Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

PELAKSANAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. F DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : SECTIO CAESAREA
DI RUANG EDELWEIS RUMAH SAKIT
TNI ANGKATAN DARAT GUNTUR
KABUPATEN GARUT

TANGGAL 30 AGUSTUS SAMPAI 07 SEPTEMBER 2018

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Nasional ( UAN ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS )

Disusun oleh :

Eli Rosti Isnaniah


NIS : 161710217

SMK BINA PUTERA NUSANTARA


Jl. Sukarindik No.63 A Kota Tasikmalaya Kode Pos 46151
Website : www.smkbinaputeranusantara.sch.id
TASIKMALAYA
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek Kerja Lapanagan in telah diperiksa dan disetujui


Oleh Pembimbing untuk diajukan sebagai syarat menempuh
Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional

Tasikmalaya, 2018

Disetujui oleh

Guru Pembimbing

Eneng Iyet K,A.md.Keb.,SKM


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapanagan in telah diperiksa dan disetujui


Oleh Pembimbing untuk diajukan sebagai syarat menempuh
Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional

Tasikmalaya, 2018

Disetujui oleh

Guru Pembimbing Ketua Program Keahlian


Keperawatan

Eneng Iyet K, A.md.Keb., SKM Resvi Ernita, SKM

Mengetahui,

Kepala SMK Bina Putera Nusantara

Pian S. Nurochman, S.Si, Apt.,M.Pd.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Alloh SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulisan Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Rumah Sakit

TNI AD Guntur Garut dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut

membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama kepada:

1. Ibu Eneng Iyet K,A.md.Keb.,SKM, selaku pembimbing sekolah.

2. Ibu sunami S.Kep.Neurs , selaku pembimbing di rumah Sakit

3. Bapak Aan Subhan SE. MM. M.Pd selaku wakasek Kurikulum

4. Ibu Resvi Ernita, SKM, selaku Kaprog perawat Kesehatan

5. Bapak Pian S. Nurochman, S.Si, Apt.,M.Pd., selaku kepala SMK Bina Putera

Nusantara Tasikmalaya

6. Guru-guru SMK Bina Putera Nusantara Tasikmalaya.

7. Karyawan/Pegawai Rumah Sakit TNI AD Guntur, Kab. Garut

8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian

Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Diklat 2017/2018

serta sebagai bukti bahwa telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan laporan ini

dapat bermanfaaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Tasikmalaya, September 2018

Penyusun,

Eli Rosti Isnaniah


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................

1. Gambaran Umum Rumah Sakit .........................................

2. Struktur Organisasi Rumah Sakit ......................................

3. Rekapitulasi Peralatan dan Perabotan Rumah Sakit ...........

4. Kegiatan Pelayanan di Rumah Sakit ..................................

B. Tujuan .....................................................................................

1. Tujuan Pelaksanaan PKL ..................................................

2. Tujuan Pembuatan Laporan ...............................................

BAB II TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Institusi ......................................................................

B. Laporan Pendahuluan ............................................................

BAB III LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Laporan Kasus .......................................................................

B. Pembahasan ...........................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................

B. Saran-saran .............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Agenda/ jurnal

B. Daftar hadir
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit

Rumah Sakit Tk IV Guntur Garut yakni satu dari sekian Layanan

Kesehatan milik TNI AD Garut yang berbentuk RSU, dikelola oleh TNI AD

dan termuat ke dalam RS Tipe C. Layanan Kesehatan ini telah terdaftar

semenjak 21/07/2013 dengan Nomor Surat Izin503/6692/VIII/Dinkes/2011

dan Tanggal Surat Izin 28/07/2011 dari DINAS KESEHATAN dengan sifat

tetap, dan berlaku sampai 28 Juli 2016. Sehabis melangsungkan Metode

AKREDITASI RS seluruh indonesia dengan proses Pentahapan I (5

Pelayanan) akhirnya diberikan status Lulus Akreditasi Rumah Sakit. RSU ini

beralamat di Jl. Bratayuda 101 Garut, Garut, Indonesia.

Jumlah tempat tidur menurut tipe :

- VVIP : 12 kamar

- VIP : 8 kamar

- I : 7 kamar

- II : 27 kamar

- III : 51 kamar

- ICU : 0 kamar

- PICU : 0 kamar

- NICU : 0 kamar
- HCU : 4 kamar

- ICCU : 0 kamar

- TT di IGD : 5 kamar

- TT BBL : 10 kamar

- TT KB : 2 kamar

- TT R.Op : 2 kamar

- TT R. Iso : 0 kamar

1.1.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit

1.1.3 Rekapitulasi Peralatan di Rumah Sakit

1.1.4 Kegiatan Pelayanan di Rumah Sakit

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihra dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta


memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, dan kelompok atau

masyarakat.

