Anda di halaman 1dari 10

Nama : Lale erika cahya kartika

Prodi : S1 keperawatan
Nim : 1420121015
Matkul : Psikososial budaya dalam keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL KLIEN DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PENGETAHUAN PADA
BUDAYA

Kasus
Disebuah Desa Sehat Selalu hiduplah kelurga kecil. Keluarga tersebut berjumlah empat
anggota keluarga yang terdiri dari Nenek N. (60 tahun) Ny X (35 tahun), An. Z (12
tahun) dan An. W (10 tahun). An. Z (12 tahun) kini sedang duduk dibangku sekolah dasar
kelas 6, sedangkan An. W (10 tahun) sedang duduk dibangku sekolah dasar kelas 4. Sang
Nenek seharihari hanya berada dirumah dengan kegiatan memasak dan bersih-bersih
rumah, sedangkan Ny X bekerja sebagai pembantu rumah tangga di seorang tetangganya.
Keluarga Ny X mempunyai kebiasaan memasak sayur blendrang. Di Desa Sehat Selalu
tersebut warga desanya sudah turun temurun memasak dan memakan sayur blendrang
tersebut. Sayur blendrang ini merupakan sayur yang sering dipanasi berhari-hari hingga
menimbulkan rasa gurih dan menjadi bubur. Setiap hari Nenek N sering sekali memasak
sayur blendrang tersebut. Keluarga tersebut tidak mengetahui tentang dampak dari
memasak sayur blendrang terlalu sering bisa menyebabkan Penyakit gondongan akibat
kekurangan yodium. Hal tersebut bisa terjadi karena proses pengolahan makanan yang
lama dan proses pemanasan berulang-ulang membuat manfaat yodium dalam garam
hilang. An. Z mengeluh sakit pada bagian lehernya dan merasa lehernya mengalami
bengkak disertai demam. An Z mengeluh sakit sudah beberapa hari namun keluhan dari
An Z tersebut dianggap sebagai hal biasa. Gejala An Z bertambah disertai susah makan
karena leher dan pipinya membengkak. Ny X sebagai ibu memeriksakan anaknya ke
mantri terdekat dari rumahnya untuk mengetahui sakitnya tersebut. Dari beberapa
keluhan diatas, keluarga tidak memahami atau kurangnya pengetahuan penyakit apa yang
sedang terjadi pada An Z dan apa penyebab dari sakit dari An Z tersebut.
Pengkajian
Defisit Pengetahuan
a. Faktor Teknologi (Technological Factors)
Perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat membawa masyarakat ke
kehidupan yang labih baik lagi. Namun beda halnya bagi orang yang tidak memanfaatkan
teknologi dengan benar ataupun orang yang tidak mengenal teknologi memiliki fungsi
yang berbeda dari yang diharapkan. Keluarga Ny. X merupakan keluarga yang masih
Gaptek atau gagap teknologi sehingga tidak dapat mengakses teknologi tersebut. Hal ini
juga mempengaruhi pada informasi yang di dapat oleh keluarga Ny. X kurang uptodate
atau informasi yang terbaru.
Dalam keluarga Ny. X hanya ada ibu dari Ny. X dan kedua anak dari Ny. X yang masih
Sekolah Dasar. Ibu dari Ny. X berumur 60 tahun dan ibu tidak dapat menggunakan alat
teknologi contohnya Hp begitupun dengan Ny. X yang masih gagap dalam menggunakan
alat teknologi.
Hal yang perlu dikaji:
1. Teknologi apa yang digunakan
2. Bagaimana cara penggunaan teknologi tersebut
b. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)
Sosial yang sangat tinggi pada Desa Sejahtera yang sangat kuat dan keterikatan
keluarganya juga erat mempengaruhi kebiasaan memakan makanan blendrang. informasi
dari antar warga tentang rasa dari blendrang terus menerus dibicarakan sehingga semua
warga juga menerapkan masakan yang diceritakan oleh warga yang lain. Dari hal ini
makanan blendrang semakin banyak dikonsumsi oleh warga di desa Sejahtera tersebut
tanpa memikirkan apakah makanan tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak. Hal yang
perlu dikaji:
1. Bagaimana sosialisai keluarga dengan masyarakat
2. Bagaimana kepercayaan antar tetangga
c. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Budaya yang masih kental dalam keluarga Ny. X mempengaruhi kebiasaan yang
dilakukan oleh keluarga Ny. X . kebiasaan menghangatkan makanan secara terus-
menerus yang dilakukan oleh Ny. X merupakan kebiasaan dari ibu nya yang juga sering
memasak dengan cara demikian sehingga Ny. X menirunya. Kebiasaan-kebiasaan ini
diturunkan dari keluarga ke keluarga yang lain dan menjadi suatu warisan resep makanan
sehingga menjadi kebiasaan di daerah tersebut. Hal yang perlu dikaji:
1. Bagaimana kebiasaan keluarga
2. Bagaimana penerapan budaya nenek moyang yang mengandung mitos
d. Faktor ekonomi ( Economical Factors)
Keluarga Ny. X dalam perekonomian tergolong dalam menengah ke bawah, dan
faktor ekonomi memicu untuk melakukan penghangatan makanan berkali-kali atau yang
disebut dengan blendrang. Menurut kelurga makanan blendrang yang enak dan juga
menghemat makanan dengan cara menghangat kembali makanan-makanan sebelumnya.
Hal yang perlu dikaji:
1. Siapa yang menafkahi.
2. Berapa anggota keluarga dalam satu kepala keluarga.
3. Berapa gaji yang didapat oleh keluarga.
e. Faktor pendidikan(Educational Factor)
Salah satu warga yang sering memanaskan makanan terlalu sering atau yang
disebut dengan blendrang merupakan keluarga dari Ny. X, yang mana pendidikan
terakhir yang dietmpuh oleh Ny. X yaitu SD kelas IV. Dalam keluarga tersebut terdiri
dari ibu dari Ny. X dan kedua orang anaknya sedangkan suami dari Ny. X sedang
merantau di luar kota. Ibu dari Ny. X (Ny. N) buta huruf atau tidak dapat membaca
sedangkan pendidikan dari anak Ny. X masih duduk di kelas VI dan IV SD. Dilihat dari
pendidikan terakhir Ny. X dapat diketahui bahwa pada keluarga tersebut masih minim
mengetahui informasi terkini dari berbagai media.
Pekerjaan dari Ny. X yaitu sebagai pembantu rumah tangga yang hanya bermodal
praktek tanpa didasari ilmu dengan penghasilan tak menentu. Ny. X yang berperan
sebagai kepala rumah tangga dalam keluarganya membuat Ny. X bekerja keras dan hanya
terbantu oleh gaji suami yang tidak menentu kapan datangnya. Ny. X setiap harinya dari
lagi hingga sore menjelang maghrib dan hanya libur hari minggu saja sehingga memiliki
waktu dengan keluarga hanya sehari dalam seminggu. Ibu dari Ny. X hanya mengurus
rumah dan memasak untuk Ny. X dan kedua cucunya, Ny. N yang tidak mengikuti
perkembangan zaman begitupun dengan Ny. X hanya melakukan kegiatan sehari-hari
dengan kebiasaan yang dilakukan oleh Ny. N disaat dahulu. Keputusan yang diambil
dalam keluarga Ny. X adalah Ny. N Sehingga Ny. X tidak dapat mengambil keputusan
sendiri tanpa adanya persetujuan dari Ny. N. Sehingga peraturan dan kebiasaan yang
dilakukan oleh Ny. N menurun pada kebiasaan Ny. X dan juga kedua cucunya. Dalam
artian, pada keluarga Ny. X pendidikan sangat mempengaruhi kebiasaan yang
dilakukannya hal ini berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gaya hidup yang benar
dan sehat dan juga tidak dapat mengakses media informasi sehingga menimbulkan
keminimalan pengetahuannya tentang dunia luar. Hal yang perlu dikaji:
1. Pendidikan terakhir dalam keluarga
2. Anggota yang berperan dalam mengambil keputusan
Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan keluarga b.d ketidaktahuan keluarga dalam proses pengolahan makanan.
Ketidakpatuhan pengobatan b.d budaya keluarga yang dianut
Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Defisit Knowledge : - Cultural care perservation atau
pengetahuan disease process maintenance
keluarga
b.d Knowledge : Health -Beri dukungan keluarga mengenai

ketidaktahuan behavior pengetahuan keluarga tentang efek


keluarga dalam
proses dari proses pengolahan makanan.
pengolahan Setelah -Identifikasi sejauh mana
makanan
dilakukan pengetahuan keluarga tentang efek
pendekatan dari proses pengolahan makanan
keperawatan selama - Bersikap tenang dan tidak terburu-
2x24 jam masalah buru saat berinteraksi dengan
defisit pengetahuan keluarga
dapat teratasi - Diskusikan kesenjangan budaya
dengan kriteria hasil yang dianut keluarga dan perawat
adalah :
Keluarga Cultural care accomodation atau
-

menyatakan negosiation
pemahaman tentang - Gunakan bahasa yang mudah
efek dari proses dipahami oleh keluarga saat
pengolahan melakukan pendekatan keperawatan
makanan Libatkan semua anggota keluarga
-

Keluarga mampu dalam perencanaan perawatan terkait


melaksanakan dengan pemahaman tentang proses
prosedur yang pengolahan makanan
dijelaskan secara - Lakukan negoisasi dengan keluarga
benar mengenai tata cara proses
pengolahan yang benar
-Apabila konflik tidak terselesaikan,

lakukan negoisasi di mana


kesepakatan berdasarkan
pengetahuan, pandangan keluarga
dan standar etik.

Cultural care repartnering atau


recontruction
- Beri kesempatan pada keluarga
untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
- Tentukan tingkat perbedaan keluarga
dari budaya kelompok
- terminologi gejala keluarga ke
dalam bahasa kesehatan yang dapat
dipahami oleh keluarga

2. Ketidakpatuhan Setelah - Cultural care perservation atau


pengobatan b.d dilakukan maintenance
budaya pendekatan - Beri dukungan keluarga mengenai
keluarga yang keperawatan selama pengobatan untuk menangani
dianut 2x24 jam masalah masalah kekurangan yodium
ketidakpatuhan - Beri instruksi tertulis tentang
pengobatan dapat manfaat pelayanan kesehatan sesuai
teratasi dengan kebutuhan keluarga
dengan -Identifikasi sejauh mana pengetahuan
kriteria hasil : keluarga tentang pengobatan untuk
Keluarga menangani masalah kekurangan
melaporkan
penggunaan strategi yodium
untuk Bersikap tenang dan tidak
-
menghilangkan
perilaku tidak sehat terburuburu saat berinteraksi dengan
dan keluarga
memaksimalkan
kesehatan Diskusikan kesenjangan budaya
-

yang dianut keluarga dan perawat


Keluarga mampu
menggunakan - Cultural care accomodation atau
layanan kesehatan negosiation
sesuai dengan - Gunakan bahasa yang mudah
kebutuhan dipahami oleh keluarga saat
Keluarga melakukan pendekatan keperawatan
menunjukkan - Libatkan semua anggota keluarga
kepatuhan pada
pengobatan dan dalam perencanaan perawatan terkait
program pengobatan masalah kekuranagn
penanganan
yodium
Apabila konflik tidak terselesaikan,
-

lakukan negoisasi di mana


kesepakatan berdasarkan
pengetahuan, pandangan keluarga
dan standar etik.

- Cultural care repartnering atau


recontruction
Beri kesempatan pada keluarga
-

untuk memahami informasi yang


diberikan dan melaksanakannya
- Tentukan tingkat perbedaan keluarga
dari budaya kelompok

Implementasi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi
1. Defisit pengetahuan -Cultural care perservation atau maintenance
keluarga b.d ketidaktahuan - Keluarga paham mengenai efek samping dari
keluarga dalam proses
pengolahan makanan proses pengolahan makanan yang tidak benar
- Tidak ada kesenjangan antara perawat dan
keluarga

- Cultural care accomodation atau negosiation


Perawat dan keluarga sama-sama paham akan
bahasa yang digunakan saat melakukan
pendekatan keperawatan
- Semua keluarga turut hadir dalam melakukan
intervensi keperawatan
- Keluarga sudah sedikit mau untuk sedikit
merubah tata cara mengolah makanan dengan
benar

- Cultural care repartnering atau reconstruction


- Keluarga paham mengenai informasi tentang
tata cara mengolah makanan yang benar
Keluarga paham tentang tanda dan gejala
-

mengenai penyakit gondongan karena proses


pengolahan makanan yang salah

2. Ketidakpatuhan pengobatan -Cultural care perservation atau maintenance


b.d budaya keluarga yang - Keluarga sedikit paham mengenai manfaat
dianut pelayanan kesehatan
- Keluarga sudah mengerti tentang pengobatan
untuk menangani masalah kekurangan yodium
- Perawa dan keluarga dapat menoleransi budaya
masing-masing
- Cultural care accomodation atau negosiation
- Perawat dan keluarga sama-sama paham akan
bahasa yang digunakan saat melakukan
pendekatan keperawatan
- Semua keluarga turut hadir dalam melakukan
intervensi keperawatan
- Konflik anatara keluarga dan perawat
terselesaikan, walaupun membutuhkan waktu
yang lumayan lama
- Cultural care repartnering atau reconstruction
- Keluarga paham akan informasi tentang tata
cara pengolahan makanan yang benar
- sudah mau dan mampu melakukan proses

pengolahan makanan secara benar

Evaluasi
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Defisit pengetahuan keluarga b.d S : Keluarga
ketidaktahuan keluarga dalam proses
mengatakan paham
pengolahan makanan
tentang efek dari proses
pengolahan makanan
O : Keluarga mampu
menytakan tata cara
proses pengolahan
makanan dengan benar
A : masalah defisit
pengetahuan teratasi P :
terminasi intervensi
2. Ketidakpatuhan pengobatan b.d budaya S : Keluarga
keluarga yang dianut
mengatakan sudah
mengikuti program
intervensi pemerintah
O : Keluarga tampak
patuh dalam mengikuti
program intervensi
pemerintah
A : masalah
ketidakpatuhan
pengobatan teratasi P :
terminasi intervensi

Anda mungkin juga menyukai