PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XV
Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PENETAPAN ISU RANCANGAN AKTUALISASI
LATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN KESEHATAN
DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA CILANDAK
TAHUN 2019
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
iii
1.5.5 Lembar Konfirmasi................................................................................... 18
2.1.2 Nasionalisme............................................................................................. 21
BAB IV PENUTUP...............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................44
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi yang berjudul: “Optimalisasi
Sistem Triase Di Instalasi Gawat Darurat (Igd) Rumah Sakit Umum Daerah Tais
Kabupaten Seluma”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid selaku Kepala Bapelkes Batam.
2. Bapak Agus Syach Fiqhi Haerullah, SKM, MKM selaku mentor dan Kepala
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta yang dengan sabar
memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis selama masa pelatihan
dasar.
3. dr. Desy Ariani Gultom, M.Biomed selaku coach yang telah memberikan
waktu dan motivasi yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi dengan baik.
4. Seluruh Fasilitator Latsar CPNS golongan III angkatan 2 Bapelkes Batam
yang telah memberikan banyak kesempatan pada penulis untuk belajar.
5. Mama, suami, adik, dan anakku yang telah memberikan dukungan doa dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan ini.
6. Rekan-rekan peserta Latsar Golongan II dan III Kemenkes RI Bapelkes Batam.
Demikian rancangan aktualisasi ini dibuat, semoga bermanfaat. Kritik dan saran
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan rancangan ini.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
proses pembelajaran berupa bimbingan di tempat kerja, pelatihan di alam bebas,
pelatihan jarak jauh dan/atau magang. Struktur kurikulum yang diberikan selama
pelatihan dasar CPNS meliputi kurikulum pembentukan karakter PNS dan
penguatan kompetensi bidang tugas. Struktur kurikulum pembentukan karakter
18
PNS terdiri dari:
Agenda sikap dan perilaku bela negara. Agenda pembelajaran ini
membekali peserta dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui
pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara, sehingga peserta memiliki
kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam suatu
kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental
menghadapi isu kontemporer dalam menjalankan tugas jabatan sebagai
PNS profesional pelayan masyarakat;
Agenda nilai-nilai dasar PNS. Agenda pembelajaran ini membekali
peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang
meliputi kemampuan berakuntabilitas, mengedepankan kepentingan
nasional, menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk
peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi dan
mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansinya;
Agenda kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Agenda pembelajaran ini membekali peserta dengan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS untuk menjalankan
fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat dan pemersatu bangsa sehingga mampu mengelola tantangan
dan masalah keragaman sosial-kultural dengan menggunakan perspektif
Whole of Government dalam mendukung pelaksanaan tugas jabatannya;
dan
Agenda habituasi. Agenda pembelajaran ini memfasilitasi agar peserta
melakukan proses aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap
kompetensi yang telah diperolehnya melalui berbagai mata pelatihan
yang telah dipelajari.
2
18
Struktur kurikulum penguatan kompetensi bidang tugas terdiri dari:
Agenda untuk memenuhi kompetensi teknis administratif. Kurikulum ini
memfasilitasi peserta mempelajari mata pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat
umum/administratif dan diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas;
dan
Agenda untuk memenuhi kompetensi teknis substantif. Kurikulum ini
memfasilitasi peserta mempelajari mata pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat spesifik
(substantif dan/atau bidang) yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan tugas atau memfasilitasi peserta untuk jabatan fungsional
tertentu sesuai dengan formasi jabatannya.
3
Gambar 1.1 Keterkaitan Habituasi dan Aktualisasi.
4
Yogyakarta berawal dari pemekaran KKP Kelas II Semarang. Pada tanggal 7 Mei
2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kemenkes, Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE
meresmikan KKP Kelas IV Yogyakarta sebagai KKP ke 49 di Indonesia.
Terbentuknya KKP Kelas IV Yogyakarta berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 2348/Menkes/Per/IX/2011 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.
KKP Kelas IV Yogyakarta melayani vaksinasi meningitis meningokokus dan
yellow fever, pelayanan penerbitan dokumen karantina kesehatan di Bandar Udara
(Bandara) Internasional Adisutjipto Yogyakarta, seperti izin angkut jenazah, izin
angkut orang sakit dan bayi, surat keterangan laik terbang ibu hamil, surat keterangan
sehat, izin angkut obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan serta bahan adiktif
(OMKABA). KKP Kelas IV Yogyakarta memiliki dua wilayah kerja, yaitu Pelabuhan
Laut Baron dan Pelabuhan Laut Kulon Progo. Kegiatan pelayanan vaksinasi di
wilayah kerja juga didukung oleh tenaga dokter dan perawat, hal ini bertujuan untuk
menjangkau pelayanan vaksinasi di wilayah tersebut.
5
3. Mencegah timbulnya penyakit melalui penyelenggaraan pengendalian
risiko lingkungan; dan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dalam pencegahan
dan pengendalian penyakit.
6
356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan, yaitu:
1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko di lingkungan bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan
kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dnegan lalu lintas nasional, regional, dan
internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
kejadian luar biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta matra
termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan OMKABA ekspor dan
mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan di bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara; dan
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
7
1.1.3 Struktur Organisasi KKP Kelas IV Yogyakarta
dr.Meristika Y.D.
NIP.199007132019022001
8
PETUGAS PENGENDALIAN RISIKO
LINGKUNGAN
SANITARIAN PELAKSANA
PEMULA
ENTOMOLOG KESEHATAN
PERTAMA Chritian Hermawan, ST
9
aktualisasi ini terdiri dari tugas utama, tugas tambahan, dan tugas kreatif, yang
mencakup persiapan, pelaksanaan, serta pelayanan di bagian UKLW KKP Kelas
IV Yogyakarta dan Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Baron, dengan menerapkan
nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi sebagai ASN serta dengan menimbang aspek pelayanan publik,
manajemen ASN, dan Whole of Government.
Data Coach
Nama :
NIP :
Tempat, Tanggal Lahir:
Golongan :
Jabatan :
Pendidikan :
Instansi :
Data Mentor
Nama :
NIP :
Tempat, Tanggal Lahir:
Golongan :
Jabatan :
10
Pendidikan :
Instansi :
11
seriousness, dan growth) untuk menentukan satu isu terpilih dari tiga isu teratas hasil metode AKPK.
Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya
isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, realistis, dan
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Urgency menunjukkan seberapa mendesak
suatu isu untuk dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness menggambarkan seberapa serius isu
harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth menunjukkan seberapa besar
kemungkinan isu tersebut memburuk jika tidak segera ditangani.7 Penilaian yang digunakan pada metode
AKPK dan USG adalah skala Likert. Skala Likert merupakan suatu skala untuk mengukur tingkat
persetujuan. Prosedur Likert ini bersifat subyektif, dimana tujuannya untuk pengukuran dari sudut pandang
12
Kelas IV Yogyakarta Wilayah
Kerja Bandara Adisutjipto.
5 Belum optimalnya pengawasan 3 5 4 5 17 5
penyakit karantina di KKP Kelas IV
Yogyakarta Wilayah Kerja Bandara
Adisutjipto.
Setelah didapatkan tiga isu utama berdasarkan metode AKPK, isu tersebut
di analasis kembali dengan metode USG untuk memilih isu yang akan dicarikan
solusi. Analisis penilaian kualitas isu dengan metode USG terdapat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1.3 Analisis Isu dengan Metode USG
No Isu U S G Total Peringkat
1 Belum optimalnya pelayanan vaksinasi 5 5 5 15 1
internasional di KKP Kelas IV Yogyakarta.
2 Belum optimalnya pelayanan kesehatan di 4 4 4 12 2
KKP Kelas IV Yogyakarta Wilayah Kerja
Bandara Adisutjipto Yogyakarta.
