Disusun Oleh :
1. Dina Oktavia (P05150120013 )
2. Endria Fitri Ramadhani (P05150120016)
3. Indah Ayu Permata Sari (P05150120021)
4. Rahmat Mario Roland (P05150120035)
5. Rika Hadiputra (P05150120089)
6. Sonya Avika Ruwayda (P05150120094)
Mengetahui
Kajur Kaprodi
ii
ABSTRAK
memiliki hak atas kesehatan. Dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar
Bengkulu maka perlu diberikan keterampilan yang dapat dipraktekkan secara utuh
Kegiatan yang telah didapat selama PKL adalah mengetahui kegiatan yang ada di
dengan pasien secara baik, bekerjasama antar analis laboratorium dengan baik dan
Ketercapaian target mahasiswa pada PKL ini sudah tercapai sesuai target.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan Praktek
Kerja Lapangan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan.
Selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini banyak yang telah
membantu, memberi petunjuk, dukungan dan bantuan sehingga Laporan Praktek
Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan. Dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini kami banyak mendapat bantuan baik materil maupun moril dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
iv
ke depannya. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan mahasiswa/mahasiswi dan bagi kita semua.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
7
sebagai penegakan diagnosa terhadap suatu penyakit. Cakupannya juga luas meliputi
pemeriksaan Mikrobiologi (bakteri), Parasitologi (fungi, protozoa, cacing), Hematologi (sel-
sel darah serta plasma), Imunologi (antigen, antibodi), Kimia klinik (hormon, enzim, glukosa,
lipid, protein, elektrolit, dll) (Kemenkes RI, 2020).
Dalam upaya meningkatkan keterampilan, wawasan, pengetahuan, dan kemampuan
bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya di rumah sakit, maka Poltekkes Kemenkes
Bengkulu menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Program Studi
DIII Analis Kesehatan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Sitanala Tangerang. Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ini akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta
menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan,
baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang sebenarnya, (Depkes RI, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melatih keterampilan dan kedisiplinan mahasiswa dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya sebagai Tenaga Medis di dalam Laboratorium Klinik.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa saat bekerja di lapangan.
b. Mengembangkan wawasan pengetahuan mahasiswa dalam IPTEK laboratorium
kesehatan.
c. Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam merencanakan,
mempersiapkan pengambilan sampel/spesimen dan mengadakan pemeriksaan.
d. Melatih pengembangan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
e. Tercapainya peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam melakukan
pemeriksaan laboratorium.
8
BAB II
ISI
RSUP dr. Sitanala merupakan salah satu rumah sakit milik Kementerian Kesehatan
yang sudah berbadan hukum BLU. Berdasarkan izin Operasional RSUP dr. Sitanala
ditengah Kota Tangerang, berjarak kurang lebih 14,1 KM dari bandar udara
Internasional Soekarno Hatta. Memiliki luas lahan 52 hektar dan luas banguanan ± 10
hektar. Memiliki 200 tempat tidur dengan Jumlah SDM yang terdiri dari staf klinis
(dokter,dokter gigi,perawat dan tenaga kesehatan lainnya) dan staf non klinis (staf
VISI:
“Menjadi RSUP Terpercaya Dalam Pelayanan Kesehatan Komprehensif dan
Berstandar Nasional.
MISI:
1. Menyelenggarakan pelayanan Prima, responsif dan berorientasi pada keselamatan
pasien
2. Meningkatkan Penggunaan Sistem Teknologi Informasi, IPTEK Kedokteran dan
kesehatan secara Berkesinambungan
3. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
4. Mewujudkan RS yang nyaman, aman dan ramah lingkungan (green hospital)
5. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang visioner, transparan dan akuntabel
MOTO:
“Melayani dengan Ramah, Sabar dan Kasih Sayang
9
B. Struktur Laboratorium
10
C. Fasilitas pelayanan laboratorium
1. Laboratorium Patologi Klinik dan Bank Darah
2. Laboratorium Patologi Anatomi.
3. Laboratorium Mikrobiologi.
D. Kegiatan Laboratorium
Kegiatan laboratorium yang dilakukan di Rumah Sakit Sitanala Tangerang antara lain:
1. Melakukan tugas administrasi (pemeriksaan dan pelayanan laboratorium).
2. Melakukan pengambilan sampel / sampling untuk pemeriksaan laboratorium.
3. Melakukan pengolahan dan pengiriman sampel pada setiap bidang pemeriksaan.
Melakukan pemeriksaan dibidang Hematologi, Kimia darah, Imunologi Imunoserologi,
Mikrobiologi, Urinalisis, Patologi Anatomi, dan Bank Darah
4. Mengeluarkan dan Konfirmasi hasil.
11
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Administrasi
berbasis online berupa SIMRS dan HCLAB. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya
SIMRS (order)
HCLab (sampel
Check-in)
Sampel
Rawat Inap
Dikerjakan
Hasil dikeluarkan
Alur administrasi laboratorium secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu
rawat jalan dan rawat inap. Untuk pasien rawat jalan biasanya membawa formulir
pemeriksaan yang kemudian akan diorder melalui aplikasi SIMRS oleh petugas
administrasi laboratorium. Untuk pasien rawat inap orderan akan dimasukkan oleh
12
B. Pengumpulan sampel
1. Sampel darah
a. Ambil darah dengan jumlah volume sesuai dengan jenis. Dilakukan hand
b. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti tournequet, plaster, kasa
kering, jarum vacutainer / wing needle / spuit, tabung vacutainer sesuai jenis
tanggal lahir dan nomor RM pada gelang pasien jika pasien dalam keadaan
tidak sadar.
