Anda di halaman 1dari 27

PEMANIS

KELOMPOK 3

 INDA ANDRIANI
 NINI YANTI
 FAENI
 MONICA NIRIWA LEWIKINTA
 LIDYA P.X RAGAINAGA
 JHON ROBERT YOMILENA
PENGERTIAN PEMANIS

 Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering di


tambahkan dan digunakan untuk keperluan produk
makanan olahan pangan, industri, serta minuman
dan makanan kesehatan (Ukhdiyah, 2019).
 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes)
RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan
tambahan kimia, selain zat yang lain seperti
antioksidan, pemutih, pengawet, dan lain
sebagainya.
Jenis – Jenis Pemanis :
 Pemanis alami, adalah bahan makanan yang
digunakan untuk menimbulkan rasa manis
pada makanan dan minuman yang berasal
dari bahan alami. Pemanis ini dapat diperoleh
dari tumbuhan, seperti kelapa,tebu dan aren.
Selain itu, zat pemanis alami dapat pula
diperoleh dari buah-buahan dan madu. Zat
pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber
energi (Ukhdiyah, 2019).
 Pemanis alami adalah pemanis yang dapat
ditemukan dalam bahan alam meskipun
prosesnya secara sintetik ataupun fermentasi.
Contoh dari pemanis alami yaitu sorbitol,
manitol, isomalt, dan lain-lain (Balqis, 2018).
Next...
 Pemanis sintetik (buatan), adalah zat
tambahan dalam makanan yang dapat
menimbulkan rasa manis atau dapat
membantu mempertajam penerimaan rasa
manis yang tidak atau hampir tidak
mempunyai nilai gizi, sedangkan kalori yang
dihasilkan jauh lebih rendah dari pada gula.
(Ukhdiyah, 2019).
Berbagai Jenis Pemanis Buatan

Ada beberapa jenis bahan pemanis buatan yang sering digunakan dalam produk
makanan dan minuman, yaitu:
1. Aspartam
Aspartam biasa digunakan sebagai pemanis dalam permen karet, sereal sarapan,
agar-agar, dan minuman berkarbonasi. Pemanis buatan ini 220 kali lebih manis
daripada gula. Kandungan aspartam terdiri dari asam amino, asam aspartat,
fenilalanin, serta sedikit etanol.
2. Sakarin
Rasa manis yang dihasilkan sakarin mencapai 300-400 kali lebih kuat daripada gula.
Pemakaian sakarin dalam sekali penyajian untuk makanan olahan tidak boleh
melebihi 30 mg. Sedangkan untuk minuman, tidak boleh lebih dari 4 mg/10 ml
cairan.
3. Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari sukrosa yang memiliki rasa manis 600 kali lebih kuat
dibandingkan gula. Bahan ini biasa digunakan pada produk makanan yang
dipanggang atau digoreng. Konsumsi harian sukralosa yang ideal adalah sebanyak 5
mg/kg berat badan.
Next...

4. Acesulfame potassium
Bahan ini sangat stabil dalam temperatur tinggi dan mudah
larut, sehingga sesuai dipakai dalam banyak produk makanan.
Batasan konsumsi harian yang disarankan untuk acesulfame
potassium adalah 15 mg/kg berat badan.
5. Neotam
Bahan pemanis buatan ini banyak digunakan pada makanan
rendah kalori. Secara kimia, kandungannya hampir sama
seperti aspartam, namun rasanya 40 kali lebih manis dari
aspartam. Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat
kemanisan neotam mencapai 8.000 kali lebih tinggi. Neotam
dapat dikonsumsi hingga 18mg/kg berat badan dalam sehari.
Next...
6. Siklamat
Siklamat merupakan jenis pemanis buatan yang memiliki
kemanisan 30 kali lebih manis daripada sukrosa. Siklamat pertama kali
ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda dari University of
Illinois saat berusaha mensintesis obat antipiretik pada tahun 1937.
Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat,
yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan
pentobarbital. Sejak tahun 1950 siklamat dikenal secara luas sebagai
pemanis buatan dan ditambahkan ke dalam pangan dan minuman
(Lestari, 2011).
Berbagai Jenis Pemanis Alami :
1. Sukrosa
Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh
tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan. Penambahan
sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa atau
gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet.
2. Glukosa
Glukosa adalah senyawa gula sederhana yang paling penting dan paling
banyak diperlukan oleh tubuh kita. Melalui proses metabolisme, bahan
makanan terutama karbohidrat diubah menjadi glukosa. Glukosa inilah
yang diserap sel-sel tubuh kita untuk diubah menjadi energi. Tanpa
Glukosa sel tubuh kita akan kekurangan energi. Glukosa merupakan
suatu gula monosakarida yang salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa
merupakan salah satu hasil utama fotosintetis dan awal bagi respirasi.
Next...

