BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASA
N
Computational thinking merupakan pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah dengan 4 fondasi yaitu :
1. Decomposition
adalah keterampilan seseorang dalam menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah
menjadi sub-bab atau bagian-bagian yang sederhana atau lebih agar dapat dengan
mudah diidentifikasi informasi-informasi penting guna merumuskan alternatif
masalah yang bisa diajukan
2. Pattern recognition
Merupakan keterampilan untuk mengidentifikasi pola-pola tertentu baik itu
persamaan, perbedaan, bentuk dari informasi yang didapat pada tahap decomposition,
3. Abstraction, merupakan keterampilan mengeneralisir pola-pola yang didapat dari
tahap pattern recognition, yang kemudian dijadikan dasar dalam perumusan alternatif
pemecahan masalah /solusi
4. Algorithms, merupakan keterampilan menjabarkan alternatif pemecahan
masalah/solusi kedalam langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis.
BAB III
PENUTUP
Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan teknik cara berpikir computer scientis agar dapat memberikan solusi yang efektif,
efisien, dan optimal. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition, pattern
recognition, abstraction, dan algorithms. Manfaat yang didapat setelah mempelajari CT
adalah memahami bahwa penerapan CT tidak hanya bisa diterapkan dalam analisis dan
penyelesaian masalah di bidang komputer namun juga dapat diintegrasikan didunia
pendidikan. Setelah mempelajari CT saya merasa bahwa CT dapat menningkatkan dan
mengembangkan keterampilan tingkat tinggi seperti :1). berpikir kritis, 2). pemecahan
masalah, 3) berpikir kreatif, 4). keterampilan proses sains serta melatih peserta didik untuk
memahami cara berpikir computer scientis.
Portofolio 2
Topik 1 - Fondasi CT dan Pembentukan Disposisi CT
BAB I
PENDAHULUAN
Computational Thinking adalah pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan teknik ilmu komputer. Langkah penyelesaian masalahnya dimulai dari decomposition,
pattern recognition, abstraction, dan algorithms. Persoalan yang ada pada zaman sekarang
tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT salah satunya pada proses
pembuatan tempe. Berikut akan dijabarakan fondasi CT dalam pembuatan Tempe.
BAB II
PEMBAHASA
N
Salah satu cara berpikir CT yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya pada
proses pembuatan tempe. Berikut akan dijelaskan fondasiCT dalam pembuatan tempe:
Masalah :Meski Indonesia kaya akan bahan pangan, namun hasil pertanian dan peternakan
perlu diolah dalam bentuk teknologi pangan, agar dapat bertahan lama atau tidak cepat
busuk.
1. Dekomposisi : menguraikan atau menjabarkan sebuah masalah menjadi sub-bab atau
bagian-bagian yang sederhana atau lebih agar dapat dengan mudah diidentifikasi.
Dari masalah diatas fondasi CTnya berupa, pemetaan berbagai bentuk teknologi
pangan sebagaimana di tampilkan pada gambar dibawah ini:
2. Pengenalan Pola
Mengenali pola yang muncul pada proses pembungkusan tempe:
1.Plastik:
Secara keamanan pangan dan kebersihan tempe bungkus plastic dinilai lebih
hiegenis karena bungkus plastic lebih praktis dan membuat tempe lebih awet
2. Daun Pisang
Tempe bungkus daun pisang memiliki rasa gurih dan sedang
BAB III
KESIMPULA
N
BAB I
PENDAHULUAN
CT adalah literasi baru yang masuk dalam Kurikulum Merdeka. Sebagai literasi
“baru”, tidak semua pihak sudah memahami mengenai Capaian Pembelajaran (CP) CT yang
terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Untuk dapat memahami CP CT, diperlukan pemaknaan
terhadap setiap istilah yang terdapat pada CP tersebut. Pada modul ini juga akan dibahas
mengenai peningkatan CP CT pada masing-masing jenjang. Selain itu, kita perlu mengetahui
bahwa sudah ada beberapa negara yang terlebih dahulu mengupayakan CT di dalam
kurikulumnya. Hal tersebut akan dibahas agar kita dapat belajar dari penelitian dan
pengalamanpengalaman terkait implementasi CT dalam kurikulum di negara lain. Pada
pertemuan ke-3 ini, akan dibahas mengenai CT dalam kurikulum merdeka.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada topik ini membahas mengenai peningkatan CP CT pada masing-masing jenjang mulai
dari PAUD sampai ke SLB. Karakteristik kurikulum CT dalam setiap jenjang Pendidikan
digambarkan pada table dibawah ini.
Capaian Pembelajaran dari materi CT untuk fase E dan F pada mata pelajaran fisika
yaitu :
CP Mata Pelajaran Fisika Fase E:Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam
cakupan keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global,
pencemaran lingkungan, energi alternatif, dan pemanfaatannya.
CP Mata Pelajaran Fisika Fase Fase F: Peserta didik mampu menerapkan konsep dan
prinsip vektor, kinematika dan dinamika gerak fluida, gejala gelombang bunyi dan
gelombang cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan prinsip dan konsep kalor
dan termodinamika, dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor. Peserta didik mampu
menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan
dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi, menerapkan konsep
dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik
mampu memahami prinsip-prinsip gerbang logika dan pemanafaatannya dalam sistem
komputer dan perhitungan digital lainnya. Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan
antara berbagai besaran fisis pada teori relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan
penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
CP CT Fisika untuk fase yang akan di ampu
Fase E :Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi algoritmik standar pada
kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan
beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar.
Fase E: Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi algoritmik
secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan
memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi,
kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan
merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak.
BAB III
KESIMPULA
N
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN.
Deskripsi Soal Bebras SMA:
Berlian berwarna biru yang terkenal telah dicuri dari museum hari ini. Si pencuri berhasil
menukar berlian tersebut dengan perhiasan imitasi murah berwarna hijau.
Pada acara pameran berlian hari ini dihadiri oleh 2000 orang pengunjung. Para
pengunjung tersebut memasuki ruangan pameran satu per satu. Inspektur Bebro harus
dapat menangkap sipencuri dengan menginterogasi beberapa orang dari pengunjung
tersebut. Inspektur Bebro telah memiliki daftar nama dari 2000 orang pengunjung yang
memasuki ruang pameran hari ini. Inspektur Bebro akan menanyai setiap orang dengan
dengan pertanyaan yang sama : Apakah warna berlian tersebut hijau atau biru pada saat
anda melihatnya ? Setiap pengunjungakan menjawab dengan jujur; kecuali si pencuri,
yang akan menjawab warna berlian tersebut adalah hijau. Inspektur Bebro sangat pintar
dan akan menggunakan strategi dimana jumlah orang yang akan ditanyai akan seminimal
mungkin. Manakah dari pernyataan berikut yang dapat disampaikan Inspektur Bebro
tanpa berbohong ?