bertanya kepada pasien seperti nama, tanggal lahir dan tetap mencocokan
13
j. Dilakukan disinfeksi tempat pengambilan, menggunakan kapas alkohol 70%
k. Ditusuk darah di vena yang bersangkutan dengan arah lubang jarum menghadap
ke atas dengan sudut 20-30o sampai terlihat darah mengalir di indikator jarum
(flash)
needle pada holder sampai darah berhenti sendiri di tabung langsung pasang
perlahan setelah semua volume darah diambil sudah tercukupi. Tekan tempat
mengangkat lengan bawahnya dalam posisi lurus pindahkan darah dari spuit
dengan cara buka spuit, buka tutup tabung vacutainer dan alirkan darah melalui
vacutainer
14
p. Diucapkan terima kasih dan informasikan waktu selesai pemeriksaan.
2. Sampel sputum
d. Keluarkan nafas secara bersamaan dengan batuk yang kuat berulang kali
e. Sputum yang keluar tampung langsung dalam wadah steril dengan cara
pemeriksaan yang telah diisi lengkap (nama, tanggal lahir, dan alamat yang
jelas).
3. Sampel urin
a. Wadah penampung urin diberi label yang berisi identitas pasien (nama, tanggal
lahir, MR).
15
c. Aliran urin yang pertama keluar dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung
4. Sampel feses
a. Wadah feses ditempel label identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin,
b. Pasien diharuskan buang air kecil dahulu sebelum buang air besar karena feses
c. Tamping feses langsung ke dalam wadah yang telah disiapkan sedikit saja (+-
5 gram).
d. Kirim wadah yang telah berisi feses tersebut ke laboratorium beserta formulir
6. Sampel Pemeriksaan PA
16
c. Untuk jaringan, sampel ditempatkan pada wadah sesuai ukuran jaringan.
Kemudian wadah diisi formalin 10% buffer minimal 5 kali volume jaringan
tidak terlalu tebal agalr seluruh bagiannya terpapar formalin, jangan lupa
bentuk jaringan.
d. Sampel cairan, langsung dibuat apusan pada gelas obyek. Laalu fiksasi dengan
a. Untuk tabung EDTA disimpan pada kulkas dengan 2-8oC, sedangkan serum
disimpan pada freezer dengan suhu -20oC. Sebelum sampel disimpan berikan
b. Untuk sampel PA, biasanya jaringan datang dalam keadaan terendam paraffin
2. Penyimpanan reagen
Beberapa reagen disimpan di kulkas pada suhu 2-80C. Reagen yang sudah
dibuka dan yang expired dalam waktu dekat di gunakan terlebih dahulu. Untuk
yang disimpan di suhu ruangan, sebaiknya disimpan pada tempat yang tidak
17
D. Pemeriksaan
1. Laboratorium Patologi Klinik dan Bank Darah
a. Hematologi
1. Xp-100
HB), MCV (Volume sel eritrosit). Alat ini menggunakan whole blood sebagai
sampel.
18
Reagen Quality Control : Eight check 1, 2 dan 3.
utama.
Klik pilihan “QC” pada tampilan utama Sysmex, kemudian klik lot sesuai
reagen dengan lot sesuai, maka QC akan masuk dan alat siap digunakan.
2) Analisis sampel
1 ml.
d) Pastikan ujung Probe menyentuh dasar botol sampel darah agar tidak
menghisap udara.
19
f) Setelah terdengar bunyi Beep dua kali, (Running) muncul dilayar, dan
g) Hasil analisis akan tampil pada layar dan secara otomatis tercetak
2. Xn-1000
Sitanala menggunakan alat XN-1000. Alat ini bisa untuk pemeriksaan leukosit,
20
Reagen Quality Control : XN Check 1, 2 dan 3.
Cara Kerja :
tabung sampel.
c) Masukkan kedalam rak alat, klik tombol Start, maka alat akan membawa
tabung masuk.
21
3. Pemeriksaan SADT (Sediaan Apus Darah Tepi)
Alat dan Bahan: Kaca objek, Mikroskop, Darah EDTA, Methanol, Wright
Eosin, Aquabides
Cara Kerja:
darah pada ujung kaca objek pertama. Dibuat apusan dengan kaca objek
baik adalah 2/3 bagian kaca objek sehingga terbentuk kepala dan ekor).
kering, genangi slide dengan Wright Eosin selama 20 menit. Lalu sediaan
4. Bank Darah
22
Pelayanan yang dilakukan pada unit ini meliputi permintaan darah dari pasien
untuk tranfusi darah, pemeriksaan golongan darah, crossmatch dan blood typing.
1) Whole Blood (WB), Berisi darah lengkap (RBC, WBC, trombosit, plasma).
2) Packed Red Cell (PRC), Berisi darah merah pekat dengan plasma dan leukosit.
Pelayanan di Bank Darah Rumah Sakit dibuka 24 jam dengan 1 orang petugas setiap
shift-nya.
1) Sesuai dengan peraturan UTD PMI Kota Tangerang labu darah yang sudah
diambil tidak dapat dikembalikan ke UTD PMI, untuk itu permintaan darah harus
2) Permintaan darah akan diproses apabila formulir permintaan diisi dengan lengkap.
3) Permintaan darah dari ruangan harus ditanda tangani oleh dokter yang merawat
4) Setiap permintaan darah harus disertai contoh darah dalam tabung EDTA disertai
23
Golongan Darah ABO
Metode: Slide
Cara Kerja:
Interpretasi Hasil:
24
Golongan Jenis Serum
AB
A + - +
B - + +
O - - -
AB + + +
5. Hemostatis
Alat : Stago
25
Parameter Pemeriksaan :
akan tetap stabil sampai masa kadaluarsa sesuai dengan yang tercantum dalam
kotaknya. Setelah dilarutkan reagen 1 tetap stabil selama 8 jam pada suhu 37
°C, 48 jam pada suhu 20±5O °C, 8 hari pada suhu 2- 8 °C. Reagen tidak boleh
dibekukan.
Pemutaran/centrifuge : 3000/15’
Cara Kerja :
Meletakkan kuvet bersama steel ball di kolom inkubasi selama 3 menit sebelum
melakukan pemeriksaan. Menekan menu 1 (Test Mode) lalu tekan enter pilih
nomor 1 (PT) masukkan nomor id pasien sesuai dengan banyaknya tes lalu
tekan enter dan layar akan berubah ke layar kerja. Memipet 50ul plasma/kontrol
kedalam kuvet setelah 3 menit lalu tekan tombol timer untuk memulai inkubasi.
26
Alarm akan berbunyi pada saat waktu inkubasi telah mencapai 50 detik yang
pengukuran akan muncul pada layar. Mencatat hasil pemeriksaan pada buku
kerja
Cara Kerja :
banyaknya tes lalu tekan enter dan layar akan berubah ke layar kerja. Setelah
3 menit memipet 50ul plasma/kontrol dan 50ul reagen CK Prest kedalam kuvet
lalu tekan tombol timer untuk memulai inkubasi. Alarm akan berbunyi pada
saat waktu inkubasi telah mencapai 170 detik yang menandakan waktu
tombol pengukuran (PIP). Tunggu hasil pengukuran akan muncul pada layar,
27
b. Pemeriksaan Kimia Darah
Parameter : Status asam basa (pH, HCO3-, dan BE) serta parameter status
Cara :
5. Check kapasitas batrey, suhu. Tekan tombol MENU untuk kembali ke TEST
MENU.
6. Run external elektronic simulator Dari TEST MENU tekan Menu -->
ADMINISTRATION MENU.
28
8. Tekan Nomor 4 --> SIMULATOR.
12. Lihat hasil PASS atau FAIL, jika FAIL ulangi sekali lagi Jika PASS alat siap
15. Masukkan atau scan OPERATOR ID(untuk hold, tekan panah kiri, pilih no 1,
enter).
16. Masukkan atau scan PATIENT ID (untuk hold, tekan panah kiri, pilih no 1 (yes)
lalu enter).
19. Untuk pemeriksaan sampel, ambil sampel darah vena maupun arteri dengan
menggunakan spuit.
20. Homogenisasi sampel selama 5 detik, Buang sampel 2 -3 tetes pada tissue.
26. Hasil dicatat di buku AGD. Tekan angka 1 untuk melepaskan cartridge.
29
2. TROPONIN T
seseorang, sampel yang digunakan yaitu darah utuh lithium atau natrium heparin.
Cara: Hidupkan alat dengan menekan tombol On/Off lebih dari 5 detik kemudian Sentuh
tombol Tes Pasien dan masukkan ID Pasien lalu Masukkan nama operator dan Masukkan
strip test (pastikan sudah ada di suhu ruang, dan tidak mengalami lecet) Geser strip tes
sejauh mungkin dan bunyi bip akan menunjukkan bahwa alat telah mendeteksi strip uji.
Alat akan warming up, setelah itu ikuti instruksi alat, Masukkan 150 uL darah utuh heparin
30
3. ELEKTROLIT
Sampel : Serum
Cara :
Masukkan empat digit angka terakhir pada nomor lab pasien di bagian ID,
kemudian klik ENTER. Setelah itu, klik ANALYZE dan tunggu hingga jarum
dalamnya, posisi tutup tabung terbuka. Pastikan jarum tidak masuk terlalu jauh ke
dasar tabung, agar jarum tidak tersumbat oleh fibrin. Hasil akan di print otomatis
4. JCA-BM6010/C
31
Sensor: Sensor clot detection dan liquid level detection
AST, ALT, TRIG, TCHO, GLU, HDL-C, UREA, ALB, D-BIL, TP, T-BIL, UA,
CREA-P, LDL-C.