3. Fruktosa
Fruktosa atau gula buah adalah monosakarida yang ditemukan
dibanyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula
darah penting. Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya
putih, berbentuk Kristal padat, dan sangat mudah larut dalam air.
4. Sorbitol
Sorbitol adalah gula alcohol dengan rasa yang manis yang
dimetabolisasi dengan lambat oleh tubuh manusia. Senyawa ini
dapat diperoleh dengan mereduksi Glukosa, yang mengubah
kelompok aldehida menjadi hidroksil. Sorbitol biasanya dibuat
dari sirup jagung,tetapi bahan ini juga dapat ditemui dialam,
seperti pada buah, apel, pir, persik dan daun prun.
Next...

5. Isomalt
Isomalt adalah turunan Sukrosa rendah
kalori yang diolah dari gula bit. Gula ini tidak
mencoklat seperti gula biasa dan tidak mudah
patah, sehingga paling sering digunakan
sebagai bahan hiasan yang dapat dimakan.

(Dwi putri, 2018)


Tujuan

Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis


Pemanis ditambahkan kedalam bahan pangan
yaitu :
 Sebagai pangan bagi penderita diabetes
mellitus karena tidak menimbulkan kelebihan
gula darah.
 Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk
penderita kegemukan.
Next...
 Sebagai Penyalut Obat, Beberapa obat mempunyai rasa yang
tidak menyenangkan, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak
enak dari obat tersebut biasannya dibuat tablet yang bersalut.
 Menghindari Kerusakan Gigi, Pada pangan seperti permen
biasanya sering ditambahkan pemanis sintetis karena bahan
permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tinggi dari pada
gula.
 Pada industri pangan, minuman termasuk industri rokok,
pemanis sintetis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan
biaya produksi, karena pemanis sintetis mempunyai tingkat rasa
manis yang lebih tinggi juga harganya lebih murah
dibandingkan dengan gula yang diproduksi di alam.
Fungsi

 Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa


dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai
pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus
merupakan sumber kalori dalam tubuh,
mengembangkan jenis minuman dan makanan
dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol
program pemeliharaan dan penurunan berat badan,
mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan
substitusi pemanis utama (Ukhdiyah, 2019).
Alasan Penggunaan Pemanis Buatan
Siklamat
 Natrium Siklamat merupakan pemanis buatan yang mempunyai rasa manis tanpa ada rasa

ikutan yang kurang disenangi atau rasa pahit. Pemanis ini mempunyai rasa manis ± 30 kali

sukrosa, bersifat mudah larut dalam air. Dalam industri pangan, Natrium Siklamat dipakai

sebagai bahan pemanis yang tidak mempunyai nilai gizi (non-nutritive) untuk pengganti

sukrosa atau yang sering kita kenal dengan gula pasir atau gula tebu. Natrium Siklamat

bersifat tahan panas, sehingga sering digunakan dalam pangan yang diproses dalam suhu

tinggi, misalnya pangan dalam kaleng (Cahyadi, 2009).


 Natrium Siklamat tidak memiliki nilai kalori sehingga tidak meningkatkan kandungan gula

darah dan tidak menyebabkan rasa pahit seperti kebanyakan pemanis buatan lainnya

(Lanywati, 2001).
Kadar Maksimum Pengunaan
Siklamat

 Natrium siklamat merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang

diizinkan, meskipun diizinkan, penggunaan natrium siklamat yang

berlebihan dapat memicu terbentuknya kanker (Yuliarti, 2007).


