Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. S DENGAN


GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT FAM
DI RUANG FLAMBOYAN 1 RUMAH SAKIT
TNI AD GUNTUR GARUT
Tanggal 7 Agustus sampai 7 September 2018

Laporan ini disajikan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti


Ujian Akhir Nasional (UAN)

Disusun oleh:

AI FITRI JAYANTI
NIS 161710211

PROGRAM KEAHLIAN KESEHATAN


PAKET KEAHLIAN KEPERAWATAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BINA PUTERA NUSANTARA
TASIKMALAYA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.I DENGAN


GANGGUAN PENCERNAAN : GASTRITIS
DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT
TNI AD GUNTUR
GARUT

TANGGAL 7 AGUSTUSTUS SAMPAI 7 SEPTEMBER 2018

Menyetujui,

Pembimbing Sekolah

Nida Hanifah, S.Kep.


LEMBAR PENGASAHAN

LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. S DENGAN


GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT FAM
DI RUANG FLAMBOYAN 1 RUMAH SAKIT
TNI AD GUNTUR GARUT
Tanggal 7 Agustus sampai 7 September 2018

Tasikmalaya, September 2018


Disetujui oleh

Kaprog. Asisten Perawat Pembimbing Sekolah,


Kesehatan

Resvi Ernita, SKM Nida Hanifah, S.Kep.

Mengetahui

Kepala SMK Bina Putera


Nusantara Tasikmalaya

H.Pian S. Nurrochman, S.Apt., M.Pd.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Alloh SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga

penulisan Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit

TNI AD Guntur Garut dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut

membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama kepada :

1. Ibu Nida Hanifah, S.Kep., selaku pembimbing sekolah.

2. Bapak Egip Ibrahim,S.Kep, selaku pembimbing di Rumah Sakit.

3. Bapak Aan Subhan S.E, MM,Mpd, selaku Wakasek Kurikulum.

4. Ibu Resvi Ernita, SKM, selaku Kaprog Perawat Kesehatan.

5. Bapak H.Pian S. Nurrochman, S.Apt., M.Pd., selaku Kepala SMK Bina Putera

Nusantara Tasikmalaya.

6. Guru-guru SMK Bina Putera Nusantara Tasikmalaya.

7. Karyawan/pegawai Rumah Sakit TNI AD Guntur Garut.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian

Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Diklat 2011/2012

serta sebagai bukti bahwa telah melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL).
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR ERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

1. Gambaran Umum Rumah Sakit .......................................... 1

2. Struktur Organisasi Rumah Sakit ....................................... 2

3. Rekapitulasi Peralatan dan Perabotan Rumah Sakit ........... 3

4. Kegiatan Pelayanan di Rumah Sakit .................................. 4

B. Tujuan .......................................................................................... 5

1) Tujuan Pelaksanaan PKL .................................................... 5

2) Tujuan Pembuatan Laporan ................................................ 6

BAB II TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Institusi ........................................................................ 7

B. Laporan Pendahuluan ............................................................... 8

BAB III LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Laporan Kasus .......................................................................... 21

B. Pembahasan .............................................................................. 32
BAB IV PENUTUPAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 33

B. Saran-Saran ............................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 34

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Gambaran Umum Rumah Sakit

Rumah Sakit TNI Guntur Garut yakni satu dari sekian Layanan

Kesehatan milik TNI AD Garut yang berbentuk RSU, dikelola oleh TNI

AD dan termuat ke dalam RS Tipe C. Layanan Kesehatan ini telah

terdaftar semenjak 21/07/2013 dengan Nomor Surat Izin

503/6692/VIII/Dinkes/2011 dan Tanggal Surat Izin 28/07/2011

dari DINAS KESEHATAN dengan Sifat Tetap, dan berlaku sampai 28

Juli 2016. Sehabis melangsungkan Metode AKREDITASI Rumah Sakit

seluruh Indonesia dengan proses pentahapan I (5 Pelayanan) akhirnya

diberikan status Lulus Akreditasi Rumah Sakit. RSU ini beralamat di Jl.

Bratayuda 101 Garut, Indonesia.

DATA TAMBAHAN :

 Direktur : Mayor Ckm dr. Dedi Herlambang, Sp.An.Mke

 Alamat: Jl. Bratayudha No. 101, Garut

 Kode Pos : 44112

 Nomor Telp : (0262)232325

 Telepon Humas : (0262)232325

 Fax : (0262)235751

 Email : rs.guntur@yahoo.co.id
2. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Berdasarkan profil di atas Rumah Sakit TNI AD Guntur Garut

termuat ke dalam RS Tipe C. Berikut adalah Struktur Organisasi Rumah

Sakit Tipe C:

STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT TK. IV 03.07.04 GUNTUR
TA. 2018
SESUAI PERKASAD NO. 74 TAHUN 2014

3. Rekapitulasi Peralatan dan Perabotan Rumah Sakit

RS TK. IV Guntur Garut mempunyai layanan unggulan dalam

bagian USG 4 Dimensi. RSU kepunyaan TNI AD Garut ini mempunyai

luas tanah 1753 m3 dengan luas bangunan 4200 m2.


