2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan BUKU SAKU yang berjudul “KETERAMPILAN
DASAR”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi besar alam,
Muhammad SAW. Adapun tujuan BUKU SAKU ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas
mata kuliah Keterampilan Dasar Keperawata
Dengan harapan BUKU SAKU “KETERAMPILAN DASAR” ini bisa menambah pengetuahuan,
menambah wawasan dan mendatangkan manfaat.
SAYA menyadari bahwasanya dalam penyusunan BUKU SAKU ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, SAYA
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi SAYA untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang. Aamiin.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengatar ........................................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................………………………………………………1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................……………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................…………………………………...3
2.1.pengkajian dan anamnesa..................................................................................................... 3
2.2.pemeriksaan fisik................................................................................................................6
2.3. Pemeriksaan TTV..........................................………………………………………………………………………20
2.4. pemeriksaan diagnostic/penunjang(laboratorium) dan nilai lab lengkap........…………………..23
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................................40
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................40
3.2. Saran ....................................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengkajian adalah usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari
klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis,mnyeluruh,akurat,singkat dan berkesinambungan( Muttagin, Arif : 2010:2)Pengkajian
yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan yang meliputi
:pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah. Adapula yang
menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data.
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan wktu sebelumnya, serta
untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya ( Potter,Perry,2009:838 ).
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan
data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Iyer et al., 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam meberikan
asuhan keperawatan sesai dengan kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu pengkajian yang
benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan snagat penting dalam merumuskan suatu
diagnosis keperawatan dan dalammemberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon
sebagiaman yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan. kegiatan dalam
pengkajian adalah pengumpulan data.
dalam pengumpulan data adalah kegiatan untuk menghimpun informasi tentang status
kesehatan klien Macam - Macam Data •Data Dasar informasi mengenai staus kesehatan klien
seperti : data umum, data demografi, dan riwayat keperawatan • Data Fokus Seperti ungkapan
klien maupun hasil pemeriksaaan langsung dari perawat, jika pasien tidak sadar dapat diambil
data hasil pemeriksaan. •Data Subjektif seperti ungkapan keluhan dari klien secara langsung
dan dapat diperoleh dari orang lain yang mengetahui keaadaan klien secara langsung.contoh
:merasa pusing, mual, nyeri dada, dan lain lain. •Data objektif seperti data yang diperoleh oleh
perawat secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan pada klien. contoh : tekanan darah
120/80 mmHg, konjungtiva anemis Sumber Data 1. Sumber Data Primer sumbernya adalah
klien itu sendiri. Jika klien tidak sadar atau masih bayi perawat dapat menggunakan data
objektif untuk menegakan Diagnosis Keperawatan. 2. Sumber Data Sekunder sumbernya adalah
keluarga, orang terdekat, dan orang lain yang tahu tentang status kesehatan klien.
1
Selain itu tenaga kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, laboratorius, ahli gizi, dll Teknik
Pengumpulan Data 1. Anamnesis Anamnesis adalah tanya jawab secara langsung dengan klien
atau autoanamnesis maupun secara tidak langsung dengan keluarga atau alloanamnesis utntuk
menggali tentang status kesehatan klien. dalam anamnesis ini perawat membangun hubungan
saling percaya antara klien dengan perawat. 2. Observatif tindakan yang mengamati secara
umum terhadap perilaku dan keadaan klien. 3. Pemeriksaan Pemeriksan fisik merupakan
pemeriksaan tubuh untuk menemukan kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh
dengan empat metode yaitu melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan
mendengarkan atau auskultasi (Raylene M Rospond, 2009;Lyrawati, 2009). Pemeriksaan fisik
head to toe perlu dilakukan dengan benar karena hasil pemeriksaan fisik dapat dijadikan dasar
bagi perawat untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang selanjutnya sebagai dasar asuhan
keperawatan. Hasil ini dapat diperoleh selama proses pendidikan. Anamnesa adalah : Cara
pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien ( Auto anamnese )
atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa
didapatkan dari anamnese. Tujuan anamnesis: Untuk mendapatkan keterangan sebanyak-
banyaknya mengenai penyakit pasien ,Membantu menegakkan diagnosa sementara,Ada
beberapa penyakit yang sudah dapat ditegaskan dengan anamnese saja,Menetapkan diagnosa
banding ,Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya Langkah-langkah anamnesis
Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan ,lengkap (informasi biografi ),Keluhan
utama,Riwayat kesehatan saat ini ,Riwayat penyakit terdahulu Kaji data pasien: • Nama • Umur
• Jenis Kelamin • Nama Orang tua • Alamat • Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua •
Agama dan Suku Bangsa
Tujuan penulisan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan memahami pengkajian dan
anamnesa,pemeriksaan fisik,nilai normal ttv,pemriksaan penun jang dan cara pengendalian
virus.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan wktu sebelumnya, serta
untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya ( Potter,Perry,2009:838 ).
