Anda di halaman 1dari 56

Mengkonsumsi gula pasir putih disebut-sebut dapat berbahaya jika dikonsumsi

terlalu banyak. Namun, ternyata ada pengganti gula pasir putih yang alami dan
sehat.

Anda tetap bisa mendapatkan rasa manis di setiap kudapan yang dikonsumsi, tanpa
perlu terlalu khawatir akan kualitas kesehatan tubuh. Asal dikonsumsi tidak
berlebihan, Anda dapat tetap sehat dan makan enak.

Gunakan saja pemanis alami yang lebih sehat dalam makanan Anda. Pemanis
alami pun dapat melindungi gigi Anda dari kerusakan, mengontrol berat badan,
dan tidak merugikan kesehatan lainnya.

Hal-hal yang alami jarang yang tidak sehat, sehingga Anda harus menyimpan
daftar pemanis alami berikut yang dilansir Boldsky.

- Gula aren

Gula aren berasal dari nira dari pohon enau yang diproses secara alami.

Kalori yang terkandung di dalam gula aren lebih kecil dibandingkan dengan gula
putih. Selain itu dalam proses pembuatannya, gula aren umumya lebih alami
sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan
dan tetap utuh.

- Madu

Madu merupakan pemanis yang membantu Anda mengendalikan berat badan serta
menurunkannya. Satu sendok makan madu dengan air hangat disarankan untuk
menurunkan berat badan yang cepat.

Manfaat kesehatan dari madu juga termasuk menyembuhkan batuk, dingin, dan
alergi ringan. Madu juga sangat bermanfaat bagi kulit.
Ganti gula dengan madu dalam minuman Anda dan makanan penutup. Teh hijau
dengan madu akan segera menjadi minuman kesehatan yang populer bagi para
pelaku diet.

- Buah kering

Alih-alih menggunakan sakarin buatan atau gula diet untuk membuat hidangan
manis Anda rendah kalori, gunakanlah buah-buahan kering sebagai pemanis sehat
yang lebih bermanfaat.

Tambahkan beberapa buah-buahan kering seperti kismis, mete, dan lainnya untuk
puding dan kue-kue Anda. Mereka akan membuat rasa manis tanpa menambah
kalori.

- Kurma

Kurma segar dapat memberi Anda banyak energi dan kalori yang baik. Kurma
kaya akan zat besi dan dengan demikian memberikan kekuatan. Jika Anda
mendambakan sesuatu yang manis setelah latihan, maka Anda dapat konsumsi
semangkuk kecil kurma. Anda juga dapat menambahkannya ke milkshake dan
yoghurt untuk mempermanis mereka.

-Buah-buahan

Semua buah memiliki gula alami bersama dengan banyak serat untuk
meningkatkan kelancaran buang air besar. Anda dapat menggunakan buah-buahan,
seperti apel dan mangga untuk memberikan rasa manis pada makanan penutup
Anda, seperti puding atau kue-kue ringan.

- Daun stevia

Pilihan pemanis alami lainnya menggunakan stevia, yaitu ramuan dari Paraguay
yang digunakan selama ratusan tahun dan memiliki rasa manis yang berkali-kali
lipat daripada gula. Pemanis ini tidak mengandung kalori dan umumnya aman bagi
kadar gula dalam darah. - See more at: http://www.108csr.com/default/do-you-
know/2013/08/22/6700/Inilah-Sumber-Pemanis-Alami#sthash.Nx74ZUTj.dpuf
Pemanis alami menyehatkan tubuh bisa mendatangkan banyak manfaat kesehatan.
Pemanis alami menyehatkan bisa sudah bisa anda jumpai di berbagai tempat pasar
swalayan atau pasar tradisional sekalipun.

Tanaman Stevia

Berikut 10 pemanis alami menyehatkan tubuh:

-Gula aren
Gula aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah yaitu sebesar 35,
sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58. Proses pembuatan gula
aren umumya lebih alami sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya
tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh.

-Agave
Tanaman asli pegunungan Los Altos, Meksiko ini merupakan bahan dasar
pembuatan minuman Tequila dan rasanya lebih manis dari gula.

-Sirup beras merah


Beberapa tahun terakhir, penggunaan sirup beras merah makin populer, terutama
untuk makanan kesehatan maupun hanya sekedar camilan. Beras merah sendiri
mengandung serat, mengan, niasin, kalsium, dan juga vitamin B.
-Blackstap molasses
Merupakan sirup yang dihasilkan dari rebusan sari tebu sebanyak 3 kali perebusan.
Sirup ini memiliki rasa manis yang kuat dan juga menyehatkan. Biasa digunakan
dalam campuran oatmeal.

-Stevia
Jenis tanaman ini biasanya dijual dalam bentuk bubuk atau cairan dan manisnya
bisa sampai 300 kali lebih manis dari gula. Pemanis alami seperti Stevia ini tidak
menyebabkan gula darah dalam tubuh meningkat.

-Buah
Bukan hanya menyegarkan, beberapa buah di antaranya bisa menghasilkan rasa
manis alami loh. Sebut saja sari apel atau ceri.

-Barley malt syrup


Merupakan sirup yang dihasilkan dari gandum murni.

-Maltosa
Terbuat dari tepung biji-bijian seperti beras. Proses pembuatannya dimasak dan
kemudian difermentasi hingga menjadi bentuk gula kristal maupun sirup.

-Sirup kurma
Makanan khas bulan puasa ini memberikan rasa manis yang alami. Mengandung
serat, potasium, dan juga beragam vitamin.

-Madu
Selain kalorinya lebih sedikit dari gula, kelebihan lainnya adalah rasanya lebih
manis. Madu juga menawarkan banyak manfaat kesehatan seperti antibakteri dan
juga limpahan vitamin C

1. Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh
dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami dapat
dilihat pada gambar di samping.
a. Gula tebu mengandung zat pemanis fruktosa yang merupakan
salah satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang
diperoleh dari tanaman tebu merupakan pemanis yang paling
banyak digunakan. Selain memberi rasa manis, gula tebu juga
bersifat mengawetkan.
b. Gula merah merupakan pemanis dengan warna coklat. Gula
merah merupakan pemanis kedua yang banyak digunakan
setelah gula pasir. Kebanyakan gula jenis ini digunakan untuk makanan
tradisional, misalnya pada bubur, dodol, kue apem, dan gulali.
c. Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah madu. Selain
sebagai pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai obat.
d. Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang berfungsi sebagai pemanis.
Selain itu kayu manis juga berfungsi sebagai pengawet.
2. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium
yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan tidak
atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Sebagaimana pemanis
alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam air. Beberapa
pemanis buatan yang beredar di pasaran di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Aspartam
Aspartam mempunyai nama kimia aspartil fenilalanin
metil ester, merupakan pemanis yang digunakan dalam
produk-produk minuman ringan. Aspartam merupakan
pemanis yang berkalori sedang. Tingkat kemanisan dari aspartam 200
kali lebih manis daripada gula pasir. Aspartam dapat terhidrolisis atau
bereaksi dengan air dan kehilangan rasa manis, sehingga lebih cocok
digunakan untuk pemanis yang berkadar air rendah.
b. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling tua. Tingkat
kemanisan sakarin kurang lebih 300 kali lebih manis dibandingkan gula
pasir. Namun, jika penambahan sakarin terlalu banyak justru menimbulkan
rasa pahit dan getir. Es krim, gula-gula, es puter, selai, kue kering, dan
minuman fermentasi biasanya diberi pemanis sakarin. Sakarin sangat
populer digunakan dalam industri makanan dan minuman karena
harganya yang murah. Namun penggunaan sakarin tidak boleh melampaui
batas maksimal yang ditetapkan, karena bersifat karsogenik
(dapat memicu timbulnya kanker).
Dalam setiap kilogram bahan makanan, kadar sakarin yang
diperbolehkan adalah 50300 mg. Sakarin hanya boleh digunakan untuk
makanan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar
maksimal 0,5 mg tiap kilogram berat badan per hari. Jika berat badanmu
40 kilogram, berapakah massa kue dengan kandungan sakarin 50 mg/kg
maksimal yang boleh kamu konsumsi?
c. Siklamat
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium
siklamat dengan tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih
30 kali lebih manis daripada gula pasir. Makanan dan minuman
yang sering dijumpai mengandung siklamat antara lain: es
krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai minuman
fermentasi. Beberapa negara melarang penggunaan siklamat
karena diperkirakan mempunyai efek karsinogen. Batas
maksimum penggunaan siklamat adalah 5003.000 mg per
kg bahan makanan.
d. Sorbitol
Sorbitol merupakan pemanis yang biasa digunakan untuk pemanis
kismis, selai dan roti, serta makanan lain.
e. Asesulfam K
Asesulfam K merupakan senyawa 6-metil-1,2,3-oksatiazin-4(3H)-
on-2,3-dioksida atau merupakan asam asetoasetat dan asam sulfamat.
Tingkat kemanisan dari asesulfam K adalah 200 kali lebih manis daripada
gula pasir. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, asesulfam K
merupakan pemanis yang tidak berbahaya.

Perbedaan Bahan Pemanis Buatan dan Alami

Perbedaan Bahan Pemanis Buatan dan Alami - Bahan pemanis ini ada dua
macam, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
1. Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-
bahan nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami dapat dilihat pada gambar di
samping.

1. Gula tebu mengandung zat pemanis fruktosa yang merupakan salah satu
jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu
merupakan pemanis yang paling banyak digunakan. Selain memberi rasa
manis, gula tebu juga bersifat mengawetkan.
2. Gula merah merupakan pemanis dengan warna coklat. Gula merah
merupakan pemanis kedua yang banyak digunakan setelah gula pasir.
Kebanyakan gula jenis ini digunakan untuk makanan tradisional, misalnya
pada bubur, dodol, kue apem, dan gulali.
3. Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah madu. Selain
sebagai pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai obat.
4. Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang berfungsi sebagai pemanis.
Selain itu kayu manis juga berfungsi sebagai pengawet.

2. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan
bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan.
Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Sebagaimana
pemanis alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam air. Beberapa pemanis
buatan yang beredar di pasaran di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Aspartam. Aspartam mempunyai nama kimia aspartil fenilalanin metil


ester, merupakan pemanis yang digunakan dalam produk-produk minuman
ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang. Tingkat
kemanisan dari aspartam 200 kali lebih manis daripada gula pasir.
Aspartam dapat terhidrolisis atau bereaksi dengan air dan kehilangan rasa
manis, sehingga lebih cocok digunakan untuk pemanis yang berkadar air
rendah.
2. Sakarin. Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling tua. Tingkat
kemanisan sakarin kurang lebih 300 kali lebih manis dibandingkan gula
pasir. Namun, jika penambahan sakarin terlalu banyak justru menimbulkan
rasa pahit dan getir. Es krim, gula-gula, es puter, selai, kue kering, dan
minuman fermentasi biasanya diberi pemanis sakarin. Sakarin sangat
populer digunakan dalam industri makanan dan minuman karena harganya
yang murah. Namun penggunaan sakarin tidak boleh melampaui batas
maksimal yang ditetapkan, karena bersifat karsogenik (dapat memicu
timbulnya kanker). Dalam setiap kilogram bahan makanan, kadar sakarin
yang diperbolehkan adalah 50300 mg. Sakarin hanya boleh digunakan
untuk makanan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar
maksimal 0,5 mg tiap kilogram berat badan per hari. Jika berat badanmu 40
kilogram, berapakah massa kue dengan kandungan sakarin 50 mg/kg
maksimal yang boleh anda konsumsi?
3. Siklamat. Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium siklamat
dengan tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis
daripada gula pasir. Makanan dan minuman yang sering dijumpai
mengandung siklamat antara lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan
berbagai minuman fermentasi. Beberapa negara melarang penggunaan
siklamat karena diperkirakan mempunyai efek karsinogen. Batas maksimum
penggunaan siklamat adalah 5003.000 mg per kg bahan makanan.
4. Sorbitol. Sorbitol merupakan pemanis yang biasa digunakan untuk pemanis
kismis, selai dan roti, serta makanan lain.
5. Asesulfam K. Asesulfam K merupakan senyawa 6-metil-1,2,3-oksatiazin-
4(3H)-on-2,3-dioksida atau merupakan asam asetoasetat dan asam
sulfamat. Tingkat kemanisan dari asesulfam K adalah 200 kali lebih manis
daripada gula pasir. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, asesulfam K
merupakan pemanis yang tidak berbahaya.

Perbedaan Pemanis Alami dengan Pemanis Buatan


Orang memilih jenis pemanis untuk makanan yang dikonsumsinya tentu dengan
alasan masing-masing. Pemanis alami tentu lebih aman, tetapi harganya lebih
mahal. Pemanis buatan lebih murah, tetapi aturan pemakaiannya sangat ketat
karena bisa menyebabkan efek negatif yang cukup berbahaya. Pada kadar yang
rendah atau tertentu, pemanis buatan masih diijinkan untuk digunakan sebagai
bahan tambahan makanan, tetapi pada kadar yang tinggi bahan ini akan
menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Tabel berikut memperlihatkan
perbedaan pemanis alami dan buatan. sumber: Budisma
Tabel Perbedaan pemanis alami dan buatan
Pemanis alami Pemanis buatan

Pada suhu tinggi bisa Cukup stabil bila dipanaskan.


terurai.

Memiliki kalori tinggi. Memiliki kalori rendah.

Berasa manis normal. Berasa manis sampai puluhan bahkan ratusan kali
rasa manis gula.

Harganya cenderung Harganya sangat terjangkau.


lebih tinggi.
Lebih aman dikonsumsi Sebagian dapat berpotensi karsinogen (penyebab
kanker).

1. Page 1 KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ucapkan syukur atas kehadirat


Allah SWT. karena berkat-Nya lah makalah kami yang berjudul Zat Aditif dapat
terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing kami Bapak Drs. Arif Rachman Ibrahim, M.Sc. yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat dengan baik dan dapat memberikan konstribusi sebagaimana
mestinya dalam mata kuliah Kimia Bahan Makanan di masa mendatang.
Palembang, Oktober 2012 Penyusun

2. Page 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN


................................................................................................ 3 1.1 Latar belakang
............................................................................................................ 3 1.2
Tujuan.........................................................................................................................
3 1.3 Rumusan
masalah....................................................................................................... 3 BAB II
ISI ........................................................................................................................ 4
2.1 Pengertian
.................................................................................................................. 4 2.2
Tujuan penggunaan zat aditif
..................................................................................... 4 2.3 Macam-macam zat
aditif ............................................................................................ 5 2.4 Zat aditif
makanan...................................................................................................... 12 2.5
Keuntungan dan kerugian penggunaan zat aditif
....................................................... 13 2.6 Pengaruh penggunaan zat aditif bagi
kesehatan tubuh manusia................................. 14 BAB III
PENUTUP.......................................................................................................... 18 3.1
Kesimpulan.................................................................................................................
18 DAFTAR PUSTAKA 19

3. Page 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada umumnya dalam


pengolahan makanan selalu diusahakan untuk menghasilkan produk makanan
yang disukai dan berkualitas baik dengan harapan memiliki nilai jual yan tinggi.
Makanan yang tersaji harus tersedia dalam bentuk dan aroma yang lebih menarik,
rasa enak dan konsistensinya baik serta awet. Untuk mendapatkan makanan
seperti yang diinginkan maka sering pada proses pembuatannya dilakukan
penambahan Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau yang sekarang lebih dikenal
dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP). Tujuan penggunaan bahan tambahan
pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas
daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta
mempermudah preparasi bahan pangan. Bahan Tambahan Pangan yang diizinkan
adalah Pewarna, Pemanis, Pengawet, Penyedap rasa dan aroma, Pemutih,
Antikempal, Antioksidan, Pengatur keasaman, Pengemulsi, pemantap, dan
pengental, Sekuesteran, Pengeras, dan Penambah Gizi. BAB II ISI 2.1 Pengertian

4. Page 4 Zat aditif adalah zat yang biasa ditambahkan kedalam suatu jenis
makanan atau minuman, sehingga makanan atau minuman tersebut lebih
menarik. Umumnya, zat aditif tidak memiliki nilai gizi. Zat ini berfungsi untuk zat
tambahan seperti mengawetkan makanan, menambah rasa dan aroma, dan
mempermudah proses pembuatan makanan ataupun minuman, dan sebagainya.
Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-bahan
alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dsb. Karena manusia tidak hanya puas
dengan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan kualitas
hidupnya, maka dibuatlah bahan sintesis. 2.2 Tujuan penggunaan zat aditif 1.
Meningkatkan nilai gizi pada makanan. Manusia memerlukan makanan untuk
mendapatkan energi yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel yang telah aus,
pertumbuhan badan, menjaga suhu badan dan menjaga badan agar tidak
terserang penyakit. Makanan yang bergizi merupakan makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Seringkali
vitamin-vitamin ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk
menambah gizi. Misalnya, penambahan vitamin D ke dalam susu, penambahan
vitamin A ke dalam margari atau mentega, dan penamabahan vitamin C ke dalam
sari buah- buahan. 2. Memperbaiki daya tarik makanan Penambahan zat aditif ke
dalam makanan akan memperbaiki daya tarik dan cita rasa makanan. Makanan
yang berwarna menarik, aroma yang sedap, serta cita rasa yang khas akan lebih
disukai oleh masyarakat bila dibandingkan dengan makanan yang biasa saja. 2.3
Macam- macam zat aditif 1. Zat Pewarna

5. Page 5 Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan


terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk
memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan
adalah: a. Zat pewarna alami Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-
bagian tumbuhan tertentu. Zat warna yang berasal dari pigmen tumbuhan yang
banyak terdapat pada klorofil (terdapat pada daun-daun yang berwarna hijau),
karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna oranye-merah)
dan kokineal. Zat pewarna alami yang biasa digunakan antara lain daun pandan
(hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange). Karena jumlah
pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis
zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia. b. Zat pewarna
sintetisk Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan
dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu
memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.
Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan
yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung
pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna
buatan yaitu: Warna kuning : tartrazin, sunset yellow Warna merah : allura,
eritrosin, amaranth, carmoisine Warna biru : biru berlian Warna oranye
:sunsetyellow FCF Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah
dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang
digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap
cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan
pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah
dan disimpan. Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang
sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat
aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik
yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat
membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat
karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati
ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat

6. Page 6 warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai
sebagai zat aditif pada makanan atau minuman tersebut adalah memang benar-
benar pewarna makanan dan minuman. Berdasarkan sifat kelarutannya, zat
pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat
bewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di
pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan
gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu.
Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok
untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang
mengandung lemak dan minyak. 2. Zat Pemanis Zat pemanis berfungsi untuk
menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Zat pemanis alami Pemanis ini dapat
diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis
alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami
berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami
secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang
sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang
mengandung pemanis alami terlalu tinggi. b. Zat pemanis buatan atau sintetik
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi
sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit
kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai
pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium
siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam (lihat Gambar 8.12),
dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi
dibandingkan pemanis alami. Garam- garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali
lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium
dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan
kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan
dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan
karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan.

7. Page 7 Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan


menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada
bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses
metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang
bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam
siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem
pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel. 3. Zat Pengawet Ada
sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan
atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah
dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke
dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja
ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman
tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan
dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur. Karena
penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi
sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan
beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-
toko atau supermarket biasanya tercantum tanggal kadaluarsanya, tanggal yang
menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat
dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan. Seperti halnya zat pewarna dan
pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat
pengawet buatan. a. Zat pengawet alami Zat pengawet alami berasal dari alam,
contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan
(manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. b.
Zat pengawet sintetik Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis
dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet
acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan
roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga
biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat
pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk
menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan
pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat

8. Page 8 pengawet. Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga


terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan.
Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk
mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati.
Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan
asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Selain
formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan
makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini
bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba
penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan
sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri
nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan
keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan
sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya: a. Gangguan pada sistem
saraf, ginjal, hati, dan kulit b. Gejala pendarahan di lambung dan gangguan
stimulasi saraf pusat c. Terjadinya komplikasi pada otak dan hati dan, d.
Menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 36 gram.
Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif
makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang
memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan
teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia,
misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan
pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat
disterilkan tanpa merusak kualitas makanan. Zat ini ditambahkan dengan tujuan
mengawetkan makanan/minuman sehingga tahan lama dan tidak mudah
rusak/busuk. Penggunaan zat ini harus tidak mempengaruhi kesehatan tubuh
dalam jumlah yang tidak berlebih. Ada salah satu jenis zat pengawet yang
berbahaya bagi tubuh meskipun sedikit penggunaannya. Zat itu adalah boraks
yang biasa dijual dengan nama anti buluk yang ditambahkan pada berbagai
makanan terutama makanan berterigu, juga formalin yang aslinya merupakan
pengawet yang digunakan untuk mengawetkan mayat.. Boraks dan formalin
sudah

