Disusun Oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Jember, 2020
Menyetujui,
Kepala Ruangan Pembimbing Lahan Klinik
Diketahui Oleh,
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga Laporan Awal Praktik Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners
di Ruang Rawat Inap Puskesmas Gumukmas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penyelesaian laporan awal ini, yaitu:
1. Ns. Guruh Wirasakti, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Pendidikan
Profesi Ners STIKES dr. Soebandi Jember.
2. Ns. Emi Eliya Astutik, S.Kep., M.Kep, selaku Penanggung Jawab Stase
Manajemen Keperawatan.
3. Dr. Halimah Arvi S, selaku Kepala Puskesmas Gumukmas.
4. Zidni Ilman N Amd.Kep, selaku Pembimbing Lapangan Puskesmas
Gumukmas.
5. Teman Kelompok Stase Manajemen Program Pendidikan Profesi Ners STIKES
dr. Soebandi yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas laporan
manajemen keperawatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Awal ini masih
terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sebagai penyempurnaan bahan tulisan selanjutnya. Semoga laporan
ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jember, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
3
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
4
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................85
DAFTAR LAMPIRAN
5
Lampiran 1 SOP Timbang Terima........................................................................81
BAB 1
PENDAHULUAN
6
1.1 Latar Belakang
MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan
kaidah ilmu managemen modern dimana kaidah yang dianut dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan diruang MPKP adalah pendekatan yang
dimulai dengan perencanaan. Perencanaan diruang MPKP adalah kegiatan
perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai
dari kepala ruang, ketua tim, dan anggota tim (perawat associet) dalam
menerapkan praktek keperawatan profesional karena bisa memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena berbagai kendala
terutama reward yang belum didapatkan dan dirasakan oleh perawat MPKP
maka menjadikan motivasi bagi perawat dan tidak bersemangat dalam
menerapkan MPKP.
Pelayanan keperawatan yang diberikan diruang MPKP memiliki
pedoman dan dasar yang dapat dipertanggung jawabkan bukan atas dasar
kehendak perawat sendiri. Pelayanan yang diberikan dapat efektif dan efisien
sesuai sasaran yang terjadi pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan
pada pasien yaitu meliputi bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala
aspek kehidupan dari pasien tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya,
pikirannya, interaksi, sosialnya maupun keagamanya.
Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa manajemen
keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan
fungsi-fungsi keperawatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan, dan pengendalian. Fungsi-fungsi manajemen
tersebut merupakan pendekatan manajemen dari pengelolaan manajemen
keperawatan Pelayanan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan
profesional dalam upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan, juga
sebagai faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh
karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan seoptimal mungkin. Proses manajemen yang baik perlu
diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu
asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan.
7
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan
dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia
dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Manajemen
keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan dimasa depan. Dengan tuntutan profesi dan
tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi (Nursalam, 2014).
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan manajerial
yang handal, selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui
pembelajaran di lahan praktek. Mahasiswa Program Profesi Ners Stikes dr.
Soebandi Jember dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung
pengetahuan manajerialnya dengan arahan dari pembimbing lapangan
maupun dari pembimbing pendidikan yang intensif. Praktek tersebut
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dan mengelola
ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen. Sebagai wujud
pengembangan dalam meningkatkan kemampuan serta keterampilan
manajerial mahasiswa,Stikes dr. Soebandi Jember melakukan pembelajaran
manajerial di Puskesmas Gumukmas Jember. Ruang rawat inap sebagai salah
satu unit pelayanan di Puskesmas Gumukmas Jember menjadi lahan praktik
untuk Program Profesi Ners, Stase Manajemen Keperawatan Stikes dr.
Soebandi Jember.
1.2 Tujuan
8
Tujuan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan
umum dan tujuan khusus tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik managemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip managemen keperawatan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang
profesional serta langkah-langkah manajemen keperawatan di Ruang rawat
inap Puskesmas Gumukmas Jember.
b. Tujuan Khusus
1) Mengorganisasikanpelaksanaan kegiatan keperawatan
2) Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan
3) Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan
4) Memperkenalkan perubahan yang bermanfaat untuk ruangan
5) Mengidentifikasi masalah yang terjadi
6) Merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah
7) Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer
keperawatan
8) Melakukan intervensi masalah yang telah ditemukan
9) Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah.
1.3 Manfaat
Manfaat terdiri atas manfaat untuk profesi, mahasiswa, dan
puskesmas. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
1.3.1 Bagi Klien
a. Memberikan kenyamanan dan keamanan dalam menerima
pelayanan keperawatan
b. Meningkatkan kepercayaan klien pada perawat yang bertugas di
Puskesmas Gumukmas dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan teori manajemen.
9
a. Memberikan kesempatan pada perawat di Puskesmas Gumukmas
untuk mengaplikasikan teori manajemen
b. Memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dalam menganalisis
pelaksanaan proses manajemen di Puskesmas Gumukmas
c. Memberikan pengalaman pada perawat di Puskesmas Gumukmas
dalam bidang manajemen keperawatan.
1.3.3 Bagi Puskesmas Gumukmas Jember
a. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan
kepada klien
b. Memberikan contoh aplikasi pelaksanaan manajemen keperawatan
agar kegiatan keperawatan dapat berjalan efektif dan efisien.
BAB 2
10
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS GUMUKMAS
2) Kondisi Iklim
11
Indonesia adalah beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu
musim penghujan dan kemarau demikian pula dengan kabupaten
jember yang mempunyai suhu berkisar antara 23˚c – 31˚c, dengan
musim kemarau yang terjadi pada bulan Mei s/d Agustus dan musim
Hujan pada bulan September s/d Januari. Sedangakan curah hujan
cukup banyak, yakni berkisar 1.969 mm – 3.394 mm.
Wilayah Kecamatan gumukmas memiliki potensi yang sangat
besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun
kelembagaan/organisasi. Dilihat dari tata letaknya memang kurang
menguntungkan dari bidang ekonomi dan bisnis, karena masyarakat
masih mengandalakan sector pertanian dan sedikit di sector kaluatan
(nelayan) serta masih minim dalam bidang bisnis perekonomina
perdagangan dan perindustrian.
Sektor pertanian yang biasanya menjadi tumpuan sebagian
masyarakat pedesaan untuk diolah dan digali serta ditingkatkan dengan
berbagai cara intensif dan konstruktif. Potensi yang dapat
dikembangkan adalah tersedianya SDM dan SDA yang melimpah.
Misalnya dari SDM banyak tenaga kerja yang belum dimanfaatkan
sehingga banyak sekali SDM yang kurang produktif.
3) Kondisi Strategis Administratif
Dari data kependudukan wilayah Kecamatan Gumukmas tahun
2018 adalah keseluruhan jumlah penduduk di Kecamatan Gumukmas
adalah 55.603 jiwa yang terdiri dari 27.238 jiwa adalah penduduk
berjenis kelamin laki-laki, 28.275 jiwa adalah berjenis kelamin
perempuan, sedangkan untuk mata pencaharian sebagai sumber
perekonomian di Kecamatan Gumukmas sebagian besar di dominasi
oleh Petani/pekebun 25.530 orang, berikutnya Pedagang 903 orang,
Pegawai Swasta/Wirausahawan 520 orang, Guru 379 orang, Pegawai
Industri 371 orang, PNS 202 orang, Pegawai Desa 111 orang, tenaga
Kesehatan (Dokter/Bidan/Perawat) 40 orang, TNI/POLRI 37 Orang,
sedangkan 249 orang lainnya berpenghasilan dari luar tersebut dia atas.
12
Kecamatan Gumukmas di Pimpin oleh Seorang Camat dibantu dengan
6 Kepala Desa.
Sedangkan dalam bidang pendidikan di wilayah Kecamatan
gumukmas Memiliki : 24 TK, 24 SD, 13 MI, 9 SLTP, 4 MTS, 6 SLTA
dan 1 MA, pendidikan pondok pesantren 14. Dalam bidang kesehatan
di wilayah Kecamatan Gumukmas terdsiri dari 2 Puskesmas yaitu
UPT. Puskesmas Gumukmas dan Puskesmas Tembokrejo. UPT.
Puskesmas Gumukmas sebagai Puskesmas induk yang mebawahi 2
Ponkesdes (Ponkesdes Purwoasri, Ponkesdes Kepanjen) dan 3
Puskesmas Pembantu (Puskesmas pembantu Gumukmas, Puskesmas
Pembantu Pulorejo, Puskesmas Pembantu Mayangan)
4) Kondisi Demografi
a) Jumlah penduduk dan kepadatan Penduduk
Jumlah Penduduk Per kecamatan Gumukmas
Jumlah penduduk Wilayah kerja UPT. Puskesmas Gumukmas : 55.
829 jiwa
(1) Laki – laki : 27.448 jiwa
(2) Perempuan : 28.385 jiwa
b) Agama
Masyarakat Kecamatan Gumukmas termasuk masyarakat yang taat
dalam peribadatan dan budaya serta memili toleransi yang tinggi
terhadap sesama, dengan di buktikan dengan adanya berbagai
macam agama yang saling hidup berdampingan. Di Kecamatan
Gumukmas memiliki 14 unit Pesantren, 2 Unit Gereja dan 1 Pure.
