Anda di halaman 1dari 90

Portofolio 1

TOPIK 1 – PENDALAMAN PEMAHAMAN


COMPUTATIONAL THINKING

BAB I
PENDAHULUAN

CT merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaiakan permasalahan


dalam pembelajaran di kelas pada tiap mata pelajaran. Tujuannnya agar pembelejaran yang
dilakukan dalam memaksimalkan peningkatan keterampilan 6C guna menyongsong era
revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Computational Thinking adalah pendekatan yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan teknik ilmu komputer. Dimana langkah
penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan
algorithms. CT mulai di implementasikan dalam kurikulum merdeka, hal ini dikarenakan
untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah dengan sudut pandang ilmu komputer yang
sebagaimana kita ketahui perkembanganya begitu pesat disegala aspek.

BAB II
PEMBAHASA
N
Computational thinking merupakan pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah dengan 4 fondasi yaitu :
1. Decomposition
adalah keterampilan seseorang dalam menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah
menjadi sub-bab atau bagian-bagian yang sederhana atau lebih agar dapat dengan
mudah diidentifikasi informasi-informasi penting guna merumuskan alternatif
masalah yang bisa diajukan
2. Pattern recognition
Merupakan keterampilan untuk mengidentifikasi pola-pola tertentu baik itu
persamaan, perbedaan, bentuk dari informasi yang didapat pada tahap decomposition,
3. Abstraction, merupakan keterampilan mengeneralisir pola-pola yang didapat dari
tahap pattern recognition, yang kemudian dijadikan dasar dalam perumusan alternatif
pemecahan masalah /solusi
4. Algorithms, merupakan keterampilan menjabarkan alternatif pemecahan
masalah/solusi kedalam langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis.
BAB III
PENUTUP
Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan teknik cara berpikir computer scientis agar dapat memberikan solusi yang efektif,
efisien, dan optimal. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern
recognition, abstraction, dan algorithms. Manfaat yang didapat setelah mempelajari CT
adalah memahami bahwa penerapan CT tidak hanya bisa diterapkan dalam analisis dan
penyelesaian masalah di bidang komputer namun juga dapat diintegrasikan didunia
pendidikan. Setelah mempelajari CT saya merasa bahwa CT dapat menningkatkan dan
mengembangkan keterampilan tingkat tinggi seperti :1). berpikir kritis, 2). pemecahan
masalah, 3) berpikir kreatif, 4). keterampilan proses sains serta melatih peserta didik untuk
memahami cara berpikir computer scientis.
Portofolio 2
Topik 1 - Fondasi CT dan Pembentukan Disposisi CT

BAB I
PENDAHULUAN
Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan teknik ilmu komputer. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition,
pattern recognition, abstraction, dan algorithms. Persoalan yang ada pada zaman sekarang
tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT salah satunya pada proses
pembuatan tempe. Berikut akan dijabarakan fondasi CT dalam pembuatan Tempe.

BAB II
PEMBAHASA
N
Salah satu cara berpikir CT yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya pada
proses pembuatan tempe. Berikut akan dijelaskan fondasiCT dalam pembuatan tempe:
Masalah :Meski Indonesia kaya akan bahan pangan, namun hasil pertanian dan peternakan
perlu diolah dalam bentuk teknologi pangan, agar dapat bertahan lama atau tidak cepat
busuk.
1. Dekomposisi : menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah menjadi sub-bab atau
bagian-bagian yang sederhana atau lebih agar dapat dengan mudah diidentifikasi.
Dari masalah diatas fondasi CTnya berupa, pemetaan berbagai bentuk teknologi
pangan sebagaimana di tampilkan pada gambar dibawah ini:

2. Pengenalan Pola
Mengenali pola yang muncul pada proses pembungkusan tempe:
1.Plastik:
Secara keamanan pangan dan kebersihan tempe bungkus plastic dinilai lebih
hiegenis karena bungkus plastic lebih praktis dan membuat tempe lebih awet
2. Daun Pisang
Tempe bungkus daun pisang memiliki rasa gurih dan sedang

3. Abstraksi : Sesuai tujuan utama yaitu pembuatan teknologi pangan yang


tahan lama, maka dirumuskan pembuatan tempe menggunakan bungkus
plastik
4. Algoritma : Berupa merumuskan langkah pembuatan tempe.
a. Bersihkan kedelai dari benda asing seperti batu dll kemudian cuci dengan air
b. Simpan dalam panci , tuangkan air mendidih sehingga semua biji kedelai terendam
dalam air selama 12 jam
c. Cuci kembali dengan air dingin dan aduk-aduk dengan tangan sampai semua kulit
kedelai terkelupas dan bijinya terbelah
d. Buang kulit yang tekelupas
e. Kedelai yang sudah bersih dikukus selama 30 menitsampai telihat empuk. Kemudian
tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering
f. Tambahkan tepung tapioca 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai dan aduk sampai rata
g. Kipas sampai suhu kamar sekitar 30 °C
h. Taburkan ragi tape (Rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 g/ 1 kg kedelai
i. Bungkus dengan menggunakan plastic dan diinkubasi pada suhu
kamar selama 2-3 hari

BAB III
KESIMPULA
N

CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu


dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern recognition),
dan abstraksi (abstraction). “Disposisi pembelajaran” atau dapat juga disebut “kebiasaan
berpikir” mengacu pada cara di mana peserta didik terlibat dan berhubungan langsung dalam
proses belajar. Pemahaman atas Disposisi yanag baik mampu menyimpulkan tahapan dari
setiap penyelesaian masalah masuk dalam tiap-tiap fondasi CT. CT perlu terus dilatih melalui
pendekatan mengutak-atik (tinkering), berlatih menciptakan sesuatu (creating), berusaha
mencari akar masalah dan memperbaiki kesalahan tersebut (debugging), bekerja sama
(collaborating), dan memiliki sikap pantang menyerah (persevering).
Portofolio 3
Topik 2- CT DALAM KURIKULUM

BAB I
PENDAHULUAN
CT adalah literasi baru yang masuk dalam Kurikulum Merdeka. Sebagai literasi
“baru”, tidak semua pihak sudah memahami mengenai Capaian Pembelajaran (CP) CT yang
terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Untuk dapat memahami CP CT, diperlukan pemaknaan
terhadap setiap istilah yang terdapat pada CP tersebut. Pada modul ini juga akan dibahas
mengenai peningkatan CP CT pada masing-masing jenjang. Selain itu, kita perlu mengetahui
bahwa sudah ada beberapa negara yang terlebih dahulu mengupayakan CT di dalam
kurikulumnya. Hal tersebut akan dibahas agar kita dapat belajar dari penelitian dan
pengalamanpengalaman terkait implementasi CT dalam kurikulum di negara lain. Pada
pertemuan ke-3 ini, akan dibahas mengenai CT dalam kurikulum merdeka.
BAB II
PEMBAHASAN

Pada topik ini membahas mengenai peningkatan CP CT pada masing-masing jenjang mulai
dari PAUD sampai ke SLB. Karakteristik kurikulum CT dalam setiap jenjang Pendidikan
digambarkan pada table dibawah ini.

Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase E dan F pada mata pelajaran fisika
yaitu :
CP Mata Pelajaran Fisika Fase E:Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam
cakupan keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global,
pencemaran lingkungan, energi alternatif, dan pemanfaatannya.
CP Mata Pelajaran Fisika Fase Fase F: Peserta didik mampu menerapkan konsep dan
prinsip vektor, kinematika dan dinamika gerak fluida, gejala gelombang bunyi dan
gelombang cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan prinsip dan konsep kalor
dan termodinamika, dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor. Peserta didik mampu
menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan
dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi, menerapkan konsep
dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik
mampu memahami prinsip-prinsip gerbang logika dan pemanafaatannya dalam sistem
komputer dan perhitungan digital lainnya. Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan
antara berbagai besaran fisis pada teori relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan
penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
CP CT Fisika untuk fase yang akan di ampu
Fase E :Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik standar pada
kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan
beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar.
Fase E: Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi algoritmik
secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan
memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi,
kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan
merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak.

BAB III
KESIMPULA
N

Meskipun Indonesia terkesan tertinggal dalam mengimplementasikan CT dalam Kurikulum


akan tetapi SDM Indonesia tidak sangat jauh tertinggal karena pada hakikatnya sebelum
analisis CT diterapkan dalam pendidikan. Guru dan praktisi pendidikan telah melakukan
anaslisis pemecahan masalah dalam pembelajaran sudah melakukannya, hanya saja mungkin
dengan 1 atau 2 fondasi CT saja, tidak terstruktur dan dilakukan secara terpisah. Selain itu
juga belum dibangunnya rasa bahwa analisis masalah dengan CT sangat penting dan solutif
sehingga pengguna CT tidak menyadari bahwa CT sangat membantu mereka dalam
penyelesaian masalah.
Portofolio 4
TOPIK 3- CT dalam Problem Solving

BAB I
PENDAHULUAN

Computational Thinking (CT) merupakan pendekatan untuk memecahkan masalah dengan


cara yang dapat diimplementasikan dengan komputer. Siswa tidak hanya menjadi pengguna
alat tetapi juga pembuat alat. Dalam pembelajaran CTdapat diintegrasikan melalui aktivitas
meliputi latihan problem solving, analisis data, serta pemodelan & simulasi yang dapat
dikaitkan dengan bidang apapun. CT merupakan aspek yang akan memperkuat bidang ilmu
dengan pemanfaatan komputer jika persoalan semakin besar, rumit, dan kompleks Soal
Bebras (Bebras Challenge) merupakan salah satu jenis soal yang membutuhkan analisis
tingkat tinggi (HOTS). Pemecahan masalahnya harus dianalisis secara kritis, kratif dan
inovatif untuk itu tepat jika CT dijadikan pendekatan dalam menganalisis soal Bebras

BAB II
PEMBAHASAN.
Deskripsi Soal Bebras SMA:
Berlian berwarna biru yang terkenal telah dicuri dari museum hari ini. Si pencuri berhasil
menukar berlian tersebut dengan perhiasan imitasi murah berwarna hijau.

Pada acara pameran berlian hari ini dihadiri oleh 2000 orang pengunjung. Para
pengunjung tersebut memasuki ruangan pameran satu per satu. Inspektur Bebro harus
dapat menangkap sipencuri dengan menginterogasi beberapa orang dari pengunjung
tersebut. Inspektur Bebro telah memiliki daftar nama dari 2000 orang pengunjung yang
memasuki ruang pameran hari ini. Inspektur Bebro akan menanyai setiap orang dengan
dengan pertanyaan yang sama : Apakah warna berlian tersebut hijau atau biru pada saat
anda melihatnya ? Setiap pengunjungakan menjawab dengan jujur; kecuali si pencuri,
yang akan menjawab warna berlian tersebut adalah hijau. Inspektur Bebro sangat pintar
dan akan menggunakan strategi dimana jumlah orang yang akan ditanyai akan seminimal
mungkin. Manakah dari pernyataan berikut yang dapat disampaikan Inspektur Bebro
tanpa berbohong ?
Pilih salah satu:
a. Tugas ini adalah tugas yang sulit; Saya perlu menanyai sekurang-kurangnya
200orang, tetapi kemungkinan terbanyaknya adalah 1999 orang.
b. Saya tidak dapat menjanjikan apapun. Jika saya tidak beruntung, maka saya
akanmenanyai setiap pengunjung.
c. Tidak cukup dengan hanya menanyai 20 orang (kecuali saya sedang beruntung)
tetapisaya yakin dapat menyelesaikan tugas saya dengan menanyai kurang dari
200 orang.
d. Saya dapat menjamin bahwa saya dapat menemukan si pencuri dengan cukup
menanyai kurang dari 20 orang.
Hasil Analisis Soal Bebras SMA “Temukan Si Pencuri” Penjelasan langkah
langkah:
1. Inspektur Bebro hanya perlu menginterogasi sebagian kecil pengunjung, dengan
mengulangisetengah dari daftar dengan cara ini :Pengunjung diberi nomor 1 s.d
2000 terurut dengan saat memasuki ruangan. Inspektur menginterogasi
pengunjung nomor 1000 dan menanyakan warna berlian yang dilihatnya jika dia
menjawab biru, maka si pencuri datang setelah pengunjung nomor 1000 dan
nomornya adalah antara nomor 1001 sampai 2000; jika dia menjawab hijau, maka
si pencuri bernomor antara 1 sampai 1000 (catat jugabahwa si pencuri mungkin
bernomor 1000).
2. Pada kedua kasus, jumlah pengunjung yang mungkin sebagai si pencuri, berkurang
dari 2000 menjadi 1000 (setengahnya). Berikutnya, sang Inspektur menanyakan ke
orang dengan nomor "tengah" sisanya (yaitu nomor 1500 pada kasus pertama, atau
nomor 500 pada kasus kedua). Dengan demikian, Inspektur membagi dua jumlah
pengunjung (menjadi setengahnya)setiap kali satu pengunjung diinterogasi.
3. Mengulangi cara yang sama, ia dapat mengurangi jumlah yang dicurigai menjadi
500, 250, 125, 63,32, 16, 8, 4 dan kemudian 2. Saat tinggal 2 tersangka, ia akan
menanyakan kepada yang pertama. Jika ia menjawab hijau, ia adalah si pencuri; jika
tidak maka yang lainnya adalah pencuri. Inspektur Bebro dapat menemukan sang
pencuri hanya dengan menginterogasi 11 orang.

Jadi, jawaban yang benar yaitu Inspektur Bebro dapat menemui pencu dengan bertanya
kepada kurang dari 20 orang di museum itu.
Analisis fondasi CT:
1. Dekomposisi : Dijelaskan pada pembahasan soal bahwa Inspektur Bebro melakukan
identifikasi jumlah pengunjung, warna berlian asli dan warna berlianimitasi.
2. Pengenalan Pola : Pada pembahasan soal, dijelaskan bahwa pengunjung diberi nomor
1 s.d 2000 terurut dengan saat memasuki ruangan. Inspektur menginterogasi
pengunjung nomor 1000 dan menanyakan warna berlian yang dilihat oleh
pengunjung
3. Abstrakasi : Pada langkah-langkah pembahasan soal, jika dia menjawab biru, maka
si pencuri datang setelah pengunjung nomor 1000 dan nomornya adalah antara
nomor 1001 sampai 2000. Sementara itu, jika dia menjawab hijau, maka si pencuri
bernomor antara 1 sampai 1000 (catat juga bahwa si pencuri mungkin bernomor
1000)
4. Algoritma : Tahap algoritma, hal yang dilakukan untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang ada yaitu dengan mengulangi cara yang sama, kita dapat
mengurangi jumlah yang dicurigai menjadi 500, 250, 125, 63, 32, 16, 8, 4 dan
kemudian 2. Saat tinggal 2 tersangka, kita akan menanyakan kepada yang pertama.
Jika ia menjawab hijau, ia adalah si pencuri; jika tidak maka yang lainnya adalah
pencuri. Inspektur Bebro dapat menemukan sang pencuri hanya dengan
menginterogasi 11 orang (kurang dari 20 orang).

BAB III
KESIMPULA
N

Bebras challenge merupakan kemampuan mahasiswa untuk memecahkan dan


menyelesaikan soal bebras berbagai tingkatn dengan menerapkan fondasi CT. Tantangan
Bebras Indonesia adalah ajang kesempatan bagi siswa Indonesia untuk menunjukkan
kemampuan Computational Thinking secara sukarela, mandiri, dengan cara yang
menyenangkan, penuh kejujuran dan kegembiraan bersama siswa lain di seluruh dunia. Ini
adalah kesempatan siswa untuk mempraktekkan akhlak mulia, berpikir kritis dan kreatif serta
kebhinekaan global di dunia maya, khususnya di bidang Computational Thinking. Setelah
Tantangan Bebras, materi tantangan dapat dijadikan bahan belajar CT. Guru yang membina
siswanya untuk berpartisipasi juga akan mengikuti perkembangan dan bertambah
pengetahuannya tentang CT.
Portofolio 5
TOPIK 3- CT dalam Problem Solving

BAB I
PENDAHULUA
N
(Topik 3, Pertemuan ke-5)

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik menggunakan komputer atau tidak


sebaiknya kita harus memiliki kemampuan untuk berpikir seperti komputer. Dengan
computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Penyelesaian soal literasi, membaca,
matematika, sains, dan finansial membutuhkan analisis CT agar mudah dipecahkan. Sejak
tahun 2021, Ujian Nasional sudah tidak dilakukan lagi dan digantikan oleh Asesmen
Nasional. Salah satu komponen pada Asesmen Nasional adalah Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM). AKM akan fokus pada literasi dan numerasi seperti pada tes PISA.
Dengan membiasakan CT pada siswa, harapannya mereka bisa mengimplementasikannya
untuk menyelesaikan permasalahan literasi dan numerasi.

BAB II
PEMBAHASA
N

Setelah digali dengan lebih dalam, menunjukkan literasi membaca, matematika, sains dan
lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu contoh penerapan CT dalam literasi membaca
adalah kemampuan abstraksi yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran dari sebuah
paragraf. Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai sumber, dan
pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan lainnya. Salah
satu bentuk soal AKM yang analisisnya menggunakan analisis CT adalah sebagai berikut:
Judul : SI KIKIR DAN EMASNYA / Jurnal LITERA 2018

Deskripsi Soal

Seorang yang kikir menjual seluruh hartanya dan membeli segumpal emas yang
dikuburnya di dalam sebuah lubang di samping sebuah dinding tua. Dia kemudian
mengunjungi simpanannya itu setiap hari. Salah seorang anak buahnya memperhatikan hal
ini dan memutuskan untuk mengintai gerak gerik si kikir. Anak buahnya ini kemudian
mengetahui rahasia harta yang tersembunyi tersebut, dan mulai menggali, dan menemukan
segumpal emas, dan dicurinya. Sikikir, pada kunjungan berikutnya, menemukan lubang
yang sudah kosong dan mulai menarik-narik rambutnya dan meraung-meraung sejadi-
jadinya. Seorang tetangga, yang melihat kejadian itu dan mengetahui apa penyebabnya,
kemudian berkata, “Berdoalah dan jangan bersedih, ambillah segumpal batu, dan letakkan
di dalam lubang itu,
dan bayangkan seolah olah emas itu masih berada di sana. Bagi kamu hal itu akan sama
saja, karena sewaktu emas itu berada di sana, kamu tidak memilikinya, karena kamu sedikit
pun tidak menggunakannya.

Pertanyaan:

1. Bacalah pernyataan berikut dan berilah nomor sesuai dengan urutan


kejadian didalam bacaan.

- Si kikir menggali lubang dan menyembunyikan hartanya di sana.(2)

- Tetangga si kikir menyuruhnya untuk menggantikan emas itu dengansebuah


batu (4)

- Si kikir memutuskan untuk menggunakan seluruh uangnya untuk membeli


segumpal emas. (1)

- Seseorang mencuri emas si kikir (3)

2. Berikut ini adalah percakapan antara dua orang yang membaca cerita “Si
kikirdan emasnya.

Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah:
- Membaca kembali teks bacaan dengan cermat
- Menuliskan alur cerita dan point penting pada teks tersebut, sebagaimana berikut:
1. Si Kikir menjual seluruh hartanya
2. Si Kikir menggunakan uang tersebut untuk membeli segumpal emas
3. Emas tersebut dikubur di dalam sebuah lubang
4. Setelah dikubur, Si Kikir mengunjunginya setiap hari
5. Ada orang yang mengetahui gerak-gerik Si Kikir
6. Si Kikir kehialngan emasnya
7. Tetangga memberikan nasihat kepada Si Kikir

2. Untuk dapat menjawab pertanyaan ini dengan tepat, kita harus mengintegrasikan dan
menginterpretasikan teks bacaan dengan dialog pembicara 2 tersebut.

“Bayangkan seolah-olah emas itu berada disana. Bagi kamu hal itu akan sama saja karena
sewaktu emas itu berada disana kamu tidak memilikinya karena kamu pun tidak
menggunakannya”.

Mengapa pembicara 2 mengatakan bahwa batu memiliki peranan penting dan secara tidak
langsung pembicara 2 mendukung saran yang diberikan oleh tetangga kepada Si Kikir?
Karenapembicara 2 tidak bisa mengikuti saran yang dikatakan oleh pembicara 1
dikarenakan ketika lubang tersebut ingin diisi kembali dengan menggunakan barang yang
lebih berharga, Pembicara 2 khawatir bahwa barang tersebut akan hilang kembali.
Identifikasi 4 Fondasi CT
1. Pertanyaan Pertama.
Fondasi CT yang terdapat di dalamnya:
- Dekomposisi: Fondasi CT yang mengandung dekomposisi yaitu terlihat
pada proses penjabaran cerita yang dijadikan ke dalam point-point penting
untuk menemukan solusi permasalahan
- Abstraksi:Pembahasan atau analisis difokuskan pada kejadian yang
ditanyakansehingga yang lainnya diabaikan.
2. Pertanyaan Kedua.
Fondasi CT yang terdapat di dalamnya:
- Dekomposisi: Dapat dilihat pada percakapan antara pembicara 1 dan 2 yang
dihubungkan dengan alur cerita pada teks.
- Algoritma: Algoritma yang diartikan pada teks tersebut yaitu batu tidak
dapat digantikan dengan barang berharga lainnya, karena dikhawatirkan
barang tersebut akan hilang kembali, oleh sebab itu solusi terbaik adalah
seperti yang dikatakan seperti tetangga Si Kikir

BAB III
KESIMPULA
N

Salah satu cara mudah dalam menyelesaikan soal literasi, membaca, matematika,
sains, dan finansial adalah dengan mengunakan pola berpikir CT. Melalui alur berpikir CT
kita diajarkan menggali, menstrukturkan, dan mengkomunikasikan cara berpikir dalam
menyelesaikan soal literasi membaca, matematika, sains, dan finansial dengan terstruktur.
Setelah digali dengan lebih dalam, maka didapatkan bahwa literasi membaca, matematika,
sains dan lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu contoh penerapan CT dalam literasi
membaca adalah kemampuan abstraksi yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran
dari sebuah paragraf. Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai
sumber, dan pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan
lainn
- .
Portofolio 6
TOPIK 3 - CT dalam Problem Solving

BAB I
PENDAHULUAN

Dengan computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Salah satu aplikasi penerapan berpikir CT
dapat kita aplikasikan dalam penyelesaian soal Bebras, PISA dan AKM. Soal-soal yang
digunakan pada Tantangan Bebras, AKM dan PISA dirancanag dengan tingkat berpikir dan
analisis tinggi. Soal seperti ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa-siswi dalam
bidang informatika dan CT. Namun demikian terdapat perbedaan antara soal-sola Bebras, AKM
dan PISA.

BAB II
PEMBAHASAN

Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM:

1. Tipe soal pada Bebras dan PISA/AKM sama-sama menggunakan fondasi CT

2. Penyelesaian soal sama-sama menggunakan prinsip pemecahan masalah CT yang


dapat dimulai dari pemecahan masalah kompleks menjadi pernyataan yanglebih
sederhana
Perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM:

1. Soal Bebras memberikan penekanankepada pemahaman soal agar lebih mudah


dipahami dan diselesaikan dengan menggunakan metodeberpikir komputasi dan
informatika.

2. Soal bebras umumnya hanya digunakan pada tingkat nasional

3. Soal PISA/AKM didominasi olehkegiatan literasi

4. Soal PISA umumnya merupakan soal-soal berskala internasional yang juga digunakan
pada negara-negara lainnya
BAB III
PENUTUP

Soal AKM, PISA dan Bebras memiliki kesamaan berupa tingkat kerumitan yang tingg. Salah satu
upaya penyelesaiannya dapat menggunakan analisis fondasi CT.
Portofolio 7
Topik 3 - CT dan Problem Solving

BAB I
PENDAHULUAN

Dengan computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Salah satu aplikasi penerapan berpikir CT
dapat kita aplikasikan dalam penyelesaian soal Bebras, PISA dan AKM. Soal-soal yang
digunakan pada Tantangan Bebras, AKM dan PISA dirancanag dengan tingkat berpikir dan
analisis tinggi. Soal seperti ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa-siswi dalam
bidang informatika dan CT. Namun demikian terdapat perbedaan antara soal-sola Bebras,
AKM dan PISA
BAB II
PEMBAHASAN
Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM:
1. Tipe soal pada Bebras dan PISA/AKM sama-sama menggunakan fondasi CT
2. Penyelesaian soal sama-sama menggunakan prinsip pemecahan masalah CT yang
dapat dimulai dari pemecahan masalah kompleks menjadi pernyataan yanglebihsederhana.

Perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM:


Soal Bebras Soal PISA/AKM
1. Soal Bebras memberikan penekanan 1. Soal PISA/AKM didominasi oleh
kepada pemahaman soal agar lebih kegiatan literasi
mudah dipahami dan diselesaikan 2. Soal PISA umumnya merupakan soal-
dengan menggunakan metode soal berskala internasional yang juga
berpikir komputasi dan informatika. digunakan pada negara-negara
2. Soal bebras umumnya hanya lainnya
digunakan pada tingkat
nasional
3. Soal PISA diperuntukkan kepada kategori
3. Soal bebras dapat digunakan ditingkat SD, peserta didik umur 15 tahunke atas
SMP, dan SMA

Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan:


Kesamaan yang diantara kedua jenis soal Bebras dan PISA yaitu terletak pada pemecahanmasalah
soal. Pada soal bebras dan PISA kita diharuskan untuk memahami titik permasalahan soal terlebih
dahulu, selanjutnya akan diterapkan beberapa fondasi CT untuk memecahkan permasalahannya.
Oleh karena itu, dalam segi pemecahan masalah soal Bebras dan PISA tidak jauh berbeda, karena
masih
menggunakan CT di dalamnya

BAB III
PENUTUP

Soal AKM, PISA dan Bebras memiliki kesamaan berupa tingkat kerumitan yang tingg. Salah
satu upaya penyelesaiannya dapat menggunakan analisis fondasi CT. Kesamaan yang diantara
kedua jenis soal Bebras dan PISA yaitu terletak pada pemecahanmasalah soal. Pada soal bebras
dan PISA kita diharuskan untuk memahami titik permasalahan soal terlebih dahulu, selanjutnya
akan diterapkan beberapa fondasi CT untuk memecahkan permasalahannya. Oleh karena itu,
dalam segi pemecahan masalah soal Bebras dan PISA tidak jauh berbeda, karena masih
menggunakan CT di dalamnya
Portofolio 8
UTS (Ujian Tengah Semester)

BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan dari topik mengenai Ujian Tengah Semester (UTS) ini adalah memberikan gambaran
mengenai (A) kisi-kisi UTS, (B) rubrik penilaian, dan (C) contoh soal. UTS ini akan menguji
pemahaman Anda terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari, implementasi CT
untuk problem solving, dan disposisi CT dalam problem solving. Untuk menguji hal tersebut,
terdapat tiga tipe soal, yaitu:

 Tipe pertanyaan konseptual. Pada tipe pertanyaan konseptual, mahasiswa diminta


menjawab pertanyaan terkait pemahaman konsep-konsep yang telah dipelajari
 Tipe pertanyaan problem solving. Pada tipe soal problem solving, mahasiswa diminta
untuk merancang strategi penyelesaian untuk sebuah persoalan dengan
mengimplementasikan konsep-konsep CT.
 Tipe pertanyaan reflektif. Pada tipe soal reflektif, mahasiswa diminta menggali disposisi
konsep yang digunakan dalam perancangan strategi untuk problem solving.