9. Page 9 dinyatakan terlarang untuk dimakan sekalipun dalam jumlah yang


sedikit, tapi di Indonesia zat ini masih sering digunakan. Pengawet lainnya yang
biasa dipakai antara lain ;asam benzoat, asam sorbat, natrium dan kaliumnya,
belerang diaksoda, metil atau propel p-hidroksi benzoate, natrium bisulfit
(biasanya ditambahkan pada sirup, saus tomat, terasi, minuman ringan, ikan yang
diawetkan, sosis, margarine, manisan, kecap), asam propionat, natrium dan
kaliumnya, kalium nitrat dan nitrit, natrium nitrat dan nitrit yang biasa digunakan
pada daging, keju, roti dan ikan asap. 4. Zat Penyedap Rasa dan Aroma Di
Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempah-rempah yang dipakai untuk
meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai,
laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Selain zat penyedap cita
rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia.
Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis: a. Oktil asetat,
makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat
penyedap ini. b. Etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas
pada makanan. c. Amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah
pisang d. Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan
beraroma seperti buah apel. Penyedap sintetis lainnya adalah mono-natrium
glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dan lain-
lain. 5. Zat Pemutih Selain zat pewarna makanan kita mengenal zat pemutih
makanan. Zat pemutih ini baik digunakan untuk memperbaiki warna bahan
makanan tanpa merusak komposisi bahan makanan. Misalnya, tepung yang masih
baru biasanya berwarna kuning kecoklat-coklatan atau kuning keabu-abuan. Zat
pemutih tersebut dapat digunakan untuk memutihkan tepung tersebut. Contoh-
contoh pemutih yang aman digunakan dalam makanan adalah : - Oksida klor -
Hidrogen peroksida

10. Page 10 - Benzoil peroksida - Natrium hipoklorit Na(ClO) - natrium stearil


fumarat - azodicarbonamide (E 927) - carbamide (E927b) - kalium bromate (E92) -
L-sistein (E920, E921 Ada zat pemutih yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
pemutihwarna zat makanan juga sebagai pereaksi untuk menjadikan bahan
makanan itu larut dalam air. Misalnya, Natrium hipo-klorit digunakan agar pati
yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air. 6. Zat Anti Kempal Zat aditif ini
ditambahkan pada makanan yang berbentuk bubuk dengan tujuan agar tidak
mengempal atau menggumpal. Contohnya adalah kalsium, aluminium natrium,
dan kalsium aluminium silikat yang biasa ditambahkan pada garam meja, gula
bubuk, soda kue dan makanan lain yang berbentuk bubuk. 7. Zat Antioksidan Zat
antioksidan ditambahkan pada makanan dengan tujuan untuk mencegah
ketengikan. Zat itu antara lain Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena
(BHT), asam askorbat dan tokoferol. 8. Zat Pengatur Keasaman Zat ini berfungsi
untuk menjadikan makanan lebih asam, lebih basa atau untuk menetralkan
makanan, biasa digunakan pada minuman, buah maupun sayuran kalengan. Zat
ini antara lain aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat . 9. Zat
Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental Zat ini ditambahkan pada makanan untuk
memperbaiki kehomogenan dan stabilitas. Contoh : monogliserida, digliserida,
lesitin, gelatin, garam fosfat, kalsium glukonat, kalsium sitrat, agar-agar, asam
alginat dan gom. Di Indonesia sering digunakan borax dan bleng (jawa) yang
berbahaya bagi kesehatan.

11. Page 11 10. Zat Sekuantran (zat pengikat logam) Sekuestran merupakan
bahan penstabil yg digunakan dalam berbagai makanan olahan. Sekuestran
mengikat logam dalam bahan makanan, sehingga menjaga kestabilan bahan.
Sekuestran yang paling sering digunakan adalah asam sitrat dan turunannya.
Contoh lainnya : - Kalium sitrat (dalam es krim) - Etilendiamintetraasetat / Kalsium
dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA (Ethylene Diamine Tetra Atetic Acid) - Asam
fosfat (pada lemak dan minyak makan) 11. Zat Pengeras Zat aditif ini dapat
memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contohnya antara lain : -
Aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol) - Kalium glukonat (pada
buah kalengan) 12. Zat Penambah gizi Zat aditif yang ditambahkan adalah asam
amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan. Contoh : 1. Asam
askorbat 2. Feri fosfat 3. Kalsium 4. Vitamin A 5. Vitamin D 6. Vitamin C 7. Vitamin
B1, B6, B12 8. Niasin 9. Asam Folat 10.Pantotena 2.4 Zat aditif makanan
12. Page 12 Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah
menggunakan zat aditif makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah,
zat aditif makanan di definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Disini zat
aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet, pemantap,
antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal.
Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah
merebak kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu,
ikan dan daging yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri
digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas
busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka
kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat
aditif yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya. Secara umum, zat aditif
makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu : (a) aditif sengaja, yaitu aditif yang
diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk
meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan,
memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya. Dan kedua, (b) aditif tidak
sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil
sebagai akibat dari proses pengolahan. Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif
dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat
juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan
alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti
karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai
kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian
ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga
mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat
karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia.
Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan
makanan, berikut adalah beberapa contoh zat aditif : Zat aditif Contoh
Keterangan Pewarna Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat),
wortel (orange) Pewarna alami Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah),
Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning), dll Pewarna sintesis
13. Page 13 Pengawet Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam
Sorbat, Formalin Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi
daya tahan tubuh terhadap penyakit Penyedap Pala, merica, cabai, laos, kunyit,
ketumbar Penyedap alami Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam
cuka, benzaldehida, amil asetat, dll Penyedap sintesis Antioksidan Butil hidroksi
anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol Mencegah Ketengikan
Pemutih Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit -
Pemanis bukan gula Sakarin, Dulsin, Siklamat Baik dikonsumsi penderita diabetes,
Khusus siklamat bersifat karsinogen Pengatur keasaman Aluminium
amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat. Menjadi lebih asam, lebih basa,
atau menetralkan makanan Anti Gumpal Aluminium silikat, kalsium silikat,
magnesium karbonat, magnesium oksida. Ditambahkan ke dalam pangan dalam
bentuk bubuk 2.5 Keuntungan dan kerugian penggunaan zat aditif 1. Keuntungan
penggunaan zat aditif Mengetahui bila zat-zat aditif bukan hanya bahan-bahan
yang secara alami disediakan oleh alam, penggunaannya tentu saja ada
keuntungan dan kerugiaannya. Keuntungan penggunaan zat-zat aditif di atas
antara lain :

14. Page 14 a. Zat aditif dapat mencegah reaksi yang dapat membahayakan
kesehatan dari suatu bahan makanan jika makanan tersebut sudah disimpan
terlalu lama. b. Membuat penampakan luar dari suatu makanan menjadi lebih
menarik dan enak rasanya (untuk penggunaan zat-zat aditif kecuali pengawet) c.
Penggunaan zat aditif dapata menghasilkan makanan yang tahan untuk disimpan
dalam waktu yang relatif lama. d. Kenampakan luar yang cukup menarik, serta
aroma yang menggoda, bisa meningkatan nafsu makan seseorang. 2. Kerugian
penggunaan zat aditif Kerugian dari penggunaan zat aditif adalah kerugian dari
penggunaan zat aditif sintetis / buatan. Hal tersebut cukup menjelaskan bahwa
zat aditif alami tidak berbahaya bagi tubuh bila di konsumsi. Berikut beberapa
kerugian menggunakan zat aditif buatan : a. Pada beberapa jenis zat aditif,
terdapat bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. b.
Zat aditif buatan tidak memiliki nilai gizi bila dibandingkan dengan zat aditif alami.
c. Zat aditif buatan menimbulkan efek ketergantungan. Contohnya, seseorang
akan merasa suatu makanan tidak enak bila hanya diberi garam karena ia sudah
terbiasa memakan makanan yang diberi vetsin. 2.6 Pengaruh penggunaan zat
aditif bagi kesehatan tubuh manusia Pada sub-bab sebelumnya, telah dibahas
keuntungan dan kerugian penggunaan zat aditif secara umum. Pada sub-bab ini,
saya akan membahas secara khusus pengaruh penggunaan zat aditif bagi
kesehatan tubuh manusia. Terutama pengaruh penggunaan zat aditif buatan.
Salah satu kerugian dari penggunaan zat aditif yang telah di sebutkan di atas
adalah terdapat beberapa jenis zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan tubuh
manusia. Untuk memperjelasnya, berikut ini adalah akibat-akibat yang
ditimbulkan dari penggunaan zat aditif sintetis bagi kesehatan: a.Pewarna
Sebenarnya penggunaan pewarna pada makanan tidak terlalu berpengaruh bagi
kesehatan tubuh manusia, asalkan pewarna tersebut adalah jenis pewarna untuk
makanan dan telah mendapatkan izin dari BPOM dan Departemen Kesehatan.
Akan tetapi, akhir-

15. Page 15 akhir ini, banyak produsen makanan yang menggunakan pewarna
tekstil ataupun benda untuk membuat produk mereka terlihat menarik. Zat
pewarna tekstil dan benda inilah yang sebenarnya bersifat racun bagi tubuh kita.
Berikut adalah dampak pengunaan zat pewarna yang tidak sesuai dengan aturan :
1. Rhodamin B (pewarna tekstil) dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan
keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus. 2. Penggunaan zat
pewarna dengan dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan diare. 3. Pewarna
sintetis makanan, dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi. 4.
Menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid. 5. Pewarna
Tartazine dapat menyebabkan kanker, meningkatkan kemungkinan hyperaktif
pada masa kanak-kanak. 6. Pewarna Sunset Yellow dapat menyebabkan
kerusakan kromosom. 7. Pewarna Ponceau 4R dapat menyebabkan anemia dan
menyebabkan kepekatan pada hemoglobin. b. Pemanis Adanya pemanis buatan
sebenarnya sangat membantu untuk orang yang menderita penyakit Diabetes
karena pemanis buatan tidak terlalu banyak mengandung gliserol (gula darah).
Namun, jika tidak disesuaikan dengan aturan, penggunaan pemanis buatan dapat
menyebabkan : 1. Kanker, terutama pada siklamat yang ternyata ditemukan
adanya bahan karsinogenik (bahan yang dapat memicu timbulnya kanker). 2.
Infeksi atau kanker kantung kemih (saccarin). 3. Gangguan saraf dan tumor otak
(aspartan) 4. Mutagenik c.Pengawet Belakangan ini, publik diramaikan oleh berita
mengenai penggunaan formalin (pengawet mayat) pada mie basah. Pengawet
yang bukan merupakan pengawet khusus untuk makanan tentu memiliki efek
samping yang cukup besar terhadap kesehatan. Begitu juga dengan penggunaan
pengawet sintetis secara berlebihan. 1. Formalin, dapat menyebabkan kanker
paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem
saraf. 2. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pengawet
akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit.