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et al., 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam meberikan asuhan keperawatan sesai dengan kebutuhan individu (klien).Oleh
karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan snagat penting
dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalammemberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan respon individu, sebagiaman yang telah ditentukan dalam standar praktik
keperawatan.
kegiatan dalam pengkajian adalah pengumpulan data. dalam pengumpulan data adalah
kegiatan untuk menghimpun informasi tentang status kesehatan klien
3
Macam - Macam Data
•Data Dasar
informasi mengenai staus kesehatan klien seperti : data umum, data demografi, dan riwayat
keperawatan
• Data Fokus
Seperti ungkapan klien maupun hasil pemeriksaaan langsung dari perawat, jika pasien tidak
sadar dapat diambil data hasil pemeriksaan.
•Data Subjektif
seperti ungkapan keluhan dari klien secara langsung dan dapat diperoleh dari orang lain yang
mengetahui keaadaan klien secara langsung.contoh :merasa pusing, mual, nyeri dada, dan lain
lain.
•Data objektif
seperti data yang diperoleh oleh perawat secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan
pada klien. contoh : tekanan darah 120/80 mmHg, konjungtiva anemis
Sumber Data
sumbernya adalah klien itu sendiri. Jika klien tidak sadar atau masih bayi perawat dapat
menggunakan data objektif untuk menegakan Diagnosis Keperawatan.
sumbernya adalah keluarga, orang terdekat, dan orang lain yang tahu tentang status kesehatan
klien. Selain itu tenaga kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, laboratorius, ahli gizi, dll
1. Anamnesis
Anamnesis adalah tanya jawab secara langsung dengan klien atau autoanamnesis maupun secara
tidak langsung dengan keluarga atau alloanamnesis utntuk menggali tentang status kesehatan
klien. dalam anamnesis ini perawat membangun hubungan saling percaya antara klien dengan
perawat.
2. Observatif
4
tindakan yang mengamati secara umum terhadap perilaku dan keadaan klien.
3. Pemeriksaan
Pemeriksan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menemukan kelainan dari suatu
sistim atau suatu organ tubuh dengan empat metode yaitu melihat (inspeksi), meraba (palpasi),
mengetuk (perkusi) dan mendengarkan atau auskultasi (Raylene M Rospond, 2009;Lyrawati,
2009). Pemeriksaan fisik head to toe perlu dilakukan dengan benar karena hasil pemeriksaan
fisik dapat dijadikan dasar bagi perawat untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang
selanjutnya sebagai dasar asuhan keperawatan. Hasil ini dapat diperoleh selama proses
pendidikan.
Anamnesa adalah : Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung
pada pasien ( Auto anamnese ) atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80%
untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnese.
Tujuan anamnesis:
Langkah-langkah anamnesis
• Nama
• Umur
• Jenis Kelamin
Tujuan
5
•Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
•Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan.
•Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan.
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan melihat langsung seluruh tubuh pasien
atau hanya bagian tertentu yang diperlukan. Metode ini berupaya melihat kondisi klien dengan
menggunakan ‘sense of sign’ baik melalui mata telanjang atau alat bantu penerangan (lampu).
Inspeksi adalah kegiatan aktif, proses ketika perawat harus mengetahui apa yang dilihatnya dan
dimana lokasinya. Metode inspeksi ini digunakan untuk mengkaji warna kulit, bentuk, posisi,
ukuran dan lainnya dari tubuh pasien.
2.Palpasi
6
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense of touch’ Palpasi
adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian
tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif
digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya metode palpasi ini dapat digunakan untuk
mendeteksi suhu tubuh(temperatur), adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran.
Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh. Teknik palpasi dibagi menjadi dua:
a. Palpasi ringan
Caranya : ujung-ujung jari pada satu/dua tangan digunakan secara simultan. Tangan
diletakkan pada area yang dipalpasi, jari-jari ditekan kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil.
Caranya : untuk merasakan isi abdomen, dilakukan dua tangan. Satu tangan untuk
merasakan bagian yang dipalpasi, tangan lainnya untuk menekan ke bawah. Dengan Posisi
rileks, jari-jari tangan kedua diletakkan melekat pd jari2 pertama
3. Perkusi
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah: bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
7
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan
mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia,
TBC.
Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi.
Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun
ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu.
Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Kelengkapan dan keluasan pengkajian mata bergantung pada informasi yang diperlukan.Secara
umum tujuan pengkajian mata adalah mengetahui bentuk dan fungsi mata.
Dalam inspeksi mata, bagian-bagian mata yang perlu diamati adalah bola mata, kelopak
mata, konjungtiva, sklera, dan pupil.
a. Amati bola mata terhadap adanya protrusi, gerakan mata, lapang pandang, dan visus.
8
diperlukan alan tonometri yang memerlukan keahlian khusus.Lakukan palpasi pada kedua mata.
Bila tekanan bola mata meninggi, mata teraba keras.