 Kadar maksimum pengunaan siklamat untuk jenis pangan dan minuman

adalah 3 g/ kg berat bahan. Dari ketentuan diatas dapat disimpulkan

harga ambang batas siklamat adalah 3 g dalam 1 kg minuman (3.000

ppm), jadi dalam 1 g minuman serbuk instan harga ambang batas

penggunaan siklamat adalah 0,003 g (Wibowotomo, 2008).


Bahaya Pemanis Buatan Siklamat bagi kesehatan :

Meskipun memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rasanya


yang enak (tanpa rasa pahit), tetapi Natrium Siklamat dapat
membahayakan kesehatan. Pada hasil penelitian National Academy
Of Science tahun 1968 pada tikus yang diberikan Natrium Siklamat
dapat menimbulkan kanker kantong kemih. Hasil metabolisme
Natrium Siklamat, yaitu Sikloheksilamin bersifat karsinogenik. Oleh
karena itu, ekskresinya melalui urine dapat merangsang
pertumbuhan tumor. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa
Natrium Siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu terjadinya
pengecilan testicular dan kerusakan kromosom (Rosdayani,2018).
Dampak Pemanis Buatan Siklamat
terhadap Kesehatan :
Dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh senyawa Natrium Siklamat yaitu
dampak akut dan kronis.
• Dampak Akut
Dapat merangsang pertumbuhan kanker kandung kemih, alergi, bingung, diare,
hipertensi, impotensi, iritasi, insomnia, kehilangan daya ingat, migrain, sakit kepala,
tremor, kebotakan, kanker otak (Nurul, 2015).
• Dampak Kronis
1. Efek testikular
Sejumlah studi toksikologi telah menunjukkan bahwa testis tikus merupakan
organ yang paling sensitif terhadap sikloheksilamin, dan efek Ini yang digunakan
oleh JECFA dan lembaga lainnya sebagai dasar untuk menentukan Acceptable
Daily Intake (ADI) dari siklamat (Nabors, 2001). Senyawa sikloheksilamin dalam
tubuh dalam menyebabkan atropi (penghentian pertumbuhan) testikular (Lu,
1995).
Next...
2. Efek kardiovaskular
Sebuah studi mengungkapkan bahwa sebanyak 0,1% Natrium Siklamat
yang dikonsumsi akan bermetabolisme menjadi sikloheksilamin dalam
urin. Sebagian senyawa sikloheksilamin akan mengendap di dalam
plasma darah dan meningkatkan tekanan darah (Nabors, 2001).
3. Kerusakan Hati dan Ginjal
Paparan siklamat secara berulang-ulang dengan dosis tinggi dapat
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal ((NJDH, 2010).
4. Kerusakan organ
Berdasarkan hasil uji laboratorium pada hewan uji, pemberian Natrium
Siklamat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan tumor kandung kemih,
paru, limpa dan menyebabkan kerusakan genetik (BPOM, 2008).
Metode-metode Identifikasi Pemanis
Buatan Natrium Siklamat

1. Uji Kualitatif
Secara umum analisis bahan pemanis sintetis jenis Natrium
Siklamat yang terdapat dalam minuman secara kualitatif dapat
dilakukan dengan :
a. Uji Pengendapan (Sudjadi, 2012)
Pemisahan unsur murni (analit) yang terdapat dalam sampel
dapat terjadi melalui beberapa cara pengendapan. Dalam
cara pengendapan, analit yang akan ditetapkan, diendapkan
dari larutannya dalam bentuk senyawa yang tidak larut atau
sukar larut, sehingga tidak ada yang hilang selama
penyaringan, pencucian dan penimbangan.
Next...
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasilnya cara pengendapan :

1. Endapan harus sedemikian tidak larut, sehingga tidak ada kehilangan yang berarti pada

penyaringan. Dalam kenyataannya, keadaan ini diijinkan asalkan banyaknya yang masih tinggal

(tidak terendapkan) tidak melampaui batas minimum yang dapat ditunjukkan oleh neraca analitik

0,1 mg.