16. Page 16 3. Boraks, dapat menimbulkan rasa mual, muntah, diare, penyakit
kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati. 4. Natamysin, bisa
menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit. 5.
Kalium Asetat dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal. 6. Nitrit dan Nitrat
Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang
iawetkan. Untuk nitrat 0,2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah tersebut
bisa menyebabkan keracunan, juga dapat mempengaruhi kemampuan sel darah
membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas,
sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah. 7. Sulfur dioksida,
menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik,
kanker dan alergi. 8. Kalsium dan Natrium propionate Untuk bahan tepung terigu,
dosis maksimum yang disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan.
Sedangkan untuk makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3% atau
3 gram/kg bahan. Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa
menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur. 9. Natrium metasulfat,
dapat menyebabkan alergi pada kulit. 10.Asam sorbat. Meskipun aman dalam
konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit. Batas maksimum
penggunaan asam sorbat (mg/l) dalam makanan berturut-turut adalah sari buah
400; sari buah pekat 2100; squash 800; sirup 800; minuman bersoda 400.
d.Penyedap rasa dan aroma Penyedap rasa yang paling sering digunakan oleh
masyarakat pada umumnya adalah mono natrium dan monosodium glutamate
(vetsin). Namun, jenis penyedap ini pula lah yang memiliki dampak yang cukup
serius bagi kesehatan tubuh, yaitu : 1.Kelainan hati 2. Trauma 3. Hipertensi 4.
Stress 5. Demam tinggi 6. Mempercepat proses penuaan
17. Page 17 7. Alergi kulit 8. Mual 9. Muntah 10.Migren 11.Asma
12.Ketidakmampuan belajar 13.Depresi e.Anti-oksidan Penggunaan BHA dan BHT
dapat menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap
aspirin.Selain itu, penggunaan BHA jug adapt menyebabkan penyakit hati dan
memicu kanker.

18. Page 18 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penggunaan zat aditif memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan tubuh manusia, terutama zat
aditif sintetik. Hampir sebagian besar zat aditif sintetik dapat menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, kerusakan ginjal,
kerusakan system saraf, dan lain-lain apabila penggunaan zat tersebut tidak
sesuai dengan takarannya. Berbeda dengan bahan makanan yang alami. Bahan
makanan yang alami adalah kebalikan dari Bahan makanan yang mengandung zat
sintetis atau buatan. Yaitu bahan makanan yang alami lebih bermanfaat untuk
kesehatan tubuh dan tidak berbahaya jika dikonsumsi.

Pemanis Buatan Aspartam

Aspartam, disebut juga gula jagung, merupakan pemanis buatan yang disetujui
penggunaan oleh FDA (Food And Drugs Administration) dan juga BPOM (Balai
Pengawasan Obat Dan Makanan). Secara kimia, aspartam merupakan metil ester
dipeptida, yaitu l-fenilalanin metil ester. Mempunyai tingkat kemanisan kira-kira
100-160 kali gula pasir. Aspartam merupakan satu0satunya pemanis buatan yang
dimetabolisme dalam tubuh, dipecah menjadi asam amino untuk kemudian
dikeluarkan sehingga tidak terakumulasi.

Produk makanan/minuman yang menggunakan pemanis aspartam diantaranya


adalah Nutri Tea Instan, Adem Sari, Ricola, WRP Body Shape rasa cokelat,
Protecal, Ever C-1000. Produk pemanis yang ditujukan untuk penderita diabetes
yang berasal dari aspartam adalah Equal, Nutrasweet dan Canderel.

Aspartam digunakan secara luas di 100 negara di dunia. Dan selama ini, aspartam
dinyatakan aman. U.S. National Cancer Institute (NCI) dan panel pakar
internasional yang independen memastikan bahwa aspartam tidak menyebabkan
kanker, kejang, atau masalah kesehatan lainnya.

Pada penggunaannya sebagai gula diet, sebuah kajian oleh Academy of Nutrition
and Dietetics menyatakan bahwa aspartam tidak meningkatkan nafsu makan atau
pun asupan pangan, serta dapat bermanfaat di dalam pengelolaan berat badan bila
digunakan sebagai bagian dari pola konsumsi dengan kalori terkontrol.

Pemanis Buatan Sakarin

Pemanis buatan ini termasuk dalam senyawa benzosulfamida. Dalam tubuh,


sakarin tidak dimetabolisme sehingga dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk
utuh. Tingkat kemanisannya lebih tinggi dari aspartam, yaitu 300-500 kali
dibanding gula pasir. Sakarin bukan merupakan sumber kalori sehingga sering
digunakan dalam diet rendah kalori. Dari sisi rasa, sakarin sering meninggalkan
jejak pahit di lidah. Hal ini terjadi karena adanya ketidak murnian sakarin yang
digunakan. Sakarin murni tidak meninggalkan jejak pahit di lidah.

Sakarin dipasarkan sebagai pemanis dengan berbagai merek, seperti Gucide,


Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan Sykosa

Pemanis Buatan Potasium Asesulfam

Tingkat kemanisan potasium asesulfam ini berkisar 200 kali lebih manis dibanding
gula, stabil pada pemanasan, tidak mengandung kalori dan dapat dicampur dengan
pemanis lain untuk mendapatkan rasa yang diinginkan.

Pemanis Buatan Sukralosa

Pemanis buatan ini merupakan turunan dari sukrosa dengan tingkat kemanisan 600
kali gula pasir, 2 kali sakarin dan 3 kali aspartam. Sampai dengan saat ini,
sukralosa dinyatakan aman, dengan konsumsi maksimal 10 mg/kgBB. Pada
pemanasan, sukralosa tetap stabil sehingga tidak mempengaruhi rasa.

Sukralosa akan melewati sistem pencernaan tanpa perubahan, hanya sebagian kecil
yang dimetabolisme untuk kemudian dikeluarkan melalui urin.

Pemanis Buatan Sorbitol

Sorbitol, secara kimia, merupakan gula alkohol. Dalam tubuh, sorbitol


dimetabolisme secara lambat. Dibandingkan dengan gula pasir, sorbitol hanya 1/2
kalinya. Meski tidak begitu manis, namun sorbitol digunakan juga sebagai gula
diet. Sorbitol bukanlah gula tanpa kalori. Kandungan kalori sorbitol adalah 2,26
kkal/gram.
Penggunaan sorbitol terutama untuk pamanis pada berbagai sirup obat. Bahkan
sorbitol sendiri bersifat sebagai pencahar non stimulan. Cara kerja sorbitol sebagai
pencahar adalah dengan menarik air ke usus besar sehingga melunakkan feses dan
merangsang peristaltik.

Karena mempunyai efek pencahar, konsumsi sorbitol tidak boleh dalam jumlah
besar. Asupan sebesar 20 gram per hari dilaporkan dapat membuat diare yang
cukup parah. Namun untuk penggunaan lazim, FDA menyatakan bahwa sorbitol
aman digunakan.

Beberapa jenis pemanis buatan di pasaran adalah:

Aspartam. Dikenal dengan sebutan gula jagung. Aspartam adalah gula diet yang
penggunaannya disetujui oleh badan pengawasan obat dan makanan Amerika
atau FDA (Food and Drugs Administration) dan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Indonesia (BPOM). Pemanis buatan ini merupakan senyawa metil ester
dipeptida yaitu L fenilalanin metil ester dengan tingkat kemanisan kira-kira 160-
200 kali kemanisan gula sukrosa. Diantara semua pemanis yang tidak berkalori
hanya aspartam yang mengalami metabolisme. Proses pencernaannya mirip
proses pencernaan protein lain, yaitu dipecah menjadi komponen dasar dan
dibuang sehingga tidak terakumulasi dalam tubuh.
Tips: Pemanis buatan seharusnya hanya digunakan untuk penderita diabetes
melitus atau penderita yang memerlukan diet rendah kalori. Jadi bukan untuk
semua orang.
Jika Anda memang harus menggunakan pemanis buatan, maka penggunaannya
sebaiknya untuk 2 kali minum teh atau kopi saja karena batas dosis anjuran
penggunaan yang disarankan hanya 40 mg per kg berat badan.

Sakarin. Sakarin adalah pemanis tidak berkalori. Pemanis ini sesungguhnya tidak
dimetabolisme oleh tubuh sehingga aman digunakan. Sakarin merupakan
senyawa benzosulfamida. Keunggulan dari senyawa ini mempunyai tingkat
kemanisan kira-kira 300-500 kali dibandingkan dengan gula. Sama dengan
aspartame, senyawa ini bukan merupakan sumber kalori sebagaimana gula pasir
sehingga kerap digunakan untuk mereka yang menjalani diet rendah kalori.
Kelemahannya, senyawa ini labil pada pemanasan sehingga mengurangi tingkat
kemanisannya. Disamping itu sakarin kerap kali menimbulkan rasa pahit ikutan
(after taste) karena ketidakmurnian bahannya.
Tips: FDA memperkirakan bahwa pemakaian sakarin yang aman adalah 50 mg per
orang per hari. Dosis sakarin yang disarankan sebesar 5 mg per kg berat badan
per hari.

Asesulfam Potasium. Tingkat kemanisan Asesulfam potassium sekitar 200 kali


dibanding dengan sukrosa atau gula. Kelebihannya, mempunyai sifat stabil pada
pemanasan dan tidak mengandung kalori. Selain itu, asesulfam potassium dapat
meningkatkan derajat kemanisan makanan bila dicampur dengan pemanis lain.
Pastinya pemanis ini akan dikeluarkan melalui urin tanpa mengalami perubahan.
Tips: Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, penggunaan asesulfam sebaiknya
dibatasi dalam dosis yang kecil. Apalagi penggunaan asesulfam sering
dikombinasikan juga dengan pemanis lain.

Sukralosa. Sukralosa merupakan derivate dari sukrosa, mempunyai tingkat


kemanisan kurang lebih 600 kali sukrosa. Sejauh ini sukralosa masih dinyatakan
aman, dengan nilai maksimal 10 mg per kg berat badan, meskipun pada
kenyataannya sukralosa dalam metabolismenya menghasilkan senyawa yang
tidak lagi aman bagi manusia. Pemanis ini tidak diserap secara baik oleh tubuh
dan akan dikeluarkan melalui urin hampir tanpa perubahan. Salah satu
keunggulan sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat kemanisan yang
diperoleh tidak menurun. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, jumlah
sukralosa yang diperlukan untuk mencapai tingkat kemanisan yang diinginkan
juga sangat sedikit.

Pemanis alami memang lebih baik. Dan sebagai pengganti gula pasir atau pemanis
buatan, berikut adalah beberapa alternatif yang dapat Anda gunakan.

