampir mirip karangan yang kurang
meyakinkan kebenarannya karena dianggap
kurang akurat (Nurizzati,2014).
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
Oleh: Zaimul Afif Mahzum

www.reallygreatsite.com

Anda mungkin juga menyukai