Dengan demikian masyarakt Kecamatan Gumukmas berbagai
macam peribatan yaitu Islam sebagai agama mayoritas di
Kecamatan Gumukmas, Kristen/Protestan, Hindu, Konghucu. Dan
terdiri dari suku Jawa, Madura dan keturunan Tionghoa.
c) Pendidikan
Kecamatan Gumukmas memiliki PAUD, TK, SD, MI, SLTP,
MTS, SLTA, MA, SMK dan Pendidikan Pesantren. Dari data
tersebut dapat dikatakan bahwa masayarakat wilayah Kecamatan
13
Gumukmas memiliki kesadaran pendidikan yang tinggi, berpola
pikir maju.
14
10) Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
11) Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Tuberkulosis (TB)
12) Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi (HIV)
13) Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Kusta
D. Penampilan Kerja
Salah satu ruangan yang terdapat pada Instalasi Rawat Inap di Puskesmas
gumukmas Jember adalah Pengumpulan data primer maupun sekunder
dari Ruang Rawat Inap dilakukan tanggal 14-15 Desember 2020, meliputi
ketenagaan, sarana dan prasarana, metode, sumber keuangan, berdasarkan
laporan indikator :
1) Jumlah pasien yang dirawat sejak tanggal 14,15,16 Desember 2020
ialah 1 orang
2) BOR
BOR (Bed Occupancy Rate) presentasi tempat tidur padasatuan waktu
tertentu dengan standar pencapaian 60-85% (Depkes RI. 2005
Kementrian 2011).
Rumus : Σ hari perawatan (HP) x 100%
Σ Jumlah TT x Jml Hari Persatuan Waktu
BOR ruang Puskesmas Gumukmas. Tanggal 14-16 Desember 2020.
Mahasiswa Profesi Ners melakukan penghitungan BOR di Puskesmas
Gumukmas Jember dari hasil pengkajian selama 3 hari di dapat
jumlah hari perawatan sebanyak 3 hari , dan ada 16 tempat tidur,
jumlah pasien keluar 1.
BOR = Σ hari perawatan (HP) x 100%
Σ Jumlah TT x Jml Hari Persatuan Waktu
15
3) AvLOS
AvLOS (Average Lenght of Stay) adalah rata-rata jumlah hari pasien
rawat inap tinggal di rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir di rumah
sakit dalam periode dengan standar pencapaian 6-9 hari (Depkes RI.
2005 Kementrian 2011).
Rumus : Jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien kluar
LOS Diruang Zaal
LOS = Jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien kluar
3
= = 3 Hari
1
4) BTO
BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur di pakai dalam satu satuan
waktu, dengan standar pencapaian 40-50 kali (Depkes RI. 2005
Kementrian 2011).
Rumus : Pasien pulang atau keluar
Rata-rata tempat tidur siap pakai/tersedia
Hasil dari Ruang Zaal
BTO = Pasien pulang atau keluar
Rata-rata tempat tidur siap pakai/tersedia
1
= = 0,0625
16
5) TOI
TOI (Turn Over Interval ) adalah rata-rata hari tempat tidur tersedia
pada periode tertentu yang tidak terisi adalah pasien keluar atau
meninggal dan pasien masuk denganstandar pencapaian 1-3 hari
(Depkes RI. 2005 Kementrian 2011).
Rumus : (Jumlah TT x Hari perawatan Waktu) - Hari Perawatan RS
Jumlah Pasien Kluar (Hidup+Mati)
Hasil dari ruang Zaal
TOI = jumlah TT x Hari perawatan Waktu) - Hari Perawatan RS
16
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+Mati)
( 16 x 3 )−3
= = 45 hari
1
17
BAB 3
PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI PUSKESMAS GUMUKMAS
18
3.3 Analisis Hasil Pengkajian Fungsi Manajemen di Ruang Rawat Inap
Pukesmas Gumukmas
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi, misi organisasi
Wawancara : Menurut kepala ruangan saat ini visi dan misi di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Gumukmas sudah terbentuk.
Observasi : Hasil pengamatan di ruang rawat inap Puskesmas
Gumukmas terlihat visi misi keperawatan yang ditempel di dinding
ruangan yang dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang
melewatinya.
Masalah : Kekurangan tenaga, dikatakan efektif ya efektif dikatakan
tidak efektif ya tidak efektif, dikarenakan di waktu covid 19 hanya
memanfaatkan tenaga yang ada.
2) Filosofi Keperawatan
Wawancara : Menurut kepala ruangan agar perawat dapat bekerja
berdasarkan filosofi ilmu mereka secara rutin dilakukan setiap
kesempatan diantaranya pada saat apel pagi.
Observasi : Belum terlihat filosofi diruangan.
Masalah : Filosofi ruangan belum ada.
3) Peraturan Organisasi
Wawancara : Menurut kepala bidang Puskesmas sudah memiliki
peraturan yang merujuk ke Depkes.
Observasi : Ada uraian peraturan kepegawaian.
Masalah : -
4) Pembuatan Rencana Harian
Wawancara : Menurut kepala ruangan di ruang rawat inap Puskesmas
Gumukmas sudah membuat rencana harian setelah visite dokter katim
melakukan perencaan dengan perawat pelaksana menggunakan SBAR
(Situation, Background, Assesment, Recommendation)
Observasi : Ada catatan harian, bulanan dan tahunan di ruangan.
19
Masalah : Pelaksanaan pembuatan pencatatan harian, bulanan dan
tahunan sudah dilaksanakan
b. Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan informasi bahwa
struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk tim sebagai penerjemaan
dari konsep MPKP diruangan. Namun katim merangkap menjadi
perawat pelaksana.
Observasi : Ada struktur organisasi yang terlihat dan dipasang di
dinding ruangan nurse station.
Masalah : Keterbatasan tenaga kerja yang akhirnya menimbulkan tidak
kesesuian dengan manejemen keperawatan
2) Pengorganisasian Perawatan Klien
Wawancara : Menurut kepala ruangan, memberikan motivasi dan
mengacu pada 6 sasaran keselamatan pelanggan
Observasi : Hasil pengamatan ada 1 tim diruangan yang dibuat untuk
melakukan asuhan keperawatan sehari-hari. Pembagian tanggung
jawab terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar, perawat
pelaksana langsung bertanggung jawab kepada kepala ruangan, tidak
bertanggung jawab kepada ketua tim dan pada struktur organisasi
yang di susun sudah menunjukan penerapan metode tim.
Masalah : Kendala komunikasi (bahasa), semua perawat belum tentu
bisa menggunakan bahasa yang ada di masyarakat.
3) Uraian Tugas
Wawancara : Menurut kepala ruangan setiap perawat mempunyai
uraian tugas masing-masing bagi tiap tenaga keperawatan menjalankan
susuai asuhan keperawatan. Batas wewenang dan tanggung jawab
perawat cukup jelas dengan dibuat job description di ruangan.
Observasi : Ada uraian tugas perawat sesuai perannya.
Masalah : Diruangan ada buku uraian tugas perawat sesuai perannya.
4) Metode Penugasan
20
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan informasi bahwa tugas
tiap 1 tahun sekali di rapat mutu PKM
Observasi : Jumlah perawat dinas harian dengan rincian dinas sebagai
berikut:
Pagi = 2, siang = 1, malam = 1, libur = 2. Untuk dinas pagi ditambah 1
kepala ruang 1 dan 1 administrasi keperawatan.
Masalah : Rasio jumlah perawat tidak sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien, dikarenakan pandemi covid 19 tenaga
keperawatan double job
5) Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan informasi bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan sudah sesuai dengan format
yang ada dan sudah di sepakati bersama antara kepala ruang dan
komite keperawatan dengan menggunakan soapier.
Observasi : Tersedia lembar penulisan standart asuhan keperawatan.
Masalah : Kelalaian petugas dalam pengisian rekam medis,
pendokumentasian belum tertulis secara rinci
6) Pengaturan Jadwal Dinas
Wawancara : Menurut kepala ruangan pengaturan shift yang dilakukan
oleh kepala ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada.
Jumlah perawat dinas harian dengan rincian dinas sebagai berikut:
Pagi = 2, siang = 1, malam = 1, libur = 2. Untuk dinas pagi ditambah 1
kepala ruang 1 dan 1 administrasi keperawatan
Observasi : Format daftar shift diruangan menggunakan proporsi
jumlah perawat yang ada
Masalah : Penjadwalan belum menggunakan tingkat ketergantungan
klien.
c. Fungsi Pengarahan
1) Motivasi kepada perawat
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan informasi bahwa
peningkatan motivasi sebenarnya dilakukan oleh Puskesmas dengan
21
baik secara langsung maupun tidak langsung. Di waktu evaluasi rapat
UKP
Masalah : -
2) Komunikasi
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan informasi bahwa jalur
komunikasi dilakukan secara bot tum up dan top down. Asuhan
keperawatan yang didokumentasikan diberitahukan pada saat timbang
terima pasien dan di tindak lanjuti oleh perawat yang bertugas pada
shift berikutnya.
Observasi : Komunikasi antara staf usai dengan jalur. Pada saat
timbang terima pasien diruangan, laporkan tindakan yang telah
dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh perawat pada shift
berikutnya.
Masalah : Kendala komunikasi terhadap masyarakat dalam persepsian
3) Pendelegasian
Wawancara : Menurut kepala ruang pendelegasian ada tetapi
dilakukan hanya secara lisan. Pendelegasian wewenang kepada
perawat
Observasi : Format pendelegasian ada
Masalah : -
d. Fungsi Pengendalian
1) Program Pengendalian Mutu
Wawancara : Menurut kepala ruang ada tim pengendalian evaluasi
kepada karyawan melalui mutu besar dari puskesmas
Observasi : Ada sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali
mutu dan belum ada struktur kerja dan format pengendalian.
