Anda di halaman 1dari 15

KONSEP MAPPING

DISUSUN OLEH:

1. LALE ERIKA CAHYA KARTIKA (1420121015)


2. MARIADAH (1420121020)
3. DINA SARTIKA DEWI (1420121027)
4. RANDY PANDU WIJAYA (1420121055)
5. DONI AHMAD KURNIAWAN (1420121028)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, kami pun banyak mendapat banyak ilmu yang berguna ,bagi diri
sendiri dan bagi pembaca untuk kedepannya.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah konsep dasar keperawatan

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca ,dan khususnya pada kita serta dapat
memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua

Saya menyadari makalah yang kami buat ini memeliki kelebihan dan kekurangan. kami mohon untuk
saran dan keritik demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.

Bagu, 15-Maret-2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1 LATAR BEAKANG ......................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................1

1.3 TUJUAN PENULISAN..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

2.1 MALPRAKTEK DALAM KEPERAWATAN ..............................................................3

2.2 HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN PRAKTEK KEPERAWATAN......................3

2.3 BEBERAPA BENTUK MALPRAKTEK KEPERAWATAN........................................4

2.4 DAMPAK MALPRAKTEK...........................................................................................5

2.5 TINJAUAN KASUS MALPRAKTEK KEPERAWATAN............................................5

2.6 ANALISIS KASUS MALPRAKTEK KEPERAWATAN.............................................6

BAB III PENUTUP ................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................11

3.2 SARAN...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konsep pemetaan elemen inti pendidikan keperawatan terhadap pemilihan penggunaan kegiatan
pembelajaran yang mendukung konsep berpikir kritis yang diperlukan dalam aplikasi proses
keperawatan serta mendukung lingkungan pembelajaran yang aktif. Lingkungan pembelajaran klinik
yang digunakan dalam proses pendidikan keperawatan akan membantu mahasiswa untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan perawat dari tingkat novice ke
expert. Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang nyata secara langsung tentang suatu konsep
dalam keperawatan sehingga akan mendorong aplikasi pemecahan masalah dengan menggunakan
pengetahuan yang mereka dapatkan sebelumnya di lingkungan akademik. Kegiatan pembelajaran ini
merangsang konsep berfikir kritis merupakan aspek penting dan dasar dalam pendidikan
keperawatan karena proses ini menggabungkan transformasi pengetahuan kedalam keahlian
memahami, mengaplikasikan, menganalisa, mensintesiskan dan, mengevaluasi informasi yang
diperoleh dari seorang klien sebagai pedoman dalam memformulasikan suatu keputusan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang bermutu.
Berbagai studi telah menyebutkan bahwa konsep mapping mempunyai kelebihan dalam
memfasilitasi pembelajaran dalam berfikir kritis, pembelajaran bermakna, dan pemecahan masalah
dalam keperawatan yang akan dibutuhkan didalam praktek keperawatan serta memberikan dampak
sayng signifikan terhadap pembelajaran mahasiswa. Ketiga aspek ini merupakan hal utama untuk
mencpai pembelajaran yang efektif, sehingga mahasiswa keperawatan akan mampu bertranformasi
dari rote learning menjadi meaningful learning. Tiga hal yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan ini adalah dengan menggabungkan konsep dan informasi dalam struktur kognitif,
mengelompokkan pengetahuan secara hirarki, serta menghubungkan setiap konsep dan ide yang ada
sehingga hasil akhir yang diciptakan adalah pembelajaran bermakna. Namun penelitian terkait
penggunaan konsep mapping dalam pembelajaran klinik masih terbatas sehingga memberikan
motivasi terhadap pengembangan aplikasi konsep mapping dalam lingkup pembelajaran.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud konsep mapping dalam asuhan keperawatan ?


2. Apa saja manfaat konsep mapping dalam asuhan keperawatan ?
3. Apa contoh masalah konsep mapping dalam asuhan keperawatan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu konsep mapping dalam asuhan keperawatan
2. Untuk mengetahui manfaat konsep mapping dalam asuhan keperawatan
3. Untuk mengetahui contoh konsep mapping dalam asuhan keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KONSEP MAPPING

Konsep pemetaan rencana keperawatan adalah sebuah pendekatan inovatif untuk


perencanaan dan pengorganisasian asuhan keperawatan. Pada dasarnya, konsep pemetaan rencana
perawatan adalah diagram masalah atau keluhan pasien dan intervensi. Ide perawat tentang masalah
pasien dan penatalaksanaan merupakan konsep yang akan dipetakan atau digambarkan. Pemetaan
konsep terdiri dari pengembangan ide tentang masalah perawat dan penatalaksanaannya.
Dengan mengembangkan konsep klinis dalam pemetaan konsep dan konsep dasar
keperawatan akan meningkatkan kemampuan perawat dalam berpikir kritis dan penalaran klinis
karena perawat akan secara jelas dan ringkas dalam menggambarkan prioritas dan identifikasi
hubungan dalam data klinis pasien. Pemetaan konsep dalam perencanaan keperawatan digunakan
untuk menyusun data pasien, menganalisis hubungan data yang ditemukan pada pasien, menyusun
prioritas, mengembangkan pengetahuan sebelumnya, mengidentifikasi apa yang tidak dimengerti
oleh perawat, dan memungkinkan perawat untuk memandang situasi dan kondisi pasien secara
holistik.
Pemetaan konsep (concept mapping) merupakan metode yang dapat membantu untuk
berpikir kritis dan menerapkan teori keperawatan secara sistematis dengan menggunakan diagram.
Definisi lain dari pemetaan konsep (concept mapping) adalah tekhnik berpikir kritis dengan
menggunakan diagram-diagram untuk menunjukkan hubungan dari satu konsep atau situasi ke
berbagai konsep dan situasi lain.

2.2 MANFAAT KONSEP MAPPING.

1. Pengambilan keputusan

Pemetaan konsep dapat membantu dalam membuat dan mengambil keputusan.


Contohnya, ketika perawat akan menentukan prioritas masalah maka perawat akan mendasarkan
pada beberapa aspek. Dengan membandingkan aspek seperti tingkat acaman jiwa, jenis
diagnosis, peralatan yang ada, dan mendasarkan pada kebutuhan dasar mansia. Perawat dapat
mengambil keputusan untuk memilih prioritas masalah apa yang ditentukan pada pasien.
2. Pengkajian

Pemetaan konsep dapat membantu dalam menggali hubungan antar data. Contoh :
perawat mengkaji nyeri pada klien dengan post op-appendisitis. Kemudian, perawat mengambil
salah satu faktor yang mempengaruhi masalah nyeri dan kemudian membuat pemetaannya.
Misalnya untuk menentukan provokatif-paliatif, kita dapat melihat hubungan antar data sehingga
bisa menemukan penyebab yang lebih spesifik.

3. Diagnosis

Pemetaan konsep dapat digunakan dalam membuat diagnosis yang valid atau mengenali
faktor yang berhubungan dengan pengembangan diagnosis. Misalnya, ketika merawat klien
dengan masalah tidak efektif bersihan jalan napas. Maka, perawat dapat menggali faktor apa saja
yang menyebabkan  perubahan perfusi jaringan serebral. Kemudian mengambil salah satu faktor
dan menentukan penyebab faktor tersebut sehingga menemukan data yang valid dan spesifik.

4. Klasifikasi nilai

Pemetaan konsep merupakan alat yang efektif untuk mengklarifikasi nilai. Perawat
sebagai individu memiliki nilai. Seorang perawat akan bertanya kepada klien mengenai hal yang
berkaitan dengan budaya dan agama sehingga perawat akan dapat memberikan perawatan
dengan baik karena dapat memilah dan memahami klien sesuai dengan budaya dan agama.

2.3. CONTOH KONSEP MAPPING

1. Langkah pertama : mengembangkan diagram kerangka dasar (Develop A Basic Skeleton


Diagram)
Berdasarkan data klinis yang perawat kumpulkan, perawat memulai pemetaan konsep
rencana keperawatan dengan mengembangkan sebuah diagram kerangka dasar dari alasan
kebutuhan perawatan kesehatan pasien.Diagram awal terdiri dari kesan klinis yang perawat
temukan setelah meninjau seluruh data. Tuliskan alasan utama pasien untuk mendapatkan
perawatan (biasanya dikaitkan dengan diagnosis medis) ditengah-tengah kertas dari pemetaan
konsep, kemudian disekelilingnya disusun masalah secara umum (masalah keperawatan) yang
mewakili respon pasien sampai dengan alasan spesifik untuk mencari perawatan kesehatan
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
American nurses Association (ANA) menyatakan bahwa fokus dari praktek keperawatan adalah
respon manusia terhadap status kesehatannya. Pemetaan konsep juga merupakan refleksi dari pernyataan
dari ANA,karena respon manusia berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien. Rencana keperawatan
berfokus pada respon manusia. Sentral dari pemetaan konsep adalah alasan pasien mencari perawatan
kesehatan, alasan untuk rawat inap, perawatan lanjutan, atau kunjungan untuk rawat jalan. Diagnosa
medis berada di pusat pemetaan konsep. Walaupun, tidak selalu disertaidengan diagnosa medis.

Pemetaan konsep terutama terdiri dari hasil diagnosa keperawatan dan status keperawatan. Fokus
pemetaan konsep adalah rencana keperawatan yang nyata berdasarkan data yang dikumpulkan. Fokus
tidak hanya pada masalah potensial. Pada tahap rencaan keperawatan, yang paling penting adalah
mengenali masalah utama. Perawat tidak harus menyatakan suatu diaganosa keperawatan terlebih dahulu.
Tulis kesan umum pasien setelah perawat meninjau data awal.

Selanjutnya adalah memberikan label pada diagnosa keperawatan. Jika perawat mengetahui pasien
memiliki masalah gangguan pernapasan, maka perawat dapat menuliskan masalah keperawatan seperti :
kerusakan pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan napas, atau ketidakefektifan pola napas. Pada
awalnya tulis saja yang terlintas dipikiran terkait masalah pasien. Yang perawat pikirkan adalah masalah-
masalah pasien. Menyadarisesuatu yang salah dengan pasienlebih penting daripada menerapkan label
yang benar.

2. Langkah kedua : menganalisa dan mengkategorikan data (Analyze And Categorize Data)
Pada langkah ini, perawat harus menganalisa dan mengkategorikan data yang dikumpulkan
dari catatan medis pasien dan pertemuan singkat dengan pasien. Dengan mengkategorikan data,
perawat memberikan bukti untuk mendukung diagnosis medis dan keperawatan. Perawat harus
mengidentifikasi dan mengelompokkan penilaian yang paling pentingdari data yang terkait
dengan alasan pasien untukmencari perawatan kesehatan. Perawat juga harus mengidentifikasi
dan mengelompokkandata pengkajian klinis, perawatan, obat-obatan,dan data riwayat medis
yang terkait dengandiagnosis keperawatan, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar diatas merupakan contoh pemetaan konsep, perhatikan diagnosa keperawatan
berada di luar dari kotak alasan pasien mencari perawatan terhadap kesehatannya. Masing-
masing diagnosa keperawatan adalah tanda klinis dari masalah yang mendorong pembuat peta
konsep menyimpulkan bahwa diagnosa sangat penting bagi pasien pada saat itu.
Dengan demikian, ketika membuat pemetaan konsep rencana keperawatan, perawat harus
menulis data pengkajian klinis yang penting, penatalaksanaan, pengobatan, data riwayat pasien
yang berhubungan dengan masing-masing diagnosakeperawatan. Perawat membutuhkan daftar
data pengkajian mengenai indikator fisik dan emosi dari masalah atau gejala di
bawahdiagnosisyang tepat. Contohnya : Indikator masalah fisik, dari data didapatkan bahwa
frekuensi napas 22 x/ menit, lemah, penurunan suara napas. Ini ditulis di bawah diagnosa
keperawatan “kegagalan pertukaran gas”. Indikator masalah emosi adalah menangis, mengatakan
gelisah, dan mengatakan bahwa ia akan mati. Ini ditulis di bawah diagnosa keperawatan
Ansietas.
Perawat juga harus mencantumkan informasi terkini tentang tes diagnostik,
penatalaksanaan dan pengobatan pada diagnosa yang sesuai. Perawat harus berfikir kritis untuk
menempatkan tes diagnostik, penatlaksanaan dan pengobatan pada kategori yang sesuai.
Misalnya tes diagnostic sel darah putih, Hemoglobin (Hb) dan potassium. Pada kasus ini data sel
darah putih di tulis pada masalah infeksi; Hemoglobin ditulis pada masalah oksigenisasi dan
potassium pada masalah penuruan curah jantung. Pengobatan demoral dikemompokkan pada
masalah nyeri dan ventolin dikelompokkan pada masalah kerusakan pertukaran gas serta lanoxin
(digoxin) dikelompokkan dengan penurunan curah jantung.
Perawat juga harusmencantumkaninformasiriwayat kesehatan dibawah diagnosa
keperawatan. Contohnya pasien mempunyai riwayat kanker tulang dan paru, fibralasi atrial, dan
pembesaran prostat. Maka riwayat kanker tulang dan paru dicantumkan di bawah diagnosa nyeri,
gangguan pertukaran gasdan imobilitas; fibralasi atrial di bawah penurunan curah jantung dan
pembesaran prostat dicantumkan di bawah masalah eliminasi.
Ketika memulai menggunakan pemetaan konsep dengan diagnosa medis dan keperawatan
yang baru bagi perawat, perawat mungkin tidak selalu tahu di mana untuk
mengkategorikangejala yang abnormal, nilai laboratorium,pengobatan, obat-obatan, atau
informasi riwayat kesehatan. Jika perawat tidak tahu di mana data harus digunakan tetapi
perawat pikir itu penting, maka list data itu ke sisimap danminta klarifikasi dari klinisi
keperawatan. Setidaknya perawat menyadari data itu penting; walaupun perawat belum memiliki
pengalaman untuk melihat mana data yang cocok pada gambaran klinis keseluruhan pasien
dalam perawatan.
Akhirnya, menentukan kajian prioritas yang masih perlu dilakukan mengenai alasan utama
untuk mencari pengobatan. Tulis di dalam kotak yang berada di tengah. Kajian prioritas ini harus
selesai saat kontak pertama dengan pasien dan dimonitor dengan hati-hati. Fokus pada area kunci
pengkajian fisik yang harus ditampilkan untuk memastikan perawatan pasien yang aman.
3. Langkah ketiga : menganalisa hubungan diagnosa keperawatan (Analyze Nursing Diagnoses
Relationships)
Selanjutnya perawat perlu menganalisa hubungan antar diagnosa keperawatan. Gambarkan garis
diantara diagnosa keperawatan dengan indikasi hubungan seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah
ini :

Contohnya, nyeri berhubungan dengan cemas, imobilitas, infeksi dan nutrisi. Dapat
menjelaskan secara verbaltentangmengapa Anda membuatdiagnosa tersebut. Mengapa nyeri dan
nutrisi ? pada kasus ini jelaskan bahwa pasien dengan mouth ulcer, tidak nyaman dan NGT yang
terpasang, yang memberi kontribusi nyeri. Anda akan segera mengetahui bahwa semua masalah
pada pasien memiliki hubungan. Langkah ke tiga berfokus pada hubungan antar diagnosa dan
memberikan label pada diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan sistem pengklasifikasian
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA).
4. Langkah keempat : mengidentifikasi sasaran, hasil dan intervensi keperawatan (Identifying
Goals, Outcomes And Interventions)
Kemudian pada tahap ini perawat akan menuliskan tujuan, kriteria hasil dan intervensi
keperawatan pasien sehingga dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan untuk masing-masing
diagnosa keperawatan. Seorang perawat pada tahap ini harus membuat daftar intervensi yang
akan diberikan selama berinteraksi dengan pasien. Seorang perawat harus membawa catatan
intervensinya selama berinteraksi dengan pasien untuk melengkapi dan merevisi intervensi
keperawatan tersebut. Untuk menurunkan penulisan, tujuan dan rasional dari intervensi dapat
dijelaskan secara verbal, dan ini menjadi tanggungjawab profesional untuk mengetahui apa yang
menjadi dasar dalam melakukan satu tindakan walaupun tidak dituliskan.

Mempersiapkan untuk mereview intervensi keperawatan dalam preconference klinik,


dimana intervensi keperawatan mengikutsertakan apa yang harus diobservasi secara hati-hati
dan juga memasukkan tentang pengobatan. Meningkatkan pengetahuan pasien juga termasuk
dalam pemberian intervensi keperawatan contohnya mengajarkan klien tehnik nafas dalam dan
imaginasi terbimbing untuk diagnosa Anxiety (kecemasan).

Walaupun seorang perawat belum mempelajari tentang penatalaksanaan tersebut tetapi


perawat mengetahui bahwa penatalaksanaan tersebut perlu dilakukan, sehingga dimasukkan
sebagai daftar tindakan didalam colom intervensi dan juga membuat catatan bagi perawat yang
ditugaskan untuk melakukan perawatan pada pasien tersebut, contohnya pada pasien kurang
gizi, perawat akan menuliskan pasien membutuhkan nutrisi parenteral total dan akan dilakukan
perawatan dengan NGT (Naso Gastrik tube). Dengan menuliskan perawatan tersebut berarti
perawat menunjukkan bahwa nutrisi berhubungan dengan tindakan tersebut dan ini menjadi
aspek yang penting bagi perawatan total yang dibutuhkan oleh pasien. Persiapan untuk diskusi
tentang tujuan menjadi dasar dari intervensi keperawatan walaupun perawat belum dapat
melakukan tindakan tersebut.

5. Langkah kelima : mengevaluasi respon pasien (Evaluate Patient’s Responses)


Pada langkah ini, perawat menuliskan evaluasi tentang respon fisik dan psikologi pasien.
Saat perawat melakukan intervensi keperawatan perawat juga menuliskan respon pasien.
Contohnya, perawat memonittor temperatur pasien pada langkah 4 dengan diagnosa Infeksi,
pada langkah 5 perawat mendokumentasikan temperatur sebagai hasil dari intervensi. Pada
langkah 5 perawat juga menuliskan kesimpulan klinis tentang kemajuan pasien sesuai dengan
hasil yang diharapkan dan efektivitas dari intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
(kriteria hasil). Langkah 5 adalah pernyataan dari kesimpulan untuk masing-masing diagnosa
keperawatan yang dituliskan pada tiap akhir daftar masing-masing intervensi keperawatan dan
respon pasien.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Konsep pemetaan rencana keperawatan adalah sebuah pendekatan inovatif untuk


perencanaan dan pengorganisasian asuhan keperawatan. Pada dasarnya, konsep pemetaan rencana
perawatan adalah diagram masalah atau keluhan pasien dan intervensi

3.2 SARAN

Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami paradigma keperawatan beserta
konsepnya dan juga teori keperawatan agar bisa mengaplikasikannya pada saat bertemu dengan
pasien/klien yang berbeda – beda di rumah sakit nanti.
DAFTAR PUSTAKA:

Carpenito, L.J&Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC

Pamela, Mchugh. (2002). Concept Mapping : A Critical Thinking Approach to Care Planning. United States of
America

Anda mungkin juga menyukai