M DENGAN DANGNOSA
ATEROSKLEROSIS DI RUANG
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
Fahrianto
2017.C.09a.08
TAHUN AJARAN
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui
Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Pada Ny.S Diruang Bougenvile RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap
laporan pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai penyakit Sindrom Nefrotik.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan..............................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................1
1.1 Konsep Penyakit.............................................................................................................1
1.1.1 Definisi.....................................................................................................................1
1.1.2 Anatomi Fisiologi.....................................................................................................1
1.1.3 Etiologi.....................................................................................................................3
1.1.4 Klasifikasi................................................................................................................4
1.1.5 Patofisiologi (Patway)..............................................................................................6
1.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala)..................................................................10
1.1.7 Komplikasi.............................................................................................................10
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................11
1.1.9 Penatalaksanaan Medis..........................................................................................11
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan.............................................................................21
1.2.1 Pengkajian..............................................................................................................21
1.2.2 Diagnosa.................................................................................................................22
1.2.3Intervensi.................................................................................................................23
1.2.4 Implementasi..........................................................................................................32
1.2.5 Evaluasi..................................................................................................................33
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................34
2.1 Pengkajian.................................................................................................................34
2.2 Diagnosa....................................................................................................................47
2.3 Intervensi...................................................................................................................49
2.4 Implementasi.............................................................................................................50
2.5 Evaluasi.....................................................................................................................50
Kesimpulan .....................................................................................................................52
Saran................................................................................................................................53
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.2 ETIOLOGI
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah
dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma,
terisi dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa
tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka
terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini
menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan
karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma
mengumpulkan endapan kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa
pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang telah pecah,
sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas
dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat
lain (emboli).
Faktor risiko aterosklerosis dibedakan menjadi 2 yaitu, faktor risiko yang
dapat diubah dan tidak dapat diubah:
a) Dapat diubah
1. Usia, pada orang tua resiko terjadi atherosklerosis lebih tinggi
2. Sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup
faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri
pada pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan
tanda-tanda atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 45,
sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah usia 55.
3. Jenis kelamin; pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita
4. Ras
5. Riwayat keluarga dengan Atherosklerosis
6. Risiko aterosklerosis meningkat jika ayah atau saudara laki-laki didiagnosis
dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, atau jika ibu atau saudara
perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi
meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu
tidak berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda
memiliki satu atau keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan atau
mengambil obat-obatan untuk mengobati faktor risiko lainnya seringkali
dapat mengurangi pengaruh genetik dan mencegah aterosklerosis dari
berkembang, bahkan pada orang dewasa yang lebih tua.
b) dapat diubah
1. Mayor
a) Peningkatan lipid serum
b) Hipertensi
c) Merokok; pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi
untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
d) Merokok bisa mengurangi kadar kolesterol HDL dan meningkatkan kadar
kolesterol LDL.
2) Merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam
darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan
dinding arteri.
3) Merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit
karena atherosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke
jaringan.
4) Merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan,
sehingga meningkatkan resiko terjadinya arteri perifer, penyakit arteri
coroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah
pembedahan.
d) Gangguan toleransi glukosa
e) Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori
2. Minor
a. Gaya hidup yang kurang gerak
b. Stress psikologik
c. Tipe kepribadian
1.1.3 PATOFISIOLOGI
Akibat langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis)
lumen, obstruksi oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pernbuluh darah),
ulkus dan ruptur. Akibat tidak langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis organ
yang disuplai oleh arteri yang sklerotik tersebut. Semua sel yang berfungsi aktif
memerlukan suplai darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen dan peka terhadap
setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Bila penurunan tersebut berat dan
permanen, sel-sel tersebut akan mengalami nekrosis (kematian sel akibat
kekurangan aliran darah) dan diganti oleh jaringan fibrosa yang tidak
memerlukan banyak nutrisi.
Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang. percabangan arteri
dalam berbagai derajat keparahannya, biasanya berbentuk bercak-bercak. Cabang
arteri biasanya hanya terkena pada bagian bifurcation.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi
nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh
darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen
pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik
dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan
aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan
cenderung terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana
terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli
1.2.3 INTERVENSI
1. Bila mengenai jaringan perifer
a) Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan
pertukaran.