2. Keadaan fisis endapan harus sedemikian rupa sehingga dapat segera dipisahkan dari larutannya

dengan penyaringan serta dicuci hingga bebas dari pengotor. Zarah-zarah endapan harus dapat

ditahan alat penyaring serta besarnya zarah tidak berubah selama pencucian.

3. Endapan harus dapat diubah menjadi senyawa murni dengan susunan kimia yang pasti ini dapat

dicapai dengan pemijaran atau pengeringan/penguapan memakai cairan yang cocok. Faktor (a)

menyangkut sempurnanya pengendapan serta berhubungan erat atau ditentukan dengan hasil kali

kelarutannya.
Next...

 Sebanyak 5 ml larutan sampel dimasukan dalam


tabung reaksi ditambah 2,5 ml BaCl2 10% lalu
diamkan. Setelah itu sentrifuge selama 10 menit
dengan kecepatan 3000 rpm, kemudian saring
larutan. Larutan hasil saringan ditambah 2,5 ml
HCl 10% dan 2,5 ml NaNO2 10%. Larutan
dipanaskan di atas penangas air pada suhu 50˚ C
selama 15 menit. Adanya endapan warna putih
menunjukkan adanya siklamat (Handayani, 2015).
Next...
b. Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) (Sudjadi, 2012)
 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan

Schrairber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar,


selain kromatografi kertas elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi
kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas didalamnya, pada
kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam
(uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca,
pelat aluminium, atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar
ini dapat dilakukan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. Fase
gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang
fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik
(ascending), atau Karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara
menurun (descending).
Next...
2. Uji Kuantitatif
a. Metode Ekstraksi
Timbang saksama 8,0 g minuman sampel masukkan kedalam gelas piala dan
tambahkan 50 mL aquades. Tambahkan 10,0 mL H2SO4 10%, masukkan kedalam
corong pemisah. Tambahkan 25,0 mL eter kemudian dikocok hingga terbentuk
dua lapisan yaitu lapisan eter di atas dan sampel di bawah (tiap kali habis
mengocok hendaknya tutup/kran corong pemisah dibuka hati-hati untuk
mengeluarkan uap). Pisahkan lapisan eter (lapisan atas) dari fraksi sampel dan
dicuci 2 kali, setiap kali dengan 10,0 mL air. Tambahkan 20,0 mL NaCl jenuh
untuk menghindari emulsifikasi. Air cucian dikumpulkan bersama fraksi cairan
sampel kemudian ekstraksi diulang kembali 2 kali, setiap kali dengan 25,0 mL
eter dan dikocok hingga terbentuk dua lapisan. Ekstrak eter hasil tiap kali
ekstraksi dikumpulkan dan masukkan ke dalam gelas piala, kemudian diuapkan
hingga fraksi eternya habis (Wibowoutomo, 2002).
Next...

b. Metode Titrasi
Diambil 50 mL sampel dilarutkan dalam
campuran 45 mL H2O dan 5 mL HCl pekat lalu
diamkan selama 2-3 menit. Ditambahkan indikator
methylen blue sebanyak 2 tetes dan tropaeolin OO
sebanyak 3 tetes. Titrasi dengan NaNO2 pada suhu
15˚C. Titrasi dihentikan ketika larutan berubah
warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Catat
volume NaNO2 yang di butuhkan (Oktaviasari,
2014).
Next...
c. Metode Gravimetri (Sudjadi, 2012)
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan
berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam analisis ini, unsur atau
senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang
dianalisis. Bagian terbesar dari analisis gravimetri menyangkut
perubahan unsur atau gugus atau senyawa yang dianalisis menjadi
senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat
mengetahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis
selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom
penyusunnya. Pengerjaan analisis secara gravimetri dapat dibagi
dalam beberapa langkah sebagai berikut: Pengendapan,
penyaringan, pencucian endapan, dan pengeringan,
pemanasan/pemijaran danpenimbangan endapan sehingga konstan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai