Anda di halaman 1dari 7

PSIKOSOSIAL

DI SUSUN OLEH :
1. LALE ERIKA CAHYA KARTIKA 10. RANDY PANDU WIJAYA
2. PEN IRPAN EFENDI 11. M. ADRIAN SAPUTRA
3. BAIQ ELSA JUNIA DINOVA
4. MAULANA HARI SOPIAN
5. ITA SARI
6. RAUDATUNNISA
7. ANISA FEBRIANTI
8. AULIA PUTRI ZAHRA
9. KAMARUDIN SAPOAN

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN
TAHUN 2021/2022
A. TUGAS GEJALA DAN MASALAH DALAM KEPERAWATAN
 BODY IMAGE (GAMBARAN DIRI)
 PENGERTIAN BODY IMAGE

Gambaran diri (body image) adalah penilaian seseorang terhadap ukuran


tubuhnya, berat ataupun aspek tubuh lain yang termanivestasi dalam bentuk
persepsi, pikiran, dan perasaan tentang tubuhnya yang mengarah kepada perilaku
menunjukkan penampilan fisik.

 GANGGUAN BODY IMAGE

Gangguan body image merupakan pemikiran dan perasaan negatif


seseorang mengenai tubuhnya. Menurut Cash dan Pruzinsky (2002), gangguan
body image dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

a. Body image distortion 

Apabila komponen yang terganggu adalah komponen persepsi


maka gangguan body image yang dialami adalah distorsi body image.
Apabila individu mengalami distorsi body image maka ia tidak mampu
memperkirakan (mengestimasi) ukuran tubuhnya secara tepat.

b. Body image disatisfaction 

Ketidakpuasaan body image dapat dilihat dari bagaimana individu


menilai tubuhnya. Bila individu menilai penampilan tidak sesuai dengan
standar pribadinya, maka ia akan menilai rendah tubuhnya. Body image
adalah komponen yang penting dalam hidup manusia karena apabila
terdapat gangguan pada body image dapat mengakibatkan banyak hal,
seperti rendahnya self esteem, gangguan pola makan (disordered eating),
diet yang tidak sehat, depresi dan juga anxiety

 GEJALA YANG MEMPENGARUHI BODY IMAGE


1. Persepsi. Persepsi berhubungan dengan ketepatan seseorang dalam
memersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya. Perasaan puas
atau tidaknya seseorang dalam menilai bagian tubuh tertentu
berhubungan dengan komponen ini. 
2. Tahap perkembangan. Perkembangan adalah pengalaman di
masa kecil dan remaja terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
body imagenya saat ini, khususnya saat pertama kali menstruasi
serta perkembangan seksual sekunder yang terkait dengan kejadian
penting terhadap body image.
3. Sosiokultural. Masyarakat akan menilai apa yang baik dan tidak
baik tidak terkecuali dalam hal kecantikan. Trend yang berlaku di
masyarakat berpengaruh terhadap body image seseorang. Trend
tentang bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi persepsi individu
terhadap tubuhnya.
4. Media massa. Media massa berperan sangat besar dalam
menyebarkan informasi mengenai standar tubuh yang ideal. Media
tidak hanya memberikan informasi mengenai bentuk tubuh ideal
tapi juga memberitahukan cara mencapainya melalui artikel
mengenai diet dan olahraga. 
5. Tren yang berlaku di masyarakat. Tren yang sedang berlaku di
masyarakat sangat mempengaruhi body image seseorang. Tren
tentang bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi persepsi individu
terhadap tubuhnya. Adanya tuntutan untuk selalu tampil menarik
dan mempunyai bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi wanita
untuk mencapai bentuk tubuh ideal. 
6. Orang tua. Orang tua dapat mempengaruhi perkembangan body
image anak antara lain dengan cara memilih dan mengomentari
pakaian dan penampilan anak, atau menganjurkan anak untuk
berpenampilan dengan cara tertentu dan menghindari makanan
tertentu. 
7. Teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan sumber
afeksi, simpati, pemahaman, panduan moral, tempat
bereksperimen, dan seting untuk mendapatkan otonomi serta
independensi dari orang tua. 
8. Jenis kelamin. Jenis kelamin dianggap berkontribusi secara
signifikan dalam citra tubuh ideal. Hal ini di dukung dengan, laki-
laki secara konsisten melaporkan kepuasan akan citra tubuh yang
lebih besar dibandingkan perempuan. Perempuan memiliki
evaluasi akan citra tubuh yang negatif dan di pengaruhi dengan
bagaimana cara perempuan tersebut melihat dirinya.
9. Agama. Agama memiliki pemahaman mengenai citra tubuh
berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam agama. Agama memiliki
pengaruh yang besar akan masyarakat dalam memandang dan
memaknai citra tubuhnya berdasarkan ketentuan yang ada dan
diajarkan dalam agama itu sendiri.
 IDEAL DIRI (SELF IDEAL)
 PENGERTIAN IDEAL DIRI