Tujuan NOC:
1) Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
2) Suhu ekstremitas hangat
3) Tingkat sensasi normal
Intervensi NIC:
1) Rendahkan ekstremitas
Rasional : untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat.
2) Tinggikan anggota badan lebih tinggi dari jantung
Rasional : untuk meningkatkan aliran darah balik vena
3) Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif selama tirah baring
Rasional : untuk mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.
4) Pantau penggunaan alat yang panas atau dingin, seperti bantalan pansa,
botol berisi air panas, dan kantung es.
Rasional : suhu yang terlalu ekstrim dapat
5) Anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki
Rasional : pencegahan terhadap adanya statis vena
b) Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai
oksigen ke jaringan
Tujuan NOC:
1) Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan
untuk mencegah nyeri
2) Pasien akan melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
3) Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
4) Pasien dapat mempertahankan tingkat nyeri
Intervensi NIC:
1) Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
2) Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
3) Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama
aktivitas yang menyakitkan
4) Kolaborasi dalam pemberian analgesia
5) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan.
c) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
sirkulasi
Tujuan NOC:
1) Kulit utuh, warna normal
2) Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi
Intervensi NIC:
1) Lakukan penilaian sirkulasi perifer yang komprehensif (misalnya cek
nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna kulit, dan suhu ekstremitas)
Rasional : untuk mengetahui adanya peningkatan sirkulasi arteri dan vena.
2) Pantau kulit dari adanya perubahan integritas kulit.
Rasional : pencegahan, meminimalkan cedera, atau rasa tidak nyaman pada
pasien.
3) Hindari trauma kimia, mekanik atau panas yang melibatkan ekstremitas
2. Bila dilakukan pembedahan
a) Pra pembedahan
Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks.
Tujuan NOC:
1) Tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
2) Tidak ada gangguan persepsi sensori
3) Pasien dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara
tepat
Intervensi NIC:
1) Kaji tingkat ansietas yang terjadi
2) Jelaskan prosedur pembedahan secara sederhana sesuai tingkat
pemahaman pasien dan keluarga
3) Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas
4) Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan
yang tenang.
5) Diskusikan ketegangan dan harapan pasien
c) Post pembedahan
1) Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan atau saraf-saraf
akibat luka operasi.
Tujuan NOC:
a. Pasien mampu mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan
untuk mencegah nyeri
b. Pasien mampu melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
c. Pasien mampu menunjukkan tekhnik relaksasi secara individual yang
efektif untuk mencapai kenyamanan.
Intervensi NIC:
a. Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
b. Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
c. Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama
aktivitas yang menyakitkan
d. Kolaborasi dalam pemberian analgesia
2) Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka
operasi (pembedahan)
Tujuan NOC:
a. Terbebas dari tanda atau gejalainfeksi
b. Pasien akan melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti
prosedur dan pemantauan
Intervensi NIC:
a. Pantau tanda dan gejala infeksi
b. Jelaskan hal-hal yang harus dihindari agar luka tidak terinfeksi
c. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang rawat luka dengan tekhnik
sepsis dan asepsis
d. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika
3) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi
Tujuan NOC:
a. Menunjukkan rutinitas perawatan kulit yang efektif
b. Mengingesti makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas
kulit
Intervensi NIC:
a. Pantau tanda-tanda kerusakan integritas kulit
b. Anjurkan untuk selalu menjaga agar luka tetap kering dan bersih
c. Anjurkan diet dengan makanan bergizi tinggi dan suplemen vitamin
d. Kolaborasi obat untuk mempercepat pertumbuhan jaringan kulit
3. Bila dianjurkan memodifikasi gaya hidup
a) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai
sumber-sumber informasi.
Tujuan NOC:
1) Berpartisipasi dalam proses belajar
2) Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi atau prognosis dan aturan
terapeutik
3) Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
Intervensi NIC:
1) Diskusikan keadaan patologis yang khusus dan kekuatan pada individu.
Rasional: membantu dalam membangun harapan yang realistis dan
meningkatkan pemahaman terhadap keadaan dan kebutuhan saat ini
2) Sarankan pasien menurunkan atau membatasi stimulasi lingkungan
terutama selama kegiatan berfikir
Rasional: stimulasi yang beragam dapat memperbesar gangguan proses
berfikir
3) Identifikasi faktor-faktor resiko secara individual (seperti hipertensi,
kegemukan, merokok, aterosklerosis, menggunakan kontrasepsi oral)
Rasional: meningkatkan kesehatan secara umum dan mungkin menurunkan
resiko kambuh.