Madu. Madu merupakan larutan yang mengandung 80% gula dan mempunyai
kandungan fruktosa, yaitu suatu monosakarida yang banyak terdapat dalam buah
sehingga sering juga disebut sebagai gula buah. Madu mengandung fruktosa
sekitar 41 %, 35% glukosa, dan 1,9 % sukrosa. Fruktosa adalah gula paling manis,
mempunyai tingkat kemanisan 1,7 kali dibanding gula sukrosa yang banyak
terdapat dalam gula pasir. Meskipun termasuk karbohidrat simpleks (sederhana),
fruktosa mempunyai indeks glisemik rendah -sekitar 20- sehingga tidak
cepat menaikkan kadar gula dalam tubuh. Madu juga diketahui mengandung 80%
karbohidrat, 0,5 % protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Dalam satu sendok
makan madu terkandung sekitar 60 70 kalori. Kalorinya kecil, tapi kaya nutrisi.

Gula aren. Gula aren sama dengan gula pasir, Mempunyai kandungan karbohidrat
yang disebut sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam pencernaan akan diubah
atau dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Dibandingkan dengan gula pasir, gula
aren mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi. Gula
aren mempunyai cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir
sehingga lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan. Dan indeks
glikemik gula aren sekitar 35.

Stevia. Stevia berasal dari tumbuhan perdu, mempunyai rasa manis yang unik dan
khas tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Daun stevia
mengandung 3 glikosida yaitu steviosida, rebaudisida, dan dulkosida yang
mempunyai ikatan dengan karbohidrat seperti dengan glukosa, fruktosa, silosa,
arabinosa. Stevia juga mengandung mineral, beberapa vitamin dan sedikit
protein. Tubuh Anda tidak dapat mencerna daun stevia maka tidak terjadi
penyerapan karbohidrat. Sehingga, tidak ada kalori yang dihasilkan dan indeks
glisemiknya rendah.Tingkat kemanisannya bisa 30300 kali dibanding gula pasir.
Rahasia kemanisannya terletak pada bahan kimia alaminya yang bernama
steviosida. Stevia aman dikonsumsi, juga oleh penderita diabetes, tekanan darah
tinggi, atau kelebihan berat badan. Hebatnya, stevia juga memiliki sifat antibiotik
ringan seperti mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan
gangguan gigi dan penyakit gusi.

Gula kelapa. Sama dengan gula pasir, gula kelapa mengandung disakarida sukrosa
atau sakarosa. Dan serupa dengan gula aren, gula kelapa mempunyai kandungan
kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan gula pasir.

Gula jagung. Gula jagung adalah gula yang diperoleh dari jagung, mempunyai
kandungan monosakarida berupa glukosa. Daya kemanisannya lebih rendah
daripada gula pasir maupun gula merah.

MAKALAH TIK
RASA MANISNYA TAK SEMANIS AKIBATNYA

NAMA : ARLINDA WULANDARI


NOMOR : 06
KELAS : XI IPA 3

SMA NEGERI 2 UNGARAN


TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah yang
berjudul RASA MANISNYA TAK SEMANIS AKIBATNYA
ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian, jenis-jenis,


serta dampak/akibat dari pemanis buatan. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang dampak/akibat dari pemanis
buatan, sehingga kita semua dapat lebih waspada dalam memilih
makanan/minuman yang akan dikonsumsi.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Ungaran, 28 September 2012

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
a)LATAR BELAKANG........................................................................1
b)PERMASALAHAN..........................................................................2
c)TUJUAN.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
a)PENGERTIAN PEMANIS BUATAN..............................................3
bJENIS-JENIS PEMANIS BUATAN..................................................3
c)BAHAYA/AKIBAT YANG DITIMBULKAN...............................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................7
a)KESIMPULAN..................................................................................7
b)SARAN..............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita biasanya menggunakan gula sebagai bahan


pemanis dalam makanan ataupun minuman. Kebanyakan orang baik anak-anak,
remaja maupun orang dewasa lebih menyukai makanan atau minuman yang manis-
manis daripada yang tidak ada rasanya (tawar). Tapi kini seiring berkembangnya
industri makanan dan minuman, dan semakin banyaknya kebutuhan akan bahan
pemanis, maka muncul lah banyak inovasi-inovasi baru tentang bahan pemanis
buatan. Diciptakannya bahan pemanis buatan sangat membantu dalam industri
makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhannya akan bahan pemanis.
Selain kadar manisnya lebih tinggi dari gula, pemanis buatan juga dapat bertahan
lebih lama.
Banyak pabrik makanan atau minuman yang lebih memilih menggunakan
bahan pemanis buatan daripada pemanis alami (gula). Dan tak sedikit oknum-
oknum yang memanfaatkan adanya bahan pemanis buatan ini, mereka berbuat
curang hanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Mereka menggunakan
bahan pemanis buatan secara berlebihan, diatas batas rata-rata yang diperbolehkan
oleh pemerintah. Mereka beralasan lebih hemat menggunakan pemanis buatan
daripada gula, karena harga gula lebih mahal jika dibandingkan dengan harga
bahan pemanis buatan. Penggunaan bahan pemanis buatan secara berlebihan dapat
menimbulkan banyak kerugian pada orang yang mengkonsumsinya, namun para
oknum tersebut tak peduli dengan akibat yang akan ditimbulkan.

PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil beberapa permasalahan:


1. Apakah tingkat kemanisan setiap bahan pemanis buatan sama?
2. Apa saja akibat yang timbul jika kita mengkonsumsi bahan pemanis buatan
secara berlebihan?

TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk masyarakat
Agar masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih makanan ataupun minuman
yang akan mereka konsumsi. Dan mereka dapat mengetahui dampak yang akan
ditimbulkan oleh bahan pemanis buatan.
2. Untuk siswa
Dalam rangka memenuhi tugas TIK, dan menambah pengetahuan serta wawasan
mengenai bahan pemanis buatan.

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN PEMANIS BUATAN

Pemanis buatan adalah zat tambahan dalam makanan yang dapat menimbulkan
rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan rasa manis yang tidak
atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh
lebih rendah dari gula.
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi
sebagai sumber energi. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih
tinggi dibandingkan pemanis alami.

JENIS-JENIS PEMANIS BUATAN

Aspartame
Merupakan pemanis sintesis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methy
ester dari dipeptida dua asm amino yaitu asm amino asam aspartat dan asam amino
essensial fenilalanina. Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti
Equal, Nutrasweet dan Canderel. Aspartam telah digunakan di hampir 6.000
produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama Di gunakan ada
minuman soda dan permen.
Acesulfame-K
Merupakan pemanis buatan yang relatif baru. Huruf K merupakan simbol kimia
untuk potasium. Acesulfam-K sering digunakan sebagai campuran dengan pemanis
buatan lain seperti, sakarin, aspartam ataupun siklamat. Pemanis ini 200 kali lebih
manis dari gula. Pemanis ini direkomendasikan untuk produk roti, permen karet,
sirup, saus, yogurt dan gelatin untuk makanan pencuci mulut.

Alitam
Merupakan campuran 2 senyawa turunan yaitu I-asam aspartat dan d-alanin serta
senyawa amida. Kadar manisnya mencapai 2000 kali sukrosa,tanpa rasa pahit dan
rasa metal (bandingkan dengan sakarin yang memberikan aftertaste pahit di
pangkal lidah). Direkomendasikan untuk produk pangan (roti,kue) dan minuman
ringan dan permen.
Neotam
Merupakan pemanis untuk bahan pangan, dinyatakan sebagai N-[N-(3,3-
dimetilbutil)-L-(alfa)-aspartil]-L-fenilalanin 1-metil ester turunan dipeptida dari
asm amino jenis aspartat dan fenilalanin. Rumus kimianya adalah C2OH30N2O5.
H2O.
Siklamat
Sudah lama diteliti dan sudah di anjurkan untuk anak-anak. Citarasanya
menyenangkan, karena bisa menyerupai rasa pahit dan mempertajam rasa.
Sakarin
Sudah dikenal sejak 100 tahun lalu, kadar manisnya mencapai 700 kali dari gula.
Meninggalkan rasa pahit di pangkal lidah setelah di konsumsi.
Sucralose
Merupakan derivat sukrosa yang diklorinari dengan tingkat kemanisan 600 kali
sukrosa. Telah direkomendasikan aman untuk makanan dengan Acceptable Daily
Intake (ADI) maksimal 10mg/berat badan. Digunakan pada beberapa produk
makanan dan minuman ringan.
Isomalt
Merupakan gula pengganti yang telah melalui 2 proses menjadi molekul yang
stabil. Walaupun memberi rasa manis, kalori Isomalt hanya separuh dari gula biasa
dan tidak akan meningkatkan kadar gula darah
Xylitol
Merupakn gula alcohol dengan rumus kimia C5H7(OH)5. Biasanya akan terasa
dingin jika mencair dalam mulut, sering dipakai pada permen karet, tablet hisap.
Maltitol
Merupakan tepung dengan kristal putih yang sidat kemanisannya mirip dengan
gula. Tidak menunjukkan adanya efek samping pendinginan dan dapat digunakan
untuk menggantikan lemak. Kadar manisnya 0.5 kali gula.
Manitol
Digunakan sebagai platicier untuk membantu memperbaiki tekstur yang lembut
dari gum. Dan sebagai pengisi dalam tablet kunyah atau hisap. Kadar manisnya 0.7
gula.
Sorbitol
Merupakan alcohol polihidrik dengan rumus molekul C6H11O6.
Sudah dipakai selama 50 tahun tahun terakhir. Rasanya lembut, dan memberi efek
dingin pada mulut.
Laktitol
Merupakan gula alcohol yang digunakan sebagai pengganti massal pemanis rendah
kalori. Kadar manisnya sekitar 40% dari manisnya gula. Digunakan pada biskuit,
cokelat, dan es krim.

BAHAYA/AKIBAT YANG DITIMBULKAN

Apabila pemanis buatan ini dikonsumsi secara berlebihan akan berdampak


buruk pada tubuh, seperti:

1. Penggunaan sakarin dan siklamat secara berlebihan menyebabkan kanker


kandung kemih, migrain, tremor, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia,
iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan
seksual, kebotakan dan kanker otak.
2. Penggunaan aspartam yang berlebihan menyebabkan lupus, yaitu
pengerasan pada otak atau pengerasan pada sumsum tulang belakang. Hal ini
terjadi karena aspartam merubah bahan kimiawi yang ada di otak. Aspartam
juga dapat menyebabkan kanker dan leukimia, hal ini akibat penumpukan
fenilalanin menjadi tirosin pada jaringan syaraf.
3.