Masalah : Sistem pengendalian mutu belum optimal dan tidak
tercapainya suatu tujuan
2) Pelaksanaan SOP dan SAK
Wawancara : Menurut kepala ruangan asuhan keperawatan yang
diberikan sudah mengacu pada standart asuhan keperawatan (SAK)
yang sudah ditetapkan.
22
Observasi : SOP dan SAK sudah ada.
Masalah : Tidak ada masalah, menyesuaikan dengan instansi.
3.4 Analisa sumber daya (5M) di Ruang Rawat Inap Puskesmas Gumukmas
3.4.1 Ketenagaan (MAN/M1)
a. Analisis Ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan
Di Puskesmas Gumukmas ada beberapa fasilitas pelayanan kesehatan
diantaranya ruang rawat inap (bangsal) yang memiliki 16 tempat tidur
yakni kamar 1 terdapat 3 bed, kamar 2 terdapat 2 bed, kamar 3 terdapat 1
bed, kamar 4 terdapat 1 bed, kamar 5 terdapat 2 bed, kamar 6 terdapat 3
bed, kamar 7 terdapat 2 bed, kamar 8 terdapat 2 bed. Ruang rawat inap
Puskesmas memiliki 8 tenaga keperawatan yang terdiri 1 kepala ruangan
(karu), 1 admin keperawatan dan 6 perawat pelaksana (PP).
23
Amd,.Kep
7. Laila Badarudin, PP D3 4 tahun PPGD, BLS
Amd,.Kep
8. Heru Susanto, PP S1 3 Tahun UGD, BLS
S.Kep
Sumber : data primer dan sekunder di ruang rawat inap Puskesmas
Gumukmas
c. Struktur organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat diruang rawat
inap diketahui bahwa terdapat struktur organinsasi sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI RUANG RAWAT INAP
PUSKESMAS GUMUKMAS
KEPALA PUSKESMAS
dr. Halimah Arvi S
KEPALA RUANGAN
Zidni Ilman Nafian, A.md.Kep
24
KETUA TIM
Sri Hartatik
PERAWAT PELAKSANA
1. Dewi Permata Sari, Amd. Kep
2. Yoyok Setyo, Amd. Kep
3. Ahmad Sofyan Sauri, Amd.
Kep
4. Filda Subchan, Amd. Kep
5. Heru Susanto, S.Kep
6. Laila Badarudin, Amd. Kep
ADMINISTRASI
Sri Hartatik
25
(c) Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
(d) Membuat rentang kendali diruang rawat
(e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat
roster dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan
jumlah dan kondisi pasien
(f) Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan
dalam bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi
(g) Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan
(h) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
(i) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
(j) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain
(k) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
(3) Pengarahan:
(a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
(b) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen
(c) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
(d) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dansikap.
d) Melalui supervisi:
(1) Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
melalui pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan dari
ketuatim.
(2) Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
(3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada
saat itu juga.
e) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
f) Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas dengan
baik.
26
g) Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan.
h) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
i) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
j) Pengawasan:
(1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien.
(2) Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim dan anggota
tim/ pelaksana dan membandingkan dengan peran masing-masing
serta dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
(3) Memberi umpan balik kepada ketuatim.
(4) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya
tindaklanjut.
(5) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
(6) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan;
(7) Melakukan pelaporan danpendokumentasian.
k) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik,
pseudo demokartik, situasional,dll;
l) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.
27
kepala ruangan;
(2) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk
anggotatim/pelaksana;
(3) Menyusun rencana asuhankeperawatan
(4) Menyiapkan keperluan untuk melakukan asuhan keperawatan
(5) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah
kedaruratan;
(6) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan;
(7) Mengorientasikan pasien baru;
(8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengarahan:
(1) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana;
(2) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhankeperawatan;
(3) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan;
(4) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional
dan kebutuhan pasien;
(5) Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan;
(6) Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana;
(7) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir
kegiatan;
(8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c) Pengawasan:
(1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien;
(2) Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/
pelaksana serta menerima/ mendengar laporan secara lisan dari
anggota tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan;
28
(3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada
saat itujuga;
(4) Melalui evaluasi:
(a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan
rencana keperawatan yang telah disusun;
(b) Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan
tugas;
(c) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap
e) Memberi umpan balik kepada anggota tim/pelaksana;
f) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut;
g) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan;
h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
i) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik,
pseudo demokartik, situasional,dll;
j) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional
29
(2) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian
asuhan keperawatan;
(3) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketuatim;
(4) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain;
(5) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya;
(6) Melaksanakan asuhan keperawatan;
(7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
c) Pengarahan:
(1) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas
setiap anggota tim/pelaksana;
(2) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan;
(3) Menerima pujian dari ketua tim;
(4) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas
atau membuat kesalahan;
(5) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan;
(6) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan;
(7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan:
(1) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien;
(2) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
30
care Pasien
1. Senin, 14-12-2020 0 0 1 1
2. Selasa, 15-12-2020 0 0 1 1
3. Rabu, 15-12-2020 0 0 1 1
31
Jumla
Shift Minimal Parsial Total h
0,1 0,1 0,2 0,3
Pagi 7 X 1 = 7 7 x 0 = 0 6 x 0 = 0 0,17
0,1 0,1 0,1
Sore 4 X 1 = 4 5 x 0 = 0 0,3 x 0 = 0 0,14
Mala 0,0 0,0
m 7 X 1 = 7 0,1 x 0 = 0 0,2 x 0 = 0 0,07
Jumlah perawat yang di butuhkan dalam sehari 0,38
a. Hari Pertama (Senin, 14 Desember 2020)
Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien, jumlah perawat di ruang rawat inap
Puskesmas Gumukmas yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan Douglas pada
hari Senin tanggal 14 Desember 2020 yaitu sebanyak 1 perawat.
32
m 7
Jumlah perawat yang di butuhkan dalam sehari 0,38
Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien, jumlah perawat di ruang rawat
inap Puskesmas Gumukmas yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan Douglas
pada hari Rabu tanggal 16 Desember 2020 yaitu 1 perawat.
f. Tenaga Keperawatan
Ruang rawat inap Puskesmas Gumukmas memiliki 8 orang tenaga
keperawatan termasuk kepala ruang, administrasi keperawatan dan perawat
pelaksana. Tenaga keperawatan yang ada di ruang rawat inap dibagi menjadi
tiga shift yaitu pagi, sore dan malam. Pembagian waktu shift tenaga
keperawatan di Puskesmas Gumukmas yaitu:
1) Shift pagi : 07.00-14.00WIB
2) Shift sore : 14.00-21.00WIB
3) Shift malam : 21.00-07.00 WIB
Berdasarkan pembagian waktu shift tersebut, jika dihitung jam kerja
yaitu pada shift pagi dan sore selama 7 jam dan shift malam selama 10 jam.
Pembagian shift di ruang rawat inap pada bulan Desember 2020 adalah
sebagai berikut:
33
g. Alur Masuk Pasien
ALUR MASUK PASIEN
Klien Datang
LOKET UGD
Unit Pelayanan
BP Umum
LABORATORIUM
KIA / KB RAWAT INAP
Gigi mulut
APOTIK RUJUK
KONSELING GIZI,
KESPRO, SANISATASI
KLIEN PULANG
34
dimilikinya, rawat inap puskesmas Gumukmas telah memiliki struktur
organisasi yang jelas meliputi kepala ruangan, administrasi keperawatan,
perawat pelaksana, sesuai dengan tugasnya masing-masing dan rata-rata lama
masa kerja selama 19 tahun dan 5 tahun, dan jenjang pendidikan yang paling
dominan yaitu D3 keperawatan.
b. Denah Ruangan
UGD FR
TB PONE
LOKET
D
NURSE ST NIFAS
KSR
S
DHL BGV
R.B
MLT
BP PRM GIZI IMN
K
LAB
K
K
M
FL 1 AGR
KTN KIA
FL 2
35
GDG GIGI
KBJ GD LINE MS DPR
N
Ruang rawat inap Puskesmas Gumukmas adalah salah satu
perawatan umum yang terdiri dari 8 ruangan yaitu ruang 1 terdapat 3 bed,
ruang 2 terdapat 2 bed, ruang 3 terdapat 1 bed, ruang 4 terdapat 1 bed, ruang
5 terdapat 2 bed, ruang 6 terdapat 3 bed, ruang 7 terdapat 2 bed, ruang 8
terdapat 2 bed. Jumlah seluruh tempat tidurnya adalah 17 tempat tidur.
2) Lingkungan Kerja
Ruangan rawat inap Puskesmas Gumukmas berdiri satu lantai , berada di
belakang ruangan UGD. Di lingkungan rawat inap Puskesmas Gumukmas
terdapat ruangan perawat. Ruang rawat inap Puskesmas Gumukmas terdapat
tempat sholat, ruang penyimpanan obat, tempat oplos obat, ruang
penyimpanan alat, kamar mandi yang ruangannya berbeda beda yang dibatasi
oleh bilik bilik. Disamping ners station juga terdapat tersedia tempat sampah
yang dibeda badakan yaitu tempat sampah infeksius dengan bak sampah
warna kuning dan tempat sampah non infeksius dengan bak sampah warna
hitam. Didepan ners station terdapat troli alat kesehatan dan gudang terdapat
jauh didepan ners station. Bentuk pelayanan yang dilakukan di ruang rawat
inap, yaitu kegiatan discharge planning.