Pilih salah satu:
a. Tugas ini adalah tugas yang sulit; Saya perlu menanyai sekurang-kurangnya
200orang, tetapi kemungkinan terbanyaknya adalah 1999 orang.
b. Saya tidak dapat menjanjikan apapun. Jika saya tidak beruntung, maka saya
akanmenanyai setiap pengunjung.
c. Tidak cukup dengan hanya menanyai 20 orang (kecuali saya sedang beruntung)
tetapisaya yakin dapat menyelesaikan tugas saya dengan menanyai kurang dari
200 orang.
d. Saya dapat menjamin bahwa saya dapat menemukan si pencuri dengan cukup
menanyai kurang dari 20 orang.
Hasil Analisis Soal Bebras SMA “Temukan Si Pencuri” Penjelasan langkah
langkah:
1. Inspektur Bebro hanya perlu menginterogasi sebagian kecil pengunjung, dengan
mengulangisetengah dari daftar dengan cara ini :Pengunjung diberi nomor 1 s.d
2000 terurut dengan saat memasuki ruangan. Inspektur menginterogasi
pengunjung nomor 1000 dan menanyakan warna berlian yang dilihatnya jika dia
menjawab biru, maka si pencuri datang setelah pengunjung nomor 1000 dan
nomornya adalah antara nomor 1001 sampai 2000; jika dia menjawab hijau, maka
si pencuri bernomor antara 1 sampai 1000 (catat jugabahwa si pencuri mungkin
bernomor 1000).
2. Pada kedua kasus, jumlah pengunjung yang mungkin sebagai si pencuri, berkurang
dari 2000 menjadi 1000 (setengahnya). Berikutnya, sang Inspektur menanyakan ke
orang dengan nomor "tengah" sisanya (yaitu nomor 1500 pada kasus pertama, atau
nomor 500 pada kasus kedua). Dengan demikian, Inspektur membagi dua jumlah
pengunjung (menjadi setengahnya)setiap kali satu pengunjung diinterogasi.
3. Mengulangi cara yang sama, ia dapat mengurangi jumlah yang dicurigai menjadi
500, 250, 125, 63,32, 16, 8, 4 dan kemudian 2. Saat tinggal 2 tersangka, ia akan
menanyakan kepada yang pertama. Jika ia menjawab hijau, ia adalah si pencuri; jika
tidak maka yang lainnya adalah pencuri. Inspektur Bebro dapat menemukan sang
pencuri hanya dengan menginterogasi 11 orang.
Jadi, jawaban yang benar yaitu Inspektur Bebro dapat menemui pencu dengan bertanya
kepada kurang dari 20 orang di museum itu.
Analisis fondasi CT:
1. Dekomposisi : Dijelaskan pada pembahasan soal bahwa Inspektur Bebro melakukan
identifikasi jumlah pengunjung, warna berlian asli dan warna berlianimitasi.
2. Pengenalan Pola : Pada pembahasan soal, dijelaskan bahwa pengunjung diberi nomor
1 s.d 2000 terurut dengan saat memasuki ruangan. Inspektur menginterogasi
pengunjung nomor 1000 dan menanyakan warna berlian yang dilihat oleh
pengunjung
3. Abstrakasi : Pada langkah-langkah pembahasan soal, jika dia menjawab biru, maka
si pencuri datang setelah pengunjung nomor 1000 dan nomornya adalah antara
nomor 1001 sampai 2000. Sementara itu, jika dia menjawab hijau, maka si pencuri
bernomor antara 1 sampai 1000 (catat juga bahwa si pencuri mungkin bernomor
1000)
4. Algoritma : Tahap algoritma, hal yang dilakukan untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang ada yaitu dengan mengulangi cara yang sama, kita dapat
mengurangi jumlah yang dicurigai menjadi 500, 250, 125, 63, 32, 16, 8, 4 dan
kemudian 2. Saat tinggal 2 tersangka, kita akan menanyakan kepada yang pertama.
Jika ia menjawab hijau, ia adalah si pencuri; jika tidak maka yang lainnya adalah
pencuri. Inspektur Bebro dapat menemukan sang pencuri hanya dengan
menginterogasi 11 orang (kurang dari 20 orang).
BAB III
KESIMPULA
N
BAB I
PENDAHULUA
N
(Topik 3, Pertemuan ke-5)
BAB II
PEMBAHASA
N
Setelah digali dengan lebih dalam, menunjukkan literasi membaca, matematika, sains dan
lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu contoh penerapan CT dalam literasi membaca
adalah kemampuan abstraksi yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran dari sebuah
paragraf. Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai sumber, dan
pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan lainnya. Salah
satu bentuk soal AKM yang analisisnya menggunakan analisis CT adalah sebagai berikut:
Judul : SI KIKIR DAN EMASNYA / Jurnal LITERA 2018
Deskripsi Soal
Seorang yang kikir menjual seluruh hartanya dan membeli segumpal emas yang
dikuburnya di dalam sebuah lubang di samping sebuah dinding tua. Dia kemudian
mengunjungi simpanannya itu setiap hari. Salah seorang anak buahnya memperhatikan hal
ini dan memutuskan untuk mengintai gerak gerik si kikir. Anak buahnya ini kemudian
mengetahui rahasia harta yang tersembunyi tersebut, dan mulai menggali, dan menemukan
segumpal emas, dan dicurinya. Sikikir, pada kunjungan berikutnya, menemukan lubang
yang sudah kosong dan mulai menarik-narik rambutnya dan meraung-meraung sejadi-
jadinya. Seorang tetangga, yang melihat kejadian itu dan mengetahui apa penyebabnya,
kemudian berkata, “Berdoalah dan jangan bersedih, ambillah segumpal batu, dan letakkan
di dalam lubang itu,
dan bayangkan seolah olah emas itu masih berada di sana. Bagi kamu hal itu akan sama
saja, karena sewaktu emas itu berada di sana, kamu tidak memilikinya, karena kamu sedikit
pun tidak menggunakannya.
Pertanyaan:
2. Berikut ini adalah percakapan antara dua orang yang membaca cerita “Si
kikirdan emasnya.
Berikut ini adalah salah satu cara berpikir hingga mendapatkan solusi.
1. Untuk mendapat jawaban yang tepat dari soal ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah:
- Membaca kembali teks bacaan dengan cermat
- Menuliskan alur cerita dan point penting pada teks tersebut, sebagaimana berikut:
1. Si Kikir menjual seluruh hartanya
2. Si Kikir menggunakan uang tersebut untuk membeli segumpal emas
3. Emas tersebut dikubur di dalam sebuah lubang
4. Setelah dikubur, Si Kikir mengunjunginya setiap hari
5. Ada orang yang mengetahui gerak-gerik Si Kikir
6. Si Kikir kehialngan emasnya
7. Tetangga memberikan nasihat kepada Si Kikir
2. Untuk dapat menjawab pertanyaan ini dengan tepat, kita harus mengintegrasikan dan
menginterpretasikan teks bacaan dengan dialog pembicara 2 tersebut.
