Anda di halaman 1dari 4

Body Image

Oleh: Yudi Arimba Wani

Sumber: Nichter, 2000

Setelah membaca cuplikan buku Fat Talk yang ditulis oleh Mimi Nichter tahun 2000 di atas,
bagaimana dengan Anda? Apakah Anda merasa puas dengan bentuk tubuh Anda saat ini?
Apakah terdapat bagian tertentu dari tubuh Anda yang tidak Anda sukai? Lalu, bagaimanakah
body goal yang Anda idamkan atau inginkan? Mengapa Anda menginginkan body goal tersebut?
Beberapa pertanyaan ini sering dilontarkan terkait dengan bentuk tubuh atau body image.

Menurut National Eating Disorder Association, Body image didefinisikan sebagai berikut

1. Cara pandang atau persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri saat melihat
bayangannya di cermin.
2. Keyakinan seseorang terhadap penampilannya sendiri.
3. Perasaan yang dimiliki seseorang terkait dengan kondisi tubuhnya, termasuk tinggi
badan, bentuk tubuh, dan berat badan.
4. perasaan seseorang terhadap hal-hal yang ada di dalam tubuh, sebagai contoh tentang
innerbeauty.
Isu body image ini sangat meluas di kalangan remaja, terutama di masa remaja sedang mencari
identitas diri. Beberapa factor yang memengaruhi body image dijelaskan sebagai berikut.

1. Iklan
Bila memperhatikan model-model, perempuan atau laki-laki, dalam suatu periklanan,
seperti produk kecantikan atau bahkan sampul majalah remaja, selalu menampilkan
mereka yang memiliki rupa menawan dan/atau menarik. Bahkan, secara tidak langsung,
saat diperhatikan lebih detail lagi, sebagai contoh di iklan produk kecantikan pemutih,
model laki2 akan lebih tertarik pada model perempuan yang memiliki wajah cerah dan
terkesan menyenangkan bila kecantikan dapat menarik perhatian dari lawan jenis. Dari
iklan ini, secara tidak langsung, akan memengaruhi persepsi seseorang tehadap citra diri
secara fisik.
2. Budaya
Setiap negara akan memiliki budaya sendiri terutama dalam mendefinisikan kecantikan
atau ketampanan. Sebagai contoh, di Indonesia, masih tertanam kuat bahwa cantik
identik dengan kulit putih sehingga produk-produk pemutih wajah membanjiri pasar dan
diserbu para wanita. Persepsi ini akan memengaruhi tingkat kepercayaan sesorang ketika
tidak memiliki kulit cerah sehingga melakukan beberapa upaya agar mendapat
pengakuan dan merasa “cantik” dengan mempercerah warna kulit.
3. Media sosial
Saat ini, sebagian besar masyarakat memiliki akun media social. Dan dengan fitur “like”
atas postingan di feed media sosial, seseorang rela melakukan hal2 tertentu untuk
menyajikan tampilan yang sempurna ketika mengunggah gambar diri. Hal ini terjadi
karena jumlah like akan semakin banyak ketika gambar yang diunggah menarik perhatian.
4. Rekan sebaya dan keluarga
Dalam konsep body image, teman sebaya dan keluarga memiliki peran penting. Dari sisi
teman sebaya, remaja akan sangat sensistif bila mendapat kritikan dari temannya
terutama bila kritikan itu bersifat negative seperti “kamu gemuk”, “kamu jelek”. Sehingga,
dari ejekan ini, akan mendorong seseorang untuk memiliki citra tubuh yang dapat diterima
oleh teman2nya. Sedangkan dari ssi keluarga, seorang anak akan cenderung meniru
salah satu anggota keluarga yang diidolakan terkait body image atau terkait pola dietnya.
5. Tokoh public
Seseorang yang mengidolakan tokoh public atau umumnya seorang artis tertentu, ia akan
cenderung untuk meniru idolanya tersebut. Hal ini dapat dilakukan karena menganggap
idolanya sempurna. Sebagai contoh, terdapat seseorang yang mengidolakan Angelina
Jolie dan rela melakukan operasi plastic sekian banyak dengan tujuan agar memiliki wajah
yang mirip dengan sang idola. Atau bahkan, sebagian anak perempuan, ingin memiliki
bentuk tubuh yang mirip dengan boneka Barbie yang menjadi boneka favorit.
6. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin berhubungan persepsi seseorang terkait body image.
Perempuan cenderung suka memiliki bentuk tubuh yang langsing dan tidak berotot.
Namun, laki-laki sangat mengidamkan memiliki bentuk tubuh kekar dan berotot,
contohnya memiliki bentuk perut six-pack.

Konsep body image yang dimiliki seseorang dapat bersifat negative dan positif. Seseorang yang
memiliki konsep negative body image didefinikan sebagai berikut:

- Persepsi yang menyimpang tentang bentuk dengan melihat bagian-bagian tubuh tidak
seperti yang sebenarnya
- Meyakini bahwa hanya orang lain yang menarik dan bahwa ukuran atau bentuk tubuh
diri sendiri adalah tanda kegagalan pribadi
- Merasa malu, minder, dan cemas tentang tubuh sendiri
- Merasa tidak nyaman dan canggung dengan tubuh sendiri

Negative body image ini dapat menimbulkan dampak buruk seperti depresi, gangguan makan,
melakukan isolasi diri, tingkat harga diri rendah, dan sangat terobsesi dengan penurunan berat
badan yang dapat menjurus juga ke status gizi kurang atau buruk.

Sedangkan positive body image dapat didefinisikan sebagai berikut:

- Memiliki persepsi body image yang jelas dan sebenarnya dengan melihat berbagai bagian
tubuh sebagaimana adanya
- Menghargai bentuk tubuh alami dan memahami bahwa penampilan fisik seseorang tidak
banyak memengaruhi karakter dan nilai mereka sebagai pribadi
- Merasa bangga dan menerima tubuh unik yang dimiliki dan menolak menghabiskan
banyak waktu untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori
- Merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuh yang dimiliki

agar memiliki persepsi positif tentang body image, seseorang hendaknya memilki penerimaan
terhadap diri sendiri sehingga terhindar dari rasa tidak puas terhadap tubuh sendiri.
Referensi
Braun, T.D., Park, C.L., Gorin, A., 2016. Self-compassion, body image, and disordered eating: A
review of the literature. Body Image 17, 117–131.
ttps://doi.org/10.1016/j.bodyim.2016.03.003

Body Image https://www.nationaleatingdisorders.org/body-image-0

Nichter, M. 2000. Fat Talk. Massachusetts: Harvard University Press.

Watson, A., Murnen, S.K., College, K., 2019. Gender differences in responses to thin, athletic,
and hyper-muscular idealized bodies. Body Image 30, 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.bodyim.2019.03.010

Anda mungkin juga menyukai