1.2.4 IMPLEMENTASI
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan
pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun /
ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal
dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun
perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat memilih
intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat :
1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3. Menyiapkan lingkungan terapeutik
4. Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
5. Memberikan asuhan keperawatan langsung
6. Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan keluarganya.
Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan
klien, menelaah, dan memodifikasi rencana keperawatn yang sudah ada,
mengidentifikasi area dimana bantuan dibutuhkan untuk
mengimplementasikan, mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan
tambahan keterampilan dan personal. Setelah implementasi, perawat
menuliskan dalam catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian
keperawatan. Prosedur spesifik dan respon klien terhadap asuhan
keperawatan atau juga perawat bisa mendelegasikan implementasi pada
tenaga kesehatan lain termasuk memastikan bahwa orang yang didelegasikan
terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan tugas sesuai dengan standar
keperawatan.
1.2.5 EVALUASI
1. Bila mengenai jaringan perifer
a) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas
meningkat (teraba hangat, warna kemerahan atau tidak pucat).
b) Nyeri: pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik
dengan baik.
c) Risiko kerusakan integritas kulit: integritas kulit terjaga, tidak terjadi
trauma dan iritasi kulit.
2. Bila dilakukan pembedahan
a) Pra pembedahan:
Ansietas: tanda dan gejala ansietas menurun.
b) Post pembedahan:
1) Nyeri akut: nyeri pasca bedah terkontrol.
2) Risiko infeksi: infeksi luka operasi tidak terjadi.
3) Risiko kerusakan integritas kulit: kulit tampak terawat baik, integritas
kulit terjaga.
3. Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup
a) Kurang pengetahuan: pemahaman pasien meningkat, pasien
menunjukkan mengikuti anjuran modifikasi gaya hidup dengan baik.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Berdasarkan pengkajin di ruang aster pada tgl 07 oktober 2019 pukul 14.00 wib.
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama pasien Tn.N umur 55 Tahun Laki-Laki Suku Dayak/Indonesia agama
hindu Pekerjaan wirasusta Pendidikan lulusan SD Status Kawin Alamat Tbg
Manase tangal masuk rumah sakit kamis 10 Oktober 2019 dengan Diagnosa
Medis Aterosklerosis
B. RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN
1. Keluhan Utama
pasien mengatakan nyeri dada .
Pengkajian nyeri mengunakan PQRST
P : nyeri bertambah saat di bawa beraktivitas
Q : nyeri tertusuk.
R : nyeri seperti diare.
S : sekala nyeri 6 ( nyeri sedang )
T : nyeri datang sewaktu waktu/kadang dengan durasi yg tidak menentu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan pada tanggal 03 oktober 2019. Pukul 11.00 wib
pasien merasakan. Nyeri tertusuk-tusuk dan sesak napas RR 28 . Pada
tangal 03 oktober 2019 keluarga pasien memutuskan di bawa ke rumah
sakit kuala kurun. Sampai di IGD pasien di beri terapi oksigen 3 liter
infus D5% 16 tpm injeksi ketorolac 50 mg dan ceftriaxone pasien di cek
darah lengkap dan usg abdomen di diagnosa Hepatoma. Pasien di rawat
inap 4 hari dan masalah belum teratasi. Kerena vaselitas tidak memadai
pasien di rujuk ke RSUD dr. Doris Sylvanus. Palangka raya. Sampai di
IGD pukul 03.00 wib Pasien di tangani pasien di beri terapi oksigen 3
liter, infus D5% 16 Tpm, injeksi ketorolac 50 mg dan ceftriaxone.
pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada tangal 09 oktober 2019.
Berdasarkan data yg di kumpul Pasien di diagnosa hepatoma. Kemudian
pasien di bawa ke ruang aster rawat inap untuk perawatan selanjutnya.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan tida ada riwayat penyakit sebelumnya maupun
operasi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan atau
menular.
GENOGRAM KELUARGA:
C
C
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Garis Keturunan
= Tinggal serumah
= Klien ( Tn.N)
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pasien Kesadaran compos mentis pasien berbaring terlentang semi
flower pasien tampak meringis terpasng infus d5% 16 tmp.
