Anda di halaman 1dari 97

RESTRUKTURISASI PORTOFOLIO

(TUGAS AKHIR)

Portofolio ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Computational


Thinking

OLEH:
Bangkit Alfan Asorfi
202210631013207

PROGRAM PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-
Nya proses restrukturisasi portofolio ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya sadar bahwa apa yang telah saya peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih
payah saya sendiri, tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, kami
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Rose Fitria Lutfiana, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Computational Thinking yang telah membimbing dan mendidik saya selama
satu semester ini.
2. Teman-teman mahasiswa PPG Prajabatan jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
3. Penyelenggara program PPG Prajabatan yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk mempelajari lebih dalam mata kuliah Computational
Thinking ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah
dari Allah Yang Maha Esa. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam
restrukturisasi portofolio ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan restrukturisasi portofolio ini.
Akhir kata, saya berharap semoga portofolio ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 05 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................. Y

DAFTAR ISI ............................................................ Y

TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN CT ....... Y

A. Mulai Dari Diri (Hasil Reflektif 1-3) Y

B. Eksplorasi Konsep (Hasil pendalaman pemahaman CT)


Y

C. Ruang Kolaborasi (Hasil Diskusi Kelompok) ......... Y

D. Demonstrasi Kontekstual (Hasil Feedback) ........... Y

E. Koneksi Antar Materi (Hasil Keterkaitan CT) ........ Y

F. Aksi Nyata (Hasil Refleksi) ................................... Y

TOPIK 2 CT DALAM KURIKULUM ..................... Y

A. Mulai Dari Diri (Hasil Reflektif 1-3) ...................... Y

B. Eksplorasi Konsep (Hasil LK Reflektif dan LK Mahasiswa)


Y

C. Ruang Kolaborasi (Hasil Diskusi Kelompok) ......... Y


D. Demonstrasi Kontekstual (Slide presentasi kelompok) Y

E. Elaborasi Pemahamahan
dan Koneksi Antar Materi
(Hasil Kaitan antara CP
mata pelajaran) .....................................................Y
F. Aksi Nyata (Hasil Refleksi) ................................... Y

TOPIK 3 CT DALAM PROBLEM SOLVING ......... Y

A. Mulai Dari Diri Sub 1 (Hasil Reflektif) .................. Y

B. Eksplorasi Konsep Sub 1(Hasil LK Reflektif dan LK


Mahasiswa)............................................................... Y

C. Ruang Kolaborasi Sub 1 (Hasil diskusi dan penilaian) Y

D. Demonstrasi Kontekstual Sub 1 (Hasil Kegiatan Individual)


Y

E. Mulai Dari Diri Sub 2 (Hasil Reflektif) .................. Y


F. Eksplorasi Konsep Sub 2(Hasil LK Reflektif dan LK
Mahasiswa) ............................................................... Y

G. Ruang Kolaborasi Sub 2 (Hasil diskusi dan penilaian) Y

H. Demonstrasi Kontekstual Sub 2 (Hasil Kegiatan Individual)


Y

I. Koneksi Antar Materi (Hasil Kegiatan Kelompok) . Y

J. Aksi Nyata (Hasil Refleksi) ................................... Y

TOPIK 4 UJIAN TENGAH SEMESTER ................. Y

TOPIK 5 CT DAN PROYEK ................................... Y

A. Mulai Dari Diri (Hasil Reflektif) ............................Y

B. Eksplorasi Konsep (Hasil LK Reflektif dan LK Mahasiswa)


Y

C. Ruang Kolaborasi (Hasil Diskusi Kelompok) ......... Y

D. Demonstrasi Kontekstual (Slide presentasi kelompok) Y

E. Koneksi Antar Materi (Hasil Kegiatan Individual). Y

F. Aksi Nyata (Hasil Refleksi) ................................... Y


TOPIK 6 INTEGRASI CT DALAM MATA PELAJARAN
...................................................................................... Y

A. Mulai Dari Diri (Hasil Reflektif) Y

B. Eksplorasi Konsep 1 (Hasil Lembar Kerja Reflektif) Y

C. Eksplorasi Konsep 2 (Hasil Lembar Kerja Mahasiswa) Y

D. Ruang Kolaborasi (Hasil Diskusi Kelompok) ......... Y

E. Demonstrasi Kontekstual (Hasil Feedback) ........... Y

F. Koneksi Antar Materi (Hasil Kegiatan Kelompok) . Y

G. Aksi Nyata (Hasil Refleksi dan Portofolio) ............ Y


MULAI DARI DIRI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 1

1. Saat ini, komputer cukup banyak digunakan untuk membantu manusia


dalam melakukan berbagai hal, misalnya belanja online (daring) atau
mencari jalur untuk menuju suatu tempat. Menurut Anda, bagaimana
cara komputer ‘berpikir’ sehingga dapat membantu manusia melakukan
berbagai kegiatan?
Dalam pandangan saya, cara komputer berpikir sehingga dapat membantu
manusia melakukan berbagai kegiatan adalah dengan menggunakan algoritma.
Komputer menyimpan database dari apa yang berulang kali dilakukan. Setelah
itu, dilihat dari tindakan apa yang sering dilakukan dan persamaanya. Ketika
komputer diberikan suatu perintah atau instruksi maka komputer akan
mengenali permasalahan tersebut kemudian dengan langkah yang sistematis
akan menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Oleh karena itu komputer
akan membuat langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan masalah
secara efektif dan efisien sesuai dengan algoritma tersebut.
2. Apakah Anda pernah mendengar/mengetahui tentang CT? Jika pernah,
uraikan dengan ringkas apa yang Anda ketahui tentang CT!
Saya baru mendengar istilah CT ini ketika mengikuti mata kuliah di program
PPG ini.
3. Jika belum pernah mendengar tentang CT dan saat ini Anda mengambil
mata kuliah ini, apa motivasi Anda dalam mengambil mata kuliah ini?
Motivasi saya dalam mengambil mata kuliah ini adalah agar saya bisa memiliki
cara berpikir yang lebih sistematis seperti halnya cara kerja computer.
EKSPLORASI KONSEP
Name : Bangkit Alfan Asorfi
NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 1

1. Manfaat apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari CT?


Ada beberapa manfaat yang saya peroleh setelah mempelajari CT:
a. Saya menjadi lebih mengetahui dan memahami mengenai apa itu
compotational thinking dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari;
b. Saya bisa lebih terbantu dalam memecahkan suatu masalah dengan efektif,
efisien, dan optimal dalam kehidupan sehari-hari;
c. Saya bisa lebih terbantu dalam berpikir secara kreatif, kritis, dan
terstruktur.
2. Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4
fondasi CT? Jelaskan apa itu CT dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan
pemahaman Anda!
Computational Thinking adalah suatu pendekatan cara berpikir dalam
menyelesaikan permasalahan dengan strategi yang efektif, efisien, dan
optimal. Ada 4 Pondasi dalam CT yaitu : 1. Dekomposisi (proses penguraian
permasalahan kompleks menjadi sederhana) 2. Pengenalan pola (analisis
kesamaan diantara permasalahan) 3. Abstraksi (menghilangkan bagian yang
tidak sesuai dengan permasalahan) 4. Algoritma (langkah-langkah secara
sistematis untuk menyelesaikan permasalahan)
3. Sampai saat ini, Anda sudah mendapatkan contoh-contoh
implementasi CT dalam kehidupan sehari-hari. Dalam contoh-contoh
tersebut, dapat dilihat bahwa CT dapat diterapkan dengan ataupun tanpa
menggunakan “komputer”. Tuliskanlah hal atau persoalan apa yang
zaman sekarang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT!
Contohnya adalah sistem pembayaran jalan tol yang saat ini banyak
diterapkan di Indonesia. Meskipun tidak menggunakan komputer, TIK, atau
robot, sistem ini tetap menggunakan CT untuk mengidentifikasi kendaraan
yang melewati jalan tol dan mengumpulkan biaya tol yang dibayarkan oleh
pengemudi. Sistem ini juga menggunakan teknologi RFID (Radio-Frequency
Identification) untuk mengidentifikasi kendaraan dan teknologi jaringan untuk
mengirim dan menerima data ke dan dari kendaraan.
4. Tuliskan dan jelaskan minimal satu contoh penerapan untuk masing-
masing fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari! Contoh yang Anda
berikan dapat mengandung lebih dari satu fondasi.
Contoh penerapan pada masing-masing fondasi CT: • Ketika mendapat tugas
untuk mengidentifikasi jenis-jenis hewan maka dapat menggunakan teknik
dekomposisi maka bisa mengklasifikasikan berdasarkan ciri dari hewan
tersebut. • Dalam penjelasan ramalan cuaca dengan memperhatikan penerapan
pola-pola alam disekitar merupakan penerapan berfikir komputasional sehari-
hari. • Dengan menggunakan teknik abstraksi mengirim menyelesaikan
sebuah. Contohnya dalam menentukan posisi di bumi dapat digeneralisasi
dengan menggunakan titik koordinat bujur dan lintang • Dalam membuat kopi
kita perlu memahami bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat
segelas kopi. Ini merupakan langkah awal yang akan dijadikan acuan dalam
membuat langkah-langkah algoritma.
RUANG KOLABORASI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD

Topic 1

Nama Kelompok : 1. Bangkit Alfan Asorfi


2. Vina Iman Adhiana
3. Syaida Salma Nur Afifah
Hasil Diskusi Mahasiswa secara Umum :
Sebuah pendekatan sistematis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan memecahkan
masalah secara efisien. CT menggunakan dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi dan
algoritma untuk menganalisis masalah dan menemukan solusi yang efektif. Ini menggabungkan
konsep dari desain, dan pemrograman untuk memecahkan masalah yanglebih kompleks dan
membangun sistem yang lebih kuat. Dengan memahami fondasi CT, orangdapat mengambil
pendekatan yang lebih terstruktur untuk memecahkan masalah.
Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai computer TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT :
1. Pengelolaah Sampah di sekolah
2. Kantong Ramah Lingkungan
3. Daur Ulang
1. Pengelolaan Sampah di Sekolah :
Dekomposisi :
Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan
ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
Pengenalan Pola :
Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih
memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas.
Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos.
Abstraksi :
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan.
Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus.
Algoritma :
Peserta didik dapat melakukan pemilahan sampah secara mandiri dengan membuang sampah
sesuai TPS yang disediakan oleh pihak sekolah, sehingga dengan pengelolaan demikian akan
dapat mengurangi sampah yang semakin banyak.

2. Kantong Ramah Lingkungan


Dekomposisi :
Mengamati sampah plastik yang menumpuk sehingga menyebabkan dampak negatif dari
tumpukan sampah plastik.
Pengenalan pola :
Peserta didik menggunakan kantong plastik untuk membawa atau menyimpan barang.Peserta
didik membeli makanan di kantin menggunakan kantong plastik. Agar tidak terjadi penumpukan
sampah maka kantong plastik akan diganti dengan paper bag atau tas canvas (kantong ramah
lingkungan).
Abstraksi:
Fokus pada bahan pembuatan kantong yang ramah lingkungan dan mengabaikan design
kantongnya.
Algoritma :
Peserta didik dapat membuat kantong yang ramah lingkungan sesuai dengan langkah-langkah
pembuatan. Sehingga peserta didik dapat mengganti kantong plastik dengan kantong yang ramah
lingkungan.
3. Daur Ulang
Dekomposisi :
Sampah yang berserakan memiliki dampak yang negatif. Dan dapat didaur ulang memiliki nilai
jual.
Pengenalan pola :
Sampah kertas dapat dibuat kerajinan berupa tempat tisu, jam dinding, tempat pensil, dan lain-
lain. Untuk membuat kreasi daur ulang yang unik dan menarik, diperlukan kreativitas tinggi agar
produk memiliki nilai jual. Manfaat yang diperoleh dari daur ulang sampah yaitu mengurangi
jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), mengurangi dampak
lingkungan yang terjadi akibat pembuangan sampah ke lingkungan, dan juga dapat menambah
penghasilan masyarakat melalui penjualan produk daur ulang.
Abstraksi:
Melakukan daur ulang berarti telah berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Mendaurulang
sampah juga berarti penghematan sumber daya alam dan energi. Sampah dibuang ke lingkungan
akan menimbulkan pencemaran.
Algoritma :
Dengan adanya daur ulang sampah ini dapat mengurangi penumpukan sampah. Selain itu,
menambah penghasilan masyarakat melalui penjulanan prodeuk daur ulang dan dapat
meningkatkan lapangan pekerjaan.
Jawaban Kurang Tepat
1. Membuat kerajinan kolase dari daun kering
Dekomposisi : Menggambar terlebih dahulu sebuah gambar yang akan di gunakan untuk
kerajinan kolase, lalu menyiapkan daun kering yang di potong kecil-kecil untuk ditempel ke
gambar, lem dan gunting serta peralatan lain yang di butuhkan
Abstraksi : Pandangan terkait seberapa banyak daun kering yang akan di gunakan dalam
membuat kerajinan kolase, sehingga menentukan ukuran gambar
Algoritma : Telah memahami cara membuat kolase dari daun kering yang nantinya akan
ditempelkan ke gambar yang telah di buat.