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya

oleh orang perorangan, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh

masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal

yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai

peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan

secara baik.

Peningkatan kesehatan petugas di ruang perawatan penyakit dalam

Rumah Sakit diperlukan seiring dengan semakin membaiknya derajat

kesehatan masyarakat, tingkat pendapatan masyrakat dan pergeseran pola

penyakit yaitu penurunan jumlah penderita penyakit non menular. Sama

halnya dengan pengetahuan dan kompetensi teknis, maka efektivitas

pelayanan juga merupakan bagian dari kewajiban etik serta prinsip pokok

penerapan standar pelayanan profesi. Secara umum disebutkan makin efektif

pelayanan kesehatan tersebut, makin tinggi pula efektivitas pelayanan

kesehatan. Perawat tidak semata-mata merawat pasien selama sakit tetapi

bertanggung jawab secara komprehenshif memberikan perawatan yang

memungkinkan pemenuhan kebutuhan bagi pasien dan keluarganya.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan pengalaman

belajar untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan

dasar keperawatan bagi siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Kesehatan. SMK dengan program keahlian kesehatan, paket keahlian


keperawatan mengikuti kurikulum yang bertujuan memenuhi kebutuan tenaga

kesehatan yang terampil.

Pengalaman PKL membantu siswa-siswi mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan yang telah diperoleh dikelas pada situasi nyata sesuai

dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan PKL, diharapkan mampu memberikan

pelayanan dasar keperawatan secara komprehenshif dan mampu melakukan

komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan PKL, diharapkan dapat :

1. Membuat diagnosa keperawatan

2. Menyusun rencana perawatan

3. Melaksanakan intervensi perawatan

4. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang diberikan

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi Penulis

1. Lebih mengetahui dunia keperawatan

2. Mengetahui karakteristik pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

3. Menjalin kerja sama yang baik antar rekan kerja.


1.3.2 Manfaat bagi Sekolah

1. Mengikat kerja sama yang baik antar pihak sekolah, instansi atau

rumah sakit yang terkait

2. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang

keperawatan

3. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi dalam

bidang keperawatan.

1.3.3 Manfaat bagi Rumah Sakit

1. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi PKL

2. Membantu dan meringankan pekerjaan di instansi perawat terkait.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1.4.1 Waktu

Praktek Tindakan Keperawatan Dasar dilaksanakan selama 30 hari (

Ket : Aktifitas kegiatan praktek dilaksanakan pada waktu dinas pagi,dinas

siang dan dinas malam ). Waktu dinas pagi : Jam 07.00-14.00 WIB, dinas

siang : Jam 14.00-21.00 WIB, dinas malam : Jam 21.00-07.00 WIB.

1.4.2 Penatalaksanaan

Praktek Kebutuhan Dasar Manusia di selenggarakan selama 30 hari

mulai tanggal 07 Juli 2018 - 07 September 2018. Pada tanggal 07 Juli 2018

diselenggarakan pembekalan pertama, dan pembekalan akhir pada tanggal

07 September 2018.

Pelaksanaan Praktik klinik diselenggarakan melalui keterlibatan aktif

antara siswa siswi dan pembimbing klinik. Interaksi keduanya senantiasa


dibina melalui saling pengertian, saling menghormati dan menghargai hak-hak

dan kewajiban masing-masing.


BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Institusi

2.1.1 Profil Rumah Sakit

Rumah sakit TNI AD Guntur merupakan salah satu rumah sakit yang

berada di kota Garut. Rumah sakit TNI AD Guntur ini memberikan pelayanan

kesehatan kepada prajurit TNI AD, PNS dan keluarganya, serta masyarakat

umum di wilayah Garut dan sekitar. Rumah sakit yang berdiri sejak tahun

1962 ini terletak di pusat kota Garut tepatnya di JL. Bratayudha No.101.

lokasi yang sangat strategis dengan akses yang mudah dijangkau oleh

masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu

kedokteran, rumah sakit Guntur senantiasa berupaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan bagi penggunaannya baik itu dengan peningkatan sarana

dan prasarana, fasilitas serta penambahan pelayanan oleh dokter spesialis.