36
Ujung Tumpul
(Metzenbaum) (18 Cm)
8. Gunting Lurus, Ujung 3 buah 2 buah Baik Ditambah
Tajam (Metzenbaum)
(18 Cm)
9. Gunting Lurus, Ujung 3 buah 1 buah Baik Ditambah
Tumpul
(Metzenbaum) (18 Cm)
10. Gunting Mayo 3 buah 1 buah Baik Ditambah
Lurus/Lengkung
11. Gunting Pembuka 3 buah 1 buah Baik Ditambah
Jahitan, Lurus
12. Kaca Pembesar 3 buah - - Ditambah
13. Kanula Hidung 3 buah 4 buah Baik Terpenuhi
14. Kateter, Selang 3 buah 1 buah Baik Ditambah
Penghisap Lendir Bayi
15. Kauter 3 buah 3 buah Baik Terpenuhi
16. Klem Agrave, 14 Mm 3 buah - - Ditambah
(Isi 100)
17. Klem Arteri, 12 Cm, 3 buah - - Ditambah
Lengkung Dengan Gigi
1 X 2 (Halstead-
Mosquito)
18. Klem Arteri, 12 Cm, 3 buah 1 buah Baik Ditambah
Lengkung Tanpa Gigi
(Halstead-Mosquito)
19. Klem Arteri, 12 Cm, 3 buah 1 buah Baik Ditambah
Lurus Dengan Gigi 1 X
2 (Halstead-Mosquito)
20. Klem Arteri, 12 Cm, 3 buah - - Ditambah
Lurus Tanpa Gigi 1 X 2
(Halstead-Mosquito)
21. Klem Arteri, Lurus 3 buah - - Ditambah
(Kelly)
22. Klem/Pemegang Jarum 3 buah 2 buah Baik Ditambah
Jahit Dengan Kunci
(Baraquer)
23. Klem/Pemegang Jarum 3 buah 1 buah Baik Ditambah
Jahit (Mathieu
Standar)
24. Klem/Pemegang Silet 3 buah - - Ditambah
37
(Barraquer)
25. Klem/Penjepit Kain 3 buah - - Ditambah
(Kocher-Backhaus)/Duk
Klem
26. Klep Pengatur Oksigen 3 buah 5 buah Baik Terpenuhi
Dengan Humidifer
27. Korentang, Lengkung, 3 buah 1 buah Rusak Ditambah
Penjepit Alat Steril,
23 Cm (Cheattle)
28. Korentang, Penjepit 3 buah - - Ditambah
Sponge (Foerster)
29. Inkubator Bayi 1 buah - - Ditambah
30. Lampu Periksa 1 buah - - Ditambah
31. Lampu Senter 1 buah - - Ditambah
32. Manset Anak; Dengan 1 buah - - Ditambah
Velecro
33. Manset Dewasa 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
34. Meja Instrumen, Mayo 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
Berstandar
35. Meja Instrumen/Alat 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
36. Nebulizer 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
37. Pinset Anatomis, 14,5 2 buah 1 buah Baik Ditambah
Cm
38. Pinset Anatomis, 18 Cm 2 buah 1 buah Baik Ditambah
39. Pinset Anatomis (Untuk 2 buah - - Ditambah
Specimen)
40. Pinset Bedah, 14,5 Cm 2 buah 2 buah Baik Terpenuhi
41. Pinset Bedah, 18 Cm 2 buah 2 buah Baik Terpenuhi
42. Resusitator Untuk 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
Dewasa
43. Resusitator For Infant 1 buah - - Ditambah
44. Selang Oksigen 3 buah 3 buah Baik Terpenuhi
45. Skalpel, Tangkai Pisau 2 buah 1 buah Baik Ditambah
Operasi
46. Spalk 1 buah 1 buah Baik Ditambah
47. Sphygmomanometer 2 buah 1 buah Baik Ditambah
Standar Infus Sesuai Sesuai Baik Ditambah
48. jumlah jumlah
tempat tidur tempat
tidur
49. Standar Waskom, 1 buah - - Ditambah
38
Tunggal
50. Standar Waskom, Ganda 1 buah - - Ditambah
51. Stetoskop Infant 1 buah - - Ditambah
52. Stetoskop Anak 1 buah - - Ditambah
53. Stetoskop Dewasa 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
54. Suction Pump 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
55. Sonde Dengan Mata, 1 buah - - Ditambah
14,5 Cm
56. Sonde Pengukur Dalam 1 buah - - Ditambah
Luka
57. Tabung Oksigen 6 1 buah 15 buah Baik Terpenuhi
Meterkubik Dan
Regulator
58. Tabung Oksigen 1 1 buah 5 buah Baik Terpenuhi
Meterkubik Dan
Regulator
59. Tabung/Sungkup Untuk 2 buah 1 buah Baik Ditambah
Resusitasi
60. Termometer Infant 1 buah - - Ditambah
61. Termometer Dewasa 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
62. Tempat Tidur Rawat 16 buah 16 buah Baik Terpenuhi
Inap
63. Tempat Tidur Rawat 2 buah 3 buah Baik Terpenuhi
Inap Untuk Anak
64. Torniket Karet 1 buah 2 buah Baik Terpenuhi
65. Tromol Kasa/Kain Steril 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
(125 X 120 Mm)
66. Tromol Kasa/Kain Steril 1 buah 1 buah Baik Terpenuhi
(150 X 150 Mm)
67. Waskom Bengkok 1 buah 2 buah Baik Terpenuhi
68. Waskom Cekung 1 buah - - Ditambah
69. Waskom Cuci 1 buah - - Ditambah
70. Wing Needle 3 buah - - Ditambah
II. Bahan Habis Pakai
1. Cairan Sesuai 2 botol Baik Terpenuhi
Antiseptik/Antimikroba kebutuhan
(Klorheksidin
Glukonat 2-4%, Alkohol
60-90%)
2. Benang Cat Gut (15 1 roll - - Ditambah
Cm) / Rol / Kaset
39
3. Disposable Syringe, 1 Cc 1 box 1 box Baik Terpenuhi
Disposable Syringe, 3 Cc 1 box 1 box Baik Terpenuhi
4. Disposable Syringe, 5 Cc 1 box 1 box Baik Terpenuhi
5. Disposable Syringe, 10 1 box 1 box Baik Terpenuhi
Cc
6. Jarum Jahit, Lengkung, 1 box 1 box Baik Terpenuhi
1/2 Lingkaran,
Penampang Bulat
7. Jarum Jahit, Lengkung, 1 box 1 box Baik Terpenuhi
1/2 Lingkaran,
Penampang Segitiga
8. Jarum Jahit, Lengkung, 1 box 1 box Baik Terpenuhi
3/8 Lingkaran,
Penampang Bulat
9. Jarum Jahit, Lengkung, 1 box 1 box Baik Terpenuhi
3/8 Lingkaran,
Penampang Segitiga
10. Kasa Non Steril 1 box 1 box Baik Terpenuhi
11. Kasa Steril 1 box 1 box Baik Terpenuhi
12. Kapas 1 box 1 box Baik Terpenuhi
13. Masker 1 box 1 box Baik Terpenuhi
14. Plester 1 box 1 box Baik Terpenuhi
15. Sarung Tangan , Nomor 1 box 1 box Baik Terpenuhi
6 ½ Steril dan Non
40
1 Alat Pemadam Api 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
(APAR)
2 Laboratorium Jas Sesuai Baik 3/ruangan Terpenuhi
kebutuhan
3 Masker Sesuai Baik Secukupnya Terpenuhi
kebutuhan
4 Sarung Tangan Sesuai Baik secukupnya Terpenuhi
Kebutuhan
Perawat
5 Waskom / Wastafel 1 Buah Baik Satu ruangan Terpenuhi
Untuk Cuci Tangan
6 Handrab Sesuai Baik Secukupnya Terpenuhi
Kebutuhan
7 Pemotongan jaringan 2 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
dan wadah
pembuangan
8 Desinfektan Sesuai Baik - Terpenuhi
Kebutuhan
10 Spil kits 1 Buah Baik 1 Buah Terpenuhi
41
6 Meja Tulis 2 Buah Baik 3/Ruangan Terpenuhi
7 Kompor - - - -
8 Kursi futura 7 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
10 Kursi tunggu pasien 4 buah Baik 5/Ruangan Terpenuhi
11 Lemari 2 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
12 Rak Buku 1 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
13 Kasur 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
14 Komputer 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
15 CPU 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
16 Jam Dinding 1 Buah Baik 1/Ruangan Terpenuhi
17 Bak Sampah 5 Buah Baik 2/Ruangan Terpenuhi
Sumber : Ruang rawat inap Puskesmas Gumukmas.
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi peralatan kebutuhan perawat di ruang rawat inap
Puskesmas Gumukmas yang terpenuhi sebanyak 16 peralatan.
42
14 Gorden penyekat - Ditambah
15 Sterilisasi udara - Ditambah
16 Rak sepatu atau sandal 8 Baik
Sumber : Ruang ruang rawat Puskesmas Gumukmas
Analisis:
Berdasarkan hasil observasi peralatan kebutuhan pasien diruang rawat inap
Puskesmas Gumukmas yaitu sebanyak 8 peralatan dengan kondisi baik, dan ada 8
barang yang masih belum ada di ruang rawat inap Puskesmas Gumukmas.
43
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi
sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Namun, ada
beberapa komponen MAKP TIM ini belum terlaksana dengan optimal
dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah tenaga keperawatan yang sedikit.
b. Timbang Terima
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antara perawat maupun dengan tim kesehatan
lainnya. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektifitasnya adalah saat penggantian shift, yaitu timbang terima pasien.