3 Belum optimalnya pengawasan penyakit 3 4 4 11 3
MersCov pada jamaah umroh di KKP Kelas
IV Yogyakarta wilayah kerja Bandara
Adisutjipto.
13
tidak mengalami penyakit mental sehingga mampu membuat keputusan secara
12
bebas.
Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan, dapat diberikan secara tertulis maupun lisan. Setiap tindakan
kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus memperoleh persetujuan tertulis
yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Keputusan untuk
12
melakukan tindakan kedokteran dicatat dalam rekam medis.
Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada
pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta. Penjelasan
12
tentang tindakan kedokteran sekurang-kurangnya mencakup:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
2. Tujuan tindakan kedokteran dilakukan;
3. Alternatif tindakan lain dan risikonya;
4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan; dan
6. Perkiraan pembiayaan.
12
Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan meliputi:
Penjelasan tersebut didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter yang
memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama, dan tanda
14
tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan. Tenaga kesehatan tertentu
12
dapat memberikan penjelasan sesuai dengan kewenangannya.
15
wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis diberikan
oleh tenaga medis kepada perawat dengan disertai pelimpahan tanggung jawab,
dan hanya dapat diberikan kepada perawat profesi atau perawat vokasi terlatih
yang memiliki kompetensi yang diperlukan. Pelimpahan wewenang secara mandat
diberikan oleh tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan
medis di bawah pengawasan. Tanggung jawab atas tindakan medis pada
pelimpahan wewenang mandat berada pada pemberi pelimpahan wewenang.
Tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif antara lain adalah
menyuntik, memasang infus, dan memberikan imunisasi dasar sesuai dengan
program pemerintah. Tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara mandat
16
antara lain adalah pemberian terapi parenteral dan penjahitan luka.
16
operasional prosedur (SOP) pelimpahan wewenang secara delegatif untuk
pelaksanaan vaksinasi oleh perawat.
Reaksi anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis (reaksi
alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat yang dapat menyebabkan gangguan
respirasi, sirkulasi, pencernaan dan kulit. Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat
menimbulkan syok yang disebut sebagai syok anafilaktik. Syok anafilaktik
membutuhkan pertolongan cepat dan tepat. Untuk membantu menegakkan
diagnosis maka American Academy of Allergy, Asthma and Immunology telah
membuat suatu kriteria. Kriteria pertama adalah onset akut dari suatu penyakit
(beberapa menit hingga beberapa jam) dengan terlibatnya kulit, jaringan mukosa
atau keduaduanya (misalnya bintik-bintik kemerahan pada seluruh tubuh, pruritus,
kemerahan, pembengkakan bibir, lidah, uvula), dan salah satu dari respiratory
compromise (misalnya sesak nafas, bronkospasme, stridor, wheezing, penurunan
peak expiratory flow (PEF), atau hipoksemia) dan penurunan tekanan darah atau
gejala yang berkaitan dengan disfungsi organ sasaran (misalnya hipotonia, sinkop,
atau inkontinensia). Kriteria kedua, dua atau lebih gejala berikut yang terjadi
secara mendadak setelah terpapar alergen yang spesifik pada pasien tersebut
(beberapa menit hingga beberapa jam), yaitu keterlibatan jaringan mukosa kulit;
respiratory compromise; penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan; dan
gejala gastrointestinal yang persisten. Kriteria ketiga yaitu terjadi penurunan
tekanan darah setelah terpapar pada alergen yang diketahui beberapa menit hingga
13
beberapa jam (syok anafilaktik).
17
1.5.5 Lembar Konfirmasi
Persetujuan Coach dan Mentor
Coach, Mentor,
18
BAB II
2.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas
merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
2
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik; dan
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapatdiandalkan
sebagai penyelenggaraan pemerintahan.
19
2
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal yaitu:
20
dan apakah ada altenatif program lain yang memberikan hasil maksimal
dengan biaya minimal.
