Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN LENGKAP PBL I

LABORATORIUM PRODIA MAKASSAR

Dibuat Dan Disusun Dalam Rangka Memenuhi Syarat Penyelesaian Mata


Kuliah Praktek Belajar Lapangan I Program Studi DIV Ahli Teknologi
Laboratorium Media Universitas Mega Rezky Makassar

Disusun Oleh :

1. Ani Ariyanti 17 3145 353 001


2. Aprisa Abdul Haris 17 3145 353 080
3. Riska Umar 17 3145 353 143
4. Siti Nurhalisa Dewi 17 3145 353 150
5. Syah Monarika 17 3145 353 105

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT, DAN


INFORMATIKA
PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) 1 yang dilakukan di Laboratorium


Prodia Makassar terhitung tanggal 10 Februari 2020 – 07 Maret 2020 ini diajukan
untuk melengkapi kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) 1 sebagai laporan akhir
dari hasil yang diperoleh selama melakukan kegiatan tersebut di Laboratorium Prodia
Makassar.

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

A. Meryam Susanti, S.Tr.A.K.,M. Imun Andi Hasriani, S. Tr.Kes.


NIDN. 09 080493 01 NIK. 0108001287

Mengetahui,
Kepala Unit Laboratorium Prodia Makassar

Eko Haryanto, SMn.


NIK. 9608000640

LEMBAR PENERIMAAN
Laporan ini Merupakan Syarat penyelesaian Praktek Belajar Lapangan (PBL I)
Jurusan DIV Teknologi Laboratorium Medis Universitas Mega Rezky Makassar
Bedasarkan Praktek Di Laboratorium Prodia Makassar Yang Disusun Oleh :

1. Ani Ariyanti 17 3145 353 001


2. Aprisa Abdul Haris 17 3145 353 080
3. Riska Umar 17 3145 353 143
4. Siti Nurhalisa Dewi 17 3145 353 150
5. Syah Monarika 17 3145 353 105

Disahkan Pada Hari 2020 Oleh:

Ketua Jurusan DIV Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Farmasi, Teknologi


Rumah Sakit Dan Informatika Universitas Mega Rezky Makassar

Ketua Prodi
DIV Teknologi Laboratorium Medis

Nirmawati angria S.Si., M.Kes


NIDN. 09 180687 02

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan
karunianya yang masih diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan hasil praktek PBL 1 di Laboratorium Prodia Makassar tepat
pada waktunya.
Dalam proses penyelesaian laporan ini mengucapkan banyak terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada pihak pembimbing lahan
praktek dan pembimbing lahan institusi yang telah ikhlas bersedia membantu kami
dalam penyusunan laporan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
maka dari itu dengan kerendahan hati kami mohon maaf sebesar-besarnya dan
kiranya para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun diri.
Demikian, semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
serta bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 13 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................i
KATA PENGANTA..........................................................................................ii
LEMBAR PENERIMAAN............................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................... 1
B. Waktu dan Tempat..................................................................................2
C. Tujuan Praktek Belajar Lapangan 1........................................................2
D. Manfaat Praktek Belajar Lapangan 1......................................................3
BAB II GAMBARAN LOKASI
A. Sejarah Sejarah Laboratorium Prodia Makassar.....................................4
B. Misi Visi Laboratorium Prodia Makassar...............................................6
C. Sarana Pelayanan Laboratorium Prodia Makassar..................................8
D. Alur Pelayanan Laboratorium Prodia Makassar.....................................10
E. Dena Laboratorium Prodia Makassar .....................................................12
BAB III METODE PEMERIKSAAN INSTLASI
A. Instlasi Distribusi sampel........................................................................14
B. Instlasi Urinilisasi....................................................................................15
C. Instlasi Hematologi.................................................................................16
D. Instlasi kimia klinik.................................................................................18
E. Instlasi Mikrobiologi...............................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................29
B. Saran........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini, salah
satunya yaitu permanfaatan computer dan jaringan internet, membuat semua aspek
kehidupan mengalami perubahan. Perkembangan teknologi informasi
mengharuskan segala bidang melakukan perubahan atau pengembangan sistem
informasi untuk menunjang segala kegiatan yang memanfaatkan kemajuan
teknologi. Tidak terlepas yaitu dalam bidang kesehatan, di bidang kesehatan ini
kemajuan teknologi sangat membantu dalam upaya memajukan kesehatan
masyarakat dengan adanya alat-alat yang mengadopsi teknologi yang canggih, dan
sistem informasi yang baik untuk mempercepat diagnosa. Laboratorium sebagai
bagian dari bidang kesehatan tidak terlepas dari bidang yang harus memanfaat
kemajuan teknologi informasi ini. Kegiatan laboratorium yang berorientasi dalam
memberikan hasil pemeriksaan seacara cepat dan tepat agardiagnosa yang
dihasilkan dapat segera dimanfaatkan semaksimal mungkin demi keselamatan dan
kesehatan masyarakat. Kegiatan laboratorium yang ditunjang oleh sistem
informasi yang baik akan meningkatkan layanan kesehatan seacara optimal.
Sebagai layanan kepada masyarakat salah satunya Laboratorium Prodia
memberikan layanan home service yang dalam pelaksanaanya pengambilan
specimen dapat dilakukan di rumah pasien. Dalam pelaksanaan layanan ini
menjadi lebih baik. Sistem informasi berbasis web dapat di manfaatkan
semaksimal mungkin agar layanan ini dapat menjangkau pasien sesuai dengan
yang diharapkan. (Tri, 2015)
Laboratorium klinik prodia merupakan laboratorium klinik ternama di
Indonesia dengan jaringan cabang yang luas di seluruh Nusantara. Untuk
memperluas jangkauan pelayanan, ke depan, setiap tahun prodia akan menanmbah
tiga cabang baru. Sebelumnya, pada periode 2001-2005 prodia agresif membuka
5-8 cabang pertahun. Laboratorium Klinik Prodia didirikan pertama kali di solo,
Jawa tengah. Prodia menjadi Laboratorium Klinik terbaik dan terbesar di
Indonesia seperti sekarang ini serta menjadi pusat rujukan nasional. Masi dari
prodia sendiri adalah untuk diagnose lebih baik dan untuk yang bergabung dengan
prodia. (Rahman, 2014)
Laboratorium klinik, prodia merupakan Laboratorium klinik ternama di
Indonesia dengan jaringan cabang tersebar di seluruh Nusantara. Demi
meningkatkan kepuasan pelanggan, prodia tengah mengembangkan layanan
khusus pelanggan wanita, yaitu Prodia Women Healt (PWH). Rencananya,
layanan baru itu akan dibuka pada akhir tahun2015 mendatang. (yeffrie, 2015)
Laboratorium Prodia telah memiliki 119 cabang yang tersebar di 29 provinsi
dan 100 kota. Dalam setahun, Laboratorium Klinik Prodia melayani sekitar 2,3
juta pelanggan dan sekitar 133 juta pemeriksaan. (yeffrie, 2015)
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman
kepada peserta didik adalah mengikut sertakan mahasiswa dalam praktek belajar
lapangan yang di singkat PBL. Hal ini dipilih karena PBL dianggap cara terbaik
yntyk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama
mengikuti pendidikan
Selain itu, pelaksanaan PBL merupakan sarana pengenalan lapangan kerja
bagi peserta didik karena peserta didik dapat melihat, mengetahui, menerima dan
menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyrakat, sehingga hal tersebut
menjadi orientasi bagi peserta didik sebelum langsung bekerja di masyarakat.
Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) bertujuan memberikan ksempatan
kepada mahasiswa untuk mempraktekkan yang diperoleh pada setiap tahap
pendidikan, disertai dengan sikap professional di bidang laboratorium
Mengingat sangat pentingnya hasil dari kegiatan Praktek Belajar Lapangan
(PBL) ini, dipandang perlu untuk dibuatnya laporan dalam rangka melatih
mahasiswa agar mampu mengakomodasikan seluruh kegiatan yang dilakukan
dalam bentuk lapran yang baik dan objektif, sehingga diharapkan mencerminkan
sebagai referensi mengenai keadaan lahan
B. LOKASI DAN WAKTU PBL I
1. Lokasi PBL 1 : Laboratorium Prodia Makassar
2. Waktu : 10 februari – 7 maret 2020
C. TUJUAN PBL I
Tujuan di lakukan Praktek Belajar Lapangan Di Laboratorium Makassar ,
yaitu :
1. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak laboratorium
Prodia Makassar, yang mana hasil pemeriksaannya mendukung keyakinan.
2. Untuk meningkatkan motivasi mahasiswa untuk bekerja lebih cermat sehingga
mendapatkan hasil pemeriksaan yang valid.
3. Untuk melatih mahasiswa mengembangkan kerjasama dengan staf
Laboratorium Prodia Makassar
4. Untuk memperoleh gambaran tentang laboratorium Prodia Makassar dalam
pelaksanaaan tugas dan fungsinya.
5. Untuk mengetahui jenis alat yang digunakan di laboratorium Prodia Makassar
6. Mampu melakukan oemeriksaan Hematologi Rutin
7. Mampu melakukan pemeriksaan Kimia Imun Serologi
8. Mampu melakukan pemeriksaan Urine Rutin
9. Mampu melakukan pemeriksaan Kimia Klinik
D. MANFAAT PBL I
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh keterampilan dan pengalaman lebih
selama praktek dilapangan sehingga pengetahuan mahasiswa semakin
bertambah serta mampu menarik kesimpulan dari tindakan yang telah
dilakukan, sehingga dapat berfikir secara logis dan rasional, mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang didapatkan dilahan praktek
Mahasiswa dapat menimba pelajaran praktis dari lapangan dan
membandingkan ilmu yang diperoleh dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
Sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi kompetisi pasca
pendidikan.
2. Bagi Prodi
Prodi DIV Teknologi Laboratorium Medis dapat memperkaya khasanah
dunia kerja melalui informasi yang diperoleh dari lapangan. Sehingga dapat
melakukan penyesuaian materi perkuliahan terhadap tuntutan dunia kerja yang
pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompetitif.
3. Bagi laboratorium kesehatan
Laboratorium kesehatan sebagai lokasi Praktek Belajar Lapangan I
mahasiswa mendapatkan bantuan tenaga yang masih memiliki idealisme dan
mendapatkan ilmu-ilmu yang baru.
4. Bagi Masyarakat
Membangkitkan partisipasi masyarakat dalam memecahkan masalah-
masalah kesehatan secara mandiri dan berkesinambungan. Bersama-sama
masyarakat mengenal,merumuskan dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
secara sederhana, praktis, murah, berdaya guna dan berhasil guna sesuai
situasi dan kondisi setempat serta perkembangan pola pikir masyarakat karena
adanya informasi yang diterima masyarakat dari mahasiswa secara timbal
balik.

