DISUSUN OLEH
Siti Rokhati, S.Tr. Kes
NIP. 199605102019022001
PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN AHLI PERTAMA
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Oleh:
Nama : Siti Rokhati, S.Tr. Kes
NIP :199605102019022001
Instansi : Poltekkes Kemenkes Surakarta
Meita Darmaistuty, SKM. M.Kes dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes dr. Nine Luthansa, MPH
NIP. 196205181986032001 NIP. 197505142006041003 NIP. 197908312008122001
Mengetahui,
Kepala Bapelkes Semarang
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’allamin…
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi dapat penulis selesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini antara lain:
1. Emmilya Rosa SKM., MKM selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan
(Bapelkes) Semarang
2. Satino, S.KM, M.Sc.N selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surakarta
3. Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes, selaku penguji seminar laporan aktualisasi.
4. dr. Nine Luthansa, MPH selaku coach yang selalu membimbing dan
mendukung selama penyusunan laporan aktualisasi ini
5. dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes selaku mentor dalam kegiatan
aktualisasi ini dan Ketua Jurusan Ortotik Prostetik
6. Bapak dan Ibu Widyaiswara Bapelkes Semarang
7. YonKav 2/TC Pak Seba selaku pembina dan pelatih Bela Negara di Bapelkes
Semarang
8. Rekan-rekan peserta Latsar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III
Angkatan V tahun 2019 di Bapelkes Semarang.
9. Pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
Peserta menyadari bahwa laporan aktualisasi yang telah disusun ini masih
tidak sempurna karena keterbatasan penulis sehingga kritik dan saran dari semua
pihak akan penulis terima dan dianggap sebagai perbaikan untuk sempurnanya
laporan ini.
Semarang, September 2019
3
DAFTAR ISI
RANCANGAN AKTUALISASI ...................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 4
B. TUJUAN ................................................................................................................. 6
A. UNIT KERJA......................................................................................................... 8
E. DAMPAK JIKA ISU TIDAK DITANGANI ........ Error! Bookmark not defined.
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 35
B. SARAN ................................................................................................................. 36
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2018,
Kementerian Kesehatan salah satunya menerima Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) untuk formasi Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang
akan ditempatkan di Poltekkes Kemenkes seluruh Indonesia. Menurut Permenpan
dan RB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) dan angka kreditnya, Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP)
adalah pengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan kegiatan
laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan,
pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja
laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dosen dan Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) yang telah diterima harus dipersiapkan agar dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Hal ini sejalan dengan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (UU ASN) bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang sudah
lulus dari rekrutmen harus mengikuti pembekalan untuk membentuk sosok PNS
yang professional.
Masa Prajabatan adalah masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib
dijalani oleh Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) melalui proses pendidikan dan
pelatihan. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah pendidikan
dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Tujuan pelatihan dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini untuk mengembangkan kompetensi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilakukan secara terintegrasi, dimana hal
tersebut memadukan pelatihan klasikal dan non klasikal. Pelatihan klasikal
5
merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka didalam kelas,
sedangkan pelatihan non klasikal merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
secara e-learning, bimbingan ditempat kerja, maupun pelatihan dialam bebas.
Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menuntut setiap peserta
untuk dapat mengaktualisasikan materi pembelajaran nilai-nilai dasar PNS yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta pembelajaran tentang peran dan kedudukan PNS dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu manajemen ASN, pelayanan publik
dan Whole of Government pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai
pelayan masyarakat sebagai wujud bela negara seorang PNS.
Pada saat ini kondisi di lapangan peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
wajib mengikuti Pelatihan Dasar guna mencapai kompetensi PNS sebagai
pelayan masyarakat yang berkarakter dan profesional. Kurikulum Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu:
Kurikulum Pembentukan Karakter PNS dan Kurikulum Penguatan Kompetensi
Teknis Bidang Tugas, dimana kurikulum pembentukan karakter PNS terdiri dari
a) Agenda Sikap Perilaku Bela Negara; b) Agenda Nilai–nilai Dasar PNS; c)
Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI); dan d) Agenda Habituasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan aktualisasi untuk memecahkan isu “optimalisasi
prosedur peminjaman dan pengembalian alat laboratorium dalam proses belajar
mengajar (pbm) di jurusan ortotik prostetik poltekkes kemenkes surakarta” yang
didasari atas pemahaman mata kuliah Kedudukan, Peran, dan Peran PNS dalam
NKRI (Manajemen ASN, Whole of Government, Pelayanan Publik) yang
dilandasi dengan nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
6
2. Tujuan Khusus
a. Mendalami isu yang telah ditetapkan yaitu “optimalisasi prosedur peminjaman
dan pengembalian alat laboratorium dalam proses belajar mengajar (pbm) di
jurusan ortotik prostetik poltekkes kemenkes surakarta”.
b. Melaksanakan kegiatan dalam rangka memecahkan isu yang telah ditetapkan
c. Melaksanakan tahapan kegiatan yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar PNS
dan kedudukan/Peran PNS dalam NKRI
d. Mendeskripsikan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan/Peran PNS dalam
NKRI setiap tahapan kegiatan
e. Mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan terhadap pencapaian visi
misi organisasi
f. Mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan terhadap penguatan nilai-
nilai organisasi
g. Mendsekripsikan upaya menjaga keberlangsungan kegiatan
h. Mendeskripsikan dampak positif dari kegiatan inisiatif yang telah dilakukan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. UNIT KERJA
1. Profil
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Kementerian Kesehatan RI, secara administratif berada di bawah Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan
PPSDM Kesehatan) Kementerian Kesehatan, dan secara teknis dibina oleh Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan, yang mempunyai tugas menyiapkan peserta didik
untuk menjadi tenaga kesehatan profesional yang beriman dan bertaqwa, kreatif,
inovatif, dan memiliki daya saing kuat pada Program Diploma III, Sarjana
Terapan dan Profesi. Disamping itu Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
355/E/0/2012 secara akademis dibawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, yang saat ini berubah menjadi Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta didirikan berdasarkan SK
MENKES-KESSOS No: 298/MENKES-KESSOS/SK/IV/2001 tanggal 16 APRIL
2001, yang awalnya merupakan penggabungan dari empat institusi, yaitu (1)
Akademi Keperawatan, (2) Akademi Kebidanan, (3) Akademi Fisioterapi (4)
Akademi Okupasi Terapi. Pada saat ini Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta
memiliki 8 (delapan) jurusan dan 19 (sembilan belas) Program Studi yang terdiri
dari 9 (sembilan) Program Studi Diploma III, 7 (tujuh) Program Studi Sarjana
Terapan dan 3 (tiga) Program Studi Profesi sebagai berikut : Diploma III
Keperawatan, sarjana Terapan Keperawatan, diploma III Kebidanan, sarjana
Terapan Kebidanan, diploma III Fisioterapi, sarjana Terapan Fisioterapi, diploma
III Okupasi Terapi, sarjana Terapan Okupasi Terapi, diploma III Ortotik Prostetik,
sarjana Terapan Ortotik Prostetik, diploma III Terapi Wicara, sarjana Terapan
Terapi Wicara, diploma III Akupunktur, sarjana Terapan Akupunktur, diploma III
Jamu, diploma III Analisis Farmasi dan Makanan, profesi Ners, profesi Bidan,
dan profesi Fisioterapi
8
2. Visi dan Misi
a. VISI
Menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan
bertaraf internasional pada tahun 2035
b. MISI
1) Menyelenggarakan program pendidikan tinggi kesehatan yang unggul dan
kompetitif sebagai Center of Excellent.
2) Menyelenggarakan penelitian yang mendukung program pendidikan.
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan berbasis bukti ilmiah.
4) Menyelenggarakan tata kelola penyelenggaraan pendidikan yang akuntabel
dengan jaminan mutu.
5) Mengembangkan kemitraan dengan berbagai sektor baik nasional maupun
internasional.
6) Menyelenggarakan diversifikasi usaha dan kewirausahaan.
3. MOTTO DAN TUJUAN
a. MOTTO
1) Prestasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta mencetak SDM tenaga kesehatan yang
unggul, berprestasi dan mampu bersaing di pasar nasional maupun global.
2) Integritas dan Iman
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta merupakan institusi pendidikan tenaga
kesehatan yang dapat berpikir holistik, integralistik dan rasional demi membangun
integritas pribadinya guna meningkatkan pelayanan.
3) Mandiri
Manajemen pendidikan yang diterapkan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surakarta berbasis kompetensi dan riset sehingga akan dapat mencetak SDM
tenaga kesehatan yang mandiri guna peningkatan kemampuan daya saing.
b. TUJUAN
1) Menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang unggul dan kompetitif di tingkat
global.
9
2) Menghasilkan karya penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengabdian masyarakat.
3) Menerapkan pengabdian masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat
berbasis bukti ilmiah.
4) Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Eksternal (SPME)
dalam tata kelola yang akuntabel.
5) Mampu melakukan kerjasama baik lingkungan nasional maupun internasional
yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi,
6) Menghasilkan produk barang dan jasa melalui kegiatan kewirausahaan dan
diversifikasi usaha.
10
didasari sikap dan perbuatan senyum, sapa, sopan, sentuh, komunikasi dan
perhatian yang baik.
3) NILAI MUTU
a) Responsif : Setiap SDM dilingkungan Poltekkes Kemenkes Kesehatan
Surakarta harus cepat tanggap terhadap masukan dan keluhan stakeholder dan
masyarakat, demi peningkatan pelayanan yang terbaik.
b) Kerjasama (Teamwork) : Untuk melaksanakan fungsi dan misi Poltekkes
Kemenkes Surakartadiperlukan kerja team yang nantinya mampu
menghasilkan kinerja yang makin memuaskan.
c) Transparasi dan Akuntabilitas : Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
semua aparatur Negara perlu transparasi khususnya terhadap anggaran
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
d) Kualitas : Semua kegiatan yang diselenggarakan harus dapat
berkontribusi terhadap peningkatan mutu lulusan dan pengangkatan kinerja
institusi.
11
B. NILAI-NILAI ANEKA DAN PERAN KEDUDUKAN ASN
1. Akuntabilitas
Pengertian Akuntabilitas Akuntabilitas tidak sama dengan responsibilitas.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab sedangkan,
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
a. Aspek-aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan.
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara dua pihak antara individu/
kelompok institusi dengan Negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil.
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan
laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang
telah dicapai oleh individu/ kelompok/ institusi, serta mampu memberikan
bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab dan
tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
12
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dengan
lingkungan kerjanya.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah
institusi merupakan hal penting dalam tercapainya organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi
maupun kinerja organisasi terhadap stakeholder lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas Stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsive dan bermartabat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
terutama bagi seorang PNS. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam
Pancasila, PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.PNS sebagai pelaksana kebijakan publik.
a. PNS sebagai pelaksana kebijakan publik.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, salah satu fungsi PNS adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.
Thomas R. Dye dalam bukunya berjudul Understanding Public Policy yang
diterbitkan pada tahun 1981 menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun
yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi ini
13
mencakup pengertian yang sangat luas. Segala hal yang merupakan tindakan
pemerintah maupun diamnya pemerintah terhadap sesuatu disebut sebagai
kebijakan publik.
Implementasi PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu:
1) Setiap pegawai PNS harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada
kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa
dan negara di atas kepentingan lainnya,mengedepankan kepentingan nasional
ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.
2) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas
dalam memberikan pelayanan.
3) Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi
pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat dan
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
14
PNS yang melayani publik Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan sebagai cara
melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan keperluan,
kebutuhan seseorang atau sekolompok orang, artinya objek yang dilayani dapat
meliputi individu, pribadi-pribadi, dan kelompok-kelompok organisasi.
3. Etika Publik
a. Pengertian Kode Etik
Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis.
b. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
15
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
16
4. Komitmen Mutu
a. Pengertian
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik.
b. Nilai-nilai Dasar Orientasi Mutu
Sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu:
1) Tangible (nyata/ berwujud)
2) Reliability (kehandalan)
3) Responsiveness (cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (pemahaman pelanggan)
Secara lebih operasional, bahwa perilaku yang semestinya ditampilkan untuk
memberikan layanan prima yaitu :
1) Menyapa dan memberi salam.
2) Ramah dan senyum manis.
3) Cepat dan tepat waktu.
4) Mendengar dengan sabar dan aktif.
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan.
6) Terangkan apa yang saudara lakukan.
7) Jangan lupa mengucapkan terimakasih.
8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.
9) Mengingat nama pelanggan.
Adapun 5 (lima) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu:
1) Efektivitas adalah sejauh mana organisasi dapat mecapai tujuan. Efektivitas
oragnisasi adalah kepuasan pelanggan, alokasi sumber daya, waktu yang
efektif, kuantitas dan target mutu.
17
2) Efisiensi adalah sumber daya yang digunakan
3) Inovasi adalah cara utama organisasi beradaptasi terhadap perubahan-
perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.
4) Mutu adalah kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
a. Indikator Anti Korupsi
1) Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.
2) Menjelaskan cara –cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi.
3) Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya
korupsi di lingkungannya , dan
4) Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat dan bangsa.
6. Whole of Government
18
Adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya Whole of
Government juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa Whole of Government
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih
kompleks juga mendorong pentingnya Whole of Government dalam menyatukan
institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua,
terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau
masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru
kontra produktif atau saling membunuh. Masing-masing sektor menganggap
bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya
nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
7. Peran ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun
PPPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja
kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN.
19
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
b. Peran ASN
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
c. Hak dan kewajiban ASN
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
1) Gaji, tunjangan dan fasilitas.
2) Cuti.
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
4) Perlindungan.
5) Pengembangan kompetensi
8. Pelayan Publik
Adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat
dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
20
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
21
jangka panjang). Efisien : cara mewujudkan tujuan dilakukan dengan prosedur
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
ditemukan, dan lain – lain) dan dapat dijangkau dalam arti non – fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak maupun
elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai
social accountability.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
pelindung kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok kuat.
22
BAB III
HASIL AKTUALISASI
A. UNIT KERJA
Unit kerja yang digunakan oleh penulis untuk mengaktualisasi pemecahan isu
adalah di Laboratorium Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Dimana penulis merupakan seorang Pranata Laboratorium Pendidikan yang mana
bertugas untuk pengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan
kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan,
pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja
laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Berikut adalah tugas pokok penulis di unit kerja yang tercantum dalam sasaran
kinerja pegawai (SKP), meliputi :
1. Menyusun draft SPO pengoperasian peralatan
2. Menyiapkan bahan praktik sesuai dengan rencana praktik agar peserta didik
dapat mengerti tujuan dari praktik
3. Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi pengoperasian peralatan dan
pengguna bahan umum
4. Melakukan supervisi proses pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas yang menggunakan peralatan dan bahan khusus
5. Melakukan supervisi proses pengujian kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas yang menggunakan peralatan dan bahan umum
6. Memverifikasi dan memvalidasi hasil pengukuran, kalibrasi, dan hasil
pengukuran, kalibrasi, dan hasil pengecekan kinerja peralatan
7. Menguji dan memverifikasi unjuk kerja peralatan pada penggunaan bahan
khusus
8. Menguji dan memverifikasi unjuk kerja peralatan pada penggunaan bahan
umum
9. Menganalisis dan mengevaluasi bahan umum
10. Melaksanakan evaluasi program praktik
23
11. Menyusun laporan pelaksaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada
pimpinan
12. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan
24
8. Petugas Laboratorium mengecek kelengkapan dan kondisi alat
a. Jika alat lengkap sesuai keadaan saat peminjaman maka alat
dikembalikan ke petugas lab
b. Bila ada kerusakan/kehilangan maka dicatat dalam blangko rekapitulasi
25
C. ANALISIS AKAR MASALAH
Pada analisis akar masalah, penulis menggunakan metode diagram fishbone.
Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi,
mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab
yang berhubungan dengan suatu ksebagai start awal meliputi: man (sumber daya
manusia), materials (bahan baku), methods (metode) dan milleu (lingkungan).
Belum optimalnya prosedur peminjaman alat dan pengembalian alat dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) di Jurusan ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes
Surakarta.
26
MAN Method
MILEU MATERIAL
27
D. GAGASAN KEGIATAN
Penulis mengusulkan gagasan pemecahan isu yaitu dengan mengoptimalkan
peran seorang Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang tertuang dalam
beberapa kegiatan di bawah ini;
Tabel 1. Gagasan Kegiatan
No Kegiatan Sumber
Melakukan pengkajian SPO Peminjaman alat dan
1. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar SKP
(PBM)
Memodifikasi blangko peminjaman dan
2. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar Inovasi