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability). Akuntabilitas ini terkait
dengan pertanggungjawaban pemerintrah atas kebijakan yang diambil
terhadap Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan masyarakat luas.
2.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme pancasila adalah
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
indonesia dilandasi nilai-nilai panacasila yang diarahkan agar bangsa indonesia
senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara diatas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan, menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara dan bangga sebagai
bangsa indonesia dan bertanah air indonesia serta tidak rendah diri, mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajian antara sesama manusia dan
sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia, dan
6
mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin
kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-masing.
Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai ketuhanan yang positif,
yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka, membebaskan, dan menjunjung
tinggi keadilan dan persaudaraan. Perpaduan prinsip sila pertama dan kedua Pancasila
menuntut pemerintah dan penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang mulia. Ada dua
tujuan nasionalisme yang ingin disasar dari semangat gotong royong, yaitu kemajukan
budaya, suku, etnis, dan agama, serta memuliakan
21
kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian, dan
keadilan antar umat manusia. Permusyawaratan bermakna persatuan di atas
kepentingan perseorangan dan golongan. Keadilan sosian setidaknya ada dalam
perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan, pengembangan
struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan, proses fasilitasi akses atas
informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan, dan dukungan atas partisipasi
6
bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.
22
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU No 5 Tahun 2014,
4,14
yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi prinsip standar etika luhur;
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
9. Memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
23
pelayanan dapat terkontrol dengan baik. Nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam
komitmen mutu yaitu efektivitas, efisiensi, inovasi, kreativitas, dan orientasi mutu.
Efektivitas organisasi adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Tidak hanya
diukur dari performan untuk mencapai target mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumberdaya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan. Efesiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan
oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur. Inovasi barang dan jasa
adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan –
perubahan di pasar, teknologi dan persaingan. Inovasi yang diciptakan untuk
layanan publik menjadi tanggung jawab para penyelenggara pelayanan publik
pada institusi apapun, bahkan semua aparatur pada setiap level organisasi dituntut
untuk dapat memahami esensi dan manfaat inovasi tersebut, serta dapat
melaksanakannya dengan baik. Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
5
melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Seperti halnya istilah efektivitas, efisiensi, dan inovasi, istilah mutu sekarang
ini juga menjadi tema sentral yang menjadi target capaian institusi, baik di lingkungan
perusahaan maupun pemerintahan. Pada era global, orientasi dalam struktur
organisasi pemerintahan bukan semata-mata pada penempatan pegawai dalam
hierarki birokrasi yang kaku untuk menjalankan rutinitas, melainkan telah bergeser
pada upaya memberdayakan dan membangkitkan moral kerja melalui pembentukan
jejaring (human networking) yang dinamis, sehingga kinerja lembaga dapat memberi
kepuasan kepada stakeholders. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian wewenang
dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap pegawai, sesuai dengan uraian jabatan
(job description) yang sudah ditetapkan institusi. Di lain pihak, para pemimpin dapat
memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap
24
prestasi para pegawainya, sekecil apapun kontribusi yang dapat disumbangkannya
untuk institusi. Sehubungan dengan hal itu penerapan manajemen mutu secara
terpadu dalam lembaga pemerintah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa
5
ditawar lagi.
1. Jujur;
2. Peduli;
3. Mandiri;
4. Disiplin;
5. Tanggng jawab;
6. Kerja keras;
7. Sederhana;
8. Berani; dan
25
9. Adil.
26
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala
perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan
8
oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi
8
sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik, yaitu melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik;
2. Pelayan publik, yaitu memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan
bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu
ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa, yaitu mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aparatur Sipil Negara
senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara
dan pemerintah, menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
27
2.2.2 Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu, WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
10
urusan yang relevan.
Whole of Government menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah karena beberapa alasan. Pertama, faktor-
faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik. Selain itu, perkembangan tekonologi informasi,
situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya
WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan
dan layanan publik. Kedua, fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Masing-
masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya.