BAB II
GAMBARAN DAN PROFIL PRODIA
A. Sejarah Prodia
Pada tahun 1973 Prodia didirikan sebagai laboratorium sederhana tepatnya
tanggal 7 Mei 1973 oleh Andi Wijaya bersama tiga temannya, Gunawan
Prawiro, Hamdono Widjojo, dan Singgih Hidayat. Mereka bersepakat membuat
sebuah labolatorium klinik di Solo. Inspirasi membuat laboratorium ini muncul
lantaran pada tahun 1972, Hetty Lestari, isteri dari Gunawan hendak melahirkan
dan membutuhkan penanganan khusus, karena mengalami plasenta previa yang
mengharuskan Hetty melahirkan dengan operasi caesar.
Lucunya ketika itu belum ada Palang Merah Indonesia (PMI) dan Bank
Darah di Solo. Sang dokter memberitahu Gunawan untuk menyiapkan pendonor
darah, kalau-kalau nanti dibutuhkan. Saat itu diketahui Hetty bergolongan darah
O. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, rumah sakit menyatakan Andi,
Gunawan, Hamdono bergolongan darah O sehingga cocok memberikan
darahnya. Namun golongan darah Andi Wijaya adalah B bukan O, begitu juga
Hamdono yang golongan darahnya AB bukan O.Ia tak habis pikir bagaimana
pemeriksaan darah yang sesederhana itu bisa terjadi kesalahan. Dengan kesal ia
kemudian mendatangi dokter tersebut dan terkejut dengan jawaban yang
diberikan sang dokter. Bukan malah meminta maaf, dokter tersebut malah
menantang Andi dan kawan-kawan untuk membuka laboratorium klinik. “Kamu
buka laboratorium klinik saja, kamu kan dosen kimia klinik, kamu ahlinya,”
ungkap Andi menirukan ucapan sang dokter.
Perkataan dokter tersebutlah yang akhirnya memantik api di dalam diri
Andi. Dia bersama ketiga sahabatnya bersepakat membuka laboratorium klinik,
dan masing-masing mengumpulkan uang sebesar Rp 45.000 untuk menyewa
sebuah paviliun kecil di jalan Pasar Nongko 83, Solo.
Kebetulan juga, kampus tempat di mana Andi dan Gunawan mengajar
sedang dalam kebangkrutan, dan tidak bisa membayar gaji plus kompensasi
yang selama ini tertunggak. Sebagai balasannya, Andi dan kawan-kawan
diperbolehkan membawa pulang barang-barang milik kampus. “Saya memilih
mikroskop sedangkan Gunawan memilih pipet dan tabung gelas,” ucapnya
mengenang.
Sebagai Sarjana Teknik, Singgih kemudian membantu mengelas,
membuatkan perkakas dan membetulkan Centrifuge hingga kembali bisa
berfungsi, setelah beberapa bagiannya rusak. Maklum saja, Centrifuge itu, Andi
ceritakan dibeli di pasar loak. “Katika itu semua yang dibutuhkan sudah siap,
kecuali satu, yaitu Fotometer,” ungkapnya.Fotometer sendiri dijelaskan oleh
Andi, berfungsi untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya dalam sebuah
larutan. Laboratorium membutuhkan alat iniuntuk menentukan kadar suatu
bahan di dalam cairan tubuh manusia seperti serum atau plasma.“Tidak mudah
menemukan alat ini,” ceritanya. Selain harganya mahal, belum adanya
distributor alat kesehatan di Solo, menjadi tantangan tersendiri. “Dari iklan saya
membaca ada perusahaan distributor di Jakarta yang jual seharga Rp 230.000,”
ujarnya. Tanpa pikir panjang Andi kemudian mendatangi teman kuliahnya di
ITB untuk meminjam uang.
Sejak saat itulah perjalanan Prodia sebagai laboratorium klinik dimulai
dengan hanya dua orang karyawan Supinah dan Sri Hadiyanti. Supinah
berprofesi sebagai perawat senior. Keahliannya dalam mengambil sample darah
membuat Andi tertarik merekrutnya. “Kalau Sri Hadiyanti, atau titiek itu
mahasiswa sekaligus asisten Gunawan di kampus,” ujarnya.
Dua orang karyawan itulah, yang menurut Andi menjadi dua ujung tombak
pertama kali Prodia diluncurkan. Di bulan pertama, dari lima orang tetangga
yang melakukan pemeriksaan didapatkan omset Rp 37.500. Angka ini tentunya
belum mampu menutup biaya operasional dan gaji yang bisa menembus Rp
50.000. “Waktu itu saya bilang, omsetnya buat gaji Supinah dulu ya, karena
kalau kami kan bujang-bujang, sedangkan dia sudah berkeluarga,” ungkapnya.
Keadaan yang masih serba kekurangan itu toh tak menyurutkan keempat
sekawan tersebut. Mereka semua tetap gigih mengembangkan Prodia hingga
bisa mencapai kesuksesannya. Mereka mendatangai satu per satu dokter di Solo
dan meminta para dokter untuk merujuk pemeriksaan pasien, di laboratorium
Prodia. “Dan ini membuahkan hasil, sebagian dokter mempercayakan kami,
karena kualitas kami dalam memberikan diagnosis lebih baik,” ceritanya.
Dari rumah sederhana di Jalan Pasar Nongko 83 Solo, Prodia kini telah
bertransformasi lebih jauh dalam empat dekade belakangan ini. Kini Prodia
telah menjadi perusahaan yang berpenghasilan lebih dari Rp1 triliun per tahun
dan menghidupi ribuan karyawan dengan 2.000.000 pelanggan di 30 provinsi.
Membesarkan Prodia dengan Filosofi Bebek. Bebek bisa jadi hanya
binatang biasa bagi kebanyakan orang, sehingga jarang para tokoh sukes yang
mengambil inspirasi hidup dari unggas yang memiliki kebiasaan berenang
tersebut.Umumnya unggas yang dijadikan inpirasi adalah burung elang, rajawali
atau ayam jantan karena kegagahan dan ketangguhannya, namun hal itu berbeda
dengan seorang ilmuwan dan pengusaha sukses dalam industri laboratorium
medis, Andi Wijaya yang menjadikan bebek sebagai filosofi kemimpinannya
dalam menjalankan usaha.Sejak usia 11 tahun, Andi sudah membantu orang
tuanya dengan mengangon bebek hingga 1,5 tahun lamanya.Waktu kecil, setiap
pukul 15.00 putra pertama dari delapan bersaudara itu mulai giring bebek ke
sawah-sawah. Selama 1,5 tahun dia ngangon atau menggembala bebek. "Saya
jadi memperhatikan tingkah laku bebek, dan ternyata mereka disiplin," ujarnya.
Tanpa diperintah bebek-bebek akan bangun pagi dan baris untuk menuju
sawah dan ketika pulang dia sudah paham di mana kandangnya. Demikian pula,
bebek itu adalah binatang yang solidaritasnya tinggi. Jika satu kelompok
temannya belum ada, mereka tidak akan pulang ke kandang. Yang menarik lagi,
rombongan bebek itu selalu berganti pemimpin di depannya. Tidak bebek yang
itu-itu saja yang memimpin rombongan baris.Setiap Sabtu dan Minggu selama
1,5 tahun, Andi angon bebek di Kali Garang, Ungaran, Jawa Tengah. "Saya
dapat pelajaran banyak dari falsafah bebek. Bebek itu rukun, produktif, saling
melindungi, sabar, dan menjaga kepentingan bersama," ujar Andi.
Wajar saja jika kemudian Prodia tumbuh menjadi sebuah perusahan yang
kental dengan semangat kekeluargaan dan berhasi membuat profesional tidak
canggung. Regenerasi kepemimpinan di Prodia dipegang oleh kalangan-
kalangan profesional. Para pendiri sejak awal menganggap karyawan Prodia
merupakan keluarga yang harus dilindungi. Budaya kekeluargaan ini mengikis
jarak antara atasan dan bawahan. “Tidak ada putra mahkota di Prodia," dia
menegaskan.
B. Misi dan Visi Prodia
1. Misi
 Untuk DIAgnosa lebih baik
- Diagnosa yang bermutu, akurasi dan presisi yang tinggi.
- Mampu mendiagnosa dini, sensitivitas dan spesifisitas ( menghindari
pengulangan )
- Pemeriksaan lengkap dan up to date sesuai perkembangan ilmu kedokteran
laboratorium ( sehingga mampu bersifat prefentif )
- Mampu memberikan informasi Diagnostik, bukan sekedar hasil namun berisi
‘makna’ atas hasil.
 Untuk si DIA yang bergabung dengan Prodia
- Untuk membina kesejahteraan bersama.
- Untuk kebanggaan dan kepuasan kerja.
2. Visi
 Layanan kesehatan terpercaya menunjang pengobatan generasi baru
(Transforming Toward Reliable Next Generation Health Care)
 Center of Excellent
- Menjadi pelopor pengembangan ilmu kedokteran laboratorium.
- Pusat informasi diagnostik.
- Sebagai laboratorium pusat rujukan nasional.
- Sebagai pusat penunjang penelitian.
- Laboratorium sentral untuk uji klinik obat.
- Laboratorium sentral untuk semua bidang kedokteran.
C. Kondisi Umum
Laboratorium klinik Prodia Makassar terletak di Jalan Sungai Saddang Lama
nomor 40, Maricaya Baru, kecamatan Makassar, kota Makassar, Sulawesi Selatan,
90114.
D. Sarana Pelayanan
Adapun sarana pelayanan laboratorium klinik Prodia Makassar, yaitu :
1. Kimia
a. Pemeriksaan Glukosa
b. Pemeriksaan Cholesterol total
c. Pemeriksaan Cholesterol LDL
d. Pemeriksaan Cholesterol HDL
e. Pemeriksaan Trigliserida
f. Pemeriksaan SGOT
g. Pemeriksaan SGPT
h. Pemeriksaan Ureum
i. Pemeriksaan Kreatinin
j. Pemeriksaan Asam urat
2. Hematologi
a. Pemeriksaan Hematologi lengkap
b. Pemeriksaan Golongan darah
c. Pemeriksaan Malaria
d. Pemeriksaan GDT
e. Pemeriksaan Waktu Perdarahan
f. Pemeriksaan Waktu Pembekuan
3. Serologi
a. Pemeriksaan Anti Streptolisin O
b. Pemeriksaan Rheumatoid Faktor
c. Pemeriksaan Anti Salmonella Thypi IgM
d. Pemeriksaan C-Reactive Protein Kualitatif
e. Pemeriksaan VDRL/RPR
f. Pemeriksaan Widal
4. Urinalisa
a. Pemeriksaan Urin rutin
b. Pemeriksaan Feses rutin
c. Pemeriksaan Sedimen Urin
d. Pemeriksaan Darah samar
e. Pemeriksaan Tes kehamilan
5. Mikrobiologi
a. Pemeriksaan Trichomonas mikroskopik
b. Pemeriksaan Jamur mikroskopik
E. Alur Pelayanan

