Anda di halaman 1dari 4

TENTANG ORANG-ORANG YANG PALING MERUGI ، ٌ‫ضَللَة‬ َ ‫ َو ُك َّل ّب ْد‬، ٌ‫عة‬

َ ‫ع ٍة‬ َ ‫ َو ُك َّل ُم ْحدَث َ ٍة ّب ْد‬، ‫ُم ْحدَثَات ُ َها‬


AMALNYA
ّ َّ‫ضَللَ ٍة فّي الن‬
‫ار‬ َ ‫َو ُك َّل‬
ّ‫ َونَعُوذُ ّباهلل‬،ُ‫َـح َمدُهُ َونَ ْستَ ّع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ّف ُره‬ َّ
ْ ‫إن الـ َح ْمدَ ّ هلِلّ ن‬ Ummatal Islam,

‫ َم ْن يَ ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل‬،‫ت أَ ْع َما ّلنَا‬ َ ‫ور أ َ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن‬


Sesuatu yang kita khawatirkan, ketika amalan yang kita anggap benar itu
ّ ‫س ّيهئَا‬ ّ ‫ش ُر‬ ُ ‫ّم ْن‬ ternyata sesuatu yang merugi di sisi Allah. Akibat karena kita tidak melihat
kebenaran dengan dalil. Tapi hanya sebatas dengan dugaan-dugaan semata.
َّ‫ َوأَ ْش َهدُ أَن الَّ ّإلَهَ ّإال‬،ُ‫ّي لَه‬ ْ ُ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬
َ ‫ض ّل ْل فَ ََل َهاد‬ ّ ‫ُم‬ Sebatas dengan perasaan dan ra’yu serta akal semata. Atau sebatas karena
ikut-ikutan terhadap nenek-moyang. Lalu kemudian kita menganggap itu
amalan yang benar. Padahal itu disisi Allah tidak benar.
‫سولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ً‫هللا َو ْحدَهُ َال ش َّري َْك لَهُ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن ُمـ َح َّمدا‬ Oleh karena itulah Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa orang
yang seperti ini adalah orang yang paling merugi amalannya.

‫ يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Kahfi:

‫ل‬َّ ‫ض‬َ َ‫ّين‬ ‫ذ‬َّ‫﴾ ال‬١٠٣﴿ ‫س ّرينَ أَ ْع َم ًاال‬ َ ‫خ‬ْ َ ‫قُ ْل َه ْل نُنَ ّبهئ ُ ُكم بّ ْاأل‬
َ
َ‫َّللاَ َح َّق تُقَاتّ ّه َو َال تَ ُموت ُ َّن ّإ َّال َوأ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمون‬ َّ
َ‫ون‬ ُ ‫ن‬ ‫س‬
ّ ‫ح‬
ْ ُ ‫ي‬ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ُ َّ‫سبُونَ أَن‬ َ ‫ح‬
ْ َ ‫ي‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ه‬ ‫و‬
َ ‫ا‬َ ‫ي‬ ْ ُّ‫س ْعيُ ُه ْم فّي ْال َحيَاةّ الد‬
‫ن‬ َ
‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال‬ َّ َ
َّ ‫ يَا أيُّ َها الذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬،‫وقال تعالى‬
﴾١٠٤﴿ ‫ص ْنعًا‬ ُ
‫سدّيدًا‬ َ “Katakanlah: “Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-
َّ ‫ص ّل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ّط ّع‬
َ‫َّللا‬ ْ ُ‫ ي‬orang yang paling merugi amalnya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-
sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi[18]:
‫ع ّظي ًما‬ َ ‫فَ ْو ًزا‬ َ‫فَاز‬ ‫فَقَ ْد‬ ُ‫سولَه‬ ُ ‫ َو َر‬103-104)
Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan tentang orang yang paling merugi