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan pasien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/ belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat kepada perawat yang
dinas sore atau dinas malam secara tulisan dan lisan. Timbang terima
diruang ini tidak berfokus pada masalah keperawatan hanya menyebutkan
nama, diagnosa, keluhan, tindakan yang dilakukan dan akan dilakukan.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan diruang Zaal Puskesmas
Gumukmas Jember pada tanggal 14 - 16 Desember 2020 dimana kegiatan
timbang terima dilakukan jika terdapat semua perawat terutama pada saat
shift pagi dipimpin oleh kepala ruangan atau kepala tim jika kepala
ruangan berhalangan hadir. Perawat pada shift malam melaporkan pasien
pada perawat yang shift pagi sesuai dengan bagian timnya disertai
pencatatan dibuku operan. Setelah selesai perawat melakukan keliling
kepada pasien setelah itu kembali ke ners stasion dan melaksanakan post
44
conference untuk mengklarifikasi kembali tentang operan kepada sift pagi
lalu kepala ruangan menanyakan tentang 5M seperti kejadian yang terjadi
pada sift malam, menanyakan tentang sarana prasarana, dan menanyakan
tentang ada tidaknya komplain pasien atau keluarga pasien, setelah itu
perawat sift pagi melakukan tugasnya kembali, namun ada beberapa
kekurangan dimana materi timbang terima tidak berfokus pada masalah
keperawatan hanya menyebutkan nama, diagnosis, keluhan, tindakan yang
dilakukan dan akan dilakukan.
c. Pre Conference
Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Tujuan pre conference
adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan.
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Ruang Zaal sudah melakukan pre conference tetapi pada hanya pasien
tertentu misalnya pada pasien cancer atau pasien gawat darurat. Dan
mendiskusikan atau mempersiapkan tindakan yang selanjutnya.
d. Post Conference
Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.Tujuan post
conferenceadalah untuk memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai. Ruang
Zaal sudah melakukan pre conference tetapi pada hanya pasien tertentu
misalnya pada pasien cancer atau pasien gawat darurat, dan mendiskusikan
atau mempersiapkan tindakan yang selanjutnya.
e. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh
tim keperawatan, konsultan keperawatan serta divisi terkait (medis, gizi,
rehabilitasi dan medis lainnya). Ronde keperawatan juga merupakan suatu
45
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir
kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian teori secara langsung pada kasus nyata. Dengan
pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berfikir secara kritis
dalam peningkatan perawatan secara profesional. Dalam pelaksanaan
ronde keperawatan akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan
kerja sama antar tim kesehatan yang lain guna mengatasi masalah
kesehatan yang terjadi pada pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dimana ronde
keperawatan diruang rawat inap belum pernah dilaksanakan secara mandiri
oleh ruangan dan kriteria pasien untuk dilakukan ronde keperawatan
jarang terdapat diruangan, serta terkait jadwal yang susah dipertemukan
antara petugas petugas medis seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi, dll.
f. DRK Keperawatan
DRK (Diskusi Refleksi Kasus) adalah suatu metode pembelajaran
dalam merefleksikan keperawatan meruppengalaman perawat yang actual
dan menarik dalam memberikan asuhan keperawatan melauli suatu diskusi
kelompok yang mengacu pemahaman standart yang ditetapkan. DRK
merupakan wahana untuk masalah dengan mengacu pada standart
keperawatan yang telah ditetapkan. DRK dapat meningkatkan
profesionalisme perawat, aktualisasi diri perawat, membangkitkan
motivasi belajar perawat, belajar untuk menghargai kolega, untuk lebih
asertif dan meningkatkan kerjasama, memberikan kesempatan individu
untuk berpendapat tanpa merasa tertekan serta memberikan masukan
kepada pimpinan untuk penambahan dan peningkatan SDM perawat
(pelatihan, pendidikan berkelanjutan, magang) penyempurnaan SOP dan
bila memungkinkan pengadaan alat. (Ratnasari, 2010).
Ruang Rawat Inap Puskesmas Gumukmas masih belum melakukan
DRK secara maksimal karena tidak adanya program di puskesmas
Gumukmas.
46
g. Supervisi keperawatan
Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen
keperawatan dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan keperawatan. Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan
utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama.
Kunci sukses supervisi yaitu fair, feedback, dan follow up. Supervisi
merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan kesehatan dirumah
sakit. Dari hasil wawancara dengan kepala ruang rawat inap supervisi
keperawatan sudah dilakukan secara informal dan telah dilakukan setiap
saat oleh kepala ruang, yang didelegasikan untuk mengawasinya kinerja
perawat. Kepala ruangan pada saat tertentu ikut terjun secara langsung
dalam tindakan keperawatan pada pasien . selain itu kepala ruangan
langsung atau pada saat morning report menyampaikan pada penanggung
jawab untuk segera di tindak lanjuti hasil dari supervisi yang sudah
dilakukan.
Pendokumentasian hasil supervisi diruang Zaal Puskesmas Gumukmas
Jember pada tanggal 14 - 16 Desember 2020, yang dilakukan hanya
disampaikan secara lisan saat timbang terima dilakukan, atau dilakukan
dengan cara memanggil perawat untuk memberikan teguran. Superfisi
secara formal dengan pendokumentasian secara tertulis masih belum dapat
dilakukan karena terkendalanya dengan beban kerja yang cukup tinggi dan
tentang tidak adanya format baku tentang superfisi keperawatan.
h. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi
mencangkup aspek komunikasi, proses keperawatan, dan standart
keperawatan. Manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan
terkadang sering terabaikan sebagian besar perawat, manfaat dan
pentingnya dokumentasi keperawatan antara lain dari segi hukum, karena
semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi yang
resmi dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara
lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh perawat dan tenaga
47
kesehatan. Fenomena yang sering terjadi terkait dokumentasi keperawatan
selain terabaikannnya pelaksanaan dokumentasi keperawatan juga dalam
pelaksanaan sering tidak sesuai dengan standart atau kaidah-kaidah
pembuatan dokumentasi.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 14 – 16 Desember 2020,
terhadap pendokumentasian diruang Rawat Inap Puskesmas Gumukmas
Jember bahwa pelaksanaan dokumentasi keperawatan sudah sesuai namun
ada beberapan pendokumentasian yang sering terabaikan contohnya pada
asesmen kebutuhan rohani dan pendokumentasian lanjutan resiko jatuh,
pada pendokumentasian kebutuhan rohani tidak dapat dilakukan karena
ruang rawat inap tidak masuk jadwal dan hanya ruangan tertentu yang
mendapatkan kerohanian, seharusnya ruang rawat inap masuk jadwal, lalu
pada pendokumentasian resiko jatuh hanya dilakukan diawal pasien
datang, tidak dilakukan pendokumentasian lanjutan, dikarenakan
kesadaran perawat akan pentingnya pendokumentasian lanjutan resiko
jatuh. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sering terabainya
pendokumentasian diruang rawat inap Puskesmas Gumukmas Jember
adalah salah satunya beban kerja perawat yang tinggi, dan jumlah tenaga
keperawatan yang sudah cukup tetapi juga roling untuk di UGD.
Pendokumentasian resiko jatuh hanya dilakukan diawal pasien datang,
tidak dilakukan pendokumentasian lanjutan, dikarenakan kesadaran
perawat akan pentingnya pendokumentasian lanjutan resiko jatuh. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan sering terabainya pendokumentasian
diruang rawat inap Puskesmas Gumukmas Jember adalah salah satunya
kurang kesadaran perawat.
i. Discharge Planning
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dilakukan secara
berkesinambungan dimulai saat pasien masuk rumah sakit sampai dengan
pasien pulang. Rentang kesinambungan asuhan keparawatan merupakan
keperawatan yang selalu dibutuhkan pasien dimanapun pasien berada.
Rentang keparawatan yang kontinue (continues of care) adalah integrasi
sistem keperawatan yang berfokus kepada pasien terdiri atas mekanisme
48
pelayanan keperawatan yang membimbing dan mengarahkan pasien
sepanjang waktu. Oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan pasien
pulang (discharge planning), yang bertujuan untuk meningkatkan status
kesehatan pasien secara signifikan dan menurunkan biaya-biaya yang
diperlukan untuk rehabalitas lanjut. Dengan adanya discharge planning,
pasien diharapkan dapat mempertahankan kesehatannya dan membantu
pasien untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri
(Nursalam 2014).
Ruang Rawat inap Puskesmas Gumukmas Jember sudah menyediakan
discharge planning seperti discharge planning yang berisi identitas pasien,
perencanaan perawatan dan jadwal kontrol yang terlampir pada status
pasien. Namun saat ini perencanaan discharge planning bagi pasien yang
dirawat belum terlaksana dengan optimal, dikarenakan discharge planning
yang dilakukan diruangan hanya dilakukan sebelum pasien pulang.
Discharge planning yang dilakukan segera setelah pasien masuk rumah
sakit hingga pasien pulang bertujuan diharapkan pasien dan keluarga
memiliki kesiapan fisik, psikologis, dan sosial terhadap kesehatannya,
tercapainya kemandirian pasien dan keluarga dan terlaksananya perawatan
pasien yang berkelanjutan. Selebihnya discaharge planning diharapkan
dapat mendukung upaya mengurangi angka kekambuhan dan komplikasi.