Pasien datang

Ambil nomor antrian

Menunjukkan kartu identitas

Resepsionis
( Cocokkan surat pengantar pasien dengan melihat Surat Pemberitahuan/ surat
Permintaan Kerja)

Kasa 1 Kasa 2

Cek kecocokan nota dengan SPK(r) ( jika kontraktor )


Cek kecocokan nota dengan FPP jika pasien APS-CS APD

Pengambilan darah Non Lab


FPPNL ( Form Pemeriksaan Pasien Non Lab )
Fisik EKG USG Rontgen Treadmill Audio/ Spirometri

Selesai Selesai
F. Struktur Organisasi

Branch Manager

Unit Operation Manager Finance Supervisor BCSS QV

BOS BLO Research Laboratory Manager BCS Plebothomist CS

Laboratory technologis

BAB III
JENIS – JENIS PEMERIKSAAN
A. Instalasi Distribusi Sampel
1. Pra analitik
Sampel yang diterima di bagian Distribusi Sampel, agar terjadi proses
pembekuan yang sempurna, dibiarkan minimal 30 menit. Jika proses
pembekuan tidak memenuhi waktu yang ditetapkan, akan terbentuk
komponen yang pada proses pengerjaan sampel di laboratorium dapat
menyebabkan hasil yang tidak konsisten atau akurat. Inilah yang menjadi
faktor kritis dan untuk memastikan kualitas sampel tersebut diperlukan waktu
tunggu minimal 30 menit. Setelah proses pembekuan sempurna, maka sampel
disentrifugasi dan siap untuk diserahkan ke laboratorium.
Sampel yang diterima di laboratorium dicek kembali kesesuaian data
pasien, jenis dan kondisi sampel. Dan sampel yang memenuhi persyaratan
kemudian dikerjakan oleh petugas laboratorium sesuai daftar tes yang diminta.
2. Analitik
Di laboratorium, semua instrumen dan bahan yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan tes harus dipastikan dalam keadaan yang baik melalui
program Quality Control. Adanya program ini memberikan jaminan kepada
pasien, bahwa pengerjaan sampel hanya akan dilakukan pada sistem analitik
dan instrumen yang eror maka labotorium tidak akan menggunakan isntrumen
tersebut untuk mengejarkan sampel pasien. Untuk melaksanakan proses
quality control ini dibutuhkan waktu persiapan
B. Instalasi Kimia Imun Serologi
1. Pemeriksaan Anti Streptolisin O (Asto)
a. Pra Analitik
1). Alat dan bahan
a. Slide asto
b. Batang pengaduk
c. Rotator
d. Sampel Serum
e. Reagen Aso
f. Mikro pipet
2). Stabilitas
a. 2-8 ℃ : 48 jam, (-20 ℃) sampel beku yang mencair harus di
homongenkan sebelum di kerjakan .
b. Analitik
1). Prinsip
Partikel latex avitex aso dilapisi dengan streptolisin o yang
dimurnikan dan distabilkan ketika suspensi latex dicampur dengan
serum yang mengandung antibody aso tinggi pada slide, maka akan
terbentuk aglutinasi yang jelas dalam waktu 2 menit
2). Cara kerja
a. Di pipet sampel 50 µl di atas slide asto
b. Di pipet Reagen 50 µl di atas slide asto yang berisi sampel
c. Di homongenkan di atas rotator kecepatan 700 Rpm
d. Di inkubasi selama 2 menit
e. Dilihat terjadinya aglutinasi
c. Pasca Analitik
 Negatif (<200) : Tidak terjadi aglutinasi
 Positif (200) : Terjadi aglutinasi
2. Pemeriksaan Rheumatoid Faktor (RF)
a. Pra Analitik
1) Alat dan bahan
a) Slide RF
b) Batang pengaduk
c) Rotator
d) Sampel serum
e) Reangen latex
f) Mikro pipet
2) Stabilitas
2 – 8 ℃ : 72 jam
b. Analitik
1) Prinsip
Partikel lata avitex RF dilapisi dengan gamma globulin manusia
murni. Ketika suspensi latex dicampur dengan serum yang
mengandung RF tinggi pada slide maka akan terjadi aglutinasi.
2) Cara Kerja
a) Di siapkan alat dan bahan
b) Di pipet sampel 50 µl di atas slide RF
c) Di pipet reagen latex 50 µl di atas slide yang berisi sampel
d) Di homongenkan di atas alat rotator dengan kecepatan 100 Rpm
e) Di inkubasi delama 3 menit
f) Di lihat terjadinya aglutinasi
c. Pasca Analitik
 Negatif : Tidak terjadi Aglutinasi
 Positif : Terjadi aglutinasi
3. Pemeriksaan Anti Salmonella Thypi IgM
a) Pra Analitik
1) Alat dan bahan
a) Tubex
b) Mikropipet
c) Well
d) Skala warna
e) Serum
f) Reagen brown
g) Reagen biru
b) Analitik
1) Prinsip
Tubex Tf mendeteksi adanya anti-ag antibodi dalam pasien dengan
menilai kemampuanya untuk menghambat reaksi antara reangen coklat
berlabel antigen dan reangen biru berlabel antibodi. Kadar
penghambatan sebanding dengan konsetrasi anti ag antobodi dalam
sampel. Pemisahan dilakukan dengan kekuatan magnet hasil dibaca
seacara visual dibandingkan terhadap skala warna
2) Cara kerja
a) Reagen Brown 45 µl ke dalam tubex
b) Ditambahkan sampel 45 µl ke dalam tubex yang berisi sampel
c) Di inkubasi selama 2 menit
d) Ditambahkan reagen biru 90 µl di tutup di pakai well
e) Di homogenkan 2 menit (memakai tangan)
f) Di naikkan skala warna
g) Di diamkan selama 5 menit
h) Di lihat warna
c) Pasca Analitik
 Negatif : 0 -2
 Positif : 4 – 10
4. Pemeriksaan C – Reactive Protein Kualitatif
a) Pra Analitik
1) Alat dan bahan
a) Slide Crp
b) Batang pengaduk
c) Mikropipet
d) Rotator
e) Reagen avitex crp
f) Serum
b) Analitik
1) prinsip
Partikel latex avitex Crp telah di lapisi dengan antibodi Crp manusia
ketika suspensi latex dicampurkan dengan serumyang mengandung
kadar Crp yang meningkat pada slide, akan terbentuk dengan jelas
aglutinasi dalam waktu 2 menit.
2) Cara kerja
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Dipipet sampel serum 50 µl di atas slide crp
c) Di pipet reagen 50 µl di atas crp yang berisi sampel serum
d) Di homogenkan di atas alat rotator dengan kecepatan 70 Rpm
e) Di inkubasi selama 2 menit
f) Di lihat terjadinya aglutinasi
c) Pasca Analitik
 Negatif : Tidak terjadi aglutinasi
 Positif : Terjadi Aglutinasi
5. Pemeriksaan VDRL / RPR
a) Pra analitik
1) Alat dan bahan
a) Slide VDRL / RPR
b) Batang pengaduk
c) Rotator
d) mikropipet
e) Reagen karbon
f) Serum
g) Tip kuning
b) Analitik
1) Prinsip
Pemeriksaan kualitatif dan semi kuantitatif yang di tandai dengan
terbentuknya flokulasi dari hasil reaksi antibodi dalam serum / plasma
dengan antigen VDRL yang mengandung mikropartikel karbon dalam
reagen akan meningkat pembacaan hasil secara visual (makroskopis)
specimen yang tidak mengandung reagen akan menghasilkan cairan
berwarna abu-abu muda pada reaksi
2) Cara kerja
a) Di siapkan alat dan bahan
b) Di pipet sampel sebanyak 50 µl di atas slide VDRL di buat melebar
c) Di pipet serum sebanyak 50 µl di atas slide yang berisi serum yang
telah melebar
d) Dihomongenkan di atas rotator dengan kecepatan 100 Rpm
e) Di inkubasi selama 8 menit
f) Di lihat terjadinya aglutinasi
c) Pasca Analitik
 Negative : Non Reaktif
 Positif : Reaktif
6. Pemeriksaan Widal
a) Pra Analitik
1) Alat dan bahan
a) Slide widal
b) Batang pengaduk
c) Rotator
d) Mikropipet
e) Tip kuning
f) Serum
g) Reagen O, AO, BO, CO, H, AH, BH, CH
b) Analitik
1) Prinsip
Dalam standar tes aglutinasi, enceran serum pasien di campur
dengan suspensi akan beraglutinasi
2) Cara kerja
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Di pipet sampel 80 µl di atas slide
3) Di pipet masing-masing reagen 50 µl di atas slide berisi sampel
4) Di homogenkan di alar rotator dengan kecepatan 100 Rpm
5) Di inkubasi selama 2 menit
6) Di lihat adanya aglutinasi
c) Pasca Analitik
 Negatif : Tidak terjadi aglutinasi
 Positif : Terjadi aglutinasi
C. Instalasi urine
1. Pemeriksaan Sedimen Urin
a) Pra Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Mikroskop
b) Centrifuge
c) Tabung reaksi
d) Pipet tetes
e) Rak tabung
f) Kamar hitung
g) Urin
h) Aim sedi uristain
2) Persiapan sampel
 Urin segar
 Urin pagi pertama yang telah terkonsetrasi selama 8 jam di kandunh
kemih
b) Analitik
1) Prinsip
Urin di putar dengan kecepatan 400-450 g dalam waktu 5 menit
kemudian diambil endapanya dan diperiksa di bawah mikroskop
2) Cara kerja
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Di masukkan urin kedalam tabung reaksi
c) Di masukkan tabung reaksi yang berisi urin kedalam centrifuge
dengan kecepatan 400-450 g dalam waktu 5 menit
d) Dibuang filtratnya di ambil endapanya
e) Di masukkan reagen aim sedi uristain ke dalam endapan urin
f) Di pipet ke dalam kamar hitung
g) Di amati di bawa mikroskop
c) Pasca Analitik
 Eritrosit
 Leukosit
 Selinder
 Epitel sel
 Bakteri
 Kristal
2. Pemeriksaan Urin Rutin Carik Celup
a) Pra analitik
1) Alat dan Bahan
a) Tabung reaksi
b) Centrifuge
c) Strip
d) Cobas 411U
2) Stabilitas
Simpan reagen dalam wadahnya atau tutup rapat, simpan pada suhu 2
-3 ℃ untuk menjaga strip reagen dari kelembahan, wadah reagen
dilengkapi dengan desicant, oleh karena iti desicant jangan di
pindahkan atau dibuang dari wadah reagen tersebut
b) Analitik
1) Prinsip
Warna area tes yang diberikan oleh sampel disinari dengan panjang
gelombang tertentu kemudian sinar dipantulkan kembali dengan
intensitas yang sebanding dengan warna pada area tes dan ditangkap
oleh detector sebagai remisi yang kemudian dikonversikan terhadap
suatu standar
2) Cara kerja
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Scan label urin ke dalam alat Cobas 411U
c) Di masukkan urin kedalam tabung reaksi
d) Di celupkan strip ke dalam sampel urin
e) Setelah itu di letakkan strip ke dalam alat Cobas 411U
f) Di tunggu sampai 2 menit hingga sampai terbaca hasilnya
g) Print hasil
c) Pasca Analitik
 Berat jenis
 Ph
 Leukosit
 Nitrit
 Protein
 Glukosa
 Keton
 Urobilinongen
 Bilirubin
3. Pemeriksaan Feses Rutin
a) Pra Analitik
1) Alat dan bahan
a) Mikroskop
b) Objek glas
c) Kaca objek
d) Tusuk gigi
e) Deck glas
f) Eosin 2%
g) Lugol 1%
h) Feses
2) Stabilitas
Feses normal berwarna coklat yang berasal dari urobilinogen yang
tereksidasi dalam usus menjadi urobilinogen.
b) Analitik
1) Prinsip
a) Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan cara memeriksa
sejumlah suspense tinja, kemudian dilakukan pewarnaan
menggunakan eosin 2%, lugol.
b) Secara kualitatif dengan pewarnaan eosin 2% dapat dinilai adanya
leukosit, eritrosit, spora, telur parasit serta sisa makanan yang tidak
tercetra dengan baik seperti serat daging dan serat tumbuhan
pewarnaan lugol yaitu untuk melihat amylum
2) Cara kerja
a) Di siapkan alat dan bahan
b) Teteskan 1 tetes larutan eosin 2% pada bagian sebelah kiri objek
glas dan 1 tetes larutan lugol % pada bagian sebelah kanan objek
c) Ambil feses secukupnya (2-5 gr) dari bagian mencurigakan. Contoh
berlendir, berdarah dll dengan menggunakan tusuk gigi
d) Homongenkan feses dalam masing-masing larutan pewarna dengan
menggunakan tusuk gigi
e) Tutup dengan kaca penutup
f) Di periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x
g) Amati parasit yang terdapat dalam feses
c) Pasca Analitik
 Warna
 Konsistensi
 Lender
 Darah
 Lemak
 Karbohidrat
 Serat-serat
 Leukosit
 Eritrosit
 Parasit
 Telur cacing
 Jamur
4. Pemeriksaan Darah Samar
a) Pra Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Ekstrak sampel
b) Tesk disk
c) Collection device
2) Stabilitas
Pembacaan di atas suhu ruang 15 – 30 ℃ jika suhu ruang lebih
rendah dari 15 ℃ waktu interpretasi hasil ditambah
b) Analitik
1) Prinsip
Tes darah samar bekerja dengan kombinasi unik dari dua antibody
monoclonal yang selektif mendeteksi hemoglobin manusia pada sampel
feses
2) Cara kerja
a) Untuk ekstrak sampel yang di dinginkan, sebelum pemeriksaan
biarkan ekstrak sampel mencapai suhu ruang kemudian campur
sampel dengan baik dengan cara mengocok sampel collection
devise bebrapa kali.
b) Keluarkan test disk dari kemasan foil letakkan di tempat dengan
permukaan tata dan kering
c) Pegangn sampel collection devise sehingga ujung sampel collection
device berada di atas kemudian patahkan ujung sampel collection
device. Tambahkan dua tetes ekstrak sampel kedalam lubang
sampel
d) Pada saat cairan tes mulai berjalan akan terbentuk garis berwarna
ungu bergerak melalui jendela hasil pada bagian tengah dari tes
disk
e) Interpretasi hasil yang terbentuk pada 10 menit jangan membaca
hasil lewat dari sepuluh menit
c) Pasca analitik
 Validasi : terbentuk garis pada area control menunjukan bahwa
tes berfungsi dengan benar
 Positif : terbentuk dua garis ungu (C dan T )
 Negative : terbentuk satu garis ungu ( garis C)
 Invalid : tidak terbentuk garis
 Pelaporan hasil: hasil di laporkan dalam format karakter positif /
negative
d. Instalasi Hematologi
1. Pemeriksaan Hematologi rutin
a. Pra Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Sysmex XNL-550
b) Bahan
 Darah EDTA
 Reagen Cell Pack
 Reagen Sulfolyser
 Reagen Lysercell
 Reagen Fluorecell WDF
 Reagen Cell clean
 Kontrol
 Kalibrator
2) Persiapan sampel
Darah EDTA sebanyak 3 ml diroller selama 5-10 menit sebelum
dirunning pada alat.
b. Analitik
1) Metode : Flowcytometry, Hydro Dinamic Focusing ( DC Detection ),
SLS-Hemoglobin methode
2) Prinsip Pemeriksaan
 Flowcytometry
Pada flowcitometri sampel darah akan dilabel dengan marker
fluoresens yang terikat secara spesifik pada asam nukleat.
Selanjutnya sampel akan masuk ke dalam flow cell. Sampel akan
diiluminasi oleh semi conductor laser beam dengan panjang
gelombang 633 nm yang dapat memisahkan sel menggunakan 3
sinyal berbeda, yaitu Forward Scattered Light ( FSC ), Side Scattered
Light dan Side Fluorescent Light ( SFL ).
Forward Scattered Light ( FSC ) merefleksikan ukuran sel. Side
Scattered Light merefleksikan kompleksitas sel atau memberikan
informasi isi sel, nukleus, granul, dan Side Fluorescent Light ( SFL )
merefleksikan jumlah kandungan asam nukleat dan organel sel.
Sel yang memiliki bentuk fisik dan kimia yang sama akan
berkumpul membentuk kelompok pada scaterred gram.
 Hydro Dinamic Focusing
Perhitungan jumlah sel-sel darah menggunakan sheats flow DC (
Direct Current ) detection methode. Sampel yang telah diencerkan
sebelumnya akan dikeluarkan dari nuzzle tip ke jalur yang sudah
ditentukan dengan sebuah celah pengukuran ( Upperture )
ditengahnya. Pada setiap sisi upperture terdapat elektroda dimana
arus searah ( DC ) mengalir pada kedua elektroda tersebut. Resistensi
arus searah ( DC ) diantara kedua elektroda berubah seiring
masuknya sel darah melewati upperture. Resistensi ini menyebabkan
perubahan electrical pulse yang sebanding dengan ukuran sel darah.
Data elektrik ini akan dikonversi dalam bentuk grafik kurva distribusi
volume dan histogram RBC atau PLT.
 SLS Hemoglobin Methode
Metode SLS Hemoglobin adalah suatu metode analisis yang
menggunakan keuntungan dari 2 metode cyanmethemoglobin dan
oksihemoglobin. Dengan metode oksihemoglobin, kecepatan
perubahan hemoglobin dari metode SLS hemoglobin menjadi lebih
cepat dan pada Karena dapat digunakan untuk mengukur
cyanmethemoglobin, metode ini juga dapat mengukur darah yang
mengandung methemoglobin seperti darah kontrol secara akurat.
SLS hemoglobin metode menggunakan Sodium Lauryl Sulfat
( SLS ) untuk penentuan konsentrasi hemoglobin. Mekanisme reaksi
dari SLS hemoglobin adalah sebagai berikut :
 SLS akan mengikat permukaan sel darah merah secara ionik
terutama dan hgidrofobik. Hal ini menyebabkan larutnya
fosfolipid membran sel darah merah dan menyebabkan
hemoglobin keluar dari sel darah merah.
 Globin dari hemoglobin yang terlepas dari sel darah merah akan
berikatan dengan grub hidrofobik dari SLS.
 Oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ dengan oksigen terlarut.
 Fe3+ yang terbentuk akan berikatan dengan grub hidrofilik dari
SLS membentuk senyawa stabil SLS hemoglobin.
Senyawa stabil SLS hemoglobin inilah yang akan dibaca
absorbennya pada panjang gelombang 555 nm sebagai konsentrasi
hemoglobin dalam darah.
3) Cara Kerja
a) Cara Kalibrasi
 Diletakkan pada rak di alat terkait
 Dikerjakan seperti pada program kalibrasi alat terkait
b) Cara mengerjakan kontrol
 Kontrol dikerjakan sesudah hasil kalibrasi memenuhi syarat
 Diletakkan pada rak alat terkait
 Dikerjakan kontrol sesuai instruksi kerja alat terkait
c) Melakukan pemeriksaan sampel
Sesudah hasil kalibrasi dan kontrol memenuhi syarat, lakukan
pemeriksaan sampel
 Diletakkan sampel pada rak sampel dan dimasukkan ke dalam rak
alat terkait
 Dikerjakan sesuai instruksi kerja alat terkait.
c. Paska Analitik
Hasil yang keluar dari alat dilaporkan sebagai nilai dari parameter
hematologi rutin. Lakukan konfirmasi pada preparat jika ditemukan flag
pada alat.
2. Pemeriksaan Laju Endap Darah
a. Pre Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Pipet LED
 Tabung Plastik
 Mikropipet
 Timer
b) Bahan
 Darah EDTA
 NaCL 0,95 %
 Tips biru
2) Persiapan sampel
Darah EDTA sebanyak 3 ml diroller selama 5-10 menit sebelum
dipipet.
b. Analitik
1) Metode : Wetergreen modifikasi
2) Prinsip Pemeriksaan
Darah dengan antikoagulan EDTA ditambahkan dengan sodium
chloride dengan perbandingan 4 bagian darah dan 1 bagian NaCl,
dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam pipet Westergreen.
Kemudian dibiarkan berdiri selama 1 jam dengan posisi vertikal.
Jumlah sel darah merah yang mengendap selama periode tersebut
merupakan hasil LED dengan satuan mm.
3) Cara Kerja
a) Disiapkan tabung plastik
b) Diberi label barcode
c) Dipipet NaCl 0,95% sebanyak 250µl
d) Dipipet darah EDTA sebanyak 1000µl
e) Dihomogenkan
f) Dimasukkan pipet LED ke dalam tabung plastik
g) Diletakkan secara vertikal pada rak LED selama 1 jam
h) Dibaca tinggi plasma darah yang terbentuk setelah 1 jam.
c. Post Analitik
Tinggi plasma darah yang terbentuk setelah 1 jam dilaporkan sebagai
nilai LED.
3. Pemeriksaan Golongan darah
a. Pre Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Tabung plastik
 Tutup tabung plastik
 Mikropipet
 Centrifuge
b) Bahan
 Darah EDTA
 NaCl 0,95%
 Reagen Eldoncard 1 kit
 Label barcode
2) Persiapan sampel
Darah EDTA sebanyak 3 ml diroller selama 5-10 menit sebelum
dirunning pada alat.
b. Analitik
1) Metode : Direct haemagglutination
2) Prinsip Pemeriksaan
Reagen antibodi kering pada kartu akan mengaglutinasi sel darah
merah dengan antigen yang sesuai. Tidak terbentuknya aglutinasi
mengindikasikan tidak adanya antigen yang sesuai.
3) Cara Kerja
 Proses Pencucian Darah dengan NaCl
 Disiapkan tabung plastik dan beri label barcode
 Dimasukkan ke dalam tabung yang sudah diberi identitas 200µl
sampel darah EDTA dan 5 ml NaCl fisiologis, lalu campur.
 Sentrifugasi sampel yang sudah tercampur NaCl tersebut pada
kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
 Dibuang supernatannya dan ditambahkan kembali 5 ml NaCl
fisiologis.
 Dilakukan pencucian seperti di atas sebanyak 3 kali.
 Sampel yang telah selesai pencucian siap dipakai untuk
pemeriksaan
 Proses Pemeriksaan Golongan Darah
 Pastikan semua perlengkapan yang diperlukan sudah disiapkan, lalu
keluarkan eldoncard dari eldonbag atau dari pembungkusnya.
Sebelum menggunakan eldoncard, pastikan semua lingkaran
terdapat bercak reagen berwarna pada masing-masing lingkaran
dengan ukuran yang kurang lebih sama ( warna hijau, merah,
kuning, biru )
 Ditempelkan label atau barcode yang berisi data pasien pada bagian
belakang eldoncard sebelum melakukan pemeriksaan.
 Ditambahkan 30-50µl sampel yang telah dicuci.
 Diaduk darah dengan menggunakan eldonstick agar reagen dapat
tercampur sempurna, aduk selama 10 detik.
 Darah diratakan di seluruh permukaan lingkaran. Jaga agar cairan
tetap di dalam lingkaran. Lalu ulangi prosedur pada lingkaran
reagen yang lain dengan menggunakan eldonstick masing-masing.
Darah tidak boleh mengandung bekuan. Pangadukan dimaulai
dalam 2 menit, setelah penambahan darah dengan eldonstick yang
pertama.
 Untuk mendapatkan aglutinasi yang mungkin terbentuk, kartu harus
dimiring-miringkan selama kurang lebih 40 detik. Miringkan
eldoncard pada posisi hampir tegak lurus dan tunggu selama 10
detik. Miringkan lagi pada sisi sebalikanya dan tunggu 10 detik
lagi. Ulangi dengan tepi yang berlainan. Memiringkan kartu adalah
langkah yang sangat penting untuk mengembangkan aglutinasi.
 Baca dan berikan “ cap “ sesuai hasil golongan darah yeng
terbentuk serta paraf pemeriksa, kemudian biarkan darah
mengering.
 Jika darah sudah mengering, bungkus eldoncard menggunakan
eldonvoil.
c. Post Analitik
Aglutinasi yang terbentuk pada lingkaran reagen menyatakan hasil
golongan darah.
4. Pemeriksaan Malaria
a. Pre Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Microslide
 Microcover
 Rak pengecatan
 Timer
 Mikroskop
b) Bahan
 Darah kapiler segar
 Buffer pH 7,2
 Wright
 Giemsa
 Methanol
 Pipet
 Label barcode
 Aquadest
2) Persiapan sampel
 Dibersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol. Biarkan kering,
lalu tusuk dengan menggunakan lanset.
 Diusap tetes darah pertama dengan kapas kering.
 Diteteskan 1 tetes darah pada bagian tengah kaca objek untuk
pembuatan sediaan apus tipis.
 Diteteskan lagi 2-3 tetes darah untuk pembuatan sediaan darah tebal
sekitas 1 cm dari sediaan apus tipis.
b. Analitik
1) Metode : Mikroskopis
2) Prinsip Pemeriksaan
Jika beberapa tetes darah dibuat sediaan darah tebal dan sediaan
darah tipis, diwarnai dengan giemsa, kemudian di bawah mikroskop,
maka dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya parasit pada
sediaan darah tebal dan identifikasi jenis parasit pada sediaan darah
tipis.
3) Cara Kerja
 Membuat Sediaan Darah Tebal
 Dari 2-3 tetes darah yang sudah diteteskan pada kaca objek, dibuat
sediaan darah tebal dengan menggunakan ujung kaca objek lain,
Campurkan tetes darah tersebut dengan gerakan memutar ±3-6 kali
searah jarum jam hingga terbentuk lingkaran dengan diameter ±1
cm.
 Dibiarkan mengering di udara tanpa melakukan fiksasi.
 Dihemolisiskan sampel dengan merendam preparat dengan buffer
pH 7,2 selama 5 menit.
 Dikeringkan preparat hingga benar-benar kering sebelum
melakukan pengecatan.
 Tanpa melakukan fiksasi dengan methanol, lakukan pengecatan
giemsa pada sediaan dengan larutan Giemsa 10% selama 5-10
menit.
 Dicuci dan dikeringkan di udara
 Diperiksa di bawah mikroskop.
 Pembuatan Sediaan Apus Tipis
 Dari 1 tetes kecil darah yang sudah diteteskan pada kaca objek,
dibuat sediaan tipis
 Dibiarkan mengering di udara dengan posisi datar, beri identitas
pada sediaan apus dengan ID pasien
 Difiksasi dengan methanol, biarkan kering di udara.
 Lakukan pewarnaan Giemsa 10% selama 5-10 menit.
 Dicuci dan dikeringkan di udara
 Diperiksa di bawah mikroskop
 Pembacaan sediaan darah tebal dan apus tipis
 Sediaan darah tebal
 Digunakan untuk pemeriksaan semikuantitatif parasit.
 Dibaca sediaan darah tebal dengan menggunakan lensa obyektif
100x pada 100 lapang pandang.
 Dicatat jumlah parasit yang ditemukan dan lakukan identifikasi
dengan sediaan apus tipis.
 Dipastikan untuk memeriksa sediaan dalam minimal 100 lapang
pandang sebelum menyatakan bahwa hasil negatif.
 Sediaan apus tipis
 Digunakan hanya untuk identifikasi jenis malaria
 Dilakukan pengamatan dengan menggunakan lensa obyektif
100x pada seluruh lapang pandang
 Dicatat jenis plasmodium yang ditemukan beserta stadiumnya.
c. Paska Analitik
Parasit yang ditemukan dilaporkan beserta stadiumnya. Untuk hasil
pemeriksaan dengan infeksi campuran, jika salah satu parasit hanya
ditemukan pada stadium seksual ( gametosit ) saja, temuan tersebut tetap
dilaporkan.

