Oleh :
G2A016054
TAHUN 2017
A. Pengertian
Penyakit Buerger dikenal juga dengan nama tromboangitis obliterans. Penyakit
ini pertama kali diperkenalkan oleh Felix von Winiwarter pada tahun 1879 dalam sebuah
artikel berjudul “A strange form of endarteritis and endophlebitis with gangrene of the feet” .
Kemudian pada tahun 1908, Leo Buerger menjelaskan secara akurat dan detail berdasarkan
penemuan patologis pada 11 ekstremitas yang diamputasi akibat penyakit ini. Penyakit
Buerger merupakan penyakit pembuluh darah nonaterosklerotik yang ditandai oleh fenomena
oklusi pembuluh darah, inflamasi segmental pembuluh darah arteri dan vena berukuran kecil
dan sedang yang dapat melibatkan ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah (Nurtamin,
2014 : 749).
Menurut Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare (2002 : 890-891) penyakit
Buerger ditandai dengan berulangnya inflamasi pada arteri dan vena sedang dan kecil pada
ekstremitas bawah dan atas (jarang), dan meningakibatkan pembentukan thrombus serta
penyumbatan pembuluh darah. Penyakit ini berbeda dengan penyakit pembuluh darah lainnya
dari segi gambaran mikroskopisnya. Berlawanan dengan aterosklerosis, penyakit Buerger
dipercaya merupakan penyakit otoimun yang mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh
darah distal. Meskipun kondisi ini berbeda dengan aterosklerosis, namun pada pasien manula
dengan penyakit Buerger, aterosklerosis dapat menyerang pembuluh darah kecil.
C. Patofisiologi
Etiologi dan mekanisme dari penyakit buerger ini belum diketahui dengan pasti.
Sebagian besar pasien buerger memiliki riwayat menghisap rokok. Timbulnya manifestasi
klinis penyakit ini diduga berhubungan dengan fenomena imunologis yang mengakibatkan
vasodisfungsi dan trombi inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi aliran darah perifer
sehingga kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan oksigen yang diangkut oleh darah tidak
terpenuhi dengan baik. Apabila kondisi ini berlanjut maka akan terjadi kematian sel dan
jaringan tubuh terutama pada daerah yang jauh dari jantung yaitu jari-jari kaki dan tangan.
Apabila penderita tetap tidak berhenti untuk merokok maka ini akan memungkinkan penderita
untuk mengalami kematian jaringan pada jari-jari kaki dan tangan yang biasa dikenal dengan
sebutan ganggren (Nurtamin, 2014 : 749-750).
Menurut Arif Muttaqin (2009 : 277) patofisiologi dari Buerger Disease adalah
sebagai berikut :
1. Peradangan pada arteri perifer akan menyebabkan suatu oklusi arteri. Respons
peradangan hamper sama seperti peradangan di tempat lain dengan manifestasi akhir
adalah terjadi penyembuhan dengan disertai lesi tromnosis yang menyebabkan obstruksi
vascular.
2. Fenomena oklusi arteri ini sesua dengan daerah dimana arteri ini mengalami
penyumbatan. Umumnya yang terkena adalah ekstremitas bawah, namun arteri pada
ekstremitas atas dan visera dapat juga terlibat. Mungkin terdapat tromboflebitis
superfisial sebagai manifestasi pembentukan thrombus kecil yang menyerang arteri kecil.
3. Apabila penyakit berlanjut, akan terjadi kemerahan atau sianosis bila ekstremitas dalam
posisi tergantung. Perubahan warna kadang hanya mengenai satu ekstremitas atau hanya
beberapa jari. Respons oklusi pada arteri ini dilanjutkan dengan terhentinya aliran darah
secara local dan terjadinya iskemia jaringan local sesuai distribusi aliran darahyang
mengalami penyumbatan yang lama kelamaan dapat berkembang menjadi ulkus. Apabila
manifestasi ini tidak segera dilakukan intervensi, maka akhirnya terjadinya ulkus dan
gangrene.