4. Kerusakan otak yang berakibat cacat mental
5. Kanker payudara
6. Antropi (terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom)

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Penggunaan bahan pemanis buatan yang berlebihan dapat menimbulkan


berbagai gangguan pada tubuh. Hal ini dikarenakan zat-zat yang terkandung dalam
bahan pemanis buatan dapat mengganggu sistem kerja tubuh, sehingga
menyebabkan berbagai penyakit. Misalnya saja sakarin dan siklamat, jika
dikonsumsi secara berlebihan maka akan menyebabkan kanker kandung kemih,
migrain, tremor, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma,
hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan dan
kanker otak. Sebenarnya penggunaan bahan pemanis alami yang berlebihan pun
juga dapat menimbulkan beberapa gangguan kesehatan, misalnya diabetes dan
obesitas. Sehingga dapat di simpulkan bahwa penggunaan bahan pemanis alami
maupun buatan tidak akan berdampak buruk pada tubuh kita asalkan kita
mengkonsumsinya sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

SARAN

Untuk masyarakat, lebih bijak dan berhati-hatilah dalam memilih makanan


ataupun minuman, terutama makanan dan minuman instan. Karena kita sendiri
yang lebih mengetahui mana yang terbaik bagi tubuh dan kesehatan kita.
Untuk produsen makanan dan minuman, perhatikan penggunaan bahan
pemanis buatan dalam setiap produk yang dibuat. Gunakan bahan pemanis buatan
sesuai porsinya, jangan melebihi batas rata-rata yang telah ditentukan. Jangan
hanya memikirkan keuntungan semata, kesehatan dan kepuasan konsumen jauh
lebih penting.
Jenis-jenis Zat Pemanis Alami Dalam Makanan

Pemanis adalah bahan makanan yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis
baik diperoleh dari bahan alami maupun buatan. Pemanis termasuk dalam bahan
tambahan pangan atau aditif. Aditif makanan ini sengaja ditambahkan ke dalam
makanan dengan tujuan untuk menambah atau memperbaiki rasa manis.

Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural.
Pemanis natural atau alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh
dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Pemanis alami dihasilkan dari proses
ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, adapun
contohnya adalah sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Pemanis alami yang umum digunakan sebagai pemanis bahan pangan adalah
sukrosa, glukosa atau fruktosa.

Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Pemanis buatan adalah senyawa
hasil sintetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan tidak atau hampir tidak
mempunyai nilai gizi. Sebagaimana pemanis alami, pemanis buatan juga mudah
larut dalam air. Contoh dari pemanis ini antara lain aspartam, sakarin dan siklamat.

Berikut adalah beberapa jenis pemanis alami:

a. Sukrosa

Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya


yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11.
Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak
oleh organisme lain seperti hewan. Penambahan sukrosa dalam media berfungsi
sebagai sumber karbon.

b. Glukosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.

Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam
jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam
ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan
laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan
bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan
sumber energi.

c. Fruktosa

Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah monosakarida
yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula
darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap
ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama
pada madu, pohon buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat
berbentuk monosakarida dan / atau sebagai komponen dari sukrosa.

d. Galaktosa

Galaktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang merupakan komponen


pembentuk laktosa (gula susu). Sebagai disakarida, setiap molekul laktosa
terbentuk dari glukosa dan galaktosa.

Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan
tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.

e. Laktosa

Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah menjadi
bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Laktosa ada di dalam
kandungan susu, dan merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan.

Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa
dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan
terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal
dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang
tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare.
Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua.

f. Sorbitol

Sorbitol atau D-Sorbitol atau D-Glucitol atau D-Sorbite adalah monosakarida


poliol (1,2,3,4,5,6Hexanehexol) dengan rumus kimia C6H14O6. Sorbitol berupa
senyawa yang berbentuk granul atau kristal dan berwarna putih dengan titik leleh
berkisar antara 89 sampai dengan 101C, higroskopis dan berasa manis. Sorbitol
memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan 0,5 sampai dengan 0,7 kali tingkat
kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87
kJ/g. Penggunaannya pada suhu tinggi tidak ikut berperan dalam reaksi
pencoklatan (Maillard).

Sorbitol termasuk dalam golongan GRAS (Generally Recognized As Safe),


sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi dan sangat
bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes dan diet rendah kalori.
Meskipun demikian, US CFR memberi penegasan bahwa produk pangan yang
diyakini memberikan konsumsi sorbitol lebih dari 50 g per hari, perlu
mencantumkan pada label pernyataan: konsumsi berlebihan dapat mengakibatkan
efek laksatif .

g. Manitol

Manitol dengan rumus kimia C6H14O6 atau D-mannitol; 1,2,3,4,5,6-hexane hexol


merupakan monosakarida poliol dengan nama kimiawi Manitol berbentuk kristal
berwarna putih, tidak berbau, larut dalam air, sangat sukar larut di dalam alkohol
dan tidak larut hampir dalam semua pelarut organik. Manitol berasa manis dengan
tingkat kemanisan relatif sebesar 0,5 sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan
sukrosa. Nilai kalori manitol sebesar 1,6 kkal/g atau 6,69 kJ/g.

Manitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa.
Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersial
manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak
digunakan dalam industri pangan.

h. Inositol

Inositol termasuk ke dalam karbohidrat, sebuah unsur alami dari tubuh manusia
dimana dihasilkan dari glukosa. Inositol juga terdapat dalam bahan makanan
seperti biji-bijian, buah jeruk, hati kismis, kacang tanah dan kubis. Inositol
memiliki rasa manis setengah dari sukrosa.

i. Sukralosa

Sukralosa adalah triklorodisakarida yaitu 1,6-Dichloro- 1,6- dideoxy--D-


fructofuranosyl -4-chloro-4-deoxy-a-D-galactopyranoside atau 4, 1,6-
trichlorogalactosucrose dengan rumus kimia C12H19Cl3O8 merupakan senyawa
berbentuk kristal berwarna putih; tidak berbau; mudah larut dalam air, methanol
dan alcohol; sedikit larut dalam etil asetat, serta berasa manis tanpa purna rasa
yang tidak diinginkan. Sukralosa memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 600
kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori.

Sukralosa tidak digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh karena tidak terurai
sebagaimana halnya dengan sukrosa. Sukralosa tidak dapat dicerna, dan langsung
dikeluarkan oleh tubuh tanpa perubahan. Hal tersebut menempatkan sukralosa
dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi wanita hamil dan menyusui
serta anak-anak segala usia. Sukralosa teruji tidak menyebabkan karies gigi,
perubahan genetik, cacat bawaan, dan kanker. Selanjutnya sukralosa tidak pula
berpengaruh terhadap perubahan genetik, metabolisme karbohidrat, reproduksi pria
dan wanita serta terhadap sistem kekebalan. Oleh karena itu, maka sukralosa
sangat bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes baik tipe I
maupun II.

j. Xylitol

Silitol dengan rumus kimia C5H12O5 adalah monosakarida poliol (1, 2, 3, 4, 5


Pentahydroxipentane) yang secara alami terdapat dalam beberapa buah dan sayur.
Silitol berupa senyawa yang berbentuk bubuk kristal berwarna putih, tidak berbau,
dan berasa manis. Silitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan tingkat
kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03
kJ/g.

Silitol termasuk dalam golongan GRAS (Generally Recognized As Safe), sehingga


aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi, menurunkan akumulasi
plak pada gigi, dan merangsang aliran ludah dalam pembersihan dan pencegahan
kerusakan gigi.

k. Maltosa

Maltosa, atau gula gandum, adalah disakarida yang terbentuk dari dua unit glukosa
bergabung dengan ikatan a(1 - 4), terbentuk dari reaksi kondensasi. Maltosa
memiliki rasa yang manis, sekitar setengahnya dari glukosa dan sekitar seperenam
manisnya fruktosa.

Di Cina selatan, Taiwan, Hongkong dan Makau, maltosa biasanya dijual di toko
permen. Cara yang paling umum untuk menyantapnya adalah dengan melapisi dua
potong roti dengan maltosa.

l. Leukrosa

Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis dari campuran sukrosa dan fruktosa
sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim dextranase dari Leuconostoc
mesenteroides dan dikembangkan oleh Pfeifer dan Langen (Jerman).

m. Palatinosa

Palatinosa merupakan turunan sukrosa sebagai hasil proses enzimatis. Enzim yang
digunakan adalah x-glukosil transferase dari Protanimobacter rubrum. Palatinosa
mempunyai kemanisan lebih rendah yaitu 0,42 kalinya sukrosa, tetapi mempunyai
keuntungan dengan sifat yang tidak merusak gigi dan kandungan kalori 4
kkal/gram.

n. Trehalosa

Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai
gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa
juga terdapat dalam serangga.

o. Manosa

Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel,


manosa digunakan dalam pembuatan roti.

p. Pentosa

Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat
kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa merupakan salah satu
unsur dari pentosa.

q. Palatinit

Pemanis ini merupakan campuran dari 6-O-(x-D-glukopiranosil) -D-manitol dan 6-


O-x-D-glukopiranosil)-D-sorbitol dan diproduksi melalui tiga tahap yaitu
hidrogenasi palatinosa, pemurnian, dan rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok di
konsumsi untuk penderita diabetes militus.
2
DAFTAR ISI PENDAHULUAN
.................................................................................................................... 3 Latar
Belakang
....................................................................................................................... 3
Rumusan Masalah
.................................................................................................................. 3
Tujuan..........................................................................................................................
........... 3
PEMBAHASAN
....................................................................................................................... 4
Pengertian Pemanis
................................................................................................................ 4 Jenis-Jenis
Pemanis ................................................................................................................ 4
Dampak Penggunaan Bahan Pemanis
.................................................................................... 8
PENUTUP
............................................................................................................................... 10
Kesimpulan..................................................................................................................
......... 10

3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rasa manis terbukti menjadi kegemaran manusia sejak dulu. Bagian yang
mempunyai rasa manis sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk
memperkaya citarasa. Dulu, untuk menghasilkan rasa manis, orang biasa
menambahkan gula. Dalam kehidupan sehari-hari, yang disebut pemanis umumnya
dikenal gula. Secara kimiawi, gula dikenal dalam jenis monosakarida (glukosa,
fruktosa dan galaktosa), disakarida (sukrosa, maltosa dan laktosa), polisakarida
yang rasanya tawar. Gula berfungsi sebagai penghasil kalori, namun tidak
membuat rasa kenyang, menambah rasa makanan, dan memberi tekstur serta warna
pada makanan yang dipanggang. Dalam perkembangan teknologi, tenyata rasa
manis gula dapat ditiru secara kimiawi. Rasa manis tiruan tersebut dikenal dengan
pemanis buatan. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai
nilai gizi. Penggunaan pemanis buatan ini memiliki efek samping dalam
penggunaanya, yaitu bersifat karsinogenik.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja jenis-jenis pemanis alami dan darimana sumbernya ? 2.

Apakah perbedaan antara pemanis alami dan pemanis buatan dari segi dampak
yang ditimbulkan ?
Tujuan
1.

Mengetahui jenis dan sumber dari bahan pemanis 2.