ْ ْ
ّ ‫سنَ ال َهدي‬ َ
َ ‫ َوأ ْح‬، ّ‫اب َّللا‬ َّ َ
ُ ‫ث ّكت‬ ْ
ّ ‫صدَقَ ال َحدّي‬ َ َّ
َ ‫ فإّن أ‬،ُ‫ أ َّما بَ ْعد‬mereka َ amalnya. Yaitu mereka yang melakukan kesesatan dimuka bumi tapi
mengira bahwasannya yang mereka lakukan itu sebagai sebuah
kebaikan. Saudara-saudaraku sekalian, disitu Allah menyebutkan dalam
‫ور‬ّ ‫ َوش ََّر األ ُ ُم‬، ‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ َه ْد‬bahwasannya mereka
firmanNya, “ْ‫سبُونَْ َوهُم‬ َ ‫( ”يَح‬sementara mereka mengira). Itu menunjukkan
memahami agama dan mereka beramal hanya
berdasarkan pada perkiraan saja. Tidak berdasarkan kepada dalil yang
berasal dari Allah dan RasulNya, tidak berasalkan dari penjelasan para
ulama yang ditopang dengan dalil yang kuat dari Allah dan RasulNya. Adapun dari selain itu adalah merupakan kebatilan saudara-saudaraku
Demikian pula dari pemahaman para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi sekalian. Kecuali yang sesuai dengan apa yang dibawa oleh Allah dan
wa sallam. RasulNya.
Abu Bakar Ibnul ‘Arabi dalam kitab Al-Itqan Fi ‘Ulumil Maka dari situlah, setiap orang yang mengira bahwasannya sesuatu itu
Qur’an menyebutkan bahwasannya masuk dalam ayat ini tiga kelompok. benar padahal tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits, berarti dia sudah
mengira-ngira. Maka dari itulah, orang-orang kafir itu mengira mereka di
Pertama, orang-orang yang kafir kepada Allah. Yang mereka tidak atas kebenaran. Padahal mereka tidak mempunyai bukti sama sekali dari
beriman kepada Allah, yang mereka mempersekutukan Allah dan mereka pencipta langit dan bumi berupa wahyu yang Allah wahyukan kepada
menyangka bahwa perbuatan mereka adalah perbuatan yang baik. Karena RasulNya.
mereka beragama hanya sebatas dengan pendapat belaka atau mengikuti
nenek moyang mereka atau pembesar-pembesar mereka, oleh karena itulah Kedua, kelompok yang berbuat bid’ah seperti kaum Khawarij, Murji’ah,
Allah mengecam orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan demikian pula orang-orang Mu’tazilah, Jahmiyah, yang mereka menjadikan
pendeta-pendeta mereka sebagai tandingan selain Allah. dalil hanya sebatas sebagai perisai. Akan tetapi sebetulnya mereka
Allah ta’alamenyebutkan demikian didalam surat At-Taubah. Dimana Allah bertopengkan kepada hawa nafsu. Mereka menafsirkan Al-Qur’an, mereka
menyebutkan tentang orang-orang Yahudi dan Nasrani itu bahwasanya menafsirkan hadits sesuai dengan ra’yunya, dengan pendapnya tanpa
mereka mengambil: merujuk bagaimana pemahaman para sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan mereka mengira
…‫ُون اللَّـ ّه‬
ّ ‫ار ُه ْم َو ُر ْهبَانَ ُه ْم أ َ ْربَابًا ّ همن د‬
َ َ‫…أ َ ْحب‬ bahwa perbuatan itu perkara yang benar. Padahal tidak dibenarkan
demikian.
“…Pendeta-pendeta dan ulama-ulama mereka sebagai tandingan selain Kewajiban kita mengikuti pemahaman yang benar, pemahaman yang
Allah...” (QS. At-Taubah[9]: 31) dibawa oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh
Mereka menjadikan pendeta dan ulama mereka seakan-akan sebanding karena itulah para sahabat tidak ada satupun yang ikut-ikutan Khawarij,
dengan Allah dalam menghalalkan apa yang Allah haramkan dan tidak ada satupun sahabat yang mempunyai pemahaman Murji’ah, tidak
mengharamkan apa yang Allah halalkan. Sebagaimana Allah mengecam ada satupun sahabat yang mempunyai pemahaman Mu’tazilah, semua para
orang-orang musyrikin yang mereka lebih ridha mengikuti nenek moyang sahabat selamat dari hawa nafsu. Munculnya kebid’ahan akibat tidak
mereka, bapak-bapak mereka daripada mengikuti Allah dan RasulNya Allah mau mengikuti pemahaman para sahabat Rasulullah shallallahu
berfirman: ‘alaihi wa sallam.
Ketiga, yaitu orang-orang yang beramal shalih namun sayang ai riya’. Dia
‫سو ّل قَالُوا‬ َّ ‫َو ّإذَا ّقي َل لَ ُه ْم تَعَالَ ْوا ّإلَ ٰى َما أَنزَ َل اللَّـهُ َو ّإلَى‬
ُ ‫الر‬ ingin dipuji manusia, dia ingin didengar oleh manusia, sehingga amalannya
dihapuskan oleh Allah, dibatalkan oleh Allah subhanahu wa

