Disusun Oleh:
Kelompok 3:
1. Filzah Anis Rahmah (1205621008)
2. Hana Shofa Jayaputri (12056210)
3. Nabila Ayunawati (1205621084)
4. Rara Ardayarum (1205621001)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Taksonomi Bloom dan Indikator Pembelajaran”
dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa
Arab. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang taksonomi bloom dan
indikator pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Puti Zulharby, M.Pd. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab, dan terima kasih juga untuk
pihak-pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
memerlukan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 21 Februari 2022
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..
………………………………………………...i
DAFTAR ISI……….
………………………………………………………………………………………...iBAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………..………………………………………...……..………..1
B. Rumusan Masalah………………….…………………………………………………..….1
C. Tujuan…………………….………………..……………………………………………...1
D. Manfaat……………...………………………..…………………………………………...1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian ..……………….…………….………………………………………...4
B. Teori……………………………………….………………………………………5
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan………..……………………………………………...……………………………….7
Saran……………………………………………………………...………….……………………8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulis ditugaskan untuk membuat makalah yang menjelaskan pokok pikiran mengenai
taksonomi bloom dan indikator pembelajaran. Adanya tugas membuat makalah ini adalah
sebagai syarat untuk melengkapi materi dan memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dr. Puti
Zulharby, M.Pd. pada Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah, diantaranya:
C. Tujuan Penulisan
Manfaat yang didapatkan dari penugasan makalah ini adalah penulis dan pembaca dapat
mengetahui kajian mengenai taksonomi bloom dan indikator pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dimensi Kognitif
Pada dasarnya ada dua dimensi dalam dunia pendidikan, yaitu dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif. Menurut Anderson & Krathwohl (Suwarto, 2010), dimensi pengetahuan
terdiri dari; (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4)
pengetahuan metakognitif. Pengetahuan faktual adalah elemen dasar yang digunakan para ahli
dalam menyampaikan, memahami, dan mengelola disiplin akademik mereka. Pengetahuan
konseptual meliputi skema, model, dan teori eksplisit dan implisit yang menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki seseorang, dapat dikatakan pengetahuan digunakan untuk
memecahkan masalah. Pengetahuan prosedural tentang keterampilan, algoritme, teknik, dan
metode yang khusus untuk mata pelajaran atau disiplin ilmu. Pengetahuan metakognitif adalah
tentang kesadaran pribadi seseorang, dimana lebih ditekankan pada siswa agar lebih sadar dan
bertanggung jawab atas pemikirannya sendiri.
Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan daya ingat dan melakukan transfer
pengetahuan, karena proses transfer merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu proses
belajar mengajar. Kemampuan transfer bagi seorang siswa berarti kemampuan untuk
menggunakan apa yang telah diperoleh di kelas untuk menjawab permasalahan yang dihadapi
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Anderson & Krathwohl (Suwarto, 2010), tujuan
pendidikan dijabarkan ke dalam enam kategori proses, yaitu: mengingat; memahami
(understanding), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate),
membuat (create).
1. Mengingat (Remembering)
Untuk mengembangkan proses memori mengenai materi yang dipelajari dalam bentuk
yang sama ketika materi diajarkan, kategori proses kognitif yang relevan adalah mengingat.
Proses kognitif yang berkaitan dengan kategori mengingat adalah mengenali (recognizing) dan
mengingat kembali (recalling).
a. Mengenali adalah kegiatan untuk mengambil informasi yang relevan dari memori jangka
panjang siswa dan membandingkan informasi tersebut dengan informasi lain yang sedang
disajikan.
b. Recalling adalah kegiatan untuk mengambil informasi yang relevan dari memori jangka
panjang siswa ketika ditekan. Dalam proses ini, siswa mencari informasi dalam memori jangka
panjang mereka dan membawa informasi tersebut ke dalam memori pengalaman kerja mereka
untuk diproses.
2. Memahami (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai
sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan
muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari
kategori pengetahuan tertentu.
Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian
ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan
dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi.
Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek
yang diperbandingkan.