Semua itu ditunjukan bagi tercapainya standar pelayanan kesehatan sesuai

ketentuan yang ada, dimana rumah sakit Guntur telah mendapatkan

pengakuan berupa akreditasi untuk lima pelayanan dasar dari Komite

Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Untuk mengantisipasi kemajuan teknologi,

di rumah sakit Guntur saat ini sudah menerapkan System Informasi

Manajemen Sakit (SIM-RS) dengan system komputerisasi. Sistem

komputerisasi sudah berjalan sejak 2010 yang mempermudah proses

pelayanan bagi pasien dan proses administrasi yang lebih cepat, tepat dan
uptudate. Dengan di dukung oleh fasilitas kesehatan yang baik serta sumber

daya manusia yang berkualitas dan profesionl serta pelayanan yang

terjangkau menjadikan rumah sakit Guntur sebagai rumah sakit kepercayaan

lagi masyarakat Guntur dan sekitarnya melayani dengan ‘HATI’ merupakan

motto utama yang hak dan kewajiban terpenuhi, aman, tertib, dan ikhlas

dengan komitmen bersama dari seluruh komponen rumah sakit diharapkan

dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi kepada kepuasan

pasien.

2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit

Visi :

Mewujudkan Rumah Sakit Kebanggaan Rakyat Priangan Timur

Misi :

1) Menyelenggarakan pembinaan SDM sesuai dengan perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

2) Menyelenggarakan pembinaan Sarana dan Prasarana secara

berkesinambungan

3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional

dilandasi Iman dan Taqwa

4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjangkau

2.1.3 Tata Tertib Rumah Sakit

Selama pelaksanaan praktek, siswa dan siswi wajib mengikuti tata tertib

yang berlaku sebagaimana dibawah ini :


1) Tidak menukar jadwal dinas tanpa diketahui oleh CI atau kepala

ruangan di ruangan siswa tersebut praktek.

2) Siswa wajib datang 10 menit sebelum jam dinas mulai.

3) Siswa wajib mengikuti apel pagi sebelum dines pagi.

4) Siswa wajib menandatangani daftar hadir pada waktu datang dan

pulng, bila tidak dianggap tidak hadir.

5) Siswa wajib menggunakan pakaian dinas lengkap sesuai dengan

ketentuan pendidikan.

6) Menggunakan atribut lengkap.

7) Berada ditempat praktek selama praktek.

8) Sopan santun dengan teman, pasien, dll.

9) Membawa nursing kids dan alat proteksi masing-masing.

10) Menggunakan APD pada tempatnya (APD sesuai dengan PPI ).

11) Presentase kehadiran selama praktek harus 100%

12) Apabila siswa tidak masuk dinas diharuskan ada surat sakit atau

izin.

13) Siswa yang mengganti hari praktek menghubungi coordinayor PPK

dan meminta lembar persetujuan.

14) Siswa tidak menggunakan perhiasan accessories berlebihan.

15) Siswa tidak diperkenankan menggunakan handphone selama

praktek berlangsung.

16) Membeli makanan di area RS.

17) Tidak mencorat-coret atau mengotori area praktek.


18) Bagi siswa yang melanggar ketentuan-ketentuan diatas akan diberi

sanksi.

2.2 Laporan Pendahuluan

2.2.1 Definisi

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. ( Amrusopian,2012)

Jenis – jenis oprasi sectio caesarea :

1) Sectio caesarea abdomen

Sectio caesarea trrasperitonealis

2) Sectio caesarea vaginalis

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat

dilakukan sebagai berikut :

- Sayatan memanjang ( longitudinal ) menurut kroning

- Sayatan melintang ( transversal ) menurut kerr

- Sayatan huruf T ( T – incision )

3) Sectio caesarea klasik ( corporal )

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri

kira – kira sepanjang 10 cm. Tetapi saat ini teknik ini jarang

dilakukan karena memiliki banyak kekurangan namun pada kasus

seperti operasi berulang yang memiliki banyak pelengketan organ

cara ini dapat di pertimbangkan.


4) Sectio caesarea ismika ( Profunda )

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada

segmen bawah rahim ( low cervical transfersal ) kira – kira

sepanjang 10 cm.

2.2.2 Etiologi
1. Etiologi yang berasal dari ibu

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para


tua disertai kelainan letak ada, disproporsi sofalo pelvik (
disproporsi janin / panggul ) ada sejarah kehamilan dan
persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta
previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat 1 –
11, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia – eklampsia, atas
permintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ),
ganggguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri
dan sebagai nya ).