Jumlah Tempat Tidur Menurut Tipe:

 VVIP: 12 Kamar

 VIP: 8 Kamar

 I: 7 Kamar

 II: 27 Kamar

 III: 51 Kamar

 ICU: 0 Kamar

 PICU: 0 Kamar

 NICU: 0 Kamar

 HCU: 4 Kamar

 ICCU: 0 Kamar

 TT di IGD: 5 Kamar

 TT Bayi Baru Lahir: 10 Kamar

 TT Kamar Bersalin: 2 Kamar

 TT Ruang Operasi: 2 Kamar

 TT Ruang Isolasi: 0 Kamar


4. Kegiatan Pelayanan di Rumah Sakit

Rekam Medis adalah bagian penting yang diwajibkan ada pada

setiap sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit) beserta dokter yang

melakukan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Ketetapan ini telah

berlaku sejak Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang

rekam medis yang disahkan pada Tahun 1989.

Rekam medis mempunyai tugas untuk:

a. mengumpulkan, mengintegrasi, menganalisis data pelayanan kesehatan

primer dan sekunder, menyajikan dan mendesiminasi informasi,


menata sumber informasi bagi kepentingan riset, perencanaan,

monitoring, dan evaluasi pelayanan;

b. membuat standar dan pedoman manajemen informasi kesehatan

meliputi aspek legal dengan unsur keamanan (safety), kerahasiaan

(confidential), sekuritas, privasi serta integrasi data;

c. manajemen operasional unit kerja manajemen informasi kesehatan,

dibagi berdasarkan kemampuan sarana pelayanan dalam menjalankan

manajemen informasi kesehatan;

d. serta membuat rekapitulasi laporan tentang rumah sakit untuk

diserahkan kepada dinas kesehatan Kab/Kota. Rekapitulasi laporan

rekam medis adalah berkas yang berisikan tentang semua data dasar

rumah sakit beserta kegiatan pelayanannya.

B. Tujuan

1. Tujuan Pelaksanaan PKL

Melalui pendekatan pembelajaran ini peserta PKL diharapkan:

a. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang

sesungguhnya.

b. Memiliki tingkat kompetensi standar sesuai yang disyaratkan oleh

dunia kerja.

c. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis,

kewirausahaan dan produktif.


d. Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk

kepentingan pengembangan diri

e. (dan lain-lain sesuaikan dengan institusi pasangan)

2. Tujuan Pembuatan Laporan

a. Sebagai salah satu bentuk latihan, dalam menghadapi Uji Kompetensi

pada akhir proses pembelajaran.

b. Sebagai salah satu tugas yang diisyaratkan untuk menempuh Ujian

Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN).

c. Menambah wawasan tentang penulisan karya ilmiah.

d. (dan lain-lain sesuaikan dengan sekolah).


BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Institusi

Sejarah Rumah Sakit TNI AD Guntur Garut

Rumah sakit TNI AD Guntur, merupakan salah satu rumah sakit yang

berada di kota Garut. Rumah sakit TNI AD Guntur ini memberikan pelayanan

kesehatan kepada prajurit TNI AD, PNS dan keluarganya, serta masyarakat

umum di wilayah garut dan sekitarnya. Rumah sakit yang berdiri sejak tahun

1962 ini terletak di pusat kota Garut tepatnya di Jl. Bratayudha No. 101, lokasi

yang sangat strategis dengan akses yang mudah dijangkau oleh masyarakat

yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu

kedokteran, Rumah Sakit Guntur senantiasa berupaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan bagi penggunaannya baik itu dengan peningkatan sarana

dan prasarana, fasilitas pelayanan serta penambahan pelayanan oleh dokter

spesialis. Semua itu ditunjukkan untuk tercapainya standar pelayanan

kesehatan sesuai ketentuan yang ada, di mana rumah sakit Guntur telah

mendapatkan pengakuan berupa akreditasi untuk lima pelayanan dasar dari

Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Untuk mengantisipasi kemajuan

teknologi, di rumah sakit Guntur saat ini sudah menerapkan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) dengan sistem komputerisasi. Sistem

komputerisasi sudah berjalan sejak 2010 yang mempermudah proses

pelayanan bagi pasien dan proses administrasi yang lebih cepat, tepat, dan up-
to-date. Dengan didukung oleh fasilitas kesehatan yang baik serta sumber

daya manusia yang berkualitas dan profesional serta pelayanan yang

terjangkau menjadikan rumah sakit Guntur sebagai rumah sakit kepercayaan

bagi masyarakat Garut dan sekitarnya. Melayani dengan “HATI”, merupakan

moto utama yang berarti hak dan kewajiban terpenuhi, aman, tertib, dan ikhlas

dengan komitmen bersama dari seluruh komponen rumah sakit diharapkan

dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi kepada kepuasan

pasien.
B. Laporan Pendahuluan

FAM (fibroadenoma mamae)

1. Definisi

Fibroadenoma mamae adalah benjolan padat kecil dan jinak pada

payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa, benjolan ini

biasanya ditemukan pada wanita muda, seringkali ditemukan pada remaja

putri fibroadenoma adalah tumor jinak pada payudara yang keras, bulat

dan dapat digerakkan yang biasanya mengenai wanita pada usia akhir

belasan atau akhir tiga puluhan.

2. Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui

Faktor predisposisi

 Siklus menstruasi yang tidak teratur.

Faktor risiko dan penyakit tumor payudara adalah

 Nulliparitas.

 Paritas yang rendah.

 Menopouse yang terlambat.

 Terapi estrogen.

3. Manifestasi klinis

Benjolan mudah digerakkan, batasnya jelas dan bisa dirasakan

pada SADARI (periksa payudara sendiri) teraba kenyal karena

mengandung kolagen (serat protein yang kuat yang ditemukan di dalam

tulang rawan, urat daging dan kulit. Biasanya terjadi sebagai massa
tunggal pada wanita yang berusia antara 15-35 tahun. Suatu tumor jinak

tidak memberikan suatu keadaan yang berbahaya, mungkin hanya

merasakan tanda-tanda tumor sedikit membesar, gejala nyeri sering sekali

juga timbul akan tetapi biasanya mengikuti siklus menstruasinya.