5. TRX-7010
32
Cheamistry analyzer ini dapat digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, dengan
AST, ALT, TRIG, TCHO, GLU, HDL-C, UREA, ALB, D-BIL, TP, T-BIL, UA,
c. Urinalisis
1. Kimia urin
Parameter :
Ph normal : 6-8
33
Cara :
Urin dipindahkan kedalam tabung urin kurang lebih 10 ml, lalu celupkan kira-
kira 10 detik reagen strip ke dalam tabung urin sampai tercelup. Reagen strip
segera diangkat, tiriskan pada tissue dengan posisi vertikal. Dibaca reagen stik
dengan membandingkan warnanya dengan warna yang ada pada kemasan botol
secara horizontal. Selain menggunajkan carik celup, urin secara makroskopis juga
Kekeruhan : jernih.
2. Mikroskopis
Parameter :
34
Silinder : /LPK, Normal : Negatif
Cara ;
Urin di centrifuge selama 3.000 rpm selama 10 menit. Dibuang supernatant urin
dan diambil endapannya. Teteskan pada objek glass dan tutup dengan cover glass
3. Narkoba
Metode ; Rapid
Parameter :
Cara :
Buka kemasan alat uji, lepaskan tutup dari ujung kaset, Celupkan strip pada kaset
uji secara vertikal dalam spesimen urin dengan anak panah menunjuk kea rah
35
spesimen urin. Celupkan setidaknyasampai garis bergelombang pada strip.
Sampel urin jangan sampai menyentuh plastic kaset. Keluarkan kaset setelah 10
detik, letakkan pada permukaan datar. Tunggu hingga muncul garis berwarna.
Baca hasil setelah 3-5 menit, jangan diatas 10 menit karena tidak dapat digunakan
sebagai data.
Interpretasi hasil :
Positif : Garis satudi daerah kontrol (C), tidak muncul garis pada daerah (T).
4. Kehamilan
Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk deteksi kehamilan dini.
adanya HCG berupa timbulnya dua tanda merah satu pada bagian test line (T)
36
d. Feaces
Parameter Makrokopis:
(Abnornal)
(Abnormal)
Lendir : (+) Terdapat lendir yang ikut saat pengambilan sampel feses
(-) Tidak terdapat lendir yang ikut saat pengambilan sampel feses
Ambil alat strip tes darah samar yang terdapat didalam kulkas, biarkan disuhu
dalam tube buffer, lalu kocok sampai terhomogenkan. Jika sudah patahkan
ujung tube buffer, lalu teteskan sebanyak 3 tetes ke lubang sampel strip.
Diamkan selama 10 menit, lalu baca (jangan baca lebih/kurang dari 10 menit).
Interpretasi Hasil :
(Invalid) Hanya ada garis di kontrol T atau tidak ada garis sama sekali.
37
b. Ambil 1 tetes Nacl letakkan di salah satu sisi slide, lalu ambil sampel feses
(ambil yang mencurigakan missal ada yang lembek dan berlendir itu yang
c. Ambil reagen eosin, teteskan 1 tetes eosin ke sisi slide yang kosong, lalu
Parameter Mikrokopis :
Pemeriksaan feses rutin sama dengan feses lengkap, hanya saja pemeriksaan feses
38
e. Imunologi
Prinsip pemeriksaan imunologi adalah mereaksikan antigen dengan antibodi yang sesuai
1. HIV
Cara :
Darah di sentrifuge ( tabung merah) dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit.
Tambahkan 10 uL serum pasien ke lubang tempat sempel pada strip test. Teteskan
Interpretasi hasil:
2. HbSAg
39
Tujuan : Screening awal hepatitis.
Cara :
Pipet serum 50 mikrolot kemudian teteskan pada lubang sampel pada strip, baca
Interpretasi hasil:
3. HCV
Cara:
Pipet 10 uL serum pasien lalu teteskan di lubang sampel pada strip test.
Interpretasi hasil:
4. Tubex
Sampel : Serum
Metode : Semi-Kuantitatif
40
Tujuan : Screening keberadaan Salmonella thypi
Cara :
reagen, tutp lubang well strip, kocok maju mundur selama 2 menit. Letakkan di
atas skala magnetik. Biarkan separasi magnetic, baca hasil dalam 5 menit.
Interpretasi hasil :
5. Widal
Sampel : Serum
Metode : Aglutinasi
Cara Kerja :
Centrifuge sampel darah dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit terlebih
dahulu. Ambil reagen widal yang berisi O, OA, OB, OC, H, HA, HB, HC dan
serum, letakkan di bundaran yang sudah di isi reagen. Aduk sampai merata, lalu
letakkan di rotator selama 2 menit, lalu angkat dan langsung baca hasil.
41
Interpretasi Hasil :
6. VDRL
Sampel : Serum
Centrifuge sampel darah dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit terlebih
dahulu. Setelah disentrifuge ambil rapid tes, buka bungkus rapid tes, namakan
terlebih dahulu, ambil 10 uLer serum masukkan ke dalam lubang tempat sampel,
tambahkan 3 tetes buffer syphilis kedalam lubang tempat sampel. Baca hasil
Interpretasi Hasil :
(Invalid) Terdapat garis di kontrol T dan tidak terdapat garis di kedua kontrol.
bundaran. Lalu ambil 50 uLer serum, letakkan ke bundaran 1 dan 2 aduk sampai
42
merata. Setelah itu, ambil 50 uLer di bundaran 2, letakkan ke bundaran 3, lalu
bundaran 4, lalu aduk sampai merata. Setelah itu ambil 50 uLer di bundaran 4,
letakkan ke bundaran 5, lalu aduk sampai merata. Setelah itu ambil 50 uLer di
Intreprestasi Hasil :
1/2,1/4,1/8,1/16,1/32.