2. Membuat Jelly Nutrijel Rainbow


Dekomposisi: Tahap awal membuat Jelly Nutrijel Rainbow yaitu menyiapkan langkah- langkah
untuk memecahkan masalah dengan menyiapkan jelly aneka rasa, wadah jelly, cetakan jelly, gula,
air, panci, dan sendok besar.
Pengenalan pola: pengenalan pola dengan memahami dalam proses membuat Jelly Nutrijel
Rainbow yaitu mencampurkan nutrijell dengan satu gelas gula (200g) atau sesuai. Lalu
tambahkan air sebanyak 31/2 gelas (700mL), aduk rata sambil panaskan hingga mendidih.
Matikan api, diamkan 3 menit. Nutrijell siap di cetak. Jika nutrijel sudah mulai mengeras, maka
membuat lagi dengan rasa yang berbeda kemudian di cetak di atas nutrijel rasa pertama tadi.
Algoritma: sudah memahami polanya dari di atas, dari membuat nutrijel rasa pertama sampai
rasa yang terakhir hingga mencetak nutrijel sesuai keinginan.

3. Membuat Nasi Uduk


Pengenalan pola: pengenalan pola dengan memahami dalam proses membuat nasi uduk dari
memasak air dulu, memasak beras dan mencampurkan bahan menjadi satu di dalam tempat nasi
hingga menyalakan mesin pemasak nasi tersebut.
Abstraksi: sebuah pandangan berapa banyak beras yang dibutuhkan dalam membuat nasi uduk,
masukan beras di rice cooker beserta airnya dan nyalakan.
Algoritma: sudah memahami polanya dari di atas, masukan 3 cup beras, 5 cup air santan, 2
serai yang sudah dipotong, 4 daun pandan, 4 daun salam, 1sdt jinten bubuk, garam secukupnya,
hingga nyalakan mesin pemasak nasi.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD

Topic 1

Nama Kelompok : 1. Bangkit Alfan Asorfi


2. Vina Iman Adhiana
3. Syaida Salma Nur Afifah
Hasil Diskusi Mahasiswa secara Umum :
Sebuah pendekatan sistematis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan memecahkan
masalah secara efisien. CT menggunakan dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi dan
algoritma untuk menganalisis masalah dan menemukan solusi yang efektif. Ini menggabungkan
konsep dari desain, dan pemrograman untuk memecahkan masalah yanglebih kompleks dan
membangun sistem yang lebih kuat. Dengan memahami fondasi CT, orang dapat mengambil
pendekatan yang lebih terstruktur untuk memecahkan masalah.
Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai computer TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT :
4. Pengelolaah Sampah di sekolah
5. Kantong Ramah Lingkungan
6. Daur Ulang
3. Pengelolaan Sampah di Sekolah :
Dekomposisi :
Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan
ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
Pengenalan Pola :
Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih
memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas.
Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos.
Abstraksi :
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan.
Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus.
Algoritma :
Peserta didik dapat melakukan pemilahan sampah secara mandiri dengan membuang sampah
sesuai TPS yang disediakan oleh pihak sekolah, sehingga dengan pengelolaan demikian akan
dapat mengurangi sampah yang semakin banyak.

4. Kantong Ramah Lingkungan


Dekomposisi :
Mengamati sampah plastik yang menumpuk sehingga menyebabkan dampak negatif dari
tumpukan sampah plastik.
Pengenalan pola :
Peserta didik menggunakan kantong plastik untuk membawa atau menyimpan barang.Peserta
didik membeli makanan di kantin menggunakan kantong plastik. Agar tidak terjadi penumpukan
sampah maka kantong plastik akan diganti dengan paper bag atau tas canvas (kantong ramah
lingkungan).
Abstraksi:
Fokus pada bahan pembuatan kantong yang ramah lingkungan dan mengabaikan design
kantongnya.
Algoritma :
Peserta didik dapat membuat kantong yang ramah lingkungan sesuai dengan langkah-langkah
pembuatan. Sehingga peserta didik dapat mengganti kantong plastik dengan kantong yang ramah
lingkungan.
3. Daur Ulang
Dekomposisi :
Sampah yang berserakan memiliki dampak yang negatif. Dan dapat didaur ulang memiliki nilai
jual.
Pengenalan pola :
Sampah kertas dapat dibuat kerajinan berupa tempat tisu, jam dinding, tempat pensil, dan lain-
lain. Untuk membuat kreasi daur ulang yang unik dan menarik, diperlukan kreativitas tinggi agar
produk memiliki nilai jual. Manfaat yang diperoleh dari daur ulang sampah yaitu mengurangi
jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), mengurangi dampak
lingkungan yang terjadi akibat pembuangan sampah ke lingkungan, dan juga dapat menambah
penghasilan masyarakat melalui penjualan produk daur ulang.
Abstraksi:
Melakukan daur ulang berarti telah berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Mendaurulang
sampah juga berarti penghematan sumber daya alam dan energi. Sampah dibuang ke lingkungan
akan menimbulkan pencemaran.
Algoritma :
Dengan adanya daur ulang sampah ini dapat mengurangi penumpukan sampah. Selain itu,
menambah penghasilan masyarakat melalui penjulanan prodeuk daur ulang dan dapat
meningkatkan lapangan pekerjaan.
Jawaban Kurang Tepat
1. Membuat kerajinan kolase dari daun kering
Dekomposisi : Menggambar terlebih dahulu sebuah gambar yang akan di gunakan untuk
kerajinan kolase, lalu menyiapkan daun kering yang di potong kecil-kecil untuk ditempel ke
gambar, lem dan gunting serta peralatan lain yang di butuhkan
Abstraksi : Pandangan terkait seberapa banyak daun kering yang akan di gunakan dalam
membuat kerajinan kolase, sehingga menentukan ukuran gambar
Algoritma : Telah memahami cara membuat kolase dari daun kering yang nantinya akan
ditempelkan ke gambar yang telah di buat.

4. Membuat Jelly Nutrijel Rainbow


Dekomposisi: Tahap awal membuat Jelly Nutrijel Rainbow yaitu menyiapkan langkah- langkah
untuk memecahkan masalah dengan menyiapkan jelly aneka rasa, wadah jelly, cetakan jelly, gula,
air, panci, dan sendok besar.
Pengenalan pola: pengenalan pola dengan memahami dalam proses membuat Jelly Nutrijel
Rainbow yaitu mencampurkan nutrijell dengan satu gelas gula (200g) atau sesuai. Lalu
tambahkan air sebanyak 31/2 gelas (700mL), aduk rata sambil panaskan hingga mendidih.
Matikan api, diamkan 3 menit. Nutrijell siap di cetak. Jika nutrijel sudah mulai mengeras, maka
membuat lagi dengan rasa yang berbeda kemudian di cetak di atas nutrijel rasa pertama tadi.
Algoritma: sudah memahami polanya dari di atas, dari membuat nutrijel rasa pertama sampai
rasa yang terakhir hingga mencetak nutrijel sesuai keinginan.

5. Membuat Nasi Uduk


Pengenalan pola: pengenalan pola dengan memahami dalam proses membuat nasi uduk dari
memasak air dulu, memasak beras dan mencampurkan bahan menjadi satu di dalam tempat nasi
hingga menyalakan mesin pemasak nasi tersebut.
Abstraksi: sebuah pandangan berapa banyak beras yang dibutuhkan dalam membuat nasi uduk,
masukan beras di rice cooker beserta airnya dan nyalakan.
Algoritma: sudah memahami polanya dari di atas, masukan 3 cup beras, 5 cup air santan, 2
serai yang sudah dipotong, 4 daun pandan, 4 daun salam, 1sdt jinten bubuk, garam secukupnya,
hingga nyalakan mesin pemasak nasi.
Feedback/pertanyaan :
1. Bagaimana penjelasan mengenai computational thinking yang tidak tepat
2. Pada kelompok sebelumnya, dijelaskan bahwa ct yang kurang tepat tidak memenuhi 4
fondasi , akan tetapi pada kelompok anda ct yang kurang tepat terdapat 4 fondasi. Jelaskan
mengenai computational thinking yang kurang tepat!
Tanggapan/solusi :
1. Computational thinking memiliki 4 fondasi, jika tidak terpenuhi 4 fondasi tersebut maka
termasuk dalam computational thinking yang tidak tepat contoh computational thinking
yang tidak tepat: • memakan nasi. Karena memakan nasi tidak perlu melalui 4 fondasi
computational thinking • minum air putih. Karena minum air putih tidak perlu melalui 4
fondasi computational thinking
2. Menurut kelompok, computational thinking yang tidak tepat yaitu tetap terdapat 4 fondasi
akan tetapi penjelasan yang kurang detail
KONEKSI ANTAR MATERI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD

Topic 1

Computational Thinking
Topik 1 Pendalaman Pemahaman Computational Thinking
Koneksi Antar Materi

Pertanyaan :
1. Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari
Anda!
2. Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran
yang akan Anda ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode
atau bentuk pengajaran, soal-soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas.
Jawaban :
1. Contoh CT dalam kehidupan sehari-hari :
a. Membuat Nasi Uduk
Dekomposisi: Pada tahap awal membuat nasi uduk, mari kita
menyiapkan langkah langkah untuk memecahkan masalah dengan
menyiapkan 3 cup beras, 5 cup air santan, 2 serai yang sudah dipotong,
4 daun pandan, 4 daun salam, 1sdt jinten bubuk, garam secukupnya,
dan tempat nasi hingga pemasak nasi atau rice cooker.
Pengenalan pola: Pengenalan pola dengan memahami dalam proses
membuat nasi uduk dari memasak air dulu, memasak beras dan
mencampurkan bahan menjadi satu di dalam tempat nasi hingga
menyalakan mesin pemasak nasi tersebut.
Abstraksi: Sebuah pandangan berapa banyak beras yang dibutuhkan
dalam membuat nasi uduk, masukan beras di rice cooker beserta airnya
dan nyalakan.
Algoritma: Sudah memahami polanya dari di atas, masukan 3 cup
beras, 5 cup air santan, 2 serai yang sudah dipotong, 4 daun pandan, 4
daun salam, 1sdt jinten bubuk, garam secukupnya, hingga nyalakan
mesin pemasak nasi.
b. Daur Ulang
Dekomposisi : Sampah yang berserakan memiliki dampak yang
negatif. Dan dapat didaur ulang memiliki nilai jual.
Pengenalan pola : Sampah kertas dapat dibuat kerajinan berupa
tempat tisu, jam dinding, tempat pensil, dan lain-lain. Untuk membuat
kreasi daur ulang yang unik dan menarik, diperlukan kreativitas tinggi
agar produk memiliki nilai jual. Manfaat yang diperoleh dari daur
ulang sampah yaitu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), mengurangi dampak lingkungan
yang terjadi akibat pembuangan sampah ke lingkungan, dan juga dapat
menambah penghasilan masyarakat melalui penjualan produk daur
ulang.
Abstraksi: Melakukan daur ulang berarti telah berkontribusi terhadap
kelestarian lingkungan. Mendaur ulang sampah juga berarti
penghematan sumber daya alam dan energi. Sampah dibuang ke
lingkungan akan menimbulkan pencemaran.
Algoritma : Dengan adanya daur ulang sampah ini dapat mengurangi
penumpukan sampah. Selain itu, menambah penghasilan masyarakat
melalui penjulanan prodeuk daur ulang dan dapat meningkatkan
lapangan pekerjaan.
Contoh CT dalam kehidupan di sekolah :
a. Pengelolaan Sampah di Sekolah
Dekomposisi : Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok
sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang
berbeda.
Pengenalan Pola : Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah
tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai [penggunaan
kembali botol-botol bekas. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha
mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta
mengurangi sampah-sampah yang sudah ada. Recycle (daur ulang)
yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna (daur ulang sampah organik menjadi
kompos).
Abstraksi : Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan
pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena
sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga
memerlukan perlakuan khusus.
Algoritma : Peserta didik dapat melakukan pemilahan sampah secara
mandiri dengan membuang sampah sesuai TPS yang disediakan oleh
pihak sekolah, sehingga dengan pengelolaan demikian akan dapat
mengurangi sampah yang semakin banyak.
b. Kantong Ramah Lingkungan
Dekomposisi : Mengamati sampah plastik yang menumpuk sehingga
menyebabkan dampak negatif dari tumpukan sampah plastik.
Pengenalan pola : Peserta didik menggunakan kantong plastik untuk
membawa atau menyimpan barang. Peserta didik membeli makanan di
kantin menggunakan kantong plastik. Agar tidak terjadi penumpukan
sampah maka kantong plastik akan diganti dengan paper bag atau tas
canvas (kantong ramah lingkungan).
Abstraksi: Fokus pada bahan pembuatan kantong yang ramah
lingkungan dan mengabaikan design kantongnya.
Algoritma : Peserta didik dapat membuat kantong yang ramah
lingkungan sesuai dengan langkah-langkah pembuatan. Sehingga
peserta didik dapat mengganti kantong plastik dengan kantong yang
ramah lingkungan.
2. Computational thinking dapat diterapkan pada mata pelajaran pendekatan
dalam proses pembelajaran. CT memang memiliki peran penting dalam
pengembangan aplikasi komputer, namun CT juga dapat digunakan untuk
mendukung pemecahan masalah di semua disiplin ilmu, termasuk
humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan. Computational juga dapat
diterapkan pada setiap pembelajaran yang akan diajarkan. Contohnya
seperti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam membuat kolase dari
bahan biji-bijian. Selebum melaksanakan kegiatan pembuatan kolase,
menggambar terlebih dahulu sebuah gambar yang akan di gunakan untuk
kerajinan kolase, lalu menyiapkan biji-bijian untuk ditempel ke gambar,
lem dan gunting serta peralatan lain yang di butuhkan. Biji-bijian yang
digunakan terdiri dari berbagai jenis seperti jagung, kedelai,kacang-
kacangan,beras. Pandangan terkait seberapa banyak biji-bijian yang akan
di gunakan dalam membuat kerajinan kolase, sehingga menentukan
ukuran gambar. Telah memahami cara membuat kolase dari biji-bijian
yang nantinya akan ditempelkan ke gambar yang telah di buat.
AKSI NYATA