2. Etiologi yang berasal dari janin


Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi
kedudukan janin, proalapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,
kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi
.
2.2.3 Manifestasi klinis
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis ( posterior )
2. Panggul sempit
3. Disporsi sefalopelvik, yaitu : ketidakseimbangan antara ukuran
kepala dan ukuran panggul
4. Rupture uteri mengancam
5. Partus lama ( Prolonged labor )
6. Partus tak maju ( Obstructed labor )
7. Distosia serviks
8. Pre eklamsia dan hipertensi
9. Malpresentasi janin
- Letak lintang
- Letak bokong
- Gemeli
- Presentasi dahi dan muka ( letak deflekasi )
- Presentasi tangkap jika reposisi tidak berhasil

2.2.4 Patofisiologi

Panggul sempit Sectio caesarea

Post anesthesi Luka post Post partum


operasi nifas

Penurunan Jaringan Jaringan Distensi


Penurunan
medulla terputus terbuka kandung
kerja pons
oblangata Penurunan kemih
feristaltik
Penurunan usus
Penurunan Merangsang Proteksi Udem dan
refleksi kerja otot area kurang memar di
batuk eliminasi sensorik uretra
Invasi bakteri
Penurunan
sensivitas &
sensasi
kandung kemih
Bersihkan jalan Konstivasi Nyeri Resiko Gangguan
pnafas tidak infeksi rasa nyaman
efektif

Akumulasi
sekret
Gangguan
eliminasi urin

2.2.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
2. Pemantauan EKG
3. JDL dengan difensial
4. Elektrolit
5. Hemoglobin / hematokrit
6. Golongan darah
7. Urinalisis
8. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
9. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
10. Ultrasound sesuai pesanan

( Tucker, Susan martin, 1998 )

2.2.6 Penatalaksanaan
1. Medis :
1) Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan
menyebabkan perdarahan. Cateter biasanya terpasang 24 – 48
jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan
penderita.
2) Pemberian obat – obatan
3) Perawatan luka
2. Non medis :
1) Diet
2) Mobilisasi
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

2.3.1 Biodata

1. Identitas klien : Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,

agama, suku, pendidikan, pekerjaan, No-RM, diagnosa medis,

tanggal masuk, tanggal pengkajian.

2. Identitas penanggung jawab : Nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, alamat

2.3.2 Keluhan Utama

Penyebab klien sampai ke Rumah Sakit

1. Riwayat kesehatan sekarang

Tanda dan gejala klinis sectio caesarea selama klien di rumah sakit

2. Riwayat kesehatan dahulu

Apakah sebelumnya klien pernah dirawat dengan riwayat penyakit

yang sama ?

3. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anggota keluarga ada yang pernah mempunyai riwayat

penyakit ?

4. Data biologis

1) Penampilan umum

Tampak sakit ringan, sakit sedang, sakit berat


2) Activity daily living

(1) Nutrisi ( makan, minum )

Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual

muntah sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak sama

sekali.

(2) Istirahat & aktivitas

Istirahat & aktivitas klien terganggu sehubungan dengan

nyeri yang dirasakan nya.

(3) Eliminasi ( BAK & BAB )

Klien dapat mengalami konstipasi karena penurunan

peristaltik usus sedangkan eliminasi urine tidak mengalami

gangguan, hanya warna urine menjadi kuning pekat.

(4) Personal hygiene ( mandi, berpakaian )

Karena sakit kebersihan & penampilan lain dalam

pemenuhan kebutuhan personal hygiene terganggu.

(5) Mobilitas & aktivitas

Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring,

sehingga klien membutuhkan bantuan dari keluarga dan tim

kesehatan.
2.3.3 Pemeriksaan fisik

1. Kesadaran & keadaan umum pasien

Kesadaran pasien perlu dikaji dari sadar – tidak sadar untuk

mengetahui berat tingginya penyakit pasien.

2. Premeriksaan head to toe

Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki dengan menggunakan

IPPA : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

1) Pemeriksaan persistem

(1) Sistem persyarapan

(2) Sistem penglihatan

(3) Sistem pernapasan

(4) Sistem pencernaan

(5) Sistem kardiovaskuler

(6) Sistem Integumen

(7) Sistem muskuloskeletal

(8) Sistem genitourinaria

2.3.4 Data psikososial & spiritual

1. Psikososial

Hubungan klien dengan keluarga dan tim kesehatan.


2. Spiritual

Keyakinan dalam hubungan dengan yang maha kuasa dan maha


pencipta.
2.3.5 Pemeriksaan penunjang ( Tucker, Susan Martin, 1998 )

1. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin


2. Pemantauan EKG
3. JDL dengan difensial
4. Elektrolit
5. Hemoglobin / hematokrit
6. Golongan darah
7. Urinalisis
8. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
9. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
10. Ultrasound sesuai pesanan

2.3.6 Diagosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstitusi jalan nafas


(mokus dalam jumlah berlebihan), jalan nafas alergik (respon obat
anastesi)
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (pembedahan, trauma jalan lahir,
episiotomi)
3. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya
pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum.
4. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurang pengetahuan ibu,
terhentinya proses menyusui
5. Gangguan eliminasi urine
6. Gangguan pola tidur b.d kelemahan
7. Resiko infeksi b.d faktor resiko, episiotomi, laserasi jalan lahir,
bantuan pertolongan persalinan.
8. Defisit perawatan diri b.d kelelahan post partum
9. Konstipasi
10. Resiko syok (hipovolemik)
11. Resiko perdarahan
12. Defisiensi pengetahuan perawatan post partum b.d kurangnya
informasi tentang penanganan post partum

