DI SUSUN OLEH
(1420121015)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, saya pun banyak mendapat banyak ilmu
yang berguna ,bagi diri sendiri dan bagi pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah keperawatan dasar II
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca ,dan khususnya pada
kita serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua
Saya menyadari makalah yang kami buat ini memeliki kelebihan dan kekurangan. kami
mohon untuk saran dan keritik demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................7
3.2 SARAN..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia, manusia tidak akan luput dari sehat dan sakit. Pada saat manusia
sehat, tubuh manusia berada dalam kondisi stabil tidak ada gangguan, akan tetapi pada saat kita
dalam keadaan sakit seluruh tubuh kita tidak akan stabil. Oleh karena itu dalam hal ini perawat
sangat dibutuhkan untuk membantu manusia untuk menjadi stabil kembali yaitu menjadi sehat.
Oleh karena itu juga perawat harus mengerti tentang proses keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi hingga evaluasi. Proses keperawatan memberikan kerangka
yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta
merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik
aktual maupun potensial dalam mempertahankan yang namanya kesehatan. Pengkajian adalah
tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis
dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam meberikan asuhan keperawatan sesai dengan
kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai
dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu, sebagaimana yang telah
ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari American Nursing Association (ANA).
Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses keperawatan dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan data-data pasien. Supaya dapat mengidentifikasi masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Pengkajian
yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu
diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan, meliputi
pengumpulan data, analisis data, sistematika data, penentuan masalah, dan dokumentasi data.
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan & merupakan proses
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi &
mengidentifikasi status kesehatan klien.
2. Data Objektif
Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk
membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui
pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila
perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan,
maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada
observasi : “klien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Perawat berusaha mengajak klien berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan tidak
menjawab pertanyaan perawat. Selama sehari klien tidak mau makan makanan yang
diberikan”, jika keadaan klien tersebut ditulis oleh perawat bahwa klien depresi berat, maka
hal itu merupakan perkiraan dari perilaku klien dan bukan data yang aktual. Diperlukan
penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya
sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa
diantisipasi dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat
data yang relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap
masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus.
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang
sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
2. Sumber data sekunder
Jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang
menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar. Informasi
dapat diperoleh melalui orang terdekat seperti orang tua, suami atau istri, anak, teman klien.
3. Sumber Data Lain
Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat
digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
a. Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang
diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada
identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
b. Konsultasi
Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis,
khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan
melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu
menegakkan diagnosa.
c. Hasil pemeriksaan diagnostik
Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat
sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil
pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari
tindakan keperawatan.
d. Perawat lain
Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus
meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk
kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
e. Kepustakaan
Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca
literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur sangat
membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.
Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, observasi, pemeiksaan
fisik serta studi dokumentasi.
3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan adalah seluruh
rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkaitan dengan kiat-kiat
keperawatan yang dimulai dari pengkajian hingga evaluai dalam usahan memperbaiki atau
memelihara derajat kesehatan yang optimal. Proses keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi hingga evaluasi. Pengkajian adalah upaya mengumpulkan
data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
3.2. Saran
Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami agar bisa
mengaplikasikannya pada saat bertemu dengan pasien/klien yang berbeda – beda di rumah sakit
nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, L., dkk. (2015). Gambaran tingkat pengetahuan perawat dalam penerapan standar asuhan
keperawatan di ruangan rawat inap interna RSUD Datoe Binangkang. E-jurnal keperawatan, 3(3)
Hidayah, N. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Dalam
Peningkatan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan, 7, 410-426.
Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika
Potter, P., & G. Perry, A. (2010)` Fundamental Of Nursing. Jakarta: Salemba Medika
Retnaningsing, D. & Fatmawati, D. (Maret 2015). Beban Kerja Perawat Terhadap Implementasi
Patient Safety di Ruang Rawat Inap. Jurnal Keperawatan
Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal IKESMA, Vol. 4, No. 2
Supratti, & Ashriady. (Juli 2016). Pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Mamuju, Indonesia. Jurnal Kesehatan Manarang, Vol. 2, No. 1, Hal. 44-47
Tarwoto, & Wartono. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Yogyakarta:
Salemba Medika
Wirawan, E. A., dkkk. (Mei 2013). Hubugan Antara Supervisi Kepala Ruang dengan
Pendokuumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ambrawa. Jurnal
Managemen Keperawatan, Vol. 1, No. 1, Hal. 2-4
Yanti, R. I., & Warsito, B.E. (November 2013). Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, dan
Supervisi dengan Kualitas Pendokumentasian Proses Asuhan Keperawatan. Jurnal Managemen
Keperawatan, Vol. 1, No. 2, Hal. 108