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD

Topic 1

1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini?


Harapan yang setelah mengikuti matakuliah computional thinking ini yaitu
dapat proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam
menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan
oleh agen pemroses informasi (solusi) tersebut.
2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT?
Setelah mempelajari Computational Thinking, saya mendapatkan pemahaman
bahwa Computational Thinking adalah pendekatan berfikir yang
menggabungkan logika, algoritma, dan pemrograman untuk menyelesaikan
masalah dan menciptakan solusi secara efisien. Ini termasuk menggunakan
strategi seperti pemecahan masalah, deskripsi yang sistematis, analisis data,
dan pemodelan masalah. Ini juga melibatkan pemahaman struktur data seperti
array, teks, dan gambar.
3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan
Anda?
Saya pikir Computational Thinking sangat penting dalam kehidupan saya. Ini
akan membantu saya untuk lebih cepat menyelesaikan masalah dan
menciptakan solusi yang efisien. Ini juga dapat membantu saya meningkatkan
keterampilan kritis dan analitis saya. Dengan demikian, Computational
Thinking akan memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik dan
efisien.
4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT?
Saya merasa sangat antusias dan tertarik dengan Computational Thinking.
Saya yakin bahwa ini akan menjadi keterampilan yang sangat berguna bagi
saya dan akan membantu saya meningkatkan keterampilan berfikir yang dapat
saya gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti
kuliah ini? Jika ada, tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk
mengantisipasinya?
Kendala dalam mengikuti perkuliahan pada materi computional thinking yaitu
masih pertama mengetahui tentang matakuliah ini, dalam mengatasi kendala
tersebut tentunya saya memahami secara sungguh-sungguh sehingga dapat
menerapkan konsep computional thinking dalam kehidupan sehari-hari.
MULAI DARI DIRI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 2

PERTANYAAN REFLEKTIF
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT di dalam
Kurikulum Merdeka?
Dalam pandangan saya, keberadaan CT di dalam Kurikulum Merdeka akan
sangat berdampak positif. Adanya CT pada ada kurikulum merdeka akan
menciptakan solusi-solusi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan secara
sistematis, kritis, analitis, dan kreatif. Dengan harapan mengasah keterampilan
problem solving yang efektif, efisien, dan optimal sebagai landasan untuk
menghasilkan solusi dengan menerapkan penalaran kritis, kreatif dan mandiri
pada peserta didik.
2. Karena CT berada dalam kurikulum, CT dipandang sebagai sesuatu yang
perlu dipelajari oleh peserta didik. Menurut Anda, mengapa CT tidak
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri?
CT tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri karena CT harus bisa
diintegrasikan di setiap mata pelajaran agar peserta didik bisa lebih terampil
menciptakan solusi-solusi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan secara
sistematis, kritis, analitis, dan kreatif..
3. Pada saat Anda membaca referensi-referensi yang ditugaskan oleh
dosen Anda, bagian mana yang:
• Paling menarik untuk Anda? Mengapa?
• Paling sulit untuk diajarkan? Mengapa?
Hal yang menarik untuk saya adalah bahwa CT akan menjadi keterampilan
dasar digunakan oleh semua orang pada pertengahan abad ke-21 seperti
membaca, menulis, dan berhitung. Melalui kebijakan diterapkannya CT di
kurikulum ini diharapkan dapat merubah paradigma belajar di sekolah selama
ini yang masih cenderung berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik (Student Centerl Learning). Adapun hal yang paling sulit
diajarkan adalah cara menyederhanakan konsep CT agar peserta didik bisa
memahami dan mengiplementasikannya dalam pembelajaran dan kehidupan
mereka sehari-hari.
EKSPLORASI KONSEP

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 2

1. Paparan Konsep
Penggunaan CT dalam pembelajaran dan pencapaian CP dibagi menjadi 7 fase
yaitu Fase A- Fase F. Fase A ( Umumnya untuk kelas 1 dan 2 SD ), Fase B (
Umunya untuk kelas 3 dan 4 SD), Fase C ( Umumnya untuk kelas 5 dan 6 ) ,
Fase D ( Umumnya untuk kelas VII-IX SMP ) fase E ( Umumnya untuk kelas
X SMA ) Fase F ( umumnya untuk Kelas XI dan XII ). Dalam Weintrop 2016
dikatakan bahwa pembelajaran CT membuat siswa dapat mengkonsepkan,
menganalisi, dan menyelesaikan persoalan kompleks dengan memilih dan
mengaplikasikan startegi-strategi baik secara virtual maupun dalan dunia
nyata. Dalam bidang pedagogik, CT dibagi menjadi 4 kompetensi pedagogik
yaitu: unplugged, tinkering, making dan remixing.
2. Menurut Anda, bagaimana posisi CT di Indonesia jika dibandingkan
keberadaannya di beberapa negara lain yang sudah berupaya terlebih
dahulu untuk memasukkan CT ke dalam kurikulumnya?
Pengintegrasian CT dalam kurikulum di Indonesia masih terbilang baru
dibandingakan dengan beberapa negara lain. Dalam hal ini, Kurikulum
Merdeka hadir upaya untuk diterapkannya CT di berbagai lembaga pendidikan
di Indonesia. Hal ini menjadi terobosan yang bagus karena semua mata
pelajaran diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang mengarah pada
cara berpikir CT.
Nama / NIM VINA IMAN ADHIANA / 202210631013228
Fase (A/B/C/D/E/F) Fase A : Bahasa Indonesia Kelas I & II SD
• Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang
dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya.
• Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan;
berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam
interaksi antar pribadi serta di depan banyak pendengar secara
santun.
• Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru
melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik
yang beragam.
• Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya
secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan kata-
kata yang dikenalinya sehari-hari.
Fase B : Bahasa Indonesia kelas III & IV SD
• Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang
dewasa tentang hal-hal menarik di lingkungan sekitarnya.
• Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks,
mampu memahami dan menyampaikan gagasan dari teks
informatif, serta mampu mengungkapkan gagasan dalam kerja
kelompok dan diskusi, serta memaparkan pendapatnya secara
lisan dan tertulis.
• Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru
melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra
dengan topik yang beragam. Peserta didik mampu membaca
dengan fasih dan lancar.
Fase C : Bahasa Indonesia Kelas V & VI
• Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks
sosial.
Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks,mampu
memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan
dari paparan lisan dan tulis tentang topik yang dikenali dalam teks
narasi dan informatif.
• Peserta didik mampu menanggapi dan mempresentasikan
informasi yang dipaparkan;berpartisipasi aktif dalam diskusi;
menuliskan tanggapannya terhadap bacaan menggunakan
pengalaman dan pengetahuannya;menulis teks untuk
menyampaikan pengamatan danpengalamannya dengan lebih
terstruktur.
• Peserta didik memiliki
• kebiasaan membaca untuk hiburan, menambah pengetahuan, dan
keterampilan.
Tuliskan Kata-Kata Kunci yang membedakan masing-masing fase.
Fase A : peserta didik mampu mengungkapkan gagasannya melalui lisan dan tulisan dengan
bahasa yang baik berdasarkan bahasa sehari-hari
Fase B : peserta didik mampu serta memaparkan pendapatnya secara
lisan dan tertulis.
Fase C : mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan dari paparan lisan dan tulis
tentang topik yang dikenali dalam teks narasi dan informatif.
Setelah memperhatikan dengan lebih seksama kata kunci pembeda pada tiap fase, tuliskan
peningkatan kompleksitas capaian fase A-C :
Pada fase A-C tersebut terdapat peningkatan kognitif sesuai dengan taksonomi Bloom yaitu
pada fase A peserta didik mampu menyampaikan gagasan secara lisan atau tertulis sesuai
dengan C1, kemudian pada Fase B peserta didik tentunya mengalami peningkatan Capaian
dengan mampu memaparkan pendapatnya sesuai dengan C-2 serta C-3 , Pada fase C terjadi
peningkatan bahwa peserta didik mampu menginterprestasikan informasi, pada tahap ini
peserta didik mencapai pada C5
RUANG KOLABORASI
Name : Bangkit Alfan Asorfi
NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 2

Nama Kelompok : 1. Bangkit Alfan Asorfi


2. Vina Iman Adhiana
3. Syaida Salma Nur Afifah
Fase (A/B/C/D/E/F) A/B/C
CP • Fase A Peserta didik mampu bersikap
menjadi pendengar yang penuh perhatian.
Peserta didik menunjukkan minat pada
tuturan yang didengar serta mampu
memahami pesan lisan dan informasi dari
media audio, teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar), instruksi
lisan, dan percakapan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi.
• Pada fase B (Kelas 4) Peserta didik mampu
menulis teks narasi, dan teks eksposisi
dengan rangkaian kalimat yang beragam
informasi yang dirinci dan akurat dengan
topik yang beragam. Peserta didik terampil
menulis tegak bersambung.
• Fase C Peserta didik menentukan Luas
permukaan dan bangum ruang (Prisma,
tabung ,Bola,Limas, dan Kerucut) dan
menyelesaikan masalah yang terkait
Istilah dan makna dari kata-kata yang sudah disepakati oleh kelompok :
Pada Fase A:
• Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang
dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik
Pada Fase B :
• Teks narasi merupakan teks yang menyajikan serangkaian peristiwa secara
kronologis atau sesuai urutan waktunya. Peristiwa dalam teks narasi bisa benar-benar
terjadi, tetapi bisa juga hanya khayalan saja.
• Teks eksposisi merupakan eks eksposisi bersifat nyata dan ilmiah. Bentuknya
disajikan secara singkat, padat, akurat, dan mudah untuk dipahami.
Pada Fase C :
• Tabung adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh dua buah lingkaran
identik yang sejajar dan sebuah persegi panjang yang mengelilingi kedua lingkaran
tersebut.
• Luas permukaan tabung adalah dua kali luas lingkaran ditambah luas selimut.
• Kerucut merupakan sebuah bangun ruang limas istimewa, yang memiliki bentuk alas
lingkaran dengan sebuah titik puncak.
• Luas permukaan kerucut adalah luas dari selimut kerucut ditambah dengan luas alas
kerucut.
Kata-kata yang dipahami sebagai makna yan berbeda oleh anggota kelompok.
Diskusikan lebih lanjut tentang perbedaan makna tersebut! Diskusikan juga dengan konsep
pada saat eksplorasi konsep!
1. Tidak ada perbedaan pemaknaan kata yang dipahami setiap anggota kelompok.
2. Diskusi konsep pada eksplorasi konsep
Fase A : Perbedaan makna dari pesan lisan dan instruksi lisan. Pesan lisan adalah
interaksi yang terjadi dengan berbicara kepada orang lain untuk menyampaikan
sebuah informasi. Instruksi lisan adalah petunjuk yang disampaiakan atau di tujuakan
kepada seseorang
Tuliskan pemaknaan mengenai CP yang dibahas di kelompok, sesuai pemahman bersama
seluruh anggota kelompok !
Pemaknaan sesuai pemahaman bersama :
Pada akhir B, peserta didik mampu menerapkan strategi yang digunakan untuk
menyelesaiakan masalah dalam kehidupan sehari-hari selain itu peserta didik mampu
mengembangkan kalimat, serta penguasaan kosakata yang mereka peroleh berdasarakan
informasi dan topik yang sesuai. Peserta didik mampu menulis huruf tegak bersambung
sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang telah di tentukan, dengan baik dan benar.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 2