Prosedur pelaksanaan
Persiapan alat :
9
18. Larutan clorin 0,5 %
19. Kapas alcohol
20. Pengukur timggi badan
Cara pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan/ beritahu prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan berbaring
4. Lakukan pemeriksaan keadaan umum pasien ( status kesadaran ).dengan cara baik kualitatif
maupun kuantitatif
Secara kualitatif:
10
Secara kuantitatif:
Respon Nilai
1. Membuka mata
Spontan 4
Dengan diajak bicara 3
Dengan rangsangan nyeri 2
Tidak membuka 1
2. Respon verbal
Sadar dan orientasi data 5
Berbicara tanpa kacau 4
Berkata tanpa arti 3
Hanya mengerang 2
Tidak ada suara 1
3. Respon motorik
Sesuai perintah 6
Terhadap rangsangan nyeri 5
1) Timbul gerakan normal 4
2) Fleksi cepat dan abduksi bahu 3
3) Fleksi lengan dengan abduksi bahu 2
4) Ekstensi lengan, adduksi,endorotasi bahu,pronasi lengan bawah 1
5) Tidak ada gerakan
Inspeksi dan palpasi pada kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimestrian,warna
rambut,ada tidaknya pembengkakan,kelembaban,lesi,edema,serta bau.
11
Inspeksi pada wajah dengan menilai adanya asimetri atau tidak,asimetri pada wajah dapat
disebabkan pada paralisis ,kemudian menilai adanya pembengkakan daerah wajah atau
palpebra atau apakah terjadi cloasma atau tidak.
6. Lakukan pemeriksaan mata, dengan cara:
12
Inspeksi daun telinga untuk melihat bentuk,ukuran
Inspeksi liang telinga dengan speculum untuk melihat adanya keradangan,kebersihan atau
benda asing.
Inspeksi struktur telinga tengah (membrane tympany),dengan menggunakan stetoskop
Lakukan uji pendengaran antara lain :
a. Uji rinne dengan meletakan batang vibrasi dan garputala pada tulang mastoid sampai
anak tidak mendengar dan pindahnya garputala ke dekat liang telinga.
b. Uji weber dengan cara pegang garputala pada garis tengah kepala atau dahi, kemudian
lakukan penelitian lateralisasi.
9. Lakukan pemeriksaan mulut dan faring,dengan cara:
Inspeksi pada rongga mulut untuk melihat adanya stomatitis atau tidak,kemampuan
menggigit ,mengunyah,menelan dengan cara anjurkan pasien membuka mulut.
Amati bibir untuk melihat warna,simestris,ada tidaknya lesi,kelembaban serta ada tidaknya
pembengkakan.
Amati keadaan gigi untuk melihat ada tidaknya karang gigi,karies.
Amati gusi untuk melihat ada tidaknya edema serta warna .
Amati lidah,tetang kebersihan, warna, kesimestrisan,kelembaban serta ada tidakmya luka
dan pembengkakan.
Amati keadaan faring dengan menggunakan spatel lidah yakni menekan bagian samping
lidah dan gunakan lampi senter untuk melihat kondisi faring.
10. Lakukan pemeriksaan leher,dengan cara:
13
Inspeksi adanya kesimetrisan, pergerakan,ada tidakya masa dan kekakuan leher.
Inspeksi bentuk dan ada tidaknya pembesaran pada kelenjar thyroid.
Palpasi dengan menggunakan satu tangan dari samping atau dua tangan dari belakang
dengan jari- jari meraba permukaan kelenjar dan pasien anjurkan untuk menelan,apabila
teraba saat menelan maka kelenjar thyroid ada pembesaran.
Palpasi pada vena jugularis untuk melihat ada tidaknya tekanan
Inspeksi dan palpasi pada kelenjar limfe untuk melihat ukuran,bentuk dan konsistensi.
11. Lakukan pemeriksaan kulit,dengan cara:
14
Bila terdapat pada telapak tangan , kaki danmuka bukan sclera
menunjukan adanya akibat memakan wortel wortel dan
kentang.
Bila pada area kulit terbuka tidak pada sclera dan membrane
mukosa menunjukan adanya penyakit ginjal kronik.
Pucat (kurang merah muda Menunjukan adanya sinkop ,demam,syok,dan anemia
pada orang kulit putih) atau
wana abu- abu pada kulit
hitam
Kekurangan warna secara Albinisme
umum
Normal: agak kering Kulit kering pada daerah bibir,tangan atau genital menunjukan
adanya dermatitis kontak
Normal: membrane mukosa Kekeringan yang menyeluruh di sertai dengan lipatan dan
lembab membrane mukosa yang lembab menunjukan terlalu terpapar
dengan sinar matahari dan sering mandi atau kurang gizi
.sedang kering pada membrane mukosa menunjukan adanya
dehidrasi serta adanya kedinginan,menunjukan adanya syok
Sumber : joyce engel,1995
Palpasi pada daerah kulit dengan punggung tangan pada ekstremitas dan bagian tubuh
lain.
Kondisi patologis
15
Hipertermia lokal menunjukan adanya luka bakar atau inspeksi
Patologis
Kulit kasar dan kering menunjukan terlalu sering mandi,kurang gizi,terpapar cuaca,gangguan
endoktrin
Kulit mengelupas atau bersisik pada jari – jari tangan atau kaki menunjukan adanya
eczema,dermatitis atau inspeksi jamur.
Bercak – bercak hipopigmentasi dan bersisik pada muka dan tubuh bagian atas menunjukan
ekzema.
Sumber : joyce engel,1995
Palpasi turgor kulit dengan mencubit lengan atas atau abdomen dan melepaskanya
secara cepat.