 Menurut Nugroho (2011) fibroadenoma tanda dan gejalanya sbb:

1. Fibroadenoma dapat multiple.

2. Benjolan berdiameter 2-3 cm.

3. Benjalan tidak menimbulkan reaksi radang, mobile dan tidak

menyebabkan pengerutan kulit payudara.

4. Benjolan berlobus-lobus.

5. Pada pemeriksaan mammografi, gambaran jelas jinak, berupa rata

dan memiliki batas jelas.

4. Patofisiologi

Sampai saat ini penyebab dari tumor jinak payudara belum

diketahui (idropatik) namun ada faktor predisposisi yang mendukung

terjadinya tumor pada payudara adalah siklus menstruasi yang tidak

teratur, suatu materi menyatakan bahwa pada menyatakan bahwa pada fase

luteal dalam siklus menstruasi terjadi peningkatan kadar hormon estrogen

dan penurunan kadar hormon progeteron. Sedangkan secara fisiologinya

pada saat menstruasi hormon estrogen dan progestrogen meningkat dalam

dua hari sebelum menstruasi berakhir hormon estrogen dan progesteron

menurun. Secara normalnya, fungsi estrogen untuk perkembangannya

jaringan stroma pada payudara, pertumbuhan sistem duktus yang luas dan
untuk deposit lemak pada payudara, sedangkan progesteron berfungsi

untuk meningkatkan perkembangan dari lobulus dan alveoli payudara,

menyebabkan sel-sel alveolar berpoliterasi membesar dan bersifat

sekrotorik. Pembesaran payudara terjadi akibat meningkatnya kadar

estrogen dan definisi kadar hormon progesteron dari ketidakteraturan

siklus menstruasi. Sehingga terjadi peningkatan deposit lemak dan

perkembangan jaringan payudara, dan juga penurunan pembentukan

lobulus dan alveoli, apabila kejadian ini terus menerus dapat

mengakibatkan tumor payudara.


Faktor predisposisi dan resiko tinggi terjadinya FAM (usia, genetik, pola makan)

Gangguan produksi hormon

Kelemahan genetis sel-sel yang

Terbentuknya sel-sel

Hiperplasi pada Mendesak Mendesak sel Mendesak


sel jaringan pembuluh
pembedah
Menekan jaringan Interupsi sel Aliran darah
Mensuplai nutrisi
ke pada
Diskonustas
jaringan
pengeluaran hypoxia

Hipermetabolis Peningkatan
konsisten Luka
ke terkontamin
nyeri asi

Necrosa
Suplai nutrisi ke Mamae Ukuran mamae
jaringan membengkak Daya tahan
tubuh
mamae bakteri
Massa tumor
Berat badan mendesak ke
Kurang
G3 body pengetahuan infeksi
Nutrisi kurang
Ferpusi jaringan Anvietas
dari kebutuhan
Infitrasi pleura
ulkus G3 integritas
kulit dan
Ekspansi paru G3
5. Penatalaksanaan

Fibroadenoma seringkali berhenti tumbuh atau bahkan mengecil

dengan sendirinya. Pada kasus seperti ini tumor biasanya tidak diangkat.

Jika febroadinoma terus membesar, maka harus dibuang melalui

pembedahan.

a. Pembekuan cryoablation

Teknik baru operasi tumor jinak payudara dilakukan dengan

teknik beku cryoablation (visico Treatment Sistem) . Dengan teknik

ini, selain tanpa perlu dibius umum (Narkose), sayatan yang dibuat pun

tidak perlu lebar, cukup sekedar untuk memasukkan semacam

instrumen jarum khusus yang ditusuk mencapai lokasi tumornya.

Sayatannya mungkin cuman 3 milimeter saja. Agar jarum yang

dimasukkan ke dalam jaringan payudara lebih akurat mencapai sasaran

tumornya, memasukkan arah jarumnya perlu dipandu dengan bantuan

USG (ultrasonography). Pada saat ujung jarumnya sudah menyentuh

bagian tumornya. Instrumen tersebut melakukan proses pembekuan

(cryoablation) terhadap tumornya, sehingga jaringan tumornya menjadi

hancur. Oleh karena yang berlangsung proses pembekuan jaringan

(freezing), tentu tidak merasakan nyeri apa pun. Setelah jaringan

tumornya hancur instrumen kemudian dicabut, dan oleh karena

sayatannya hanya minimal, bekas luka sayatan tidak memerlukan

jahitan sebagaimana lazimnya pembedahan pada umumnya. Melainkan

cukup diberi plester khusus untuk merapatkan kembali bekas luka


sayat yang minimal itu. Proses operasi dengan teknik ini rata-rata

menghabiskan waktu sekitar 30 menit saja.

Jaringan tumor yang sudah hancur oleh proses pembekuan

dibiarkan tidak dikeluarkan dari dalam payudara. Diharapkan dalam

beberapa bulan kemudian sisa-sisa jaringan tumor yang hancur itu

akan diserap sendiri oleh tubuh tanpa sisa. (copyright @PT.Kompas

cyber media, 2004) .

b. Teknik Pemanasan (heating)

Teknik pemanasan (heating) memakai alat ultrasound yang

dipandu oleh MRI (Magnetic Resonance Imaging). Teknik ini

dinamakan Magnetic Resonance Guided Focus Ultrasound Therapy

(RGFUS). Dengan teknik ini sama sekali tidak memerlukan sayatan

pada payudara, namun perlu waktu operasi sampai 2-3 jam.