3. Menerapkan (Apply)
Kategori proses kognitif ini mencakup penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu
untuk memecahkan suatu masalah. Siswa sudah mengetahui prosedur atau metode kerja yang
harus digunakan. Jadi siswa hanya mengembangkan pendekatan rutin dalam tugas yang
diberikan. Kategori ini terdiri dari dua proses kognitif, yaitu: (1) proses pelaksanaan (executing)
dan (2) proses pelaksanaan, yaitu jika tugas yang diberikan berupa masalah.
a. Pelaksana (Executing)
Jika tugas yang diberikan berupa latihan. Dalam proses pelaksanaannya, seorang siswa
secara rutin melakukan suatu prosedur ketika menghadapi suatu tugas yang familiar bagi siswa
tersebut. Proses melakukan ini lebih sering digunakan bersamaan dengan penggunaan
keterampilan tertentu atau penggunaan algoritma tertentu daripada penggunaan metode atau
teknik tertentu.
b. Menerapkan (Implementing)
Proses pelaksanaan terjadi ketika seorang siswa memilih dan menggunakan prosedur
tertentu untuk menyelesaikan suatu tugas yang asing bagi siswa tersebut. Oleh karena itu, proses
implementasi diterapkan dalam hubungannya dengan kategori proses kognitif lainnya, seperti
kategori memahami dan mencipta. Karena siswa dihadapkan pada masalah yang tidak familiar
bagi mereka, mereka tidak dapat segera mengetahui prosedur mana dari semua pilihan prosedur
yang tersedia yang harus digunakan.
4. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap
bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu
bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis
merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-
sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan
baik.
Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung
lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan.
Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan
mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul apabila siswa menemukan
permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang menjadi
permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu
hal ditemukan dan diciptakan.
Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi
dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik.
Mengorganisasikan memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan koheren
dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa
adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan, kemudian
melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan.
5. Mengevaluasi (Evaluate)
Kategori evaluasi diartikan sebagai membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar
tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan dalam evaluasi adalah kualitas, efisiensi, dan
konsistensi, dimana kategori tersebut dapat ditentukan oleh siswa atau guru. Kategori evaluasi
mencakup sejumlah proses kognitif, yaitu memeriksa dan mengkritisi.
a. Memeriksa
Proses pengecekan adalah proses pengujian suatu konsistensi internal atau kesalahan
internal yang terjadi dalam suatu operasi atau produksi. Proses pengecekan terjadi ketika siswa
menguji apakah suatu data mendukung atau tidak hipotesis. Selain itu juga menguji apakah suatu
materi yang disajikan mengandung bagian-bagian yang saling berkaitan atau bertentangan satu
sama lain. Proses pengecekan ini juga akan mencakup proses penentuan keberhasilan kerja suatu
rencana.
b. Mengkritik
Proses kritik adalah proses menilai suatu operasi atau produk berdasarkan kriteria dan
standar eksternal. Dalam proses ini, seorang siswa harus memperhatikan karakteristik positif dan
negatif dari suatu produk dan membuat penilaian berdasarkan karakteristik tersebut. Proses kritik
ini berisi kegiatan mengkritik dan memberikan solusi.
6. Menciptakan (Create)
Menciptakan adalah proses merakit sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang
koheren dan fungsional. Proses ini mengajarkan siswa untuk dapat menciptakan produk baru
dengan mengorganisasikan sejumlah elemen berdasarkan struktur yang belum pernah ada atau
diprediksi sebelumnya. Proses kognitif ini biasanya dikoordinasikan dengan pengalaman belajar
yang sudah dimiliki siswa. Meskipun kategori mencipta ini membutuhkan pola pikir kreatif dari
siswa, namun pola pikir kreatif ini tidak sepenuhnya bebas dari tuntutan atau batasan yang telah
ditentukan dalam sebuah pengajaran.
B. Dimensi Afektif
Dimensi Afektif adalah domain yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi
dan derajat diterima atau ditolaknya suatu objek dalam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl &
Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi 5
kategori, yaitu:
1. Menerima/Menghadiri/Menerima
Kategori ini merupakan tingkat afektif terendah yang meliputi penerimaan masalah,
situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif. Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam
menerima rangsangan atau rangsangan dari luar yang datang kepada siswa. Ini bisa dicontohkan
oleh sikap siswa saat mendengarkan penjelasan guru hati-hati di mana mereka bersedia
menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka memiliki kemauan untuk
bergabung atau mengidentifikasi dengan nilai itu.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam kategori ini adalah: pilih, tanya,
mengikuti, memberi, mematuhi, mematuhi, dan berhasrat.
2. Merespon/Menanggapi
Kategori ini berkaitan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau menyadari
sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Atau bisa dikatakan begitu.
Menanggapi adalah sikap yang menunjukkan partisipasi aktif dalam melibatkan dirinya dalam
fenomena tertentu dan bereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan
dengan mengirimkan laporan tugas langsung ke waktu.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam kategori ini adalah: answer, help,
mengusulkan, kompromi, mendukung, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan,
melaporkan, memilih, mengatakan, menyortir, dan menolak.