Bentuk soal yang diberikan dapat berupa pilihan ganda (PG), isian, dan uraian.
Topik UTS ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan gambaran kepada saya mengenai UTS
yang akan diberikan, tetapi juga untuk memberikan gambaran kepada saya mengenai cara
merancang ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh soal yang dapat saya gunakan pada saat
saya kelak menerapkan CT untuk mengajar siswa/i saya.

BAB II
PEMBAHASAN
Format kisi-kisi dan pengelompokan indikator capaian pada yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1
mengacu pada Panduan Penulisan Soal SMA/MA-SMK Tahun 2017, Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Indikator
capaian yang ditargetkan adalah indikator berdasarkan Taksonomi Bloom (C1 s.d.C6). Indikator
tersebut dikelompokkan menjadi tiga level kognitif, yaitu:

 Level 1: mengingat (C1) dan memahami (C2),


 Level 2: mengaplikasikan (C3),
 Level 3: menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
Sebagai keterangan, perhatikan bahwa Indikator capaian “memahami” (C2) pada Mata
Kuliah CT untuk Pendidikan ini, yang dimaksud adalah pemahaman bermakna, bukan hanya
memahami secara kognitif dan bukan hanya mengulang hasil hafalan, melainkan juga mampu
menjelaskan apa yang telah dipahami dan dialami setelah melakukan berbagai aktivitas di topik-
topik yang sudah dilalui, khususnya pada alur MER (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang
Kolaborasi). Penjelasan yang diharapkan dari mahasiswa adalah menyampaikan hasil observasi,
eksplorasi, dan proses belajar konsep secara mandiri.

BAB III
PENUTUP
Pada modul ini, tiga komponen penting yang perlu dirancang saat mempersiapkan ujian adalah
kisi-kisi soal ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh soal. Dengan adanya contoh rancangan
UTS ini, harapannya saya dapat merancang ujian dengan mengimplementasikan CT untuk
siswa/i yang akan saya ajar nanti. Saat mempersiapkan soal latihan atau ujian, saya
diperkenankan menggunakan soal yang telah dibuat oleh pihak lain dengan mencantumkan
referensinya seperti pada Contoh Soal 6, 7, dan 8. Jika saya menilai soal tersebut kurang sesuai,
saya bisa memodifikasi soal tersebut sesuai keperluan pada bidang ilmu dan jenjang yang saya
ajar.
Portofolio 9
Topik 5 - CT dan Proyek

BAB I
PENDAHULUAN

Pendekatan STEM adalah pendekatan pembelajaran yang menginteraksikan dimensi


science, technology, engineering, and mathematics. Pendekatan STEM paling tepat diintegrasikan
dalam kurikulum merdeka karena pembelajarannya berbasis proyek. Terdapat keterkaitan yang
erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan problem
solving. Unsur proyek STEM menurut Baek et al., (2021) memuat Nama proyek, Deskripsi singkat
proyek, Outline, Tujuan pembelajaran, Driving questions, Produk akhir, Hands-on activities,
Asesmen, dan Resources yang dibutuhkan. Sedangkan integrasi CT dalam STEM memuat kosa
kata CT, Abstraksi, Algoritma, Komunikasi, Conditional Logic, Pengumpulan Data, Struktur data,
analisis, dan representasi data, dekomposisi, pengenalan pola, pemodelan dan simulasi.

BAB II
PEMBAHASAN

Terdapat keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian
pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CT dapat
membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM
adalah dengan project-based learning. Pada makalah “Infusing Computational Thinking in an
Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021).Berikut
merupakan identifikasi proyek mata pelajaran fisika pendekatan STEM.

Tabel. Analisis Proyek STEM Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Listrik Dinamis
Deskripsi Peserta didik merakit Air Cooler menggunakan lebih sedikit energi dan tidak
singkat proyek menggunakan refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan
ramah lingkungan untuk AC tradisional.
Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk mengejukkan ruangan, serta
dapat juga melembabkan udara melalui proses penguapan
Outline Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsep dasar temperatur dan suhu serta
perbedaan kipas angin, ac(air conditioner) dan air cooler
Pekan-2 : peserta didik memahami konsep
1) Cara Kerja Air Cooler Sebagai Kipas Angin
2) Cara Kerja Air Cooler Untuk Mendinginkan Ruangan
3) Bagaimana Air Cooler Bekerja
Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik sederhana
untuk menyejukkan dan melembabkan ruangan.

Komponen CT Deskripsi Contoh Aktivitas yang merupakan


Integrasi CT dalam Proyek STEM:
Air Cooler
Kosakata CT Refrigeran, global warming, Basic concept, solusi, implementasi dan
dinamo, arus listrik, evaluasi.
rangkaian listrik.
Abstraksi Eliminasi bagian-bagian yang Mengidentifikasi ciri-ciri fungsi
tidak relevan dan membuat pendingin, perbedaan kipas angin, ac
suatu generalisasi. (air conditioner) dan air cooler.
Mempelajari dengan baik untuk
menyelesaikan masalah dengan efektif
dan efisien menggunakan Air
Cooler dengan lebih sedikit energi dan
tidak menggunakan refrigeran.

BAB III
PENUTUP
CT memberikan pemahaman belajar bagaimana mengelola proyek, dan mempertimbangkan
bagaimana solusi yang dibuat sekarang akan digunakan di masa depan. Cara
mengimplementasikan Computational Thinking adalah dengan memahami masalah,
mengumpulkan semua data, lalu mulai mencari solusi sesuai dengan masalah.
Dalam Computational Thinking,ada yang disebut dengan dekomposisi yaitu kita memecah
suatu masalah yang komplek menjadi masalah-masalah yang kecil untuk diselesaikan.
Computational Thinking sebagai pendekatan pembelajaran dapat disandingkan dengan
pendekatan dan metode lain seperti Pembelajaran Berbasis Proyek atau Pembelajaran
Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning) dalam pembelajaran sains.
Portofolio 10
Topik 4 - CT DAN PROYEK

BAB I
PENDAHULUAN

Pendekatan STEM adalah pendekatan pembelajaran yang menginteraksikan


dimensi science, technology, engineering, and mathematics. Pendekatan STEM paling
tepat diintegrasikan dalam kurikulum merdeka karena pembelajarannya berbasis
proyek.. Next Generation Science Standard (NGSS) merupakan salah satu kebijakan
tertulis yang digunakan dalam pendidikan STEM (Bybee :2013). Dalam struktur
kerangka NGSS, terdapat tiga dimensi utama pendidikan STEM yaitu Practice:
Scientific Practice dan Engineering Practice, Crossetting Concept, dan Disciplinary
Core Ideas-Physical Sciences. Pendekatan STEM mampu melatihkan ketrampilan
berpikir kritis, kreatif, problem solving dan berbagai keterampilan abad 21 lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN
Pada pertemuan ke-10 ini pembahasan terfokus pada analisis proyek STEM.
Pada pertemuan tersebut kami mempresentasikan proyek STEM berupa Air Cooler
(Pendingin Tambahan). Proyek ini berkaiatan dengan materi pemanasan global pada
materi fisika fase E, materi ini berkaitan dengan pemecahan masalah terkait penanagan
menipisnya lapisan ozon. Demi mengurangi penggunaan AC maka, air cooler adalah
salah satu inovasi pendingin ruangan yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Dikatakan ramah lingkungan karena pendingin ruangan ini tidak menggunakan
refrigerant. Dikatakan hemat energi karena hanya menggunakan kipas angin juga dapat
menghasilkan hawa ruangan sejuk sebagaimana AC yang bersumber dari hawa dingin
es. Air cooler merupakan inovasi pendingin ruangan dengan memanfaatkan proses
penguapan es. Penerapan air cooler di ruangan outdoor dapat menggantikan kipas angin
air karena air yang biasa terpercikkan dari kipas angin menggagu pengunjung yang
lewat diarea kipas. Dengan penggunaan air cooler ini pada dapat mengatasi masalah
tersebut. Analisi deskripsi proyek STEM dengan judul Air Cooler (Pendingin
Tambahan) ditampilkan pada table 10.1.
Tabel 10.1 Analisis Proyek STEM Air Cooler (Pendingin Tambahan)
Nama Proyek Perancangan Pendingin Tambahan

Deskripsi singkat proyek Peserta didik merakit Air Cooler


menggunakan lebih sedikit energi dan tidak menggunakan
refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan ramah
lingkungan untuk AC tradisional.
Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk menyejukkan
ruangan, serta dapat juga melembabkan udara melalui proses
penguapan. Penggunaan air cooler ini digunakan sebagai bentuk
sederhana daripengurangan penggunaan AC yang sebagian besar
menggunakan bahan kimia yang dapat menyebabkan pemanasan
global seperti pada saat ini.
Outline Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsepdasar temperatur dan
suhu serta perbedaankipas angin, ac(air conditioner) dan air
cooler Pekan-2 : peserta didik memahami konsep
1) Cara Kerja Air Cooler Sebagai KipasAngin
2) Cara Kerja Air Cooler UntukMendinginkan
Ruangan
3) Bagaimana Air Cooler Bekerja
Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik
sederhana untuk menyejukkan dan melembabkan ruangan.
Tujuan pembelajaran 1. Peserta didik mampu menganalisis terkait permasalahan
pemanasan global
2. Peserta didik mampu membuat air cooler sederhana yang
efektif dan efisien
Driving Question 1. Apa saja permasalahan utama yang dihadapi terkait
permasalahan pemanasan global yang terjadi ?
2. Bagaimana cara membuat air cooler sederhana yang efektif
dan efisien?
Produk Akhir Air Cooler Ramah Lingkungan
Hands-on activities

Asesmen Hasil rancangan Air cooler. Rancangan air cooler yang dapat
menyejukkan dan melembabkan udara yang ada diluar dan
didalam ruangan sekolah yang mengadakan kelas meeting
Resource yang Drum plastik kecil dan jerigen juga dapat digunakan untuk
Dibutuhkan membuat model pendingin udara (Air Cooler).

BAB III
PENUTUP
Aspek STEM adalah Sains (science) memberikan pengetahuan kepada peserta didik
mengenaihukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; Teknologi (technology)adalah
keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi,
pengetahuan atau mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan
pekerjaan; Teknik (engineering) adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain
sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; Matematika (math) adalah ilmu yang
menghubungkan antara besaran, angkapola, dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis
tanpa atau disertai dengan bukti empiris. Pengintegrasian keempat aspek STEM (Science,
Technology, Engineering and Math) dalam pembelajaran akan membantu peserta didik
menyelesaikan suatu masalah kontekstual dan konseptual secara jauh lebih komprehensif dan
bermakna.
Portofolio 11
Topik 4 - CT DAN PROYEK
LKPD Proyek STEM Dalam Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini, Pendekatan STEM dan model pembelajaran yang berbasis konteks dan lingkungan
sekitar menjadi pilihan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Tuntutan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan dunia kerja abad 21 mengharuskan pendidikan berkembang dan
pembelajaran harus bermakna. Berbagai Pendekatan dan model akan terus dikembangkan sesuai
kebutuhan dan untuk memastikan pembelajaran telah sesuai tujuan. Definisi dari keempat aspek
STEM adalah Sains (science) memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenaihukum-
hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; Teknologi (technology)adalah keterampilan
atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau
mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; Teknik
(engineering) adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain sebuah prosedur untuk
menyelesaikan sebuah masalah; Matematika (math) adalah ilmu yang menghubungkan antara
besaran, angkapola, dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis tanpa atau disertai
dengan bukti empiris. Pengintegrasian keempat aspek STEM (Science, Technology, Engineering
and Math) dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menyelesaikan suatu masalah
kontekstual dan konseptual secara jauh lebih komprehensif dan bermakna.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Proyek
Peserta didik merakit Air Cooler menggunakan lebih sedikit energi dan tidak
menggunakan refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk
AC tradisional. Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk menyejukkan ruangan, serta dapat
juga melembabkan udara melalui proses penguapan. Penggunaan air cooler ini digunakan
sebagai bentuk sederhana dari pengurangan penggunaan AC yang sebagian besar menggunakan
bahan kimia yang dapat menyebabkan pemanasan global seperti pada saat ini.
2. Outline
Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsep dasar temperatur dan suhu serta perbedaan
kipas angin, ac(air conditioner) dan air cooler
Pekan-2 : peserta didik memahami konsep
1. Cara Kerja Air Cooler Sebagai Kipas Angin
2. Cara Kerja Air Cooler Untuk Mendinginkan Ruangan
3. Bagaimana Air Cooler Bekerja
Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik sederhana untuk
menyejukkan dan melembabkan ruangan.

3. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis terkait permasalahan pemanasan global
2. Peserta didik mampu membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien
4. Driving question
1. Apa saja permasalahan utama yang dihadapi terkait permasalahan
pemanasan globalyang terjadi ?
2. Bagaimana cara membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien?
5. Produk Akhir
Produk akhir pada pembelajaran ini yaitu peserta didik akan menghasilkan sebuah
produk berbentuk Air Cooler yang dapat digunakan sebagai pendingin tambahan dengan
prinsip ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan kimia yang dapat
meningkatkan pemanasan global.
6. Asesmen
Hasil rancangan Air cooler. Rancangan air cooler yang dapat menyejukkan dan
melembabkan udara yang ada diluar dan didalam ruangan sekolah yang mengadakan
kelas meeting.
7. Resource yang Dibutuhkan
Drum plastik kecil dan jerigen juga dapat digunakan untuk membuat model pendingin
udara (Air Cooler).
BAB III
PENUTUP

Pendekatan STEM adalah pendekatan pembelajaran yang menginteraksikan dimensi science,


technology, engineering, and mathematics. Pendekatan STEM paling tepat diintegrasikan dalam
kurikulum merdeka karena pembelajarannya berbasis proyek. Terdapat 8 dimensi atau unsur
STEM yang ada dalam proyek STEM diantaranya yaitu: Asking Questions and Defining
Problems,Developing and Using Models, Planning and Carrying Out Investigations, Analyzing
and Interpreting Data, Obtaining, Evaluating, and Communicating Information, Engaging in
Argument from Evidence, Constructing Explanations and Designing Solution
Portofolio 12
Topik 4 - CT DAN PROYEK
Integrasi CT dalam Proyek STEM

BAB I
PENDAHULUAN

STEM dan CT memiliki keterkaitan yang erat, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan
problem solving. Unsur proyek STEM memuat Nama proyek, Deskripsi singkat proyek, Outline,
Tujuan pembelajaran, Driving questions, Produk akhir, Hands-on activities, Asesmen, dan
Resources yang dibutuhkan. Sedangkan integrasi CT dalam STEM memuat kosa kata CT, Abstraksi,
Algoritma, Komunikasi, Conditional Logic, Pengumpulan Data, Struktur data, analisis, dan
representasi data, dekomposisi, pengenalan pola, pemodelan dan simulasi. Integrasi CT dalam
proyek STEM dinilai dapat memaksimalkan upaya peningkatan keterampilan berpikir kritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi, pemecahan masalah dan keterampilan abad 21 lainnya. Dengan integrasi CT
pemecahan masalah yang dilakukan dalam proyek STEM akan lebih tepat sasaran dan efektif. Hal
ini dikarenakan adanya 4 fondasi CT yang menggunakan pola berpikir yang detail dan terperinci
sesuai masalah yang dihadapi.
BAB II
PEMBAHASAN

STEM memiliki fokus untuk menyiapkan generasi yang siap dengan tantangan dunia kerja
yang baru. Integrasi science, technology, engineering, and math (STEM) dalam pembelajaran saat
ini dapat menjadi bekal siswa dalam menghadapi permasalahan kompleks dunia di masa mendatang
dan sebagai upaya untuk menghadapi permasalahan global. Solusi yang diberikan menunjukkan
bahwa peserta didik mampu untuk menyatukan konsep abstrak dari setiap aspek. Dengan
penerapan CT kedalam Proyek STEM mampu membuat siswa menyelesaikan permasalahan
Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran,
dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CTdapat membantu proses
pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-
based learning. Tabel 12.1 menunjukkan analisis integrasi CT dalam Proyek STEM.
Tabel 12.1 Integrasi CT dalam Proyek STEM

Komponen Deskripsi Contoh Aktivitas yang merupakan Integrasi


CT CT dalamProyek STEM: Perancangan
Jembatan Tahan Gempa

Kosakata Refrigeran, global Basic concept, solusi, implementasi dan evaluasi.


CT warming, dinamo,
arus listrik, rangkaian
listrik
Abstraksi Eliminasi bagian- Mengidentifikasi ciri-ciri fungsi pendingin, perbedaan
bagian yang tidak kipas angin, ac (air conditioner) dan air cooler.
relevan dan membuat Mempelajari dengan baik untuk menyelesaikan masalah
suatu generalisasi. dengan efektif dan efisien menggunakan Air Cooler
dengan lebih sedikit energi dan tidak menggunakan
refrigeran.
Algoritma Langkah-langkah Menyusun langkah-langkah pembuatan model air
Penyelesaian cooler.Adapun langkah-langkahnyaantara lain sebagai
persoalan berikut:
1. Menganalisis permasalahanyang ada
2. Menetapkan tujuan dari projekyang dibuat
3. Mengumpulkan alat dan bahanpembuatan air
cooler
4. Membuat air cooler sederhanayang ramah
Lingkungan
5. Mengaplikasikan air cooleryang sudah dibuat
6. Melakukan evaluasi danrefleksi
Komunika Menjabarkan secara Mempresentasikan hasil diskusi tentang pembuatan air
si lisan dan tulisan cooler sederhana yang ramah lingkunganyang dapat
tentang projek air mengatasi permasalahan suhu yang panas.
cooleryang dibuat Penjabaran air cooler:
Air cooler adalah alat sederhana yang akan mengatasi
permasalahan suhu ruangan yang panas. Air cooler ini
juga dapat mengurangi penggunaan AC yang dapat
meningkatkan pemanasan global.
Prinsip kerja Air cooler ini menggunakan sistem
yang dapat melembabkan dan mendinginkan ruangan.
Air cooler menggunakanlistrik lebih sedikit
dibandingkan kipas angin dan AC sehingga dapat
menghemat
penggunaanlistrik
Conditional logic Eksplorasi data untuk menemukan Menggunakan data hasil proyek
pola, penyebab dari suatu masalah untuk menyimpulkan ciri-ciri Air
dan lain-lain untuk menghasilkan cooler yang dapat menyejukkan
pengetahuan baru atau untuk dan melembabkan udara yang ada
menyelesaikan suat persoalan. diluar dan di dalam ruangan
sekolah.
Pengumpulan Pembagian persoalan ke dalam Drum plastik kecil dan jirigen
data beberapa sub-persoalan yang lebih yang digunakan untuk membuat
kecil. Tujuannya adalah agar rancangan atau model Air cooler
persoalan lebih mudah untuk yang dapat menyejukkan dan
diselesaikan. melembabkan udara. Misalnya ada
drum atau jirigen yang dapat
menjadi kerangka luar Air Cooler

Struktur data, Eksplorasi data untuk menemukan Menggunakan data hasil proyek
analisis, dan pola, penyebab dari suatu masalah untuk menyimpulkan ciri-ciri Air
representasi data dan lain-lain untuk menghasilkan cooler yang dapat menyejukkan
pengetahuan baru atau untuk dan melembabkan udara yang ada
menyelesaikan suatu persoalan. diluar dan di dalam ruangan
sekolah.

Dekomposisi Pembagian persoalan ke dalam Drum plastik kecil dan jirigen


beberapa sub-persoalan yang lebih yang digunakan untuk membuat
kecil. Tujuannya adalah agar rancangan atau model Air cooler
persoalan lebih mudah untuk yang dapat menyejukkan dan
diselesaikan. melembabkan udara. Misalnya ada
drum atau jirigen yang dapat
menjadi kerangka luar Air Cooler
Pengenalan Pola Pengenalan pola dalam langkah- Identifikasi ciri-ciri air cooler
langkah pembuatan air cooler yang ramah lingkungan
ramah lingkungan (Penjelasannya jelaskan di
bagianbawah nanti ciri- ciri air
cooler yang ramah lingkungan)

Pemodelan dan Dilakukan pemodelan beberapa Air cooler yang sudah dibuat
Simulasi jenis air cooler yang berbeda dilakukan uji coba berdasarkan
berdasarkan jumlah es batu dan beberapa percobaan menggunakan
banyaknya baterai yang digunakan. variabel yang berbeda, yaitu
banyaknya es batu dan baterai
yang digunakan.
BAB III
PENUTUP

Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan,
penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CTdapat membantu proses
pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-
based learning. integrasi CT ke dalam proyek STEM yaitu mempermudah saya dalam memahami
pembuatan prototipe atau produk dari hasil kegiatan belajar yang dilakukan dengan model
pembelajaran PJBL. Pengerjaan produk menjadi terarah dan saat ada kendala dalam proses
pengerjaannya, jika kita menerpakan CT selama proses perakitan protitpe, maka secara otomatis
mengasah kemampuan berpikir saya untuk mencari alternatif ide-ide atau solusi atas permasalahan
tersebut. Saat membuat prototipe atau produk dari hasil pembelajaran steam, keseluruhan dari
pembuatan produk sebagai satu kesatuan sangatlah rumit. Namun dengan mengintegrasikan pola
berpikir CT dimana membagi dan menganalisis satu persatu bagian dari proyek kedalam bagian-
bagian yang kecil (dekomposisi), kemudian menentukan bagian mana yang terlebih dahulu yang
harus dikerjakan dan mengabaikan bagian yang tidak dibutuhkan dahulu (Abstraksi). Saat bagian-
bagian kecilnya telah selesai, kemudian melihat lagi dari berbagai literatur mengenai kesamaanantar
satu dan lainnya dalam menyusun bagian- bagian kecil tersebut membentukprototipe. Keseluruhan
dari langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis (Algoritma) membuat kegiatan pembuatan
prototipe menjadi terarah. Dengan adanya topik ini yaitu CT dan proyek memberikan informasi baru
dan menambah pengetahuansaya bahwa adanya korelasi dari fondasi CT dalam membuat prototipe
atau produk
Portofolio 13
Topik 6 – Integrasi CT
Integrasi CT dalam Mata Pelajaran

BAB 1
PENDAHULUAN

CT adalah salah satu kecakapan dalam Problem Solving yang tidak dapat diajarkan hanya
dengan teori, melainkan perlu dilatih secara terus menerus. Salah satu cara melatih kecakapan
CT untuk siswa/i adalah melalui kegiatan belajar di sekolah. CT harus diajarkan pada setiap
mata pelajaran maupun jenjang pendidikan yang diampu. Terdapat peluang bahwa tidak
seluruh mata pelajaran pada masing-masing jenjang dapat tercakup pada Topik Integrasi CT.
Hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilatih melalui aktivitas-aktivitas pada topik
ini adalah pola pikir untuk melakukan integrasi tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

Dilihat berbagai bidang CT dapat diterpakan pada beberapa mata pelajaran dan salah satu
integrasi CT pada mata pelajaran Biologi. Tugas memodifikasi materi ajar dengan
mengintegrasikan CT ke dalam materi. Berikut mata pelajaran yang belum terintegrasi CT
dan sudah Terintegrasi CT adalah yaitu :
Tabel 13.1 Integrasi CT pada Mata Pelajaran
Materi Ajar Ekosistem
Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu mengidentifikasi komponen Biotik dan
komponen abiotik penyusun ekosistem dengan benar
menggunakan gambar yang telah disediakan.
2. Peserta didik mampu menganalisis video yang diberikan dan
mengemukakan 2 tipe interaksi antar komponen dengan benar.
3. Peserta didik mampu mengklasifikasikan 2
jenis ekosistemdengan tepat
4. Peserta didik mampu mendemonstrasikan
pola interaksi antar komponen biotik menjadi rantai makanan
dan jaring-jaring makanan denganbaik.
Deskripsi Penyampaian materi sebelum terintegrasi dengan CT dilakukan dengan
penyampaian metode ceramah ataupun penyampaian materi dilakukan dengan
materi sebelum penyampaian melalui buku paket mata
terintegrasi CT pelajaran.

Deskripsi Penyampaian materi setelah integrasi CT dilakukan dengan


penyampaian menggunakan lembar kerja projek atau pembelajaran berbasis masalah.
materi setelah Jadi guru hanya menjelaskan langkah-langkah pembelajaran sesuai
Integrasi CT dengan modul ajar yang digunakan PJBL atau PBL sehingga guru tidak
menjelaskan secara langsung materi yang diajarkan namun peserta
didik yang mencariatau belajar sesuai arahan gurunya. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator dan motivator.
Penjelasan Konsep Konsep CT yang diintegrasikan pada materiajar yaitu penerapan empat
CT yang fondasi CT dalam proses pembelajaran antara lain sebagaiberikut:
diintegrasikan pada 1. Dekomposisi
materi ajar Pada tahap Dekomposisi Peserta Didik menguraikan masalah yang
kompleksmenjadi bagian-bagian yang lebihsederhana sehingga lebih
mudah untuk diselesaikan. Contohnya pada materi ekosistem, siswa
melakukan penguraian masalah mengenai hal-halyang menyebabkan
harimau masuk danmenyerang pemukiman warga. Dalamhal ini, siswa
akan menguraikan permasalahan tersebut menjadi permasalahan yang
lebih sederhana
2. Pengenalan Pola
Pada tahap pengenalan Pola Peserta Didik mencari persamaan atau pola
yang terdapat di dalam permasalahan. Contohnya seperti pada
permasalahan sebelumnya, siswa akan mencari pola- pola yang
menyebabkan harimau masuk ke dalam pemukiman warga
3. Abstraksi
Pada Abstraksi Peserta Didik fokus pada informasi yang penting saja
dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. Contoh: Siswa akan
mengabaikan hal-hal yang tidak menjadi alasan mengapa harimau
masuk ke dalam pemukiman warga.
4. Algoritma
Peserta didik menentukan langkah- langkah untuk menyelesaikan suatu
permasalahan untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan tersebut.
Contohnya, peserta didik menentukan solusi yang tepat agar harimau
tersebut tidak masuk ke pemukiman warga
Asesmen Asesmen yang di rancang menggunakan cara berpikir computational
thinking dalam menyelesaikannya, mulai dari fondasi dekomposisi,
abstraksi, pengenalan pola dan
algoritma. (Terlampir)

BAB III
PENUTUP

Keberhasilan penanaman konsep CT ke dalam kurikulum Merdeka memerlukan


upaya dalam dua arah.Meskipun tidak semua mata pelajaran pada masing-masing jenjang
memuat konsep CT, tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilatih melalui
aktivitas-aktivitas ini hanya pola pikir untuk melakukan integrasi CT tersebut. Cara berfikir
komputasi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang kompleks.
Terlebih lagi dalam penerapannya, berfikir komputasi juga dapat membantu para ilmuan sains
dalam bertukar informasi
Portofolio 14
Topik 6 – Integrasi CT dalam Mata Pelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
Computational Thinking (CT) adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran.
Penggunaan CT dapat diintegrasikan pada semua mata pelajaran, tetapi tidak dalam semua
bidang. CT sangat berperan penting dalam penyiapan generasi diera penggunaan
teknologi.Upaya utama yang dilakukan adalah mencipatakan lingkungan belajar yang
mengarahkan siswa untuk dapat berpikir terstruktur, kritis dan logis. Model pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan CT dapat menjadi salah satu model yang dapat dipilih
guru untuk mencapai tujuan tersebut. Menginegrasikan compuattional thinking baik pada
materi nya ataupun proses pembelajarannya degan tujuan mengasah kemampuan peserta didik
dalam mengekspresikan kemampuan berpikir secara terstruktur dan pemahaman aspek
sintaksis maupun semantik sehingga membentuk kebiasaan peserta didik untuk berpikir logis
dalam setiap mata pelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
Integrasi CT dapat di aktualisasikan melalui sebuah RPP/modul ajar dalam kurikulum
merdeka. Pada pertemuan tersebut kami mempresentasikan rancangan modul ajar yang telah
kami buat dan telah terintegrasikan dengan 4 fondasi CT. Perancangan modul yang kami
lakukan terkait materi pencemaran lingkungan (Pencemaran air, tanah dan udara). Untuk
rekonstruksinya akan di lampirakan pada akhir BAB pada topik 14.

BAB III
PENUTUP
Pengintegrasian CT dapat dilakukan mulai dari Modul ajar, LKPD dan Asesment yang
dilakukan. Integrasinya dapat berupa menganalisis tiap-tiap kegiatan dan mengkategorikan
kegiatan tersebut pada fondasi CT.
Portofolio 15
Topik 7 – Restrukturisasi Portofolio
Laporan Akhir Dan Infografis

BAB I
PENDAHULUAN

Portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil kerja (Tim Pusat Penilaian Pendidikan, 2019).
Dalam bidang pendidikan, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa/mahasiswa dari
pengalaman belajarnya selama periode waktu tertentu. Portofolio pada Bagain ini memuat
materi dari Topik 1 smapai topik ke 5.

BAB II
PEMBAHASAN
Pada halaman selanjutanya akan ditampilan portofolio dari topik 1 sampai topik 5
(Terlampir)
BAB III
PENUTUP

CT merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaiakan permasalahan


dalam pembelajaran di kelas pada tiap mata pelajaran. Tujuannnya agar pembelejaran yang
dilakukan dalam memaksimalkan peningkatan keterampilan 6C guna menyongsong era
revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Computational Thinking adalah pendekatan yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan teknik ilmu komputer. Dimana langkah
penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern recognition, abstraction, dan
algorithms. CT mulai di implementasikan dalam kurikulum merdeka, hal ini dikarenakan
untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah dengan sudut pandang ilmu komputer yang
sebagaimana kita ketahui perkembanganya begitu pesat disegala aspek.
Portofolio 16
UAS- UJIAN AKHIR SEMESTER

BAB I
PENDAHULUAN
Topik Restrukturisasi Portofolio tidak disusun dengan alur MERDEKA. Topik ini
bertujuan untuk memberi panduan umum terkait kegiatan mahasiswa dalam melakukan
restrukturisasi komponen-komponen portofolio yang sudah ditabung sejak pertemuan pertama
kuliah. Portofolio yang dihasilkan adalah kumpulan hasil belajar selama satu semester untuk
menggambarkan learning progression Anda. Artefak pembelajaran yang sudah dihasilkan
dikumpulkan dan direstrukturisasi menjadi sebuah portofolio.
Secara harfiah, restrukturisasi berarti penyusunan kembali objek-objek dengan tujuan
untuk mendapatkan struktur yang lebih baik. Tujuan dari melakukan restrukturisasi ini adalah
mahasiswa melakukan refleksi mengenai perkembangan diri selama proses belajar dalam
mata kuliah ini dan apakah selama proses pembelajaran ini telah menerapkan CT.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada topik ini dilakukan restrukturisasi portofolio sebagai Ujian Akhir Sementer. Sesuai
panduan, langkah pertama adalah pengumpulan artefak. Tabel hasil pengumpulan artefak
sebagai berikut:
Apakah artefak
No Topik Artefak portofolio tersedia?
(Y/T)
1 Pendalaman Hasil diskusi pada bagian
pemahaman CT Ruang Kolaborasi (dapat
Y
berupa slide
presentasi/laporan)
Feedback yang diberikan
kelompok lain pada saat Y
Demonstrasi Kontekstual.
Hasil refleksi yang
Y
diisikan pada Aksi Nyata
2 CT dalam Seluruh lembar kerja dan
Y
kurikulum pertanyaan reflektif
3 CT dalam proyek Lembar kerja mahasiswa
solving pada eksplorasi konsep Y
(02.04).
Hasil diskusi dan
penilaian pada ruang Y
kolaborasi
Hasil pada demonstrasi
Y
kontekstual
Lembar kerja pada
Y
koneksi antar materi
Hasil refleksi pada aksi
Y
nyata
4 CT dan proyek Hasil Lembar Kerja
Reflektif Individual Y
(01.03 dan 02.02)
Hasil kerja pada Ruang
Y
Kolaborasi
Feedback yang diberikan
dosen lain pada saat Y
Demonstrasi Kontekstual
Hasil refleksi yang
Y
diisikan pada Aksi Nyata
5 Integrasi CT dalam Hasil Lembar Kerja
Mata Pelajaran Reflektif Individual Y
(02.03)
Hasil kerja pada Ruang
Y
Kolaborasi
Feedback yang diberikan
dosen lain pada saat Y
Demonstrasi Kontekstual
Hasil lembar kerja pada
Y
Koneksi Antar Materi
Hasil refleksi dan RPP
Y
dari Aksi Nyata

Setelah dilakukan pengumpulan artefak, selanjutnya adalah merestruktursasi artefak


menjadi laporan dan infografis. Format laporan disepakati sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Isi
3. Penutup
Hal ini berlaku untuk setiap pertemuan yaitu dari pertemuan 1-16.
Adapun rincian topik pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:
 Pertemuan 1: Pengenalan Computational Thinking
 Pertemuan 2: Fondasi CT, Pembentukan disposisi CT
 Pertemuan 3: CT dalam kurikulum
 Pertemuan 4: CT dalam problem solving (Menyelesaikan persoalan sehari-hari
dengan CT)
 Pertemuan 5: Menyelesaikan soal literasi membaca, matematika, sains dan finansial
menggunakan CT (Topik 3. CT dalam problem solving)
 Pertemuan 6: Mengenali pola berpikir dalam menyelesaikan persoalan (problem
solving) dalam berbagai kasus
 Pertemuan 7: Mengenali pola berpikir dalam menyelesaikan persoalan (problem
solving) dalam berbagai kasus
 Pertemuan 8: UTS
 Pertemuan 9: CT dan Proyek (1)
 Pertemuan 10: CT dan Proyek (2)
 Pertemuan 11: CT dan Proyek (3)
 Pertemuan 12: CT dan Proyek (4) – Tantangan dan integrasi CT dalam STEM
 Pertemuan 13: Integrasi CT dalam mata pelajaran (1)
 Pertemuan 14: Integrasi CT dalam mata pelajaran (2)
 Pertemuan 15: Integrasi CT dalam mata pelajaran (3)
 Pertemuan 16: UAS
BAB III
PENUTUP
Adapun proses yang dilakukan untuk restrukturisasi adalah yang pertama
mengumpulkan artefak-artefak yang telah ditabung sejak pertemuan pertama, selanjutnya
membuat daftar list artefak pad tabel, jika ada maka dituliskan Y, jika tidak ada maka
dituliskan T. Dari tabel terlihat bahwa semua artefak telah lengkap dan terkumpul, dilanjutkan
dengan merubah struktur portofolio menjadi sebuah karya yang bisa dipamerkan. Hasil dari
restruktrisasi di upload di LMS.

LAMPIRAN
MODUL AJAR BIOLOGI FASE E
I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Penulis Modul
Kode Modul : IPA FASE D
Penyusun/Tahun : Computatonal Thinking Kelompok 4/2023
Identitas Penulis Modul :Mahasiswa PPG Prajabatan 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Kelas / Fase Capaian : VII / D
Elemen / Topik : Pemahan Biologi
Materi : Pencemaran Lingkungan
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : 2 x Pertemuan

B. Kompetensi Awal

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan, jenis-jenis


pencemaran lingkungan, faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan dan pengaruh
dan juga dampak pencemaran terhadap lingkungan.

C. Profil Pelajar Pancasila :

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia

2. Gotong royong

3. Bernalar kritis

4. kreatif

D. Sarana dan Prasarana : Sarana (Laptop, Smartphone, Proyektor,


Link Video Pembelajaran, Lembar Kerja Peserta
Didik danAlat Tulis).
Prasarana (Ruang Kelas, Lingkungan Sekitar).

E. Target Peserta Didik : Reguler


F. Model Pembelajaran : Problem Base Learning (PBL)
G. Metode Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi.

II. KOMPONEN INTI

A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis jenis pencemaran lingkungan dengan benar
melalui observasi lapangan
2. Peserta didik mampu menganalisis penyebab terjadinya pencemaran lingkungan
dengan tepat melalui observasi lapangan
3. Peserta didik mampu menganalisis dampak pencemaran lingkungan terhadap
kesehatan dengan tepat melalui kajian literatur
4. Peserta didik mampu merumuskan ide alternatif penanganan pencemaran
lingkungan dengan tepat melalui kegiatan diskusi dan kajian literatur.
5. Peserta didik mampu menyimpulkan upaya untuk menanggulangi pencemaran
lingkungan dengan tepat melalui kegiatan diskusi
B. Asesmen
1. Asesmen diagnostic (Pada awal pembelajaran)
2. Asesmen formatif (LKPD dan post test)
3. Rubrik penilaian sikap dan keterampilan

C. Pemahaman Bermakna
1. Peserta didik dapat memahami tentang pentingnya mempelajari pencemaran
yang sering terjadi di lingkungan sekitarnya
2. Peserta didik berorganisasi untuk memecahkan masalah dalam mencapai
suatutujuan
3. Melalui berpikir kritis dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
percaya diri yang kuat peserta didik

D. Pertanyaan Pemantik
Peserta didik diminta untuk mengingat kembali mengenai akibat kurangnya
kebersihan lingkungan seperti sampah yang telah dibuang yaitu sampah plastik seperti
botol minum dan lain sebaginya dan menjawab pertanyaan guru berupa “ Bagaimana
cara mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi produk yang berdaya jual tinggi?”

E. Perangkat Asesmen
A) Asesmen diagnostik
 Asesmen Diagnostik Non Kognitif

Teknik pelaksanaan dibahas Lisan


Tempat dan waktu pelaksanaan Di dalam kelas dan sebelum satu topik
(Capaian Pembelajaran)
Daftar pertanyaan Pertanyaan materi dasar:

1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?


2. Apakah kamu menyukai pelajaran ini?
3. Bagaimana perasaanmu saat belajar
di rumah?

 Asesmen Diagnostik Kognitif

Teknik pelaksanaan dibahas. Tertulis


Tempat dan waktu pelaksanaan Di dalam kelas dan sebelum satu topik
(Capaian Pembelajaran)
Topik yang perlu dikuasai peserta 1. Pencemaran lingkungan dan jenis-jenis
didik pencemaran lingkungan
Pengetahuan yang perlu dikuasai 1. Memahami konsep dasar pencemaran
dari jenjang sebelumnya. lingkungan, jenis-jenis, penyebab dan upaya
mengatasi pencemaran lingkungan

Daftar pertanyaan Pertanyaan materi dasar:


1. Deskripsikan mengenai pengertian
pencemaran dan lingkungan yang kalian
ketahui.
Pertanyaan sesuai topik pembelajaran:
1. Apa itu pencemaran lingkungan?
2. Ada berapa jenis pencemaran yangkalian
ketahui?

B) Asesmen formatif diberikan pada saat Post-test) :


No Tujuan Asesment CT
Pembelajaran
1 Peserta didik Berikut merupakan beberapa kasus yang sering terjadi pada
mampu lingkungan sekitar:
menganalisis jenis (1) Pembuangan air limbah ke (5) Pembuangan asap p
pencemaran sungai; pemukiman warga;
lingkungan dengan (2) Asap kendaraan bermotor; (6) Penggunaan CFC;
benar melalui (3) Penumpukan sampah di sungai; (7) Pembuangan sampa
observasi lapangan sembarangan.
No Tujuan Asesment CT
Pembelajaran
(4) Tanah gersang karena
penggunaan pupuk kimia;

Yang termasuk pencemaran air adalah …


A. (1), (3), dan (6)
B. (1), (4), dan (5)
C. (1), (3), dan (7)
D. (1), (3), dan (6)
E. (2), (7), dan (1)
Konsep CT : Analisis Data
2 Peserta didik
mampu
menganalisis
penyebab
terjadinya
pencemaran
lingkungan dengan
tepat melalui
Berdasarkan permasalahan diatas dapat diketahui bahwa salah
observasi lapangan
satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah………
A. Penggunaan air yang berlebihan
B. Padatnya pemukiman warga di daerah sekitar sungai
C. Pembuangan sampah ke sungai
D.Adanya eksploitasi air tanah sehingga lapisan tanah
menjadi tipis dan terjadi korosi
E. Banyaknya penggalian sumur menjadi sumber air
masyarakat
Konsep CT : Abstraksi

3 Peserta didik Sampah plastik selain mengurangi kemampuan daya dukung


mampu tanah, juga sulit terurai. Salah satu cara untuk mengatasi
merumuskan ide permasalahan tersebut yaitu…..
alternatif A. Melakukan penanaman pohon
penanganan B. Membuat cerobong asap
pencemaran C. Mendirikan pabrik jauh dari pemukiman warga
lingkungan dengan D. Mendaur ulang plastik menjadi barang layak
tepat melalui pakai lainnya
kegiatan diskusi E. Meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor
dan kajian Konsep CT: Dekomposisi
literatur.
4. Peserta didik 1. Ganguan Pernapasan,
mampu 2. ISPA,
menganalisis 3. Batuk
dampak 4. Asma,
pencemaran 5. Gangguan Paru-Paru
lingkungan 6. Gagal ginjal
terhadap kesehatan
No Tujuan Asesment CT
Pembelajaran
dengan tepat Dari data diatas dampak pencemaran udara bagi Kesehatan
melalui kajian yang benar adalah…..
literatur a. 1-3-2-6
b. 2-6-5-3
c. 1-2-3-4
d. 3-4-5-6
e. 1-2-4-5
Konsep CT: Dekomposisi dan Abstraksi
5. Peserta didik Berikut ini merupakan upaya dalam menanggulangi
mampu pencemaran lingkungan yang tepat, kecuali….
menyimpulkan a. Reuse, reduce, replay
upaya untuk b. Reduce, recovery, reuse
menanggulangi c. Reycle, reduce, reuse
pencemaran d. Reuse, reset, reycle
lingkungan dengan e. Reduce, Reycle, remin
tepat melalui Konsep CT: Dekomposisi dan Abstraksi
kegiatan diskusi

F. Kegiatan pembelajaran

Langkah-
Langkah Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Problem Based Waktu
Learning
Pendahuluan 15’
1. Guru membuka pelajaran dengan membaca salam dan
menanyakan kabar peserta didik.
2. Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar
3. Guru mengajak peserta didik berdoa.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Guru memfokuskan peserta didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
6. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran.
7. Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui
kompetensi awal siswa “Sebutkan jenis-jenis sampah
yang kamu ketahu”"? (Pengenalan pola)
8. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik :
“Bagaimana cara mengubah sampah yang tidak
bernilai menjadi produk yang berdaya jual tinggi”?
(algoritma)
9. Guru menjelaskan pola pembelajaran
10. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
pemahamanbermakna: “Terdapat tiga jenis pencemaran
yang dapat kita temui di lingkungan seperti pencemaran
air, udara, dan tanah.”
Kegiatan Inti 70’
Orient student 1. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan KSE
to the teknik STOP dengan tujuan untuk memfokuskan
peserta
problem didik.
(Orientasi 2. Guru menayangkan video pembelajaran mengenai
peserta
“Pencemaran Air yang terjadi akibat kegiatan rumah
didik kepada
tangga”.
masalah)
Konsep CT : Dekomposisi & Abstraksi
3. Guru meminta peserta didik untuk menganalisis
video pembelajaran yang ditayangkan.
4. Guru memperlihatkan masalah yang ada pada LKPD
(real word problem).
Konsep CT : Dekomposisi & Abstraksi
5. Peserta didik mengajukan pertanyaan/masalah yang
ingin mereka ketahui sebanyak mungkin
berdasarkan hasil analisis real word problem
(diharapkan fokus pada materi pembelajaran tentang
sumber, jenis dampak dan solusi pencemaran
lingkungan), dan mempersilahkan pesertadidik lain
untuk menjawab.
6. Guru meluruskan dan memperbaiki jawaban yang
diberikan peserta didik.
Organize FASE DIFERENSIASI PROSES
students for 1. Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok
study  1 kelompok visual
(Mengorganisa
 1 kelompok kinestetik
sikan
peserta didik  1 kelompok auditori
untuk belajar) 2. Guru melakukan KSE Fokus untuk memfokuskan
perhatian peserta didik ke materi pembelajaran (KSE
Fokus yang digunakan “Clue mata pelajaran Biologi”).
3. Guru membagian LKPD kesetiap kelompok (soal LKPD
didasarkan pada gaya belajar masing-masing
kelompok).
4. Guru meminta peserta didik untuk bekerja sama
dengan teman kelompok dalam penyelesaikn LKPD.
Assist Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
independent Pengenalan Pola
and 5. Guru membimbing peserta didik dalam dalam
group berdiskusi untuk melakukan observasi lapangan dalam
investigation rangka memecahkan masalahyang ada di LKPD.
(Membimbing
6. Guru membimbing peserta didik terkait teknis observasi
penyelidikan
kelompok) lapangan yang dilakukan
7. Guru memberitahu peserta didik untuk menggunakan
sumber/referensi lain selain dari buku paket
8. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab LKPD dari buku maupun internet.
9. Peserta didik berdiskusi untuk bertukar pendapat.
Develop and Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
present Pengenalan Pola
artifact and 1. Peserta didik memverifikasi hasil yang telah didapatkan
exhibits 2. Guru meminta semua kelompok untuk bermusyawarah
(Mengembangk
untuk menentukan perwakilan kelompok dari masing-
an dan
menyajikan masing gaya belajar untuk mempresentasikan
hasil karya) (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas.
3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok
penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil
diskusi kelompoknya. Apabila ada lebih dari satu
kelompok, maka guru meminta peserta didik
bermusyawarah menentukan urutan penyajian.
4. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk memberikan tanggapan, pertanyaan kepada
kelompok yang mempresentasikan dan ditanggapi oleh
kelompok yang presentasi.
Analyze and Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
evaluating the Pengenalan Pola
problemsolving 1. Guru memberikan tanggapan dan masukan pada setiap
process kelompok.
(Menganalisa 2. Guru menjelaskan konsep yang belum dipahami terkait
dan materi pembelajaran.
mengevaluasi 3. Guru mengajak semua peserta didik untuk bertepuk
proses tangan sebagai bentuk penghargaan atas pembelajaran
pemecahan yang dilakukan hari ini.
masalah
Penutup 20’
Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
Pengenalan Pola
1. Guru memberikan umpan balik berupa reward kepada
kelompok Terbaik.
2. Resume, guru membimbing Peserta didik
menyimpulkan pelajaran dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik terlebih dahulu untuk
menyampaikannya.
3. Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk
membuat produk yang berkaitan dengan materi pada
masing-masing kelompok sesuai dengan gaya
belajarnya.
• Kelompok visual diberi tugas membuat poster
mengenai materi pembelajaran.
• Kelompok auditor diberi tugas membuat video
mengenai materi pembelajaran.
• Kelompok kinestetik diberi tugas untuk
melakukan demonstrasi terhadap materi.
4. Guru menampilkan video singkat untuk melakukan
penanaman karakter pada peserta didik.
5. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya
dan meminta peserta didik untuk membuat ringkasan
materi untuk pembelajaran yang akan datang.
7. Guru mengucapkan salam sagai penutup pertemuan.

G. Refleksi

Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan mengevaluasi pembelajaran yang
telah berlangsung. Hal yang dilakukan dengan melihat apakah penyampaian guru
telah diterima dengan baik atau tidak. Selain itu, pertanyaan yang diberikan dijawab
dengan benar atau tidak oleh peserta didik. Guru dapat melakukan hasil refleksi
dengan melihat apakah yang guru lakukan selama kelas berlangsung telah sesuai
dengan rancangan kegiatan atau ada yang perlu diperbaiki.
LAMPIRAN

A. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)


Analisis Pencemaran

Lingkungan di Sekolah

Nama :…………………………………………………………

Kelompok :…………………………………………………………

Anggota Kelompok :…………………………………………………………

:…………………………………………………………

:…………………………………………………………

:…………………………………………………………

Hari/Tanggal :…………………………………………………………
Unplugeed Activity

Fondasi : Dekomposisi dan Abstraksi

1. Dari penjelasan diatas, lingkungan seperti apa yang dapat bedampak buruk pada
kesehatan?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan pengetahuanmu terkait jenis-jenis pencemaran dan dampaknya?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
Untuk membantu Anda mengidentifikasi sumber masalah yang ada di real word
problem lakukanlah proyek lapangan berikut!
MARI BEREKSPLORASI…
1. Tujuan Proyek Lapangan
Tuliskan tujuan proyek yang akan anda lakukan!

2. Hipotesis
Tuliskan hipotesis Anda mengenai bentuk dan penyebab pencemaran lingkungan di
sekolahmu!

3. Alat dan Bahan


Tentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan proyek sesuai dengan real
world problem diatas.

Fondasi : Dekomposisi, Abstraksi, Pengenalan Pola, Algoritma.

4. Langkah Observasi Proyek Lapangan


Instruksi Observasi Proyek Lapangan
:
 Sesuai undian yang dilakukan dikelas masing-masing kelompok menganalisis
fenomena yang ditemui pada tiap-tiap post yang telah ditentukan.
 Analisislah sumber pencemaran, jenis pencemaran, dampak pencemaran,
alternatif penanganan pencemaran yang ditemukan.
 Setiap kelompok diberi waktu selama 10 menit untuk menganalisis keadaan yang
ditemuai pada tiap-tiap pos.
 Peserta didik tidak diperkenankan Kembali ke post sebelumnya untuk
pengambilan informasi dan data.
 Pos 1 = Kantin, Pos 2 = Tempat Pembuangan Sampah Sekolah, Pos 3 = jalan raya
didepan sekolah
Rute Perpindahan

Rute : Pos 1 – Pos 2 – Pos

3 Rute : Pos 2 – Pos 3 –

Pos 1 Rute : Pos 3 – Pos 1

– Pos 2

Fondasi : Dekomposisi, Abstraksi, Pengenalan Pola, Algoritma.

5. Berdasarkan permasalahan diatas, tuliskan data informasi yang anda peroleh terkait
sumber pencemaran, jenis pencemaran, dampak pencemaran, alternatif penanganan
pencemaran yang ditemukan pada table. (Secara mandiri buatlah table pada lembar
dibawah ini)
Thinkering Activity

6. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah diatas, rumuskan hambatan dan peluang


implementasi dari ide yang anda rumuskan. Sajikan rumusan tersebut dalam table!

Remixing Activity

7. Presentasikan hasil pengamatan dan ide alternatif penyelesaian masalah dari hasil
pengamtan di depan kelas. Catatlah hasil perbedaan yang kamu temukan dari
kelompok lain. Tinjau kelemahan dan kelebihan ide alternatif rancangan. Sajikan
analisis tersebut dalam sebuah table!
8. Buatlah kesimpulan dari hasil proyek yang telah kalian lakukan dengan penyelesaian
masalah yang ada dalam real world problem.

Penjelasan Rancangan

Alat dan Bahan

Sketsa Rancangan (jika di dibutuhkan)


Implikasi dalam kehidupan
A. Bahan bacaan

1. Perubahan Lingkungan

Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang


mendukung kehidupan serta proses-proses yang terlibat dalam aliran energi dan
siklus materi. Karenanya keseimbangan lingkungan secara alami dapat
berlangsung apabila komponen yang terlibat dalam interaksi dapat berperan
sesuai kondisi keseimbangan serta berlangsungnya aliran energi dan siklus
biogeokimia.
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa
pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang
dapat menyebabkan putusnya rantai makanan dalam ekosistem di lingkungan
itu.
Lingkungan yang seimbang memiliki daya lenting dan daya dukung yang
tingi. Daya lenting adalah daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang.
Daya dukung adalah kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan
sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di
dalamnya. Keseimbangan Iingkungan ini ditentukan oleh seimbangnya energi
yang masuk dan energi yang digunakan, seimbangnya antara bahan makanan
yang terbentuk dengan yang digunakan, seimbangnya antarafaktor-faktor
abiotik dengan faktor-faktor biotik. Gangguan terhadap salah satu faktor dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Kegiatan pembangunan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusiasering menimbulkan perubahan
lingkungan. Perubahan tersebut menjadikan kerusakan lingkungan yang
terkadang dalam taraf yang sudah mengkawatirkan. Perubahan lingkungan
akibat pencemaran lingkungan saat ini sudah menjadi isu lokal, nasional dan
global.
Perubahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan lingkungan bisa
terjadi karena faktor alam maupun faktor manusia.
a) Kerusakan Lingkungan Karena Faktor Manusia
Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau
kebutuhan lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Semakin banyak jumlah
manusia, semakin banyak pula sumber daya alam yang digali. Dalam proses
pengambilan, pengolahan, dan pemanfaatan sumberdaya alam terdapat zat sisa
yang tidak digunakan oleh manusia. Sisa-sisa tersebut dibuang karena
dianggap tidak ada manfaatnya lagi. Proses pembuangan yang tidak sesuai
dengan mestinya akan mencemari perairan, udara, dan daratan. Sehingga lama-
kelamaan lingkungan menjadi rusak.
Kerusakan lingkungan yang di akibatkan pencemaran terjadi dimana-mana
berdampak pada menurunya kemampuan kungan menimbulkan dampak buruk
bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Beberapa kegiatan manusia
yang dapat meneyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yaitu:
1) Penebangan hutan
2) Penambangan liar
3) Pembangunan perumahan
4) Penerapan intensifikasi pertanian

Gambar Kerusakan lingkungan karena penebangan liar


Sumber: kompasiana.com
b) Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam
Sadar atau tidak lingkungan yang kita tempati sebenarnya selalu berubah.
Pada awal pembentukannya bumi sangat panas seehingga tidak ada satupun
bentuk kehidupan yang berada didalamnya.namun dalam jangka waktu yang
sangat lamadan berangsur-angsur lingkungan bumi berbah menjadi
lingkungan yang memungkinkan adanya bentuk kehidupan. Perubahan
lingkungan itu terjadi karena adanya faktor-faktor alam. Beberapa faktor
alam yang dapat mempengaruhi berubahnya kondisi lingkungan antara lain
bencana alam, seperti gunung meletus, tsunami, tanah longsor, banjir, dan
kebakaran hutan.
2. Pencemaran lingkungan
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Menurunnya kualitas lingkungan terlihat dari melemahnya fungsi atau
menjadi kurang dan tidak sesuai lagi dengan kegunaannya, berkurangnya
pertumbuhan serta menurunnya kemampuan reproduksi. Pada akhirnya ada
kemungkinan terjadinya kematian pada organisme hidup dalam lingkungan
tersebut. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut dengan
polutan atau bahan pencemar. Syarat-syarat suatu zat dapat disebut polutan
adalah jika keberadaannya dapat merugikan mahluk hidup karena jumlahnya
melebihi batas normal, berada pada waktu yang tidak tepat, atau berada pada
tempat yang tidaktepat.
Bahan pencemar yang umumnya merusak lingkungan berupa limbah.
Limbah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya dapat berdampak
negatif bagi lingkungan. Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dapat
dikategorikan kedalam dua macam, yaitu bahan pencemar yang dapat
terdegradasi atau teruraikan (biodegradabel) dan bahan pencemar yang tidak
dapat terdegradasi (non biodegradabel). Biodegradabel adalah limbah yang
dapat diuraikan atau didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh
dekomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia,
contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan, daun, dan ranting.
Sedangkan nonbiodegradabel adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara
alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini di alam sangat
membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik. Untuk
menanggulangi menumpuknya sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk
dapat menanggulangi hal tersebut seperti proses daur ulang menjadi produk
tertentu yang bermanfaat.
Berdasarkan tempat terjadinya pencemaran dibedakan menjadi:
a. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempatpenampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
masuknyaorganisme atau zat tertentu yang menyebabkan menurunya kualitas
air tersebut. Cottam (1969) mengemukakan bahwa pencemaran air adalah
bertambahnya suatu material atau bahan dan setiap tindakan manusia yang
mempengaruhi kondisi perairan sehingga mengurangi atau merusak daya
guna perairan. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan
air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Air
merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia.
Untuk dapat dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun
biologis. Akan tetapi apabila air tersebut tidak baik dan tidak layak untuk
dikonsumsi, maka air tersebut bisa dikatakan tercemar.
Penyebab pencemaran air diantaranya:
1. Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
2. Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) kesungai, seperti air
cucian, air kamar mandi.
3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
4. Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanahke perairan.
5. Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
6. Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
7. Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak
lepas pantai.

Gambar Pencemaran air karena sampah


Sumber: environmental-damage.blogspot.com
b. Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan
komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup
lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 %
Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon;0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan
sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH 4) dan Hidrogen (H2).
Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila
komposisinya seperti tersebut diatas dan seimbang. Sedangkan apabila
terjadi penambahan
gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut,
maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi. Adapun beberapa jenis bahan
yang dapat mencemari udara yakni Karbon monoksida (CO), Nitrogen
dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon dioksida (CO2), Ozon (O3),
Benda Partikulat (PM), Timah (Pb) dan HydroCarbon (HC).
Akibat aktifitas perubahan manusia, udara seringkali menurun kualitasnya.
Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-
sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun
penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang
lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan
untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat
dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan.
Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau
angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Pencemaran udara dapat diklasifikasikan kedalam 2 macam, yaitu pencemaran
primer dan pencemaran sekunder.
1) Pencemar primer
Pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara,
diantaranya kendaraan bermotor dan aktifitas mesin pembakaran pada
pabrik-pabrik penghasil sulfur monoksida dan karbon monoksida akibat
dari proses pembakaran yang tidak lengkap.
2) Pencemar sekunder
Pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di
atmosfer. Contohnya gabungan sulfur dioksida,sulfur monoksida dan wap
air akan menghasilkan asid sulfuric. Tindak balas antara pencemar primer
dengan gas terampai di atmosfera akan menghasilkan peroksid asetil nirat
(PAN). Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan
menghasilkan asam sulfurik.
Beberapa kegiatan yang dapat menimbulkan polusi udara diantaranya berikut
ini:
1) Asap dari cerobong pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran atau
kebakaran hutan, asap rokok, yang membebaskan CO dan CO2 ke udara.
2) Asap vulkanik dari aktivitas gunung berapi dan asap letusan gunung
berapi yang menebarkan partikelpartikel debu ke udara. Bahan dan
partikel-partikel radioaktif dari bom atom atau percobaan nuklir yang
membebaskan partikelpartikel debu radioaktif ke udara. Asap dari
pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik yang
membebaskan partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur.
3) Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran mesin
pendingin ruangan, kulkas, AC mobil.

c. Pencemaran tanah
1. membebaskan partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur.
2. Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran mesin
pendingin ruangan, kulkas, AC mobil.

Gambar Pencemaran udara karea aktifitas industri

Sumber: nationalgeographic.grid.id

Pencemaran darat atau tanah adalah semua keadaan dimana polutan masuk
kedalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut.
Dimana Polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia,
debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme. Sebelum adanya kemajuan
teknologi dan industri manusia hanya membuang sampah dan limbah organik.
Sampah atau limbah tersebut mudah diurai oleh mikroorganisme sehingga
menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Namun, dewasa
ini perkembangan teknologi dan industri sangat pesat berkembang. Dan
sampah serta limbah yang dibuang bukan hanya sampah organik, melaikan
sampah organik juga. Sampah organik sangat sulit untuk diurai oleh
mikroorganisme, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk hancur dan
menyatu kembali dengan alam. Contoh sederhana sampah anorganik yaitu
plastik yang dapat terurai dalam waktu 240 tahun, sedangkan sampah kaleng
yang terbuat dari alumunium memerlukan waktu 500 tahun untuk dapat
diuraikan.

Menurut sumbernya, penyebab pencemaran tanah dibagi menjadi 3 golongan


yaitu, limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian.
1) Limbah domestik. Limbah jenis ini berasal dari pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain. Kebanyakan
limbah domestik merupakan sampah basah atau organik yang mudah
diurai.
2) Limbah industri, yaitu limbah padat hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya
sisa pengolahanpabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dll.
3) Limbah pertanian, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas
hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan
organisme lainnya.

3. Jenis-jenis Limbah

Berdasarkan sifatnya limbah digolongkan menjadi 5, yaitu:


1) Limbah cair
Limbah cair mengacu pada semua lemak, minyak, lumpur, air pencuci, limbah
deterjen, dan air kotor yang telah dibuang. Mereka berbahaya dan beracun
bagi lingkungan kita dan ditemukan di industri maupun rumah tangga. Air
limbah, demikian sering disebut, adalah segala limbah yang ada dalam
bentuk cair.
2) Limbah padat
Limbah padat adalah semua sisa sampah padat, lumpur, dan yang ditemukan
di rumah tangga Anda dan lokasi industri dan komersial. Lima jenis utama
sampah padat adalah:
- Kaca dan Keramik, adalah bahan kaca dan keramik yang diproduksi
oleh perusahaan untuk kebutuhan sehari-hari. Cara mengelolanya yang
benar di sini adalah Anda harus membuangnya dengan benar supaya
bisa di daur ulang.
- Sampah plastic, adalah segala wadah, botol, dan tas yang ditemukan di
perusahaan dan rumah. Plastik tidak dapat terurai secara hayati, dan
sebagian besar tidak dapat didaur ulang. Jangan mencampur sampah
plastik dengan sampah biasa. Dan kurangi penggunaannya.
- Sampah kertas, adalah limbah dari semua surat kabar, bahan kemasan,
kardus, dan produk kertas lainnya. Kertas dapat didaur ulang. Penting
untuk bisa memisahkan dari sampah kotor lainnya yang bisa
membuatnya rusak.
- Logam dan Kaleng, mudah ditemukan di sekitar kita karena kaleng dan
logam di rumah dipakai untuk wadah makanan dan bahan rumah tangga
dibuat dari keduanya. Sebagian besar logam dapat didaur ulang, jadi bisa
memisahkannya dari sampah lain dan membawanya ke tempat daur
ulang.
3) Limbah organik
Sampah organik mengacu pada limbah daging, kebun, dan makanan
busuk. Jenis sampah ini banyak ditemukan di rumah-rumah. Seiring
waktu, mereka terurai dan berubah menjadi kotoran oleh mikroorganisme.
4) Limbah daur ulang
Semua barang yang dibuang seperti logam, furnitur, sampah organik yang
dapat didaur ulang termasuk dalam kategori ini.
5) Limbah berbahaya
Limbah berbahaya mencakup bahan yang mudah terbakar, korosif,
beracun, dan reaktif. Singkatnya, mereka adalah limbah yang
menimbulkan ancaman signifikan atau potensial bagi lingkungan kita.
Jenis limbah berbahaya khusus meliputi:
- E-waste: adalah limbah dari peralatan listrik dan elektronik seperti
komputer, telepon, dan peralatan rumah tangga. Limbah elektronik
umumnya digolongkan berbahaya karena mengandung komponen
beracun, misalnya PCB dan berbagai logam).
- Limbah medis: berasal dari sistem perawatan kesehatan manusia dan
hewan dan biasanya terdiri dari obat-obatan, bahan kimia, farmasi,
perban, peralatan medis bekas, cairan tubuh dan bagian-bagian tubuh.
Limbah medis dapat menular, beracun atau radioaktif atau
mengandung bakteri dan mikroorganisme berbahaya (termasuk yang
kebal obat).
- Limbah radioaktif: mengandung bahan radioaktif. Pengelolaan
limbah radioaktif berbeda secara signifikan dari limbah lainnya.
4. Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan

Dalam etika lingkungan, pelestarian lingkungan dilakukan agar tercipta


keseimbangan antara perkembangan peradaban manusia dengan pemeliharaan
lingkungan. Usa tersebut dilakukan dengan konservasi, pengolahan dan daur ulang
limbah, serta penggunaan bahan kimia berbahaya sesuai dosis dan peruntuknnya.
Konservasi adalah usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharuisumber
daya alam. Beberapa contoh konservasi lingkungan antara lain:
1. Konservasi sumber daya alam hayati: perlindungan tempat hidup satwa
melaluitaman nasional.
2. Konservasi tanah: reboisasi, pembuatan sengkedan, dan rotasi tanaman.
3. Konservasi hutan: peraturan penebangan hutan.
Gambar konservasi energi