Ideal diri (self ideal) atau adalah pandangan dan sikap individu
terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik,
karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya
meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga
kegagalan dirinya

 GEJALA YANG MEMPENGARUHI IDEAL DIRI

1. Kegagalan
Disadari atau tidak, kegagalan yang terjadi secara terus menerus
akan memberikan pertanyaan besar pada kemampuan diri sendiri yang
berujung pada anggapan lemah dan tidak berguna.

2. Depresi

Ketika seseorang dilanda depresi, ia akan cenderung memikirkan


hal yang negatif.

3. Overthinking

Bersikap overthinking sangatlah tidak baik karena bisa mengarah


ke pikiran yang buruk, terlebih pada penilaian diri sendiri. Seseorang
cenderung menilai diri sendiri ke arah yang negatif sehingga berpikir
terlalu berlebihan harus segera dihentikan.

 HARGA DIRI (SELF ESTEEM)

 PENGERTIAN SELF ESTEEM (HARGA DIRI)

Harga diri (self esteem) adalah pandangan keseluruhan dari


individu tentang dirinya sendiri. Individu melakukan penilaian terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Harga diri juga mencakup
bagaimana individu memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap,
berharga, serta berhasil

 GEJALA YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI

1. Usia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Robins, Trzesnieski,


Gosling, dan Potter di tahun 2002, menunjukkan bahwa tingkat harga diri
tertinggi dimiliki anak usia 9 hingga 12 tahun. Self esteem mengalami
penurunan yang cukup tinggi saat beranjak ke usia remaja, 13 hingga 17
tahun. Penurunan harga diri terus berlanjut ketika menjadi mahasiswa usia
18 sampai 22 tahun.

Kapan self esteem kembali meningkat? Harga diri seseorang akan


kembali meningkat setelah lulus kuliah. Bisa saja saat Anda menjadi
pekerja atau pebisnis di usia 23 hingga 29 tahun. Self esteem akan terus
meningkat hingga usia lanjut, 50 tahun. Lalu kembali mengalami
penurunan di usia 60 sampai 80 tahun.

2. Jenis kelamin
Penelitian yang dilakukan Robin, Trzesnieski, Gosling, dan Potter
menunjukan adanya perbedaan tingkatan self esteem antara laki-laki dan
perempuan. Harga diri laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Perbedaan self esteem ini bisa dilihat ketika laki-laki dan perempuaan
memasuki usia remaja. Hal tersebut terus berlanjut hingga usia lanjut

3. Pola asuh

Penelitian yang dilakukan Martinez, Gracia, dan Yubero di tahun


2007, menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang menggunakan
kekerasan dan cenderung memberikan hukuman akan membuat harga
diri anak menjadi rendah. Self esteem ini juga bisa mempengaruhinya
di masa mendatang.

4. Pola pikir

Sering kali, di saat-saat tertentu manusia dipenuhi pikiran negatif


yang berimbas pada dirinya sendiri. Apalagi saat individu tersebut
sedang mengalami banyak tekanan atau dalam kondisi setres.
Umumnya pikiran negatif akan memunculkan kata-kata negatif yang
cenderung meremehkan dan merundung diri sendiri.