Ketiga, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
10
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
28
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan sebagai
dasar pemberian pelayanan;
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi
organisasi;
5. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas
pelayanan dengan baik.
29
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
30
menyebabkan tindakan vaksinasi belum dapat sepenuhnya dilakukan
oleh dokter demi efisiensi waktu pelayanan. Dalam hal ini, KKP
Kelas IV Yogyakarta belum memiliki SOP pelimpahan wewenang
secara delegatif untuk pelaksanaan vaksinasi oleh perawat.
KKP Kelas IV Yogyakarta telah memiliki SOP syok anafilaktik
dan anaphylactic shock kit, tetapi belum tersedia di Wilayah Kerja
Pelabuhan Laut Baron. Anaphylactic shock kit harus tersedia di
tempat pelayanan kesehatan, karena reaksi alergi berat dapat terjadi
sewaktu-waktu akibat vaksinasi yang diberikan.
Isu yang “Belum Optimalnya Pelayanan Vaksinasi Internasional di KKP
Diangkat Kelas IV Yogyakarta”
Dampak Jika Dokter dan perawat berpotensi terkena hukum sesuai UU
Isu Tidak apabila tidak ada surat delegasi wewenang dan persetujuan tindakan
Diatasi medis tidak diperbaiki. Pemahaman pasien tidak sama satu sama
lain apabila penjelasan yang diberikan dokter belum disamakan.
Dokter dan perawat belum merasa aman dalam memberikan
vaksinasi apabila tidak ada anaphylactic shock kit.
Gagasan 1. Revisi SOP pelayanan vaksinasi yang sudah ada
Pemecahan 2. Revisi lembar persetujuan tindakan medis yang sudah ada
Isu 3. Pertemuan internal tim dokter.
4. Pembuatan SOP dan surat pendelegasian wewenang.
5. Pengadaan anaphylactic shock kit.
31
3.2 Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan dan Misi Organisasi
Organisasi
1 Membuat Meminta SOP SOP vaksinasi Etika publik: Meminta Visi: Tangguh Bertanggungjawab
vaksinasi internasional dengan sopan. dan Prima dalam Disiplin
revisi SOP
internasional pada tim diterima Nasionalisme: Cegah Tangkal
pelayanan UKLW Berbicara dengan Faktor Risiko
Bahasa Indonesia. untuk
vaksinasi
Mengumpulkan Literatur Komitmen Mutu: Mewujudkan
internasional literatur persetujuan persetujuan Teliti, bekerja efektif Masyarakat
tindakan kedokteran tindakan medis efisien Sehat yang
terkumpul Mandiri dan
Menyesuaikan SOP SOP telah Akuntabilitas: Berkeadilan di
vaksinasi ditelaah Bekerja keras Pintu Masuk
internasional dengan Negara
literatur
Membuat draft revisi Draft SOP telah Akuntabilitas: Misi:
SOP vaksinasi direvisi Bekerja keras Menciptakan
internasional Komitmen Mutu: tata kelola
Bekerja tanpa cacat kepemerintahan
Mengajukan draft SOP disetujui Etika publik: Berbicara yang baik dalam
revisi SOP vaksinasi dengan sopan. pencegahan dan
internasional kepada Nasionalisme: pengendalian
pimpinan Berbicara dengan penyakit.
Bahasa Indonesia.
