Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Metodologi Keperawatan
Dosen Pengampu: Bapak Mugi Hartoyo, MN

Disusun oleh:
Kelompok 6

Jihan Syifa Syauqiyah P1337420122064


Marcela Wahyu Mahaswari P1337420122073
Nadia Fajri Laela Kharimah P1337420122078
Lutfi Fajar Anshori P1337420122084
Dhea Finitadewi Saputri P1337420122100
Refi Aulia Sari P1337420122101
KELAS A2
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Mugi Hartoyo, MN
sebagai dosen pengampu mata kuliah Metodologi Keperawatan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 27 Januari 2023

Kelompok 6

II
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Implementasi Keperawatan………………………........ 3
2.2 Respon Pasien Terhadap Tindakan Keperawatan……………….... 6
2.3 2.3 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia atau SIKI……….. 7
2.4 Nursing Intervensi Classification / NOC………………………..... 9
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………... 12
3.2 Saran………………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA 13

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktik asuhan keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-
solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan klien ataupun keluarga. Proses keperawatan terdiri dari
lima tahap yang saling berhubungan. Tahap-tahap tersebut antara lain yaitu
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap-tahap tersebut
berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan. Salah satu dari tahapan-
tahapan tersebut adalah implementasi atau pelaksanaan keperawatan.
Pada saat melakukan implementasi, perawat harus melaksanakan hasil dari
rencana keperawatan yang di lihat dari diagnosa keperawatan. Tujuan dari adanya
pelaksanaan tersebut adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif,
maksudnya dengan cara mengumpulkan sebanyak mungkin data untuk dianalisis.
Tujuan pengumpulan data sebanyak-banyaknya yaitu dengan Literature review ini
dengan menganalisis yang berfokus pada pentingnya implementasi keperawatan
dalam mengoptimalkan asuhan keperawatan. Implemetasi keperawatan adalah
serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan
anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien dengan
perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan
mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka didapatkan beberapa rumusan
masalah dalam pembahasan implementasi keperawatan yakni sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Implementasi Keperawatan?
2. Bagaimana respon pasien terhadap tindakan keperawatan?

1
3. Bagaimana penjelasan mengenai Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
atau SDKI?
4. Bagaimana penjelasan mengenai Nursing Intervensi Classification atau NOC?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan penjabaran dari rumusan masalah diharapkan nantinya akan lebih
memahami aspek-aspek tersebut. Tujuan penulisan ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian luas mengenai Implementasi Keperawatan.
b. Untuk memahami bagaimana respon pasien terhadap tindakan atau asuhan
keperawatan yang diberikan.
c. Untuk memahami mengenai Standar Intervensi Keperawatan Indonesia atau
SDKI.
5. Untuk memahami mengenai Nursing Intervensi Classification atau NOC.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
mereka kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan dan pengobatan serta tindakan untuk memperbaiki kondisi dan
pendidikan untuk klien dan keluarga atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yang muncul dikemudian hari. Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepada kebutuhan klien serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi.
Implementasi keperawatan adalah kegiatan yang mengkoordinasikan aktivitas pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi dan mencatat respon
pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nettina, 2002). Jadi,
implemetasi keperawatan secara singkatnya adalah serangkaian perilaku perawat
yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria
hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Tujuan dari implementasi keperawatan yaitu membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Melaksanakan hasil dari
rencana keperawatan untuk selanjutnya di evaluasi untuk mengetahui kondisi
kesehatan pasien dalam waktu singkat, untuk mempertahankan daya tahan tubuh,
untuk mencegah komplikasi, untuk menemukan perubahan system tubuh, untuk
memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien, dan untuk mengimplementasi pesan
dari dokter.

3
Tipe implementasi keperawatan secara garis besar dibagi menjadi tiga
kategori dari implementasi keperawatan (Craven dan Hirnle, 2000) sebagai berikut :

a. Cognitive implementations yaitu meliputi pengajaran atau pendidikan,


menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari
mereka, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi,
memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi
penampilan klien dan keluarga, dan menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan.

b. Interpersonal implementations yaitu meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan,


meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan
jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual,
bertindak sebagai advokasi klien,dan sebagai role model.

c. Technical implementations yaitu meliputi pemberian perawatan kebersihan


kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data
dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan mandiri, dan kolaborasi, dan rujukan.