Dengan demikian dalam discharge planning dibutuhkan adanya informasi
yang berfokus pada masalah pasien, sehingga dalam discharge planning
perlu disertakan informasi mengenai penyakit, rehabilitasi, pencegahan,
perawatan rutin dan cara mengantisipasi masalah yang dapat terjadi.
j. Pelaksanaan standar SAK
SAK adalah Standar Asuhan Keperawatan yang ditetapkan oleh
Depkes dan dijadikan Pedoman di rumah sakit, sedangkan SAK Khusus
adalah Standar Asuhan yang dibuat oleh Puskesmas untuk 10 kasus
terbanyak untuk masing-masing unit pelayanan. Ruang Zaal sudah
memiliki buku SAK dengan revisi terbaru. (SAK) standart asuhan
keperawata dapat digunakan oleh perawat ruangan sebagai pedoman dalam
hal membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan dengan
49
membimbing perawat dalam melakukan tindakan keperawatan yang tepat
dan juga benar. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan
bahwa diruang Zaal sudah memiliki standart asuhan keperawatan namun
belum terlaksana dengan optimal dikarenakan banyak dari perawat yang
kurang memperhatikan dan kurangnya kemauan perawat untuk membaca
SAK yang sudah disediakan serta kurangnya kesadaran perawat untuk
menerapkan SAK
k. Pelaksanaan standar SPO
Standart operasional prosedur adalah suatu standar/pedoman tertulis
yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi. Standar operasional prosedur
merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui
untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry dan Potter 2005).
Standar operasioal prosedur sangat diperlukan dalam pelayanan
keperawatan. Standar operasioal prosedur sangat membantu perawat untuk
mencapai asuhan yang berkualitas. Tingkatan standar terbagi menjadi dua
yaitu standar minimum dan standar optimum. Standar minimum harus
dicapai oleh perawat, sementara standar optimum adalah suatu keadaan
ideal yang ingin dicapai. Ada empat ketentuan standar yaitu harus tertulis,
mengandung komponen struktur, proses, dan outcomes, berorientasi pada
pelanggan serta disetujui dan disahkan oleh yang berwenang. Penggunaan
standar terutama pada tiga proses evaluasi, menilai diri sendiri, inspeksi,
dan akreditasi.
Diruang rawat inap sendiri sudah memiliki standart opresional
prosedur, standart operasional yang dapat dilakukan di ruang rawat inap
sendiri. Kepala ruangan mengatakan bahwa untuk setiap pelaksanaan
asuhan keperawatan kepada pasien disesuaikan dengan standart
operasional namun ada beberapa kendala yang menjadi perhatian dalam
pelaksanaannya dan kurangnya kemauan perawat untuk membaca SOP
yang sudah disediakan serta kurangnya kesadaran perawat untuk
menerapkan tindakan sesuai SOP, serta salah satunya adalah beban kerja
50
perawat, tenaga keperawatan yang kurang dan penarapan tindakan sesuai
SOP masih dalam tahap pelaksanaan dan perlu adanya monitoring.
l. Jenis 10 diagnosa medis terbanyak dan diagnosa keperawatan
terbanyak di ruangan
10 Diagnosa medis terbanyak di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Gumukmas Jember selama 1 bulan terakhir (dari bulan November 2020),
sebagai berikut:
Tabel 2.7 Daftar 10 Diagnosa Medis Terbanyak di Ruang Rawat Inap
No Diagnosa Medis Jumlah
1. DM 5
2. Gastritis 8
3. Gastroenteritis 5
4. Diare 2
5. Hipoglikemia 1
6. Obs. Febris 3
7. ISPA 1
8. COR 2
9. Cephalgia 1
10. Partus spontan 2
51
Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan dari tanggal 02-04
November 2020 didapatkan hasil.
Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien, meliputi standart berikut.
1) Berdasarkan dari hasil wawancara dari salah satu perawat untuk
membedakan pasien di identifikasi menggunakan nama, ruangan dan
No Rekam Medis pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat dengan cara pencocokan
7 T yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat waktu pemberian, tepat jalur,
tepat dosis, tepat dokumentasi.
3) Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur;
Sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif ( SBAR )
1) Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut,
diruang Zaal juga terdapat buku telepon, jadi perintah melalui telpon
langsung ditulis dibuku telephon secara singkat, dan ditulis pada RM
11 dengan menggunakan SBAR yaitu (situasi) tentang kondisi terkini
yang terjadi pada pasien, (background) informasi penting yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini, (assessment) hasil
pengkajian kondisi pasien terkini, dan (recomendation) apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien
2) Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara
lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut. Misal : perawat melakukan konsultasi tentang
pasien kepada dokter melalui telepon, perawat menulis pesan yang
diterima kemudian membacakan kembali hasil yang ditulis serta
konfirmasi dari pemberi pesan (dokter). Perawat menulis di catatan
perkembangan pasien tentang tindakan yang sudah dilakukan dan
perencanaan yang akan di lakukan kepada pasien kemudian
52
menyampaikan secara lisan apa yang telah ditulis kepada perawat yang
akan melanjutkan shift selanjutnya.
Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai (high –
alert medications)
1) Obat obat diruang Rawat Inap dibedakan menurut identitas pasien
menggunakan rak-rak, satu pasien satu rak obat, sehingga dapat
meminimalisir kekeliruan obat pada pasien saat pemberian obat.
2) Ruang rawat inap menyediakan obat-obat emergency yang ditaruh
dalam tempat khusus troli emergency. Ruang rawat inap mempunyai
persedian obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert) sehingga
menyediakan label khusus obat tersebut.
53
1) Ruang Zaal kurang memperhatikan tentang pengurangan resiko pasien
jatuh, perawat pada asesment lanjutan kurang mengkaji tentang indikasi
resiko jatuh selanjutnya.
2) Tidak dilakukannya asesment lanjutan tentang resiko jatuh maka
langkah-langkah yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh kuran
n. Analisa Masalah Pada Bagian Metode
Di ruang rawat inap Puskesmas Gumukmas sudah melakukan timbang
terima hanya saja masih belum sesuai dengan SOP yang ada, dimana
perawat hanya menyampaikan timbang terima di ruangan saja tanpa
melakukan observasi terhadap pasien. Proses keperawatan di ruang rawat
inap Puskesmas Gumukmas beberapa sudah sesuai dengan SOP yang
berada di ruangan tetapi ada beberapa proses keperawatan yang masih
belum di terapkan dengan baik, contohnya ronde keperawatan, supervise,
pre conference dan post conference.
54
a) Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatn
akibat bencana provinsi
b) Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar
biasa.
SPM Kesehatan Kabupaten/kota :
a) Pelayanan kesehatan ibu hamil
b) Pelayanan kesehatan ibu bersalin
c) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
d) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
3) Umum
Dimana pembiayaan pasien umum yaitu dengan menggunakan biaya
sendiri yang tidak menggunakan pembiayaan dari pemerintah.
55
2) AvLOS ( Average Lenght of Stay ) adalah rata-rata jumlah hari pasien
rawat inap tinggal di rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir di rumah
sakit dalam periode dengan standar pencapaian 6-9 hari.
Rumus : Jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien kluar
LOS Diruang Zaal
LOS = Jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien kluar
3
= = 3 Hari
1
3) BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur di pakai dalam satu satuan
waktu, dengan standar pencapaian 40-50 kali.
Rumus : Pasien pulang atau kluar
Rata-rata tempat tidur siap pakai/tersedia
Hasil dari Ruang Zaal
BTO = Pasien pulang atau kluar
Rata-rata tempat tidur siap pakai/tersedia
1
= = 0,0625
16
4) TOI ( Turn Over Interval ) adalah rata-rata hari tempat tidur tersedia
pada periode tertentu yang tidak terisi adalah pasien keluar atau
meninggal dan pasien masuk denganstandar pencapaian 1-3 hari.
Rumus : (jumlah TT x Hari perawatan Waktu)-Hari PerawatanRS
Jumlah Pasien Kluar (Hidup+Mati)
Hasil dari ruang Zaal
TOI = jumlah TT x Hari perawatan Waktu) - Hari Perawatan RS
Jumlah Pasien Kluar (Hidup+Mati)
( 16 x 3 )−3
= = 45 hari
1
56
BAB 4
ANALISIS SWOT
0,2 2 0,4
Weakness (Kelemahan)
a. Sebanyak 4 orang perawat yang
0,3 2 0.6
berstatus sebagai perawat honorer
b. Mayoritas pendidikan perawat adalah 1 1
D3 (6 orang)
Total
O-T
0,2 4 0,92-
Faktor Eksternal 0,8
Opportunity (Peluang) 0,5
0,3 4
a. UU No. 38 Tahun 2004 tentang 0,12 =
Pengembangan SDM 0,42
0,92
b. Kepmenkes No. 129 Tahun 2008
tentang pelatihan pegawai
57
Total 0,3 1 0,3
0,2 1 0,2
Threatened (Ancaman)
a. Risiko Resign 1 0,5
b. Tidak ada jaminan masa tua bagi
pegawai honorer
Total
2 M2 (Sarana dan Prasarana) S-W
Faktor Internal 1,8-1=
Strenght (Kekuatan) 0,8
0,3 4 1,2
a. Mempunyai sarana dan prasarana
untuk pasien dan tenaga kesehatan
0,2 3 0,6
b. Tersedianya administrasi penunjang
1,8
Total
58
b. Adanya kesenjangan antara jumlah 1 4,4
pasien dengan peralatan yang
diperlukan
Total
3 M3 (Metode) S-W
Faktor Internal 2,68
Strenght (Kekuatan) -
0,18 5 0,9
a. Timbang terima 0,62=
Diruangan sudah dilakukan timbang 2,06
terima 0,04 3 0,12
b. Pre dan post conference
Ruangan mendukung adanya pre dan
post conference 0,04 3 0,12
c. Diskusi refleksi kasus (DRK)
0,04 3 0,12
Tidak ada DRK di ruangn rawat inap
d. Ronde keperawatan
Ruangan mendukung adanya kegiatan
0,07 3 0,21
ronde keperawatan
e. Supervisi
Kepala ruangan rawat inap mendukung
kegiatan supervisi demi meningkatkan 0,21 5 1,05
mutu pelayanan keperawatan
f. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian,
dokumentasi, perencanana, 0,04 4 0,16
implementasi, dan evaluasi yang
menggunakan metode SOAP
g. Discharge planing
2,68
Perawat menggunakan bahasa
indonesia saat melakukan perencanaan
pasien pulang 0,04 2 0,08
59
Total
a. Timbang terima
Dilakukan namun tidak sesuai SOP
0,02 1 0,02
yang ada
b. Pre dan post conference
Di ruangan tidak dilakukannya pre dan 0,02 1 0,02
post conference
c. Diskusi refleksi kasus (DRK) 0,06 1 0,06
Diskusi refleksi kasus (DRK) belum
dilakukan
0,15 2 0,3
d. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan belum dilakukan
e. Supervisi
0,05 2 0,1
Dilakukan namun dengan waktu yang
singkat
f. Dokumentasi 1 0,62
Catatan perkembangan keperawatan O-T
optimal
Total 0,04 3 0,12
60
c. Diskusi refleksi kasus (DRK) 0,12 4 0,48
Diskusi refleksi kasus (DRK) belum
dilakukan
0,10 3 0,3
d. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan belum dilakukan
e. Supervisi
1,86
Adanya jadwal supervisi keperawatan
oleh pengawas perawat setiap bulan
f. Dokumentasi 0,06 2 0,12
Adanya kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa praktek
g. Discharge planning
Kemauan keluarga terhadap anjuran 0,04 1 0,04
perawat
Total
61
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu sesuai dengan
1
peningkatan biaya perawatan.
0,6
e. Supervisi
Tuntutan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.
f. Dokumentasi
Adanya kesadaran pasien dan keluarga
akan tanggung jawab dan tanggung
gugat
g. Discharge planning
Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan
Total
4 M4 (keuangan) S-W
Faktor Internal 3,2-
Strenght (Kekuatan) 0,4
0,4 4 1,6
a. Memiliki daftar biaya administrasi =
pasien 2,8
0,4 4 1,6
b. Pendapatan puskesmas diperoleh dari :
a) Pasien umum : 7
b) Pasien BPJS : 8 3,2
Total
0,1 2 0,2
Weakness (Kelemahan)
a. Kurangnya pengetahuan pegawai
0,1 2 0,2
dalam menentukan biaya pengobatan
pasien
1 0,4
b. Adanya jenis tindakan pengobatan
yang belum memiliki tarif
62
Total O-T
0,3 3 0,9 2,1
Faktor Eksternal -0,8
Opportunity (Peluang) =
0,3 4 1,2
a. Biaya pengobatan pasien di Puskesmas 1,3
Gumukmas lebih murah dibandingkan
biaya pengobatan di tempat Praktik lain
b. Daftar biaya pengobatan pasien dapat 2,1
diakses dengan mudah
Total
0,2 2 0,4
Threatened (Ancaman)
0,2 2 0,4
a. Adanya jenis tindakan yang lebih
lengkap di tempat lain
0,8
b. Adanya jenis tindakan yang lebih
lengkap di tempat lain
Total
5 M5 (Pemasaran) S-W
Faktor Internal 3
Strenght (Kekuatan) -
0,2 5 1
a. Pegawai memberikan pelayanan secara 0,8
optimal =
0,4 5 2
b. Adanya upaya pengurangan infeksi 2,2
nosokomial 3
Total
63
Faktor Eksternal 4
Opportunity (Peluang) 0,4 1,6 O-T
64
3
O
2.5
2
1.5
1 M M4
0.5 3
M1 M5
0
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5
-0.5 0 0,5 1 1.5 2 2.5 3
-1
-1.5
-2
M2
-2.5
-3 T
65
BAB 5
PRIORITAS MASALAH DAN POA (PLANNING OF ACTION)
66
5.2 Penampiasan Prioritas Masalah
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah ditemukan maka untuk
menyusun prioritas masalah adalah dengan memperhatikan beberapa aspek,
yang meliputi:
a. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
b. Severity (Sv) :besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah
c. Manageability (Mn) : fokus pada masalah ruangan sehingga dapat diatur
untuk perubahannya
d. Nursing Concent (NC) : melibatkan pertimbangan dan perhatian tenaga
keperawatan
e. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya yang ada
Rentang Skor yang Diberikan Adalah 1-5, Dengan Kriteria :
Nilai 1 : Sangat Kurang Sesuai
Nilai 2 : Kurang Sesuai
Nilai 3 : Cukup Sesuai
Nilai 4 : Sesuai
Nilai 5 : Sangat Sesuai
Tabel 2.2 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan
No Masalah Mg Sv M Nc Af Skor
n
1 Pendidikan tenaga keperawatan, 1
orang pendidikan S1 dan 6 orang 3 4 3 5 4 19
pendidikan D3
2 Kurangnya alat komunikasi
penunjang di ruang rawat inap
sehingga pasien dan keluarga 3 3 3 4 3 16
harus datang ke nurse station
(Bell).
3 Timbang terima di ruang rawat 5 5 5 5 5 25
inap sudah dilakukan tetapi hanya
dilakukan di ruangan dengan
menyebutkan nama pasien,
67
keluhan tanpa mengobservasi
langsung ke pasien.
4 Di ruangan rawat inap tidak
3 2 3 4 3 17
dilakukan pre dan post conference
5 Diskusi refleksi kasus (DRK)
2 3 3 4 3 15
belum dilakukan
6 Ronde keperawatan belum
2 4 3 2 4 15
dilakukan
7 Supervisi dilakukan namun dengan
3 3 3 4 3 16
waktu yang singkat
8 Dokumentasi Catatan
perkembangan pasien kurang 5 4 5 5 5 24
lengkap
9 Discharge planning belum optimal
4 4 4 3 1 16
pada saat pasien pulang
10 Kurangnya pengetahuan pegawai
dalam menentukan biaya 3 3 3 3 4 16
pengobatan pasien
11 Pegawai tidak memiliki tugas
khusus sebagai tim marketing 3 3 2 3 4 16
secara langsung
68
5.3 Alternatif Penyelesaian Masalah
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah ditemukan maka untuk
menyusun prioritas masalah adalah dengan memperhatikan beberapa aspek,
yang meliputi:
Capability (C): Kemampuan ruangan dalam mengatasi masalah
Accessible(A) : Kemudahan masalah untuk diatasi
Readliness (R): Kesiapan ruangan dalam mengatasi masalah
Leverage(L) : Daya pendorong dalam mengatasi masalah
Adapun skor penilaian yang digunakan adalah :
1 : Sangat kurang sesuai
2 : Kurang sesuai
3 : Cukup sesuai
4 : Sesuai
5 : Sangat sesuai
SKOR
No Prioritas Masalah Jumlah Prioritas
C A R L
Pendidikan tenaga keperawatan, 1 orang
1. 1 1 3 2 7 6
pendidikan S1 dan 6 orang pendidikan D3
Kurangnya alat komunikasi penunjang di
2. ruang rawat inap sehingga pasien dan 1 1 2 1 5 7
keluarga harus datang ke nurse station
(Bell). terima di ruang rawat inap sudah
Timbang
dilakukan tetapi hanya dilakukan di
3. 3 3 3 3 12 1
ruangan dengan menyebutkan nama
pasien, keluhan tanpa mengobservasi
Di ruangan
langsung kerawat inap tidak dilakukan pre
pasien.
4. 1 1 1 2 5 8
dan post conference
Diskusi refleksi kasus (DRK) belum
5. 1 1 1 2 5 9
dilakukan
6. Ronde keperawatan belum dilakukan 1 1 1 2 5 10
69
Supervisi dilakukan namun dengan waktu
7. 2 2 2 2 8 3
yang singkat
8 Dokumentasi Catatan perkembangan
3 3 2 2 10 2
pasien kurang lengkap
Discharge planning belum optimal pada
9 2 2 2 2 8 4
saat pasien pulang
Kurangnya pengetahuan pegawai dalam
10 2 2 2 2 8 5
menentukan biaya pengobatan pasien
Pegawai tidak memiliki tugas khusus
11 1 1 1 2 5 11
sebagai tim marketing secara langsung
70
PLAN OF ACTION (POA)
71
belum terungkap
f. Meningkatkan pelayanan
keperawatan kepada pasien secara
komprehensif.
2 Dokumentasi Mendiskusikan a. Mendiskusikan dengan kepala Rawat Inap Rawat Inap MAKP
keperawatan kurang dengan kepala ruang rawat inap tentang format Puskesmas Puskesmas modifikasi tim
lengkap ruang rawat inap pendokumentasian asuhan Gumukmas Gumukmas primer asuhan
keperawatan yang digunakan. keperawatan
diterapkan
secara baik
3 Supervisi sudah Mampu a. Melaksanakan supervisi Rawat Inap Rawat Inap MAKP
berjalan tetapi menerapkan keperawatan bersama-sama perawat Puskesmas Puskesmas modifikasi tim
belum optimal supervisi dan kepala ruangan Gumukmas Gumukmas primer
dalam keperawatan b.Mendokumentasikan hasil diterapkan
pendokumentasian dengan benar. pelaksanaan supervisi keperawatan secara baik
4 Discharge planning Mendiskusikan a. Membuat alur pelaksanaan Rawat Inap Rawat Inap Setiap pasien
belum dilakukan dengan kepala discharge planning Puskesmas Puskesmas mulai masuk
optimal pada saat ruang rawat inap b. Menentukan penyakit terbanyak Gumukmas Gumukmas sampai pulang
72
pasien pulang untuk dilakukan discharge sudah
planning mendapatkan
c. Melakukan sosialisasi dan simulasi discharge
discharge planning di ruangan planning dengan
d. Membagikan media sosialisasi media leaflet
berupa leaflet bagi pasien
73
BAB 6
IMPLEMENTASI
74
perangkat MPKP, roleplay timbang terima, roleplay supervisi, roleplay discharge
planning. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan analisis data yang dikumpulkan dan
evaluasi dengan program kontrol kegiatan.
Penerapan MPKP di Puskesmas Gumukmas Jember sebagai berikut :
Tabel : Hasil kegiatan dan evaluasi
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan dan Penanggung
Evaluasi jawab
1. Selasa, 22 Timbang Kegiatan timbang terima di 22-24
Desember Terima Ruang rawat inap Puskesmas Desember
2020 Gumukmas Jember telah di 2020,
lakukan setiap pergantian shif Kepala
sesuai dengan SOP oleh ruangan: Zidni
kelompok, timbang terima shif Ilman N
Malam ke shift pagi dan shift A.md.Kep
pagi ke shif sore, di pimpin
oleh kepala ruangan,
sedangkan timbang terima shif
sore ke shif malam dipimpin
oleh perawat pelaksana,
kegiatan timbang terima yang
di lakukan oleh kelompok
sudah dilakukan sesuai SOP
yang telah di sepakati oleh
kelompok dengan mnerapkan
prinsip timbang terima, namun
masih ada beberapa yang
belum optimal, anatara lain: isi
dari operan masih bersifat
kolaboratif, tidak semua
perawat ruang mengikuti
kegiatan timbang terima,
kepala ruang atau ketua tim
75
tidak hadir karena ada acara
tertentu.
.2 Selasa, 22 Supervisi Kegiatan supervisi 22-24
Desember pemeriksaan Tanda-tanda vital Desember
2020 dan injeksi telah dilakukan 2020,
oleh kelompok dengan Kepala
menggunakan SOP pada saat ruangan: Zidni
melakukan pemeriksaan TTV. Ilman N
Simulasi dilakukan oleh yang A.md.Kep
bertanggung jawab menjadi
kepala ruang pada hari itu dan
di implementasikan oleh yang
bertugas menjadi Perawat
Pelaksana hari itu juga.
3 Selasa, 22 Discharge Discharge Planning dilakukan 22-24
Desember Planning oleh kelompok setiap pasien Desember
2020 akan pulang dengan format 2020,
Discharge Planning yang telah Kepala
di diskusikan oleh kelompok ruangan: Zidni
dengan komponen antara lain: Ilman N
a. Data umum (Nama, Alamat, A.md.Kep
jenis kelamin, diagnosa
medis)
b. Dipulangkan dari PKM
dengan keadaan (Sembuh,
Meneruskan dengan obat
jalan, Di rujuk, pulang
paksa, meninggal).
c. Kontrol (waktu dan tempat
kontrol)
d. Aturan Diet makanan /
Nutrisi
76
e. Obat-obatan yang masih
diminum dan jumblahnya.
f. Aktifitas dan istirahat
g. Yang dibawa pulang (hasil
pemeriksaan laboratorium,
obat-obatan, hasil EKG,
USG, dll)
h. Lain-lain.
4 Selasa, 22 Pendokument Kelompok melakukan 22-24
Desember asian Asuhan pendokumentasian asuhan Desember
2020 Keperawatan keperawatan mulai dari pasien 2020,
datang hingga pasien Kepala
dipulangkan dengan dengan ruangan: Zidni
format pendokumentasian: Ilman N
a. Hari dan tanggal A.md.Kep
b. Nama dan alamat pasien
c. Keluhan utama
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
f. Indikator (NOC)
g. Rencana tindakan (NIC)
h. Implementasi shift pagi dan
sore
i. Evaluasi shift pagi dan sore
(SOAP)
77
BAB 7
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
1. Pengkajian data diruang praktek manajemen memakai alat kuesioner,
wawancara dan observasi dan dari hasil analisis ditemukan masalah yang
perlu dilakukan diruangan antara lain:
a Materi timbang terima berfokus pada masalah keperawatan dengan
menyebutkan nama, diagnosis, keluhan, tindakan yang dilakukan dan
akan dilakukan
b Dokumentasi keperawatan lengkap
c Supervisi secara formal pernah dilakukan tetapi belum optimal dalam
pendokumentasian
d Discharge planning sudah dilakukan pada saat pasien pulang
2. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model
modifikasi TIM yang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana.
3. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standart operasional
prosedur dengan rutinitas kegiatan antara lain Operan, Pre Conference,
Post Conference, Ronde Keperawatan, Supervisi Keperawatan, Discharge
Planning dan Dokumentasi Keperawatan.
4. Kegiatan evaluasi untuk kegiatan managemen dengan beberapa standart
anatara lain BOR Pada tanggal 14-16 Desember 2020 di ruang Zaal
selama 3 hari presentasi tempat tidur di ruang Zaal adalah sebesar 10% ,
AvLOS rata-rata 2 hari, TOI adalah 21 hari.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas disarankan kepada :
1. Pimpinan atau kepala
a. Memberikan dukungan dan reward serta kemudahan bagi profesi
keperawatan untuk mengembangkan karir dan pendidikan
78
berkelanjutan ke D3 dan S1 keperawatan yang diperlukan diruang
MPKP.
2. Sub Departemen Keperawatan
a Melakukan supervisi secara teratur keruangan agar kemampuan sudah
terbentuk menjadi budaya kerja yang harus dipertahankan dan
ditingkatkan, memberi pujian terhadap hasil yang telah dicapai untuk
meningkatkan motivasi dan kualitas kerja perawat.
b Memberikan pengkayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan
terutama pada fungsi pengawasan.
3. Kepala ruangan dan Katim
a Kepala ruangan dan ketua tim hendaknya melakukan bimbingan
kepada perawat pelaksana untuk pembuatan rencana harian dan
dokumentasi asuhan keperawatan.
b Melakukan audit keperawatan secara berkala pada pasien yang akan
pulang atau dalam proses perawatan.
c Melakukan supervisi tingkat ruang sesuai dengan acuan yang ada yang
telah ditentukan oleh direksi Puskesmas
4. Perawat pelaksana
a Membudayakan kegiatan yang telah diajarkan dan menjadikan suatu
rutinitas kegiatan.
b Membudayakan membaca dan menulis asuhan keperawatan pasien
c Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk menunjang
profesionalisme perawat.
5. Mahasiswa praktek yang akan datang diharapkan dapat memantau hasil
residence terdahulu khususnya di ruang rawat inap percontohan MPKP
dan menambah kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan seperti :
rencana mingguan, bulanan, dan ronde keperawatan dan menyempurnakan
format pengkajian dan intervensi yang sudah ada.
79
DAFTAR PUSTAKA
Potter, A.P. & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi Keempat. Jakarta: EGC.
80
Lampiran 1 : SOP Timbang Terima
SOP Timbang Terima
No Dokumen Tanggal di Ditetapkan Oleh
tetapkan
81
Prosedur Nurse Station
1. Kedua kelompk dinas sudah siap (sif jaga)
2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima
4. Penyampaian yangjelas, singkat, dan padat oleh perawat jaga
(NIC)
5. Perawat jaga sif selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimkan dan berhak menanyakan megenai hal-hal yang
kurang jelas.
Di Bed Pasien
6. Kepala ruangan menyampaikan salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien
7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal penting lainnya selama masa
perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
Post-timbang 1. Diskusi
terima 2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat
itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruang.
3. Ditutup oleh KARU
Hal – hal yang 1. Dilakanakan tepat pada waktu pergantian sif
perlu 2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP)
diperhatikan 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistemik, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
82
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume
suara cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar
sesuatu yang rahasia bagi pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock
sebaiknya dibicarakan di nurse station
83
Lampiran 2 : Kuisioner Kepuasan
Petunjuk pengisian
a. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cara berilah tanda (√),
pada kolom yang telah ada.
b. Berilah respon dan jawaban yang benar-benar sesuai dengan diri anda
sekarang.
c. Jawaban yang anda berikan akan sangat membantu saya.
Keterangan
Pernyataan positif Pernyataan negatif
1= Sangat Tidak Puas 1 = Sangat Puas
2 = Tidak Puas 2 = Puas
3 = Puas 3 = Tidak Puas
4 = Sangat Puas 4 = Sangat Tidak Puas
No Karakteristik 1 2 3 4
1 Perawat menawarkan bantuan saat pasien kesulitan
84
6 Perawatmemberikan pelayanan sesuai keinginan
perawat
85
21 Perawat menjelaskan peraturan yang berlaku selama
rawat inap
25
Perawat menjelaskan fasilitas yang ada di rawat inap
Total
Kunci soal :
Pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 15, 21, 22, 24,
dan 25
Pernyataan negatif terdapat pada nomor 6, 7, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, dan 23
86