A DENGAN
DIANGNOSA CHRONIC RENAL FAILURE
DI RUANG HEMODALISA
PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
Jefri Gustinus
2017.C.09a.0846
NIM : 2017.C.09a.0846
Pembimbing Akademik
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Pada Tn.A Dengan Diangnosa Chronic Renal Failure Di Ruang
Hemodalisa Palangka Raya
ii
iii
DAFTAR PUSTAKA
COVER................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................3
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN CRF (CHRONIC RENAL FAILURE)....5
1.1.1 Pengertian.............................................................................................................5
1.1.2 Etiologi.................................................................................................................5
1.1.3 Tanda dan gejala..................................................................................................6
1.1.4 Patofisiologi.........................................................................................................8
1.1.5 Patway...................................................................................................................9
1.1.6 Komplikasi.........................................................................................................10
1.1.7 Pemeriksaan penunjang....................................................................................10
1.1.8 Penatalaksanaan keperawatan..........................................................................11
1.1.9 Asuhan keperawatan.........................................................................................12
1.1.10 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul...............................................13
1.1.11 Rencana keperawatan........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAPORAN
PENDAHULUAN
1.1 DEFINIS
1.1.1 Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit,
sehingga timbul gejala uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah).
1.1.2 Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten
(menetap) dan irreversible atau tidak dapat pulih kembali. (Mansjoer,
2000).
1.1.3 Gagal ginjal kronik merupakan penyimpangan progresif fungsi ginjal yang
tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolik cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang
mengakibatkan uremia. (Baughman & Hackley, 2000).
1.2 ETIOLOGI
1
Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis
dapat dibagi dalam 2 kelompok :
2
3
1.4 PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
5
1.5 FATWAY
mual, muntah anemia Kelebihan timbunan as. laktat naik fatigue, nyeri sendi Intoleransi
volume cairan aktivitas
8
GFR menurun
MRNUR
BUN Kreatinin
GGK
10
11
1.6 KOMPLIKASI
1.6.1 Hipertensi
1.6.2 Hiperkalemia
1.6.3 Anemia
1.6.4 Asidosis metabolic
1.6.5 Osteodistropi ginjal
1.6.6 Sepsis
1.6.7 Neuropati perifer
1.6.8 Hiperuremia
1.6.9 Oedem Pulmonal
1.6.10 penyakit tulang
1.6.11 prerikarditis
(Smeltzer & Bare, 2001)
- ECO
1.8.4 Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )
Definisi : Retensi cairan isotomik meningkat v Fluid balance · Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Batasan karakteristik : v Hydration · Pertahankan catatan intake dan output yang
akurat
Berat badan meningkat pada waktu yang
singkat · Pasang urin kateter jika diperlukan
Kriteria Hasil:
Asupan berlebihan dibanding output · Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi
v Terbebas dari edema, efusi, anaskara
cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
Tekanan darah berubah, tekanan arteri
v Bunyi nafas bersih, tidak ada
pulmonalis berubah, peningkatan CVP · Monitor status hemodinamik termasuk CVP,
dyspneu/ortopneu
MAP, PAP, dan PCWP
Distensi vena jugularis
v Terbebas dari distensi vena jugularis,
· Monitor vital sign
Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak reflek hepatojugular (+)
nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales · Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
v Memelihara tekanan vena sentral,
atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural (cracles, CVP , edema, distensi vena leher,
tekanan kapiler paru, output jantung
effusion asites)
dan vital sign dalam batas normal
16
Hb dan hematokrit menurun, perubahan v Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau · Kaji lokasi dan luas edema
elektrolit, khususnya perubahan berat jenis kebingungan
· Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
Suara jantung SIII v Menjelaskanindikator kelebihan cairan intake kalori harian
Perubahan status mental, kegelisahan, · Batasi masukan cairan pada keadaan
kecemasan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk v Weight control § Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
keperluan metabolisme tubuh. jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
Kriteria Hasil :
pasien.
v Adanya peningkatan berat badan sesuai
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik : dengan tujuan
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal v Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
dan vitamin C
badan
- Dilaporkan adanya intake makanan yang
§ Berikan substansi gula
kurang dari RDA (Recomended Daily v Mampumengidentifikasi kebutuhan
Allowance) nutrisi § Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat v Tidak ada tanda tanda malnutrisi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah
- Kelemahan otot yang digunakan untuk v Menunjukkan peningkatan fungsi
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
menelan/mengunyah pengecapan dari menelan
§ Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
- Luka, inflamasi pada rongga mulut v Tidak terjadi penurunan berat badan
makanan harian.
yang berarti
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
mengunyah makanan
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
19
- Kehilangan BB dengan makanan cukup § Monitor adanya penurunan berat badan
- Keengganan untuk makan § Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
- Kram pada abdomen
§ Monitor interaksi anak atau orangtua selama
- Tonus otot jelek
makan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
§ Monitor lingkungan selama makan
- Kurang berminat terhadap makanan
§ Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh selama jam makan
- Diare dan atau steatorrhea § Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
c. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia v Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
atau iskemia dan emosi secara berlebihan
d. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat v Monitor respon kardivaskuler terhadap
beraktivitas. aktivitas
Gaya hidup yang dipertahankan. v Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Faktor yang berhubungan : keterbatasan v Pasien dan keluarga mampu menjelaskan yang tepat
kognitif, interpretasi terhadap informasi yang kembali apa yang dijelaskan
§ Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
salah, kurangnya keinginan untuk mencari perawat/tim kesehatan lainnya.
cara yang tepat
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber
informasi. § Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2, EGC, Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta.: Balai Penerbit FKUI