Mengetahi perbedaan antara pemanis alami dan pemanis buatan dari segi dampak
yang ditimbulkan

4
PEMBAHASAN
Pengertian Pemanis
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan.
Pemanis terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis sintetik (buatan).
Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk
ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih,
pengawet, pewarna, dan lain-lain. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa
dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-
sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh. Pemanis yang ideal
harus memiliki karakteristik berikut : 1. Tingkat kemanisan minimal sama dengan
sukrosa 2. Tidak berwarna 3. Larut dalam air 4. Komposisinya stabil 5. Tidak
beracun dan tidak membahayakan kesehatan pemakai 6. Memiliki sifat-sifat dan
fungsi lain untuk makanan dan minuman , misal sebagai penghalus tekstur kue 7.
Secara ekonomi layak
Jenis-Jenis Pemanis
Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami
dan pemanis buatan (sintetis). Pemanis alami biasanya berasal dari hewan dan
tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang utama adalah tebu (
Saccharum officanarum L
) dan bit (
Beta vulgaris L
). Bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman tersebut dikenal sebagai
gula alam atau sukrosa
.
Selain itu ada berbagai pemanis lain yang dapat digunakan untuk makanan,
diantaranya laktosa, maltosa, galaktosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, manitol,
gliserol, dan glisina. Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis
yaitu sintetis dan natural. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia.
Pemanis buatan adalah senyawa hasil

Mengenal Pemanis Buatan

Pemanis yang termasuk Bahan Tambahan Makanan adalah pemanis pengganti gula
(sukrosa). Pemanis, baik yang alami maupun yang sintetis, merupakan senyawa
yang memberikan persepsi rasa manis tetapi tidak (atau hanya sedikit) mempunyai
nilai gizi (non-nutritive sweeteners).

Beberapa Pemanis Sintesis, diantaranya :


A. Sakarin (Saccharin)

Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium,
kalium, dan natrium sakarin dengan rumus kimia (C14H8CaN2O6S2.3H2O),
(C7H4KNO3S.2H2O), dan (C7H4NaNO3S.2H2O). Secara umum, garam sakarin
berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut
dalam air, serta berasa manis. Sakarin memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar
300 sampai dengan 500 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori.
Kombinasi penggunaannya dengan pemanis buatan rendah kalori lainnya bersifat
sinergis.

1.
* Fungsi lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah

* Kajian Keamanan
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat
dikeluarkan melalui urin tanpa perubahan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
sakarin tidak bereaksi dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik, tidak
menyebabkan karies gigi, dan cocok bagi penderita diabetes.

* Pengaturan
JECFA menyatakan sakarin merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 5,0 mg/kg berat badan. Sejak bulan
Desember 2000, FDA telah menghilangkan kewajiban pelabelan pada produk
pangan yang mengandung sakarin, dan 100 negara telah mengijinkan
penggunaannya. CAC mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai
produk pangan berkisar antara 80 sampai dengan 5.000 mg/kg produk.

http://en.wikipedia.org/wiki/Saccharin

B. Siklamat (Cyclamates;Sodium Cyclohexanesulfamate)

Siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai


pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium
siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak
berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis. Siklamat
memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan sukrosa
dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau
asesulfam-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan
pengawet.

* Fungsi Lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah

* Kajian Keamanan
Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat
menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan
kerusakan genetik dan atropi testikular.

* Pengaturan
JECFA menyatakan siklamat merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 11,0 mg/kg berat badan. CAC
mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar
antara 100 sampai dengan 2.000 mg/kg produk. Kanada,Inggris,Taiwan dan USA
tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pangan. USA
sejak tahun 1970.

http://en.wikipedia.org/wiki/Cyclamates

BAHAYA SAKARIN & SIKLAMAT

Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa
penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba
menunjukkan bahwa meningkatnya KANKER KANDUNG KEMIH dan
KANKER EMPEDU pada tikus melibatkan pemberian dosis kombinasi sakarin
dan siklamat dengan perbandingan 1: 9.

Infonya bisa dilihat di sini :

- http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/sakarin-
dan-siklamat/

- http://hnz11.wordpress.com/2009/05/26/pemanis-3-sakarin/

C. ASPARTAM

Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil ester (APM) dengan rumus kimia
C14H18N2O5 atau 3-amino-N(-carbomethoxy-phenethyl)succinamic acid, N-L-
-aspartyl-L-phenylalanine-1-methyl ester merupakan senyawa yang tidak berbau,
berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan berasa manis.
Aspartam memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 60 sampai dengan 220 kali
tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 0,4 kkal/g atau setara
dengan 1,67 kJ/g. Kombinasi penggunaan asparta dengan pemanis buatan lain
dianjurkan terutama untuk produk-produk panggang dalam mempertegas cita-rasa
buah

* Fungsi Lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah
* Kajian Keamanan
Kajian digestive dari Monsanto memperlihatkan bahwa aspartam dimetabolisme
dan terurai secara cepat menjadi asam amino, asam aspartat,fenilalanin, dan
metanol, sehingga dapat meningkatkan kadar fenilalanin dalam darah. Oleh karena
itu pada label, perlu dicantumkan peringatan khusus bagi penderita fenilketonuria.
Penggunaan aspartam sesuai dengan petunjuk FDA dinilai aman bagi wanita
hamil. JECFA mengijinkan aspartam sebagai pemanis buatan dengan ADI
sebanyak 50 mg/kg berat badan.

* Pengaturan
CAC mengatur maksimum penggunaan aspartam pada berbagai produk pangan
berkisar antara 500 sampai dengan 5.500 mg/kg produk. Sementara CFR mengatur
penggunaan aspartam tidak lebih dari 0,5 % dari berat bahan siap dipanggang atau
dari formulasi akhir khususnya untuk produk pangan yang dipanggang. Sedangkan
FSANZ mengatur bahwa maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai
produk pangan berkisar antara 150 sampai dengan 10.000 mg/kg produk.

- http://id.wikipedia.org/wiki/Aspartam

- http://en.wikipedia.org/wiki/Aspartame

Aspartam BUKAN Penyebab Multiply Sclerosis

Laporan mengklaim aspartam menyebabkan Multiply Sclerosis, sering disebut


sebagai Nancy Merkle Hoax, diyakini telah beredar sejak tahun 1995.
Pesan tersebut diberikan untuk "Nancy Merkle," namun tidak ada yang maju
mengaku sebagai penulis. Tidak identitasnya, penelitian atau sumber yang dikutip.
[B]HOAX[/B] ini pertama kali datang ke perhatian dari Multiple Sclerosis
Foundation di tahun 1998, ketika mereka beredar itu menambahkan klaim palsu
bahwa MSF menggugat US Food and Drug Administration untuk menghentikan
penjualan dan penggunaan aspartam.
Infonya dilihat disini : http://www.msfacts.org/article-details.aspx?articleID=40

D. Asesulfam-K (Acesulfame Potassium )

Asesulfam-K dengan rumus kimia C4H4KNO4S atau garam kalium dari 6-methyl-
1,2,3-oxathiazin-4(3H)-one-2,2-dioxide atau garam Kalium dari 3,4-dihydro-6-
methyl-1,2,3-oxathiazin-4-one-2,2 di- oxide merupakan senyawa yang tidak
berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan berasa
manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 200 kali tingkat kemanisan sukrosa
tetapi tidak berkalori.
Kombinasi penggunaan asesulfam-K dengan asam aspartat dan natrium siklamat
bersifat sinergis dalam mempertegas rasa manis gula.

* Fungsi lain
Penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah.

* Kajian Keamanan
Beberapa kajian memperlihatkan bahwa asesulfam-K tidak dapat dicerna, bersifat
non glikemik dan non kariogenik, sehingga JECFA menyatakan aman untuk
dikonsumsi manusia sebagai pemanis buatan dengan ADI sebanyak 15 mg/kg berat
badan.

* Pengaturan
CAC mengatur maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan
berkisar antara 200 sampai dengan 1.000 mg/kg produk. Sementara CFR mengatur
maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan dalam GMP
atau CPPB. Sedangkan FSANZ mengatur maksimum penggunaan asesulfam-K
pada berbagai produk pangan berkisar antara 200 sampai dengan 3.000 mg/kg
produk.

http://en.wikipedia.org/wiki/Asesulfame_potassium

Info tentang Pemanis Sintetis :

- http://red-msg.blogspot.com/2008/05/what-do-you-know-about-sweetener.html
- http://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=55773[

Dari contoh pemanis sintetis itu SIKLAMAT dan SAKARIN yang


BERBAHAYA, karena bisa menyebabkan KANKER.

Makalah Zat Pemanis Pada Minuman

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudah sejak dulu orang menggunakan garam, cabe, jeruk. cuka, lada, dan
berbagai bahan lainnya untuk keperluan memasak. Bahan-bahan tersebut
dimaksudkan untuk memberi cita rasa tertentu atau penampilan yang lebih
merangsang selera. Semua bahan yang ditambahkan ke dalam makanan selama
proses pengolahan, penyimpanan, atau pengepakan makanan dan minuman
disebut bahan (zat) aditif makanan dan minuman.
Pada awalnya, orang hanya menggunakan zat aditif makanan atau minuman yang
alami. Zat aditif alami diperoleh dari bahan-bahan alam (tumbuhan dan hewan).
Akan tetapi, dengan berkembangnya industri makanan dan minuman yang
membutuhkan bahan dalam jumlah besar dan waktu penyimpanan yang lebih
lama, orang mulai memproduksi dan menggunakan zat aditif sintetis. Zat aditif
sintetis diperoleh melalui suatu proses kimia di laboratorium.
Kini, jenis zat aditif makanan sudah sangat beragam. Terdapat tidak kurang 2500
jenis zat aditif. Berdasarkan fungsinya, zat aditif makanan dapat digolongkan ke
dalam pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, antioksidan, penambah gizi,
pengemulsi, pengatur keasaman, pembentuk serat, anti kempal, pemutih atau
pemucat, perenyah dan pengisi, pemantap, pengering, pencegah buih, pengkilap
atau pelembab, dan pencegah lengket.
Penggunaan zat aditif khususnya zat aditif sintetis harus mendapatkan pengujian
laboratorium dan pengawasan yang ketat, sehingga digunakan sesuai dengan
keperluan, dan yang terpenting jangan sampai menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kami dalam pembuatan karya tulis ini yaitu :
1. Sebagai acuan kepada masyarakat pada umumnya dan murid sekolah pada
khususnya untuk memberitahukan bagaimana cara membedakan makanan atau
minuman yang menggunakan pemanis alami dan pemanis buatan.
2. Sebagai bahan kajian apa bahayanya apabila kita mengkonsumsi pemanis
buatan bagi kesehatan tubuh manusia.