7. TPHA
Sampel : Serum
Metode : Aglutinasi
Cara Kerja :
Reagen A TPHA dipipet sebanyak 150 uL, kemudian tambahkan serum sebanyak
masukkan pada 6 lubang yang ada pada titer. Pipet sebanyak 50 uL sampel yang
kembali. Pipet kembali sampel dari lubang pertama tambahkan pada lubang
43
kedua begitupun seterusnya. Pada lubang titer keenam 50 uL sampel di buang.
Interpretasi Hasil:
Jika terjadi titik hitam di tengah maka hasilnya positif, jika terjadi aglutinasi maka
hasilnya negative
Sampel : Serum
Metode : Imunokromatografi
Cara Kerja :
Centrifuge sampel darah terlebih dahulu dengan kecepatan 3500 rpm selama 10
menit. Ambil rapid tes salmonella typhi. Ambil 35 uLer serum, letakkan ke
3 tetes buffer ke dalam lubang ke 2, lalu Tarik plastic yang ada dibagian bawah
Interpretasi Hasil :
(Invalid) Terdapat satu garis di kontrol T atau tidak terdapat garis dikedua kontrol
9. Dengue IgG/IgM
Sampel : Serum
Metode : Imunokromatografi
44
Cara:
Tambahkan buffer 3 tetes di tempat buffer pada strip test. Baca hasil setelah 15-
20 menit.
Interprestasi hasil :
Garis 1C = Negatif
Garis 3=Positif
Alat : Covid-19 Ag
Cara :
Pastikan tanggal kadaluarsa kit. Buka kemasan dan tempelkan barcode pasien
pada kaset. Lakukan swab ke lubang hidung pasien pada bagian nasopharing.
Tarik swab steril dari rongga hidung. Masukkan swab kedalam tabung buffer
ekstraksi. Sambil meremas tabung buffer, putar swab lebih dari 5 kali. Angkat
swab sambal meremas tabung untuk mengeluarkan cairan dari swab. Tuang
spesimen pada lubang spesimen pada alat uji. Baca hasil dalam 15-30 menit.
11. TOSOH
TOSOH merupakan salah satu alat imunologi yang dapat digunakan untuk
beberapa pemeriksaan, diantaranya seperti HbA1C, D.Dimer, serta TSH dan FT4.
45
Sampel : Darah EDTA (HbA1C), serum ( D.Dimer, FT4 dan TSH).
Cara :
Check pada alat, pastikan washer, diluent dan waste dalam keadaan OK.
Selanjutnya masukkan standar, running alat. Kemudian lakukan QC, dengan Klik
ASSAY MONITOR -> Sampel ID-> Modify (buat keterangan QC di nomor yang
di tentukan), selanjutnya klik “Ok”-> EXIT, lalu masukkan QC kedalam alat dan
klik START. Setelah itu alat siap digunakan untuk mengerjakan sampel dengan
46
2. Laboratorium Patologi Anatomi
menggunakan
- alkohol 70%
- Alkohol 96 %
- Alkohol 100 %
- Alkohol 100%
- Alkohol 100 %
47
d) Embedding, Proses ini untuk pemblokan jaringan menggunakan
basemol yang telah diisi paraffin dan di letakan pada cooldpet hingga
mengeras
12. Pita (Jaringan yang telah dipotong tipis) atau blok parafin di letakkan
mengering
- Xylol I 4-5’
- Xilol 2 4-5’
- Hematoxilin 3-5’
- Bluing 1’
48
- Bilas dengan air
- Eosin 1’
- Alkohol 70% 9 celupan
- Alkohol 96% 9 celupan
- Alkohol 100% 9 celupan
- Xylol 1 2’
- Xylol 2 2’
17. Proses mounting pada slide mengggunakan cairan entelan. Lalu tutup
dengan deckglass (merekatkan)
18. Baca hasil dengan pembesaran 40x (Untuk ATLM hanya sampai
pewarnaan, untuk pembacaan diserahkan kepada dokter Patologi
Anatomi).
b. Sitologi
49
13. Pewarnaan
Papanicolaou :
- Untuk pulasan papanicollo untuk fiksasi memakai alkohol 95% dan
96% durasi 30 menit dan bisa di inapkan
- Alkohol 50% = 7 celup
- Alkohol 70% = 7 celup
- Bilas aquadest = 7 clup
- Harris hematoxilin = 3 -7menit
- Bilas air mengalir
- Hcl = 3 clup (bisa dipakai bisa tidak)
- Cuci air mengalir
- Lithium carbonat/bluing = 3 clup
- Bilas air mengalir = 2 menit
- Alkohol 70,80,96 = 7 celup
- OG6 = 3-7menit
- Alkohol 96% = 7 celup
- Alkohol= 96 = 7 clup
- Ea50 = 5-7 menit
- Alkohol = 96% 7 clup
- Alkohol = 96% 7clup
- Xylol 1 = 7 clup
- Xylol 2 = 7 clup
- Xylol 3 = 7 clup
50
Tissue Processing Embedding Cold Plate
(Pembuatan base mold) (Memudahkan pengirisan)
51
3. Laboratorium Mikrobiologi
a. Pemeriksaan Mikrobiologi
1. Pewarnaan BTA
Untuk BTA TB, Spesimen sputum diambil bagian yang purulent dengan
lidi yang dibagian ujung dibuat tumpul. Sputum tersebut diulir di kaca
objek. Di fiksasi dengan api, kemudian masuk tahap pewarnaan.