D. Manifestasi Klinik
Nyeri adalah gejala utama pada penyakit Buerger. Pasien mengeluh kram pada
kaki (terutama di telapak) atau tungka sehabis latihan (klaudikasi intermiten), yang dapat
dihilangkan dengan istirahat; terkadang terasa nyeri semakin parah akibat gangguan emosi,
merokok atau kedinginan. Nyeri saat istirahat, perasaan terbakar atau sensitif terhadap dingin,
mungkin merupakan gejala awal. Nyeri istirahat terjadi terus menerus. Sifat nyerinya tidak
berubah meskipun pada saat istirahat. Dapat terjadi berbagai jenis parestesia dan denyut nadi
dapat melemah atau hilang. Apabila penyakit berlanjut akan terjadi kemerahan atau sianosis
bila ekstremitas dalam posisi tergantung. Perubahan warna kadang hanya mengena satu
ekstremitas atau hanya beberapa jari. Keadaan ini dapat berkembang menjadi ulkus. Akhirnya
terjadilah ulkus dan gangrene (Smeltzer dan Bare, 2001 : 891).
E. Komplikasi
Menurut Tomi Nurtamin (2014 : 751) komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
buerger disease adalah :
1. Ulkus
2. Gangren yang menyebabkan amputasi
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit Buerger pada dasarnya sama dengan penyakit
vaskuler perifer arterosklerosik. Tujuan utamanya adalah memperbaiki sirkulasi pada
ekstremitas, mencegah berkembangnya penyakit dan melindungi ekstremitas dari trauma dan
infeksi. Merokok sangat tinggi pengaruhnya dan pasien dianjurkan untuk berhenti merokok
secara total. Program penghentian merokok sangat membantu bagi kebanyakan pasien. Gejala
sering hilang dengan berhenti merokok. Vasodilatasi jarang diberikan karena obat ini
menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang sehat; jadi vasodilatasi bahkan dapat
mengalihkan darah dari pembuluh darah yang tersumbat parsial, yang menyebabkan situasi
bertambah buruk. Penghambatan simpatis regional atau ganglionektomi merupakan
penanganan pilihan pada beberapa kasus, untuk mengahasilkan vasodilatasi sehingga
meningkatkan aliran darah (Nurtamin, 2014 : 751).
G. Pengkajian Fokus
1. Demografi
Identitas pasien
Nama : Tn/Ny. X
Usia : … tahun
Alamat :……
Tanggal MRS :
Diagnosa Medis : Buerger Disease (Thromboangiitis Obliterans)
2. Riwayat Kesehatan
Menurut Kimberly A. J. Bilotta (2013) riwayat kesehatan pada pasien
pengidap buerger disease adalah sebagai berikut :
a. Kebiasaan merokok.
b. Penggunaan selongsong nikotin.
c. Penggunaan tembakau kunyah.
d. Klaudikasio nyeri dan intermiten pada punggung kaki, diperparah dengan latihan
dan diredakan dengan istirahat.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Saat ini belum ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk mendiagnosis
penyakit Buerger. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis
adalah sebagai berikut (Nurtamin, 2014 : 750) :
1) Darah lengkap, hitung platelet
2) Tes fungsi hati
3) Tes fungsi ginjal dan urinalisis
4) Gula darah puasa untuk menyingkirkan diabetes melitus
5) Profi l lipid
6) Tes Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)
7) Penapisan autoimun :
a) Laju sedimentasi eritrosit (ESR Westergren). Pada penyakit Buerger
biasanya normal.
b) Faktor reumatoid (RF). Pada penyakit Buerger biasanya normal.
c) Antibodi antinuklear (ANA). Pada penyakit Buerger normal.
d) Antibodi antisentromer merupakan petanda serologis untuk sindrom CREST
dan Scl 70 (penanda serologis untuk skleroderma).