2. Status Mental
Kesadaran sadar penuh ekspresi wajah meringis Bentuk Badan normal
Cara Berbaring Terlentang semi flower terbatas Berbicara jelas Suasana
Hati gelisah Penampilan cukup rapi.
a. Fungsi Kognitif:
Orientasi Waktu : Klien mengetahui waktu pagi, sore dan malam
Orientasi Orang : Klien dapat membedakan keluarga, perawat.
Orientasi Tempat : Klien mengetahui dirinya sedang dirawat di
Rumah sakit
Halusinas Tidak Ada Proses Berpikir adaftif Insight Baik Mekanisme
Pertahanan Diri Adaptif.
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
3. Tanda-tanda Vital
Saat di kaji Suhu 36,9 C Axilla Nadi 91 x/menit Pernapasan 28 x/menit
Tekanan Darah 110/80 mmHg
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk badan Simetris merokok 1bungkus/hari sesak nafas saat respirasi
Type Pernapasan Dada dan Perut Irama Pernapasan tidak Teratur Suara
Napas Vesikuler.
Keluhan Lainnya : Tidak ada
Masalah Keperawatan : ganguan pertukaran gas b/d adanya asites
dan penekanan difragama.
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Suara Jantung Normal Lub-Dup ( s1-s2 tunggal) tidak Ada Kelainan
Keluhan Lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
6. Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E : 4 ( spontan atau membuka mata dengan sendirinya tanpa
dirangsang )
V : 5 ( orientasi baik, bicaranya jelas. )
M : 6 ( mengikuti perintah pemeriksa.)
Total Nilai GCS 15 Compos menthis Pupi Isokor Reflek Cahaya Kanan
Positif Kiri Positif, tidak ada nyeri. Pasien gelisah
Uji Syaraf Kranial:
Nervus Kranial I : Fungsi penciuman baik
Nervus Kranial II : Penglihatan kurang
Nervus Kranial III : gangguan pergerakan bola mata
Nervus Kranial IV : gangguan pergerakan mata keatas & kebawah
Nervus Kranial V : Tidak ada gangguan pergerakan rahang
Nervus Kranial VI : Tidak ada gangguan pergerakan mata ke kiri dan
ke kanan
Nervus Kranial VII : Tidak ada gangguan pada ekspersi wajah
Nervus Kranial VIII : Fungsi pendengaran kurang
Nervus Kranial IX : Pasien dapat menelan
Nervus Kranial X : Pita suara berfungsi dengan baik
Nervus Kranial XI : Pergerakan leher baik
Nervus Kranial XII : Pasien dapat menjulurkan lidah
Uji Koordinasi:
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari positif Jari ke hidung Positif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempol kaki Negatif
Uji Kestabilan Tubuh: Negatif
Masalah Keperawatan : Tidak ada
7. Eliminasi Uri (Bladder)
Produksi Urine 2000 ml 3 X/hari kunig keruh Bau khas ammoniac Tidak
ada masalah/lancar
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
8. Eliminasi Alvi (Bowel)
Mulut dan Faring Bibir kering, tidak ada perlukaan Gigi Lengkap Gusi
Tidak Ada peradanagn BAB 1 /hari Warna coklat Konsistensi tidak keras
Bising Usus 28/menit nyri perut kanan atas. Perut membesar.
Masalah Keperawatan: Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding
perut. Akibat asites.
9. Tulang – Otot – Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas Parese kaki Ukuran otot Simetris
Uji Kekuatan Otot Ekstrimitas atas 4/5 Ekstrimitas bawah 4/5Tulang
belakang Normal.
Masalah Keperawatan : tidak ada.
10. Kulit-kulit Rambut
Riwayat alergi tidak ada Suhu kulit Hangat Warna kulit Coklat
tua/hyperpigmentasi Turgor Baik Tekstur Halus Tekstur Rambut Kasar
Bentuk kuku Simetris
Masalah Keperawatan: tidak ada
11. Sistem Penginderaan
a. Fungsi penglihatan Berkurang Gerakan bola mata Bergerak normal
Sclera Normal/putih Konjunctiva Merah muda Kornea Keruh alat
bantu Tidak Ada.
Keluhan Lainnya: tidak ada
b. Telinga/Pendengaran:
Fungsi Pendengaran baik.
c. Hidung/Penciuman :
Bentuk Simetris.