Untuk BTA MH, pengambilan sampel sesuai dengan lokasi yang minta oleh
dokter, seperti di cuping, dahi, dagu, jari, kaki, atau lesi kulit aktif (berwarna
merah atau bagian yang mati rasa).
a. Beri tanda di bawah kaca objek.
b. Bersihkan lokasi kulit yang akan diambil dengan kapas alkohol.
c. Bagian kulit yang akan diambil, dijepit menggunakan ibu jari dan
telunjuk.
d. Buat irisan pada kulit dengan panjang sekitar 5 mm dan dalam 2 mm
dengan pisau scalpel.
e. Kerok irisan tersebut lalu dibuat sediaan di kaca objek yang sudah
diberi tanda.
f. Tutup bagian kulit yang digores dengan kapas kering.
g. Buat sediaan preparate dari spesimen sputum yang sudah diambil dan
sediaan dari kerokan kulit pada BTA MH. Kemudian di fiksasi dengan
bunsen sebelum masuk proses pewarnaan.
52
Tahap Pawarnaan
Metode : Ziehl Neelsen
Tujuan : Untuk membantu diagnosa dugaan TBC dan kusta.
Prinsip :
Dinding bakteri yang tahan asam memiliki lapisan lilin dan lemak yang
tebal dan sukar ditembus oleh cat. Oleh karena itu, pengaruh pengaruh fenol
dan pemanasan akan membuat lapisan lilin dan lemak dapat ditembus oleh
cat basic Fuchsin. Pada saat pencucian, lapisan lilin dan lemak yang terbuka
akan merapat kembali.
Prosedur :
Sediaan diletakkan di atas rak pewarnaan.
Dituangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan preparat.
Preparat dipanaskan sampai mengeluarkan uap dan jangan sampai
mendidih.
Didiamkan selama 5 menit.
Sediaan dibilas dengan air mengalir.
Dilakukan dekolorisasi dengan asam alkohol sampai sediaan pucat.
Dibilas dengan air mengalir.
Diteteskan Methylene blue dan didiamkan selama 1 menit.
Preparat dibilas dengan air mengalir dan dibiarkan kering.
Setelah itu dibaca di bawah mikroskop menggunakan perbesaran 100x
dengan dan ditambahkan minyak imersi.
Interpretasi hasil :
BTA TB
Interpretasi menggunakan standar IUATLD (International Union Againts
Tuberculosis and Lung Disease)
53
Ditemukan Pada Mikroskop Interpretasi Hasil
1-10 BTA / 1 LP 2+
➢ 10 BTA / 1 LP 3+
BTA MH
BTA MH (Morbus Hansen) diiterpretasikan menjadi 2 yaitu:
a) Morfologi Indeks (MI)
Adalah presentase BTA bentuk Solid terhadap seluruh BTA yang tidak
berkelompok. Digunakan untuk mengetahui daya penularan kuman dan
untuk menilai hasil pengobatan dan membantu menentukan resistensi
terhadap obat.
b) Bakteriologis Indeks (BI)
Merupakan ukuran semikuantitatif kepadatan Mycobacterium leprae
dalam sediaan apus yang bermanfaat untuk menilai tingkat keparahan
penyakit kusta dan menggabarkan besarnya proses infektivitas yang terjadi.
Interpretasi
Ditemukan Pada Mikroskop
Hasil
0 BTA / LP, Hitung 100 LP 0
1-10 BTA / LP, Hitung 100 LP 1+
1-10 BTA / 10 LP Hitung 100 LP 2+
1-10 alam rerata 1 LP, Hitung 10 LP 3+
>10-100 BTA dalam rerata 1 LP,
4+
Hitung 10 LP
54
>100-1000 BTA dalam rerata 1 LP,
Hitung 10 LP 5+
2. KOH
Slide kerokan kulit atau sputum yang sudah ditambahkan KOH langsung
diamati di mikroskop perbesaran 40x.
Pelaporan : Ditemukan / tidak hifa dan spora.
3. Pewarnaan Gram
Metode : Gram Stain
Tujuan : Untuk menentukan sifat bakteri, Gram Positif dan Gram Negatif.
Prinsip :
Pada bakteri Gram positif memiliki peptidoglikan yang tebal dan lapisan
lemak yang tipis pada dinding bakteri sehingga berikatan kuat dengan
Gentian Violet sehingga bakteri akan berwarna biru. Sedangkan pada
bakteri Gram negatif memiliki peptidoglikan yang tipis dan lapisan lemak
yang tebal, maka saat berikatan dengan Gentian violet akan menjadi ikatan
yang lemah, karena tidak terwarnai oleh Gentian Violet maka bakteri akan
menyerap zat warna Safranin sehingga bakteri akan berwarna merah.
Prosedur :
Menyiapkan spesimen yang akan dilakukan pewarnaan.