32
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan dan Misi Organisasi
Organisasi
Menyerahkan SOP SOP diserahkan Akuntabilitas:
vaksinasi Bertanggungjawab pada
internasional kepada tugas
tim UKLW
2 Membuat Meminta lembar Lembar Etika publik: Misi: Bertanggungjawab
persetujuan tindakan persetujuan Meminta dengan sopan. Menciptakan Disiplin
revisi lembar
medis pada tim tindakan medis Nasionalisme: tata kelola
persetujuan UKLW telah diterima Berbicara dengan kepemerintahan
Bahasa Indonesia. yang baik dalam
tindakan
Menyesuaikan lembar Lembar Komitmen Mutu: pencegahan dan
medis persetujuan medis persetujuan Bekerja keras, bekerja pengendalian
dengan literatur tindakan medis tanpa cacat penyakit.
sesuai
Mebuat draft revisi Draft lembar Komitmen Mutu:
lembar persetujuan persetujuan Bekerja tanpa cacat
tindakan medis tindakan medis
telah direvisi
Mengajukan lembar Lembar Etika publik: Berbicara
persetujuan medis persetujuan dengan sopan.
kepada pimpinan tindakan medis Nasionalisme:
disetujui Berbicara dengan
Bahasa Indonesia.
Menyerahkan lembar Lembar Akuntabilitas:
persetujuan medis persetujuan Bertanggungjawab pada
kepada tim UKLW diserahkan tugas
33
Keterkaitan Kontribusi Terhadap
N Penguatan Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Visi dan Misi
o Organisasi
Pelatihan Organisasi
3 Mengadakan Membuat surat Surat undangan Etika Publik: Misi: Keterbukaan
pertemuan undangan pertemuan sudah dicetak Melakukan Melindungi kesehatan
internal tim internal tim dokter komunikasi efektif masyarakat di wilayah
dokter untuk Memberikan lembar Lembar Akuntabilitas: kerja pelabuhan dan
penyeragama persetujuan tindakan persetujuan Bertanggungjawab bandar udara melalui
n penjelasan medis yang sudah tindakan medis pada tugas pelaksanaan cegah
yang direvisi pada tim telah diberikan tangkal penyakit
diberikan dokter karantina, penyakit
pada pasien Diskusi mengenai Diskusi telah Etika Publik: menular dan Public
tentang penjelasan vaksinasi dilaksanakan Berdiskusi dan Health Emergency of
vaksinasi yang diberikan pada dan prosedur berpendapat International Concern
internasional pasien dan persetujuan persetujuan dengan sopan (PHEIC)
dan tindakan medis yang tindakan medis
pemberian sesuai dengan literatur sudah dipahami
lembar Menyamakan poin- Penjelasan Komitmen Mutu:
persetujuan poin penjelasan vaksinasi Membangun
medis yang vaksinasi internasional komitmen
sudah direvisi internasional sudah memberikan
disamakan pelayanan yang
baik
4 Membuat Mengumpulkan Literatur Komitmen Mutu: Misi: Bertanggungjawab
SOP literatur tentang terkumpul Mencari literatur Menciptakan tata Disiplin
pendelegasian praktik keperawatan yang tepat. kelola kepemerintahan
wewenang yang baik dalam
pencegahan dan
pengendalian
penyakit.
34
Keterkaitan Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Visi dan Misi
Kegiatan Organisasi
Pelatihan Organisasi
Konsultasi Konsultasi telah Etika Publik:
tentang dilakukan Menyampaikan
pembuatan SOP pendapat dengan
pendelegasian sopan.
wewenang
dengan pimpinan
Membuat draft Draft SOP Akuntabilitas:
SOP pendelegasian Bekerja keras
pendelegasian wewenang Komitmen Mutu:
wewenang Bekerja tanpa cacat
Mengajukan draft SOP pendelegasian Etika publik:
SOP wewenang Bersikap sopan
pendelegasian ditandatangani
wewenang
kepada pimpinan
Menyerahkan SOP pendelegasian Akuntabilitas:
SOP wewenang telah Bertanggungjawab
pendelegasian diserahkan pada tugas
wewenang
kepada tim
UKLW
5 Membuat Meminta izin Pimpinan Etika publik: Misi: Bertanggungjawab
surat pada pimpinan mengizinkan Berbicara dengan Menciptakan tata kelola Disiplin
delegasi sopan. kepemerintahan yang Bertindak cepat dan
wewenang Nasionalisme: baik dalam pencegahan tepat
Berbicara dengan dan pengendalian
Bahasa Indonesia. penyakit.