Normal Patologis
Normal : kulit kembali seperti semula dengan cepat Lipatan kulit kembalinya lambat dan
tanpa meninggalkan tanda. adanya tanda menunjukan adanya
dehidrasi atau malnutrisi,penyakit
kronik atau gangguan otot.
Sumber : joyce engel ,1995
Palpasi edema kulit dengan menekan kulit yang kelihatan membengkak dengan jari
telunjuk.
Table kondisi patologis edema kulit
Patologis
16
Lekukan telunjuk yang menetap setelah telunjuk diangkat menunjukan adanya pitting edema.
Edema daerah periorbital menunjukan adanya banyak menangis,alergi,baru bangun tidur
atau penyakit ginjal.
Edema pada esktremitas bawah dan bokong menunjukan kelainan pada ginjal dan jantung.
Sumber : joyce engel,1995
12. Lakukan pemeriksaan payudara, dengan cara:
17
membandingkannya kemudian dari bagian atas ke bawah dan menekan daerah stetoskop yang
kuat.
14. Lakukan pemeriksaan jantung dimulai dengan:
Inspeksi daerah abdomen untuk menilai ukuran dan bentuk abdomen, masa dan adanya
pembuluh darah
Auskultasi untuk mendengarkan adanya bising usus
Perkusi pada lapangan abdomen melai dari epgastrium untuk mengetahui bunyi adanya
ascites.
Palpasi pada daerah abdomen untuk mengetahui nyeri tekan,adanya benjolan,atau
keadaan organ seperti hepar,lien,ascites,dan lain – lain.
16. Lakukan pemeriksaan pada bagian genetalia eksterna dan anus ,dengan cara:
Inspeksi keadaan kebersihan rambut pubis,kulit sekitar pubis,bagian dalam labia mayora
atau minora,klitoris,lubang uretra serta ada tidaknya perdarahan.
17. Lakukan pemeriksaan ekstremita, dengan cara:
18
Pemeriksaan uji adanya skoliosis,dengan cara biarkan pasien berdiri tegak,observasi dari
belakang ketidak simetrisan bahu dan panggul. Biarkan pasien untuk membungkuk ke depan
pada panggul sampai punggng dan observasi dari samping dan perhatikan ketidak simetrisan
atau penonjolan tulang rangka.
Pemeriksaan uji kekuatan pada lengan dengan cara anjurkan pasien untuk mengangkat
tangan sambil melawan tekanan dari tangan anda.uji kekuatan kaki,dengan cara minta pasien
duduk dengan kaki menggantung ,uji kekuatan telapak tangan ,dengan cara minta pasien
meremas jari anda sekuat mungkin,uji kekuatan telapak kaki dengan cara minta pasien untuk
menfleksikan plantar ( dorong telapak kaki kea rah lantai) sambil menekan telapak kaki.
18. Lakukan pemeriksaan neurologis / syaraf ,dengan cara:
Inspeksi kelainan umum neurologis seperti adanya kejang tremor ,korea, parese,
paralisis,hemiparase, diplegia, paraplegia,tetraplegia,dan laim – lain
Periksa tanda meningeal,seperti kaku kuduk,brudzinski,dengan cara pasien diatur posisi
terlentang kemudian leher ditekuk apabila terdapat tahanan dagu dan tidak menempel atau
mengenai bagian dada maka terjadi kaku kuduk ( positif),brudzinski 1 dengan cara pasien diatur
posisi terlentang,letakan satu tangan dibawah posisi terlentang,letakan satu tangan dibawah
kepala pasien terlentang,kemudian tangan lain.diletakan di dada mencegah badan terangkat,
kemudian kepala difleksikan ke dada,adanya rangsangan maningeal apabila kedua tungkai
bawah akan ( terangkat) fleksi pada sendi panggul dan lutut,brudzinski II dengan cara pasien
diatur terlentang,fleksikan secara pasif tungkai atas pada sendi panggul,ikuti fleksi tungkai
lainya apabila sendi lutut lainya dalam keadaan ekstensi maka adanya tanda meninggal dan
tanda kernig,dengan cara atur posisi dalam keadaan terlentang,fleksikan tungkai bawah pada
19
sendi lutut ,penilainya dalam keadaan normal tungkai bawah dapat membentuk sudut 135
derajat terhadap tungkaia atas.
Periksa kekuatan dan tonus otot,dengan cara dengan menilai pada bagian ekstremitas
dengan cara memberi tahanan atau mengangkat atau menggerakan bagian otot yang akan
dinilai.
Table tingkat reflek
Pemeriksaan tanda vital merupakan bagian dari data dasar yang dikumpulkan oleh
perawat selama pengkajian.Perawat mengkaji tanda vital kapan saja klien masuk ke bagian
perawatan kesehatan.Tanda vital dimasukkan ke pengkajian fisik secara menyeluruh atau diukur
satu persatu untuk mengkaji kondisi klien. Penetapan data dasar dari tanda vital selama
pemeriksaan fisik rutin merupakan control terhadap kejadian yang akan datang.
Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernafasan, tekanan darah dan
suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam menilai fisiologis dari sistem tubuh
secara keseluruhan
1. Pemeriksaan Nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan
jantung. Setiap kalibilik kiri jantung menegang untuk menyemprotkan darah ke aorta yang sudah
penuh, maka dinding arteria dalam sistem peredaran darah mengembang atau mengembung
20
untuk mengimbnagi bertambahnya tekanan. Mengembangnya aorta menghasilkan gelombang di
dinding aorta yang akan menimbulkan dorongan atau denyutan.
21
Usia 1 – 6 bulan : 90/60 mmHg
3. Pemeriksaan Pernafasan
22
Dewasa : 12-20
4. Pemeriksaan Suhu
Merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme
dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi maupun metabolisme
darah.Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan yakni demam (di atas >
37°C).Suhu yang tinggi juga dapat disebabkan oleh hipertermia.Suhu tubuh yang jatuh atau
hipotermia juga dinilai.Untuk pemeriksaan yang cepat, palpasi dengan punggung tangan dapat
dilakukan, tetapi untuk pemeriksaan yang akurat harus dengan menggunakan
termometer.Termometer yang digunakan bisa berupa thermometer oral, thermometer rectal dan
thermometer axilar.
Proses pengaturan suhu terletak pada hypotalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian depan
hypotalamus dapat mengatur pembuangan panasdan hypotalamus bagian belakang mengatur
upaya penyimpanan panas.
Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui oral, rektal, dan aksila yang digunakan untuk menilai
keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit.
Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3 – 5 menit.
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36ºC – 37,5ºC.
23
Merupakan pemeriksaan tang menggunakan bahan atau specimen darah.beberapa
pemeriksaan di bawah ini yang menggunakan darah,antara lain:
1. Sgpt (serum glutamik piruvik transaminase ) atau alanin amoniotransferase
Pemeriksaan SGPT bertujuan untuk mendeteksiadanya kerusakan hepatoseluler.
2. Albumin
Pemeriksaan albumin bertujuan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesa oleh
hepar.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti sirosis,luka
bakar,gangguan ginjal atau kehilangan protein dalam jumlah yang banyak
3. Asam urat
Pemeriksaan asam urat bertujuan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal,anemia asam folat,luka
bakar,kehamilan .terjadi peningkatan pada asam urat dapat diindikasikan penyakit ,seperti
leukemia, kanker,eklamsia berat,gagal ginjal,malnutrisi dan lain- lain.
4. Blirubin (total,direk,dan indirek)
Pemeriksaan blirubin bertujuan untuk mendeteksi kadar bilirubin yang dapat mendeteksi adanya
ikterik obstruktif oleh karena batu atau neoplasma,hepatitis,sirosis pada bilirubin direk.pada
bilirubin indirek dapat mendeteksi adanya anemia,malaria,dan lain – lain.
5. Estrogen
Pemeriksaan estrogen bertujuan untuk mendeteksi disfungsi ovarium,gejala menopause dan
pasca menopause,stress psikogenik.nilai estrogen meningkat dapat indikasikan adanya tumor
ovarium,adanya kehamilan dan lain – lain.
6. Gas darah arteri
Pemeriksaan gas darah arteri bertujuan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa
yang disebabkan oleh karena gangguan respiratorik atau gangguan metabolic.
7. Gula darah puasa
Pemeriksaan gula darah puasa bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes,atau reaksi
hipoglikemik.
8. Gula darah posprandial
Pemeriksaan gula darah posprandial bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes,atau reaksi
hipoglikemik,yang dilakukan setelah makan.
9. Gonadotropin korionik manusia atau HCG
Pemeriksaan HCG bertujuan untuk mendeteksi adanya kehamilan,karena HCG adalah hormon
yang diproduksi oleh plasenta.
10. Hematokrit
Pemeriksaan hematokrit bertujuan untuk mengukur konsentrasi sel – sel darah merah dalam
darah,yanmg dapat mendeteksi adanya anemia,kehilangan darah,gagal ginjal kronik,defisiensi
vitamin B dan C.apabila terjadi peningkatan kadar hematokrit dapat diindikasikan adanya
dehidrasi ,asidosis,trauma,perbedaan dan lain – lain.
11. Trombosit
Pemeriksaan trombosit bertujuan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan
dengan pendarahan, dan trombositosis yang menyebabkan peningkatan pembekuan.
24
12. Masa tromboplastin parsial( PTT),masa tromboplastin parsial teraktivasi( APTT)
Pemeriksaan PTT/ APTT bertujuan untuk mendeteksi defisiensi faktor pembekuan kecuali faktor
VII,VII,mendeteksi variasi trombosit,dan memonitor terapu heparin.
13. Pemeriksaan lain yang menggunakan spisimen darah antara lain pemeriksaan kadar
elektrolit dalam darah , masa protombin,progesterone,prolaktin,serum
kreatinin,kortisol,kolesterol,T3,T4 dan lain- lain.
14. Hemoglobin
Pemeriksaan hemoglobin merupakan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan cara
membandingkan secara visual warna darah dengan alat standar yang dapat bertujuan untuk
mendeteksi adanya anemia.terjadi peningkatan dapat diindikasikan adanya dehidrasi,penyakit
paru obstruksi menahun,gagal jantung kongestif dan lain – lain.