Spesimen urin : Urine dicentrifuge terlebih dahulu selama 5 menit dengan
kecepatan 3500 rpm, lalu buang supernatant dan diambil endapan dengan
ose steril, lalu diratakan di kaca objek.
Spesimen berasal dari swab langsung diratakan secara perlahan di atas
kaca objek.
55
Berasal dari media: Ambil sedikit bakteri dari koloni yang ada
menggunakan ose steril atau ose steril yang dipijarkan dan diratakan pada
kaca objek.
Keringkan preparate dengan didiamkan di udara bebas.
Dilakukan fiksasi terlebih dahulu dengan cara melewatkan pada api bunsen.
Diletakkan preparate di atas rak pewarnaan.
Lalu, diteteskan Gentian Violet dan tunggu selama 1 menit.
Dibilas menggunakan air mengalir.
Diteteskan lugol dan tunggu selama 1 menit.
Dibilas menggunakan air mengalir.
Diteteskan alkohol 96% sampai warna hilang atau selama 1 menit.
Dibilas menggunakan air mengalir.
Diteteskan Safranin dan tunggu selama 1 menit.
Dibilas dengan air mengalir, keringkan preparat di atas tissue.
Amati di mikroskop dengan perbesaran 100x dengan ditambahkan minyak
imersi.
Interpretasi hasil
Gram Positif (+) : Berwarna biru.
Gram Negatif (-): Berwarna merah.
56
Botol kultur terdiri dari 2 warna. Warna kuning untuk sampel darah
anak-anak dan memiliki volume 2 – 5 ml. warna hijau untuk sampe darah
orang dewasa yang memiliki volume sekitar 5 – 10 ml. Laboratorium
mikrobiologi menerima botol kultur beserta formulir berasal dari
laboratorium Patologi Klinik. Setiap sampel yang datang segera dilakukan
pendataan dan pencatatan identitas pada buku. Barcode pada botol discan
dan masukkan data pasien dengan mengklik ikon botol horizontal pada alat
BacT/ALERT 3D lalu klik tanda centang. Lepaskan barcode pada botol
untuk ditempel di samping data pasien dalam buku khusus kultur darah.
Botol segera dimasukkan ke dalam alat deteksi microbial BacT/ALERT 3D
pada bagian yang berwarna kuning menyala.
Hasil kultur darah positif dari Batch Alert dilanjut kultur di media
BA, MCA dan MSA atas persetujuan dokter. Sampel yang ada terlebih
dahulu dibuat slide pewarnaan gram, lalu di tanam pada media kultur.
Setelah di tanam pada media kultur kemudian di masukkan inkubator
selama 24 Jam.
57
b. Identifikasi
Pada proses identifikasi biasanya digunakan media BA, MCA atau
MSA, media selektif lain digunakan sesuai anjuran dokter. Selain
menggunakan media selektif, digunakan pula alat VITEK untuk
identifikasi, dimana kebenaran hasil mencapai 98%.
Alat : Vitek
Cara penggunaan :
Buat suspense menggunakan 3 ml saline, kemudian tambahkan satu ose
koloni yang akan diidentifikasi. Cek kekeruhan suspense menggunakan
alat Densicheck.
Setelah sesuai, pipet suspensi sesuai pemeriksaan dengan pipet GN (145
uL) atau GP (280 uL), selanjutnya masukkan kaset (GN & GP 0,5- 0,63
McF ; Yeast 1,8-2,2 McF) ke dalam rak berisi suspensi.
Masukkan rak sampel pada Filler Door.
Tekan “Start Fill”, tunggu kurang lebih 2 menit.
Pengisian selesai, lampu indicator berkedip, Status filler: Complete,
Loader : transfer. Pindahkan cassette (rak sampel) pada Loader door.
Tunggu hingga semua kartu selesai loading ke carousel (Status loader :
remove ). Keluarkan cassette dari Loader door. Edit identitas pasien
pada aplikasi Vitek 2 Web (Cassete View).
c. Uji Sensitivitas
Metode : Disk diffusion
Prosedur :
1. Siapkan media MH.
59
2. Goreskan bakteri yang akan diuji sensitivitas nya, 360 derajat di semua
kuadran.
3. Letakkan disk antibiotic pada media tersebut, kemudian inkubasi pada
inkubator selama 24 jam
4. Ukur zona hambat yang terbentuk menggunakan penggaris
Hasil: Diatas 20mm dianggap sensitif.
d. Swab Lingkungan
Swab lingkungan dilakukan dengan menggunakan media
Tioglikolat. Pengumpulan sampel digunakan dengan melakukan swab
pada benda tertentu atau bahkan tangan sesorang yang diberi perlakuan,
seperti sebelum dan sesudah mencuci tangan. Selanjutnya sampel
dimasukkan kedalam media Tio. Media di masukkan kedalam incubator
dan dilihat perkembangannya.
Interpretasi hasil :
Terdapat pertumbuhan bakteri, jika media berubah menjadi keruh.
Tidak terjadi pertumbuhan, jika media tidak mengalami perubahan.
5. Biomolekuler
Tes Cepat Molekuler Gen Expert TB
60
Secara lebih spesifik lagi, Xpert MTB/RIF mendeteksi gen rpoB
(dan mutase yang terjadi apabila ditemukan) yang berhubungan dengan
resistensi bakteri MTB terhadap Rifampisin.