“Bayangkan seolah-olah emas itu berada disana. Bagi kamu hal itu akan sama saja karena
sewaktu emas itu berada disana kamu tidak memilikinya karena kamu pun tidak
menggunakannya”.
Mengapa pembicara 2 mengatakan bahwa batu memiliki peranan penting dan secara tidak
langsung pembicara 2 mendukung saran yang diberikan oleh tetangga kepada Si Kikir?
Karenapembicara 2 tidak bisa mengikuti saran yang dikatakan oleh pembicara 1
dikarenakan ketika lubang tersebut ingin diisi kembali dengan menggunakan barang yang
lebih berharga, Pembicara 2 khawatir bahwa barang tersebut akan hilang kembali.
Identifikasi 4 Fondasi CT
1. Pertanyaan Pertama.
Fondasi CT yang terdapat di dalamnya:
- Dekomposisi: Fondasi CT yang mengandung dekomposisi yaitu terlihat
pada proses penjabaran cerita yang dijadikan ke dalam point-point penting
untuk menemukan solusi permasalahan
- Abstraksi:Pembahasan atau analisis difokuskan pada kejadian yang
ditanyakansehingga yang lainnya diabaikan.
2. Pertanyaan Kedua.
Fondasi CT yang terdapat di dalamnya:
- Dekomposisi: Dapat dilihat pada percakapan antara pembicara 1 dan 2 yang
dihubungkan dengan alur cerita pada teks.
- Algoritma: Algoritma yang diartikan pada teks tersebut yaitu batu tidak
dapat digantikan dengan barang berharga lainnya, karena dikhawatirkan
barang tersebut akan hilang kembali, oleh sebab itu solusi terbaik adalah
seperti yang dikatakan seperti tetangga Si Kikir
BAB III
KESIMPULA
N
Salah satu cara mudah dalam menyelesaikan soal literasi, membaca, matematika,
sains, dan finansial adalah dengan mengunakan pola berpikir CT. Melalui alur berpikir CT
kita diajarkan menggali, menstrukturkan, dan mengkomunikasikan cara berpikir dalam
menyelesaikan soal literasi membaca, matematika, sains, dan finansial dengan terstruktur.
Setelah digali dengan lebih dalam, maka didapatkan bahwa literasi membaca, matematika,
sains dan lainnya erat kaitannya dengan CT. Salah satu contoh penerapan CT dalam literasi
membaca adalah kemampuan abstraksi yang digunakan dalam menemukan pokok pikiran
dari sebuah paragraf. Dekomposisi juga diperlukan untuk teks yang berasal dari berbagai
sumber, dan pengenalan pola untuk merelasikan suatu sub-persoalan dengan sub-persoalan
lainn
- .
Portofolio 6
TOPIK 3 - CT dalam Problem Solving
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Salah satu aplikasi penerapan berpikir CT
dapat kita aplikasikan dalam penyelesaian soal Bebras, PISA dan AKM. Soal-soal yang
digunakan pada Tantangan Bebras, AKM dan PISA dirancanag dengan tingkat berpikir dan
analisis tinggi. Soal seperti ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa-siswi dalam
bidang informatika dan CT. Namun demikian terdapat perbedaan antara soal-sola Bebras, AKM
dan PISA.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Soal PISA umumnya merupakan soal-soal berskala internasional yang juga digunakan
pada negara-negara lainnya
BAB III
PENUTUP
Soal AKM, PISA dan Bebras memiliki kesamaan berupa tingkat kerumitan yang tingg. Salah satu
upaya penyelesaiannya dapat menggunakan analisis fondasi CT.
Portofolio 7
Topik 3 - CT dan Problem Solving
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan computational thinking, kita akan berpikir dengan tepat dan logis untuk memahami dan
menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat. Salah satu aplikasi penerapan berpikir CT
dapat kita aplikasikan dalam penyelesaian soal Bebras, PISA dan AKM. Soal-soal yang
digunakan pada Tantangan Bebras, AKM dan PISA dirancanag dengan tingkat berpikir dan
analisis tinggi. Soal seperti ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih siswa-siswi dalam
bidang informatika dan CT. Namun demikian terdapat perbedaan antara soal-sola Bebras,
AKM dan PISA
BAB II
PEMBAHASAN
Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM:
1. Tipe soal pada Bebras dan PISA/AKM sama-sama menggunakan fondasi CT
2. Penyelesaian soal sama-sama menggunakan prinsip pemecahan masalah CT yang
dapat dimulai dari pemecahan masalah kompleks menjadi pernyataan yanglebihsederhana.
BAB III
PENUTUP
Soal AKM, PISA dan Bebras memiliki kesamaan berupa tingkat kerumitan yang tingg. Salah
satu upaya penyelesaiannya dapat menggunakan analisis fondasi CT. Kesamaan yang diantara
kedua jenis soal Bebras dan PISA yaitu terletak pada pemecahanmasalah soal. Pada soal bebras
dan PISA kita diharuskan untuk memahami titik permasalahan soal terlebih dahulu, selanjutnya
akan diterapkan beberapa fondasi CT untuk memecahkan permasalahannya. Oleh karena itu,
dalam segi pemecahan masalah soal Bebras dan PISA tidak jauh berbeda, karena masih
menggunakan CT di dalamnya
Portofolio 8
UTS (Ujian Tengah Semester)
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari topik mengenai Ujian Tengah Semester (UTS) ini adalah memberikan gambaran
mengenai (A) kisi-kisi UTS, (B) rubrik penilaian, dan (C) contoh soal. UTS ini akan menguji
pemahaman Anda terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari, implementasi CT
untuk problem solving, dan disposisi CT dalam problem solving. Untuk menguji hal tersebut,
terdapat tiga tipe soal, yaitu:
Bentuk soal yang diberikan dapat berupa pilihan ganda (PG), isian, dan uraian.
Topik UTS ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan gambaran kepada saya mengenai UTS
yang akan diberikan, tetapi juga untuk memberikan gambaran kepada saya mengenai cara
merancang ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh soal yang dapat saya gunakan pada saat
saya kelak menerapkan CT untuk mengajar siswa/i saya.
BAB II
PEMBAHASAN
Format kisi-kisi dan pengelompokan indikator capaian pada yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1
mengacu pada Panduan Penulisan Soal SMA/MA-SMK Tahun 2017, Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Indikator
capaian yang ditargetkan adalah indikator berdasarkan Taksonomi Bloom (C1 s.d.C6). Indikator
tersebut dikelompokkan menjadi tiga level kognitif, yaitu:
BAB III
PENUTUP
Pada modul ini, tiga komponen penting yang perlu dirancang saat mempersiapkan ujian adalah
kisi-kisi soal ujian, rubrik penilaian, dan contoh-contoh soal. Dengan adanya contoh rancangan
UTS ini, harapannya saya dapat merancang ujian dengan mengimplementasikan CT untuk
siswa/i yang akan saya ajar nanti. Saat mempersiapkan soal latihan atau ujian, saya
diperkenankan menggunakan soal yang telah dibuat oleh pihak lain dengan mencantumkan
referensinya seperti pada Contoh Soal 6, 7, dan 8. Jika saya menilai soal tersebut kurang sesuai,
saya bisa memodifikasi soal tersebut sesuai keperluan pada bidang ilmu dan jenjang yang saya
ajar.
Portofolio 9
Topik 5 - CT dan Proyek
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian
pemodelan, penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CT dapat
membantu proses pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM
adalah dengan project-based learning. Pada makalah “Infusing Computational Thinking in an
Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021).Berikut
merupakan identifikasi proyek mata pelajaran fisika pendekatan STEM.
Tabel. Analisis Proyek STEM Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Listrik Dinamis
Deskripsi Peserta didik merakit Air Cooler menggunakan lebih sedikit energi dan tidak
singkat proyek menggunakan refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan
ramah lingkungan untuk AC tradisional.
Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk mengejukkan ruangan, serta
dapat juga melembabkan udara melalui proses penguapan
Outline Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsep dasar temperatur dan suhu serta
perbedaan kipas angin, ac(air conditioner) dan air cooler
Pekan-2 : peserta didik memahami konsep
1) Cara Kerja Air Cooler Sebagai Kipas Angin
2) Cara Kerja Air Cooler Untuk Mendinginkan Ruangan
3) Bagaimana Air Cooler Bekerja
Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik sederhana
untuk menyejukkan dan melembabkan ruangan.
BAB III
PENUTUP
CT memberikan pemahaman belajar bagaimana mengelola proyek, dan mempertimbangkan
bagaimana solusi yang dibuat sekarang akan digunakan di masa depan. Cara
mengimplementasikan Computational Thinking adalah dengan memahami masalah,
mengumpulkan semua data, lalu mulai mencari solusi sesuai dengan masalah.
Dalam Computational Thinking,ada yang disebut dengan dekomposisi yaitu kita memecah
suatu masalah yang komplek menjadi masalah-masalah yang kecil untuk diselesaikan.
Computational Thinking sebagai pendekatan pembelajaran dapat disandingkan dengan
pendekatan dan metode lain seperti Pembelajaran Berbasis Proyek atau Pembelajaran
Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning) dalam pembelajaran sains.
Portofolio 10
Topik 4 - CT DAN PROYEK
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pertemuan ke-10 ini pembahasan terfokus pada analisis proyek STEM.
Pada pertemuan tersebut kami mempresentasikan proyek STEM berupa Air Cooler
(Pendingin Tambahan). Proyek ini berkaiatan dengan materi pemanasan global pada
materi fisika fase E, materi ini berkaitan dengan pemecahan masalah terkait penanagan
menipisnya lapisan ozon. Demi mengurangi penggunaan AC maka, air cooler adalah
salah satu inovasi pendingin ruangan yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Dikatakan ramah lingkungan karena pendingin ruangan ini tidak menggunakan
refrigerant. Dikatakan hemat energi karena hanya menggunakan kipas angin juga dapat
menghasilkan hawa ruangan sejuk sebagaimana AC yang bersumber dari hawa dingin
es. Air cooler merupakan inovasi pendingin ruangan dengan memanfaatkan proses
penguapan es. Penerapan air cooler di ruangan outdoor dapat menggantikan kipas angin
air karena air yang biasa terpercikkan dari kipas angin menggagu pengunjung yang
lewat diarea kipas. Dengan penggunaan air cooler ini pada dapat mengatasi masalah
tersebut. Analisi deskripsi proyek STEM dengan judul Air Cooler (Pendingin
Tambahan) ditampilkan pada table 10.1.
Tabel 10.1 Analisis Proyek STEM Air Cooler (Pendingin Tambahan)
Nama Proyek Perancangan Pendingin Tambahan
Asesmen Hasil rancangan Air cooler. Rancangan air cooler yang dapat
menyejukkan dan melembabkan udara yang ada diluar dan
didalam ruangan sekolah yang mengadakan kelas meeting
Resource yang Drum plastik kecil dan jerigen juga dapat digunakan untuk
Dibutuhkan membuat model pendingin udara (Air Cooler).
BAB III
PENUTUP
Aspek STEM adalah Sains (science) memberikan pengetahuan kepada peserta didik
mengenaihukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; Teknologi (technology)adalah
keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi,
pengetahuan atau mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan
pekerjaan; Teknik (engineering) adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain
sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; Matematika (math) adalah ilmu yang
menghubungkan antara besaran, angkapola, dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis
tanpa atau disertai dengan bukti empiris. Pengintegrasian keempat aspek STEM (Science,
Technology, Engineering and Math) dalam pembelajaran akan membantu peserta didik
menyelesaikan suatu masalah kontekstual dan konseptual secara jauh lebih komprehensif dan
bermakna.
Portofolio 11
Topik 4 - CT DAN PROYEK
LKPD Proyek STEM Dalam Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini, Pendekatan STEM dan model pembelajaran yang berbasis konteks dan lingkungan
sekitar menjadi pilihan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Tuntutan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan dunia kerja abad 21 mengharuskan pendidikan berkembang dan
pembelajaran harus bermakna. Berbagai Pendekatan dan model akan terus dikembangkan sesuai
kebutuhan dan untuk memastikan pembelajaran telah sesuai tujuan. Definisi dari keempat aspek
STEM adalah Sains (science) memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenaihukum-
hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam; Teknologi (technology)adalah keterampilan
atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau
mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; Teknik
(engineering) adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain sebuah prosedur untuk
menyelesaikan sebuah masalah; Matematika (math) adalah ilmu yang menghubungkan antara
besaran, angkapola, dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis tanpa atau disertai
dengan bukti empiris. Pengintegrasian keempat aspek STEM (Science, Technology, Engineering
and Math) dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menyelesaikan suatu masalah
kontekstual dan konseptual secara jauh lebih komprehensif dan bermakna.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Proyek
Peserta didik merakit Air Cooler menggunakan lebih sedikit energi dan tidak
menggunakan refrigeran, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk
AC tradisional. Air cooler adalah sebuat alat elektronik untuk menyejukkan ruangan, serta dapat
juga melembabkan udara melalui proses penguapan. Penggunaan air cooler ini digunakan
sebagai bentuk sederhana dari pengurangan penggunaan AC yang sebagian besar menggunakan
bahan kimia yang dapat menyebabkan pemanasan global seperti pada saat ini.
2. Outline
Pekan-1 : peserta didik mengetahui konsep dasar temperatur dan suhu serta perbedaan
kipas angin, ac(air conditioner) dan air cooler
Pekan-2 : peserta didik memahami konsep
1. Cara Kerja Air Cooler Sebagai Kipas Angin
2. Cara Kerja Air Cooler Untuk Mendinginkan Ruangan
3. Bagaimana Air Cooler Bekerja
Pekan-3 : peserta didik merakit air cooler sebagai alat elektronik sederhana untuk
menyejukkan dan melembabkan ruangan.
3. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis terkait permasalahan pemanasan global
2. Peserta didik mampu membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien
4. Driving question
1. Apa saja permasalahan utama yang dihadapi terkait permasalahan
pemanasan globalyang terjadi ?
2. Bagaimana cara membuat air cooler sederhana yang efektif dan efisien?
5. Produk Akhir
Produk akhir pada pembelajaran ini yaitu peserta didik akan menghasilkan sebuah
produk berbentuk Air Cooler yang dapat digunakan sebagai pendingin tambahan dengan
prinsip ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan kimia yang dapat
meningkatkan pemanasan global.
6. Asesmen
Hasil rancangan Air cooler. Rancangan air cooler yang dapat menyejukkan dan
melembabkan udara yang ada diluar dan didalam ruangan sekolah yang mengadakan
kelas meeting.
7. Resource yang Dibutuhkan
Drum plastik kecil dan jerigen juga dapat digunakan untuk membuat model pendingin
udara (Air Cooler).
BAB III
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
STEM dan CT memiliki keterkaitan yang erat, terutama pada bagian pemodelan, penalaran, dan
problem solving. Unsur proyek STEM memuat Nama proyek, Deskripsi singkat proyek, Outline,
Tujuan pembelajaran, Driving questions, Produk akhir, Hands-on activities, Asesmen, dan
Resources yang dibutuhkan. Sedangkan integrasi CT dalam STEM memuat kosa kata CT, Abstraksi,
Algoritma, Komunikasi, Conditional Logic, Pengumpulan Data, Struktur data, analisis, dan
representasi data, dekomposisi, pengenalan pola, pemodelan dan simulasi. Integrasi CT dalam
proyek STEM dinilai dapat memaksimalkan upaya peningkatan keterampilan berpikir kritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi, pemecahan masalah dan keterampilan abad 21 lainnya. Dengan integrasi CT
pemecahan masalah yang dilakukan dalam proyek STEM akan lebih tepat sasaran dan efektif. Hal
ini dikarenakan adanya 4 fondasi CT yang menggunakan pola berpikir yang detail dan terperinci
sesuai masalah yang dihadapi.
BAB II
PEMBAHASAN
STEM memiliki fokus untuk menyiapkan generasi yang siap dengan tantangan dunia kerja
yang baru. Integrasi science, technology, engineering, and math (STEM) dalam pembelajaran saat
ini dapat menjadi bekal siswa dalam menghadapi permasalahan kompleks dunia di masa mendatang
dan sebagai upaya untuk menghadapi permasalahan global. Solusi yang diberikan menunjukkan
bahwa peserta didik mampu untuk menyatukan konsep abstrak dari setiap aspek. Dengan
penerapan CT kedalam Proyek STEM mampu membuat siswa menyelesaikan permasalahan
Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan, penalaran,
dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CTdapat membantu proses
pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-
based learning. Tabel 12.1 menunjukkan analisis integrasi CT dalam Proyek STEM.
Tabel 12.1 Integrasi CT dalam Proyek STEM
Struktur data, Eksplorasi data untuk menemukan Menggunakan data hasil proyek
analisis, dan pola, penyebab dari suatu masalah untuk menyimpulkan ciri-ciri Air
representasi data dan lain-lain untuk menghasilkan cooler yang dapat menyejukkan
pengetahuan baru atau untuk dan melembabkan udara yang ada
menyelesaikan suatu persoalan. diluar dan di dalam ruangan
sekolah.
Pemodelan dan Dilakukan pemodelan beberapa Air cooler yang sudah dibuat
Simulasi jenis air cooler yang berbeda dilakukan uji coba berdasarkan
berdasarkan jumlah es batu dan beberapa percobaan menggunakan
banyaknya baterai yang digunakan. variabel yang berbeda, yaitu
banyaknya es batu dan baterai
yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
Ada keterkaitan yang erat pada bidang STEM dan CT, terutama pada bagian pemodelan,
penalaran, dan problem solving. Karena itu, integrasi antara STEM dan CTdapat membantu proses
pembelajaran STEM. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran STEM adalah dengan project-
based learning. integrasi CT ke dalam proyek STEM yaitu mempermudah saya dalam memahami
pembuatan prototipe atau produk dari hasil kegiatan belajar yang dilakukan dengan model
pembelajaran PJBL. Pengerjaan produk menjadi terarah dan saat ada kendala dalam proses
pengerjaannya, jika kita menerpakan CT selama proses perakitan protitpe, maka secara otomatis
mengasah kemampuan berpikir saya untuk mencari alternatif ide-ide atau solusi atas permasalahan
tersebut. Saat membuat prototipe atau produk dari hasil pembelajaran steam, keseluruhan dari
pembuatan produk sebagai satu kesatuan sangatlah rumit. Namun dengan mengintegrasikan pola
berpikir CT dimana membagi dan menganalisis satu persatu bagian dari proyek kedalam bagian-
bagian yang kecil (dekomposisi), kemudian menentukan bagian mana yang terlebih dahulu yang
harus dikerjakan dan mengabaikan bagian yang tidak dibutuhkan dahulu (Abstraksi). Saat bagian-
bagian kecilnya telah selesai, kemudian melihat lagi dari berbagai literatur mengenai kesamaanantar
satu dan lainnya dalam menyusun bagian- bagian kecil tersebut membentukprototipe. Keseluruhan
dari langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis (Algoritma) membuat kegiatan pembuatan
prototipe menjadi terarah. Dengan adanya topik ini yaitu CT dan proyek memberikan informasi baru
dan menambah pengetahuansaya bahwa adanya korelasi dari fondasi CT dalam membuat prototipe
atau produk
Portofolio 13
Topik 6 – Integrasi CT
Integrasi CT dalam Mata Pelajaran
BAB 1
PENDAHULUAN
CT adalah salah satu kecakapan dalam Problem Solving yang tidak dapat diajarkan hanya
dengan teori, melainkan perlu dilatih secara terus menerus. Salah satu cara melatih kecakapan
CT untuk siswa/i adalah melalui kegiatan belajar di sekolah. CT harus diajarkan pada setiap
mata pelajaran maupun jenjang pendidikan yang diampu. Terdapat peluang bahwa tidak
seluruh mata pelajaran pada masing-masing jenjang dapat tercakup pada Topik Integrasi CT.
Hal ini tidak menjadi masalah karena yang ingin dilatih melalui aktivitas-aktivitas pada topik
ini adalah pola pikir untuk melakukan integrasi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Dilihat berbagai bidang CT dapat diterpakan pada beberapa mata pelajaran dan salah satu
integrasi CT pada mata pelajaran Biologi. Tugas memodifikasi materi ajar dengan
mengintegrasikan CT ke dalam materi. Berikut mata pelajaran yang belum terintegrasi CT
dan sudah Terintegrasi CT adalah yaitu :
Tabel 13.1 Integrasi CT pada Mata Pelajaran
Materi Ajar Ekosistem
Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu mengidentifikasi komponen Biotik dan
komponen abiotik penyusun ekosistem dengan benar
menggunakan gambar yang telah disediakan.
