3. Madu
Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah madu.
Madu tidak seperti jenis gula lainnya, madu merupakan campuran
dari tiga jenis gula, yaitu glukosa, fruktosa dan sakarosa.
Komposisinya adalah 80% gula dengan 20% air. Selain sebagai
pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai obat.
5. Gula Bit
Gula bit berasal dari tanaman bit gula yang tergabung dalam familia
Chenopodiaceae yang berasal dari daerah pesisir barat dan selatan
Eropa dari Swedia selatan dan Kepulauan Britania dan terus hingga
ke selatan Laut Mediterania. Sama dengan tebu, bit gula paling
umum digunakan dalam produksi gula putih.
Bit gula juga digunakan untuk menghasilkan jenis gula rafinasi (gula
dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian
bertahap) lainnya, seperti tetes tebu dan gula merah. Namun,
karena sumber gula tidak selalu diungkapkan pada produk makanan
dan label, sulit untuk menentukan apakah mengandung gula bit
atau gula tebu.
6. Stevia
Pemanis stevia berasal dari tumbuhan dan diperoleh melalui
ekstraksi daun Stevia Rebaudiana yang memiliki tingkat kemanisan
yang lebih tinggi daripada gula tebu yaitu 200-300 kali namun tetap
rendah kalori, sehingga penggunaannya lebih aman. Keunggulan
stevia yaitu tidak menyebabkan kanker, karies gigi, dapat mencegah
obesitas, menurunkan tekanan darah tinggi. Oleh sebab itu, saat ini
stevia sebagai pemanis rendah kalori dibutuhkan sebagai alternatif gula
pada olahan bahan pangan.
B. Pemanis Buatan/Sintetis
Pemanis buatan/sintetis adalah bahan tambahan yang dapat
memberikan rasa manis dalam makanan tetapi tidak memiliki nilai gizi.
Gula sintetis adalah gula yang dibuat dengan bahan-bahan kimia di
laboratorium atau dalam suatu industri dengan tujuan memenuhi
produksi gula yang belum cukup dipenuhi oleh gula alami khususnya
gula tebu. Contohnya pemanis buatan antara lain sakarin, siklamat,
aspartam, dulsim, sorbitol sintetis dan acesulfame-K.
Sifat-sifat pemanis alami :
a. Cukup stabil ketika dipanaskan
b. Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih
rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes).
c. Lebih manis daripada pemanis alami, sehingga membantu
mempertajam penerimaan terhadap rasa manis.
d. Tidak merusak nilai gizi pada makanan
e. Sebagian berpotensi penyebab karsinogen (penyebab kanker)
Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan
pangan di Indonesia adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai
tingkat kemanisan masing-masing 30-80 dan 300 kali gula alami.
1. Sakarin