NAMA KELOMPOK & NIM • BANGKIT ALFAN ASORFI


• VINA IMAN ADHIANA
• SYAIDA SALMA NUR AFIFAH

FASE ISTILAH YANG MAKNA DARI ISTILAH


BARU DIKETAHUI
MAKNANYA
Fase B Peserta • Teks eksposisi • Teks narasi merupakan teks yang
didik mampu • Teks Narasi menyajikan serangkaian peristiwa
menulis teks narasi, secara kronologis atau sesuai urutan
dan teks eksposisi waktunya. Peristiwa dalam teks
dengan rangkaian narasibisa benar-benarterjadi, tetapi
kalimat yang bisa juga hanya khayalan saja.
beragam informasi • Teks eksposisi merupakan eks
yang dirinci dan eksposisi bersifat nyata dan ilmiah.
akurat dengan Bentuknya disajikan secara singkat,
topikyang padat, akurat, dan mudah untuk
beragam.Peserta dipahami
didik terampil
menulistegak
bersambung.
Tuliskan Pemahaman yang anda dapat dari presentasi rekan anda mengenai CP CTpada fase
yang berbeda dari fase yang anda kerjakan dalam kelompok
Fase B Peserta didik mampumenulis teks narasi,
dan teks eksposisi dengan rangkaian
kalimat yang beragam informasi yang
dirinci dan akurat dengan topik yang
beragam. Peserta didik terampilmenulis
tegak bersambung.
ELABORASI PEMAHAMAHAN DAN KONEKSI ANTAR MATERI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 2

1. Bagaiamana menilai perkembangan computional thinking pada peserta


didik sehingga dapat mengamati perubahan cara berfikirnya dalam
pembelajaran ?
Dalam menilai perkembangan computational thinking pada peserta didik,
penting untuk memperhatikan bahwa perkembangan ini merupakan proses
yang terus menerus dan dapat terjadi dalam waktu yang berbeda-beda pada
setiap peserta didik. Oleh karena itu, evaluasi harus dilakukan secara terus-
menerus dan diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran yang
berkelanjutan.
2. Bagaimana computional thinking dapat diterapkan langsung kepada
peserta didik dalam pembelajaran ?
Computational thinking adalah suatu pendekatan pemecahan masalah yang
digunakan dalam dunia komputasi dan teknologi informasi. Pendekatan ini
dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan berpikir logis, analitis, dan kreatif dalam
memecahkan masalah.
AKSI NYATA

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 2

1. Bagaimana perasaan Anda saat menelaah lebih lanjut mengenai CP CT


dalam pertemuan kuliah ini?
Capaian Pembelajaran Computational Thinking merupakan topik yang sangat
penting dan relevan dalam dunia pendidikan saat ini. Kemampuan
computational thinking menjadi semakin penting dalam era digital di mana
teknologi semakin memainkan peran utama dalam kehidupan seharihari. Oleh
karena itu, memperkenalkan konsep ini kepada peserta didik di usia muda
dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan
untuk memahami dan mengelola teknologi dengan lebih baik. Saya berharap
bahwa informasi yang saya berikan dapat memberikan manfaat dan wawasan
bagi pengguna saya.
MULAI DARI DIRI
Name : Bangkit Alfan Asorfi
NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3

1. Pernahkah Anda mengerjakan soal Bebras sebelum masuk ke Topik


3?
Saya belum belum pernah mengerjakan soal Bebras sebelum masuk ke
Topik 3.
2. Apa pendapat Anda mengenai soal Bebras?
Saya berpandangan bahwa soal Bebras merupakan sebuah inisiatif untuk
mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan
Komputasi atau Informatika), di dunia pendidikan.
3. Latihan CT apa saja yang pernah Anda kerjakan selain soal Bebras?
Apa nama situs/sumber Anda mengerjakan latihan CT?
Sejauh ini, saya belum pernah mencoba mengerjakan soal Bebras. Saya
baru tau istilah soal Bebras ini ketika mengikuti perkuliahan ini. Jadi
belum tau nama-nama situs/sumber untuk mengerjakan latihan CT.
4. Pernahkah Anda mendapat informasi mengenai Tantangan Bebras?
Saya mendapat informasi mengenai Tantangan Bebras dari website yang
disediakan disini. Jadi sebelumnya belum pernah sama sekali mendapat
info mengenai Tantangan Bebras ini.
5. Pernahkah Anda membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal
latihan CT (dengan soal Bebras atau soal CT lainnya)? Jika pernah,
bagaimana pengalaman Anda ketika membimbing siswa?
Karena saat ini baru pertama kali mendapat informasi mengenai ini, jadi
saya belum pernah membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal
latihan CT (dengan soal Bebras atau soal CT lainnya).
EKSPLORASI KONSEP SUB 1
Name : Bangkit Alfan Asorfi
NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3

NAMA : VINA IMAN ADHIANA


NIM : 202210631013253
KELAS : PGSD-008
No Pertanyaan Jawaban
1 Tulis solusi masing-masing soal SD : Jawaban yang tepat = 5
SMP: Jawaban
yang tepat = 3
SMA :
Jawaban yang
tepat = 4
Tulis Langkah-langkah berpikir SD :
anda hingga mendapat solusi Untuk mendapatkan jawaban yang akurat dalam
dari masing-masing Soal! Jika menyelesaikan persoalan ini, kita dapat menggunakan
anda menggunakan lebih dari sebuah dadu. Apabila tidak terdapat dadu, kita dapat
satu cara berpikir, tulis pada menggunakan sebuah benda berbentuk kubus lalu
jenjang mana anda menuliskan angka-angka sesuai pola penempatan
menggunakan cara berpikir angka pada dadu. Kemudian posisikan dadu sesuai
tersebut dengan gambardi posisi awal. Selanjutnya gulirkan
dadu ke depan, belakang, kiri atau kanan sesuai
dengan arah yang ditentukan pada persoalan. Pada
persoalan SD ini langkah-langkah menentukan angka
pada sisi atas dadu saat berada di petakhijau antara lain
adalah:
Bergulir 3 langkah ke belakang: 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan: 4, 5
Jadi angka yang berada di atas adalah 5
SMP :
Untuk mendapatkan jawaban yang akurat dalam
menyelesaikan persoalan ini, kita dapat menggunakan
sebuah dadu. Apabila tidak terdapat dadu, kita dapat
menggunakan sebuah benda berbentuk kubus lalu
menuliskan angka-angka sesuai pola penempatan
angka pada dadu. Kemudian posisikan dadu sesuai
dengan gambar
di posisi awal. Selanjutnya gulirkan dadu ke depan,
belakang, kiri atau kanan sesuai dengan
arah yang ditentukan pada persoalan. Pada persoalan
SMP ini langkahlangkah menentukan angka pada
sisi atas dadu saat berada di peta hijau antara lain
adalah:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5 Bergulir 1
langkah ke depan = 1Bergulir 1 langkah ke kanan = 3
Jadi angka yang berada di atas adalah 3
SMA :
Untuk mendapatkan jawaban yang akurat dalam
menyelesaikan persoalan ini, kita dapat
menggunakan sebuah dadu. Apabila tidakterdapat
dadu, kita dapat menggunakan sebuah benda
berbentuk kubu lalu menuliskan angka-angka sesuai
pola penempatan angka pad dadu. Kemudian
posisikan dadu sesuai dengan gambar di posisi awal
Selanjutnya gulirkan dadu ke depan, belakang, kiri
atau kanan sesua dengan arah yang ditentukan pada
persoalan. Pada persoalan SMP in langkah-langkah
menentukan angka pada sisi atas dadu saat berada d
petak hijau antara lain adalah:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5 Bergulir 1
langkah ke depan = 1
Bergulir 1 langkah ke kanan = 3 Bergulir 2 langkah
ke depan = 2, 4
Jadi angka yang berada di atas adalah 4
3 Identifikasi 4 pondasi CT yang anda - Mengenal pola : Pada persoalan ini, pola yang dapat
gunakandalam menyelesaikan diidentifikas adalah bahwa jumlah angka pada sisi
persoalan ini dadu yang saling berlawana adalah 7 seperti 1
berlawanan dengan 6, 5 dengan 2, dan 3dengan 4.
- Algoritma, penerapan fase algoritma pada persoalan
ini ditunjukkandengan menentukan angka yang akan
muncul
sesuai dengan arah jalan bergulirnya dadu (ke
depan, belakang, kiri,atau kanan)
4 Adakah contoh pada kehidupan Dalam kehidupan sehari-hari contoh yang sesuai
sehari-hari yang dengan persoalan in misalnya saat kita menggunakan
mengimplementasikan konsep yang motor, kita dapat mengenal po dengan menentukan
ada pada soal ini?
konsumsi BBM motor berdasarkan tipe ata merek
motor. Kemudian menentukan apabila jarak tempuh
motor 5 Km
berapa liter BBM yang habis.
5 Tuliskan perbedaan kompleksitas Perbedaan kompleksitas persoalan untuk masing-
persoalan untuk masing jenjang yanterdapat pada jenjang tangga, pada
masing-masing jenjang yang terdapat jenjang SD n =6, SMP n=7 da SMA n=9
pada soal ini
RUANG KOLABORASI SUB 1

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3

Mata Kuliah Computational Thinking


Topik CT Dalam Problem Solving
Sub Topik Ruang Kolaborasi Sub 1
Nama 1. Bangkit Alfan Asorfi
Kelompo 2. Vina Iman Adhiana
k 3. Syaida Salma Nur Afifah.
Kelas PGSD 008

Ruang Kolaborasi Topik 3 Subtopik 1


Jenis Kegiatan: Kegiatan kelompok (Dinilai - Dikumpulkan Bersama Lembar
Kerja pada Eksplorasi Konsep)

Materi Diskusi Kelompok


1. Masing-masing anggota kelompok menambahkan Tabel 3.1 pada lembar kerja
yang dikerjakanpada 02.04.
2. Pilihlah lembar kerja dari salah satu anggota kelompok untuk didiskusikan
bersama!
3. Anggota kelompok yang lain memberi penilaian terhadap hasil lembar kerja
tersebut di Tabel
3.1. Setelah semua selesai menilai, seluruh anggota kelompok
mendiskusikan apa yang masih kurang dan bagaimana perbaikan yang dapat
dilakukan. Perbaikan yang perlu dilakukan dicatatpada Tabel 3.2.
Tabel 3.1: Penilaian Teman Kelompok
Penilaian dari teman kelompok

