Anda di halaman 1dari 4

TALKSHOW ABHINAYA JAK JABAR 2020

TEMA
“Insecurity body image pada remaja ”

TAGLINE
INILAH AKU BUKAN KAMU

LATAR BELAKANG
Remaja merupakan komunitas terbesar dalam masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial
secara regular. Alasan awal mereka sangat aktif menggunakan media sosial adalah untuk mencari perhatian,
meminta pendapat, dan menumbuhkan citra, namun lama kelamaan akhirnya menjadi ketergantungan. Walaupun
media sosial memberikan dampak positif pada remaja, namun pada saat mereka sulit melepaskan diri dari
kegiatan yang berkaitan dengan media sosial maka akan memberikan dampak yang kurang positif. Sejumlah
studi menunjukkan bahwa akibat penggunaan media sosial yang berlebihan, remaja ditemukan mengalami
inkongruensi (ketidakselarasan) pada konsep dirinya. Inkongruensi terjadi karena adanya jarak atau diskrepansi
antara konsep diri yang sebenarnya (real self) dan konsep diri yang ideal (ideal self). Diri yang ditampilkan di
media sosial adalah diri ideal yang berjarak dari diri mereka yang sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka menikmati keberadaaan diri yang ideal tersebut walau tidak nyata dengan lebih banyak menghabiskan
waktu di media sosial. Pada sebuah penelitian di jurnal Ilmiah Psikologi MANASA (2016)
Peg Streep (2013), seorang pemerhati digital dan remaja menjelaskan empat alasan utama remaja
menjadi maniak media sosial. Yang pertama adalah untuk mendapatkan perhatian, meminta pendapat,
menumbuhkan citra (kepopuleran), dan kecanduan. Remaja yang sudah terbiasa menggunakan facebook dan
sosial media lain sebagai pemandu dalam kehidupan mereka, akan sulit mengalihkan pandang ke dunia nyata.
Hal inilah yang menyebabkan mereka terjebak dalam lingkaran drama media sosial.
Pandangan dan standar penampilan turut dipengaruhi oleh standar yang ditetapkan oleh media sosial.
Masa remaja disebut juga masa pubertas dimana perkembangan fisik berlangsung sangat cepat yang
menyebabkan remaja menjadi sangat memperhatikan tubuh mereka dan membangun Body Image/Konsep diri
(Santrock, 2003). Remaja banyak menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap tubuhnya, khususnya Hasil
survei menunjukkan bahwa sebagian besar remaja yang aktif menggunakan sosial media ingin terlihat baik dan
menampilkan citra konsep diri idealnya di profil media sosial mereka, walaupun hal itu tidak sesuai dengan
konsep diri nyata yang mereka miliki.
Masa remaja adalah masa yang berpengaruh dalam pembentukkan konsep diri seseorang. Seorang anak
akan semakin banyak berinteraksi dengan lingkungannya dan bukan hanya ia memberi arti pada lingkungannya
tersebut, tetapi ia juga akan menerima banyak masukan dari lingkungan itu sendiri. Pada usia ini, banyak sekali
perubahan yang akan membawa dampak pada kondisi psikologis seseorang. Misalnya perubahan bentuk tubuh
pada anak perempuan akan membuat anak perempuan lebih memperhatikan penampilannya. Ia juga akan
membandingkan penampilan dirinya dengan penampilan teman-temannya. Tanggapan dari orang lain mengenai
dirinya juga akan membawa dampak tersendiri, yang semuanya akan memberi sumbangan dalam pembentukkan
konsep diri seorang remaja. Teman sebaya dan citra tubuh merupakan faktor yang dapat menyebabkan remaja
putri merasa kelebihan berat badan dan merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya. Remaja tersebut akan
menerapkan perilaku makan yang tidak sehat yang akhirnya berdampak pada status gizi yang buruk. Mereka
juga kerap menerapkan pola konsumsi yang berlawanan dengan postur tubuh yang mereka idamkan.
Banyak upaya yang dilakukan remaja putri agar menunjang penampilan salah satunya yaitu mengurangi
berat badan dengan cara membatasi atau mengurangi frekuensi dan jumlah makan serta memuntahkan makanan
yang telah dimakan, hal ini akan berdampak pada gangguan kesehatan seperti status gizi yang buruk
(kekurangan energi kronik), anemia, kekurangan kalsium, vitamin, dan lainnya yang menghambat proses
reproduksi serta terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan remaja putri (Proverawati dan Erna,2011).
Pandangan-pandangan yang salah atau keliru dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap citra tubuh dan dapat
menimbulkan ketidakpuasan terhadap penampilan fisik sehingga remaja putri cenderung akan melakukan
berbagai usaha untuk mengontrol berat dan bentuk tubuhnya salah satunya yaitu dengan berdiet. Cara diet yang
dilakukan remaja putri seringkali dapat membahayakan kesehatan karena pengetahuan tentang diet cenderung
salah, ini akan menyebabkan timbulnya perilaku makan menyimpang (Kurnianingsih, 2009). Penelitian Widianti
(2012) menunjukkan bahwa sebanyak 40,3% siswi tidak merasa puas terhadap bentuk tubuhnya dan 56,9%
belum menjalankan perilaku makan yang baik.
Menyikapi fenomena tersebut, remaja perlu diberikan pemahaman mengenai self-love atau mencintai
diri sendiri. Self love merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Self love bersifat dinamis dan
bisa tumbuh seiring kedewasaan. Melalui self love remaja mampu menerima kekurangannya lalu menjadikan itu
sesuatu yang lebih baik dan memandang hal tersebut menjadi lebih positif.
Melalui Program Generasi Berencana, Perwakilan BKKBN Jawa Barat mengajak para remaja
khususnya anggota PIK Remaja/Forum Genre dan Saka Kencana untuk mengembangkan keterampilan diri dari
segi “self-love” yang diperlukan para remaja agar memiliki penghargaan pada dirinya sehingga dapat
mewujudkan remaja yang sehat, cerdas, dan ceria. Talkshow “Insecurity body image pada remaja: Ini aku,
Bukan Kamu” diharapkan para remaja memiliki self-love atau kecintaan terhadap diri sendiri sehingga dapat
membentuk Body Image yang positif pula dan tidak mudah terpengaruh oleh pandangan sosial terhadap suatu
standar penampilan.