d) Pemeriksaan Kimia
1. Pemeriksaan Cholesterol – Cobas Integra
a. Pre Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Cobas Integra
 Tabung plastik
 Transferpipet
 Centrifuge
b) Bahan
 Serum
 Reagen Cholesterol
 Kontrol
 Kalibrator
2) Persiapan sampel
Darah beku SST diputar setelah 30 menit dibekukan pada kecepatan
3400 rpm selama 10 menit. Dipipet serum hasil sentrifugasi ke dalam
tabung plastik dan didistribusikan ke bagian kimia.
b. Analitik
1) Metode : Enzymatic colorimetri (CHOD-PAP)
2) Prinsip Pemeriksaan
Cholesterol ester terpecah oleh cholesterol esrterase menjadi
cholesterl bebas dan asam lemak. Choletserol oxsidase mengkatalisis
oxidasi cholesterol menjadi cholest-4-en-3-one dan hydogen peroxida.
Dengan hadirnya peroxidase, hydrogen peroksida membentuk efek
oksidatif ganda dari phenol dan 4-aminoantipyrin membentuk warna
merah quinone-imine.
Intensitas pembentukan warna sebanding dengan konsentrasi
koletserol. Kenaikan yang terjadi diukur pada absorbansi 512 nm.
3) Cara Kerja
a) Cara Kalibrasi
 Dipipet sejumlah volume kalibrator dan masukkan ke dalam sampe
cup
 Diletakkan pada rak kalibrator di alat terkait
 Dikerjakan seperti pada program kalibrasi alat terkait
b) Cara mengerjakan kontrol
 Kontrol dikerjakan sesudah hasil kalibrasi memenuhi syarat
 Dipipet sejumlah volume kontrol dan masukkan ke dalam sampel
cup
 Diletakkan pada rak kontrol alat terkait
 Dikerjakan kontrol sesuai instruksi kerja alat terkait
c) Melakukan pemeriksaan sampel
Sesudah hasil kalibrasi dan kontrol memenuhi syarat, lakukan
pemeriksaan sampel
 Diletakkan sampel pada rak sampel dan dimasukkan ke dalam rak
alat terkait
 Dikerjakan sesuai instruksi kerja alat terkait.
c. Post Analitik
Hasil yang keluar dari alat dilaporkan sebagai nilai dari kolesterol.
2. Pemeriksaan Glukosa – Cobas Integra
a. Pre Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Cobas Integra
 Tabung plastik
 Transferpipet
 Centrifuge
b) Bahan
 Serum
 Reagen Glukosa
 Kontrol
 Kalibrator
2) Persiapan sampel
Darah beku SST diputar setelah 30 menit dibekukan pada kecepatan
3400 rpm selama 10 menit. Dipipet serum hasil sentrifugasi ke dalam
tabung plastik dan didistribusikan ke bagian kimia.
b. Analitik
1) Metode : Heksokinase
2) Prinsip Pemeriksaan
Heksokinase ( HK ) mengkatalisasi phosphorelation dari glukosa
dengan ATP untuk membentuk glucose-6-phosphate dan ADP. Agar
terkadi reaksi, enzime kedua, digunakan glucose-6-phosphate
dehidrogenase ( G6PDH ) untuk mengkatalisasi oksidasi dari glucose-
6-phosphate dengan NADP+ untuk membentuk NADPH.
Konsentrasi pembentukan NADPH sebanding dengan konsentrasi
glukosa. Ditentukan dengan mengukur adanya peningkatan absorban
pada penjang gelombang 340 nm.
3) Cara Kerja
a) Cara Kalibrasi
 Dipipet sejumlah volume kalibrator dan masukkan ke dalam sampe
cup
 Diletakkan pada rak kalibrator di alat terkait
 Dikerjakan seperti pada program kalibrasi alat terkait
b) Cara mengerjakan kontrol
 Kontrol dikerjakan sesudah hasil kalibrasi memenuhi syarat
 Dipipet sejumlah volume kontrol dan masukkan ke dalam sampel
cup
 Diletakkan pada rak kontrol alat terkait
 Dikerjakan kontrol sesuai instruksi kerja alat terkait
c) Melakukan pemeriksaan sampel
Sesudah hasil kalibrasi dan kontrol memenuhi syarat, lakukan
pemeriksaan sampel
 Diletakkan sampel pada rak sampel dan dimasukkan ke dalam rak
alat terkait
 Dikerjakan sesuai instruksi kerja alat terkait.
c. Pasca Analitik
Hasil yang keluar dari alat dilaporkan sebagai nilai dari glukosa.
3. Pemeriksaan Cholesterol HDL – Cobas Integra
a. Pre Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Cobas Integra
 Tabung plastik
 Transferpipet
 Centrifuge
b) Bahan
 Serum
 Reagen Cholesterol HDL
 Kontrol
 Kalibrator
2) Persiapan sampel
Darah beku SST diputar setelah 30 menit dibekukan pada kecepatan
3400 rpm selama 10 menit. Dipipet serum hasil sentrifugasi ke dalam
tabung plastik dan didistribusikan ke bagian kimia.
b. Analitik
1) Metode : Kolorimetrik enzimatik homogenus
2) Prinsip Pemeriksaan
Dengan adanya oksigen, kolesterol dioksidasi oleh kolesterol
oksidase menjadi Δ4-kolestenon dan hydrogen peroxide.
Dengan adanya peroksidase ( POD ), hydrogen peroksida yang
terbentuk bereaksi dengan 4 amino antipirin dan EMSE membentuk
warna.
Intensitas warna tersebut berbanding lurus dengan konsentrasi
HDL-cholesterol dan diukur secara fotometrik.
3) Cara Kerja
a) Cara Kalibrasi
 Dipipet sejumlah volume kalibrator dan masukkan ke dalam sampe
cup
 Diletakkan pada rak kalibrator di alat terkait
 Dikerjakan seperti pada program kalibrasi alat terkait
b) Cara mengerjakan kontrol
 Kontrol dikerjakan sesudah hasil kalibrasi memenuhi syarat
 Dipipet sejumlah volume kontrol dan masukkan ke dalam sampel
cup
 Diletakkan pada rak kontrol alat terkait
 Dikerjakan kontrol sesuai instruksi kerja alat terkait
c) Melakukan pemeriksaan sampel
Sesudah hasil kalibrasi dan kontrol memenuhi syarat, lakukan
pemeriksaan sampel
 Diletakkan sampel pada rak sampel dan dimasukkan ke dalam rak
alat terkait
 Dikerjakan sesuai instruksi kerja alat terkait.
c. Pasca Analitik
Hasil yang keluar dari alat dilaporkan sebagai nilai dari cholesterol
HDL
4. Pemeriksaan Cholesterol LDL – Cobas Integra
a. Pre Analitik
a) Alat dan Bahan
a) Alat
 Cobas Integra
 Tabung plastik
 Transferpipet
 Centrifuge
b) Bahan
 Serum
 Reagen Glukosa
 Kontrol
 Kalibrator
2) Persiapan sampel
Darah beku SST diputar setelah 30 menit dibekukan pada kecepatan
3400 rpm selama 10 menit. Dipipet serum hasil sentrifugasi ke dalam
tabung plastik dan didistribusikan ke bagian kimia.
b. Analitik
1) Metode : Homogenous enzymatic kolorimetri
2) Prinsip Pemeriksaan