2.3.7 Intervensi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstitusi jalan nafas


(mokus dalam jumlah berlebihan), jalan nafas alergik (respon obat
anastesi)
1) Pastikan kebutuhan oral/traceal suctioning
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3) Lakukan fisioterafi dada jika perlu
4) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (pembedahan, trauma jalan lahir,
episiotomi)
1) Lakukan pengkajian nyeri secara konfrehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas.
2) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
3) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
4) Tingkatkan istirahat
3. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya
pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum.
1) Kaji adanya alergi makanan
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
3) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
4. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurang pengetahuan ibu,
terhentinya proses menyusui
1) Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke puting
2) Pantau integritas kulit puting ibu
3) Sediakan informasi tentang laktasi dan teknik memompa ASI
4) Pantau berat baadan dan pola eliminasi bayi
5. Gangguan eliminasi urine
1) Instruksikan cara-cara menghindari konstipasi impaksi tinja
2) Terapkan kateterisasi intermiten sesuai
3) Memantau asupan atau keluaran
4) Membantu dengan toilet secara berkala
6. Gangguan pola tidur b.d kelemahan
1) Determinasi efek-efek medikasi terhadap
2) Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3) Ciptakan lingkungan yang nyaman
4) Kolaborasi pemberian obat tidur
7. Resiko infeksi b.d faktor resiko, episiotomi, laserasi jalan lahir,
bantuan pertolongan persalinan.
1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2) Batasi pengunjung bila perlu
3) Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
4) Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
8. Defisit perawatan diri b.d kelelahan post partum
1) Memfasilitasi menyikat gigi pasien
2) Memfasilitasi pasien mandi sendiri
3) Memantau kebersihan kuku
4) Memantau integritas kulit
9. Konstipasi
1) Monitor tanda dan gejala konstipasi
2) Monitor bising usus
3) Identifikasi faktor dan penyebab kombinasi dan konstipasi
4) Dukung intake caiaran
10. Resiko syok (hipovolemik)
1) Monitor suhu dan pernafasan
2) Monitor input dan output
3) Monitor tanda awal syok
4) Berikan cairan IV dan atau oral yang tepat
11. Resiko perdarahan
1) Monitor ketat tanda-tanda perdarahan
2) Monitor TTV ostostatik
3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan yang
banyak mengandung vitamin K
4) Identifikasi penyebab perdarahan
12. Defisiensi pengetahuan perawatan post partum b.d kurangnya
informasi tentang penanganan post partum
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
2) Sediakan informasi pada pasien tentang Kondisi dengan cara
yang tepat
3) Diskusikan pilihan terapy atau penanganan
4) Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second
dancon dengan cara yang tepat atau dindekasikan
BAB III

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Laporan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. F


DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI AKIBAT
SECTIO CAESAREA DI RUANG EDELWEIS DI RUMAH
SAKIT TNI ANGKATAN DARAT GUNTUR
KABUPATEN GARUT

3.1.1 PENGKAJIAN

1. BIODATA

1) Identitas Klien

Nama : Ny. F

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kp kundeng, RT 003 / RW 013,

Cikandang, Cikajang.

Suku : Sunda

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Lainnya

No RM : 11 – 40 – 47

Diagnosa Medis : Sectio Caesarea

Tanggal masuk : 30 Agustus 2018

Tanggal pengkajian : 31 Agustus 2018


2) Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. N

Umur : 27 Tahunn

Jenis Kelamin : Laki - laki

Pendidikan : S1

Hubungan dengan klien : Suami

Alamat : Kp kundeng, RT 003 / RW 013,

Cikandang, Cikajang.

3.1.2 KELUHAN UTAMA

Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah .

3.2 RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit

3.3 RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Anak
Tanggal Tempat Umur Jenis
NO Penolong Penyulit J B P Nifas
partus partus kehamilan persalinan
K B B
30-8-
1 Bidan 9 bln SC Bidan -
2018

3.4 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai

riwayat penyakit seperti TBC, Diabetes.