8) Penapisan keadaan hiperkoagulasi:
a) Kadar protein C, protein S, dan antitrombin III
b) Antibodi antifosfolipid
c) Faktor V Leiden
d) Prothrombin
e) Homosisteinemia
b. Pemeriksaan Radiologi
USG Doppler, echokardiografi , Computed Tomograghy (CT) scan dan
Magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan untuk menyingkirkan sumber emboli
proksimal. USG Doppler dan pletismografi diperlukan untuk mengetahui adanya
oklusi distal. Pada pemeriksaan angiografi dapat ditemukan gambaran lesi oklusi
segmental pembuluh darah kecil dan sedang (medium) diselingi gambaran segmen
normal, tanda Martorell atau gambaran kolateral pembuluh darah seperti
“corkscrew,” “spider legs,” or “tree roots” meskipun gambaran ini dapat juga
dijumpai pada skleroderma, sindrom CREST (Calcinosis, Raynaud’s phenomenon,
esophageal dysmotility, sclerodactyly and telangiectasia), di arteri proksimal tidak
dijumpai aterosklerosis, aneurisma dan sumber emboli lain (Nurtamin, 2014 : 750).
H. Pathways Keperawatan
Plak bertambah
Terbentuk lesi fibriofatty
besar dan Sel endotel
dan fibrous plak Respon
pembuluh darah mati
aterosklerosis protektif
pecah
Embolisasi Terjadi
(thrombus penumpukan plak Kolesterol dan lemak menjadi
Oklusi arteri mudah untuk menempel pada
lepas ke dalam dan deposit lemak
aliran darah) (thrombus) pembuluh darah yang terluka
Penyumbatan
Lumen arteri Resistensi BUERGER DISEASE
arteri yang lbh
menyempit lumen arteri kecil
Metabolisme Ketidakseimbanga
Pembentukan fosfat Iskemia
aerob menjadi n kebutuhan
berenergi tinggi menurun
anaerob oksigen
Luka membusuk
Jaringan mati
(gangren) Ulkus pd kaki
Nyeri
Pembusukan oleh Jaringan yg mati Kerusakan
bakteri menghitam integritas jaringan
Bilotta, Kimberly A. J. 2013. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan Ed. 2.
Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawayan Klien dengan Gangguan Sistem
Nurtamin, Tomi. 2014. “Penyakit Buerger”. Jurnal. Publikasi Vol. 4 No. 10. Fakultas Kedokteran :
http://www.kalbemed.com/Portals/6/10_221Penyakit%20Buerger.pdf
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarata : EGC
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO
1 2 3 4
1 KERAPIAN 10
1. Tulis tangan tidak rapi
2. Tulis tangan kurang rapi
3. Diketik rapi
4. Diketik sangat rapi
2 WAKTU PENYERAHAN 10
1. Lewat 3 hari
2. Lewat 2 hari
3. Lewat 1 hari
4. Tepat waktu
4 JUMLAH HALAMAN 10
1. 2 halaman
2. 3 halaman
3. 4 halaman
4. Lebih dari 4 halaman
5 ORIGINALITAS 5
Tidak meniru milik orang lain
NO KRITERIA BBT NILAI NILAI X
1 2 3 4 BBT
6 KELENGKAPAN ISI
1. Makalah memuat kurang dari 7 item
dalam sistematika
2. Makalah memuat 7 -8 dari 9 item
3. Makalah memuat 9 item sesuai
sistematika terdiri dari : pengertian,
etiologi, patofisiologi, manifestasi
kinik, penataaksana, pengkajian focus
kurang lengkap, pathwayas kurang
lengkap, diagnose keperawatan kurang
lengkap, focus intervensi tanpa
rasional
7 Pemahaman
1. Tidak memahami tidak membaca
2. Membaca tidak memahami
3. Membaca memahami
4. Membaca sangat memahami
Jumlah Total