Cholesterol esterase
LDL-Cholesterolester + H2O Cholesterol + FFA
Detergen Cholesterol
Oxidase 4
LDL-Cholesterolester + O2 Δ Cholestenone + H2O2
2H2O2 + 4-aminoantipyrine – EMSEa) + H2O + H+
pigmen ungu merah + 5H2O
3) Cara Kerja
a) Cara Kalibrasi
 Dipipet sejumlah volume kalibrator dan masukkan ke dalam sampe
cup
 Diletakkan pada rak kalibrator di alat terkait
 Dikerjakan seperti pada program kalibrasi alat terkait
b) Cara mengerjakan kontrol
 Kontrol dikerjakan sesudah hasil kalibrasi memenuhi syarat
 Dipipet sejumlah volume kontrol dan masukkan ke dalam sampel
cup
 Diletakkan pada rak kontrol alat terkait
 Dikerjakan kontrol sesuai instruksi kerja alat terkait
c) Melakukan pemeriksaan sampel
Sesudah hasil kalibrasi dan kontrol memenuhi syarat, lakukan
pemeriksaan sampel
 Diletakkan sampel pada rak sampel dan dimasukkan ke dalam rak
alat terkait
 Dikerjakan sesuai instruksi kerja alat terkait.
c. Pasca Analitik
Hasil yang keluar dari alat dilaporkan sebagai nilai dari Cholesterol LDL.
3. Pemeriksaan Trigliserida – Cobas Integra
a. Pre Analitik
1) Alat dan Bahan
a) Alat
 Cobas Integra
 Tabung plastik
 Transferpipet
 Centrifuge
b) Bahan
 Serum
 Reagen Trigliserida
 Kontrol
 Kalibrator
2) Persiapan sampel
Darah beku SST diputar setelah 30 menit dibekukan pada kecepatan
3400 rpm selama 10 menit. Dipipet serum hasil sentrifugasi ke dalam
tabung plastik dan didistribusikan ke bagian kimia.
b. Analitik
1) Metode : Enzymatic Colorimetric
2) Prinsip Pemeriksaan
Lipoprotein lipase ( LPL ) menghidrolisis trigliserida menjadi
glycerol dan asam lemak.Glycerol lalu terfosforilasi menjadi glycerol 3
phosphate oleh ATP dalan reaksi katalisasi dengan glycerol kinase
( GK ). Glycerol 3 phosphate dikatalisasi oleh glicerol phosphate
oxidase ( GTO ) membentuk dehydroxiacetone phosphate dan
hydrogen proxida ( H2O2 ).
Dengan adanya peroksidase ( POD ), hidrogen peroksida
mempengaruhi kopling oksidatif 4 colorophenol dan 4
aminophenazone untuk membentuk pewarna yang berwarna merah dan
diukur pada panjang gelombang 512 nm.
Peningkatan absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi
trigliserida pada sampel.
3) Cara Kerja
a) Cara Kalibrasi
 Dipipet sejumlah volume kalibrator dan masukkan ke dalam sampe
cup
 Diletakkan pada rak kalibrator di alat terkait
 Dikerjakan seperti pada program kalibrasi alat terkait
b) Cara mengerjakan kontrol
 Kontrol dikerjakan sesudah hasil kalibrasi memenuhi syarat
 Dipipet sejumlah volume kontrol dan masukkan ke dalam sampel
cup
 Diletakkan pada rak kontrol alat terkait
 Dikerjakan kontrol sesuai instruksi kerja alat terkait
c) Melakukan pemeriksaan sampel
Sesudah hasil kalibrasi dan kontrol memenuhi syarat, lakukan
pemeriksaan sampel
 Diletakkan sampel pada rak sampel dan dimasukkan ke dalam rak
alat terkait
 Dikerjakan sesuai instruksi kerja alat terkait.
c. Pasca Analitik
Hasil yang keluar dari alat dilaporkan sebagai nilai dari trigliserida.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 10 februari – 7 maret 2020 Mahasiswa Universitas Mega
Rezky Makassar melaksanakan Praktek Belajar Lapangan 1 (PBL1) di
Laboratorium Prodia Makassar. Laboratorium Prodia Makassar. Laboratorium
klinik, prodia merupakan Laboratorium klinik ternama di Indonesia dengan
jaringan cabang tersebar di seluruh Nusantara. Demi meningkatkan kepuasan
pelanggan, prodia tengah mengembangkan layanan khusus pelanggan wanita, yaitu
Prodia Women Healt (PWH). Rencananya, layanan baru itu akan dibuka pada
akhir tahun2015 mendatang. Laboratorium Prodia Makassar memiliki beberapa
instalasi yaitu instalasi distribusi sampel, instalasi hematologi, instalasi urin,
instalasi kimia imun serologi, instalasi kimia klinik. Masing-masing instalasi
bertanggung jawab terhadap pemeriksaan yang masuk pada instalasi tersebut.
Pemeriksaan yang dilakukan pemeriksaan telah menggunakan alat Cobas 411U
seperti hematologi analyzer, urin analyzer, dan kimia imun serologi. Setiap
instalasi memiliki penanggung jawab yang yang memiliki kompeten masing-
masing di setiap bidangnya, jadi untuk pemeriksaan dapat dilakukan secara cepat
dan akurat.
Pada praktek belajar lapangan (PBL) setiap Mahasiswa melakukan kegiatan
disetiap instalasi yang berbeda yang terdiri atas 4 instalasi yaitu instalasi distribusi
urin, hema urin, kimia imun serologi, kimia klinik
A. Instalasi distribusi sampel
Sampel yang diterima di bagian Distribusi Sampel, agar terjadi proses
pembekuan yang sempurna, dibiarkan minimal 30 menit. Jika proses pembekuan
tidak memenuhi waktu yang ditetapkan, akan terbentuk komponen yang pada
proses pengerjaan sampel di laboratorium dapat menyebabkan hasil yang tidak
konsisten atau akurat. Inilah yang menjadi faktor kritis dan untuk memastikan
kualitas sampel tersebut diperlukan waktu tunggu minimal 30 menit. Setelah
proses pembekuan sempurna, maka sampel disentrifugasi dan siap untuk
diserahkan ke laboratorium.
Sampel yang diterima di laboratorium dicek kembali kesesuaian data pasien,
jenis dan kondisi sampel. Dan sampel yang memenuhi persyaratan kemudian
dikerjakan oleh petugas laboratorium sesuai daftar tes yang diminta.
B. Instlasi Hematologi
Pada ruangan ini, dilakukan pemeriksaan yang namanya pemeriksaan darah
rutin berupa parameter pemeriksaan yaitu eritrosit, trombosit, leukosit,
hematocrit, hemoglobin, eosinophil, neutrophil, basophil, monosit, limfosit. Pada
pemeriksaan darah rutin, digunakan alat yang namanya Hematologi analyzer yang
mengandalkan prinsip flow cytometer. Flow cytometri adalah metode pengukuran
(=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan
(=flow) melalui celah sempir ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
perhitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi
intraseluler, termasuk inti sel. Diruangan ini juga kami melihat bagaimana proses
pemeriksaan VCT, HCV, HBsAg, Typoid, IgG/IgM, serta NS1. Pada instalasi
hematolgi, alat yang digunakan sudah termasuk alat semi automatic dimana pada
proses pengoprasian jauh lebih cepat pembacaan sampel hanya membutuhkan
waktu ±1 menit sedangkan pada alat yang digunakan dilaboratorium D4
Tehnologi Laboratorium Medis, masih menggunakan alat yang masih manual
sehingga proses pembacaan sampel cukup lama.
Adapun nilai normal dari parameter pemeriksaan darah rutin antara lain
sebagai berikut:
No Parameter pemeriksaan Nilai normal
1. WBC (eritrosit) 4.00-10.00 U/L
2 RBC (leukosit) 3.50-5.50 U/L
3 HGB (Hemoglobin) 11.0-16.0 g/dl
4 HCT (Hematokrit) 37.0-54.%
5 PLT (Trombosit) 100-300 uL
6 Neutrophil 50.0-70.0 %
7 Lymphosit 20.0-40.0 %
8 Monosit 3.0-12.0%
9 Eosinophil 0.5-5.0
10 Basophil 0.0-1.0 %

