DISUSUN OLEH:
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, kami pun banyak mendapat banyak ilmu yang berguna ,bagi diri
sendiri dan bagi pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah konsep dasar keperawatan
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca ,dan khususnya pada kita serta dapat
memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua
Saya menyadari makalah yang kami buat ini memeliki kelebihan dan kekurangan. kami mohon untuk
saran dan keritik demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
Bagu, 15-Maret-2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................11
3.2 SARAN...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Pengambilan keputusan
Pemetaan konsep dapat membantu dalam menggali hubungan antar data. Contoh :
perawat mengkaji nyeri pada klien dengan post op-appendisitis. Kemudian, perawat mengambil
salah satu faktor yang mempengaruhi masalah nyeri dan kemudian membuat pemetaannya.
Misalnya untuk menentukan provokatif-paliatif, kita dapat melihat hubungan antar data sehingga
bisa menemukan penyebab yang lebih spesifik.
3. Diagnosis
Pemetaan konsep dapat digunakan dalam membuat diagnosis yang valid atau mengenali
faktor yang berhubungan dengan pengembangan diagnosis. Misalnya, ketika merawat klien
dengan masalah tidak efektif bersihan jalan napas. Maka, perawat dapat menggali faktor apa saja
yang menyebabkan perubahan perfusi jaringan serebral. Kemudian mengambil salah satu faktor
dan menentukan penyebab faktor tersebut sehingga menemukan data yang valid dan spesifik.
4. Klasifikasi nilai
Pemetaan konsep merupakan alat yang efektif untuk mengklarifikasi nilai. Perawat
sebagai individu memiliki nilai. Seorang perawat akan bertanya kepada klien mengenai hal yang
berkaitan dengan budaya dan agama sehingga perawat akan dapat memberikan perawatan
dengan baik karena dapat memilah dan memahami klien sesuai dengan budaya dan agama.
Pemetaan konsep terutama terdiri dari hasil diagnosa keperawatan dan status keperawatan. Fokus
pemetaan konsep adalah rencana keperawatan yang nyata berdasarkan data yang dikumpulkan. Fokus
tidak hanya pada masalah potensial. Pada tahap rencaan keperawatan, yang paling penting adalah
mengenali masalah utama. Perawat tidak harus menyatakan suatu diaganosa keperawatan terlebih dahulu.
Tulis kesan umum pasien setelah perawat meninjau data awal.
Selanjutnya adalah memberikan label pada diagnosa keperawatan. Jika perawat mengetahui pasien
memiliki masalah gangguan pernapasan, maka perawat dapat menuliskan masalah keperawatan seperti :
kerusakan pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan napas, atau ketidakefektifan pola napas. Pada
awalnya tulis saja yang terlintas dipikiran terkait masalah pasien. Yang perawat pikirkan adalah masalah-
masalah pasien. Menyadarisesuatu yang salah dengan pasienlebih penting daripada menerapkan label
yang benar.
2. Langkah kedua : menganalisa dan mengkategorikan data (Analyze And Categorize Data)
Pada langkah ini, perawat harus menganalisa dan mengkategorikan data yang dikumpulkan
dari catatan medis pasien dan pertemuan singkat dengan pasien. Dengan mengkategorikan data,
perawat memberikan bukti untuk mendukung diagnosis medis dan keperawatan. Perawat harus
mengidentifikasi dan mengelompokkan penilaian yang paling pentingdari data yang terkait
dengan alasan pasien untukmencari perawatan kesehatan. Perawat juga harus mengidentifikasi
dan mengelompokkandata pengkajian klinis, perawatan, obat-obatan,dan data riwayat medis
yang terkait dengandiagnosis keperawatan, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar diatas merupakan contoh pemetaan konsep, perhatikan diagnosa keperawatan
berada di luar dari kotak alasan pasien mencari perawatan terhadap kesehatannya. Masing-
masing diagnosa keperawatan adalah tanda klinis dari masalah yang mendorong pembuat peta
konsep menyimpulkan bahwa diagnosa sangat penting bagi pasien pada saat itu.
Dengan demikian, ketika membuat pemetaan konsep rencana keperawatan, perawat harus
menulis data pengkajian klinis yang penting, penatalaksanaan, pengobatan, data riwayat pasien
yang berhubungan dengan masing-masing diagnosakeperawatan. Perawat membutuhkan daftar
data pengkajian mengenai indikator fisik dan emosi dari masalah atau gejala di
bawahdiagnosisyang tepat. Contohnya : Indikator masalah fisik, dari data didapatkan bahwa
frekuensi napas 22 x/ menit, lemah, penurunan suara napas. Ini ditulis di bawah diagnosa
keperawatan “kegagalan pertukaran gas”. Indikator masalah emosi adalah menangis, mengatakan
gelisah, dan mengatakan bahwa ia akan mati. Ini ditulis di bawah diagnosa keperawatan
Ansietas.
Perawat juga harus mencantumkan informasi terkini tentang tes diagnostik,
penatalaksanaan dan pengobatan pada diagnosa yang sesuai. Perawat harus berfikir kritis untuk
menempatkan tes diagnostik, penatlaksanaan dan pengobatan pada kategori yang sesuai.
Misalnya tes diagnostic sel darah putih, Hemoglobin (Hb) dan potassium. Pada kasus ini data sel
darah putih di tulis pada masalah infeksi; Hemoglobin ditulis pada masalah oksigenisasi dan
potassium pada masalah penuruan curah jantung. Pengobatan demoral dikemompokkan pada
masalah nyeri dan ventolin dikelompokkan pada masalah kerusakan pertukaran gas serta lanoxin
(digoxin) dikelompokkan dengan penurunan curah jantung.
Perawat juga harusmencantumkaninformasiriwayat kesehatan dibawah diagnosa
keperawatan. Contohnya pasien mempunyai riwayat kanker tulang dan paru, fibralasi atrial, dan
pembesaran prostat. Maka riwayat kanker tulang dan paru dicantumkan di bawah diagnosa nyeri,
gangguan pertukaran gasdan imobilitas; fibralasi atrial di bawah penurunan curah jantung dan
pembesaran prostat dicantumkan di bawah masalah eliminasi.
Ketika memulai menggunakan pemetaan konsep dengan diagnosa medis dan keperawatan
yang baru bagi perawat, perawat mungkin tidak selalu tahu di mana untuk
mengkategorikangejala yang abnormal, nilai laboratorium,pengobatan, obat-obatan, atau
informasi riwayat kesehatan. Jika perawat tidak tahu di mana data harus digunakan tetapi
perawat pikir itu penting, maka list data itu ke sisimap danminta klarifikasi dari klinisi
keperawatan. Setidaknya perawat menyadari data itu penting; walaupun perawat belum memiliki
pengalaman untuk melihat mana data yang cocok pada gambaran klinis keseluruhan pasien
dalam perawatan.
Akhirnya, menentukan kajian prioritas yang masih perlu dilakukan mengenai alasan utama
untuk mencari pengobatan. Tulis di dalam kotak yang berada di tengah. Kajian prioritas ini harus
selesai saat kontak pertama dengan pasien dan dimonitor dengan hati-hati. Fokus pada area kunci
pengkajian fisik yang harus ditampilkan untuk memastikan perawatan pasien yang aman.
3. Langkah ketiga : menganalisa hubungan diagnosa keperawatan (Analyze Nursing Diagnoses
Relationships)
Selanjutnya perawat perlu menganalisa hubungan antar diagnosa keperawatan. Gambarkan garis
diantara diagnosa keperawatan dengan indikasi hubungan seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah
ini :
Contohnya, nyeri berhubungan dengan cemas, imobilitas, infeksi dan nutrisi. Dapat
menjelaskan secara verbaltentangmengapa Anda membuatdiagnosa tersebut. Mengapa nyeri dan
nutrisi ? pada kasus ini jelaskan bahwa pasien dengan mouth ulcer, tidak nyaman dan NGT yang
terpasang, yang memberi kontribusi nyeri. Anda akan segera mengetahui bahwa semua masalah
pada pasien memiliki hubungan. Langkah ke tiga berfokus pada hubungan antar diagnosa dan
memberikan label pada diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan sistem pengklasifikasian
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA).
4. Langkah keempat : mengidentifikasi sasaran, hasil dan intervensi keperawatan (Identifying
Goals, Outcomes And Interventions)
Kemudian pada tahap ini perawat akan menuliskan tujuan, kriteria hasil dan intervensi
keperawatan pasien sehingga dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan untuk masing-masing
diagnosa keperawatan. Seorang perawat pada tahap ini harus membuat daftar intervensi yang
akan diberikan selama berinteraksi dengan pasien. Seorang perawat harus membawa catatan
intervensinya selama berinteraksi dengan pasien untuk melengkapi dan merevisi intervensi
keperawatan tersebut. Untuk menurunkan penulisan, tujuan dan rasional dari intervensi dapat
dijelaskan secara verbal, dan ini menjadi tanggungjawab profesional untuk mengetahui apa yang
menjadi dasar dalam melakukan satu tindakan walaupun tidak dituliskan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami paradigma keperawatan beserta
konsepnya dan juga teori keperawatan agar bisa mengaplikasikannya pada saat bertemu dengan
pasien/klien yang berbeda – beda di rumah sakit nanti.
DAFTAR PUSTAKA:
Carpenito, L.J&Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC
Pamela, Mchugh. (2002). Concept Mapping : A Critical Thinking Approach to Care Planning. United States of
America