… ۚ ‫علَ ْي ّه آبَا َءنَا‬


َ ‫َح ْسبُنَا َما َو َج ْدنَا‬
ta’ala. Demikian pula orang-orang yang ujub (merasa bangga dengan
amalannya yang banyak). Maka Allah pun batalkan amalannya. Dan
kelompok ini pun masuk ke dalam ayat tersebut kata Abu Bakar Ibnul
Mereka tidak mau mengikuti apa yang Allah turunkan berupa kebenaran. ‘Arabi.
Padahal kebenaran mutlak itu yang berasal dari Allah subhanahu wa Maka saudara-saudaraku sekalian, ayat ini memberikan kepada kita sebuah
ta’ala, kebenaran yang hakiki itu yang berasal dari Allah dan RasulNya. pelajaran yang agung. Bahwa didalam beragama tidak boleh hanya sebatas
perkiraan semata, tidak boleh dalam agama hanya sebatas ikut-ikutan tanpa kita lebih bangga dengan organisasi yang kita nisbatkan diri kita kepadanya
melihat dalil, karena agama ini milik Allah. Allah berfirman: kita, lebih bangga dengan kelompok kita tanpa melihat apakah diatas
kebenaran atau tidak, semua perkara ini adalah hanyalah mengira-ngira
dan bukan kebenaran yang Allah inginkan. Karena kebenaran itu
ُ ‫ين ْالخَا ّل‬
…ۚ‫ص‬ ُ ‫أ َ َال ّللَّـ ّه ال ّده‬ hakikatnya yang berasal dari Allah rabbul ‘azzati wal jalalah.

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)…” Maka saudaraku sekalian,
(QS. Az-Zumar[39]: 3) Apabila kita ingin berpegang kepada kebenaran, pastikanlah bahwa kita
Maka saudaraku, sesungguhnya orang-orang yang tersesat jalan itu mengira telah memiliki dalil dari Allah dan RasulNya. Pastikanlah pemahaman kita
mereka diatas kebenaran karena mereka hanya menggunakan akal dan sesuai dengan pemahaman para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
dengan perkiraan saja. sallam karena merekalah sebaik-baik pemahaman.
Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
Lihat Firaun, Firaun merasa dirinya diatas kebenaran. Allah berfirman: mengabarkan umat Islam terpecah menjadi 73 golongan, satu di surga 72 di
neraka, Rasulullah menyebutkan siapa yang di surga. Rasulullah bersabda:

‫ع ْو ُن َما أ ُ ّري ُك ْم ّإ َّال َما أَ َر ٰى َو َما أَ ْهدّي ُك ْم إّ َّال‬


َ ‫…قَا َل فّ ْر‬ ْ َ‫علَ ْي ّه َوأ‬
‫ص َحا ّبي‬ َ ‫َما أَنَا‬
﴾٢٩﴿ ‫الرشَا ّد‬ َّ ‫سبّي َل‬
َ “Yang aku dan para sahabatku diatasnya”
Berarti, siapa yang tidak mengikuti Rasulullah dan para sahabatnya
dipastikan ia tidak di atas kebenaran.
“…Fir’aun berkata: “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa
yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain
jalan yang benar”.” (QS. Ghafir[40]: 29) َْ ْ ‫م ِل نس ِائرَ ْال ُم ْس ِل ِم‬
‫ين‬ َْ ‫ل نو َل ُك‬
َْ ‫م‬ ‫ل نه نذا نو َأ ْس نت ْغف ُ َر َن‬
‫للا ْال نعظ ْي َن‬ ْ
َ ِ ‫ل قو‬
‫َُْ ُ ن‬
َ ‫أقو‬
Bayangkan, Firaun menganggap dirinya diatas kebenaran, membimbing ِِ ِ ِ
kepada kebenaran, Firaun menyatakan bahwa apa yang ia pandang itu
sebagai sebuah kebaikan. Padahal itu tidak memiliki dalil sama sekali. َّ ‫اس نت ْغ ِف ُر ْو َُه إ َّن َُه ُه نَو ْال نغ ُف ْو ُ َر‬
َُ ‫الر ِح ْي‬
‫م‬ ْ ‫نف‬
ِ
Hanya sebatas perkiraan dan pendapat ia saja tanpa melihat apakah sesuai
dengan wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala atau tidak.
Demikianlah setiap orang yang hanya
mengandalkan ra’yunya, perkiraan-perkiraan atau mengikuti
nenek moyang, pasti akan tersesat jalan dalam keadaan yang
menganggap bahwa ia diatas kebenaran.
Kita sangat khawatir apabila kita termasuk orang-orang yang paling merugi
amalnya. Akibat kita tidak mau menuntut ilmu Allah, tidak berusaha
mengkaji Al-Qur’an dan hadits sesuai dengan pemahaman para sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita lebih bangga dengan akal-
akal kita dan kecerdasan kita, kita lebih bangga dengan nenek moyang kita,
‫هللا ْال َم َتي َْن‪.‬‬ ‫ص َام َب َح ْب َل َ‬ ‫َي أ َ َم َرنَا َبا ْ َال َت َحا َد َواْ َال ْع َت َ‬ ‫ّلِل الهذ ْ‬‫ا َ ْل َح ْم ُد َ ه َ‬
‫أ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ َإلَهَ َإاله هللاُ َو ْح َدهُ الَش ََري َْك لَهُ‪َ ،‬إيهاهُ نَ ْعبُ ُد َو َإيهاُه‬
‫ث َر ْح َمةً‬ ‫س ْولُهُ‪ ،‬ا َ ْل َم ْبعُ ْو ُ‬ ‫نَ ْست َ َعي ُْن‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أَ هن ُم َح همدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫ص َحا َب َه‬ ‫س َي َدنَا ُم َح هم ٍد َو َعلَى آ َل َه َوأ َ ْ‬ ‫ص َل َعلَى َ‬ ‫َل ْلعَالَ َميْنَ ‪ .‬اَلله ُه هم َ‬
‫ع ْوا َإلَى‬ ‫ار ُ‬‫س َ‬ ‫ط ْعت ُ ْم َو َ‬ ‫هللا َما ا ْست َ َ‬ ‫أ َ ْج َم َعيْنَ ‪َ .‬عبَا َد هللا‪ ،‬اَتهقُوا َ‬
‫هللا َو َمالَئَ َكتَهُ‬ ‫ب ْالعَالَ َميْنَ ‪ .‬قَا َل هللاُ تَعَالى‪َ :‬إ هن َ‬ ‫َم ْغ َف َرةَ َر َ‬
‫س َل ُم ْوا‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي َه َو َ‬ ‫صلُّ ْونَ َعلَى النه َبيَ‪ ،‬يَاأَيُّها َ اله َذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ‬ ‫يُ َ‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح هم ٍد َو َعلَى آ َل َه‬ ‫س َل ْم َوبَ َ‬ ‫ص َل َو َ‬ ‫ت َ ْس َل ْي ًما‪ .‬اَلله ُه هم َ‬
‫اج َه َوذُ َريهاتَ َه أ َ ْج َم َع ْينَ‬ ‫ص َحا َب َه َوقَ َرابَتَ َه َوأ َ ْز َو َ‬ ‫‪َ .‬وأ َ ْ‬
‫ص َر اْ َإل ْسالَ َم‬ ‫ص َل ْح َج َم ْي َع ُوالَة َ ْال ُم ْس َل َميْنَ ‪َ ،‬وا ْن ُ‬ ‫اَلله ُه هم أ َ ْ‬
‫َو ْال ُم ْس َل َميْنَ ‪َ ،‬وأ َ ْه َل َك ْال َكفَ َرة َ َو ْال ُم ْش َر َكيْنَ َوأ َ ْع َل َك َل َمت َ َك َإلَى يَ ْو َم‬
‫‪.‬الدي َْن‬
‫َ‬ ‫ت َو ْال ُمؤْ َمنَيْنَ‬ ‫اَلله ُه هم ا ْغ َف ْر َل ْل ُم ْس َل َميْنَ َو ْال ُم ْس َل َما َ‬
‫ْب‬
‫ْب ُم َجي ُ‬ ‫اء َم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َواتَ‪َ ،‬إنه َك قَ َري ٌ‬ ‫ت اْأل َ ْحيَ َ‬ ‫َو ْال ُمؤْ َمنَا َ‬
‫سنَةً َوفَي‬ ‫ي ْال َحا َجاتَ‪َ .‬ربهنَا آتَنَا فَي ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫اض َ‬ ‫ت َويَا قَ َ‬ ‫ال هد َع َوا َ‬
‫اب النه َ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوقَنَا َع َذ َ‬ ‫‪.‬اآلخ َرةَ َح َ‬ ‫َ‬
‫آئ ذَي‬ ‫ان َو َإيت َ َ‬ ‫س َ‬ ‫هللا يَأ ْ ُم ُر ُك ْم َب ْالعَ ْد َل َواْ َإل ْح َ‬
‫هللا‪َ ،‬إ هن َ‬ ‫َعبَا َد َ‬
‫ظ ُك ْم لَعَله ُك ْم‬ ‫َآء َو ْال ُمن َك َر َو ْالبَ ْغي َ يَ َع ُ‬ ‫ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع َن ْالفَ ْحش َ‬
‫ع ْوهُ يَ ْست َ َجبْ لَ ُك ْم‬ ‫هللا ْالعَ َظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْد ُ‬‫ت َ َذ هك ُر ْونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُروا َ‬
‫صنَعُ ْون‪.‬‬ ‫هللا أ َ ْك َب ُر‪َ .‬وهللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْ‬ ‫َولَ َذ ْك ُر َ‬

Anda mungkin juga menyukai