Anda di halaman 1dari 3

Insecure Media Sosial

Filzah Anis Rahmah


Pada kasus mental di usia remaja , banyak sekali di antara mereka sekarang yang
terkena dampak dari teknologi. Dilihat dari survey media social terutama
instagram mengenai QnA (Question and Answer) dalam unggahan instagram Menjadi
Manusia mereka memiliki masalah Insecurity . Insecurity adalah suatu keadaan
seseorang merasakan tidak aman dan tidak percaya diri atas suatu keadaan yang telah
Tuhan tetapkan. 
“Mengapa medsos bisa membuat seorang menjadi insecure? KARENA medsos,
kita Menjadi gampang Sekali tahu, Hidup kita beda DENGAN orangu lain. Misal, seusia
kita ada yang lebih sukses , lebih terkenal, dan sudah menikah. Sebelum kelebihan
yang tidak aman , kita perlu mengingat, setiap orang punya skenario hidup masing-
masing.” Begitu kutipan di akun twiiter mas Adjie Santosoputro.
Perasaan insecure hadir karena kita mengetahui kelemahan kita dan cenderung
kurang menyadari kelebihan dengan membandingkan kelebihan orang lain. Insecure bisa
bersumber dari mana saja, dari orang terdekat bahkan dari orang yang tidak dikenal
sekalipun contohnya  seperti melihat orang di media sosial. Media sosial seperti
instagram, yang fiturnya dapat mengunggah foto/video apapun serta terdapat fitur suka
dan komentar, yang dapat diakses oleh siapa saja.Tentunya , media sosial dijadikan ajang
untuk mengunggah foto/video diri sendiri yang dianggap layak untuk dilihat khalayak
umum, namun terkadang hal ini dijadikan ajang untuk membandingkan diri sendiri
dengan orang lain. Sebab banyaknya unggahan di media sosial yang hanya menunjukkan
kesenangan dan sisi kesempurnaan orang tersebut, menimbulkan kesenjangan bagi
remaja-remaja yang merasa kurang percaya diri. Fitur tersebut juga memungkinkan
seseorang baik yang dikenal maupun tidak, dapat berkomentar apapun di laman media
sosial orang lain. Tidak sedikit pula, komentar tersebut mengandung cemoohan/hujatan
dengan kata-kata yang buruk. Maka, hal-hal tersebut secara tidak langsung menimbulkan
rasa insecure.
Entah itu keluarga, teman, atau orang yang baru dikenal. Sebagian dari mereka
mungkin memang tidak sengaja melukai perasaan seseorang atas ucapan atau tingkah
laku yang mereka lakukan. Entah membicarakan fisik, kepribadian, gaya hidup dll. Hal-
hal seperti media sosial dan masyarakat menciptakan adanya standar kecantikan dan
standar-standar lainnya. Standar kecantikan seperti berkulit putih, tinggi, berat badan
ideal, rambut hitam panjang, kulit bersih tanpa bekas luka. Ada pula standar kepribadian
dimana seseorang harus ramah, terbuka, tidak cepat marah, dan lain-lain. Tidak luput
pula standar-standar di masyarakat mengatur hal seperti usia seseorang menikah, jumlah
anak, jenis pekerjaan, bahkan tindakan-tindakan lainnya. Standar-standar tersebut tidak
mungkin dimiliki setiap manusia karena setiap manusia memiliki kelebihan, kekurangan,
dan keunikannya masing-masing.
Karena adanya standar-standar dalam kehidupan menyebabkan jika ada hal yang
berbeda dengan standar tersebut, merasa gagal dan tidak pantas untuk menunjukkan
dirinya. Seseorang menjadikan standar-standar tersebut sebagai acuan untuk hidup
sebagai manusia. Hari-harinya akan diisi dengan selalu membandingkan diri sendiri
dengan orang lain yang kita pandang memiliki standar-standar kehidupan tersebut. Kita
menjadi seseorang yang merasa dirinya itu kurang dan selalu banyak celahnya.
Ada banyak contoh Insecure yang terjadi di kehidupan kita. Contohnya ini baru-
baru saja terjadi di lingkungan saya, ada teman saya yang bahkan sampai jatuh sakit
karena ia selalu mendapat komentar yang tidak baik tentang postur tubuh. Teman saya ini
memiliki postur tubuh yang bisa di bilang gemuk dan ia selalu di katakan “kamu terlalu
gendut”.
Akibat dari kutipan orang-orang itu, teman saya kefikiran dan gelisah, sehingga ia sampai
membuat program diet, bahkan sehari-hari dia hanya ngemil saja dan tidak makan nasi.
Karena beberapa komentar yang menyakitkan inilah yang membuat dia menjadi Insecure
dan membuat program diet, tapi malah jatuh sakit.
Contoh lainnya ketika kita membuka postingan instragram orang lain dan kita
melihat wajah mereka glow up dan mulus lalu kita ingin wajahnya seperti mereka dengan
melakukan berbagai cara, mencari tahu produk skincare apa yang mereka gunakan serta
membeli banyak produk skincare supaya wajah kita glow up seperti mereka.
Dikutip dari Independent, semua orang pasti memiliki sisi insecure atau rasa tidak
aman terhadap diri sendiri. Dan perasaan insecure ini bisa semakin parah dengan
membandingkan foto-foto orang yang sempurna di Instagram, Facebook, dan lain-lain.
Insecure di media sosial berawal dari rasa iri terhadap orang lain yang kehidupannya
lebih baik darinya, hingga berujung rasa benci terhadap diri sendiri karena merasa
kehidupannya tidak seberuntung orang di media sosial. Padahal setiap orang memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semua orang pasti akan menampilkan hal
yang baik di media sosial dan menyembunyikan hal buruk dibelakangnya.  Apa yang kita
lihat di media sosial belum tentu yang sebenarnya terjadi.
Tetapi karena pemikiran remaja masih belum luas sehingga mereka hanya
memikirkan apa yang ia lihat saja. Banyak remaja yang rela melakukan apa saja untuk
menjadi cantik, seperti membeli produk produk kecantikan yang berseliweran di media
sosial tanpa melihat apakah produk tersebut cocok untuk kulit mereka, apakah produk
tersebut aman untuk kulit mereka, dan apakah produk tersebut sudah BPOM. Mereka
akan melakukan apa saja untuk menjadi cantik, karena mereka berpikir jika mereka
cantik pasti akan dihargai dan dijunjung tinggi di lingkungan sosial. 
Hal ini sama seperti yang dikatakan RA Rahmah bahwa “ada keadilan sosial bagi
yang good looking”, yang artinya segala sesuatu yang terlihat indah dari di luar, bahkan
jika orang itu membuat kesalahan besar, mereka akan menerimanya. Istilah ini membuat
para remaja masa kini berlomba-lomba memperjuangkan segalanya untuk tampil cantik
agar bisa dikenal dan tidak dipandang rendah di lingkungan sosialnya dan di masyarakat
luas.
Namun ada diantara mereka itu yang tidak peduli dengan penilaian orang lain
tentang penampilan mereka. Semua kembali pada diri kita sendiri bagaimana kita
menyikapi dan menghadapi rasa insecure kita. Cara mereka untuk menghadapinya
dengan mencintai diri sendiri dan selalu bersyukur terhadap apa yang Tuhan kasih ke diri
kita.

Anda mungkin juga menyukai