Dengan pemindaian MRI, selain untuk melihat dimana persis

lokasi jaringan tumor payudara, juga untuk mengetahui apakah pada

jaringan tumornya sudah berlangsung proses pemanasan yang

dilakukan oleh efek ultrasound. Cara pemanasan ini yang sudah

dihancurkan itu juga akan diserap sendiri oleh tubuh. (copyright

@PT.Kompas cyber media , 2004).


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

FAM (fibroadenoma mamae)

1. Pengkajian

a. IDENTITAS

1) Identitas klien: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Status

Perkawinan, Agama, Suku, Perkawinan, Pekerjaan, Norm,

Diagnosa Medis, Tanggal masuk, Tanggal Pengkajian,

2) Identitas Penanggung Jawab: Nama, Umur, Jenis Kelamin,

Pendidikan, Pekerjaan, Hubungan dengan Klien, dan Alamat.

b. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan nyeri pada benjolan di daerah axilla.

c. KELUHAN PENYAKIT SEKARANG

Klien mengatakan nyeri di daerah axilla dekat mamae, klien

mengatakan nyeri bertambah bila bergerak atau beraktivitas dan

berkurang bila istirahat, nyeri seperti di tusuk-tusuk dengan skala 4(0-

10), nyeri di rasakan hilang timbul, klien mengatakan tidak nafsu

makan, klien tampak lemas, membran mukosa pucat, 1 porsi makan

tidak habis dengan porsi makan ½

T: 35,3oC R: 20x/Menit

P:80x/Menit S: 120/80mmHg

d. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mempunyai riwayat

penyakit seperti sekarang.


e. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai riwayat

penyakit yang dialami klien.

f. DATA BIOLOGIS

1) Penampilan umum

Klien tampak kesakitan setelah dioperasi, klien tampak bersih, rapi.

2) Activity Daily Living

a) Nutrisi (makan & minum)

Klien tampak penurunan nafsu makan.

b) Istirahat dan Aktivitas

Istirahat dan aktivitas terganggu.

c) Eliminasi (BAB, BAK)

Klien dapat BAB, BAK secara normal tanpa ada keluhan apa

pun.

d) Personal Hygine

Karena sakit, kebersihan atau penampilan dalam pemenuhan

kebutuhan personal hygine terganggu.

e) Mobilitas dan Aktivitas

Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total,

sehingga klien memerlukan bantuan dari keluarga dan tim

medis kesehatan.
3) Pemeriksaan Fisik

a) Kesedaran dan keadaan umum klien.

Kesadaran klien perlu dikaji dari sadar – tidak sadar

(compastnensis) untuk mengetahui berat – ringannya penyakit

klien.

b) Pemeriksaan Head totoe

Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki dengan

menggunakan prinsip IPPA

c) Pemeriksaan persystem.

1) Sistem persyarafan

2) Sistem penglihatan

3) Sistem pernapasan

4) Sistem pencernaan

5) Sistem kardiovaskuler

6) Sister integumen

7) Sistem muskuloskeletal

8) Sistem genitourinaria

g. DATA FISIKOSOSIAL SPIRITUAL

1) Psikososial

Klien bersikap kooperatif dengan perawat dan keluarganya.

2) Spiritual

3) Keyakinan dalam hubungan dengan yang maha kuasa dan pencipta.


b. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Ketidakefektifan pola nafas, keletihan otot nafas deformitas dinding

dada.

2) Nyeri akut adanya penekanan masa tumor.

3) Kerusakan integritas jaringan faktor mekanik (tekanan jaringan

mamae)

4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

ketidakmampuan mengobservasi nutrien ke jaringan.

5) Gangguan citra tubuh perubahan pada bentuk tubuh karena proses

penyakit (mamae)

6) Resiko infeksi operasi.

7) Definisi pengetahuan tentang kondisi, prognesis, dan serta

pengobatan penyakit.

8) Ansietas perubahan gambaran tubuh.

c. INTERVENSI

1) Ketidak Efektifan Pola Nafas (NIC)

a) Buka jalan nafas gunakan teknik chinlift, atau thurts bila perlu.

b) Posisikan pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.

c) Pemasangan mayo bila perlu.

d) Keluarkan secret dengan batuk atau suction.

e) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan


2) Nyeri Akut (NIC)

a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presifitasi

b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien.

d) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.

e) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.

f) Kurangi faktor presepitasi nyeri.

3) Kerusakan Integritas Jaringan. (NIC)

a) Anjurkan pasien menggunakan pakaian longgar.

b) Jaga kulit agar tetap bersih dan kering.

c) Mobilitas pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.

d) Monitor kulit akan adanya kemerahan.

e) Oleskan lotion atau minyak baby oil pada daerah yang tertekan.

4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (NIC)

a) Kaji adanya alergi makanan

b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan pasien

c) Anjurkan pasien untuk meningkatkan PE

d) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

e) Yakin diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi.
5) Gangguan Eliminasi Urine. (NIC)

a) Lakukan penilaian kemih yang komprehensifberfokus pada

inkontinensia (output urine)

b) Memantau penggunaan obat dengan sifat anti kolinergik atau

properti alpha agonis

c) Monitor efek dari obat – obatan yang diresapkan, seperti kalsium.

d) Menyediakan penghapusan privasi.

e) Gunakan kekuatan sugesti dengan menjalankan air atau disiram

toilet.

6) Resiko Infeksi (NIC)

a) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.

b) Pertahankan teknik isolasi.

c) Batasi pengunjung bila perlu.

d) Instruksikan kepaa pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien.

e) Gunakan sabun anti mikroba untuk mencuci tangan.

f) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.