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, yakni


sebagai berikut:

a. Independent implementations adalah implementasi yang diprakarsai sendiri


oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai
dengan kebutuhan klien, misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily
living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan
kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan
klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.

b.Dependent implementations adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan


dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan lain-lain,

4
misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan apa yang telah
disarankan oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran
dari bagian fisioterapi.
c.Interdependen atau Collaborative implementations adalah tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya, seperti dokter. Misalnya ketika pemberian obat oral, obat
injeksi, infus, kateter urin, NGT, dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan
kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan
efek samping merupakan tanggung jawab dokter tetapi benar obat, ketepatan
jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan
ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian obat merupakan
tanggung jawab perawat.
Ada tiga prinsip pedoman implementasi keperawatan (Haryanto,2007), yaitu sebagai
berikut :

a. Mempertahankan keamanan klien, maksudnya keamanan dengan fokus utama


dalam melakukan tindakan. Oleh karena, tindakan yang membahayakan tidak
hanya dianggap sebagai pelanggaran etika standar keperawatan professional,
melainkan juga merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dapat
ditutut.

b.Memberikan asuhan yang efektif yaitu memberiakan asuhan sesuai dengan


yang harus dilakukan. Semakin baik pengetahuan dan pengalaman seorang
perawat, maka semakin efektif asuhan yang diberikan kepada pasien.

c. Memberikan asuhan seefisien mungkin dengan memberikan asuhan yang


efisien berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat mengunakan waktu
sebaik mungkin sehingga dapat menyelesaikan masalah kilen.

5
2.2 Respon Pasien Terhadap Tindakan Keperawatan
Kembali lagi dengan pengertian awal implementasi keperawatan itu seperti
apa. Implementasi keperawatan adalah serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria
hasil yang telah ditentukan.
Sedangkan respons pasien adalah pengaruh dari intervensi atau implementasi
keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil. Dalam
menentukan respon pasien diperlukan dokumentasi. Dokumentasi dalam catatan
perawatan kesehatan terdiri atas deskripsi tindakan yang diimplementasikan dan
respon pasien terhadap tindakan tersebut. Tindakan yang tidak diimplementasikan
juga dicatat disertai alasan. Kesan atau reaksi dari pasien setelah seorang perawat
mengamati aktivitas pasien dengan cara mengindra, menilai. Objek terbentuknya
sikap atau respon pasien terhadap objek tersebut dapat berupa sikap negatif ataupun
positif. Dapat disimpulkan bahwa pengertian respon sama halnya dengan tanggapan.
Menurut teori yang telah dikemukakan oleh Stellen Mchaffe respon dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Respon kognitif merupakan respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan
keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul
karena adanya perubahan terhadap apa yang dipahami oleh khalayak.
2. Respon afektifmerupakan respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan
menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya
perubahan pada apa yang disenangi khalayak pada sesuatu.
3. Respon konatif merupakan respon yang berhubungan dengan perilaku nyata,
meliputi tindakan atau kebiasaan.
Penulisan respon berdasarkan pada data pasien harus objektif dan bukan
merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini perawat mencatat apa yang dilihat
dengan sebenar-benarnya dari respon pasien pada saat merawat pasien. Perawat
mengobservasi respon pasien terhadap tindakan baik subjektif maupun objektif

6
dengan melihat bagaimana hasil atau reaksi dari tindakan yang telah perawat lakukan
kepada pasien tersebut.
Perawat mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan untuk
meninjau kembali data, diagnosis dan rencana keperawatan selanjutnya. Setelah
tindakan dilakukan, tiap intervensi dievaluasi berdasarkan respon pasien terhadap tiap
tindakan yang telah diimplementasikan dan mengacu atau berorientasi pada kriteria
hasil yang telah ditetapkan.