Prosedur :
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Hemoglobinometer Sahli Lengkap
2. Hcl 0,1 N
3. Aquadest
4. Kapas Alkohol
5. Larutan klorin 0,5%
6. Lancet
7. kapas kering
8. Bengkok
9. Sarung tangan
Pelaksanaan
1. Masukkan larutan Hcl 0,1 N dengan pipet Hcl kedalam tabung pengencer sampai pada angka
2
25
2. Bawa alat-alat ke dekat pasien
3. Cuci tangan
4. Siapkan bengkok
5. Pakai sarung tangan
6. Ujung jari dibersihkan dengan kapas alcohol biarkan sampai kering
7. Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang
8. Dengan memakai lancet steril, tusuk dengan cepat dengan arah tegak lurus, jangan
menekan-nekan jari untuk mendapatkan cukup darah ( darah akan bercampur cairan jaringan
sehingga mudah encer dan bisa menimbulkan kesalahan)
9. Hapus tetes darah pertama dengan kapas kering
10. Isap 20 UI darah dengan pipet sahli, bersihkan darah yang menempel pada bagian luar pipet
11. Masukkan darah secara hati-hati ke dalam tabung sahli yang sudah berisi Hcl 0,1 N
12. Bilas darah dalam pipet dengan menghisap dan mengeluarkan Hcl 0,1 N beberapa kali
13. Biarkan 4 menit (3-5 menit) agar hemoglobin berubah menjadi asam hematin
14. Encerkan larutan dengan aquadest tetes demi tetes sambil diaduk tiap kali menambahkan
aquadest, sampai warna larutan sama dengan warna pembanding
15. Bila sudah sama catat hasilnya
16. Beritahu hasilnya pada pasien
17. Bersihkan dan rapikan alat
18. lepaskan sarung tangan
Keterangan :
Nilai normal Hb laki – laki : 14 – 18gram/ dl,dan wanita 12 – 16 gram/dl
26
d. Kapas alcohol
e. batang lidi
f. Sarung tangan
Cara pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
c. Gunakan sarung tangan
d. Siapkan kaca obyek dan berikan 1 tetes pada kaca obyek serum anti A dan serum anti B
disebelahnya
e. Tusuklah ujung jari dengan lanset steril dan teteskan darah ke serum anti A dan B kemudian
aduk dengan ujung lidi
f. Goyangkan kaca dengan membuat gerakan melingkar
g. Perhatikan adanya aglutinasi dan benarkan dengan memakai mikroskop
h. Catat waktu dan hasil pemeriksaan
i. Cuci tangan
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum yang bertujuan untuk mendeteksi adanya
kuman seperti tuberculosis pulmonal,pneumonia bakteri,bronchitis kronis,bronkietaksis.
Persiapan alat:
1. Tempat/ wadah sputum tertutup
2. Botol penampung pemeriksaan
3. Formulir pemeriksaan
Cara pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Anjurkan pasien untuk membatukan dahak ke dalam penampung sputum
4. Ambil dahak kurang lebih 5cc kemudian masukan ke dalam botol
5. Botol diberikan etiket dan bersama formulir pemeriksaan yang diisi lengkap segera kirim ke
laboratorium
27
6. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( bakteri tahan asam) ikuti instruksi yang ada pada botol
penampung biasanya diperlukan 5 – 10 cc sputum yang dilakukan secara 3 hari berturut –
turut.
7. Cuci tangan.
Merupakan suatu prosedur diagnostik yang digunakan untuk melihat struktur jaringan
tubuh atau analisa gelombang dan dopler,yang mana pemeriksaanya dilakukan diatas permukaan
kulit atau di atas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan .
Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada
abdomen,otak,kandung kemih, jantung, hepar, uterus ,atau pelvis kehamilan yang dapat
digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor.pada kehamilan cairan amnion dapat
menambah refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi
ukuan,bentuk,dan posisi,kemudian dapat mendeteksi pangkreas ,limpa ,tiroid dan lain – lain.
Persiapan dan pelaksanaan :
1. Lakukan informed concent
2. Anjurkan untuk puasa makan dan minum selama 8 – 12 jam sebelum pemeriksaan USG aorta
abdomen,kandung empedu,hepar,limpha dan pangkreas
3. Oleskan jeli konduktiif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang di atas permukaan
kulit yang akan dilakukan USG
5. Lakukan antara10 – 30 menit
6. Pre medikasi jarang dilakukan hanya bila pasien dalam keadaan gelisah
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara
8. Bila pada pemeriksaan obstetric ( trimester pertama dan kedua ),pelvis dan ginjal pasien
anjurkan untuk minum 4 gelas air dan tidak boleh berkemih dan pada trimester ketiga pasien
dapat dalam keadaan kandung kemih kosong.
9. Bila pada otak lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala
10. Bila pada jantung anjurkan untuk bernafas perlahan dan menahan setelah inspirasi dalam.
Pemeriksaan rongten
28
Rongten atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran
sinar x dalam mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya dada,jantung,abdomen
,ginjal,ureter,kandung kemih, tengkorak dan rangka,pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan radiasi sinar x yang sedikit karena tingginya kualitas film sinar x dan digunakan
untuk melakukan skrining dari berbagai kelainan yang ada pada organ.
