Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN ASKEP KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN
DIANGNOSA CHRONIC RENAL FAILURE
DI RUANG HEMODALISA
PALANGKA RAYA

Disusun Oleh :

Jefri Gustinus
2017.C.09a.0846

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Jefri Gustinus

NIM : 2017.C.09a.0846

Prodi : Sarjana Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn.A Dengan Diangnosa Chronic


Renal Failure Di Ruang Hemodalisa Palangka Raya

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan


Praktik Pra Klinik Keperawatan IV Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Kristinawaty, S.Kep, Ners

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Pada Tn.A Dengan Diangnosa Chronic Renal Failure Di Ruang
Hemodalisa Palangka Raya

dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan


pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai penyakit Chronic Renal Failure.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya Saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan Saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan.

Palangka raya, 03 Oktober 2020

ii
iii
DAFTAR PUSTAKA

COVER................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................3
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN CRF (CHRONIC RENAL FAILURE)....5
1.1.1 Pengertian.............................................................................................................5
1.1.2 Etiologi.................................................................................................................5
1.1.3 Tanda dan gejala..................................................................................................6
1.1.4 Patofisiologi.........................................................................................................8
1.1.5 Patway...................................................................................................................9
1.1.6 Komplikasi.........................................................................................................10
1.1.7 Pemeriksaan penunjang....................................................................................10
1.1.8 Penatalaksanaan keperawatan..........................................................................11
1.1.9 Asuhan keperawatan.........................................................................................12
1.1.10 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul...............................................13
1.1.11 Rencana keperawatan........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
LAPORAN
PENDAHULUAN
1.1 DEFINIS
1.1.1 Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit,
sehingga timbul gejala uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah).
1.1.2 Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten
(menetap) dan irreversible atau tidak dapat pulih kembali. (Mansjoer,
2000).
1.1.3 Gagal ginjal kronik merupakan penyimpangan progresif fungsi ginjal yang
tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolik cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang
mengakibatkan uremia. (Baughman & Hackley, 2000).

1.2 ETIOLOGI

Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :


1.2.1 Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
1.2.2 Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
1.2.3 Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
1.2.4 Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis
sitemik)
1.2.5 Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal)
1.2.6 Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
1.2.7 Nefropati toksik
1.2.8 Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
(Price & Wilson, 1994)

1
Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis
dapat dibagi dalam 2 kelompok :

2
3

1.2.1.1 Penyakit parenkim ginjal


-Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal
polikistik, Tbc ginjal
-Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal,
Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, Dm
-Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat,Batu saluran kemih,
Refluks ureter,
1.2.1.2 Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan
-Infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk
-Obstruksi saluran kemih
-Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama
-Scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal

1.3 TANDA DAN GEJALA


1.3.1 Manifestasi klinik  antara lain (Long, 1996 : 369):
- Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
- Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal
atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
1.3.2 Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi,
(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin -  angiotensin
– aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan
berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
1.3.3 Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
1.3.3.1 Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effuse
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama
4

1.3.3.2 jantung dan edema.


1.3.3.3 Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
1.3.3.4 Gangguan  gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan
perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
1.3.3.5 Gangguan  musculoskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ),
burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki
), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
1.3.3.6 Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat
penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
1.3.3.7 Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic
lemak dan vitamin D.
1.3.3.8 Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium
dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
1.3.3.9 System hematologic
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,
sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang,
hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia
toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

1.4 PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
5

Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang


meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR /
daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai
¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih
besar dari pada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai
poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah
banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai
15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)

            Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang


normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
6
7

1.5 FATWAY

Infeksi Vaskuler Zat toksik Obstruksi saluran kemih


Reaksi antigen arterosklerosis tertimbun di ginjal retensi urine batu besar dan iritasi/cidera
antibodi suplai darah ginjal turun kasar jaringan
Menekan saraf hematuria
GFR turun perifer anemia
Gagal Ginjal Kronik nyeri pinggang