5. Pendapat orang lain

Pendapat buruk terhadap diri Anda yang berasal dari orang lain
nyatanya bisa mempengaruhi self esteem Anda. Sebab, bisa
menurunkan tingkat percaya diri seseorang. Orang lain di sini tidak
terbatas pada keluarga, teman, dan tetangga saja. Saat ini orang lain
bisa berarti netizen dari dunia maya atau media sosial.
Agar tidak membuat harga diri Anda menurun, tentu saja jalan
keluarnya adalah tidak menutup mata dan telinga Anda. Berusahalah
untuk mengabaikan semua cemoohan dan kalimat negatif dari mereka.
Namun, jangan mengabaikan kritik dan saran yang membangun. Kritik
dan saran yang baik akan membantu Anda dalam melakukan evaluasi
diri.
6. Keterampilan yang dimiliki
Mengasah keterampilan terus-menerus akan membantu dalam
meningkatkan self esteem Anda. Semakin banyak keterampilan,
apalagi yang up to date kamu miliki, semakin tinggi pula self esteem
Anda. Selain itu, ketika mengalami kegagalan dalam meningkatkan
skill, jangan sekali kali membandingkan diri dengan orang lain
Fokuslah hanya pada diri Anda.

 PENAMPILAN PERAN ( ROLE PERFOMANCE)


 PENGERTIAN ROLE PERFOMANCE
Penampilan peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan
oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial yang berbeda (Stuart dan Laraia, 2005). Perilaku tersebut
diharapkan dapat diterima oleh keluarga, masyarakat dan budaya.
Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan.
Peran yang diterima adalah peran yang terpilih dan dipilih oleh individu.
Setiap orang mempunyai peran lebih dari satu. Untuk dapat berfungsi
efektif sesuai dengan perannya, seseorang harus tahu perilaku dan nilai-
nilai yang diharapkan, harus berkeinginan untuk menyesuaikan diri dan
harus mampu mencukupi peran yang dikehendaki (Potter dan Perry, 1997)

 GEJALA YANG MEMPENGARUHI ROLE PERFOMANCE


Gejala yang menyebabkan seseorang menyesuaikan diri dengan
peran yang diterimanya adalah pengetahuan tentang peran yang
diharapkan, respon yang konsisten dari orang lain terhadap peran,
kecocokan dan kelengkapan berbagai peran, kesesuaian antara norma
budaya dan harapan terhadap perilaku peran dan pemisahan situasi yang
akan membuat perilaku peran yang bertentangan (Stuart dan Laraia,
2005).
 IDENTITAS (IDENTITY)
 PENGERTIAN IDENTITAS

Identitas menurut stella thing toomey merupakan refleksi diri atau


cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses
sosialisasi. Identitas pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita sendiri
dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Sementara itu, Gardiner W. Harry
dan Kosmitzki Corinne melihat identitas sebagai perdefinisan diri seseorang
sebagai individu yang berbeda dalam prilaku, keyakinan, dan sikap

B. TUGAS CONTOH KASUS KESEHATAN SPIRITUAL


 SOAL
Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke klinik bersalin diantar oleh
teman lelakinya dengan keluhan telat haid 2 bulan serta menginginkan
menggugurkan kehamilannya. Hasil pengkajian didapatkan data pasien seorang
siswa SMA belum menikah dan positif hamil. Pasien tersebut mengaku sudah 5
kali berhubungan badan dengan sang kekasih dan tidak menggunakan alat
kontrasepsi. Menurut pasien kedua orang tuanya tidak mengetahui kehamilannya
dan dia ingin sekali menggugurkan kandungannya karena takut diketahui oleh
orang tuanya dan malu dengan masyarakat. Hari hasil wawancara klien beragama
islam tapi jarang melaksanakan solat dan kurang mendapat didikan agama dari
kedua orang tuanya
a. Diagnosa keperawatan/masalah keperawatan
b. Interverensi
 JAWABAN
1. PENGKAJIAN
a. BIODATA
Status : Mahasiswa
Umur : 17 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
b. KELUHAN UTAMA
Pasien ingin mengugurkan kehamilannya
2. ANALISIS DATA

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVERENSI EVALUASI


KRITERIA HASIL

1
-Klien mengatakan tidak pernah haid 2 - Akan terjadi Klien
bulan -Agar klien haid pendarahan berat menerima
seperti biasa semua
-Klien mengatakan ingin menggugurkan -Agar keluarganya -Menjelaskan konsekuensi
kandungan manfaat obat dan yang akan
tidak malu
efek sampingnya terjadi

Anda mungkin juga menyukai