3.5 DATA BIOLOGIS

1. Penampilan Umum

Klien tampak kesakitan

2. Activity Daily Living


NO ADL DI RUMAH DI RS

Nutrisi
a. Makan
 Jenis menu Nasi,lauk pauk Bubur, lauk pauk
 Frekuensi 3 x/ hari 3 x/ hari
 Porsi 1 piring habis ½ porsi
 Pantangan Tidak ada Tidak ada
 Keluhan Tidak ada Dibantu
b. Minum
 Jenis minum Air putih, teh Air putih
± 8 x/ hari 5 x / hari
 Frekuensi
2000 cc 1.250 cc
 Jumlah
Tidak ada Tidak ada
 Pantangan Tidak ada Dibantu
 Keluhan
2. Istirahat dan tidur
a. Malam
 Berapa jam ± 8 Jam ± 8 Jam
 Dari jam .. s/d . ± 21.00 – 04.00 ± 21.00 – 04.00
 Kesukaran Tidak ada Tidak ada
tidur
b. Siang
 Berapa jam ± 1 Jam ± 3 Jam
 Dari jam .. s/d . ± 13.00 – 14.00 ± 12.00 – 15.00
 Kesukaran Tidak ada Tidak ada
tidur
3. Eliminasi
a. BAK
 Frekuensi ± 5 x/ hari ± 3 x/ hari
 Jumlah ± 1500 cc ± 500 cc
 Warna Kuning pekat Kuning pekat
 Bau Bau khas Bau khas
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
b. BAB
 Frekuensi ± 1 x/ hari ± 1 x/ hari
- -
 Jumlah
Kuning Kuning
 Warna
Khas feces Khas feces
 Bau Tidak ada Tidak ada
 Kesulitan

4. Personal hygiene
a. Mandi
 Frekuensi 2 x/ hari 1 x waslap
 Memakai Pakai Tidak
sabun
 Keramas 1 x/ hari Belum
 Gosok gigi 3 x/ hari Belum
b. Berpakaian
 Ganti pakaian Mandiri Bantuan
5. Mobilitas dan aktivitas
 Aktivitas IRT Duduk
 Kesulitan Tidak ada Post sc

3. Pemeriksaan Fisik

a. Sistem Persyarapan

1) Status mental

Sadar dan orientasi baik

2) Tingkat kesadaran

Compos mentis, yaitu kesadaran normal, sadar penuh, dapat

menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

GCS : 15 E : 4 M:6 V:5

3) Inspeksi

Tidak ada gangguan disistem persyarafan

4) Palpasi

Bila dicubit masih ada refleks dari klien

5) Perkusi

Refleks patela normal, refleks bisep dan trisep normal

6) Auskultasi

Tidak dilakukan

b. Sistem Penglihatan

1) Inspeksi
Konjungtiva berwarna merah pucat, fungsi penglihatan baik,

terbukti klien mampu membaca papan nama dengan jarak ± 30cm,

mata terlihat bersih, tidak ada kotoran, sklera terlihat putih

( normal ).

2) Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

3) Perkusi

Tidk dilakukan

4) Auskultasi

Tidak dilakukan

c. Sistem pernapasan

1) Inspeksi

Bentuk hidung simetris, bentuk dada simetris, pergerakan dinding

simetris, respirasi 20 x/ mnt, tidak ada luka, terbukti klien mampu

membedakan aroma minyak wangi dan minyak aroma terapi.

2) Palpasi

Tidak ada fraktur didaerah tulang rusuk, tidak ada nyeri tekan

ataupun benjolan di hidung dan dada.

3) Perkusi

Suara paru dulnes.

4) Auskultasi

Frekuensi nafas 20 x/ mnt, bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara

nafas tambahan seperti snoring, ronchi, wheezing.


d. Sistem pencernaan

1) Inspeksi

Bentuk mulut simetris mukosa bibir agak kering, gigi gerigi

lengkap, bentuk abdomen lebih rendah dari rongga dada, jumlah

gigi 32, terdiri 16 pada rahang atas dan 16 rahang bawah.

2) Auskultasi

Bising usus ± 8 – 12 x/ mnt.

3) Perkusi

Sonor

4) Palpasi

Ada nyeri tekan bagian abdomen.

e. Sistem kardiovaskuler

1) Inspeksi

Konjungtiva merah muda, tidak ada cyanosis, tidak ada

peningkatan vena jugularis.

2) Palpasi

CRT 2 detik, frekuensi nadi 76 x/ mnt, pada saat ditekan kuku

kembali dalam 2 detik.

3) Perkusi

Normal

4) Auskultasi

BJ murni / lup dub


f. Sistem integumen

1) Inspeksi

Warna kulit putih, kulit kepala tampak bersih, warna rambut hitam,

turgor balik, terbukti saat dicubit kembali dalam 2 detik..

2) Palpasi

Tekstur lembut, kulit teraba hangat, tidak ada nyeri tekan.

3) Perkusi

Tidak dilakukan

4) Auskultasi

Tidak dilakukan

g. Sistem muskuloskeletal

1) Inspeksi

Pergerakan ekstremitas atas kanan terbatas karena terpasang infus,

pergerakan ekstremitas bawah kanan & kiri bebas.

2) Palpasi

Tidak ada oedema

3) Perkusi

Tidak dilakukan

4) Auskultasi

Tidak dilakukan

h. Sistem genitourinaria

1) Inspeksi

Jenis kelamin perempuan terpasang dower cateter.


2) Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

3) Perkusi

Tidak dilakukan

4) Auskultasi

Tidak dilakukan
G. DATA PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

a. Psikososial
1) Non verbal
Klien dapat bekerja sama dengan tim kesehatan dalam proses
penyembuhan penyakit.
2) Verbal
Bisa berkomunikasi dengan baik ditandai dengan masih bisa
menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepada klien.
3) Status emosi
Klien tampak stabil dan tenang
4) Interaksi sosial
Klien tampak ramah saat berinteraksi dengan perawat
5) Pola koping
Klien dapat menerima penyakit yang dialami sekarang
b. Spiritual
Klien mengatakan dirinya berdo’a ingin cepat sembuh.
H. DATA PENUNJANG

1. Laboratorium

Dokter : dr. Lilis


No Rekam Medik : 11 – 40 – 57
Tanggal Pengkajian : 30 Agustus 2018
Nama Pasien : Ny. F
Umur : 23 Tahun

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Ket


HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,2 Pria = 14 – 18 gr/dl
Wanita = 12 – 16
Leukosit 10,900 4000 – 10.000 / m³ Per mm³
Trombosit 191,000 150.000 – 450.000 Per mm³
Hematokrit 37,0 35 – 45 %

Dokter : dr. Lilis


No Rekam Medik : 11 – 40 – 57
Tanggal Pengkajian : 31 Agustus 2018
Nama Pasien : Ny. F
Umur : 23 Tahun

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Ket


HEMATOLGI
Hemoglobin 9,9 Pria = 14 – 18 gr/dl
Wanita = 12 – 16

2. Radiologi
Tidak ada
3. Therapy

Therapy Dosis Cara Kegunaan


Pemberian
Cefotaxime 2 x 1 gr IV Untuk mengobati infeksi bakteri
Ketorolac 3x1 IV Untuk mengatasi nyeri
Ranitidine 2x1 IV Untuk mengatasi nyeri
Metronidazole 2 x 500 mg IV Untuk mengobati infeksi bakteri
RL 20 tpm / m IV Untuk mengganti cairan tubuh
II. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Ds : Klien mengatakan nyeri Sectio caesarea Nyeri akut b.d


Pada bagian post sc Agen injuri fisik
Luka post operasi ( pembedahan )
Do : - Klien tampak meringis
Kesakitan Jaringan terputus
1) Klien tampak
lemas Merangsang area
sensorik

Gangguan rasa
nyaman

Nyeri
2. Ds: klien mengeluh susah Post partum nifas Gangguan
BAK eliminasi urine
Distensi kandung
Do : - Klien tampak memakai kemih
Dower cateter
Udem dan memar di
uretra

Penurunan sensivitas
dan sensasi kandung
kemih

Gangguan eliminasi
urine
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik ( pembedahan ) :

DS : Klien mengatakan nyeri pada bagian post sc

DO : - Klien tampak meringis kesakitan

- Klien tampak lemas

2. Gangguan eliminasi urine :

DS : Klien mengeluh susah BAK

DO : - Klien tampak memakai dower cateter


PEMBAHASAN

Setelah melakukan praktek keperawatan secara langsung pada klien,

penulis memahami bahwa proses keperawatan yang dilaksanakan tidak jauh

berbeda dengan teori yang didapat proses tersebut terdiri dari : pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Tidak ada

kesenjangan yang penulis temukan selama melaksanakan asuhan keperawatan

pada Ny. F dengan gangguan system reproduksi : Sectio caesarea di Ruang

Edelweis Rumah Sakit TNI AD Guntur Kabupaten Garut secara komprehensif

dengan tahap sebagai berikut.

1. Tahap Pengkajian

Tahap ini merupakan awal dari proses keperawatan. Dalam pengkajian ini

penulis menggunakan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data

dari klien, keluarga, tim kesehatan lain. Catatan perawat, buku status

pasien baik berupa data subjektif atau objektif yang selanjutnya dianalisa

sampai diagnosa.

Hal – hal yang mendukung pengkajian ini adalah :

a. Adanya dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan sehingga dapat

melengkapi alat – alat yang diperlukan.

b. Adanya respon yang positif dari klien dan keluarga sehingga

mempermudah dalam pengumpulan data.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teoritas

dengan pada kasus yang dialami pasien Ny. F.


Penulis mengemukakan bahwa diagnosa yang sesuai dengan kasus yang

dialami Ny. F, Yaitu :

a. Nyeri akut b.d agen injuri fisik ( pembedahan )

b. Gangguan eliminasi urine.