Sekresi protein terganggu retensi Na Sekresi eritropoitis turun


Resiko gangguan
Sindrom uremia urokrom total CES naik suplai nutrisi dalam produksi Hb turun
nutrisi
perpospatemia gangguan tertimbun di kulit tekanan darah turun oksihemoglobin turun
pruritus keseimbangan perubahan warna kapiler naik Gangguan perfusi suplai O2 turun Intoleransi
jaringan aktivitas
asam basa kulit volume interstisial naik
Gangguan
integritas kulit produksi asam naik edema payah jantung kiri bendungan atrium kiri naik
asam lambung naik (kelebihan volume cairan) COP turun kapiler paru naik
nausea, vomitus iritasi lambung preload naik aliran darah ginjal suplai O2 suplai O2 ke edema paru
infeksi perdarahan beban jantung naik turun jaringan turun otak turun
Resiko gangguan Gangguan
nutrisi gastritis hematemesis melena hipertrofi ventrikel kiri re tensi Na & H2O naik metab. Anaerob sinkop pertukaran gas

mual, muntah anemia Kelebihan timbunan as. laktat naik fatigue, nyeri sendi Intoleransi
volume cairan aktivitas
8

WOC CHRONIC RENAL FAILURE


9

infeksi penyakit peradangan,penyakit vaskuler hipertensipf


gangauan heridinter dan congenital, ganguan metabolic ,
nefropatin toksik dan nefropati obstruksi

kerusakan/kegagalan tubulus dan gromelus

penurunan fungsi nefrone

GFR menurun
MRNUR
BUN Kreatinin

GGK
10
11

1.6 KOMPLIKASI
1.6.1 Hipertensi
1.6.2 Hiperkalemia
1.6.3 Anemia
1.6.4 Asidosis metabolic
1.6.5 Osteodistropi ginjal
1.6.6 Sepsis
1.6.7 Neuropati perifer
1.6.8 Hiperuremia
1.6.9 Oedem Pulmonal
1.6.10 penyakit tulang
1.6.11 prerikarditis
(Smeltzer & Bare, 2001)

1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu


pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara
lain :
1.8.1 Pemeriksaan lab.darah
-     hematologi
      Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
-    RFT ( renal fungsi test )
      ureum dan kreatinin
-     LFT (liver fungsi test )
-     Elektrolit
      Klorida, kalium, kalsium
-     koagulasi studi
      PTT, PTTK
-     BGA
1.8.2 Urine
-   urine rutin
-   urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
1.8.3 pemeriksaan kardiovaskuler
-    ECG
12

-    ECO
1.8.4 Radidiagnostik
-    USG abdominal
-    CT scan abdominal
-    BNO/IVP, FPA
-    Renogram
-    RPG ( retio pielografi )

1.8 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
1.8.1 Konservatif
-   Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
-   Observasi balance cairan
-   Observasi adanya odema
-   Batasi cairan yang masuk
1.8.2 Dialysis
-          peritoneal dialysis
      biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
      Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut  adalah
CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )  
-          Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan
mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk
mempermudah maka dilakukan :
-          AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
-          Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
1.8.3 Operasi
-          Pengambilan batu
-          transplantasi ginjal

1.9 ASUHAN KEPERAWATAN


1.9.1 Pengkajian
Aktifitas dan Istirahat
Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur
13

Kelemahan otot dan tonus, penurunan ROM


1.9.2 Sirkulasi
Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada
Peningkatan JVP, tachycardia, hipotensi orthostatic, friction rub
1.9.3 Integritas Ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan
Menolak, cemas, takut, marah, irritable
1.9.4 Eliminasi
Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna urin, urin pekat warna
merah/coklat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung
1.9.5 Makanan/Cairan
Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual,
muntah, rasa logam pada mulut, asites
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan
1.9.6 Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan
Gangguan status mental,penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilangan memori, kacau, penurunan
1.9.7 tingkat kesadaran, koma
Nyeri/Kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
Distraksi, gelisah
1.9.8 Pernafasan
Pernafasan Kussmaul (cepat dan dangkal), Paroksismal Nokturnal Dyspnea (+)
Batuk produkrif dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal
1.9.9 Keamanan
Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi), petekie, ekimosis,
fraktur tulang, deposit fosfat kalsieum pada kulit, ROM terbatas
1.9.10 Seksualitas
Penurunan libido, amenore, infertilitas
1.9.11 Interaksi Sosial
Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya
(Doengoes, 2000)
14

1.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1.9.1 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet
berlebihan dan retensi cairan serta natrium
1.9.2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan memberan mukosa
mulut
1.9.3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah
dan produk dialysis
1.9.4 Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan /pengobatan berhubungan
dengan kurang informasi
15