35
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
Konsultasi dengan Konsultasi telah Etika publik: Berbicara
bagian kepegawaian dilaksanakan dengan sopan.
Nasionalisme:
Berbicara dengan Bahasa
Indonesia.
Membuat draft surat Draft surat delegasi Akuntabilitas:
delegasi wewenang wewenang Bertanggungjawab pada
tugas
Mengajukan draft Surat delegasi Etika publik: Berbicara
surat delegasi wewenang disetujui dengan sopan.
wewenang kepada pimpinan
pimpinan
Menyerahkan surat Surat delegasi Akuntabilitas:
delegasi wewenang wewenang Bertanggungjawab pada
pada dokter yang ditandatangani tugas
bersangkutan dokter
Menyerahkan surat Surat delegasi Akuntabilitas:
delegasi wewenang wewenang Bertanggungjawab pada
pada pimpinan ditandatangani tugas
Menyerahkan surat Surat delegasi Akuntabilitas:
delegasi wewenang wewenang telah Bertanggungjawab pada
ke bagian diserahkan tugas
kepegawaian
36
Keterkaitan Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Visi dan Misi
Kegiatan Organisasi
Pelatihan Organisasi
6 Mengadakan Membuat surat Surat Akuntabilitas: Misi: Bertanggung-
anaphylactic permohonan permohonan Bertanggungjawab Melindungi kesehatan jawab
shock kit di KKP pengadaan obat pengadaan obat pada tugas masyarakat di wilayah Keterbukaan
Kelas IV telah dibuat Anti Korupsi dan kerja pelabuhan dan
Yogyakarta Komitmen Mutu: bandar udara melalui
Wilayah Kerja Meminta barang pelaksanaan cegah
Pelabuhan Laut sesuai kebutuhan tangkal penyakit
Baron Menyerahkan Surat Etika publik: karantina, penyakit
surat permohonan Berbicara dengan menular dan Public
permohonan pengadaan obat sopan. Health Emergency of
pengadaan obat telah Nasionalisme: International Concern
pada bagian diserahkan Berbicara dengan (PHEIC)
pengadaan Bahasa Indonesia.
barang
Mengambil obat Obat telah Akuntabilitas:
di bagian diambil Bertanggungjawab
farmasi pada tugas
Mencetak SOP SOP syok Akuntabilitas:
syok anafilaktik anafilaktik Bertanggungjawab
telah dicetak pada tugas
7 Melakukan Memberikan Instruksi telah Akuntabilitas: Misi: Bertanggungjawab
pelayanan diberikan Memiliki sikap Melindungi kesehatan Disiplin
instruksi kepada
vaksinasi kepemimpinan, masyarakat di wilayah
internasional perawat untuk Hasil tes urine memmberi arahan kerja pelabuhan dan
sesuaidengan yang memadai bandar udara melalui
melakukan
SOP yang baru pelaksanaan cegah
pendaftaran tangkal penyakit
37
Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Visi dan Misi Nilai
Pelatihan Organisasi Organisasi
pelayanan vaksinasi, Lembar billing Etika Publik: karantina, penyakit
membuat kode billing PNBP telah dicetak Memberi instruksi menular dan Public
PNBP, dan memeriksa dengan sopan dan Health Emergency of
urine wanita usia subur jelas International Concern
Memberikan penjelasan Pasien memahami Etika Publik: (PHEIC)
mengenai vaksinasi vaksinasi Memberi penjelasan
internasional dan internasional dan dengan sopan, Menciptakan tata kelola
melakukan screening screening telah lengkap, jelas, dan kepemerintahanyang
apakah ada dilakukan mudah dimengerti baik dalam pencegahan
kontraindikasi atau tidak dan pengendalian
Membuat surat rujukan Surat rujukan Akuntabilitas: penyakit.
