Berpikir/pemikiran komputasi adalah teknik pemecahan masalah yang sangat luas wilayah
penerapannya, bukan hanya untuk menyelesaikan masalah seputar ilmu komputer saja,
melainkan juga untuk menyelesaikan berbagai masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan teknik ini para siswa akan belajar bagaimana berpikir secara terstruktur, seperti
halnya ketika para software engineer menganalisa kebutuhan dan merencanakan
pengembangan software.
Teknik berpikir Computional Thinking sebagai sebuah pendekatan sangat penting dikuasai
para siswa untuk membantu mereka menstrukturisasi penyelesaian masalah yang rumit.
Dimana kecakapan complex problem solving dan berpikir kritis ini merupakan dua keahlian
terpenting yang diperlukan pada masa mendatang menurut World Economic Forum. Dengan
menguasai kecakapan ini maka para siswa akan lebih siap dalam bertahan dan bersaing di
masa mendatang, di era dimana akan hilangnya beberapa profesi yang ada dan era dimana
muncul profesi baru.
Berikut adalah contoh penerapannya dalam pembelajaran. Ketika peserta didik disodorkan
permasalahan berupa menipisnya sumber cadangan minyak bumi (sumber energi fosil) di
dunia ini, dimana anak didik mendapatkan tantangan untuk menciptakan sumber energi
alternatif yang sesuai dengan kondisi lokal/setempat. Guru memberikan contoh tentang upaya
pembuatan “Biofuel dengan tanaman jarak” dan “Konversi Energi Sampah Plastik Menjadi
Sumber Energi Alternatif dengan Pirolisis” kepada para siswa sebagai salah satu solusi murah
yang dapat dikembangkan.
Selanjutnya Guru meminta para siswa untuk mempelajari bagaimana membuat solusi tersebut
yaitu belajar tentang perubahan zat dalam penyulingan serta mencari literatur di Internet
tentang alat pirolisis sederhana. Ketika para siswa ditugaskan untuk membuat alat pirolisis,
maka siswa harus memahami cara pembuatannya, mendefinisikan bagian-bagiannya serta
memahami bagian dan prosesnya secara sederhana dan ini merupakan proses bernama
dekomposisi dalam pemikiran komputasi.
Solusi sumber energi alternatif dari sampah plastik dengan pirolisis
Selanjutnya siswa akan memahami pola / pattern dengan mengidentifikasi kesamaan fungsi
dari alat penyuling pada pirolisis dan bagian-bagiannya, mencari persamaannya dengan alat-
alat sederhana yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Bagian ini dinamakan Pattern
Recognition dalam pemikiran komputasi.
Gambar diatas adalah hasil pembelajaran di kelas Bapak Rafii Hamdi bersama para
siswa/siswinya di SDN 01 Batulicin, Kalimantan Selatan dalam kegiatan Pembelajaran
Berbasis Proyek di Sekolah Dasar Kelas IV pada Semester I dengan tema “Sumber Energi
Alternatif” mengacu pada Kurikulum 2013 yang dipresentasikan juga dalam Lomba Karya
Kreasi dan Inovasi dari Barang Bekas Tahun 2019 untuk Kategori Siswa Sekolah Dasar yang
diselenggarakan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu,
Provinsi Kalimantan Selatan. SDN 01 Batulicin merupakan salah satu sekolah yang di
dampingi PT Trakindo Utama dalam program Bangun Karakter Bangsa Bersama Trakindo –
Trakindo 40SDN yang dijalankan pada Tahun 2016-2019 oleh Edukasi101 sebagai mitra
pelaksananya.