7) Defisiensi (NIC)

a) Berikan nilai tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses

penyakit yang spesifik.

b) Jelaskan tatopisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang tpat.


c) Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit

dengan cara yang tepat.

d) Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat.

e) Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.

8) Ansietas (NIC)

a) Gunakan pendekatan yang nyaman.

b) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien.

c) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur.

d) Pahami respektif pasien terhadap situasi stres.

e) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi

takut.

f) Dorong keluarga untuk menemani anak.


BAB III

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. S


DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN AKIBAT FAM
DI RUANG FLAMBOYAN 1 RUMAH SAKIT TNI AD GUNTUR
GARUT

A. Laporan Kasus

1. PENGKAJIAN

a. BIODATA

i. Identitas Klien

Nama : An. S

Umur : 13 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kampung Sinang Sari RT.01/06

Status Perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar

No. RM : 11-00-16

Diagnosa Medis : FAM

Tanggal Masuk : 30-Agustus-2018

Tanggal Pengkajian : 30-Agustus-2018


ii. Identitas Penanggung Jawab

Nama : NY. E

Umur : 24 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru

Hubungan dengan Klien : Saudara

Alamat : Kampung Sinang Sari RT01/06

b. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan nyeri pada benjolan didaerah axilla

c. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Klien mengatakan nyeri di daerah axilla di dekat mamae, Klien

mengatakan nyeri bertambah bila bergerak atau beraktivitas dan

berkurang bila saat beristirahat. Nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan

skala 4 (0-10). Nyeri dirasakan hilang timbul.

Klien mengatakan tidak nafsu makan, Klien tampak lemas dan

membran mukosa pucat, 1 porsi makan tidak habis dengan porsi

makan ½

T: 35,3oC R: 20x/Menit

P:80x/Menit S: 120/80mmHg

d. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mempunyai riwayat

penyakit seperti sekarang.


e. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai riwayat

penyakit yang dialami sekarang.

f. DATA BIOLOGIS

1) Penampilan Umum E M V

Compas Mentis (sadar) GCS = 15 4 6 5

Klien tampak bersih, rapi.

T: 35,3oC R: 20x/Menit

P: 80x/Menit S: 120/80mmHg

2) Activity Daily Living

No. ADL DI RUMAH DI R.S


1. Nutrisi
a. Makan
- Jenis Menu Nasi, Lauk pauk Bubur, Lauk pauk
- Frekuensi 3x sehari 3x sehari
- Porsi 1 porsi ½ porsi
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Minum
- Jenis Minuman Air putih Air putih
- Frekuensi 8 gelas/hari 8 gelas/hari
- Jumlah 200ml 200ml
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Istirahat dan tidur
a. Malam
- Berapa jam 8 jam 8 jam
- Dari jam ... s/d . 21.00 – 05.00 21.00 – 05.00
- Kesukaran tidur Tidak ada Tidak ada
b. Siang
- Berapa jam - 2 jam
- Dari jam ... s/d - 17.00 – 18.00
- Kesukaran tidur - -
No. ADL DI RUMAH DI R.S
3. Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi 8x sehari 8x sehari
- Jumlah 2000ml 1500ml
- Warna Kuning Kuning
- Bau Bau khas Bau khas
- Kesulitan Tidak Tidak
b. BAB
- Frekuensi 1x sehari 1x sehari
- Jumlah - -
- Warna Kuning ke Kuning ke coklat-
- coklat-coklatan coklatan
- Bau Bau khas Bau khas
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
4. Personal Hygine Mandi

- Frekuensi 2x sehari 1x waslap


- Memakai sabun -
- Keramas 2x sehari -
- Gosok gigi 2x seminggu 1x sehari
c.Berpakaian
Ganti pakaian 2x sehari 1x sehari
5. Mobilitas dan aktivitas
- Aktivitas Klien Klien kesulitan
melakukan beraktivitas,
aktivitas tanpa dengan bantuan
- Kesulitan bantuan
Tidak
3) Pemeriksaan Fisik

a) Sistem Persyarafan

(1) Status mental

Klien tampak stabil

(2) Tingkat kesadaran

Compas Mentis (tingkat kesadaran sempurna)

GCS = E: 4M: 6V:5= 15


(3) Inspeksi

Tidak dilakukan pengkajian

(4) Palpasi

Tidak dilakukan pengkajian

(5) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian

(6) Auskultasi

Tidak dilakukan pengkajian

b) Sistem penglihatan

(1) Inspeksi

Simetris antara mata kiri dan kanan, konjung tiva merah

muda pupil mengecil bila terkena cahaya, pergerakan bola

mata: baik, bisa melihat ke segala arah, lapang pandang

normal.

(2) Palpasi

Tidak ada benjolan di bagian mata, tidak ada nyeri bila

ditekan.

(3) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian.

(4) Auskultasi

Tidak dilakukan pengkajian.


c) Sistem Pernafasan

(1) Inspeksi

Bentuk hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada

pernafasan cuping, bentuk dada simetris, pergerakan

dinding dada simetris dan dapat mencium aroma wangi dan

bau.

(2) Palpasi

Tidak ada infeksi nyeri tekan ataupun benjolan dihidung

dan didada.

(3) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian.

(4) Auskultasi

Tidak dilakukan pengkajian.

d) Sistem Pencernaan

(1) Inspeksi

Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, warna bibir

pucat, dan dapat membedakan rasa asam, manis, pahit, asin.

(2) Palpasi

Tidak dilakukan pengkajian.

(3) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian.

(4) Auskultasi

Tidak dilakukan pengkajian.


e) Sistem kardiosvaskular

(1) Inspeksi

Konjungtiva merah muda, tidak ada vena jugularis klien

mengeluh sakit di bagian axilla

(2) Palpasi

Frekuensi nadi 80x/menit, irama nadi teratur

(3) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian.

(4) Auskultasi

Tidak dilakukan pengkajian.

f) Sistem Integumen

(1) Inspeksi

Warna kulit kuning langsat, tidak ada lesi, kulit kepala

tampak bersih, warna rambut hitam, terdapat benjolan

didaerah mamae atau diaxilla dengan diameter 2-3cm.

(2) Palpasi

Kulit klien teraba hangat, tidak ada oedenoma, tidak ada

turgor, terdapat benjolan didaerah mamae atau axilla

dengan diameter 2-3cm

(3) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian.

(4) Aukultasi

Tidak dilakukan pengkajian.


g) Sistem muskuloskeletal

(1) Inspeksi

Pergerakan ekstremitas atas bawah bebas bergerak, tidak

ada lesi terpasang infus RL di sebelah kiri.

(2) Palpasi

Tidak ada oedema, mampu menahan tekanan.

(3) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian.

(4) Aukultasi

Tidak dilakukan pengkajian

h) Sistem genitourinaria

(1) Inspeksi

Jenis kelamin perempuan tidak terpasang (DS)

(2) Palpasi

Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada keluhan saat

BAB / BAK

(3) Perkusi

Tidak dilakukan pengkajian.

(4) Aukultasi

Tidak dilakukan pengkajian.


g. DATA PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

1) Psikososial

a) Non verbal

Klien tampak bersikap kooperatif dengan perawat dan

keluarganya.

b) Verbal

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin melakukan

aktivitas kembali seperti biasa.

c) Status Emosi

Klien tampak tenang dan stabil.

d) Interaksi Sosial

Klien tampak baik dengan keluarga dan perawatnya.

e) Pola Koping

Klien beragama Islam dan klien selalu berdoa untuk

kesembuhannya.

2. DATA PENUNJANG

1) Laboratorium

Dokter : dr. Tito

Nama : An. Siti

Umur : 13 Tahun

No RM : 113223

Tanggal : 30 Agustus 2018


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
Hematologi Pria: 14-18 -
hemoglobin 12,5 Wanita: 12-16 Gr/dl Normal
Leukosit 10.200 4.000-10.000/m3 /mm3 Lebih dari normal
I: 12 < 10MM
LED II: 20 < 20MM Mm/1jam Normal
Trombosit 326.000 150.0000 – 450.000 /mm3 normal
Hematokrit 34-45 %

Bleeding 1-3 menit Menit


time
Clothing time 5-15 menit Menit
Kimia darah
Gula darah 95 36-100 Normal
puasa
Gula darah 100-140 Mgr%
sewaktu

Imunologi
HB Non reaktif
2) Radiologi

3) Therafi

Nama Obat Manfaat Cara Waktu


Infus RL Manfaat RL (ringer laktat) mengandung kalium Dengan cara
bermanfaat untuk konduksi syaraf dan otak, diinfus.
mengganti cairan yang hilang, karena dehidrasi,
shock, dan kandungan nutriumnya menentukan
tekanan osmatik pada pasien.
Cepotaxim Untuk antibiotik yang digunakan untuk Dengan cara 2x1
mengobati berbagai macam infeksi bakteri, dimasukkan lewat
saluran kemih, miningitis, dan gonore. Obat ini injeksi
termasuk obat antibiotik.
Pronalges Obat untuk meredakan nyeri bekas operasi Dengan cara 3x1
supp dimasukkan lewat
dubur atau rektal.
Cefixim Antibiotik yang digunakan untuk mengatasi Dengan cara oral 2x1
infeksi yang disebabkan oleh bakteri, infeksi
pada kerongkongan.
Asam Untuk mengatasi nyeri menstruasi dan untuk Dengan cara oral 3x1
mepenamat mengurangi volume pendarahan yang parah saat
menstruasi.
Ranitidin Untuk mencegah berbagai penyakit perut dan Dengan cara oral 3x1
kerongkongan yang disebabkan asam lambung
3. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Nyeri akut b.d agen cedera fisik Faktor predisposisi dan resiko tinggi Nyeri akut b.d
ditandai dengan : hiperplasi pada sel mamae agen cedera fisik
DS: Klien mengeluh nyeri didaerah
axilla (mamae) Mendesak ke sel saraf
P; Klien mengatakan nyeri bertambah
bila bergerak atau beraktivitas dan Interupsi sel saraf
berkurang bila beristirahat
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk Nyeri
R: Nyeri di daerah axilla dekat mamae
S: Dengan skala 4(0-10)
T: Nyeri di rasakan hilang timbul
DO:
 Klien tampak meringis
kesakitan
 Mimik wajah klien mengkerut
 Skala nyeri 4 (0-10)
T: 35,3oC
P:80x/Menit
R: 20x/Menit
S : 120/80 mmHg
2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari Mensuplai nutrisi ke jaringan Ca Ketidakseimbang
kebutuhan tubuh b.d faktor biologis an nutrisi kurang
ditandai dengan : Hypermetabolisme ke jaringan dari kebutuhan
DS: Klien mengatakan tidak nafsu tubuh b.d faktor
makan Pe hypermetabolisme jaringan biologis
DO: masuk Bb menurun
 Klien tampak lemas
 membran mukosa tampak Ketidakseimbangan nutrisi kurang
pucat dari kebutuhan tubuh
 1 porsi makan tidak habis
dengan ½ porsi makan
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nyeri didaerah axilla (mamae)

P: Klien mengatakan nyeri bertambah bila bergerak atau

beraktivitas dan berkurang bila beristirahat

Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk

R: Nyeri di daerah axilla dekat mamae

S: Dengan skala 4(0-10)

T: Nyeri di rasakan hilang timbul

DO:

- Klien tampak meringis kesakitan

- Mimik wajah Klien mengkerut

- Skala nyeri 4 (0-10)

- T: 35,3oC R: 20x/Menit

P:80x/Menit S: 120/80mmHg

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor

biologis ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan

DO:

- Klien tampak lemas

- Membran mukosa pucat

- 1 porsi makan tidak habis dengan ½ porsi makan.