2. Peserta didik mampu menganalisis video yang diberikan dan
mengemukakan 2 tipe interaksi antar komponen dengan benar.
3. Peserta didik mampu mengklasifikasikan 2
jenis ekosistemdengan tepat
4. Peserta didik mampu mendemonstrasikan
pola interaksi antar komponen biotik menjadi rantai makanan
dan jaring-jaring makanan denganbaik.
Deskripsi Penyampaian materi sebelum terintegrasi dengan CT dilakukan dengan
penyampaian metode ceramah ataupun penyampaian materi dilakukan dengan
materi sebelum penyampaian melalui buku paket mata
terintegrasi CT pelajaran.
BAB III
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Computational Thinking (CT) adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran.
Penggunaan CT dapat diintegrasikan pada semua mata pelajaran, tetapi tidak dalam semua
bidang. CT sangat berperan penting dalam penyiapan generasi diera penggunaan
teknologi.Upaya utama yang dilakukan adalah mencipatakan lingkungan belajar yang
mengarahkan siswa untuk dapat berpikir terstruktur, kritis dan logis. Model pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan CT dapat menjadi salah satu model yang dapat dipilih
guru untuk mencapai tujuan tersebut. Menginegrasikan compuattional thinking baik pada
materi nya ataupun proses pembelajarannya degan tujuan mengasah kemampuan peserta didik
dalam mengekspresikan kemampuan berpikir secara terstruktur dan pemahaman aspek
sintaksis maupun semantik sehingga membentuk kebiasaan peserta didik untuk berpikir logis
dalam setiap mata pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Integrasi CT dapat di aktualisasikan melalui sebuah RPP/modul ajar dalam kurikulum
merdeka. Pada pertemuan tersebut kami mempresentasikan rancangan modul ajar yang telah
kami buat dan telah terintegrasikan dengan 4 fondasi CT. Perancangan modul yang kami
lakukan terkait materi pencemaran lingkungan (Pencemaran air, tanah dan udara). Untuk
rekonstruksinya akan di lampirakan pada akhir BAB pada topik 14.
BAB III
PENUTUP
Pengintegrasian CT dapat dilakukan mulai dari Modul ajar, LKPD dan Asesment yang
dilakukan. Integrasinya dapat berupa menganalisis tiap-tiap kegiatan dan mengkategorikan
kegiatan tersebut pada fondasi CT.
Portofolio 15
Topik 7 – Restrukturisasi Portofolio
Laporan Akhir Dan Infografis
BAB I
PENDAHULUAN
Portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil kerja (Tim Pusat Penilaian Pendidikan, 2019).
Dalam bidang pendidikan, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa/mahasiswa dari
pengalaman belajarnya selama periode waktu tertentu. Portofolio pada Bagain ini memuat
materi dari Topik 1 smapai topik ke 5.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada halaman selanjutanya akan ditampilan portofolio dari topik 1 sampai topik 5
(Terlampir)
BAB III
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Topik Restrukturisasi Portofolio tidak disusun dengan alur MERDEKA. Topik ini
bertujuan untuk memberi panduan umum terkait kegiatan mahasiswa dalam melakukan
restrukturisasi komponen-komponen portofolio yang sudah ditabung sejak pertemuan pertama
kuliah. Portofolio yang dihasilkan adalah kumpulan hasil belajar selama satu semester untuk
menggambarkan learning progression Anda. Artefak pembelajaran yang sudah dihasilkan
dikumpulkan dan direstrukturisasi menjadi sebuah portofolio.
Secara harfiah, restrukturisasi berarti penyusunan kembali objek-objek dengan tujuan
untuk mendapatkan struktur yang lebih baik. Tujuan dari melakukan restrukturisasi ini adalah
mahasiswa melakukan refleksi mengenai perkembangan diri selama proses belajar dalam
mata kuliah ini dan apakah selama proses pembelajaran ini telah menerapkan CT.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada topik ini dilakukan restrukturisasi portofolio sebagai Ujian Akhir Sementer. Sesuai
panduan, langkah pertama adalah pengumpulan artefak. Tabel hasil pengumpulan artefak
sebagai berikut:
Apakah artefak
No Topik Artefak portofolio tersedia?
(Y/T)
1 Pendalaman Hasil diskusi pada bagian
pemahaman CT Ruang Kolaborasi (dapat
Y
berupa slide
presentasi/laporan)
Feedback yang diberikan
kelompok lain pada saat Y
Demonstrasi Kontekstual.
Hasil refleksi yang
Y
diisikan pada Aksi Nyata
2 CT dalam Seluruh lembar kerja dan
Y
kurikulum pertanyaan reflektif
3 CT dalam proyek Lembar kerja mahasiswa
solving pada eksplorasi konsep Y
(02.04).
Hasil diskusi dan
penilaian pada ruang Y
kolaborasi
Hasil pada demonstrasi
Y
kontekstual
Lembar kerja pada
Y
koneksi antar materi
Hasil refleksi pada aksi
Y
nyata
4 CT dan proyek Hasil Lembar Kerja
Reflektif Individual Y
(01.03 dan 02.02)
Hasil kerja pada Ruang
Y
Kolaborasi
Feedback yang diberikan
dosen lain pada saat Y
Demonstrasi Kontekstual
Hasil refleksi yang
Y
diisikan pada Aksi Nyata
5 Integrasi CT dalam Hasil Lembar Kerja
Mata Pelajaran Reflektif Individual Y
(02.03)
Hasil kerja pada Ruang
Y
Kolaborasi
Feedback yang diberikan
dosen lain pada saat Y
Demonstrasi Kontekstual
Hasil lembar kerja pada
Y
Koneksi Antar Materi
Hasil refleksi dan RPP
Y
dari Aksi Nyata
LAMPIRAN
MODUL AJAR BIOLOGI FASE E
I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Penulis Modul
Kode Modul : IPA FASE D
Penyusun/Tahun : Computatonal Thinking Kelompok 4/2023
Identitas Penulis Modul :Mahasiswa PPG Prajabatan 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Kelas / Fase Capaian : VII / D
Elemen / Topik : Pemahan Biologi
Materi : Pencemaran Lingkungan
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : 2 x Pertemuan
B. Kompetensi Awal
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia
2. Gotong royong
3. Bernalar kritis
4. kreatif
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis jenis pencemaran lingkungan dengan benar
melalui observasi lapangan
2. Peserta didik mampu menganalisis penyebab terjadinya pencemaran lingkungan
dengan tepat melalui observasi lapangan
3. Peserta didik mampu menganalisis dampak pencemaran lingkungan terhadap
kesehatan dengan tepat melalui kajian literatur
4. Peserta didik mampu merumuskan ide alternatif penanganan pencemaran
lingkungan dengan tepat melalui kegiatan diskusi dan kajian literatur.
