selama ini men jadi rujukan pokok dari berbagai model action research, terutama classroom action research (CAR). konsep inti PTK yang diper kenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang, sebagai satu siklus. 2. MODEL KEMMIS DAN MC TAGGART (1988) Model Kemmis dan Taggart adalah model pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dija dikan satu kesatuan karena kedua-duanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Model Kemmis dan MC Taggart merurupakan perangkat- perangkat atau untaian dengan satu perangkat terdiri empat komponen yaitu: Model Kemmis dan perencanaan, tindakan, pengamatan dan Mc Taggart (1988) refleksi. KAJIAN TEORI PENELITIAN Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Phasellus a felis in est sollicitudin dictum et at orci. Nunc vitae semper dui.
Tentang Teori Penelitian
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing
elit. Phasellus a felis in est sollicitudin dictum et at orci. Nunc vitae semper dui. Maecenas auctor est ut lacus aliquet imperdiet. Teori Utama Penelitian Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Phasellus a 3. MODEL ELLIOT (1991) Elliot dan Delman berko laborasi dengan guru di kelas, bukan hanya sebagai pengamat, tetapi mereka sebagai kolaborator atau teman sejawat guru. Melalui kolaborasi semacam ini, mereka mampu membantu guru-guru untuk mengadopsi suatu pendekatan penelitian untuk pekerjaannya. Elliot sependapat dengan ide dasar langkah langkah tindakan refleksi yang terus bergulir dan kemudian menjadi suatu siklus seperti yang dikembangkan Kemmis. tetapi, skema yang dikembangkan oleh Elliot pada dasarnya lebih rinci dan berpeluang untuk lebih mudah diubah sehingga diagram yang dihasilkan lebih baik Ada beberapa hal-hal yang perlu dicatat dalam memahami langkah-langkah dalam 3. Model Elliot model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot dan (1991) Kemmis. 4. MODEL MC KERNAN (1991) contoh model lain yang dikembangkan atas dasar ide Lewin atau yang digambarkan oleh Kemmis adalah model penelitian tindakan Mc Kernan. Model ini juga dinamakan proses waktu. Sebagaiaman yang dikatakan Mc Kernan, H2 sangat penting untuk mengingat bahwa kita tidak perlu selalu terikat oleh waktu, terutama untuk pemecahan permasalahan hendaknya pemecahan masalah atau tindakan 5.EBBUT (1985) model PTK ini dirancang oleh Dave Ebbut. Yang diilhami oleh pemikiran Kemmis dan Elliot. Dalam pengem bangannya, Ebbut kurang setuju mengenai pemikiran Elliot tentang karya Kemmis. Hal tersebut disebabkan karena Kemmis menganggap penelitiannya dengan hanya temuan berupa fakta. Sedangkan yang sebenarnya, Kemmis secara gamblang memperlihatkan bahwa penelitiannya terdiri atas diskusi, negosiasi, menyelidiki dan menelaah permasahan- permasalahan yang ada. 5.Ebbut (1985) Kesalahan Laporan Hasil PTK Kesalahan Umum Tidak penting atau kurang bernilai Peneliti cenderung mencari-cari masalah dan pura- pura memberikan solusi dari hasil penelitian tindakannya tersebut. Teknik penulisan kurang ilmiah Laporan PTK merupakan karya ilmiah sehingga penulisannya hendaklah mengikuti aturan penulisan karya ilmiah. Bagaimana sistematikanya, penulian footnote, pola kalimat S-P-O-K dan sebagainya. Alur logika tidak konsisten Kurang adanya kesinambungan antara akar masalah, rumusan masalah, rencana tindakan, metode yang digunakan, dan hasil penelitian (Nurizzati, 2014) Kesalahan Khusus Kesalahan pada penulisan latar belakang: Hal yang sulit adalah mendeskripsikan persoalan yang diangkat secara detail dan mendalam untuk menemukan akar permasalahan yang terjadi di dalam pembelajaran. Kesalahan pada penulisan rumusan masalah Rumusan masalah bersifat tunggal dengan kalimat pertanyaan yang di dalamnya belum terdapat metode untuk mengatasi masalah yang digunakan. Kesalahan pada penulisan tujuan penelitian Terdapat ketidaksesuaian antara rumusan masalah dengan tujuan penelitian, baik isinya maupun jumlah poinnya. Kesalahan pada penulisan manfaat penelitian Terdapat kecenderungan melebih-lebihkan dengan mencantumkan manfaat bagi sekolah dan dunia pendidikan. Kesalahan pada penulisan kajian teori Peneliti mengkaji kajian teori dengan menterjemahakan judul satu persatu kalimat KESALAHAN KHUSUS Kesalahan pada penulisan hasil penelitian terdahulu Peneliti tidak mencantumkan hasil penelitian terdahulu sehingga keasliannya diraguka Kesalahan pada penulisan metode penelitian Peneliti kurang menguraikan langkah-langkah penelitian secara praktis tapi masih memaparkan metode secara umum dengan instrumen yang digunakan seperti lembar observasi, pedoman wawancara, angket, dan sebagainya. Belummenjelaskan penggunaan instrumen tersebut pada ranah praktis sampai kepada kisi-kisi instrumen dan indikatornya Kesalahan pada penulisan hasil penelitian Peneliti belum menguraikan tindakan yang dilakukan secara detail mulai dari siklus satu hingga terakhir. Akibatnya, hasil penelitian hampir mirip karangan yang kurang meyakinkan kebenarannya karena dianggap kurang akurat (Nurizzati,2014). SEKIAN DAN TERIMAKASIH Oleh: Zaimul Afif Mahzum