B. Pembahasan

Berdasarkan landasan teori ditemukan ada 8 diangnosa keperawatan

diantaranya:

1. Ketidak efektifan pola nafas keletihan otot nafas deformitas dinding dada.

2. Nyeri akut adanya penekanan masa tumor.

3. Kerusakan integritas jaringan faktor mekanik (tekanan jaringan mamae).

4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidak

mampuan mengobservasi nutrien ke jaringan.

5. Gangguan citra tubuh perubahan pada bentuk tubuh karena proses

penyakit (mamae).

6. Resiko infeksi luka oprasi.

7. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, dan serta pengobatan penyakit.

8. Ansietas perubahan gambaran fisik.

Tapi pada klien An.S tidak ditemukan gejala yang menunjang diangnosa:

1. Ketidak efektifan pola nafas keletihan otot nafas deformitas dinding dada..

2. Kerusakan integritas jaringan faktor mekanik (tekanan jaringan mamae).

3. Gangguan citra tubuh perubahan pada bentuk tubuh karena proses

penyakit (mamae).

4. Resiko infeksi luka oprasi.

5. Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, dan serta pengobatan penyakit.

6. Ansietas perubahan gambaran fisik.


Karena keluhan yang di rasakan Ny.S hanya:

DS : Klien mengeluh nyeri didaerah axilla (mamae)

P: Klien mengatakan nyeri bertambah bila bergerak atau beraktivitas dan

berkurang bila beristirahat

Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk

R: Nyeri di daerah axilla dekat mamae

S: Dengan skala 4(0-10)

T: Nyeri di rasakan hilang timbul

DO:

- Klien tampak meringis kesakitan

- Mimik wajah Klien mengkerut

- Skala nyeri 4 (0-10)

- T: 35,3oC

- P:80x/Menit

- R: 20x/Menit

- S: 120/80mmHg

DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan

DO :

- Klien tampak lemas

- Membran mukosa pucat

- 1 porsi makan tidak habis dengan ½ porsi makan.

Sehingga penulis hanya mengangkat 2 diangnosa:

1) Nyeri akut adanya penekanan masa tumor.


2) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidak

mampuan mengobservsi nutrien ke jaringan

Intervensi yang dilakukan pada Ny.S adalah:

a) Nyeri akut adanya penekanan masa tumor.

Pain management

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor

presipitasi

- Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan

- Ajarkan tentang teknik nonformakologi

- Tingkatkan istirahat

- Kolaborasi dengn dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak

berhasil

b) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidak

mampuan mengobservsi nutrien ke jaringan

Nutrition management

- Kaji adanya alergi makanan

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan klien

- Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Kolaborasi dengan ahli gizi


BAB IV

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran di Dunia kerja adalah suatu strategi yang memberi

peluang kepada peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung

pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya PKL penulis dapat merasakan

bagaimana pelaksanaan praktik langsung dilingkungan dunia kerja yang

langsung dibimbing oleh pihak institusi lapangan.

Bahkan kami dapat mengukur sejauh mana penguasaan ilmu yang

didapatkan disekolah dengan ilmu yang didapatkan di lapangan. Pengalaman

selama PKL, kami mendapatkan banyak ilmu, yang awalnya tidak tahu

menjadi tahu. Selama PKL kami diajarkan cara mengoplos obat, memasukkan

obat lewat injeksi, mengisi kurpe, cara menginfus, pengambilan darah dan

kami harus melayani pasien dengan sungguh – sungguh juga hati – hati, harus

tetap menjaga sopan santun, pastikan pasien dengan keluarga pasien untuk

tetap percaya kepada perawat, masih banyak ilmu dan pengalaman selama

PKL.

B. Saran-Saran

1. Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum

praktik didunia kerja

2. Adanya kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja sehingga

terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan disekolah dan proses bimbingan

di tempat praktik.
DAFTAR PUSTAKA

Robbins & Kumar. (1992). Basic pathology, part 1-11, Edition 4, WB Saunders
Company Philadelpia.
PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, DAN EVALUASI

PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO PELAKSANAAN EVALUASI
KEPERAWATAN NOC NIC RASIONAL
1 Nyeri akut b.d agen cedera PAIN CONTROL PAIN  Mengetahui Kamis 30-Agustus- Kamis 30-
fisik ditandai dengan : Setelah dilakukan MANAGEMENT daerah nyeri 2018 Agustus-2018
pengkajian selama 1 x  Lakukan dan faktor jam 15.00 WIB Jam 16.00 WIB
DS: Klien mengeluh nyeri 7 jam diharapkan pengkajian pencetusnya
didaerah axilla (mamae) nyeri bisa berkurang nyeri secara  Pemberian T: Melakukan S: Klien
DO: dengan kriteria: komprehensif anti nyeri Pengkajian secara mengatakan
 Klien tampak  Klien tidak termasuk ditujukan komprehensif. nyeri bertambah
menangis kesakitan menangis lokasi, untuk bila bergerak
 Mimik wajah klien kesakitan karakteristik, mengurangi RK: atau beraktivitas
mengkerut  Klien bisa durasi, rasa nyeri P: Klien dan berkurang
 Skala nyeri 4 (0-10) beristirahat dengan frekuensi, pada klien. mengatakan nyeri bila beristirahat.
 tenang kualitas, dan bertambah bila
T: 35,3oC faktor bergerak atau O: Klien tampak
R: 20x/Menit presipitasi beraktivitas dan menangis
P:80x/Menit  Observasi berkurang saat kesakitan dengan
S: 120/80mmHg reaksi beristirahat. skala 4 (0-10)
nonverbal dan
ketidaknyama- Q: Nyeri seperti T: 35,3oC
nan ditusuk-tusuk. R: 20x/Menit
 Ajarkan tentang P:80x/Menit
teknik R:Nyeri di daerah S: 120/80mmHg
nonformakologi axilla dekat mamae
PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO PELAKSANAAN EVALUASI
KEPERAWATAN NOC NIC RASIONAL
 Tingkatkan S: Dengan skala 4 A: masalah
istirahat (0-10). belum teratasi.
 Kolaborasi
dengan dokter T: Nyeri dirasakan P: lanjutkan
jika ada hilang timbul. intervensi
keluhan dan  Lakukan
tindakan nyeri intervensi
tidak berhasil Ai fitri kajian lanjut
Kamis,30-Agustus- secara
2018 komprehensi
Jam 15:10 WIB f, termasuk
T: Mengobservasi lokasi,
reaksi nonverbal karakteristik,
dari durasi,
ketidaknyamanan. frekuensi,
kualitas, dan
RK: Klien tampak faktor
meringis kesakitan. presipitasi
 Kolaborasi
dengan
Ai fitri dokter jika
Kamis,30-Agustus- ada keluhan
2018 dan tindakan
Jam 15:20 WIB nyeri tidak
T: Menganjurkan berhasil.
PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO PELAKSANAAN EVALUASI
KEPERAWATAN NOC NIC RASIONAL
tentang teknik non
farmakologi
(teknik nafas
dalam)

RK: Klien tamapak


bisa melakukan
teknik nafas dalam

Ai fitri
Kamis,30-Agustus-
2018
Jam 15:25 WIB
T: Meningkatkan
istirahat

RK: Klien tampak


istirahat dari jam
17.00 – 18.00 WIB

Ai fitri
Kamis,30-Agustus-
2018
PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO PELAKSANAAN EVALUASI
KEPERAWATAN NOC NIC RASIONAL
Jam 15:30 WIB
T: Berkolaborasi
dengan dokter jika
ada keluhan

RK: Klien di
berikan obat anti
nyeri (pronalges
supp dan asam
mefenamat)

Ai fitri
PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO NOC NIC PELAKSANAAN EVALUASI
KEPERAWATAN RASIONAL
2. Ketidakseimbangan NUTRION STATUS NUTRITION  Mengkaji Kamis,30- Kamis 30-
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan MANAGEMENT peradanga Agustus-2018 agustus-2018
kebutuhan tubuh b.d pengkajian selama  Kaji adanya alergi n asam Jam 16:10 WIB Jam 17:00 WIB
faktor biologis ditandai 1 x 7 jam makanan. lambung
dengan : diharapkan klien  Kolaborasi dengan  Merangsn T: Mengkaji S: Klien
tidak terjadi resiko ahli gizi untuk g mukosa adanya alergi mengatakan
DS: Klien mengatakan ketidakseimbangan menentukan jumlah mulut makanan. nafsu makan
tidak nafsu makan nutrisi dari kalori dan nutrisi sehingga bertambah
kebutuhan tubuh yang dibutuhkan meningkat RK: Klien tidak
DO: dengan kriteria: klien. kan nafsu mempunyai alergi. O: makan
 Klien tampak lemas  Nafsu makan  Anjurkan Pasien makan dengan 1 porsi
 Membran mukosa meningkat untuk meningkatkan habis
pucat  Makan 1 porsi proteindan vitamin Ai fitri
 1 porsi makan tidak habis C. Kamis,30- A: masalah
habis dengan ½  Berikan informasi Agustus-2018 teratasi sebagian
porsi makan kebutuhan nutrisi. Jam:16:20 WIB
P: lanjutkan
T: berkolaborasi intervensi
dengan ahli gizi
untuk menentukan - Anjurkan
jumlah kalori dan pasien untuk
nutrisi meningkatka
n protein dan
RK: Klien diberi vitamin C.
makan bubur, - Berikan
tahu, tempe, telur, informasi
oleh dokter ahli tentang
gizi. kebutuhan
nutrisi.

Ai fitri

Kamis 30-
Agustus-2018
Jam 16:30 WIB

T: menganjurkan
pasien untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C

RK: Klien tampak


mengomsumsi
protein dan
vitamin

Ai fitri
Kamis,30-
Agustus-2018
Jam 16:35 WIB
T: Memberikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi
RK: Klien
mengerti dan
paham apa yang di
informasikan
 Nafsu
makan
bertambah

Ai fitri
Kamis,30-
Agustus-2018
Jam 16:40 WIB
T: Kolaborasi
dengan ahli gizi
RK: Klien
diberikan makan
yang mengandung
protein dan
vitamin
 Dengan 1
porsi
makan
habis

Ai fitri

Anda mungkin juga menyukai