Diagnosa keperawatan ini muncul karena kurangnya pengetahuan tentang

perawatan dan penyakit berhubungan dengan status kesehatan Ny. F tentang

batasan toleransi aktifitas pasien.

3. Intervensi

Pada tahap ini penulis menyusun rencana tindakan kaji tingkat nyeri, sesuai

dengan permasalahan yang di dapat, kemampuan, situasi dan kondisi serta

sarana dan prasarana yang ada. Penulis tidak menemukan hambatan yang

berarti karena banyaknya faktor – faktor yang mendukung.

4. Implementasi

Pada diagnosa nyeri akut b.d agen injuri fisik ( pembedahan ), telah dilakukan

tindakan keperawatan, yaitu :

a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk skala dan

kualitas

b. Memberikan obat analgetik untuk mengurangi nyeri

Pada diagnosa gangguan eliminasi urine, telah dilakukan tindakan

keperawatan yaitu :

a. Menginstrupsikan cara – cara untuk menghindari konstipasi atau

impaksi tinja
b. Terapkan katerisasi intermiten sesuai

5. Evaluasi

Tahap evaluasi ini merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan dimana

berguna untuk menilai kemajuan atau kemunduran kesehatan klien, setelah

dilakukan rencana asuhan keperawatan hasil yang didapatkan yaitu :

Pada gangguan rasa nyaman nyeri masalah teratasi sebagian. Adapun

hambatan pada tahap ini penulis tidak selamanya berada di Rumah Sakit TNI

AD Guntur Kabupaten Garut sehingga untuk pemecahannya penulis

melibatkan perawat ruangan. Yang mempermudah atau membantu proses

evaluasi bagi penulis adalah dengan adanya dokumentasi serta keterbukaan

klien dan keluarga dalam proses asuhan keperawatan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.

( Amru sofian,2012 )

Pengkajian : Data data yang di dapat pada saat

Pengkajian kasus berbeda dengan data

Teori.

Diagnosa : Menurut teori dan keluhan klien sama

Intervensi : Pada tahap perencanaan menggunakan sumber

mengenai kondisi klien dan sarana prasarana yang ada

di ruangan untuk menunjang tindakan keperawatan.

Implmentasi : Pelaksanaan keperawatan dapat dilaksanakan dan

didukung oleh klien maupun keluarga klien.

Evaluasi : Dilakukan setelah melakukan asuhan dalam proses

pengobatan dengan menggunakan pendekatan.


B. Saran – saran

1. Saran untuk Rumah Sakit TNI AD Guntur

a. Kepada CI lahan, saya berharap agar tidak bosan – bosannya memberikan

pengarahan dan bimbingan kepada saya dan para peserta PKL yang akan

datang.

b. Kepada perawat senior, saya berharap agar memperkenalkan,

membimbing, dan mengarahkan berbagai jenis kegiatan dalam lingkungan

praktek sehingga peserta PKL dapat belajar dengan dengan maksimal.

Hubungan kerja sama antar perawat – perawat yang ada di RS TNI AD

Guntur Garut juga harus terjaga, dipertahankan dan ditingkatkan agar

pelaksanaan kerja lebih maksimal dan efisien.

2. Saran Untuk Sekolah

a. Sekolah perlu memberikan pada masalah budaya kerja yang berlaku pada

instansi pemerintah maupun swasta. Dengan demikian, para siswa –siswi

cenderung lebih mudah beradaptasi dalam dunia erja.

b. Sekolah perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan

yang relevan dengan kemajuan teknologi di dunia kerja saat ini. Dengan

demikian, para siswa – siswi dapat mengaplikasikan ilmu dan

keterampilan yang diperoleh secara maksimal.

c. Hendaknya guru pembimbing harus lebih memonitoring siswa –siswinya

di lingkungan PKL secara langsung sehingga siswa dapat berkomunikasi

mengenai informasi – informasi terbaru dari sekolah.


3. Saran untuk penulis

Sebaiknya penulis lebih mengetahui tata cara penulisan yang baik,

penguasaan materi yang lebih matang serta pengetahuan lebih diperluas

guna mengetahui apa yang belum diajarkan di dalam kelas maupun di

lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Nuratif Huda Amin dan kusuma Hardi 2015, Aplikasi Asuhan

keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan

Nanda NIC NOC Edisi Revisi Jilid 3 Yogyakarta

Medication

Firwan intianur 93.2014 Laporan Pendahuluan Sectio Caesarea diambil pada

tanggal 07 januari 2014, http://firwanitianur93.blogspot.com/2014//Laporan-

Pendahuluan-Secti-Caesarea.html7==1

Anda mungkin juga menyukai