2.3 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia atau SIKI


Menurut Nursing Interventions Classification (NIC), intervensi keperawatan
merupakan perawatan yang dilakukan perawat berdasarkan penelitian klinis dan
pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcoem pasien atau klien. Intervensi
keperawatan harus spesifik dan pernyataannya jelas. Pengelompokkan seperti
bagaimana, kapan, dimana, frekuensi dan besarnya, menunjukkan isi dari aktivitas
yang direncanakan tersebut. Adapun tahapan perencanaan yang berfokus pada
memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasil, membuat instruksi
keperawatan dan mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan. Berikut tujuan
dilakukannya perencanaan asuhan keperawatan sebagai berikut :

a. Meningkatkan komunikasi antara pemberi asuhan keperawatan


b. Memberikan asuhan secara langsung dan didokumentasikan
c. Catatan dapat diperlukan untuk evaluasi, penelitian, dan aspek legal
d. Sebagai dokumentasi bukti untuk layanan asuransi

Selain tujuan perencanaan, intervensi keperawatan juga bermanfaat sebagai


penghubung kebutuhan klien, untuk menjelaskan intervensi kperawatan yang harus
dilakukan, untuk meningkatkan praktik keperawatan sehingga mendapatkan
pembahasan yang jelas, serta menjadi dasar pendekatan sistematis terhadap asuhan
keperawatan. Dalam sebuah rencana asuhan keperawatan terdapat tiga komponen
penting antara lain :

7
a. Diagnosis keperawatan atau masalah yang diprioritaskan
b. Kriteria hasil, yaitu apa hasil yang diharapkan dan kapan anda ingin
mengetahui hasil yang diharapkan
c. Intervensi, yaitu apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujua atau
kriteria hasil.

Klasifikasi atau taksonomi intervensi keperawatan adalah sistem


pengelompokkan berdasarkan hierarki dari yang bersifat lebih umum/tingi ke lebih
khusus/rendah. Pengklasifikasikan intervensi keperawatan dimaksudkan untuk
memudahkan penelusuran intervensi keperawatan, memudahkan memahami beraneka
ragam intervensi keperawatan yang sesuai dengan area praktik/cabang disiplin ilmu
serta memudahkan pengkodean (coding) untuk penggunaan berbasis komputer.
Berikut langkah-langkah dalam membuat rencana asuhan keperawatan :

1. Menentukan urutan prioritas diagnosis keperawatan


2. Menentukan tujuan asuhan keperawatan
3. Menentukan rencana intervensi keperawatan

Tindakan-tindakan yang ada pada intervensi keperawatan antara lain :

1) Tindakan Observasi
Tindakan ini ditujukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data status
kesehatan pasien. Tindakan ini umumnya menggunakan kata-kata ‘periksa’ ,
‘identifikasi’ atau ‘monitor’.
2) Tindakan Terapeutik
Tindakan ini secara langsung berefek memulihkan status kesehatan pasien
atau dapat mencegah perburukan masalah kesehatan pasien. Tindakan ini
umumnya menggunakan kata-kata ‘berikan’ dan ‘lakukan’.
3) Tindakan Edukasi
Tindakan ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pasien merawat
dirinya dengan membantu pasien memperoleh perilaku baru yang dapat

8
mengatasi masalahnya. Umumnya menggunakan kata=kata ‘ajarkan’,
‘anjurkan’, atau ‘latih’.
4) Tindakan Kolaborasi
Tindakan ini membutuhkan kerjasama baik dengan perawat lain atau profesi
kesehatan lainnya. Tindakan ini hanya dilakukan jika perawat memerlukan
penanganan yang lebih lanjut, umunya menggunakan kata-kata ‘kolaborasi’,
‘rujuk’, atau ‘konsultasukan’.

2.4 Nursing Intervensi Classification / NOC

Nursing Outcome Classification (NOC) merupakan proses memberitahukan


status klien setelah dilakukan intervensi asuhan keperawatan. Standar kriteria hasil
dikembangkan guna mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada
semua area keperawatan dan semua klien yakni individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Nursing Outcome Classification mempunyai tujuh domain yaitu meliputi
fungsi kesehatan, fisiologi kesehatan, kesehatan psikososial, pengetahuan dan
perilaku kesehatan, persepsi kesehatan, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat.

Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan suatu respon pasien


terhadap tindakan keperawatan yang diberikan. NOC ini mengevaluasi hasil
pelayanan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Manfaat dari NOC
dalam implementasi keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan label dan ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif.

2. Sebagai hasil dari intervensi asuhan keperawatan.

3. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien dan dapat digunakan
perawat dan disiplin ilmu lain.

4. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan
umum.

9
5. Menggunakan skala guna mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi
kuantitatif.

NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar intervensi


diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang
mengurai pada aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistem yang
digunakan dalam berbagai diagnosa keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan.
NIC digunakan perawat pada semua spesialis dan semua area keperawatan
(McClokey and Bulecheck, 1996).

Nursing Interventions Classification (NIC) diperkenalkan untuk pertama kali


tahun 1987 dan menyusul Nursing Outcomes Classification (NOC) pada tahun
1991. Nursing Intervention Classification (NIC) digunakan disemua area
keperawatan dan spesialis. Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang
disasarkan kondisi klinik dan pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu
pasien mencapai hasil yang diharapkan. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah
terbaru mengapa tindakan itu yang diberikan. Alasan ilmiah dapat berupa
pengetahuan berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman praktik.
Rencana tindakan berupa: tindakan konseling atau psikoterapiutik, pendidikan
kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, terapi modalitas
keperawatan, perawatan berkelanjutan, tindakan kolaborasi (terapi somatic dan
psikofarmaka) dan lain-lain.

Bulecheck dan McClokey (1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah sebagai
berikut :

1. Membantu menunjukkan aksi perawat dalam pelayanan kesehatan.

2. Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk praktik


keperawatan.
10
3. Memudahkan dalam memilih intervensi keperawatan yang tepat.

4. Memudahkan komunikasi antara perawat kepada perawat lain dan penyedia


layanan kesehatan lainnya.

5. Memperbolehkan peneliti dalam menguji keefektifan dan biaya perawatan.

6. Memudahkan pengajaran pengambilan keputusan klinis bagi perawat yang


masih baru.

7. Membantu tenaga administrasi dalam perencanaan staf dan peralatan yang


dibutuhkan agar lebih efektif.

Adapun kelebihan NIC itu sendiri adalah :

1. Komprehensif

2. Berdasarkan riset.

3. Dikembangkan lebih didasarkan pada praktek yang telah ada.

4. Mempunyai kemudahan dalam menggunakan struktur organisasi (Domain, kelas,


intervensi, aktivitas).

5. Bahasa jelas, mudah dipahami, dan penuh arti klinik.

6. Dikembangkan oleh tim riset yang besar dan bermacam-macam tim.

7. Menjadi dasar pengujian.

8. Dapat dihubungkan dengan Diagnosa Keperawatan NANDA

9. Dapat dikembangkan bersama dengan NOC.

10. Diakui dan diterima secara nasional.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, implementasi keperawatan secara singkatnya adalah serangkaian
perilaku perawat yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim
kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan
perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan
mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.Kembali
lagi dengan pengertian awal implementasi keperawatan itu seperti apa.
Respons pasien adalah pengaruh dari intervensi atau implementasi
keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil. Dalam
menentukan respon pasien diperlukan dokumentasi. Kesan atau reaksi dari pasien
setelah seorang perawat adalah terbentuknya sikap negatif atau pun positif.
Intervensi keperawatan merupakan perawatan yang dilakukan perawat
berdasarkan penelitian klinis dan pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcoem
pasien atau klien. Intervensi keperawatan harus spesifik dan pernyataannya jelas.
Nursing Outcome Classification (NOC) merupakan proses memberitahukan
status klien setelah dilakukan intervensi asuhan keperawatan. Standar kriteria hasil
dikembangkan guna mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada
semua area keperawatan dan semua klien yakni individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

3.2 Saran
Sebagai seorang Perawat , kita diharapkan mampu memahami akan
implementas keperawatan yang merupakan serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan. Pemahaman
ini tentunya tidak dapat diperoleh tanpa adanya usaha untuk menggali lebih dalam
ilmu keperawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Sari, S. D. (t.thn.). Intervensi Keperawatan Berdasarkan NIC Sebagai Panduan


Perawat Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Pasien.

Soeryanda. Sekilas NANDA, NOC dan NIC. n.d.


https://soeryanda.wordpress.com/artikel/informatika-kesehatan/sekilas-nanda-
noc-dan-nic/.

Wilkinson, Judith M. Respon Pasien Terhadap Tindakan Keperawatan. September 2,


2022. https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-
kementerian-kesehatan-denpasar/keperawatan-jiwa/kelompok-12-metodologi-
keperawatan/33442329.

13

Anda mungkin juga menyukai