Persiapan dan pelaksanaan :
1. Lakukan informed concent
2. Tidak ada pembatasan makanan atau cairan.
3. Pada dada dengan posisi PA (posterior anterior) dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan
foto AP ( anterior posterior)lateral dapat juga dilakukan, baju harus diturunkan sampai ke
pinggang,baju kertas atau baju kain dapat digunakan dan perhiasan dapat dilepaskan,anjurkan
pasien untuk tarik nafas.dan menahan nafas pada waktu pengambilan foto sinar x
4. Pada jantung foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan
bentuk jantung,perhiasan pada leher harus dilepaskan ,baju diturunkan hingga ke pinggang.
5. Pada abdomen pelaksanaan foto harus dilakukan sebelum pemeriksaan IVP,baju harus
dilepaskan dan digunakan baju kain/kertas,pasien tidur terlentang dengan tangan menjauh dari
tubuh,testis harus dilindungi
6. Pada tengkorak penjepit rambut harus dilepaskan,kacamata gigi palsu sebelum pemeriksaan.
7. Pada rangka bila dicurigai fraktur anjurkan puasa,dan imobilisasi pada daerah fraktur.
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya ca
serviks atau mendeteksi sel pra kanker,mengkaji efek pemberian hormone seks dan respon
terhadap kemoterapi daan radiasi.
29
Persiapan pelaksanaan:
Mammogram merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakuan pada bagian
payudara untuk mendeteksi adanya kista atau tumor ,dan digunakan untuk menilai payudara
secara periodik.
Persiapan alat dan bahan:;
1. Lakukan informed concent
2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan
3. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan dileher dilepas.
4. Gunakan pakaian kertas atau gaun bagian depan terbuka
5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu di atas meja kaset sinar
x,saat payudara diletakan klien akan diminta untuk menahan nafas
6. Lalu lakukan pemeriksaan.
1. Pengertian
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing (luar) terhadap organisme
inang (tubuh), dan bersifat pilang yaitu membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau
30
patogen, menggunakan sumberdaya (sarana) yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak
diri dan itu merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang berakibat pada luka
kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi
disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme
mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi,
virus, prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang, di mana salah satu pihak
diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme.
2. . Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang bisa bersumber dari petugas kesehatan,
pasien yang lain, alat dan bahan yang digunakan untuk pengobatan maupun dari lingkungan
Rumah Sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial antara lain: faktor
internal (seperti usia, penggunaan obat, penyakit penyerta, malnutrisi, kolonisasi flora normal
tubuh, personal hygiene yang rendah, perilaku personal dll) serta faktor eksternal (seperti
banyaknya petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien, banyaknya prosedur invasif,
lama tinggal di RS, lingkungan yang terkontaminasi dll). Dengan cara mempraktikkan teknik
pencegahan dan pengendalian infeksi, perawat dapat menghindarkan penyebaran
mikroorganisme terhadap klien.
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpolife dalam tubuh yang
menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adaa Invasi tubuh oleh mikroorganisme dan
berproliferasi dalam jaringan tubuh (Kozier, et al, 1995). Dalam Kamus Keperawatan disebutkan
bahwa infe adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubu khususnya yang
menimbulkan cedera seluler setempat akibat metaboli kompetitif, toksin, replikasi intraseluler
atau reaksi antigen-antibos Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
berkata dalam rantai infeksi. Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan ter
31
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesie bakteri dapat
menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya, bakteri bisa masuk
melalui udara, air, tanah, makanan cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
b. Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel
hidup untuk diproduksi.
c. Fungi
Fungi terdiri dari ragi dan jamur
d. Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasin adalah protozoa,
cacing dan arthropoda.
32
D. Tipe Infeksi
1 Kolonisasi
Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap/flora
residen. Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat menimbulkan
penyakit Infeksi terjadi ketika mikroorganisme yang menetap tadi sukses menginvasi/menyerang
bagian tubuh host/manusia yang sistem pertahanannya tidak efektif dan patogen menyebabkan
kerusakan jaringan.
2 Infeksi lokal
spesifik dan terbatas pada bagain tubuh dimana mikroorganisme tinggal.
3, Infeksi sistemik: terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuhyang lain dan
menimbulkan kerusakan.
4. Bakterimia: terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri
5. Septikemia a multiplikasi bakteri dalam darah sebagai. hasil dari infeksi
6. Infeksi akut yang muncul dalam waktu singkat
7. Infeksi kronik: Infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan
bulan sampai tahun)
1. Cuci tangan atau permukaan kulit secara rata dengan sabun pada air yang mengalir (kran)
sebelum dan sesudah merawat klien untuk mencegah kontaminasi tangan oleh kuman
2. Pemakaian alat pelindung sesuai dengan indikasi.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam mengendalikan risiko keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting, khususnya terkait bahaya biologi dengan
risiko yang paling tinggi terjadi, sehingga penggunaan APD menjadi satu prosedur utama di
dalam proses asuhan pelayanan kesehatan.
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh sumber daya manusia dari potensi bahaya
di Fasyankes. Alat pelindung diri tidak mengurangi pajanan dari sumbernya, hanya saja
33
mengurangi jumlah pajanan yang masuk ke tubuh. APD bersifat eksklusif (hanya melindungi
individu) dan spesifik (setiap alat memiliki spesifikasi bahaya yang dapat dikendalikan).