ke dokter spesialis apabila ada Bekerja sesuai
apabila ada kontraindikasi prosedur
kontraindikasi
Menganalisis surat Keputusan vaksinasi Komitmen Mutu:
keterangan dari dokter aman/tidak Bekerja dengan teliti
spesialis apabila ada dan tanpa cacat
Memandu pengisian Lembar persetujuan Komitmen Mutu:
lembar persetujuan medis telah Menunjukkan sikap
tindakan medis ditandatangani peduli
Menyerahkan billing Pasien telah Etika Publik:
PNBP dan menjelaskan membayar PNBP Memberi penjelasan
alur pembayaran pada secara mandiri dengan sopan,
pasien lengkap, jelas, dan
mudah dimengerti
38
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi dan Nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
Menyiapkan dan Vaksin telah siap Komitmen Mutu:
melakukan pencampuran Bekerja efektif efisien
vaksin
Melakukan tindakan Pasien telahKomitmen Mutu:
vaksinasi divaksin Bekerja tanpa cacat
Melakukan pengisian ICV telahKomitmen Mutu:
ICV dicetak Bekerja tanpa cacat
Menandatangani ICV ICV Akuntabilitas:
ditandatangani Bertanggungjawab pada
tugas
Melakukan pencatatan Ada catatat dan Akuntabilitas:
dan pelaporan laporan Membuat laporan
39
Waktu
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Mei Juni Juli
III IV I II III IV I II
2 Membuat revisi Meminta lembar persetujuan tindakan medis pada tim
lembar persetujuan UKLW
tindakan medis
Menyesuaikan lembar persetujuan medis dengan literatur
Mebuat revisi lembar persetujuan tindakan medis
Mengajukan lembar persetujuan medis kepada pimpinan
40
Waktu
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Mei Juni Juli
III IV I II III IV I II
Konsultasi dengan bagian kepegawaian
Membuat draft surat delegasi wewenang
41
Waktu
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Mei Juni Juli
III IV I II III IV I II
Membuat surat rujukan ke dokter spesialis apabila ada
kontraindikasi
Menganalisis surat keterangan dari dokter spesialis apabila
ada
Memandu pengisian lembar persetujuan tindakan medis
Menyerahkan billing PNBP dan menjelaskan alur
pembayaran pada pasien
Menyiapkan dan melakukan pencampuran vaksin
Melakukan tindakan vaksinasi
Melakukan pengisian ICV
Menandatangani ICV
Melakukan pencatatan dan pelaporan
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis dengan metode AKPK dan USG pada isu yang
terjadi, isu yang terpilih adalah “Belum Optimalnya Pelayanan Vaksinasi
Internasional di KKP Kelas IV Yogyakarta”.
2. Kegiatan bersumber dari sasaran kinerja pegawai (SKP), tugas tambahan,
dan kreatifitas.
3. Ruang lingkup kegiatan aktualisasi dan habituasi ini adalah upaya lintas
kesehatan wilayah KKP Kelas IV Yogyakarta.
4. Penerapan nilai-nilai dasar PNS (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi) penting dalam menjalankan aktualisasi
dan habituasi agar ASN bekerja, bertanggungjawab dalam tugas, dan dapat
menjadi contoh yang baik di lingkungan kerja.
4.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Albert, B., Tullis, T. 2013. Measuring the User Experience (Second Edition). Diakses
dari https://www.sciencedirect.com/topics/psychology/likert-scale , pada 11 Mei 2019
2. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
3. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
4. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
5. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
6. Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
7. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
8. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
9. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
10. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
11. Pemerintah Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran. Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116. Jakarta:
Sekretariat Negara.
12. Pemerintah Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
13. Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
44
14. Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 6. Jakarta:
Sekretariat Negara.
15. Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 298. Jakarta:
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
16. Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan. Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 307. Jakarta: Sekretariat
Negara.
17. Pemerintah Indonesia. 2001. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 134. Jakarta: Sekretariat Negara.
18. Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
45