Masalah Keperawatan: tidak ada
12. Leher dan Kelenjar Limfe
Massa Tidak ada Kelenjar Limfe Tidak teraba Kelenjar Tiroid Tidak
teraba Mobilitas Leher Bebas.
13. Sistem Reproduksi
Tida ada masalah.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
D. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit:
Klien mengatakan bahwa ia ingin cepat sembuh
2. Nutrisida Metabolisme
TB 159 cm BB sekarang 62 Kg BB sebelum sakit 61 Kg Diet Cair
Diet Khusus Rendah garam.
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran):
Klien menerima keadaannya saat ini, klien berusaha agar cepat
sembuh
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
6. Aktivitas Sehari-hari
Klien berkerja sebagai orang petani.
Masalah Keperawatan:
7. Koping-Toleransi terhadap stress
Klien dapat mentoleransi stress dan masalah yang dihadapi, menurut
Tn.N segala masalah pengobatan selalu didiskusikan bersama dengan
keluarga.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
8. Nilai Pola Keyakinan
Klien dan keluarga menganut agama hindu.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
E. SOSIAL – SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkumunikasi dengan baik
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari, menggunakan bahasa Dayak dan
Indonesia.
3. Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga cukup baik, dibuktikan keluarga
klien setiap saat selalu memperhatikan keadaan Tn.N
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Klien dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan.
5. Orang berarti/terdekat
Orang yang terdekat dengannya adalah keluarga, terutama istri
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang
Saat ada waktu luang, biasanya digunakan klien untuk berkumpul
bersama keluarga, berbincang walaupun hanya sepatah kata saja dan
beristirahat.
7. Kegiatan beribadah
Untuk kegiatan ibadah selama sakit klien bisa berada diatas tempat
tidur.
A. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM,
PENUNJANG LAINNYA)
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 09 oktober 2019
B. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemberian pada tanggal 22 september 2019
(………………………………..)
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya asites dan penekanan
diafragma di tandai dengan.
Ds : pasien mengatakan sesak gelisah.
1 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan Posisi semi fowler 1. Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 7 2. Observasi gejala kardinal dan penekanan isi perut terhadap diafragma
adanya asites dan jam nafas kembali normal. monitor tanda-tanda sehingga meningkatkan ruangan untuk
penekanan diafragma. kriteria hasil: ketidakefektifan pola napas ekspansi paru yang maksimal dan
3. Berikan penjelasan tentang mengurangi peningkatan volume darah
Tidak mengeluh sesak
penyebab sesak dan motivasi utuk paru sehingga memperluas ruangan yang
napas,
membatasi aktivitas dapat diisi oleh udara
RR 16 – 24 X/menit.
4. Kolaborasi dengan tim medis 2. Pemantau lebih dini pada perubahan
Hasil Lab BGA Normal
(dokter) dalam pemberian sehingga dapat diambil tindakan
Tidak ada pernafasan
diuretik, batasi asupan cairan, dan penanganan segera.
cuping hidung
aspirasi asites. 3. Pengertian klien akan mengundang
Tidak ada penggunaan partispasi klien dalam mengatasi
otot-otot bantu permasalahan yang terjadi.
pernafasan 4. Untuk mengurangi asites dan cairan dalam
cavum peritoneum sehingga pola nafas
kembali normal (16-24x/menit)
1. Nyeri kronis Setelah di lakukan tindakan 1. Lakukan kolaborasi dengan 1. Analgesik bekerja mengurangi reseptor
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 7 dokter dalam pemberian analgesic nyeri dalam mencapai sistim saraf sentral
tegangnya dinding perut jam di harap kan dengan (perhatikan fungsi faal hepar) 2. Dengan posisi miring ke sisi yang sehat
akibat asites. nyeri berkurang. 2. Atur posisi klien yang enak sesuai disesuaikan dengan gaya gravitasi,maka
dengan keadaan dengan miring kesisi yang sehat maka
krakteria hasil.
3. Awasi respon emosional klien terjadi pengurangan penekanan sisi yang
Klien terlihat tenang terhadap proses nyeri sakit
Skala nyeri 0-3 4. Ajarkan teknik pengurangan nyeri 3. Keadaan emosional mempunyai dampak
TD 120/80 mmHg dengan teknik distraksi pada kemampuan klien untuk
DAFTAR PUSTAKA