5. Peserta didik mampu menyimpulkan upaya untuk menanggulangi pencemaran
lingkungan dengan tepat melalui kegiatan diskusi
B. Asesmen
1. Asesmen diagnostic (Pada awal pembelajaran)
2. Asesmen formatif (LKPD dan post test)
3. Rubrik penilaian sikap dan keterampilan
C. Pemahaman Bermakna
1. Peserta didik dapat memahami tentang pentingnya mempelajari pencemaran
yang sering terjadi di lingkungan sekitarnya
2. Peserta didik berorganisasi untuk memecahkan masalah dalam mencapai
suatutujuan
3. Melalui berpikir kritis dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
percaya diri yang kuat peserta didik
D. Pertanyaan Pemantik
Peserta didik diminta untuk mengingat kembali mengenai akibat kurangnya
kebersihan lingkungan seperti sampah yang telah dibuang yaitu sampah plastik seperti
botol minum dan lain sebaginya dan menjawab pertanyaan guru berupa “ Bagaimana
cara mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi produk yang berdaya jual tinggi?”
E. Perangkat Asesmen
A) Asesmen diagnostik
Asesmen Diagnostik Non Kognitif
F. Kegiatan pembelajaran
Langkah-
Langkah Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Problem Based Waktu
Learning
Pendahuluan 15’
1. Guru membuka pelajaran dengan membaca salam dan
menanyakan kabar peserta didik.
2. Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar
3. Guru mengajak peserta didik berdoa.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Guru memfokuskan peserta didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
6. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran.
7. Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui
kompetensi awal siswa “Sebutkan jenis-jenis sampah
yang kamu ketahu”"? (Pengenalan pola)
8. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik :
“Bagaimana cara mengubah sampah yang tidak
bernilai menjadi produk yang berdaya jual tinggi”?
(algoritma)
9. Guru menjelaskan pola pembelajaran
10. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
pemahamanbermakna: “Terdapat tiga jenis pencemaran
yang dapat kita temui di lingkungan seperti pencemaran
air, udara, dan tanah.”
Kegiatan Inti 70’
Orient student 1. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan KSE
to the teknik STOP dengan tujuan untuk memfokuskan
peserta
problem didik.
(Orientasi 2. Guru menayangkan video pembelajaran mengenai
peserta
“Pencemaran Air yang terjadi akibat kegiatan rumah
didik kepada
tangga”.
masalah)
Konsep CT : Dekomposisi & Abstraksi
3. Guru meminta peserta didik untuk menganalisis
video pembelajaran yang ditayangkan.
4. Guru memperlihatkan masalah yang ada pada LKPD
(real word problem).
Konsep CT : Dekomposisi & Abstraksi
5. Peserta didik mengajukan pertanyaan/masalah yang
ingin mereka ketahui sebanyak mungkin
berdasarkan hasil analisis real word problem
(diharapkan fokus pada materi pembelajaran tentang
sumber, jenis dampak dan solusi pencemaran
lingkungan), dan mempersilahkan pesertadidik lain
untuk menjawab.
6. Guru meluruskan dan memperbaiki jawaban yang
diberikan peserta didik.
Organize FASE DIFERENSIASI PROSES
students for 1. Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok
study 1 kelompok visual
(Mengorganisa
1 kelompok kinestetik
sikan
peserta didik 1 kelompok auditori
untuk belajar) 2. Guru melakukan KSE Fokus untuk memfokuskan
perhatian peserta didik ke materi pembelajaran (KSE
Fokus yang digunakan “Clue mata pelajaran Biologi”).
3. Guru membagian LKPD kesetiap kelompok (soal LKPD
didasarkan pada gaya belajar masing-masing
kelompok).
4. Guru meminta peserta didik untuk bekerja sama
dengan teman kelompok dalam penyelesaikn LKPD.
Assist Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
independent Pengenalan Pola
and 5. Guru membimbing peserta didik dalam dalam
group berdiskusi untuk melakukan observasi lapangan dalam
investigation rangka memecahkan masalahyang ada di LKPD.
(Membimbing
6. Guru membimbing peserta didik terkait teknis observasi
penyelidikan
kelompok) lapangan yang dilakukan
7. Guru memberitahu peserta didik untuk menggunakan
sumber/referensi lain selain dari buku paket
8. Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab LKPD dari buku maupun internet.
9. Peserta didik berdiskusi untuk bertukar pendapat.
Develop and Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
present Pengenalan Pola
artifact and 1. Peserta didik memverifikasi hasil yang telah didapatkan
exhibits 2. Guru meminta semua kelompok untuk bermusyawarah
(Mengembangk
untuk menentukan perwakilan kelompok dari masing-
an dan
menyajikan masing gaya belajar untuk mempresentasikan
hasil karya) (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas.
3. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok
penyaji pertama untuk mengkomunikasikan hasil
diskusi kelompoknya. Apabila ada lebih dari satu
kelompok, maka guru meminta peserta didik
bermusyawarah menentukan urutan penyajian.
4. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk memberikan tanggapan, pertanyaan kepada
kelompok yang mempresentasikan dan ditanggapi oleh
kelompok yang presentasi.
Analyze and Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
evaluating the Pengenalan Pola
problemsolving 1. Guru memberikan tanggapan dan masukan pada setiap
process kelompok.
(Menganalisa 2. Guru menjelaskan konsep yang belum dipahami terkait
dan materi pembelajaran.
mengevaluasi 3. Guru mengajak semua peserta didik untuk bertepuk
proses tangan sebagai bentuk penghargaan atas pembelajaran
pemecahan yang dilakukan hari ini.
masalah
Penutup 20’
Konsep CT : Dekomposisi, Abstraksi, Algoritma,
Pengenalan Pola
1. Guru memberikan umpan balik berupa reward kepada
kelompok Terbaik.
2. Resume, guru membimbing Peserta didik
menyimpulkan pelajaran dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik terlebih dahulu untuk
menyampaikannya.
3. Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk
membuat produk yang berkaitan dengan materi pada
masing-masing kelompok sesuai dengan gaya
belajarnya.
• Kelompok visual diberi tugas membuat poster
mengenai materi pembelajaran.
• Kelompok auditor diberi tugas membuat video
mengenai materi pembelajaran.
• Kelompok kinestetik diberi tugas untuk
melakukan demonstrasi terhadap materi.
4. Guru menampilkan video singkat untuk melakukan
penanaman karakter pada peserta didik.
5. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik
6. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya
dan meminta peserta didik untuk membuat ringkasan
materi untuk pembelajaran yang akan datang.
7. Guru mengucapkan salam sagai penutup pertemuan.
G. Refleksi
Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan mengevaluasi pembelajaran yang
telah berlangsung. Hal yang dilakukan dengan melihat apakah penyampaian guru
telah diterima dengan baik atau tidak. Selain itu, pertanyaan yang diberikan dijawab
dengan benar atau tidak oleh peserta didik. Guru dapat melakukan hasil refleksi
dengan melihat apakah yang guru lakukan selama kelas berlangsung telah sesuai
dengan rancangan kegiatan atau ada yang perlu diperbaiki.