1.10 RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Kelebihan Volume Cairan NOC : NIC :

v  Electrolit and acid base balance Fluid management

Definisi : Retensi cairan isotomik meningkat v  Fluid balance ·   Timbang popok/pembalut jika diperlukan

Batasan karakteristik : v  Hydration ·   Pertahankan catatan intake dan output yang
akurat
     Berat badan meningkat pada waktu yang
singkat ·   Pasang urin kateter jika diperlukan
Kriteria Hasil:
          Asupan berlebihan dibanding output ·   Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi
v  Terbebas dari edema, efusi, anaskara
cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
          Tekanan darah berubah, tekanan arteri
v  Bunyi nafas bersih, tidak ada
pulmonalis berubah, peningkatan CVP ·   Monitor status hemodinamik termasuk CVP,
dyspneu/ortopneu
MAP, PAP, dan PCWP
          Distensi vena jugularis
v  Terbebas dari distensi vena jugularis,
·   Monitor vital sign
          Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak reflek hepatojugular (+)
nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales ·   Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
v  Memelihara tekanan vena sentral,
atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural (cracles, CVP , edema, distensi vena leher,
tekanan kapiler paru, output jantung
effusion asites)
dan vital sign dalam batas normal
16

          Hb dan hematokrit menurun, perubahan v  Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau ·   Kaji lokasi dan luas edema
elektrolit, khususnya perubahan berat jenis kebingungan
·   Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
          Suara jantung SIII v  Menjelaskanindikator kelebihan cairan intake kalori harian

          Reflek hepatojugular positif ·   Monitor status nutrisi

          Oliguria, azotemia ·   Berikan diuretik sesuai interuksi

          Perubahan status mental, kegelisahan, ·   Batasi masukan cairan pada keadaan
kecemasan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l

·   Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih


Faktor-faktor yang berhubungan :
muncul memburuk
          Mekanisme pengaturan melemah

          Asupan cairan berlebihan


Fluid Monitoring
          Asupan natrium berlebihan
·   Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminaSi

·   Tentukan kemungkinan faktor resiko dari


ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal, gagal jantung,
17

diaporesis, disfungsi hati, dll )

·   Monitor berat badan

·   Monitor serum dan elektrolit urine

·   Monitor serum dan osmilalitas urine

·   Monitor BP, HR, dan RR

·   Monitor tekanan darah orthostatik dan


perubahan irama jantung

·   Monitor parameter hemodinamik infasif

·   Catat secara akutar intake dan output

·   Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem


perifer dan penambahan BB

·   Monitor tanda dan gejala dari odema

·   Beri obat yang dapat meningkatkan output


urin

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh
v  Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutrition Management
18

v  Nutritional Status : nutrient Intake § Kaji adanya alergi makanan

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk v  Weight control § Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
keperluan metabolisme tubuh. jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
Kriteria Hasil :
pasien.
v  Adanya peningkatan berat badan sesuai
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik : dengan tujuan
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
-    Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal v  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
dan vitamin C
badan
-    Dilaporkan adanya intake makanan yang
§ Berikan substansi gula
kurang dari RDA (Recomended Daily v  Mampumengidentifikasi kebutuhan
Allowance) nutrisi § Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
-    Membran mukosa dan konjungtiva pucat v  Tidak ada tanda tanda malnutrisi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah
-    Kelemahan otot yang digunakan untuk v  Menunjukkan peningkatan fungsi
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
menelan/mengunyah pengecapan dari menelan
§ Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
-    Luka, inflamasi pada rongga mulut v  Tidak terjadi penurunan berat badan
makanan harian.
yang berarti
-    Mudah merasa kenyang, sesaat setelah
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
mengunyah makanan
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-    Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
19

makanan § Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan


nutrisi yang dibutuhkan
-    Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa

-    Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah


makanan Nutrition Monitoring

-    Miskonsepsi § BB pasien dalam batas normal

-    Kehilangan BB dengan makanan cukup § Monitor adanya penurunan berat badan

-    Keengganan untuk makan § Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
-    Kram pada abdomen
§ Monitor interaksi anak atau orangtua selama
-    Tonus otot jelek
makan
-    Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
§ Monitor lingkungan selama makan
-    Kurang berminat terhadap makanan
§ Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
-    Pembuluh darah kapiler mulai rapuh selama jam makan

-    Diare dan atau steatorrhea § Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

-    Kehilangan rambut yang cukup banyak § Monitor turgor kulit


(rontok)
§ Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
20

-    Suara usus hiperaktif patah

-    Kurangnya informasi, misinformasi § Monitor mual dan muntah

§ Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan


kadar Ht
Faktor-faktor yang berhubungan :
§ Monitor makanan kesukaan
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi § Monitor pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan faktor biologis,
§ Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
psikologis atau ekonomi.
jaringan konjungtiva

§ Monitor kalori dan intake nuntrisi

§ Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik


papila lidah dan cavitas oral.

§ Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Intoleransi aktivitas b/d fatigue NOC : NIC :

Definisi : Ketidakcukupan energu secara v  Energy conservation Energy Management


fisiologis maupun psikologis untuk
v  Self Care : ADLs v    Observasi adanya pembatasan klien dalam
21

meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang Kriteria Hasil : melakukan aktivitas


diminta atau aktifitas sehari hari.
v  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa v    Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan
Batasan karakteristik : disertai peningkatan tekanan darah, terhadap keterbatasan
nadi dan RR
a.       melaporkan secara verbal adanya kelelahan v    Kaji adanya factor yang menyebabkan
atau kelemahan. v  Mampu melakukan aktivitas sehari hari kelelahan
(ADLs) secara mandiri
b.      Respon abnormal dari tekanan darah atau v    Monitor nutrisi dan sumber energi
nadi terhadap aktifitas tangadekuat

c.       Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia v    Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
atau iskemia dan emosi secara berlebihan

d.      Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat v    Monitor respon kardivaskuler terhadap
beraktivitas. aktivitas

v    Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat


pasien
Faktor factor yang berhubungan :

         Tirah Baring atau imobilisasi


Activity Therapy
         Kelemahan menyeluruh
v    Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
         Ketidakseimbangan antara suplei oksigen
Medik dalammerencanakan progran terapi yang
22

dengan kebutuhan tepat.

         Gaya hidup yang dipertahankan. v    Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan

v    Bantu untuk memilih aktivitas konsisten


yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi
dan social

v    Bantu untuk mengidentifikasi dan


mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan

v    Bantu untuk mendpatkan alat bantuan


aktivitas seperti kursi roda, krek

v    Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang


disukai

v    Bantu klien untuk membuat jadwal latihan


diwaktu luang

v    Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi


kekurangan dalam beraktivitas
23

v    Sediakan penguatan positif bagi yang aktif


beraktivitas

v    Bantu pasien untuk mengembangkan


motivasi diri dan penguatan

v    Monitor respon fisik, emoi, social dan


spiritual

Kurang pengetahuan NOC : NIC :

v  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process

Definisi : v  Kowledge : health Behavior § Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan


pasien tentang proses penyakit yang spesifik
Tidak adanya atau kurangnya informasi Kriteria Hasil :
kognitif sehubungan dengan topic spesifik. § Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
v  Pasien dan keluarga menyatakan
bagaimana hal ini berhubungan dengan
pemahaman tentang penyakit, kondisi,
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
prognosis dan program pengobatan
Batasan karakteristik : memverbalisasikan
§ Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti v  Pasien dan keluarga mampu
pada penyakit, dengan cara yang tepat
instruksi, perilaku tidak sesuai. melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar § Gambarkan proses penyakit, dengan cara
24

Faktor yang berhubungan : keterbatasan v  Pasien dan keluarga mampu menjelaskan yang tepat
kognitif, interpretasi terhadap informasi yang kembali apa yang dijelaskan
§ Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
salah, kurangnya keinginan untuk mencari perawat/tim kesehatan lainnya.
cara yang tepat
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber
informasi. § Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat

§ Hindari jaminan yang kosong

§ Sediakan bagi keluarga atau SO informasi


tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat

§ Diskusikan perubahan gaya hidup yang


mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit

§ Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

§ Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau


mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat atau diindikasikan
25

§ Eksplorasi kemungkinan sumber atau


dukungan, dengan cara yang tepat

§ Rujuk pasien pada grup atau agensi di


komunitas lokal, dengan cara yang tepat

§ Instruksikan pasien mengenai tanda dan


gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
26
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2, EGC, Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC

Doenges E,  Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta :
EGC

Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis


Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta.: Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai