Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PROSEDUR PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN


ALAT LABORATORIUM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
(PBM) DI JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

DISUSUN OLEH
Siti Rokhati, S.Tr. Kes
NIP. 199605102019022001
PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN AHLI PERTAMA
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN V
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PROSEDUR PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN


ALAT LABORATORIUM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
(PBM) DI JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

Oleh:
Nama : Siti Rokhati, S.Tr. Kes
NIP :199605102019022001
Instansi : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Telah diseminarkan dan disahkan


Di Balai Pelatihan Kesehatan Semarang
Pada tanggal, September 2019

Penguji Mentor, Coach

Meita Darmaistuty, SKM. M.Kes dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes dr. Nine Luthansa, MPH
NIP. 196205181986032001 NIP. 197505142006041003 NIP. 197908312008122001
Mengetahui,
Kepala Bapelkes Semarang

Emmilya Rosa, SKM, MKM


NIP.197305251997032001

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’allamin…
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi dapat penulis selesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini antara lain:
1. Emmilya Rosa SKM., MKM selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan
(Bapelkes) Semarang
2. Satino, S.KM, M.Sc.N selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surakarta
3. Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes, selaku penguji seminar laporan aktualisasi.
4. dr. Nine Luthansa, MPH selaku coach yang selalu membimbing dan
mendukung selama penyusunan laporan aktualisasi ini
5. dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes selaku mentor dalam kegiatan
aktualisasi ini dan Ketua Jurusan Ortotik Prostetik
6. Bapak dan Ibu Widyaiswara Bapelkes Semarang
7. YonKav 2/TC Pak Seba selaku pembina dan pelatih Bela Negara di Bapelkes
Semarang
8. Rekan-rekan peserta Latsar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III
Angkatan V tahun 2019 di Bapelkes Semarang.
9. Pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
Peserta menyadari bahwa laporan aktualisasi yang telah disusun ini masih
tidak sempurna karena keterbatasan penulis sehingga kritik dan saran dari semua
pihak akan penulis terima dan dianggap sebagai perbaikan untuk sempurnanya
laporan ini.
Semarang, September 2019

Siti Rokhati, S.Tr. Kes

3
DAFTAR ISI
RANCANGAN AKTUALISASI ...................................................................................... 1

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 2

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 5

B. TUJUAN ................................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 8

A. UNIT KERJA......................................................................................................... 8

B. NILAI-NILAI ANEKA DAN PERAN KEDUDUKAN ASN ........................... 12

BAB III RANCANGAN ISU .......................................................................................... 23

A. UNIT KERJA .......................................................................................................... 23

B. ISU YANG DIANGKAT ..................................................................................... 24

C. ANALISIS AKAR MASALAH .......................................................................... 26

D. GAGASAN KEGIATAN .................................................................................... 28

E. DAMPAK JIKA ISU TIDAK DITANGANI ........ Error! Bookmark not defined.

F. MATRIKS ............................................................... Error! Bookmark not defined.

G. DAMPAK KEGIATAN INISIATIF ..................... Error! Bookmark not defined.

H. DAMPAK JIKA TIDAK MENERAPKAN NILAI-NILAI ANEKA DALAM


TUGAS DAN JABATAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

I. TIMELINE.............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 35

A. KESIMPULAN .................................................................................................... 35

B. SARAN ................................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 37

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2018,
Kementerian Kesehatan salah satunya menerima Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) untuk formasi Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang
akan ditempatkan di Poltekkes Kemenkes seluruh Indonesia. Menurut Permenpan
dan RB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) dan angka kreditnya, Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP)
adalah pengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan kegiatan
laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan,
pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja
laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dosen dan Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) yang telah diterima harus dipersiapkan agar dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Hal ini sejalan dengan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (UU ASN) bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang sudah
lulus dari rekrutmen harus mengikuti pembekalan untuk membentuk sosok PNS
yang professional.
Masa Prajabatan adalah masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib
dijalani oleh Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) melalui proses pendidikan dan
pelatihan. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah pendidikan
dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Tujuan pelatihan dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini untuk mengembangkan kompetensi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilakukan secara terintegrasi, dimana hal
tersebut memadukan pelatihan klasikal dan non klasikal. Pelatihan klasikal

5
merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka didalam kelas,
sedangkan pelatihan non klasikal merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
secara e-learning, bimbingan ditempat kerja, maupun pelatihan dialam bebas.
Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menuntut setiap peserta
untuk dapat mengaktualisasikan materi pembelajaran nilai-nilai dasar PNS yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta pembelajaran tentang peran dan kedudukan PNS dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu manajemen ASN, pelayanan publik
dan Whole of Government pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai
pelayan masyarakat sebagai wujud bela negara seorang PNS.
Pada saat ini kondisi di lapangan peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
wajib mengikuti Pelatihan Dasar guna mencapai kompetensi PNS sebagai
pelayan masyarakat yang berkarakter dan profesional. Kurikulum Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu:
Kurikulum Pembentukan Karakter PNS dan Kurikulum Penguatan Kompetensi
Teknis Bidang Tugas, dimana kurikulum pembentukan karakter PNS terdiri dari
a) Agenda Sikap Perilaku Bela Negara; b) Agenda Nilai–nilai Dasar PNS; c)
Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI); dan d) Agenda Habituasi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan aktualisasi untuk memecahkan isu “optimalisasi
prosedur peminjaman dan pengembalian alat laboratorium dalam proses belajar
mengajar (pbm) di jurusan ortotik prostetik poltekkes kemenkes surakarta” yang
didasari atas pemahaman mata kuliah Kedudukan, Peran, dan Peran PNS dalam
NKRI (Manajemen ASN, Whole of Government, Pelayanan Publik) yang
dilandasi dengan nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)

6
2. Tujuan Khusus
a. Mendalami isu yang telah ditetapkan yaitu “optimalisasi prosedur peminjaman
dan pengembalian alat laboratorium dalam proses belajar mengajar (pbm) di
jurusan ortotik prostetik poltekkes kemenkes surakarta”.
b. Melaksanakan kegiatan dalam rangka memecahkan isu yang telah ditetapkan
c. Melaksanakan tahapan kegiatan yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar PNS
dan kedudukan/Peran PNS dalam NKRI
d. Mendeskripsikan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan/Peran PNS dalam
NKRI setiap tahapan kegiatan
e. Mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan terhadap pencapaian visi
misi organisasi
f. Mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan terhadap penguatan nilai-
nilai organisasi
g. Mendsekripsikan upaya menjaga keberlangsungan kegiatan
h. Mendeskripsikan dampak positif dari kegiatan inisiatif yang telah dilakukan

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. UNIT KERJA
1. Profil
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Kementerian Kesehatan RI, secara administratif berada di bawah Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan
PPSDM Kesehatan) Kementerian Kesehatan, dan secara teknis dibina oleh Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan, yang mempunyai tugas menyiapkan peserta didik
untuk menjadi tenaga kesehatan profesional yang beriman dan bertaqwa, kreatif,
inovatif, dan memiliki daya saing kuat pada Program Diploma III, Sarjana
Terapan dan Profesi. Disamping itu Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
355/E/0/2012 secara akademis dibawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, yang saat ini berubah menjadi Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta didirikan berdasarkan SK
MENKES-KESSOS No: 298/MENKES-KESSOS/SK/IV/2001 tanggal 16 APRIL
2001, yang awalnya merupakan penggabungan dari empat institusi, yaitu (1)
Akademi Keperawatan, (2) Akademi Kebidanan, (3) Akademi Fisioterapi (4)
Akademi Okupasi Terapi. Pada saat ini Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta
memiliki 8 (delapan) jurusan dan 19 (sembilan belas) Program Studi yang terdiri
dari 9 (sembilan) Program Studi Diploma III, 7 (tujuh) Program Studi Sarjana
Terapan dan 3 (tiga) Program Studi Profesi sebagai berikut : Diploma III
Keperawatan, sarjana Terapan Keperawatan, diploma III Kebidanan, sarjana
Terapan Kebidanan, diploma III Fisioterapi, sarjana Terapan Fisioterapi, diploma
III Okupasi Terapi, sarjana Terapan Okupasi Terapi, diploma III Ortotik Prostetik,
sarjana Terapan Ortotik Prostetik, diploma III Terapi Wicara, sarjana Terapan
Terapi Wicara, diploma III Akupunktur, sarjana Terapan Akupunktur, diploma III
Jamu, diploma III Analisis Farmasi dan Makanan, profesi Ners, profesi Bidan,
dan profesi Fisioterapi

8
2. Visi dan Misi
a. VISI
Menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan
bertaraf internasional pada tahun 2035
b. MISI
1) Menyelenggarakan program pendidikan tinggi kesehatan yang unggul dan
kompetitif sebagai Center of Excellent.
2) Menyelenggarakan penelitian yang mendukung program pendidikan.
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan berbasis bukti ilmiah.
4) Menyelenggarakan tata kelola penyelenggaraan pendidikan yang akuntabel
dengan jaminan mutu.
5) Mengembangkan kemitraan dengan berbagai sektor baik nasional maupun
internasional.
6) Menyelenggarakan diversifikasi usaha dan kewirausahaan.
3. MOTTO DAN TUJUAN
a. MOTTO
1) Prestasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta mencetak SDM tenaga kesehatan yang
unggul, berprestasi dan mampu bersaing di pasar nasional maupun global.
2) Integritas dan Iman
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta merupakan institusi pendidikan tenaga
kesehatan yang dapat berpikir holistik, integralistik dan rasional demi membangun
integritas pribadinya guna meningkatkan pelayanan.
3) Mandiri
Manajemen pendidikan yang diterapkan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surakarta berbasis kompetensi dan riset sehingga akan dapat mencetak SDM
tenaga kesehatan yang mandiri guna peningkatan kemampuan daya saing.
b. TUJUAN
1) Menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang unggul dan kompetitif di tingkat
global.

9
2) Menghasilkan karya penelitian sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan
dan pengabdian masyarakat.
3) Menerapkan pengabdian masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat
berbasis bukti ilmiah.
4) Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Eksternal (SPME)
dalam tata kelola yang akuntabel.
5) Mampu melakukan kerjasama baik lingkungan nasional maupun internasional
yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi,
6) Menghasilkan produk barang dan jasa melalui kegiatan kewirausahaan dan
diversifikasi usaha.

4. Nilai-Nilai dan Budaya Poltekkes Kemenkes Surakarata


1) Pelayanan (5S)
a) Senyum : Bentuk ekspresi melalui gerakan mulut/bibir yang menimbulkan
kesan "Manis" terhadap customer, sehingga menimbulkan suasana keramahan,
sebagai awal pemberian rasa nyaman dimana rasa nyaman adalah merupakan
salah satu unsur pelayanan kepada customer.
b) Sopan : Bentuk implementasi, ekspresi dan visualisasi sikap, tutur kata
maupun bahasa tubuh ketika berhadapan atau berinteraksi dengan customer,
sehingga menimbulkan kesan ramah dan customer merasa dihormati dan
dihargai.
c) Sapa : Bentuk kebersahajaan kita sebagai "Pelayan Masyarakat" pada lapis
pertama sebelum terjadi adanya interaksi lebih lanjutan tara pelayan dengan
customer (Internal dan Eksternal) yang dilakukan dengan sentuhan kata.
d) Sentuh : Merupakan cara untuk menggugah semangat, daya ingat atau
merangsang respon dari customer dan melakukan tindakan melalui sentuhan
fisik atau sentuhan rasa, sehingga orang itu merasa dihormati, tersanjung atau
merasa dihargai dan diberikan suatu perhatian dan bantuan dalam bentuk
layanan (servis).
e) Service : dalam memberikan pelayanan menunjukkan sikap tanggap, peka
terhadap kebutuhan klien, memberikan pelayanan terbaik/ teristimewa,
diberikan dengan ikhlas agar customer merasa pelayanan kita istimewa dengan

10
didasari sikap dan perbuatan senyum, sapa, sopan, sentuh, komunikasi dan
perhatian yang baik.

2) Budaya Tempat Kerja (5R)


a) Ringkas : barang/sesuatu yang tidak perlu ada ditempatnya
b) Rapi : tata letak barang/alat sesuai, rapi dan siap dipakai
c) Resik : tampak bersih, kotoran, debu, alat/barang yang tidak terpakai
d) Rawat : semua tampak terawat dan tertata
e) Rajin : tempat kerja/kampus/lingkungan, tampak terpelihara dengan
rutin, tampak sehat dan indah

3) NILAI MUTU
a) Responsif : Setiap SDM dilingkungan Poltekkes Kemenkes Kesehatan
Surakarta harus cepat tanggap terhadap masukan dan keluhan stakeholder dan
masyarakat, demi peningkatan pelayanan yang terbaik.
b) Kerjasama (Teamwork) : Untuk melaksanakan fungsi dan misi Poltekkes
Kemenkes Surakartadiperlukan kerja team yang nantinya mampu
menghasilkan kinerja yang makin memuaskan.
c) Transparasi dan Akuntabilitas : Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
semua aparatur Negara perlu transparasi khususnya terhadap anggaran
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
d) Kualitas : Semua kegiatan yang diselenggarakan harus dapat
berkontribusi terhadap peningkatan mutu lulusan dan pengangkatan kinerja
institusi.

11
B. NILAI-NILAI ANEKA DAN PERAN KEDUDUKAN ASN
1. Akuntabilitas
Pengertian Akuntabilitas Akuntabilitas tidak sama dengan responsibilitas.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab sedangkan,
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
a. Aspek-aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan.
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara dua pihak antara individu/
kelompok institusi dengan Negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil.
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan
laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang
telah dicapai oleh individu/ kelompok/ institusi, serta mampu memberikan
bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab dan
tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b. Tingkatan dalam Akuntabilitas


1) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-ilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.

12
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dengan
lingkungan kerjanya.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah
institusi merupakan hal penting dalam tercapainya organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi
maupun kinerja organisasi terhadap stakeholder lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas Stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsive dan bermartabat.

c. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel


Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel ada beberapa aspek yang
harus diperhatikan yaitu Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung
Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan dan konsistensi.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
terutama bagi seorang PNS. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam
Pancasila, PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.PNS sebagai pelaksana kebijakan publik.
a. PNS sebagai pelaksana kebijakan publik.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, salah satu fungsi PNS adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.
Thomas R. Dye dalam bukunya berjudul Understanding Public Policy yang
diterbitkan pada tahun 1981 menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun
yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi ini

13
mencakup pengertian yang sangat luas. Segala hal yang merupakan tindakan
pemerintah maupun diamnya pemerintah terhadap sesuatu disebut sebagai
kebijakan publik.
Implementasi PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu:
1) Setiap pegawai PNS harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada
kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa
dan negara di atas kepentingan lainnya,mengedepankan kepentingan nasional
ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.
2) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas
dalam memberikan pelayanan.
3) Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi
pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat dan
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

PNS juga harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan


publik, antara lain:
1) PNS harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
mengimplementasikan kebijakan publik. Sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, tanpa ada implementasi maka suatu kebijakan publik hanya
menjadi angan-angan belaka, sehingga karena itu harus dioperasionalisasikan.
2) PNS harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik. Setiap pegawai PNS harus menyadari sebagai aparatur profesional
yang kompeten, berorientasi pelayanan publik, dan loyal kepada negara dan
aturan perundang-undangan.
3) PNS harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugas PNS, yaitu yang
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam
kehidupan bernegara.

b. PNS sebagai Pelayan Publik

14
PNS yang melayani publik Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan sebagai cara
melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan keperluan,
kebutuhan seseorang atau sekolompok orang, artinya objek yang dilayani dapat
meliputi individu, pribadi-pribadi, dan kelompok-kelompok organisasi.

c. Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa


Aparatur Sipil Negara sebagai PemersatuBangsaDalam UU No 5 tahun 2014
pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS.
Dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung
tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari
pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

3. Etika Publik
a. Pengertian Kode Etik
Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis.
b. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

15
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

c. Nilai-nilai dasar Etika Publik


Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU ASN No.5
Tahun 2014 yakni sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

16
4. Komitmen Mutu
a. Pengertian
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik.
b. Nilai-nilai Dasar Orientasi Mutu
Sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu:
1) Tangible (nyata/ berwujud)
2) Reliability (kehandalan)
3) Responsiveness (cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (pemahaman pelanggan)
Secara lebih operasional, bahwa perilaku yang semestinya ditampilkan untuk
memberikan layanan prima yaitu :
1) Menyapa dan memberi salam.
2) Ramah dan senyum manis.
3) Cepat dan tepat waktu.
4) Mendengar dengan sabar dan aktif.
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan.
6) Terangkan apa yang saudara lakukan.
7) Jangan lupa mengucapkan terimakasih.
8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.
9) Mengingat nama pelanggan.
Adapun 5 (lima) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu:
1) Efektivitas adalah sejauh mana organisasi dapat mecapai tujuan. Efektivitas
oragnisasi adalah kepuasan pelanggan, alokasi sumber daya, waktu yang
efektif, kuantitas dan target mutu.

17
2) Efisiensi adalah sumber daya yang digunakan
3) Inovasi adalah cara utama organisasi beradaptasi terhadap perubahan-
perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.
4) Mutu adalah kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
a. Indikator Anti Korupsi
1) Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.
2) Menjelaskan cara –cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi.
3) Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya
korupsi di lingkungannya , dan
4) Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat dan bangsa.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah


melakukan identifikasi 9 nilai anti korupsi, sebagai berikut: Jujur, Peduli, Mandiri,
Disiplin, Tanggung jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani dan Adil. Sembilan
nilai dasar anti korupsi ini menjadi acuan ASN dalam menjalankan tugasnya.

6. Whole of Government

18
Adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya Whole of
Government juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa Whole of Government
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih
kompleks juga mendorong pentingnya Whole of Government dalam menyatukan
institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua,
terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau
masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru
kontra produktif atau saling membunuh. Masing-masing sektor menganggap
bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya
nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

7. Peran ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun
PPPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja
kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN.

19
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
b. Peran ASN
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
c. Hak dan kewajiban ASN
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
1) Gaji, tunjangan dan fasilitas.
2) Cuti.
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
4) Perlindungan.
5) Pengembangan kompetensi

8. Pelayan Publik
Adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat
dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.

20
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).

Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima


adalah:
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal terkait pelayanan publik yang diselenggarakan. Masyarakat juga harus
diberi akses untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila
merasa tidak puas terhadap pelayanan publik pemerintah.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negara. Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
d. Tidak diskriminatif
Tidak ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang diperlukan dapat dijangkau
oleh seluruh warga negara.
f. Efektif dan efisien
Efektif adalah mampu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (untuk
melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan strategis negara dalam

21
jangka panjang). Efisien : cara mewujudkan tujuan dilakukan dengan prosedur
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
ditemukan, dan lain – lain) dan dapat dijangkau dalam arti non – fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak maupun
elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai
social accountability.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
pelindung kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok kuat.

22
BAB III
HASIL AKTUALISASI

A. UNIT KERJA
Unit kerja yang digunakan oleh penulis untuk mengaktualisasi pemecahan isu
adalah di Laboratorium Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Dimana penulis merupakan seorang Pranata Laboratorium Pendidikan yang mana
bertugas untuk pengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan
kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan,
pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja
laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Berikut adalah tugas pokok penulis di unit kerja yang tercantum dalam sasaran
kinerja pegawai (SKP), meliputi :
1. Menyusun draft SPO pengoperasian peralatan
2. Menyiapkan bahan praktik sesuai dengan rencana praktik agar peserta didik
dapat mengerti tujuan dari praktik
3. Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi pengoperasian peralatan dan
pengguna bahan umum
4. Melakukan supervisi proses pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas yang menggunakan peralatan dan bahan khusus
5. Melakukan supervisi proses pengujian kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas yang menggunakan peralatan dan bahan umum
6. Memverifikasi dan memvalidasi hasil pengukuran, kalibrasi, dan hasil
pengukuran, kalibrasi, dan hasil pengecekan kinerja peralatan
7. Menguji dan memverifikasi unjuk kerja peralatan pada penggunaan bahan
khusus
8. Menguji dan memverifikasi unjuk kerja peralatan pada penggunaan bahan
umum
9. Menganalisis dan mengevaluasi bahan umum
10. Melaksanakan evaluasi program praktik

23
11. Menyusun laporan pelaksaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada
pimpinan
12. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan

B. ISU YANG DIANGKAT


Laboratorium di jursan Ortotik Prostetik menjadi salah satu unit penunjang
pendidikan yang mana merupakan tempat praktikum dosen dan mahasiswa dalam
kegiatan selama Proses Belajar Mengajar (PBM) guna untuk membuat sebuah alat
orthosis dan prosthesis. Proses praktikum dimulai dari assessment, casting,
fabrikasi, fitting dan finishing. Selama proses praktikum tersebut alat yang akan
digunakan oleh dosen dan mahasiswa harus di ajukan terlebih dahulu kepada
seorang Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) agar disediakan alat yang akan
dibutuhkan selama praktikum. Yang mana mahasiswa dan dosen harus mematuhi
prosedur peminjaman alat dan pengembalian alat sesusai prosedur yang ada, yaitu
:
1. Mahasiswa mengajukan permohonan peminjaman barang dalam blangko
peminjaman
2. Mahasiswa meminta tanda tangan kepada dosen/pembimbing praktek. Jika
ya.... maka lanjut, jika tidak..... maka balik ajukan kembali
3. Petugas Laboratorium verifikasi tanda tangan
4. Petugas laboratorium menyiapkan alat yang dipinjam
5. Mahasiswa dan petugas laboratorium mengecek kelengkapan alat
6. Mahasiswa praktikum di laboratorium
7. Mahasiswa membersihkan dan mengembalikan alat Laboraorium

24
8. Petugas Laboratorium mengecek kelengkapan dan kondisi alat
a. Jika alat lengkap sesuai keadaan saat peminjaman maka alat
dikembalikan ke petugas lab
b. Bila ada kerusakan/kehilangan maka dicatat dalam blangko rekapitulasi

Berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan tugas di laboratorium


jurusan ortotik prostetik Poltekkes Kemenkes Surakarta, pada tahap ke-8 yaitu
petugas Laboratorium mengecek kelengkapan dan kondisi alat, sering tidak
dilaksanakan oleh seorang pranata laboratorium pendidikan (PLP). Dimana ketika
pengembalian alat petugas langsung menerima tanpa melakukan pengecekan
ulang terhadap alat yang dipinjam yang mana dapat mengakibatkan adanya selisih
jumlah alat, ataupun terjadinya kerusakan alat yang tidak terkontrol. Sehinngga
akibatnya bisa merugikan dosen dan mahasiswa ketika akan menggunakan alat
tersebut untuk praktikum kembali. Maka dari itu penulis bermaksud membuat
laporan aktualisasi dengan masalah utama yaitu tentang “belum optimalnya
prosedur peminjaman alat dan pengembalian alat dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM) di Jurusan ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes Surakarta”.
Dimana pentingnya melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur yang ada
yaitu untuk menertibkan proses pengambilan dan pengembalian alat guna tidak
terjadi selisih antara jumlah alat baku dengan jumlah kenyataannya. Dampak dari
Isu yang diangkat hendaknya tidak hanya pemberian sosialisasi kepada Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) saja tetapi juga melibatkan seluruh pengguna
laboratorim yaitu dosen dan mahasiswa. Selama proses berjalan tidak hanya
melakukan sosialisasi namun perlu disertai evaluasi apakah seorang Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) sudah mengerti dan mampu menerapkan sesuai
dengan prosedur, pada waktu praktikum tiap harinya. Diharapkan dengan adanya
tahapan pengecekan alat kembali pada saat pengembalian bisa bermanfaat dan alat
bisa dipakai kembali pada hari berikutnya tanpa mengganggu kegiatan
praktikumnya yang akan datang.

25
C. ANALISIS AKAR MASALAH
Pada analisis akar masalah, penulis menggunakan metode diagram fishbone.
Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi,
mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab
yang berhubungan dengan suatu ksebagai start awal meliputi: man (sumber daya
manusia), materials (bahan baku), methods (metode) dan milleu (lingkungan).
Belum optimalnya prosedur peminjaman alat dan pengembalian alat dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) di Jurusan ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes
Surakarta.

26
MAN Method

Belum terdokumentasikannya alat yang


Kurangnya tanggungjawab PLP dalam
rusak/hilang dalam per harinya Belum optimalnya
menghitung kembali jumlah alat saat
mahasiswa selesai praktikum prosedur peminjaman
alat dan pengembalian
alat dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) di
Jurusan ortotik Prostetik
Belum adanya kolom pengembalian alat Poltekkes Kemenkes
Mahasiswa waktu pada blangko peminjaman Surakarta.
mengembalikan alat, tidak
sesuai dengan jumlah waktu Belum adanya lembar rekapitulasi catatan
meminjam khusus jika terjadi kehilangan ataupun
kerusakan

MILEU MATERIAL

27
D. GAGASAN KEGIATAN
Penulis mengusulkan gagasan pemecahan isu yaitu dengan mengoptimalkan
peran seorang Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang tertuang dalam
beberapa kegiatan di bawah ini;
Tabel 1. Gagasan Kegiatan
No Kegiatan Sumber
Melakukan pengkajian SPO Peminjaman alat dan
1. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar SKP
(PBM)
Memodifikasi blangko peminjaman dan
2. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar Inovasi
(PBM)
Menyusun blangko rekapitulasi catatan khusus
3 untuk menuliskan tentang kehilangan SPO
alat/kerusakan alat
Mensosioalisasikan prosedur Peminjaman alat dan
4. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar Inovasi
(PBM)
Monitoring prosedur Peminjaman alat dan
5. pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar Inovasi
(PBM)

28
E. HASIL AKTUALISASI
Dalam bab ini penulis akan memaparkan terkait kegiatan aktualisasi yang telah
dilaksanakan di laboratorium jurusan Ortotik Prostteik Poltekkes Kemenkes
Surakarta pada rentang waktu 15 Agustus – 20 September 2019 yang merupakan
wujud dari implementasi rancangan aktualisasi yang telah di presentasikan
sebelumnya yaitu dengan judul “Optimalisasi Prosedur Peminjaman dan
Pengembalian Alat Laboratorium Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di
Jurusan Ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes Surakarta”. Dalam rancangan
aktualisasi direncanakan terdapat lima macam kegiatan yang akan dilaksankan
dalam masa off campus dengan tujuan dapat memberikan perbaikan dalam
masalah atau isu yang diangkat. Terkait kegiatan yang telah dilaksanakan pada
rentan masa aktualisasi pada instansi tempat bertugas antara lain sebagai berikut :

No Kegiatan Keterangan
Melakukan pengkajian SPO Peminjaman
1. alat dan pengembalian alat dalam Proses Terlaksana
belajar Mengajar (PBM)
Memodifikasi blangko peminjaman dan
2. pengembalian alat dalam Proses belajar Terlaksana
Mengajar (PBM)
Menyusun blangko rekapitulasi catatan
3 khusus untuk menuliskan tentang Terlaksana
kehilangan alat/kerusakan alat
Mensosioalisasikan prosedur Peminjaman
4. alat dan pengembalian alat dalam Proses Terlaksana
belajar Mengajar (PBM)
Monitoring prosedur Peminjaman alat dan
5. pengembalian alat dalam Proses belajar Terlaksana
Mengajar (PBM)

29
F. Penjabaran dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Pada proses implementasi, aktualisasi telah dilaksananakan pada rentan


waktu 15 Agustus – 20 September 2019 di laboratorium jurusan Ortotik
Prostteik Poltekkes Kemenkes Surakarta. Dalam rangka mencapai pemecahan
isu di satuan kerja yang berlandaskan pada peran dan kedudukan PNS dalam
NKRI, diperlukan kegiatan-kegiatan yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS
yang didapatkan selama pembelajaran on campus. Kegiatan aktualisasi ini
diharapkan bisa membantu CPNS dalam mendapatkan inspirasi dan
menunjukkan kebiasaan menjadi pelopor atau keteladanan untuk menjadikan
dirinya sebagai PNS professional sebagai perwujudan tiga fungsi ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.

Tabel 4. Uraian Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


a. Kegiatan I
Kegiatan Melakukan pengkajian SPO Peminjaman alat dan
pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar
(PBM)
Tahap Kegiatan 1. Konsultasi dengan pimpian
2. Meminta feedback dari pimpinan
3. Menemui Ketua Laboratorium Jurusan Ortotik
Prostetik
4. Meminta feedback dari Ketua Laboratorium
Tanggal Pelaksanaan 1. Menemui unsur Pimpinan Poltekkes Kemenkes
Padang (22 Juli 2019)
2. Menemui Ketua Jurusan Keperawatan (17 Juli
2019)
3. Menemui Ketua Laboratorium Keperawatan (22
Juli 2019)
4. Menemui Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Solok (17 Juli 2019)
5. Menemui Penanggung Jawab Laboratorium Prodi
DIII Keperawatan Solok (16 Juli 2019)
Deskripsi Kegiatan dan Pelaksanaan aktualisasi dimulai dengan tahapan
Teknik Aktualisasi kegiatan pertama yaitu konsultasi dengan pimpinan
Penerapan Nilai Dasar dimana Ketua Jurusan Ortotik Prostetik selaku
ASN mentor sekaligus pimpinan tertinggi dijurusan, yang
tujuannya untuk mendapatkan dukungan dan
persetujuan dalam melaksanakan kegiatan selama
masa off campus (Habituasi). Tahapan kegiatan
kedua yaitu mendapatkan feedback dari atasan
langsung tentang hasil kegiatan pengkajian SPO
peminjaman alat dan bahan

30
Tahapan kegiatan yang ketiga yaitu menemui Ketua
Laboratoriun jurusan Ortotik Prostetik untuk lapor
diri dan meminta izin melaksanakan kegiatan
aktualisasi di Laboratorium Jurusan Ortotik Prostetik.

Pertemuan pertama diawali dengan menemui


penanggung jawab laboratorium Prodi DIII
Keperawatan Solok untuk lapor diri telah selesai
melaksanakan Latsar On Campus tahap 1, dan
meminta izin melaksanakan kegiatan aktualisasi di
Laboratorium Prodi DIII Keperawatan Solok.
Tahapan kegiatan kedua adalah menemui KaProdi
DIII Keperawatan Solok untuk lapor diri dan
meminta izin melaksanakan kegiatan aktualisasi.
Pada pertemuan ini, diberikan masukan terkait
dengan pengembangan aplikasi untuk pencatatan
bahan habis pakai berbasis komputer secara online.
Tujuannya agar mahasiswa dalam meminta bahan
dapat secara online terlebih dahulu sebelum
melaksanakan praktek, dan proses pencatatan bahan
habis pakai dapat tersusun secara sistematis
berdasarkan permintaan dari mahasiswa.
Pertemuan ketiga dengan KaJur Keperawatan di
Padang untuk lapor diri dan meminta izin
melaksanakan kegiatan aktualisasi. Pada pertemuan
ini, KaJur keperawatan memberikan masukan terkait
aplikasi yang akan dibuat, untuk dapat dikembangkan
secara online agar dapat dinilai saat akreditasi.
Selanjutnya pertemuan dengan KaSub Unit
Laboratorium Keperawatan untuk lapor diri dan
meminta izin melaksanakan aktualisasi. KaSub Unit
Lab mendukung untuk mengembangkan aplikasi
secara online dengan bentuk website agar pencatatan
permintaan bahan habis pakai dapat lebih mudah.
Tahapan kegiatan terakhir adalah menemui unsur
pimpinan Poltekkes Kemenkes Padang dalam hal ini
adalah wakil direktur (Wadir) II untuk lapor diri dan
meminta izin melaksanakan kegiatan aktualisasi.
Pada pertemuan ini didapatkan izin oleh pimpinan
untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi di
Laboratorium Prodi DIII Keperawatan Solok.
Hal ini terkait dengan nilai dasar profesi ASN:
Etika Publik
Melakukan pertemuan dengan unsur pimpinan
Poltekkes Kemenkes Padang dan atasan jurusan
keperawatan serta atasan di Prodi DIII Keperawatan
Solok dengan sopan dan santun
Meminta izin untuk melaksanakan kegiatan

31
aktualisasi dengan baik
Akuntabilitas
Menyampaikan tujuan kegiatan aktualisasi dengan
jelas, percaya diri, jujur dan tanggung jawab
Nasionalisme
Berdiskusi, menerima masukan dari pimpinan dan
atasanserta tidak memaksakan kehendak
Komitmen mutu
Menjelaskan rencana kegiatan aktualisasi dengan
rinci dan teliti
Kendala 1. Mencari waktu luang atasan
2. Penulis harus ke Padang dua kali untuk melapor
kegiatan aktualisasi kepada atasan
Nilai-Nilai Dasar yang Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi, yang
Relevan berhasil dilakukan bahwa pada kegiatan terwujud
nilaiAkuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
dan Komitmen Mutu.
Kontribusi terhadap visi 1. Tercapainya visi Politeknik kesehatan Unggulan
dan misi organisasi 2. Mengembangkan tata kelola organisasi yang baik
(good governance) dalam memberikan pelayanan
yang prima
Penguatan nilai-nilai Integritas
organisasi Dapat diandalkan dan transparan dalam menjalankan
tugas
Niat
Pekerjaan dimulai dengan niat tulus untuk kepuasan
pelanggan
Sinergi
Membangun dan memastikan hubungan kerjasama
internal yang produktif dan harmonis bagi seluruh
unit terkait
Output 1. Izin kegiatan didapatkan
2. Lembar konsultasi dengan unsur pimpinan
Poltekkes Kemenkes Padang
Manfaat/Hasil Capaian 1. Pimpinan Poltekkes Kemenkes Padang, dan
atasan jurusan keperawatan serta prodi DIII
Keperawatan Solok mengetahui kegiatan latsaron
campustahapI yang telah selesai dilaksanakan
oleh penulis.
2. Pimpinan Poltekkes Kemenkes Padang, dan
atasan jurusan keperawatan serta prodi DIII
Keperawatan Solok mengetahui kegiatan
aktualisasi yang akan dilakukan penulis
3. Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana
karena diketahui oleh pimpinan dan atasan
4. Dukungan dan saran dari Pimpinan serta atasan
sangat membantu proses berjalannya kegiatan
aktualisasi

32
Analisis dampak Tanpa diterapkannya nilai-nilai dasar profesi PNS
yakni akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu,
dan nasionalisme di kegiatan ini, akan berdampak
pada penolakan dari pimpinan Poltekkes Kemenkes
terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan penulis

33
34
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan laporan aktualisasi, maka dapat disimpulkan:

1. Penulis mengangkat isu tentang “Belum optimalnya prosedur peminjaman


alat dan pengembalian alat dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di Jurusan
ortotik Prostetik Poltekkes Kemenkes Surakarta”
2. Dampak jika isu tidak ditangani adalah melakukan pekerjaan tidak secara
profesioal dan disiplin, kurangnya komunikasi dan kerjasama yang baik
antara Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP), pelayanan tidak secara tepat
dan cepat, dan kurang tanggungjawab dalam mengelola persediaan alat
dengan aman dan tepat.
3. Gagasan kegiatan yang diambil adalah melakukan pengkajian SPO
Peminjaman alat dan pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar
(PBM), memodifikasi blangko peminjaman dan pengembalian alat dalam
Proses belajar Mengajar (PBM), menyusun blangko rekapitulasi catatan
khusus untuk menuliskan tentang kehilangan alat/kerusakan alat,
mensosioalisasikan prosedur Peminjaman alat dan pengembalian alat dalam
Proses belajar Mengajar (PBM), monitoring prosedur Peminjaman alat dan
pengembalian alat dalam Proses belajar Mengajar (PBM).
4. Nilai diimplementasikan dalam setiap kegiatan memiliki keterkaitan
substansi mata pelatihan yaitu serta keterkaitan peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI untuk memecahkan isu di unit kerja
5. Dampak bila nilai-nilai Dasar PNS tidak diterapkan dalam kegiatan
Pemecahan Isu adalah: seorang pranata laboratorium tidak dapat
melaksanakan tugasnya secara Profesional, tidak memiliki komitmen mutu
dalam proses praktikum, kegiatan yang diselenggarakan harus berkontribusi
terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa selama praktikum.

35
B. SARAN
Laporan aktualisasi yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
optimal maka diperlukanadanya dukungan dan peran dari;
1. Perlu persetujuan dan dukungan yang baik dari Kepala Jurusan Ortotik dan
Ka. Laboratorium di Jurusan Ortotik Prostetik
2. Perlu persetujuan, koordinasi, kerjasama, dan dukungan dari seluruh Pranata
Laboratorium, dosen, dan mahasiswa.

36
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi: Modul Pendidikan dan Pelatihan


Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

37
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perka-LAN) No. 12 Tahun 2018
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III

Permenpan dan RB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata


Laboratorium Pendidikan dan angka kreditnya

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN)

38

Anda mungkin juga menyukai