Kriteria Penilaian Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3


Apakah cara
mengerjakan soal
yang dituliskan dapat Dapat dipahami Ya, dapat Ya, dipahami
dipahami ? dipahami
Apakah cara Ya, dapat diikuti Ya, dapat Ya, Tidak
mengerjakan tanpa diikuti tanpa menimbulkan
sudahlengkah menimbulkan menimbulkan keambiguan
keambiguan keambiguan
Apakah cara Menurut saya sangat
mengerjakan Menurut saya jelas dan tindak
dapatdiikuti tanpa Menurut saya ada padafondasi menimbulkan
menimbulkan yang salah abstraksi sangat keambiguan
keambiguan ? tepat
Apakah 4 pondasi CT Sesuai Sudah Sesuai
yang ditulis benar ? sesuai
Apakah 4 pondasi CT Tidak, pondasi Sudah lengkap Masih belum
yang dituliskan pada abstraksi tetapiditambah lengkap karena
dijelaskan dengan hanya ditulis di bagian bagian abstraksi
lengkap ? konsep abstraksi masih belum jelas
Apakah contoh
masalah sehari-hari
yang dituliskan Ya dituliskan Dituliskan dengan
sesuaidengan Benar dituliskan contoh tepat
persoalan sehari-hari
yang diselesaikan ?
Tabel 3.2 : Perbaikan yang perlu dilakukan

Nomor Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran


Soal perbaikan
1 Pada Jenjang tingkat sekolah dasar harus Gunakan berfikir komputansi
menggunakan contoh yang konkret dengan jelas dan urut
2 Sudah sesuai jenjang Tidak ada
3 Sudah sesuai jenjang Tidak ada

Tabel 3.3: Rubrik Penilaian untuk Masing-masing Kriteria

A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang


Jika ketiga soal Jika hanya 2 soal Jika hanya 1 soal Jika ketiga-
memenuhi kriteria yangmemenuhi yangmemenuhi tiganya tidak
kriteria kriteria memenuhi
kriteria

Hasil Penilaian : B
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL SUB 1

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3

Judul soal : Teks bacaan cerita “kuman”


No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk soal ini Untuk menyelesaikan soal ini perlu
memperhatikan serta mencermati teks
cerita serta memahami isi teks bacaan cerita
dan mampu menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan-sehari.
2 Tuluskan langkah-langkah berpikir 1. Mengetaui dampak buruk tentang
anda hingga mendapat solusi dari kuman
permasalahan ini! 2. Mengetahui cara agar terhindar dari
kuman
3. Mengetahui cara mengobati jika terkena
kuman
3 Identifikasi 4 fondasi CT yang anda Dekomposisi : Pengetahuan tentang kuman
gunakan dalam menyelesaikan masalah menjadi tahapan untuk siswa dapat hidup
ini! sehat, mengetui dampak terkena kuman,
serta pencegahan kuman.
Pengelolaan Pola: Dilangkah ini , kita dapat
menerapkan gaya hidup sehat aga kit
terhindar dari kuman, dapat menerapkan
gaya hidup sehat. Oleh karena itu perlu
diterapkan gaya hidup sehat hal ini bertujuan
utuk mencapai tujuan awal.
Abstraksi: Tujuan awal ini dilakukan yaitu
untuk menerakan gaya hidup sehat hal ini
dilakukan untuk peserta didik terhindar dari
kuman. Perlunya pemahaman yang lebih
seperti dengan penjelasan menggunakan
media anaimasi agar mempermudah peserta
didik memahaminya.
Algoritma: Memberikan pemahaman
tentang kuman, dampak terkena kuman, serta
menaggulangi jika terkena kuman.
4 Adakah contoh pada kehidupan sehari- Tentunya ada. Seperti dalam kehidupan
hari yang mengimplementasikan seharii-hari anak lebih sering brmain di
konsep yang ada pada soal ini ? ruangan terbuka. Sehingga dapat terkene
kuman dengan mudah perlunya pemahaman
tentang cara mencegah agar kita terhindar
oleh kuman dan dapat
menerapkan gaya hidup sehat.
MULAI DARI DIRI SUB 2

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3
PERTANYAAN REFLEKTIF
1. Apakah Anda pernah mendengar AKM? Apa yang Anda ketahui
tentang AKM?
AKM yang singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimum bukan yaa?
Pernah mendengarnya sih itu.
2. Pernahkah Anda membimbing siswa yang akan menghadapi AKM?
Kalau mengenai ini, saya belum pernah.
3. Apakah Anda pernah mendengar tentang tes PISA? Apa yang Anda
ketahui tentang tes PISA?
Hari ini baru pertama kali saya mendengar tentang tes PISA.
4. Apakah Anda pernah mengerjakan soal AKM/PISA? Jika
pernah, bagaimana pendapat Anda mengenai soal AKM/PISA?
Apakah siswa Indonesia akan kesulitan dalam mengerjakan
soal sejenis AKM/PISA?
Sepertinya saya sudah. Tapi saya sendiri tidak menyadari bahwa itu
adalah soal AKM/PISA
EKSPLORASI KONSEP SUB 2

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3
RUANG KOLABORASI SUB 2

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD

Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?

• Naratif: Teks naratif adalah jenis teks yang digunakan untuk menceritakan sebuah cerita
atau pengalaman. Pada tes PISA, teks naratif biasanya berupa cerita pendek atau novel
pendek.
• Ekspositoris: Teks ekspositoris adalah jenis teks yang digunakan untuk menjelaskan
atau menguraikan sebuah topik atau konsep. Pada tes PISA, teks ekspositoris biasanya
berupa artikel, ensiklopedia, atau buku non-fiksi.
• Fungsional: Teks fungsional adalah jenis teks yang digunakan untuk memberikan
instruksi atau informasi yang bersifat praktis. Pada tes PISA, teks fungsional biasanya
berupa surat, petunjuk, atau manual penggunaan.
• Diagram atau Grafik: Teks diagram atau grafik adalah jenis teks yang berisi informasi
yang disajikan dalam bentuk visual, seperti diagram, grafik, atau tabel. Pada tes PISA,
siswa akan diminta untuk membaca dan menginterpretasikan informasi yang disajikan
dalam bentuk visual tersebut.

Setiap jenis teks pada tes PISA memiliki tujuan dan struktur yang berbeda, sehingga siswa
perlu memiliki kemampuan membaca yang beragam untuk dapat menguasai setiap jenis
teks dengan baik. Selain itu, tes PISA juga menilai kemampuan siswa dalam melakukan
tindakan membaca, seperti menemukan informasi, mengidentifikasi tujuan penulis,
menafsirkan makna dari kata-kata, dan menarik kesimpulan dari teks yang dibaca.

Terdapat 6 level progress pada literasi literacy Tuliskan apa yang seharusnya siswa
dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut!
Level Apa yang dapat dilakukan siswa
1b Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks
sederhana. Informasi yang dicari biasanya sering diulang di dalam teks.
Informasi yang dicari juga bisa dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga
memudahkan siswa menemukan informasi tersebut.

1a Memahami teks secara literal:


• Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai
jenjangnya.

• Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun
teks jamak
• Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks sastra sesuai jenjangnya.
• Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah
suatu komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi teks pada teks sastra.
• Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik
lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
2 Memahami teks secara literal:
• Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai
jenjangnya. Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks
tunggal maupun teks jamak:
• Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks sastra sesuai jenjangnya.
• Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah
suatu komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan dengan isi teks pada teks sastra.
• Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik
lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya

3 • Siswa dapat mengakses dan mencari informasi dalam teks menemukan


informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra
yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
• Siswa dapat mencari dan memilih informasi yang relevan mengidentifikasi kata
kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks
sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya
4 Memahami teks secara literal:
• Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/ karakter/
setting/konflik/Alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Menyusun inferensi, membuat koneksidan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak:
• Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar
cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam
teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
• Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur
pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di
dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
• Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen intrinsik
lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

5 Memahami teks secara literal:


• Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik
(kejadian/ karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Menyusun inferensi, membuat koneksidan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak:
• Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti
latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di
dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

• Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur


pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung
di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
• Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen
intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
6 Memahami teks secara literal:
• Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik
(kejadian/ karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Menyusun inferensi, membuat koneksidan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak:
• Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti
latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di
dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
• Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur
pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung
di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
• Membandingkan hal-hal utama (misalnya karakter tokoh atau elemen
intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya

Tabel 3.1: Penilaian Teman Kelompok


Penilaian dari teman kelompok
Kriteria Penilaian Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3
Apakah cara mengerjakan soal yang dituliskan A A A
dapat dipahami?
Apakah cara mengerjakan sudah lengkap? A A A
Apakah cara mengerjakan dapat diikuti tanpa A A A
menimbulkan keambiguan?
Apakah 4 pondasi CT yang ditulis benar? A A A
Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dijelaskan A A A
dengan lengkap?
Apakah contoh masalah sehari-hari yang A A A
dituliskan sesuai dengan persoalan yang
diselesaikan?
Nama/NIM :
1. Bangkit Alfan Asorfi
2. Vina Iman Adhiana
3. Syaida Salma Nur Afifah.
Jenjang/Mata pelajaran yang diampu: PPG Prajabatan Gel.1/PGSD
Unit/no.unit (reading): 3
Judul soal: Grafitti
No Pertanyaan Jawaban
Persoalan yang dibahas pada soal ini adalah
mengenai 2 opini orang mengenai grafiti yang ada
di lingkungan sekitar yang cukup menganggu dan
merusak fasilitas publik. Adapun solusi yang bica
dihadirkan untuk mengatasi maraknya grafiti liar
yang ada di lingkungan sekitar adalah dengan
memberikan pengawasan yang cukup ketat pada
lingkungan atau fasilitas publik yang ada dengan
menggunakan cctv ataupun petugas keaman yang
menjaga daerah atau fasilitas tersebut, lalu
menindak pelaku grafiti liar. Selain itu, perlu
disadari juga bahwa para seniman grafiti liar
mungkin kesulitan untuk mencari wadah yang bisa
menampung kreativitasnya dalam berkarya,
1 Tuliskan solusi untuk soal ini! sebaiknya pemerintah setempat menyediakan
wadah untuk senian tersebut berkarya dan
menghargai karya tersebut agar tidak melakukan
grafiti liar pada fasilitas atau
ruang publik lagi
Langkah berpikir yang dilakukan dalam
menemukan solusi pada permasalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Memahami permasalahn dengan membaca
Tuliskan langkah-langkah berpikir teratur terkait (yaitu surat opini yang ditulis
2 anda hingga mendapat solusi dari oleh kedua belah pihak)
permasalahan ini! 2. Menelaah permasalahan dengan
membandingkan opini yang telah diberikan

3. Memikirkan solusi yang sekiranya


imbang dan tidak memihak satu pihak saja

Pengenalan Pola
Pengenalan pola dilakukan dengan memahami
bagaimana pola pelaku grafiti liar dalam
menjalankan aksinya, yaitu dengan melakukan
aksi secara diam-diam dan dilakukan aksi secra
diam-diam dan dilakukan pada ruang publik yang
kosong seperti dinding-dinding yang
Identifikasi 4 fondasi CT yang anda memungkinkan untuk grafiti
gunakan dalam meyelesaikan Abstrasi
3 masalahnya! Abstraksi dilakukan dengan penghapusan grafiti
yang ditemukan di ruang-ruang publik, dan juga
dengan penindakan pelaku grafiti agarada efek jera
bagi pelaku grafiti
Tabel 3.2 Perbaikan yang perlu dilakukan
Nomor Hal yang diperlukan Masukan atau saran perbaikan
soal
1 Sumber yang digunakan Dari seluruh jawaban, belum ada sumber
referensi yang meyakinkan untuk
menjawab makna istilah dalam literasi

Tabel 3.6 Soal latihan PISA yang diusulkan


Unit Nomor unit Judul Soal Level
Reading 3 Graffiti 3
Mathematics 7 Speed of Racing Car 3,5
Science 20 Tooth Decay 4,5
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL SUB 2