(PBM)
Menyusun blangko rekapitulasi catatan khusus
3 untuk menuliskan tentang kehilangan SPO
alat/kerusakan alat
Mensosioalisasikan prosedur Peminjaman alat dan
4. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar Inovasi
(PBM)
Monitoring prosedur Peminjaman alat dan
5. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar Inovasi
(PBM)
28
E. HASIL AKTUALISASI
Dalam bab ini penulis akan memaparkan terkait kegiatan aktualisasi yang telah
dilaksanakan di laboratorium jurusan Ortotik Prostteik Poltekkes Kemenkes
Surakarta pada rentang waktu 15 Agustus – 20 September 2019 yang merupakan
wujud dari implementasi rancangan aktualisasi yang telah di presentasikan
sebelumnya yaitu dengan judul “Optimalisasi Prosedur Peminjaman dan
Pengembalian Alat Laboratorium Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di
Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes Surakarta”. Dalam rancangan
aktualisasi direncanakan terdapat lima macam kegiatan yang akan dilaksankan
dalam masa off campus dengan tujuan dapat memberikan perbaikan dalam
masalah atau isu yang diangkat. Terkait kegiatan yang telah dilaksanakan pada
rentan masa aktualisasi pada instansi tempat bertugas antara lain sebagai berikut :
No Kegiatan Keterangan
Melakukan pengkajian SPO Peminjaman
1. alat dan pengembalian alat dalam Proses Terlaksana
belajar Mengajar (PBM)
Memodifikasi blangko peminjaman dan
2. pengembalian alat dalam Proses belajar Terlaksana
Mengajar (PBM)
Menyusun blangko rekapitulasi catatan
3 khusus untuk menuliskan tentang Terlaksana
kehilangan alat/kerusakan alat
Mensosioalisasikan prosedur Peminjaman
4. alat dan pengembalian alat dalam Proses Terlaksana
belajar Mengajar (PBM)
Monitoring prosedur Peminjaman alat dan
5. pengembalian alat dalam Proses belajar Terlaksana
Mengajar (PBM)
29
F. Penjabaran dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
30
Tahapan kegiatan yang ketiga yaitu menemui Ketua
Laboratoriun jurusan Ortotik Prostetik untuk lapor
diri dan meminta izin melaksanakan kegiatan
aktualisasi di Laboratorium Jurusan Ortotik Prostetik.
31
aktualisasi dengan baik
Akuntabilitas
Menyampaikan tujuan kegiatan aktualisasi dengan
jelas, percaya diri, jujur dan tanggung jawab
Nasionalisme
Berdiskusi, menerima masukan dari pimpinan dan
atasanserta tidak memaksakan kehendak
Komitmen mutu
Menjelaskan rencana kegiatan aktualisasi dengan
rinci dan teliti
Kendala 1. Mencari waktu luang atasan
2. Penulis harus ke Padang dua kali untuk melapor
kegiatan aktualisasi kepada atasan
Nilai-Nilai Dasar yang Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi, yang
Relevan berhasil dilakukan bahwa pada kegiatan terwujud
nilaiAkuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
dan Komitmen Mutu.
Kontribusi terhadap visi 1. Tercapainya visi Politeknik kesehatan Unggulan
dan misi organisasi 2. Mengembangkan tata kelola organisasi yang baik
(good governance) dalam memberikan pelayanan
yang prima
Penguatan nilai-nilai Integritas
organisasi Dapat diandalkan dan transparan dalam menjalankan
tugas
Niat
Pekerjaan dimulai dengan niat tulus untuk kepuasan
pelanggan
Sinergi
Membangun dan memastikan hubungan kerjasama
internal yang produktif dan harmonis bagi seluruh
unit terkait
Output 1. Izin kegiatan didapatkan
2. Lembar konsultasi dengan unsur pimpinan
Poltekkes Kemenkes Padang
Manfaat/Hasil Capaian 1. Pimpinan Poltekkes Kemenkes Padang, dan
atasan jurusan keperawatan serta prodi DIII
Keperawatan Solok mengetahui kegiatan latsaron
campustahapI yang telah selesai dilaksanakan
oleh penulis.
2. Pimpinan Poltekkes Kemenkes Padang, dan
atasan jurusan keperawatan serta prodi DIII
Keperawatan Solok mengetahui kegiatan
aktualisasi yang akan dilakukan penulis
3. Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana
karena diketahui oleh pimpinan dan atasan
4. Dukungan dan saran dari Pimpinan serta atasan
sangat membantu proses berjalannya kegiatan
aktualisasi
32
Analisis dampak Tanpa diterapkannya nilai-nilai dasar profesi PNS
yakni akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu,
dan nasionalisme di kegiatan ini, akan berdampak
pada penolakan dari pimpinan Poltekkes Kemenkes
terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan penulis
33
34
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
35
B. SARAN
Laporan aktualisasi yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
optimal maka diperlukanadanya dukungan dan peran dari;
1. Perlu persetujuan dan dukungan yang baik dari Kepala Jurusan Ortotik dan
Ka. Laboratorium di Jurusan Ortotik Prostetik
2. Perlu persetujuan, koordinasi, kerjasama, dan dukungan dari seluruh Pranata
Laboratorium, dosen, dan mahasiswa.
36
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
37
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perka-LAN) No. 12 Tahun 2018
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN)
38