C. Instalasi Urinalisis
Pada ruangan ini, pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan sampel
urine dengan menggunakan alat Cobas 411U, parameter pemeriksaan adalah pH,
keton, protein, leukosit, eritrosit, berat jenis, glukosa,urubilinogen, nitrit, bilirubin
alat yang digunakan tersebut termasuk alat semi automatic yang mana
penggunaannya lebih mudah dan cepat tetapi kelemahan dari alat ini adalah kertas
pH yang digunakan harus tepat dalam memasukkan kertas pada alat, jika sampel
tidak sesuai dengan posisi pada alat maka sampel tersebut tidak akan masuk
sehingga tidak terbaca dan apabila sampel yang dimasukkan posisinya diperbaiki
kembali lalu alat membaca hasil dari sam JJpel, maka hasilnya akan berpengaruh
ini dikarenakan sampel terlalu lama berada diluar sebelum pembacaan hasil
karena adanya pengaruh dari suhu ruang. Kemudian, dilanjutkan dengan
sentifugasi urine untuk pemeriksaan sedimen urine. Parameter pemeriksaan ini
adalah epitel sel, leukosit, eritrosit, bakteri dengan menggunakan alat mikroskop.
Dalam pengamatan dibutuhkan ketelitian yang cukup tinggi sehingga hasil yang
didapatkan lebih akurat.
Sedangkan dilaboratorium D4 Teknologi Laboratorium Medis untuk
pemeriksaan urin menggunkan strip pH untuk pemeriksaan pH urin, pemeriksaan
sediman urin menggunakan mikroskop sedangkan pemeriksaan glukosa, protein
dll menggunakan metode manual tidak menggunkan alat automatic.
Adapun nilai normal dari parameter pemeriksaan urin antara lain sebagai
berikut:
No Parameter pemeriksaan Nilai normal
1. Berat jenis (BJ) 1.003-1.030 g/mL
2 Keton -
3 Protein 0.03-0.15 mg/24 jm
4 Leukosit 2-4 sel/LP
5 Eritrosit 0-2 sel/LP
6 pH -Urin pagi = 5.0-6.0
-Urin sewaktu =5.5-8
7 Glukosa -Biru = negative
-Hijau = sangat sedikit
-Hijau kekuningan= +1
-Kuning Kehijauan = +2
-Coklat = +3
-Merah bata = +4
8 Bilirubin Maks 0.34 µmol/L
9 Urobilinogen 0.1-1 Ehrlich U/dL