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3

Jenjang/mata pelajaran yang diampu: SD/IPAS


Judul Soal : Penelitian Ilmiah di Rumah (Perkecambahan)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Tuliskan Tentukan apakah setiap aktivitas berikut merupakan langkah
solusiuntuk sistematis dalam melakukan penelitian ilmiah! Jawaban:
soal ini! 1. Jumlah air penyiraman tanaman A ditambahkan setelahdua
minggu: Tidak Sistematis, karena penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui apakah jumlah air akan berpengaruh
pada pertumbuhan tanmana A dan B sehingga apabila
jumlah air penyiraman tanaman A diubah maka intensitas
penyiraman menjadi sama dan tidak sesuai dengan
penelitian.
2. Kedua tanaman disiram pada jam yang sama setiap harinya:
Sistematis, karena dalam penelitian ilmiah kitatidak boleh
memberikan perlakuan yang berbeda ilmiahkita tidak boleh
memberikan perlakuan yang berbeda pada objek yang
sedang diamati.
3. Tinggi tanaman diukur ketika terlihat ada perubahan yinggi
tanaman: Tidak Sistematis karena jika sudah melakukan
semua proses secara sistematis maka dalam mengukur tinggi
harus dilakukan secara sistematis yaknidengan alat ukur
yang sama.
4. Data pengukuran tinggi tanaman dicatat dalam satuan
panjang yang sama: Sistematis, hal ini berkaitan dengan
sebelumnya. Apabila sudah melakukan tahapan sebelumnya
dengan sistematis maka penting bagi kita untuk mengukur
tinggi dengan cara yang sistematis pula.
Berikut ini merupakan manfaat dari pencatatan prosedurpenelitian
ilmiah yaitu:
1. Memastikan langkah yang dilakukan konsisten.
2. Membuka peluang untuk dapat melanjutkanpenelitian ilmiah
dengan cara yang sama.
2. Tuliskan 1. Menguraikan masalah sesuai dengan soal PISA yang
langkah- berjudul “Penelitian Ilmiah di Rumah”.
langkah 2. Mengenali kesamaan pola dari teks.
berpikir anda 3. Mengabaikan hal yang kurang penting dengan fokus pada hal
hingga yang penting seperti langkah penelitian yangsistematis dan
mendapatkan manfaat melakukan penelitian.
solusi dari 4. Mendapat jawaban dari langkah penelitian yang telah
permasalaha dilaksanakan.
nini!
3. Identifikasi Dekomposisi: menguraikan masalah sesuai pertanyaan soalPISA
fondasi 4 CT dan teks soal PISA.
yang anda Pengenalan pola: mengenali pola prosedur sistematis padabacaan
gunakan PISA dan mengenali pola pada pertanyaan yang saling berkaitan.
dalam Abstraksi: mengabaikan hal diluar soal PISA dan diluar tekssoal
menyelesaika PISA. Fokus pada hal yang penting dari pertanyaan soalPISA.
n masalah! Algoritma: menjawab pertanyaan dengann sistematis sesuai dengan
teks mengenai prosedur sistematis.
KONEKSI ANTAR MATERI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id

1. Kesamaan Tipe Soal BEBRAS dan PISA


Tipe soal BEBRAS dan PISA memiliki beberapa kesamaan yaitu antara BEBRAS dan PISAsama-
sama menyajikansoal yang mendorong peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis serta komputasional. Selain itu, antara BEBRAS dan PISA memiliki fungsi untuk
menganalisis kemampuan literasi dan numerasi peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan
dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan ini diharapkan peserta didik dapat menerapkan ilmu-
ilmu yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupan sehari-hari
2. Perbedaan Tipe Soal BEBRAS dan PISA
BEBRAS PISA
• Soal yang digunakan pada tantangan Bebras • Soal pada PISA umumnya disajikan
umumnya disajikan dalam bentuk uraian dalam bentuk pilihan ganda dan
persoalan yang dilengkapi dengan gambar yang uraian.
menarik sehingga peserta didik dapat lebih • Seluruh tes ditujukan bagi peserta
mudah dalam memahami soal. didik usia pendidikan menengah.
• Soal Bebras sudah dikategorikan berdasarkan • Waktu yang digunakan dalam
usia atau jenjang pendidikan sehingga dapat mengerjakan soal cukup panjang
diadopsi untuk masing-masing jenjang. karena pada satu soal terdapat
• Masing-masing soal Bebras dapat dikerjakan beberapa pertanyaan.
dalam waktu yang lumayan singkat karena • Soal PISA digunakan untuk
hanya terdapat satu pertanyaan. mengukur kemampuan literasi
membaca, matematika, sains dan
finansial.
• PISA mengukur apa yang diketahui
• Soal Bebras berkaitan dengan konsep tertentu peserta didik dan apa yang dapat dia
dalam informatika dan computational thinking. lakukan dengan
• Soal tantangan Bebras bertujuan untuk pengetahuannya.
memperkenalkan dan melatih peserta didik - Saat mengadopsi soal PISA guru perlu
dalam bidang informatika CT. mmpertimbangkan apakah soal
• Soal yang digunakan pada tantangan Bebras tersebut sudah sesuai dengan jenjang
selalu baru setiap tahunnya dan dipersiapkan yang diajarkan.
dengan proses seleksi yang teroercaya sehingga
kualitas soal Bebras sudah terjamin,

3. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan


Kesamaan langkah dalam penyelesaian soal Bebras dan PISA yaitu peserta didik harus dapat
memahami informasi yang diberikan. Selain itu juga mengidentifikasi karakteristik penting dan
hubugannya. Membangun representasi yang sesuai untuk solusi, serta dapat mengambil keputusan
yang tepat untuk memecahkan permasalahan pada soal yang diberikan.
AKSI NYATA

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 3
Computational Thinking
Topik 3. CT dalam Problem Solving
Aksi Nyata 07.01 Pertanyaan Reflektif (Menjadi Bagian Portofolio)
1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari
mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis
persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang
Anda alami dalam mempelajari topik ini.
Jawab: Pengalaman menarik yang saya alami ketika mengimplementasikan
CT dalam berbagai jenis persoalan yang saya hadapi adalah penyelesaian
persoalan yang saya hadapi menjadi lebih runtut dan sistematis. Ketika itu
saya sedang adu argumen dengan teman sejawat terkait dengan beberapa
materi yang ada di sekolah dasar, sejak itu saya sadar bahwa pendapat teman
saya belum tentu mutlak menjadi tidak benar jika dilihat dari sudut pandang
atau sisi lain dan dengan penerapan cara berpikir komputasi. Kegagalan saya
dalam mempelajari topik ini adalah belajar menerapkan langkah-langkah
berpikir komputasi dalam setiap persoalan, akan tetapi setelah saya ulangi dan
terus belajar saya menjadi lebih paham dan terbiasa menggunakan berpikir
komputasi dalam setiap persoalan yang saya hadapi.
2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah
mempelajari topik CT dalam problem solving?
Jawab: Iya, terjadi banyak perubahan dengan cara berpikir saya khususnya
dalam hal problemsolving. Yang tadinya dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang kompleks, permasalah dapat diselesaikan menjadi lebih
runtut dan sistematis. Sehingga saya tidakterburu- buru dalam mengambil
kesimpulan dalam masalah yang sedang dihadapi.
3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara
mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem
solving?
Jawab: Iya, ada yang perlu saya perbaiki terhadap cara mengajar yang akan
saya lakukan nantinya. Salah satunya yaitu langkah-langkah dalam
menyelesaikan persoalan. Dalam halmengajar saya akan lebih memperhatikan
apa yang diinginkan oleh peserta didik, sehingga saya lebih mengenal peserta
didik dan lebih mudah dalam mengajarkan content knowledge yang
menggunakan model berpikir komputasi.
TOPIK 4
UJIAN TENGAH SEMESTER
TOPIK 5
CT DAN PROYEK
MULAI DARI DIRI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 5

01.02. Pertanyaan Reflektif Individual


1. Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda lakukan, kendala apakah yang
Anda hadapi dalam melaksanakan proyek STEM tersebut?
2. Jika Anda memilih proyek STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang
ada di media lain seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi
jika proyek STEM tersebut dilaksanakan?
Kendala yang dimungkinkan akan menjadi hambatan dalam pelaksanaan proyek ini adalah tentang
alokasi waktu penyelesaian tugas tersebut. Selain itu, patut dipastikan juga apakah peserta didik
dapat menangkap perintah atas proyek yang perlu dilakukan dengan jelas.
3. Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas!
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, instruksi/cara pengerjaan dan durasi waktu perlu
dijelaskan dengan detail di awal pemberian tugas.
EKSPLORASI KONSEP

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 5

Judul Proyek STEM yang di pilih :


Membuat Teks Prosedur Kincir Angin dari kertas
Sumber :
Tugas
Diskripsi Singkat :
Peserta didik akan belajar tentang sifat-sifat angin, teknik pemotongan dan penyusunan kertas,
kreativitas dan desain, serta prinsip mekanika sederhana. Dalam proses pembuatan, peserta didik
akan diminta untuk memilih ukuran dan bentuk kertas yang tepat, merancang pola atau gambar
pada kincir angin, dan merakit kincir angin dengan bantuan kayu atau bambu sebagai
penopangnya. Selain itu, peserta didik juga akan belajar bekerja sama dalam tim, meningkatkan
keterampilan dan kemampuan memecahkan masalah, serta mengembangkan rasa percaya diri
dalam menyelesaikan tugas dan menghasilkan produk yang bermanfaat
RUANG KOLABORASI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 5
1) Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT
Pada bagian ini, tuliskan deskripsi tentang proyek STEM yang dipilih, yang sebelumnyabelum
mengintegrasikan CT.
Nama Kelompok Bangkit Alfan Asorfi :
202210631013207
Vina Iman Adhiana :
202210631013228
Syaida Salma Nur Afifah :
202210631013253
Judul Proyek STEM yang di pilih Membuat Teks Prosedur Kincir tentang Angin
dari kertas
Sumber Tugas
Diskripsi Singkat Pada pembelajaran membuat kincir angin dari
kertas, peserta didik akan belajar tentang
sifat-sifat angin, teknik pemotongan dan
penyusunan kertas, kreativitas dan desain,
serta prinsip mekanika sederhana. Dalam
proses pembuatan, peserta didik akan diminta
untuk memilih ukuran dan bentuk kertas yang
tepat, merancang pola atau gambar pada kincir
angin, dan merakit kincir angin dengan
bantuan kayu atau bambu sebagai
penopangnya. Selain itu, peserta didik juga
akan belajar bekerja sama dalam tim,
meningkatkan keterampilan dan kemampuan
memecahkan masalah, serta mengembangkan
rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas
dan menghasilkan produk yang bermanfaat.
Melalui pembelajaran ini, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman belajar yang praktis
dan interaktif, serta meningkatkan
pemahaman dan keterampilan dalam ilmu
sains.
2) Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT
Pada bagian ini, tuliskan bagaimana CT dapat diintegrasikan dengan proyek CT yang
dikerjakan
Nama Proyek Membuat Teks Prosedur tentang Kincir
Angin dari kertas
Deskripsi Singkat Proyek Pada pembelajaran membuat kincir angin
dari kertas, peserta didik akan belajar
tentang sifat-sifat angin, teknik
pemotongan dan penyusunan kertas,
kreativitas dan desain, serta prinsip
mekanika sederhana. Dalam proses
pembuatan, peserta didik akan diminta
untuk memilih ukuran dan bentuk kertas
yang tepat, merancang pola atau gambar
pada kincir angin, dan merakit kincir
angin dengan bantuan kayu atau bambu
sebagai penopangnya. Selain itu, peserta
didik juga akan belajar bekerja sama
dalam tim, meningkatkan keterampilan
dan kemampuan memecahkan masalah,
serta mengembangkan rasa percaya diri
dalam menyelesaikan tugas dan
menghasilkan produk yang bermanfaat.
Melalui pembelajaran ini, peserta didik
dapat memperoleh pengalaman belajar
yang praktis dan interaktif, serta
meningkatkan pemahaman dan
keterampilan dalam ilmu sains.
Outline Proyek • Pada pertemuan pertama peserta
didik membentuk kelompok 4-5 orang.
Pada setiap kelompok membagi tugas
dengan membawa peralatan yang di
butuhkan dalam membuat kincir angin
dari kertas.
• Pada pertemuan ke-Dua Peserta
didikbersama kelompoknya membuat
teks procedural terlebih dahulu tentang
kincir angin dari kertas. Berikutnya
peserta didik membuat kincir angin
Bersama-sama
Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran membuat teks
prosedural tentang kincir angin dari
kertas antara lain:
• Memperkenalkan konsep dasar
kincir angin dan prinsip kerjanya
kepada peserta didik.
• Melatih peserta didik dalam
mengikuti langkah-langkah
pembuatan kincir angin dengan
benar dan sistematis.
• Mengembangkan keterampilan
motorik halus dan ketelitian pada
peserta didik dalam membuat
kincir angin dari kertas.
• Mengajarkan peserta didik
tentang nilai-nilai sains dan
lingkungan dalam pembuatan
kincir angin dari kertas.
• Mengintegrasikan konsep
Computational Thinking dalam
pembuatan kincir angin dari
kertas, sehingga peserta didik
dapat mempelajari cara berpikir
komputasional secara praktis.
• Meningkatkan kreativitas dan
kemampuan inovatif peserta didik
dalam menciptakan kincir angin
dari bahan yang sederhana.
Dengan tujuan pembelajaran yang jelas,
diharapkan peserta didik dapat belajar
dengan lebih fokus dan maksimal dalam
pembuatan teks prosedural tentang kincir
angin dari kertas.
Driving Question Bagaimana Peserta didik menulis Teks
Prosedural tentang Kincir Angin dari
kertas serta membuatnya ?
Produk Akhir Teks Prosedural dan bentuk Kincir angin
dari kertas
Hands-on-Activites Menulis teks Prosedural dan membuat
Kincir angin dari kertas
Asesmen Dengan mempresentasikan hasil teks
procedural di depan kelas dengan
kesesuaian tahapannya, menguji prinsip
kerja hasil membuat kincir angin
Resources yang di butuhkan Kertas origami berbentuk segi empat
dengan ukuran yang sama.
Gunting
Pensil
Penggaris
Spidol atau crayon untuk menghias kertas
(opsional)
Tusuk gigi atau lidi yang cukup panjang
Lem atau perekat seperti lem UHU atau
lem tembak
Integrasi CT dalam Proyek STEM Abstraksi ; Mengidentifikasi cara menulis
teks procedural tentang membuat Kincir
Angin dari kerta serta membuatnya
Algoritma ; Menyusun Langkah-langkah
dalam membuat Kincir Angin dari kertas
dengan teks prosedural
Komunikasi : mempresentasikan hasil
penelitian tentang menulis teks
procedural dan membuat kincir angin
dari kertas dari berbagai sumber
Conditional Logic:
• Menganalisis dan memahami
instruksi pembuatan kincir angin
secara sistematis dan logis agar
bisa membuat kincir angin dengan
benar.
• Menerapkan prinsip-prinsip
logika dalam memilih dan
menggabungkan bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat
kincir angin agar tercipta kincir
angin yang kuat dan stabil.
• Menilai dan memperbaiki
kesalahan yang muncul dalam
proses pembuatan kincir angin
dengan menggunakan pemikiran
logis dan analitis.
• Membuat perhitungan matematis
sederhana pada saat mengukur
dan memotong kertas agar kincir
angin yang dihasilkan memiliki
proporsi yang seimbang dan
simetris.
Dalam membuat kincir angin dari kertas,
peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan berpikir logis dan analitis
mereka. Ini juga dapat membantu peserta
didik dalam memahami konsep dasar
komputasi, di mana logika dan pemikiran
analitis sangat penting dalam
menyelesaikan masalah dengan benar.