Implementasi APD seharusnya menjadi komplementer dari upaya pengendalian di atasnya
dan/atau apabila pengendalian di atasnya belum cukup efektif.
Jenis-jenis APD yang dapat tersedia di Fasyankes sesuai dengan kebutuhan sebagai
berikut:
1. Penutup kepala (shower cap)
2. Kacamata Khusus (safety goggle)
3. Pelindung wajah (face shield)
4. Masker
5. Sarung Tangan (hand schoon/sarung tangan karet)
6. Jas Lab dan Apron (apron/jas lab)
7. Pelindung kaki (safety shoes dan sepatu boots)
8. Coveral
Contoh penggunaan APD dan lokasi penggunaannya dapat melihat tabel berikut:
34
Untuk faktor risiko biologi yang sangat infeksius dan bahan kimia, dapat menggunakan bentuk
APD secara lengkap atau merujuk pada juknis terkait. Berikut penjelasan masing-masing APD
beserta contoh gambar APD :
Alat penutup kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari
jatuhnya mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-
alat/daerah steril dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari percikan
bahan–bahan dari pasien.
35
2. Penutup Telinga (ear muff atau ear plug)
Kacamata khusus (safety google) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
mata dari paparan bahan kimia berbahaya, percikan darah dan cairan tubuh, uap panas, sinar
UV dan pecahan kaca (scrub).
Alat pelindung wajah adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi wajah dari
terpapar cairan tubuh, darah, dan percikan bahan-bahan kimia.
36
5. Masker
Masker atau alat pelindung pernafasan adalah alat yang berfungsi untuk melindungi
pernafasan dari mikrobakterium dan virus yang ada di udara, dan zat- zat kimia yang digunakan.
Bagi SDM Fasyankes yang menggunakan respirator harus dilatih untuk menggunakan dan
memelihara respirator khusus secara tepat. SDM Fasyankes harus tahu keterbatasan dan
pengujian kecocokan respirator secara tepat, minimal masker dengan tipe N95 atau masker
yang dapat memproteksi SDM dari paparan risiko biologi maupun kimia.
Sarung tangan adalah alat yang berfungsi untuk melindungi tangan dari darah dan
cairan tubuh, zat- zat kimia yang digunakan, dan limbah yang ada.
37
7. Pelindung Kaki (sepatu boots, safety shoes)
Alat pelindung kaki adalah alat yang berfungsi untuk melindungi kaki dari darah, cairan
tubuh, zat- zat kimia yang digunakan, benturan benda keras dan tajam, serta limbah yang ada.
SDM Fasyankes yang berdiri dalam jangka waktu lama ketika bekerja, perlu sepatu yang
dilengkapi bantalan untuk menyokong kaki. SDM Fasyankes yang bekerja dan berhadapan
dengan pekerjaan dengan risiko cidera akibat dari kejatuhan benda keras yang mengenai jari
kaki disarankan memakai sepatu dengan ujung yang keras.
Jas lab dan apron adalah alat yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari darah dan
cairan tubuh, zat-zat kimia yang digunakan, dan limbah yang ada.
9. Coverall
Coverall adalah alat yang berfungsi untuk melindungi seluruh tubuh dari kepala sampai
kaki dari penularan melalui percikan darah ataupun cairan tubuh sangat infeksius yang masuk
melalui mucous membrane atau luka. Penyediaan APD ini diutamakan pada Fasyankes yang
melakukan pelayanan dengan kasus karantina atau Fasyankes dengan pandemic wabah, radiasi
dan paparan bahan kimia yang sangat toksik
38
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan wktu sebelumnya, serta
untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya .Pemeriksaan fisik dalam
keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari cerita keperawatan klien dengan
tekhnik palpasi,auskultasi,perkusi dan inspeksi.
Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernafasan, tekanan darah dan
suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam menilai fisiologis dari sistem tubuh
secara keseluruhan
3.2 Saran
40
Daftar pustaka
https://www.researchgate.net/publication/338023519_Pengkajian_Dalam_Proses_Keperawata
n_Anamnesa_dan_Pemeriksaan_Fisik
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/view/4327
https://www.google.com/search?
q=Jurnal+ttv&safe=strict&biw=1012&bih=620&sxsrf=ALeKk00wWdHnugALDy275eMtnpW
z5_UVYA
%3A1617677948653&ei=fM5rYKShJ4av9QPs9LywDg&oq=Jurnal+ttv&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2
l6EAMyAggAMgIIADIGCAAQFhAeOgcIABBHELADOgQIIxAnOgQIABBDOgUIABCxAzo
ICAAQsQMQgwE6BwgjELECECc6BAgAEApQ1oEEWM6iBGCKpwRoAXACeAGAAYkEiA
HOFpIBCjAuMTIuMi41LTGYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6yAEIwAEB&sclient=gws-
wiz&ved=0ahUKEwikz_X7z-jvAhWGV30KHWw6D-YQ4dUDCAw&uact=5
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/view/6485/532
kajian%20kdk%20anggi%20(3)-1%20(1).pdf
41