Selama ini aktivitas manusia telah menimbulkan banyak kerusakan dan


pencemaran lingkungan. Bahkan para ahli ekologi memperkirakan bahwa kita
akan makin banyak membuat kerusakan dan pencemaran lingkungan yang
tidak dapat diperbaiki. Pada dasarnya terdapat tiga cara yang dapat dilakukan
manusia untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran serta untuk
melestarikan lingkungan, yaitu secara administratif, secara teknologis, dan
secara edukatif/ pendidikan.
a. Penanggulangan secara administratif
Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan
merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan
atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain
sebagai berikut :
1) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat
mencemari lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan
sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC
sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon
di stratofer.
2) Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan
gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari
zat-zat yang membahayakan lingkungan.
3) Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat
tertentu yang jauh dari pemukiman.
4) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri
5) Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan
baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku
mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar
bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam
buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar,
misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada
pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang
melebihi standar baku mutu.
b. Penanggulangan secara teknologis
Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya
menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya
terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat
tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan
insenerator.
c. Penanggulangan secara Edukatif
Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur
pendidikan baik formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal,
disekolah dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang
lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan
Pendidikan agama. Melalui jalur pelestarian lingkungan dan pencegahan
serta penanggulangan pencemaran lingkungan.
5. Pemanfaatan Limbah
a) Pemanfaatan limbah organik
Limbah organik merupakan sisa bahan hidup seperti sampah daun, kertas,
kulit, kotoran hewan, dll. Karena tersusun atas bahan-bahan organik limbah
jenis ini dapat mudah diuraikan oleh oraganisme pengurai. Meskipun begitu,
sebenarnya limbah-limbah organik masih dpat dimanfaatkan kembali (reuse)
baik dengan cara di daur ulang (recycle) maupun tanpa didaur ulang.
- Dengan daur Ulang
Limbah-limbah organik tertentu, seperti sampah sayuran, sampah daun atau
sampah ranting dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang,
misalnya menjadi pupuk kompos. Selain itu, kertas bekas juga dapat didaur
ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu, kertas koran, dan kertas tulis.
- Tanpa Daur Ulang
Tidak semua limbah organik padat harus didaur ulang terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan kembali. Beberapa limbah pada tersebut antara
lain:
1) Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal,
meja,atau kursi.
2) Serbuk gregaji kayu dapat digunakan sebagi media tanam jamur.
3) Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan.
b) Pemanfaatan limbah anorganik
Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahn tak hidup
atau bahan sintetis seperti minyak bumi, sisa-sisa bahan kimia, kaleng
alumunium, kasa dan besi. sama halnya seperti limbah organik, pada limbah
anorganikpun dapat dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang atau
tanpa didaur ulang.
- Dengan Daur Ulang
Beberapa limbah anorganik seperti kaleng, alumunium, baja, pecahan
botol, toples, kaca, serta botol gelas dapat dilebur dan diolah kembali.
- Tanpa Daur Ulang
Beberapa limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui
proses daur ulang, yaitu dengan dijadikan berang-barang yang terkadang
memiliki harga jual tinggi .contohnya botol dan gelas plastik bekas
kemasan air mineral dijadikan mainan anak-anak, pot tanaman, atau
hiasan. Begitupun dengan pecahan kaca yang dapat dijadikan hiasan
dinding atau lukisan.
Utuk limbah dari bahan berbahaya dan beracun atau yang disingkat dengan
B3, sebagai sisa atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi dengan
kandungan bahan berbahaya dan beracun karena memiliki jumlah dan
konsentrasi toxicity, reactivity, flammability dan corrosivity yang mampu
mencemari dan merusak lingkungan, serta membahayakan kesehatan
manusia. Karena keberadaannya yang mengancam ekosistem di sekitarnya,
limbah B3 harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak dan
membahayakan.
Kurang tepat jika beranggapan limbah B3 dapat ditimbun, dibuang, atau
dibakar begitu saja. Pengelolaan limbah B3 membutuhkan penanganan
khusus dibandingkan limbah yang lain agar bisa mengurangi bahkan
menghilangkan kadar racun didalamnya. Adapun metode pengelolaan
limbah B3 yang umum digunakan dan terbukti efektif dalam mencegah
resiko terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Metode
pengelolaanya dilakukan dengan:
1) Pengelolaan Limbah B3 secara fisik
Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metodde yang
berbeda. Sesuaikan dengan karakteristik limbah dan lingkungan Anda
dalam memilih metode yang digunakan untuk pengelolaan limbah B3.
a) Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa, adsorpsi,
electrodialisa, kristalisasi, leaching, solvent extraction, dan reverse
osmosis.

b) Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi thickening,


sedimentasi, floatasi, filtrasi, koagulasi, sentrifugasi, dan
klarifikasi
c) Membersihkan gas, meliputi wet scrubbing, elektrostatik
presipitator, adsorpsi karbon aktif, dan penyaringan partikel.
2) Pengelolaan Limbah B3 secara kimia
Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi
atau solidifikasi, reduksi—oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion,
pengendapan, elektrolisasi, dan netralisasi.
Secara keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia
yang paling umum digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi.
Sebuah
proses yang memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan
bentuk fisik melalui tambahan senyawa pereaksi atau bahan peningkat
tertentu yang bisa digunakan untuk membatasi dan memperkecil
pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah. Proses ini
biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik, kapur (CaOH2),
serta semen.
3) Pengelolaan Limbah B3 secara biologi
Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan sebutan
viktoremediasi serta bioremediasi. Vitoremediasi merupakan
penggunaan tumbuhan dalam proses akumulasi serta absorpsi berbagai
bahan beracun dan berbahaya dari tanah. Sementara bioremediasi ialah
penggunaan jenis mikroorganisme dan bakteri sebagai bahan untuk
mengurai atau mendegradasi limbah B3. Kedua proses tersebut tak
kalah efektif untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan
oleh limbah B3. Apalagi biaya yang dibutuhkan lebih terjangkau jika
dibandingkan dengan metode fisik dan kimia, meski secara praktis
metode biologi juga memiliki kelemahan akibat prosedur alaminya.
Jika dipakai untuk pengelolaan limbah B3 dalam jumlah besar, waktu
yang dibutuhkan lebih lama. Serta penggunaan makhluk hidup di
dalam proses biologi juga beresiko membawa berbagai senyawa
beracun yang dibawa ke dalam rantai makanan ekosistem.

6. Etika Lingkungan

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan berupa derajat,
kecerdasan, budaya, dan keyakinan terhadap penciptanya. Seiring dengan
perkembangan teknologi memang telah berhasil membawa manusia untuk
menaklukkan dan merajai bumi. Bila manusia mempunyai pandangan seperti
kalimat diatas, akan terjadilah pengeksploitasian sumber daya alam baik hayati
maupun non-hayati. Hal ini menandakan manusia bukan merupakan bagian dari
lingkungan dan hal ini akan menyebabkan bencana dari alam itu sendiri.
Oleh karena itu, supaya tidak terjadi bencana alam diterapkan etika
lingkungan, dimana manusia mempunyai tanggung jawab dan kewajiban
melestarikan keseimbangan lingkungan baik lingkungan biotik maupun
lingkungan abiotik. Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran
serta lingkungan. Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan,
bersama-sama dengan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi
satu mata rantaiyang tidak akan terpisah. Untuk itulah, manusia harus
memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan tetap lestari.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan pengelolaan terpadu dalam


pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemuliaan,
dan pengembangan lingkungan hidup.

Agar tujuan tersebut dapat tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai


tujuan pembangunan manusia seutuhnya.

2) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana agar seluruh


sumber daya alam digunakan oleh kepentingan orang banyak seproduktif
mungkin dan menekan pemborosan seminimal mungkin.

3) Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, oleh sebab itu


pengembangan sumber daya alam senantiasa harus disertai dengan usaha
memelihara kelestarian tata lingkungan.

4) Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan


generasi sekarang dan mendatang.

Manusia adalah komponen biotik yang memiliki pengaruh ekologi terkuat


di biosfer bumi. Dengan ilmu dan teknologinya, manusia berpengaruh besar
untuk memusnahkan maupun meningkatkan ekosistem.
GLOSARIUM

Abiotik : Komponen ekosistem dari benda mati.


Biotik : Komponen ekosistem dari mahluk hidup.
Biodegradable : Bahan pencemar yang dapat terdegradasi atau teruraikan.
B3 : Limbah dari bahan berbahaya dan beracun, misalnya merkuri, timbal.
CFC : Chloro Fluoro Carbon, atau sering disebut gas freon yang berasal dari
kebocoran mesin pendingin ruangan, kulkas, AC mobil.
Daya lenting : Kemampuan lingkungan untuk pulih kembali ke keadaanseimbang.
E-waste : Limbah dari peralatan listrik dan elektronik.
Daya dukung : Kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan.
DDT : Dikloro Difenil Trikloroetana, pestisida yang sering digunakan oleh
petani untuk memberantas hama tanaman.
Global warming : Pemanasan global akibat.

Insenerator : Tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi
sehingga tidak membuang asap.
Konservasi : Usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharuisumber daya
alam.
Mikroorganisme : Mahluk hidup renik yang tidak dapat dilihat tanpa bantuanmikroskop.
Pencemaran : Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya.
Reuse : Pemanfaat kembali limbah.
Recycle : Mendaur ulang limbah.
Vulkanik : Aktifitas gunung berapi
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Moch & Djoko Martono, 2009, Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-
Madrasah Aliyah (MA). Jakarta : Pusat Perbukuan.

Endah S. dkk., 2013, Buku Guru Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, Klaten,
Intan Pariwara.

Irnaningtyas, 2010,. Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI . Jakarta : Erlangga.

Priadi, Aris., 2009, Biology 1 For Senor High School Year X, Yudhistira.

Sri Pujiyanto,dkk., 2016, Buku siswa Menjelajah Dunia Biologi kelas X SMA/MA.Penerbit
Tiga Serangkai.

Yusa, Manickam B., 2013. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 Untuk Kelas X SMA/MA
Peminatan MIPA, Bandung: Grafindo Media Tama.
Nama :…………………………………………………………

Kelompok :…………………………………………………………
Anggota Kelompok :…………………………………………………………
:…………………………………………………………
:…………………………………………………………
:…………………………………………………………
Hari/Tanggal :…………………………………………………………
Real World Problem

A. Asking Questions and Defining Problems


3. Berdasarkan permasalahan diatas, tuliskan hal-hal ingin anda ketahui dalam
bentuk pertanyaan?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

4. Dari penjelasan diatas, faktor-faktor apa sajakan yang mempengaruhi suhu udara
suatu tempat?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
B. Developing and Using Models
1. Berdasarkan permasalahan diatas, analisislah masalah dan berikan alternative
penyelesaian masalah dari identifikasi yang anda lakukan.
Sumber Masalah Alternatif
penyelesaian masalah

2. Dari alternatif pemecahan masalah yang anda rumuskan tentukan manakah yang akan
anda gunakan untuk memecahkan masalah dan tentukan spesifikasi peralatan apa
saja yang sekiranya dibutuhkan untuk mewujudkan pemecahan masalah tersebut?

C. Planning and Carrying Out Investigations


Untuk membantu Anda menemukan ide pemecahan masalah diatas , maka Anda harus
melakukan proyek untuk mengetahui keabsahan rumusan penyelesaian yang anda
ajukan

MARI BEREKSPLORASI…
9. Tujuan Proyek
Tuliskan tujuan proyek yang akan anda lakukan!

10. Hipotesis
Tuliskan hipotesis Anda mengenai rancangan yang Anda ajukan!
11. Alat dan Bahan
Tentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan proyek sesuai dengan real
world problem diatas.

12. Langkah Percobaan


Tuliskan langkah proyek yang akan anda lakukan.
13. Sketsa Rangkaian Proyek
Gambarkan sketsa rangkaian proyek yang akan anda lakukan.

14. Analyzing and Interpreting Data


Jelaskan hasil dan prinsip kerja proyek yang anda lakukan dalam bentuk deskripsi !
Obtaining, Evaluating, and Communicating Information, Komunikasi (CT)
Buatlah tabel hasil pengamatan dan tuliskan data percobaan yang telah anda lakukan pada
tabel hasil pengamatan dibawah ini !

Tabel 1. Percobaan 1. Jumlah Es Tetap (5 cube)


No. Tegangan (V) Suhu ( OC )

1. 1.5

2. 3

3. 6

4. 9

Tabel 2. Percobaan 2. Jumlah Tegangan Tetap (9 V)


No. Jumlah Es (Cube Suhu ( OC )

1. 3

2. 5

3. 7

4. 9

Berdasarkan table 1, Bagaimana hubungan antara tegangan baterai terhadap suhu yang
terukur pada termometer?
Berdasarkan table 2, Bagaimana hubungan jumlah es terhadap suhu yang terukur pada
termometer?

Buatlah grafik hubungan antara tegangan baterai dan suhu yang terukur pada termometer
dari data hasil percobaan yang telah dilaksanakan?
Contoh Grafik Percobaan I

Penjelasan dari grafik:


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Buatlah grafik hubungan hubungan jumlah es terhadap suhu yang terukur pada
termometer dari data hasil percobaan yang telah dilaksanakan?

Contoh Grafik Percobaan 2. Hubungan jumlah es terhadap suhu


Penjelasan dari grafik:
…………………………………………………………………………………………………
………………………………...………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………...………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………...……………………………………………………………….
Conditional Logic
Dari grafik percobaan 1 interpretasi conditional logicnya berupa:
“Dengan alat air cooler sederhana menggunakan tegangan 9 Volt, maka suhu dalam
ruang tertentu yang mungkin terukur sekitar 15 oC. Dari data ini, jika kita ingin
membuat rekayasa suhu sebagaimana project “rekayasa suhu di area class meeting”
dapat digunakan sebagai dasar penentuan jumlah es dan tegangan. Caranya kita
skalakan data hasil percobaan dengan tegangan, jumlah es secara nyata.

Luas area percobaan


Skala (S) =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑐𝑙𝑎𝑠𝑠 𝑚𝑒𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔

Engaging in Argument from Evidence


Buatlah kesimpulan dari hasil proyek yang telah kalian lakukan dengan penyelesaian
masalah yang ada dalam real world problem.

Penjelasan Rancangan

Alat dan Bahan


Sketsa Rancangan Air Cooler untuk area class meeting

Implikasi dalam kehidupan

Constructing Explanations and Designing Solutions


Berdasarkan proyek yang telah dilakukan analisislah, kelebihan kendala dan kekurangan
alat tersebut secara rinci dan tuliskan pula Langkah tindak lanjutnya
Kendala Proses Kekurang Alat Kelebihan Alat Tindak Lanjut
Pengerjaan

Anda mungkin juga menyukai