Pengumpulan Data : Mengumpulkan data


hasil uji coba kincir angin dari kertas
Struktur Data, Analisis, dan Representasi
data : menggunakan data dari hasil
pengujian tentang prinsip kerja kincir
angin dari kertas
Dekomposisi :mengumpulkan alat dan
bahan untuk membuat kincir angin dari
kertas seperti lem,origami gunting dll
Pengenalan Pola : pengenalan pola
melalui teks procedural yang ditulis oleh
peserta didik
Pemodelan dan simulasi : pemodelan
dapat di ketahui melalui teks procedural
yang ditulis oleh peserta didik dan
pembuatan kincir angin secara nyata
dapat di praktikkan langsung dengan
ditiup,

3) Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan


dengan CT Tuliskan perbedaan dari proyek STEM yang sudah
dikerjakan, sebelum dan sesudahdiintegrasikan dengan CT!
Sebelum diintegrasikan dengan CT (Computational Thinking),
proyek STEM lebih fokus padapenerapan ilmu pengetahuan,
teknologi, teknik, dan matematika dalam membuat suatu produkatau
solusi untuk suatu masalah. Sedangkan setelah diintegrasikan dengan
CT, proyek STEM menjadi lebih fokus pada bagaimana kita
menggunakan pemikiran komputasional untuk memecahkan masalah
secara efektif dan efisien.
Berikut adalah beberapa perbedaan lainnya antara proyek STEM
sebelum dan sesudahdiintegrasikan dengan CT:
• Pemecahan masalah: Sebelumnya, proyek STEM hanya fokus pada
penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika untuk
memecahkan masalah. Setelah diintegrasikan dengan CT, proyek
STEM menjadi lebih fokus pada bagaimana kita dapatmemecahkan
masalah dengan menggunakan konsep pemrograman dan pemikiran
algoritma.
• Desain: Sebelumnya, proyek STEM hanya fokus pada desain produk
atau solusi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Setelah
diintegrasikan dengan CT, proyek STEM menjadi lebih fokus pada
bagaimana kita dapat merancang solusi yang efisien dan mudah
diimplementasikan dengan menggunakan pemikiran komputasional.
• Pengujian dan Evaluasi: Sebelumnya, proyek STEM hanya fokus
pada pengujian danevaluasi produk atau solusi untuk memastikan
bahwa mereka berfungsi sesuai dengantujuan mereka. Setelah
diintegrasikan dengan CT, proyek STEM menjadi lebih fokus pada
bagaimana kita dapat menggunakan pemikiran komputasional untuk
melakukan pengujian dan evaluasi yang lebih efektif.
• Keterampilan yang dibutuhkan: Sebelumnya, proyek STEM hanya
membutuhkan keterampilan teknis seperti matematika, fisika, dan teknik.
Setelah diintegrasikan dengan CT, proyek STEM membutuhkan
keterampilan teknis dan komputasional sepertipemrograman, pemikiran
algoritma, dan analisis data.
• Dampak: Sebelumnya, proyek STEM hanya memiliki dampak terbatas
pada lingkungansekitar. Setelah diintegrasikan dengan CT, proyek
STEM dapat memiliki dampak yang lebih luas pada masyarakat dan
lingkungan karena dapat membantu dalam memecahkanmasalah yang
lebih kompleks.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 5
Judul Proyek STEM yang di pilih :
Membuat Teks Prosedur Kincir tentang Angin dari kertas
Sumber :
Tugas
Catatan Perbaikan Yang Perlu Dilakukan Berdasarkan Masukan Dari
Dosen Dan Kelompok Lain :
Masukan dari kelompok lain : Judul Proyek yang telah di lakukan sudah sesuai
dengan pembelajaran STEM pada tingkat Sekolah Dasar dan sesuai dengan
Computional thinking sehingga peserta didik mampu mengembangkan ide dan
kreativitasnya secara langsung.
KONEKSI ANTAR MATERI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 5
Nama VINA IMAN ADHIANA
NIM 202210631013228
KELAS PGSD 08
Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari Dari sisi pengajar, proses integrasi CT ke
proses melakukan integrasi CT ke dalam dalam proyek STEM memerlukan
proyek STEM? persiapan yang lebih matang dan waktu
yang lebih lama dalam perencanaan dan
implementasi. Namun, hasil akhirnya dapat
memberikan dampak yang lebih besar pada
perkembangan keterampilansiswa dan
membuka peluang baru untuk
pengembangan program STEM di masa
depan.
Bagaimana perasaan Anda pada saat Perasaan saya senang karena telah dapat
mengerjakan modul ini? mengetahui bagaimana menerapkan
pembelajaran STEM di dalam kegiatan
aktivitas pembelajaran dalam kelas dengan
demikian peserta didik mampu
mengembangkan kreativitasnya dengan
baik
Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam • Identifikasi konsep STEM yang akan
mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM dipelajari dan kaitkan dengan konsep
di kelas yang Anda ajar kelak. CT yang relevan seperti pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, atau
pemikiran logis.
• Buat rencana proyek yang jelas,
meliputi tahap-tahap yang harus
dikerjakan dan kriteria keberhasilan
yang harus dicapai.
• Libatkan siswa dalam aktivitas
kolaboratif untuk mengembangkan
keterampilan tim dan komunikasi.
• Berikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan kreativitasdan
inovasi dalam proyek mereka.
• Berikan umpan balik dan refleksipada
akhir proyek untuk membantu siswa
meningkatkan keterampilan dan
pemahaman mereka.
• Gunakan teknologi dan alat digital
untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam melaksanakan proyek.

Pastikan untuk memberikan penilaian


yang relevan dan mengukur
pemahaman siswa terhadap konsep
STEM dan CTyang telah dipelajari.
AKSI NYATA

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 5

1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan


integrasi CT ke dalam proyek STEM?
Jawab :
Dari sisi pengajar, proses integrasi CT ke dalam proyek STEM memerlukan
persiapan yang lebih matang dan waktu yang lebih lama dalam perencanaan dan
implementasi. Namun, hasil akhirnya dapat memberikan dampak yang lebih
besar pada perkembangan keterampilan siswa dan membuka peluang baru untuk
pengembangan program STEM di masa depan.
2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?
Jawab :
Perasaan saya senang karena telah dapat mengetahui bagaimana menerapkan
pembelajaran STEM di dalam kegiatan aktivitas pembelajaran dalam kelas
dengan demikian peserta didik mampu mengembangkan kreativitasnya dengan
baik
3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di
dalam proyek STEM di kelas yang Anda ajar kelak!
Rencana saya dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang
akan saya ajar kelak yaitu membuat RPP dan konsep pembelajaran dulu tentang
proyek STEM dan selanjutnya mengimplementasikan CT didalam kelas.
MULAI DARI DIRI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 6
Pertanyaan Reflektif
Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan pada mata pelajaran yang akan Anda ampu? Jelaskan
alasan dari jawaban Anda!
Saya yakin computational thinking dapat diintegrasikan pada mata pelajaran yang akan saya ampu. Hal ini
karena computational thinking merupakan keterampilan yang bermanfaat dalam menyelesaikan masalah di
berbagai bidang, tidak hanya di bidang teknologi dan informatika saja. Oleh karena itu, dengan
mengintegrasikan computational thinking ke dalam mata pelajaran yang akan saya ampu, siswa akan
memperoleh keterampilan yang berguna untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata.
EKSPLORASI KONSEP SUB 1

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 6
Eksplorasi Konsep – Bagian Lembar Kerja Reflektif 02.03
Bringing Computational Thinking to K-12: What is Involved and What is the Role of theComputer
Science Education Community?
Jawab :
Intisari yang dapat diambil dari makalah :
1. CT ( Computional Thinking ) Adalah suatu cara berfikir yang dapat membantu siswa untuk
memecahkan masalah dan mengembangkan solusi memecahkan masalah dan mengembangkan solusi
melaluipemodelan data dan proses algoritma.
2. CT merupakan keterampilan yang penting dan relevan untuk masa depan di era digitaldan dapat di
terapkan pada berbagai bidangdan disiplin ilmu.
3. Penting bagi guru dan komunitas Pendidikancomputer untuk mengembangkan program dan kurikulum
yang memasukkan program dan kurikulum yang memasukkan CT ke dalam pembelajaran siswa di
tingkat K-12 ?
4. CT dapat dia ajarkan melalui pendekatan interdisipliner di mana mata pelajaran sepertimatematika,
sains, dan bahasa Inggris dapat saling berintegrasi.
Kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang anda ampu ! Masing -masing kelompok
hanya perlu mengisi satu lembar reflektif .
Konsep CT Bahasa Indonesia
Pengumpulan data Melakukan analisis linguistik dari kalimat-
kalimat
Analisis Data Mengidentifikas i pola untuk tipe kalimat yang
berbeda
Representasi data dan analisis data Merepresentasi kan pola dari kalimat yang
berbeda-beda
Abstraksi Menggunakan perumpamaan dan metafora
Analisis dan validasi model -
Otomatisasi Menggunakan speller checker
Pengujian dan verivikasi -
Algoritma dan prosedur Menuliskan instruksi
Dekomposisi persoalan Menuliskan kerangka tulisan
Struktur Control -
Pararelisasi -
Simulasisasi Melakukan peragaan ulang dari sebuah Puisi

1. Contoh Implementasi CT pada mata pelajaran bahasa Indonesia


a. Judul Buku : Bahasa Indonesia
b. BAB : Menulis Puisi
2. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menulis teks eksplanasi, laporan, dan eksposisi
persuasif dari gagasan,hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi;
menjelaskan hubungan kausalitas, serta menuangkan hasil
pengamatan untuk meyakinkan pembaca. Peserta didik mampu
menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks
sesuai dengan konteks dan norma budaya; menggunakan kosakata
baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan. Peserta
didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri
sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk prosa
dan puisi dengan penggunaan kosakata secara kreatif.
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pemahaman Konsep Bahasa Indonesia Peserta didik mampu :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi
puisi sesuai dengan penggunaan kosa kata
kreatif.
2. Peserta didik mampu menulis puisi sesuai
dengan penggunaan kosa kata kreatif.
Keterampilan Proses 1. Dapat mengamati
2. Melakukan
3. Mengevalusasi
4. Mengkomunikasikan

3.
Pertemuan Ke Kriteria Ketercapaian Pembelajaran
1 Peserta didik mengidentifikasi puisi

sesuai dengan penggunaan kosa


kata kreatif

2 Peserta didik menampilkan puisi


sesuai dengan penggunaan kosa
kata kreatif

4. Kegiatan Pembelajaran.
• Skenario kegiatan pembelajaran yang yang belum
ditambahkan integrasi CTDeskripi Aktivitas :
Peserta didik mengidentifikasi puisi sesuai dengan
penggunaan kosa kata kreatif
• Skenario kegiatan pembelajaran yang yang belum
ditambahkan integrasi CT Deskripi Aktivitas : Peserta
didik menampilkan puisi sesuai dengan penggunaankosa
kata kreatif
5. Asesmen.