C. Ruang Lingkup
Karya tulis ini membahas tentang zat pemanis, baik pemanis alami ataupun
pemanis buatan. Mulai dari pengertiannya, cara membedakannya dalam
makanan atau minuman serta bahaya dari pemanis buatan yang apabila di
konsumsi bagi kesehatan.

BAB II
METODE PENULISAN

A. Objek Penelitian
Objek penelitian karya tulis ini mencakup penjelasan cara membedakan pemanis
alami dan pemanis buatan yang terkandung dalam minuman serta bahaya dari
pemanis buatan yang apabila di konsumsi bagi kesehatan.

B. Dasar Pemilihan Objek


Objek yang kami pilih adalah pemanis buatan yang terkandung dalam minuman,
karena pemanis buatan dalam makanan maupun minuman sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Namun banyak orang yang masih belum
mengetahui bagaimana cara untuk membedakan makanan ataupun minuman
yang mengandung pemanis buatan serta bahayanya dari pemanis buatan tersebut
bagi kesehatan apabila di konsumsi oleh manusia.

C. Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan karya tulis ini, kami secara umum mendapatkan bahan tulisan
dari berbagai referensi baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku-buku atau
dari sumber media internet yang berhubungan dengan pemanis buatan yang
terkandung dalam minuman serta bahaya bagi konsumennya.

D. Metode Analisis
Penyusunan karya tulis ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan
mengindentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data dari hasil penelitian
dan percobaan yang telah kami lakukan. Serta menganalisis permasalahan dengan
berdasarkan acuan yang kami dapatkan dari sumber-sumber yang bersangkutan
dengan permasalahan tersebut.

BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN

A. Pengertian Zat Pemanis


Menurut Michael Purba Pemanis adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan
dan minuman yang. Namun secara umum pemanis dapat diartikan yaitu bahan
makanan yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis baik diperoleh dari
bahan alami maupun buatan. Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis
pada makanan dan minuman. Bahan pemanis digolongkan menjadi dua yaitu
bahan pemanis alami dan bahan pemanis buatan.

B. Pengertian Pemanis Alami


Pemanis alami adalah bahan makanan yang digunakan untuk menimbulkan rasa
manis pada makanan dan minuman yang berasal dari bahan alami. Pemanis ini
dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti: kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat
pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis
alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengkonsumsi pemanis
alami secara berlebihan, kita akan mengalami resiko kegemukan. Orang-orang
yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman
yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi.

C. Pengertian Pemanis Buatan atau Sintetik


Pemanis buatan adalah zat tambahan dalam makanan yang dapat menimbulkan
rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan rasa manis yang
tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, sedangkan kalori yang dihasilkan
jauh lebih rendah daripada gula. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh
manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-
orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya
mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti pemanis alami. Contoh
pemanis buatan yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium
siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang
lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki
kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun,
kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali
dibandingkan kemanisan sukrosa 10%.

D. Cara Membedakan Pemanis Alami Dan Pemanis Buatan Dalam Makanan Atau
Minuman
Cara untuk membedakan makanan atau minuman yang mengandung pemanis
alami atau pemanis buatan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
membedakan rasanya, biasanya rasa makanan atau minuman yang mengandung
pemanis buatan akan lebih terasa manis di bandingkan dengan makanan atau
minuman yang mengandung pemanis alami. Kemudian apabila kita telah
memakan atau meminum makanan atau minuman yang mengandung pemanis
buatan sisanya akan terasa pahit di dalam mulut. Hal tersebut dapat dilakukan
percobaan sebagai berikut :

Alat dan Bahan :


- 2 gelas yang berisi air putih
- 1 sendok teh sakarin
- 1 sendok teh gula putih

Cara kerja :
- Isilah 1 gelas yang berisi air putih dengan 1 sendok teh sakarin kemudian aduk
hingga merata
- Kemudian isilah 1 gelas yang berisi air putih yang lain dengan 1 sendok teh gula
putih kemudian aduk hingga merata
- Mintalah beberapa orang temanmu untuk mencicipi masing-masing air tersebut
!
- Tanyakan kepada masing-masing temanmu bagaimana pendapat mereka
tentang rasa dari masing-masing air tersebut !

Dari percobaan tersebut kita dapat mengetahui apa perbedaan dari minuman
yang mengandung pemanis buatan dan minuman yang mengandung pemanis
alami.

E. Bahaya Dari Pemanis Buatan Apabila Dikonsumsi Secara Berlebihan


Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi manusia. Misalnya siklamat
dan sakarin yang dapat menyebabkan kanker kandung kemih, migrain, tremor,
kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit
perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.
Zat pemanis buatan lainnya adalah aspartam. Zat pemanis buatan aspartam ini
dapat menyebabkan penyakit lupus, yaitu pengerasan otak atau pengerasan
sumsum tulang belakang. Hal ini dikarenakan bahwa aspartam dapat merubah
kimiawi pada otak. Aspartam juga dapat menyebabkan penyakit kanker dan
leukimia hal ini akibat dari penumpukan Fenilalanin menjadi Tirosin pada jaringan
syaraf.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penggunaan pemanis buatan yang berlebihan sangat berbahaya bagi tubuh.
Karena zat yang terkandung dalam pemanis buatan dapat menimbulkan beberapa
penyakit berbahaya seperti zat kimia yang terkandung dalam pemanis buatan
aspartam yang dapat memicu kanker, leukimia dan lupus dan pada pemanis
buatan sakarin dapat memicu timbulnya penyakit kanker kandung kemih, migrain,
diare, dll. Penggunaan pemanis buatan tidak sepenuhnya dilarang, tapi harus
memperhatikan aturan pakai yang ditetapkan oleh FDA dan BPOM Indonesia.
Pemanis alami pun tidak lepas dari dampaknya pada kesehatan. Penggunaan
pemanis alami yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit diabetes dan
kegemukan (obesitas). Jadi, zat pemanis alami maupun buatan dapat kita gunakan
dengan aman apabila sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

B. Saran
Untuk para konsumen berhati-hatilah dalam memilih minuman kemasan. Salah
satu caranya agar kita dapat meminimalisir penggunaan pemanis buatan yaitu:
melihat komposisi dari produk minuman tersebut jangan tergiur dengan harga
yang murah.
Untuk para produsen agar lebih memperhatikan bahaya dari penggunaan
pemanis buatan yang berlebihan jangan hanya memikirkan keuntungan semata.

Kita harus selektif dalam memilih makanan dan minuman, apalagi saat bulan puasa
seperti saat ini. Hampir sebagian besar produk makanan dan minuman yang dibuat
dari pabrik menggunakan bahan pemanis buatan. Bahkan belakangan ini banyak
produk yang menyatakan dirinya sebagai produk yang tidak menggunakan
komposisi gula atau yang sering Anda dengar adalah sugar free. Sebagai konsumen
kita harus bisa membedakan mana yang memang benar-benar sugar free atau
pemanis yang digunakan digantikan dengan pemanis buatan.
Pemanis buatan biasanya yang digunakan sebagai pengganti gula ini justru tidak
kalah berbahayanya dengan gula jika dikonsumsi secara berlebihan. Bahaya
pemanis buatan bagi kesehatan antara lain:

1. Peningkatan berat badan

Pemanis bebas gula seperti sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, dan lainnya
sebenarnya justru malah meningkatkan hasrat makan secara berlebihan dengan
membingungkan otak. Para ilmuwan telah menemukan bahwa otak bereaksi secara
berbeda terhadap pemanis buatan dan gula pasir. Setelah mengkonsumsi pemanis
buatan, otak manusia akan menafsirkan rasa manis secara berbeda, menyebabkan
reaksi yang juga berbeda.

Otak biasanya mengaitkan rasa manis dengan kadar kalori untuk membantu
mengatur asupan energi. Ketika kita berpuasa, misalnya, otak akan memotivasi kita
untuk berbuka dengan yang manis-manis karena memiliki kalori yang diperlukan
tubuh. Dalam kasus soda diet, ternyata rasa manis tidak terkait dengan kalori. Hal
ini membuat otak bingung dan merasa tertipu. Setelah tertipu, sensor manis otak
tidak lagi dijadikan alat ukur yang dapat diandalkan untuk mengatur konsumsi
energi. Otak akan mengabaikan rasa manis dalam memprediksi kandungan energi
dari makanan.

Sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam


minuman bisa meningkatkan berat badan dalam jangka panjang. Sejak minuman
dengan pemanis buatan marak dijual di pasaran, semakin tinggi pula kasus obesitas
yang dialami oleh masyarakat.

2. Sindrom metabolisme

Sudah banyak penelitian yang mengaitkan antara konsumsi soda diet dan resiko
sindrom metabolisme. Sindrom tersebut memiliki gejala hipertensi, kadar gula
tinggi, lemak di pinggang, dan kadar kolesterol yang tidak stabil.

3. Diabetes tipe 2

Penelitian dari Eropa memaparkan bahwa resiko diabetes tipe 2 meningkat dua kali
lipat lebih tinggi akibat konsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan.
Bahkan konsumsi minuman sekali saja dalam sehari bisa meningkatkan risiko
tersebut.

4. Hipertensi dan penyakit kardiovaskular

Bahaya terakhir dari pemanis buatan bagi kesehatan adalah meningkatnya resiko
hipertensi dan penyakit kardiovaskular, khususnya pada wanita.

Itulah berbagai resiko pemanis buatan bagi kesehatan kita. Maka dari itu,
sebaiknya mulai sekarang Anda harus kurangi atau hindari makanan atau minuman
dengan pemanis buatan berlebihan saat sahur dan berbuka puasa.
Dampak Penggunaan Pemanis

1. Dampak Positif

- Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.

- Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat sifat fisik,
sebagai pengawet, memperbaiki sifat sifat kimia.

- Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.

- Pemanis buatan dapat membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat


badan, control glikosa darah dan kesehatan gigi.

2. Dampak Negatif

- Dampak negatif penggunaan pemanis sintetis

- Pemanis sintetis dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali
bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh
bertambah karena dapat membuat kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh
Anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis
sintetis

- Pemanis sintetis adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada
otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita parkinson.

- Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu


lama atas produk yang mengandung pemanis dengan kadar gula tinggi karena
dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal.

Kesimpulan

- Pembuatan pemanis dapat melalui dua cara yaitu melalui cara sintetis dan
natual atau alami.

- Pemanis sintetis antara lain: aspartam, sakarin, dan siklamat.


- Pemanis natural antara lain : sukrosa, glukosa, maltosa, laktosa, sorbitol,
manitol, trehalosa, fruktosa, galaktosa, manosa, ribose, selobiasa, sukralosa,
palatinit, leukrosa, palatinosa, xylitol.

- Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat
sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat sifat kimia, sebagai salah satu
sumber kalori bagi tubuh

- Mengkonsumsi pemanis secara berlebihan dapat menyebabkan diadetes.

Anda mungkin juga menyukai