3. Menilai/Penilaian
Kategori ini berkaitan dengan pemberian nilai, rasa hormat, dan kepercayaan kepada
perusahaan gejala atau rangsangan tertentu. Siswa tidak hanya mau menerima nilai-nilai yang
diajarkan saja tetapi juga mampu menilai fenomena itu baik atau buruk. Ini bisa dicontohkan
dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar dan bertanggung jawab segala sesuatu
selama proses pembelajaran.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam kategori ini adalah: berasumsi,
percaya, melengkapi, meyakinkan, mengklarifikasi, memulai, mengundang, menggabungkan,
mengusulkan, menekankan, dan berkontribusi.
4. Organisasi/Organisasi/Kelola
Kategori ini mencakup konseptualisasi nilai ke dalam sistem nilai, serta penguatan dan
nilai prioritas yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang
akibat positif dan negatif suatu kemajuan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam kategori ini adalah: mematuhi, mengubah,
mengatur, mengklasifikasikan, menggabungkan, memelihara, membangun, membentuk
pendapat, memadukan, mengelola, merundingkan, dan bermusyawarah.
5. Karakterisasi/Karakteristik
Kategori ini berkaitan dengan integrasi semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian dan perilaku. Proses internalisasi nilai menempati urutan
tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan kesediaannya untuk berubah
pendapatnya jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam kategori ini adalah: mengubah
perilaku, berbudi luhur, mempengaruhi, mendengarkan, memenuhi syarat, melayani,
menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.
C. Dimensi Psikomotor
Dimensi ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan
serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta
ekspresif dan interperatif.
Kategori yang termasuk dalam dimensi psikomotorik yaitu sebagai berikut:
1. Meniru
Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh
yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan itu.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini yaitu mengaktifan, menyesuaikan,
menggabungkan, melamar, mengatur, mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun,
mengubah, membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi.
2. Memanipulasi
Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa
yang diperlukan dari apa yang diajarkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini yaitu mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki,
mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi, mereparasi, dan
mencampur.
3. Pengalamiahan
Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan
dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan
lebih meyakinkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini yaitu
mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong, menarik,
memproduksi, mencampur, mengoperasikan, mengemas, dan membungkus.\
4. Artikulasi
Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini yaitu mengalihkan, mempertajam,
membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menyetir, menjeniskan, menempel,
mensketsa, melonggarkan, dan menimbang.
1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
kompetensi dasar,
2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah,
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Keterampila menyimak merupakan proses perubahan wujud bunyi (bahasa) menjadi makna
Keterampilan menyimak sebagai keterampilan berbahasa bersifat reseptif, menerima
informasi dari orang lain (pembicara).
a. Menafsirkan berbagai nuansa makna dalam berbagai teks lisan dengan berbagai variasi
komunikasi dan konteks.
b. Menulis teks yang didiktekan.
c. Menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai isi kalimat, dialog, atau wacana yang telah
didengarkan.
Keterampilan membaca (qiro’ah)
a. Melafalkan atau membaca bahan qiro’ah dengan intonasi yang baik dan benar.
b. Menjawab pertanyaan-pertanyaan atau latihan tentang kandungan bahan qiro’ah dengan baik
dan benar.
Keterampilan menulis (kitabah)
Keterampilan menulis (kitabah)
merupakan keterampilan bahasa yang sifatnya yang menghasilkan atau memberika informasi
kepada orang lain (pembaca) di dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan perubahan
wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud tulisan.
Tujuan pengajaran kitabah ialah agar peserta didik mampu menulis huruf arab,
mengetahui tanda baca dengan cepat, mampu mengungkapkan pemikiran dengan logis dan runtut
melalui tulisan dengan memperhatikan atauran dengan kaidah-kaidah bahasa, tanda baca dan
diksi kata (mufrodat) secara tepat.
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://p3ai.polsri.ac.id/admin/assets/files/7325Taksonomi%20Bloom.pdf
Akhmad, Sudrajat. 2013. Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Pembelajaran.
M.Hosna. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Daryanto & Mulyo Rahardjo. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta. Gava Media.
Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta
Zaenal Arifin. 2013. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT. Remaja
Rosada.
http://qthijab.blogspot.com/2017/01/perumusan-indikator-pembelajaran-bahasa.html
http://anizarichah.blogspot.com/2016/10/blog-post_13.html