Komponen 4 3 2 1

Pngenalan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat


Pola mengenali mengenali mengenali mengenali
lebih dari 51- 26- kurang dari
75%menulis 75% 50% dari atau
puisi menulis menulis samadengan
puisi puisi 25%
menulis ouisi
Abstrak Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
mengenali mengenali mengenali mengenali
lebih dari 51- 26- kurang dari
75%puisi 75% 50% dari atau
kreatif menulis struktur samadengan
puisi serta menulis 25%
menuangkan puisi menulis puisi
n
menulis puisi
EKSPLORASI KONSEP SUB 2

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 6

Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai computer TIK, dan robot tapi
membutuhkan CT :
1. Pengelolaah Sampah di sekolah
A. Penerapan Fondasi CT dalam Kehidupan Sehari-hari
Jawaban yang sudah tepat :
1. Pengelolaan Sampah di Sekolah :
• Dekomposisi Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non
organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
• Pengenalan Pola Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih
memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
• Abstraksi Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang
telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara
sampah non organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga
memerlukan perlakuan khusus.
• Algoritma Peserta didik dapat melakukan pemilahan sampah secara mandiri dengan
membuang sampah sesuai TPS yang disediakan oleh pihak sekolah, sehingga dengan
pengelolaan demikian akan dapat mengurangi sampah yang semakin banyak
B. Jawaban Kurang Tepat
1. Membuat kerajinan kolase dari daun kering
• Dekomposisi Menggambar terlebih dahulu sebuah gambar yang akan di gunakan untuk
kerajinan kolase, lalu menyiapkan daun kering yang di potong kecil-kecil untuk
ditempel ke gambar, lem dan gunting serta peralatan lain yang di butuhkan
• Pengenalan Pola dengan membuat gambar terlebih dahulu peserta didik menyiapkan
potongan daun kering untuk ditempel menggunakan lem sesuai dengan ukuran gambar
yang dikerjakan
• Abstraksi pandangan terkait seberapa banyak daun kering yang akan di gunakan dalam
membuat kerajinan kolase, sehingga menentukan ukuran gambar
• Algoritma telah memahami cara membuat kolase dari daun kering yang nantinya akan
ditempelkan ke gambar yang telah di buat
RUANG KOLABORASI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 6

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Materi Ajar Teks Deskripsi
Tujuan Pembelajaran Peserta didik melalui kegiatan pembelajaran Project
Based learning mampu Menyusun kerangka
deskripsi berdasarkan ini dan kebahasaan dnegan
memperhatikan sistematika deskripsi memproduksi
deskripsi dengan memperhatikan isi dan kebahasaan
mempresentasikan, mengomentari, merevisi unsur-
unsur instriktik dan kebahasaandeskripsi secara lisan
maupun tulis serta menjunjung nilai Kerjasama,
tanggung jawab,
cermat, percaya diri, kreatif dan religious.
Deskripsi penyampaian materi Guru langsung memberikan tugas proyek menulis
sebelum integrasi CT teks deskripsi tanpa menganalisis materi sebelumnya
mengenai deskripsi dan tidak
memberikan tugas membuat karangan deskripsi.
Deskripsi penyampaian materi Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik
setelah integrasi CT mengenai materi Teks Deskripsi agar peserta didik
yang belum paham mengenai materi deskripsi dapat
memahami dan mengingat kembali selain itu guru
memberikan tugas kepada peserta didik untuk
membuat kerangka karangan deskripsi terlebih
dahulu lalu dikembangkan menjadi cerita teks
deskripsi yang utuh.

Penjelasan konsep CT yang • Dekomposisi : Peserta didik menganalisis hal-


diintegrasikan pada materi ajar hal yang dibutuhka untuk membuat teks
deskripsi. Hal-hal yang dibutuhkan yaitu Tema,
akar, genre, sudut pandang yang akan
diceritakan.laptop untuk menulis teks deskripsi
dan perangkat dari berbagai member untuk
meneruskan ide cerita
• Pengenalan Pola : peserta didik di bantu oleh
guru untuk merancang teks deskripsi
berdasarkan pengetahuan dan ide-ide peserta
didik yang telah dipelajari. Pada tahap ini
peserta didik merancang kerangka karangan teks
deskripsi. Menyusun ide atau gagasan dan
menentukan tema yang akan digunakan untuk
menghubungkan cerita dalam teks deskripsi
• Abstraksi : peserta didik di bantu oleh guruuntuk
menentukan Langkah praktis menulis teks
deskripsi dan meninggalkan hal-hal yang tidak
diperlukan agar waktu lebih efektif, efisien dan
optimal
• Algoritma : peserta didik melaksanakan semua
rancangan terkait proyek menulis teks deskripsi.
Perencanaan mulai daari merancang kerangka ,
mengembangkan karangan, menuliskan ide
kedalam kaliamat sesuai dengan struktur yang
telah dipelajari.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Name : Bangkit Alfan Asorfi
NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 6

NIM/Nama Anggota 1. Vina Iman Adhiana


Kelompok yang presentasi 2. Syaida Salma Nur Afifah
NIM/Nama anggota Kelompok yang 1. Bangkit Afan Asrofi
memberikan evaluasi
Mata Pelajaran IPAS
Materi Ajar Sumber daya alam
Ide baru yang didapatkan terkait 1. Mengenalkan siswa untukk
integrasiCT Didalam mata pelajaran menggunakan CT dalam menyelesaikan
sebuah permasalahan
2. Adanya empat fondasi CT yang
terintegrasi dalam kegiatan
pembelajaran
3. Kegiatan pembelajaran yang digunakan
sudah baik karena mengeksplorasi
lingkungan sekitar siswa dan
kegiatannya sudah sangat jelas dalam
pengintergrasikan CT didalamnya
Evaluasi/saran untuk kelompok yang Rancangan yang disusun sudah menerapkan
sedangpresentasi empat fondasi CT kedalam kegiatan
pembelajaran dan melatih peserta didik
untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan
suatu masalah
KONEKSI ANTAR MATERI

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Kesimpulan mengenai integrasi Pengintegrasian CT dalam mata pelajaran yaitumampu
CT ke dalam mata pelajaran meningkatkan kemampuan ketrampilan berpikir
kritis,kreatif dan logis peserta didik secara signifikan
karena dalam penyelesaian masalah peserta didik tidak
hanya berfokus pada hasilnya saja, tetapi juga harus
memikirkan solusi untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi dengan empat fondasi CT yaitu
dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi dan algoritma
agar menemukan solusi dari permasalahan tersebut
secara efektif, efisien dan
optimal sesuai dengan mata pelajaran tersebut.
Strategi untuk mengintegrasikan Cara mengintegrasikan CT kedalam mata pelajaran
CT ke dalam mata pelajaran yaitu guru memahami terlebih dahulu mengenai konsep
CT. Kemudian gurur perlu berlatih dan merefleksikan
apa yang telah guru pelajari. Setelahitu guru menggali
lebih jauh lagi mengenai materi pelajaran agar dapat
mengajak peserta didik berpikir dan menerapkan
teknologi dan pedagogi yang tepat. Guru dapat
mempelajari CPTF (Computional Thinking
Pedagogical Framework) dimana peserta didik akan
mengalami proses belajar menggunakan CT. Integrasi
CT dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilakukan pada kegiatan memahami, menalar, menulis,
membaca. Bidang mata pelajaran
merupakan focus pembelajaran sedangkan CT
Class : PPG PGSD
Topic 6
AKSI NYATA

Name : Bangkit Alfan Asorfi


NIM : 202210631013207
Email : ppg.bangkitalfanasorfi15@program.belajar.id
Subject : Computational Thinking
Class : PPG PGSD
Topic 6
Integrasi CT dalam Mata Pelajaran 07.01.
Pertanyaan Reflektif Jawablah pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut
1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan
integrasi CT kedalam matapelajaran yang Anda ampu? Apakah ada
kendala yang Anda hadapi?
Pengalaman yang saya dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke
dalam mata pelajaran yang saya ampu, yaitu berkat aktivitas-aktivitas
dalam modul ini, melatih diri saya untuk membiasakan diri untuk menjadi
lebih kreatif, logis dan terstruktur serta menyususn pemecahanmasalah
yang efektif, efiesien, dan lebih optimal, khususnya dalam melakukan
langkah-langkahdalam kegiatan belajar mengajar serta yang saya peroleh
mengenai CT semakin mendalam, Hal ini kaitannya dengan pemahaman
pengintergrasian CT ke dalam mata pelajaran yang saya ampusebagai
salah satu opsi penerapan/pengaplikasian pemikiran CT tersebut
2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini?
Perasaan saya pada saat mengerjakan modul ini, yaitu saya merasa ingin
banyak tahu dan penasaran untuk mengeksplor bagaimana integrasi CT
dalam mata pelajaran. Selain itu, melalui aktivitas-aktivitas dalam modul
ini, saya menjadi semakin tergerak untuk mencobakan pengintegrasian CT
ke dalam mata pelajaran yang saya ampu. Hal ini tidak hanya bermanfaat
untuk diri saya dalam rangka mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah lebih efektif, efisien, dan optimal, namun juga untuk peserta didik
saya kelak dengan merancang pembelajaranyang sesuai.
3. Setelah mendapat feedback dari rekan mahasiswa dan dosen,
tuangkan rancangan materi ajar yangtelah Anda integrasikan dengan
CT dalam bentuk RPP! Jika memungkinkan, tampilkan RPP sebelum
dan setelah dilakukan integrasi CT.
Mata Pelajaran Kelas Capaian Pembelajaran
Materi ajar : IPAS
Pada akhir fase B peserta didik mampu menerapkan berpikir
komputasional dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan
membandingkan, memilih, memilah, menyusun, mengelompokkandan
mengurutkan himpunan data kecil hasil abstraksi benda konkret
menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan beberapa solusi dengan
memanfaatkan perkakas yang disediakan
Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL)
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu merumuskan penanganan
penyebab masalah lingkungan di sekitar sekolah danrumah tangga dengan
tepat
Judul Proyek : Pembuatan alat pembakaran sampah ramah lingkungan
Aktivitas yang akan dilakukan adalah:
1. Peserta didik menggali informasi tentang materi perubahan lingkungan
2. Peserta didik mendefinisikan pengertian perubahan lingkungan
3. Peserta didik menganalisis dampak perubahan lingkungan
Pada materi ajar ini peserta didik diberikan salah satu contoh dampak
perubahan lingkungan udara,air dan daratan.
Deskripsi penyampaian materi setelah integrasi CT : Skenario aktivitas
berikut diusulkan untuk dapat melatih kecakapan CT peserta didik
1. Peserta didik diberikan beberapa contoh dampak perubahan
lingkungan
2. Meminta peserta didik untuk mendiskusikan mengenai apa itu
perubahan lingkungan
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi dampak perubahan lingkungan
4. Peserta didik mampu merancang percobaan alat pembakaran sampah
sederhana tanpa asapdengan proses pembakaran dalam suatu sistem
yang terkontrol dengan tujuan mengurangi
5. Pencemaran udara

Anda mungkin juga menyukai