Pra Analitik
1) Perhatikan jumlah sampel yang digunakan. Sampel yang digunakan
minimum sampel yang digunakan sebanyak 1 ml.
2) Sampel harus harus murni dahak (sputum). Dilarang menggunakan
sampel yang mengandung partikel makanan dan partikel padat lain.
3) Sampel dapat disimpan selama 3 hari pada suhu 35℃ dan 4 – 10 hari
pada suhu 4℃.
4) Untuk sampel kiriman, selama proses transportasi sampel harus
disimpan pada suhu 2-8℃.
5) Simpan kit pada suhu 2-28℃.
6) Penutup (lid) pada catridge hanya boleh dibuka pada saat akan
memasukkan spesimen.
7) Catridge yang sudah berisi spesimen harus segera diproses ke dalam
mesin GeneXpert dengan waktu tunggu maksimal 4 jam sejak spesimen
dimasukkan ke dalam catridge,
Analitik
1) Buka segel sampel reagen dan penutup tabung dahak.
2) Tuang SR ke dalam tabung dahak sebanyak 2 kali volume dahak,
kemudian tutup kembali.
3) Kocok kuat 10 – 20 kali. Inkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
Kocok kuat kembali selama 10 – 20 kali. Inkubasi selama 5 menit jika
masih terlihat kental, tambahkan waktu inkubasi 5 – 10 menit.
4) Siapkan catridge dan beri identitas pada sisi catridge.
5) Buka penutup (lid) catridge.
6) Ambil minimal 2 ml spesimen menggunakan pipet yang telah
disediakan.
7) Masukkan sampel ke dalam catridge.
8) Tutup catridge.
61
9) Untuk memulai tes pada alat, klik ikon Creat Test.
10) Scan barcode pada catridge.
11) Isi nama pasien pada ikon Patient ID.
12) Select modul yang akan dipilih secara otomatis jika modul dalam
keadaan available.
13) Klik start.
14) Lampu hijau pada modul yang dipilih akan berkedip-kedip. Kemudiam,
buka pintu modul dan letakkan catridge.
15) Tutup pintu modul dan tes akan berlangsung secara otomatis. Hasil akan
muncul selama ± 2 jam.
Pasca Analitik
1) Untuk melihat hasil, klik ikon view result.
2) Klik view test.
3) Pilih hasil yang ingin ditampilkan.
4) Interpretasi Hasil
62
MTB DETECTED VERY RIF RESISTANCE TB SENSITIF
LOW NOT DETECTED
MTB DETECTED VERY RIF RESISTANCE TB RESISTEN
LOW DETECTED
MTB DETECTED VERY RIF RESISTANCE DIULANG
LOW INTERMINATE
INVALID DIULANG
RT-PCR Covid
63
e. Centrifuge 13.000 rpm selama 1 menit
f. Buang filtrat dan ganti tube baru
g. Tambahkan 400 uL W1 BUFFER
h. Centrifuge 13.000 rpm, 30 detik dan buang filtrat
i. Tambahkan 600 uL WASH BUFFER
j. Centrifuge 13.000 rpm, selama 3,5 menit dan buang filtrat
k. Pindahkan column ke cup 1,5 ml
l. Tambahkan 30 uL NUCLEASE FREE WATER
m. Centrifuge 13.000 rpm, selama 1 menit
n. Filtrat ( sampel ) yang akan menjadi bahan pada proses mixing
2. Mixing
Tujuan : Mencampurkan DNA murni dari hasil ekstraksi dengan
reagen PCR (2x PCR Reaction Mix, N-Cov Probe, RT_PCR Enzym,
Water)
Cara :
Homogenkan reagen sesuai rumus. Masukkan 20 uL kedalam tube
PCR. Masukkan 7 uL bahan kontrol positif dan negatif. Masukkan 5 uL
sampel, kecuali bahan kontrol.
3. Running Sampel
Tujuan : Memanaskan DNA (Denaturasi), memotong dan
mencocokkan dengan primer (Extension).
Cara :
Masukkan sampel dan bahan kontrol ke plat promotor, pastikan
meletakkannya dibagian tengah dan dimulai dari sampel pertama, kontrol
negative dan positif. Klik “New Experiment” pada computer yang
terhubung dengan promotor. Klik plate edit, sesuaikan dengan sampel dan
kontrol yang dimasukkan. Tutup plate promotor, lalu START
pemeriksaan.
64
Hasil :
Hasil (-) memunculkan nilai Rnase saja.
Hasil (+) menunjukkan nilai Rdrp/E/Rnase.
65
BAB IV
PENUTUP
66
f. Melatih mental sebagai mahassiwa dan juga sebagai tenaga laboratorium untuk lebih
disiplin, teliti, jujur, bersabar dalam pekerjaan dan lebih bertanggung jawab.
B. Saran
PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Instalasi Laboratorium Klinik RS Sitanala Tangerang
dapat terus dilaksanakan oleh Mahasiswa Analis Kesehatan khususnya Poltekkes Kemenkes
Bengkulu guna menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang profesi analis kesehatan
yang unggul dan berkompeten.
67
DAFTAR PUSTAKA
68