TUJUAN
Kegiatan Jambore Ajang Kreativitas GenRe dalam Penyiapan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga bagi remaja
bertujuan:
1. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku positif tentang program Genre
2. Mendukung kreativitas remaja dalam rangka edukasi program Genre melalui media sosial
3. Meningkatkan kerjasama dan sebagai ajang silaturahmi antar kelompok PIK-R/Forum Genre dan Saka
Kencana
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan talkshow menggunakan metode ceramah , diskusi tanya jawab dengan peserta via daring/online (zoom
dan disiarkan langsung di Youtube Channel BKKBN Provinsi Jawa Barat)

SASARAN
Dua orang Perwakilan PIK R/Forum GenRe & Satu orang perwakilan Saka Kencana se- Jawa Barat yang
berusia 16-24 Tahun dan belum menikah

TEMPAT
Hotel Savoy Homan jln Asia Afrika No.112 . Kota Bandung (Bagi Bunda GenRe dan dr. Arif Rahmat)

WAKTU
Rabu, 23 Desember 2020 (Rundown Terlampir)

TOPIK BAHASAN

a. Opening speech Deputi KSPK - Dr.dr. M Yani, M.Kes


Sambutan (opening Speech )
Arah Kebijakan program Genre
 Program genre keterampilan hidup (pengembangan diri remaja)
b. Bunda Genre Jawa Barat - Atalia Praratya Kamil , S.IP ., M.Ikom
Body Image VS Self Love
 Konsep Body Image.
Semua dimulai dengan Konsep diri atau self-concept yaitu beliefs atau keyakinan terhadap Diri
Sendiri. Body image merupakan salah satu bagian dari konsep diri. Body image adalah skema
diri/pandangan diri terhadap tubuh yang menjadi sikap seseorang terhadap tubuhnya sendiri secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Body Image dapat berupa positif maupun
negatif bergantung pada faktor yang memperngaruhinya seperti jenis kelamin, usia, media massa,
keluarga, teman sebaya dan interpersonal.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan body image adalah jenis kelamin, usia, media
massa, keluarga, dan interpersonal. Classer (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor
paling penting dalam perkembangan body image seseorang. Deacey dan Kenny (2001) juga
sependapat bahwa jenis kelamin mempengaruhi body image. Beberapa penelitian yang sudah
dilakukan menyatakan bahwa wanita lebih negatif memandang body image dibandingan pria (Cash
& Brown, 1989: Davidson & McCabe, 2005:Demarest & Allen, 2000: Rozin & Fallon, 1988
dalam Hubley & Quinlan, 2005) 1992)
 Hal-hal yang menyebabkan remaja wanita tidak dapat menerima diri sendiri secara fisik seperti
tinggi badan, berat badan, ukuran tubuh, bahkan waut wajah. Remaja wanita sangat peka terhadap
penampilan dirinya dan merenung perihal bagaimana wajahnya, apakah orang lain menyukai
wajahnya serta selalu menggambarkan dan mengembangkan seperti apa tubuhnya dan apa yang
diiginkan dari tubuhnya.

 Body Image negatif yang terjadi disebabkan karena kurangnya self-love atau penghargaan
terhadap dirinya sendiri. Untuk itu. Self love sangat penting dalam menunjang terbentuknya body
image positif khususnya pada remaja

 Self love adalah bentuk mencintai diri sendiri dengan melibatkan aspek menyadari diri sendiri,
menghargai diri sendiri, percaya diri, dan peduli pada diri sendiri

 Cara sederhana menerapkan self love: ciptakan ritual self love, buat daftar positif dalam hidupmu,
berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, bangun komunitas yang berharga,
tubuhmu adalah sesuatu yang sangat berharga, temukan tempat yang membuatmu bahagia,
tingkatkan spiritualitas sesuai keyakinan, berolahraga bukan hanya meningkatkan kesehatan, tapi
juga sebagai penghargaan terhadap tubuhmu, lakukan sesuatu yang kamu kuasai, bersihkan
area/zona pribadi seperti kamar

 Dengan menerapkan self love maka akan terbentuk body image yang positif sehingga remaja tidak
akan lagi merasa insecure terhadap keadaan dirinya

 Body Image yang positif ditandai dengan tumbuhnya pola hidup sehat, emosi positif (ceria), dan
produktif sehingga mewakili remaja GenRe yang Sehat, Cerdas, dan Ceria

c. Influencer (Dokter muda) – dr. Rahmat Arif


Tumbuh Kembang Remaja Milenial
 Perubahan fisik dan psikis yang dialami saat pubertas
 Gangguan pola makan terkait body image yang negatif (Bulimia, Anoreksia)
 Dampak Diet tidak sehat terhadap perkembangan fisik remaja dan kaitannya dengan anemia serta
kesehatan reproduksi
 Gizi seimbang bagi remaja

Anda mungkin juga menyukai