10 Nitrit <0.1 mg/dl

D. Instalasi kimia klinik


Pada instlasi kimia klinik atau dapat disebut kimia darah dimana parameter
pemeriksaannya berupa glukosa darah, SGOT, SGPT, bilirubin total, bilirubin
direk, HDL, LDL, kolesterol total, asam urat, uream, trigliserida, albumin.
Parameter ini dilakukan dalam satu alat yaitu alat selectra auto analyzer dengan
merek SELECTRA PRO XS untuk 75 test. Sampel yang digunakan berupa serum
sebanyak lebih dari 200 µ. Untuk menjalankan alat kita dapat menginput data
spasien dan parameter pemeriksaan terlebih dahulu pada komputer yang telah
terhubung dengan alat tersebut kemudian menekan start untuk menjalankan alat.
Adapun nilai normal dari parameter pemeriksaan darah rutin antara lain
sebagai berikut:
No Parameter pemeriksaan Nilai normal
1. Glukosa Darah puasa (GDP) <126 mg/dl
Glukosa Darah Sewaktu (GDS) <200 mg/dl
2 Kolestrol total <200 mg/dl
3 Asam urat -Laki-laki = 0,8-1,3 mg/dl
-Perempuan = 2,6-6,0
mg/dl
4 LDL <200 mg/dl
5 HDL -Laki-laki = 35-55 mg/dl
-Perempuan = 45-65 mg/dl
6 Total protein 6,0-8,8 mg/dl
7 SGPT 7-32 u/l
8 SGOT 6-30 u/l
9 Trigliserida <200 mg/dl
10 Bilirubin total 0,3-1,2 mg/dl
11 Bilirubin direct <0,2 mg/dl
12 Ureum 10-50 mg/dl
13 Kreatinin -Laki-laki = 0,8-1,3 mg/dl
-Perempuan = 0,6-1,2
mg/dl
-Anak-anak = 0,2-0,9
mg/dl

E. Instalasi Mikrobiologi
Pada instalasi mikrobiologi Laboratorium Prodia Makassar dilakukan
beberapa pemeriksaan yang dilakukan adalah pendataan sampel dahak/sputum,
proses pewarnaan tahan asam (BTA), pemeriksaan TCM (teks cepat molekuler),
dan kultur, dan waktu respon kami dijelaskan tentang beberapa metode
pemeriksaan yaitu metode kromatografi, skin teks (tes kuli)/ tuberculin,
elisa,PCR, IGRA.
Pada proses pembuatan preparat kami dibimbing dengan menggunakan
metode international union against tuberculosis and lung disease (IUATLD)
(Kemenkes, 2014), yaitu pada proses penguliran (obat nyamuk) 2 x 3 cm,
kemudian pembacaan dibawah mikroskop dengan teknik horizontal, sedangkan
pada proses pembuatan preparat D4 Tehnologi Laboratorium Medis yang
diajarkan masih menggunakan metode siksak, sementara kesalahan yang pernah
ditemukan di Laboratorium Prodia Makassar dengan metode ini lebih dari 2%
(tinggi), sementara standar yang digunakan adalah 0,0 %. Adapun interpretasi
hasil yang digunakan oleh IUATLD yaitu :
1. Negative (-) : tidak ditemukan BTA / 100 lapangan pandang
2. Scanti (menghitung ujung ke ujung ) : 1-9 /100 lapangan pandang
: 1- 4 negatif (-)
:5–9:1+
: 10 – 99 / 100 LP = +1
: 1 – 10 / LP atau 50 LP = +2
: > 10/ LP atau 20 LP = +3
3. Waktu pemeriksaan 5 – 10 menit
Pada proses pewarnaan BTA yang dilakukan pada saat PBL 1 di BBKPM
sama dengan yang diajarkan di D4 Tehnologi Laboratorium Medis.
Pada proses pemeriksaan TCM (tes cepat molekuler) untuk melihat resistensi
obat rifampisin dan mengetuhui sampel positf atau tidak. Kami mendapat
informasi bahwa pengobatan TB terbagi atas 2 yaitu line 1 dan 2
Pada line 1 ini terbagi atas 2 kategori pengobatan untuk kategori 1 di
khususkan untuk pasien yang belum pernah berobat TB atau baru terkena TB,
kategori 1 terdapat jenis obat Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid (Z),
Etambutol. Kategori 2 di khususkan untuk pasien DO (drop out ) putus berobat
(tidak rutin), kambuh penyakitnya, tidak konfersi pada bulan ke 3 ( tetap positif
yang sama = resisten obat), dan tidak teratur minum obat. Kategori 2 terdapat
jenis obat Rifampicin (R), Isoniazid (H), etambutol (E), streptomycin (S),
pirazinamid (Z).
Pada line 2 diberikan pada pasien yang gagal pada pengobatan 6 bulan, lalu
diberikan pengobatan TB lanjutan selama 22 bulan menggunakan antibiotic tingi
berupa Ofloxaxin (Ofx), Kanamycin (Km), dan (Am).
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mencegah penularan
penyakit tuberculosis, antara lain susu atau protein agar menghambat bakteri
masuk, menggunakan masker, sanitasi lingkungan, dan asupan gizi lebih
diperhatikan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari pengalaman yang kami dapatkan selama kegiatan
Praktek Belajar Lapangan I (PBL I) yang dilaksanakan dari 10 februari-7 maret
2019 di Laboratoriun Prodia Makassar, kami dapat menyimpulkan PBL I
merupakan program yang sangat penting dilakukan oleh setiap mahasiswa dengan
tujuan :
1. Membangun rasa percaya diri dalam berkomunikasi dengan pasien.
2. Mengevaluasi diri dalam hal pengetahuan praktek maupun teori.
3. Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas.
4. Keterampilan dan pengetahuan yang lebih serta kelengkapan alat merupakan
faktor yang sangat berpengaruh dalam melakukan pemeriksaan.
5. Kebersamaan kerjasama merupakan suatu hal yang harus kita pertahankan.
B. SARAN
Kami menyarankan agar fasilitas laboratorium DIV Teknologi
Laboratorium Medis lebih ditingkatkan sehingga dalam proses belajar
mengajar (praktek) metode yang digunakan sebaiknya diselingi dengan metode
yang baru agar kita tidak ketinggalan atau kurang pengetahuan ketika turun
praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Atria Rahman 2015. Laboratorium klinik prodia padang. jakarta
Haryadi Tri 2015. Perancangan system layanan hone service pada laboratorium
klinik prodia. Universitas Mercubuana
Kemenkes Kesehatan 2015. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019.
Laboratotium Prodia Makassar di akses melalui Wab prodia.
Prahadi Yundiarto Yeffrie 2015. Prodia siapkan layanan khusus wanita. Jakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Penerimanaan PBL 1 di Laboratorium Prodia Makassar
B. Penarikan PBL 1 di Laboratorium Prodia Makassar

Anda mungkin juga menyukai