LAMPIRAN
Lingkungan di Sekolah
Nama :…………………………………………………………
Kelompok :…………………………………………………………
:…………………………………………………………
:…………………………………………………………
:…………………………………………………………
Hari/Tanggal :…………………………………………………………
Unplugeed Activity
1. Dari penjelasan diatas, lingkungan seperti apa yang dapat bedampak buruk pada
kesehatan?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan pengetahuanmu terkait jenis-jenis pencemaran dan dampaknya?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
Untuk membantu Anda mengidentifikasi sumber masalah yang ada di real word
problem lakukanlah proyek lapangan berikut!
MARI BEREKSPLORASI…
1. Tujuan Proyek Lapangan
Tuliskan tujuan proyek yang akan anda lakukan!
2. Hipotesis
Tuliskan hipotesis Anda mengenai bentuk dan penyebab pencemaran lingkungan di
sekolahmu!
– Pos 2
5. Berdasarkan permasalahan diatas, tuliskan data informasi yang anda peroleh terkait
sumber pencemaran, jenis pencemaran, dampak pencemaran, alternatif penanganan
pencemaran yang ditemukan pada table. (Secara mandiri buatlah table pada lembar
dibawah ini)
Thinkering Activity
Remixing Activity
7. Presentasikan hasil pengamatan dan ide alternatif penyelesaian masalah dari hasil
pengamtan di depan kelas. Catatlah hasil perbedaan yang kamu temukan dari
kelompok lain. Tinjau kelemahan dan kelebihan ide alternatif rancangan. Sajikan
analisis tersebut dalam sebuah table!
8. Buatlah kesimpulan dari hasil proyek yang telah kalian lakukan dengan penyelesaian
masalah yang ada dalam real world problem.
Penjelasan Rancangan
1. Perubahan Lingkungan
c. Pencemaran tanah
1. membebaskan partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur.
2. Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang berasal dari kebocoran mesin
pendingin ruangan, kulkas, AC mobil.
Sumber: nationalgeographic.grid.id
Pencemaran darat atau tanah adalah semua keadaan dimana polutan masuk
kedalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut.
Dimana Polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia,
debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme. Sebelum adanya kemajuan
teknologi dan industri manusia hanya membuang sampah dan limbah organik.
Sampah atau limbah tersebut mudah diurai oleh mikroorganisme sehingga
menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Namun, dewasa
ini perkembangan teknologi dan industri sangat pesat berkembang. Dan
sampah serta limbah yang dibuang bukan hanya sampah organik, melaikan
sampah organik juga. Sampah organik sangat sulit untuk diurai oleh
mikroorganisme, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk hancur dan
menyatu kembali dengan alam. Contoh sederhana sampah anorganik yaitu
plastik yang dapat terurai dalam waktu 240 tahun, sedangkan sampah kaleng
yang terbuat dari alumunium memerlukan waktu 500 tahun untuk dapat
diuraikan.
3. Jenis-jenis Limbah
6. Etika Lingkungan
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan berupa derajat,
kecerdasan, budaya, dan keyakinan terhadap penciptanya. Seiring dengan
perkembangan teknologi memang telah berhasil membawa manusia untuk
menaklukkan dan merajai bumi. Bila manusia mempunyai pandangan seperti
kalimat diatas, akan terjadilah pengeksploitasian sumber daya alam baik hayati
maupun non-hayati. Hal ini menandakan manusia bukan merupakan bagian dari
lingkungan dan hal ini akan menyebabkan bencana dari alam itu sendiri.
Oleh karena itu, supaya tidak terjadi bencana alam diterapkan etika
lingkungan, dimana manusia mempunyai tanggung jawab dan kewajiban
melestarikan keseimbangan lingkungan baik lingkungan biotik maupun
lingkungan abiotik. Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran
serta lingkungan. Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan,
bersama-sama dengan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi
satu mata rantaiyang tidak akan terpisah. Untuk itulah, manusia harus
memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan tetap lestari.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Insenerator : Tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi
sehingga tidak membuang asap.
Konservasi : Usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharuisumber daya
alam.
Mikroorganisme : Mahluk hidup renik yang tidak dapat dilihat tanpa bantuanmikroskop.
Pencemaran : Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya.
Reuse : Pemanfaat kembali limbah.
Recycle : Mendaur ulang limbah.
Vulkanik : Aktifitas gunung berapi
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Moch & Djoko Martono, 2009, Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-
Madrasah Aliyah (MA). Jakarta : Pusat Perbukuan.
Endah S. dkk., 2013, Buku Guru Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, Klaten,
Intan Pariwara.
Priadi, Aris., 2009, Biology 1 For Senor High School Year X, Yudhistira.
Sri Pujiyanto,dkk., 2016, Buku siswa Menjelajah Dunia Biologi kelas X SMA/MA.Penerbit
Tiga Serangkai.
Yusa, Manickam B., 2013. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 Untuk Kelas X SMA/MA
Peminatan MIPA, Bandung: Grafindo Media Tama.
Nama :…………………………………………………………
Kelompok :…………………………………………………………
Anggota Kelompok :…………………………………………………………
:…………………………………………………………
:…………………………………………………………
:…………………………………………………………
Hari/Tanggal :…………………………………………………………
Real World Problem
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Dari penjelasan diatas, faktor-faktor apa sajakan yang mempengaruhi suhu udara
suatu tempat?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
B. Developing and Using Models
1. Berdasarkan permasalahan diatas, analisislah masalah dan berikan alternative
penyelesaian masalah dari identifikasi yang anda lakukan.
Sumber Masalah Alternatif
penyelesaian masalah
2. Dari alternatif pemecahan masalah yang anda rumuskan tentukan manakah yang akan
anda gunakan untuk memecahkan masalah dan tentukan spesifikasi peralatan apa
saja yang sekiranya dibutuhkan untuk mewujudkan pemecahan masalah tersebut?
MARI BEREKSPLORASI…
9. Tujuan Proyek
Tuliskan tujuan proyek yang akan anda lakukan!
10. Hipotesis
Tuliskan hipotesis Anda mengenai rancangan yang Anda ajukan!
11. Alat dan Bahan
Tentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan proyek sesuai dengan real
world problem diatas.
1. 1.5
2. 3
3. 6
4. 9
1. 3
2. 5
3. 7
4. 9
Berdasarkan table 1, Bagaimana hubungan antara tegangan baterai terhadap suhu yang
terukur pada termometer?
Berdasarkan table 2, Bagaimana hubungan jumlah es terhadap suhu yang terukur pada
termometer?
Buatlah grafik hubungan antara tegangan baterai dan suhu yang terukur pada termometer
dari data hasil percobaan yang telah dilaksanakan?
Contoh Grafik Percobaan I
Penjelasan Rancangan