Anda di halaman 1dari 3

“Standar Kecantikan Dan Efek Berbahaya Pada Wanita Di Seluruh Dunia”

Di dunia saat ini, telah hadir berbagai kampanye iklan dan tokoh di televisi atau media sosial
yang menunjukkan standar kecantikan yang sama sekali tidak realistis. Harapan ini merusak
harga diri wanita dan dapat mendorong mereka untuk membuat keputusan yang meragukan
terkait keunikan diri mereka sendiri. Standar kecantikan masyarakat harus mencakup semua
wanita. Suka atau tidak, kebanyakan dari kita sadar akan penampilan kita. Kita semua pernah
mengalami hari yang buruk, atau khawatir apakah kita mengenakan pakaian yang tepat untuk
acara tertentu.

Bentuk tubuh adalah sesuatu yang sebagian besar wanita bergumul, karena banyak yang
percaya bahwa ukurannya terlalu besar, terlalu berlekuk atau bahkan terlalu kurus. Standar
kecantikan wanita tidak berhenti hanya pada bentuk tubuh saja, muncul persepsi kalau cantik
itu harus putih, langsing, tinggi, tangan dan kaki mulus tanpa bulu, tidak ada flek hitam dan
bekas jerawat. Jangan lupa, rambut juga termasuk sebagai standar kecantikan yang sangat
dirawat oleh wanita diseluruh dunia karena rambut dikatakan sebagai mahkota wanita. Tidak
heran sampai saat ini para wanita di Tanah Air semakin sering meluangkan waktu untuk pergi
ke salon untuk mempercantik penampilan mereka. Kasus nyata yang dialami wanita, sebut
saja A mempunyai rambut keriting ingin mengubah rambutnya menjadi lurus karena A tidak
percaya diri , lalu A berkeinginan rambutnya di smoothing agar mudah diatur, lembut, dan
halus. Pada kasus ini terlihat sudah bahwa stigma cantiknya perempuan itu pada penampilan
fisik atau tubuh. Seharusnya wanita senantiasa percaya diri dengan apa yang sudah dimiliki.
Karena sejatinya itu adalah sebaik-baiknya pemberian dari Tuhan.

Kampanye iklan suatu brand kecantikan di televisi merupakan pengaruh besar kepada para
wanita untuk meningkatkan standar kecantikannya. Sebagai wanita, saya sendiri menyadari
telah diperdaya oleh iklan produk kecantikan di televisi ataupun media sosial lainnya yang
mendikte kita untuk mencapai standar kecantikan secara fisik. Iklan itu dengan kejamnya
membius otak kita, menautkan tali belati di leher kita, menyeret kita membeli produknya, tak
peduli setinggi apa harganya dan apa efek sampingnya. Padahal kenyataannya adalah satu
produk kecantikan belum tentu cocok untuk diri kita sendiri.

Bagaimana citra tubuh kita dapat memengaruhi keberlanjutan kesehatan mental? Meskipun
masalah citra tubuh bukanlah kondisi kesehatan mental itu sendiri, hal itu dapat menjadi
faktor risiko masalah kesehatan mental seperti kualitas hidup yang buruk, tekanan psikologis,
dan perilaku tidak sehat termasuk gangguan makan. Media modern dan media sosial terus
membombardir kita dengan gambar tubuh yang diidealkan. Dan standar kecantikan yang
diidealkan ini telah menjadi norma di mana banyak dari kita membandingkan diri kita sendiri,
namun tetap tidak dapat dicapai oleh sebagian besar orang. Banyak faktor sosial budaya yang
memengaruhi perasaan kita tentang tubuh kita. Misalnya, hubungan kita dengan teman,
keluarga, dan bagaimana orang-orang penting ini berbicara tentang tubuh dan penampilan me
reka, memengaruhi persepsi kita tentang tubuh dan penampilan kita sendiri.

Salah satu senjata andalan orang ketika menilai penampilan kita dengan cara mengejek atau
praktik mempermalukan seseorang berdasarkan tipe tubuh mereka tentang bentuk dan ukuran
tubuh yaitu dengan body shaming.

Body shaming adalah salah satu bentuk penindasan yang menargetkan penampilan fisik
seseorang. Citra dan penampilan adalah topik yang sangat sensitif bagi semua orang. Hal ini
disebabkan oleh fakta bahwa cara kita menampilkan diri berhubungan langsung dengan siapa
kita. Penampilan fisik mengacu pada: bobot,bentuk,ukuran,pilihan pakaian dan gaya rambut
riasan (riasan terlalu banyak, riasan terlalu sedikit).

Meskipun body shaming mengacu pada penampilan fisik seseorang, hal itu dapat berdampak
negatif pada aspek mental dan fisik kehidupan seseorang. Jika seseorang menderita karena
dipermalukan tubuh, itu mungkin memaksa mereka untuk mempertimbangkan kembali siapa
mereka dan bagaimana mereka menampilkan diri. Ini dapat memengaruhi kesejahteraan
mental, kesehatan sosial, dan kehidupan profesional mereka. Masalah yang mungkin
berkembang karena tubuhnya dipermalukan yaitu :

 Kecemasan sosial
Saat Anda diintimidasi di depan umum, respons alami adalah menghindari
menempatkan diri Anda dalam situasi tersebut. Ini dapat berujung pada mengisolasi
diri sendiri dan menghindari interaksi sosial bahkan bisa depresi.

Beralih dari "Aku benci tubuhku" ke sesuatu yang lebih positif akan membutuhkan
waktu dan upaya yang disadari, maka berlatihlah bersyukur untuk tubuh Anda.
"Tubuh kita membawa kita melalui hari-hari kita dengan begitu banyak kekuatan dan
rahmat. Tubuh kita juga mampu mendapatkan kesenangan yang tak terbatas! Jika kita
dapat bersyukur atas semua hal yang dilakukan tubuh kita untuk kita, itu dapat
membantu kita melihatnya dalam cara yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai