Anda di halaman 1dari 19

TUGAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN

“PROSES KEPERAWATAN (INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI)”

Disusun oleh:

Shintya Maharani Prasetya .D

( 203110152 )

1.A

DosenPembimbing :

Ns. Yessi Fadriyanti, S.Kep.M.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang Allah SWT anugerahkan kepada kita
sehingga penulis dapat menyusun tugas dengan judul “Proses Keperawatan (intervensi,
implementasi, evaluasi)”. Tugas ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Dokumentasi Keperawatan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang sudah mendukung


penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis
berharap supaya tugas ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis
sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami sangat terbuka
atas kritik dan saran positif dari pembaca.

Padang, 29 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..6
C. Tujuan ……….…………………………………………………………...……...6

BAB II PEMBAHASAN

A. Intervensi Keperawatan………………………………………………………….7
B. Implementasi Keperawatan……………………...………………………………10

C. Evaluasi Keperawatan…………...………………………………………………14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….….17
B. Saran……………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah
satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya,
penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada
klien.

Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama dengan klien dalam menentukan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
merumuskan diagnose, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan
serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien. Lalu
kelima proses tersebut didokumentasikan oleh perawat pada sebuah catatan keperawatan.

Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana
setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.
Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan
harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada
kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung-
jawabkanDengan demikian, semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunkan biaya
pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih tetap
menjadi tolak ukur utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan.

Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan


keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan
yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan
dan harapan klien.Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan
asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat
dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam
memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai
dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari
kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan
yang telah diberikan.

Menurut Potter&Perry(2005) menjelaskan proses keperawatan adalah satu pendekatan


untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan
asuhan. Secara umum, tujuan proses keperawatan adalah membuat kerangka konsep
berdasarkan kebutuhan individu dari klien, keluarga, dan, masyarakat (Carpenito dan Moyet
2007). Selain itu, dengan membuat proses keperawatan, seorang perawat akan menyelesaikan
suatu masalah secara sistematis dan logis sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas.
Proses keperawatan sangat penting karena berfungsi sebagai alat untuk mengenal masalah
pasien, menyusun perencanaan secara sistematik, melaksanakan tindakan dan menilai hasil
tindakan (Muhlisin, 2011 ).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa itu Intervensi Keperawatan ?
2. Jelaskan apa itu Implementasi Keperawatan ?
3. Jelaskan apa itu Evaluasi Keperawatan ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Intervensi Keperawatan


2. Untuk mengetahui Implementasi Keperawatan
3. Untuk mengetahui Evaluasi Keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Pengertian intervensi

Intervensi Keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan. Berdasarkan prioritas keperawatan contoh intervensi dari suatu kasus yaitu
bersihan jalan nafas efektif berhubungan dengan akumulasi secret. Penulis melakukan
rencana tindakan perawatan selama 1x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan
criteria hasil jalan nafas paten dengan nafas bersih, pernafasan bersih, suara paru fasekuler
(Wilkinson,2011). Intervensi atau rencana yang akan dilakukan monitor tanda-tanda vital
untuk mengetahui status kesehatan klien (suparman,2012). Pemeriksaan tanda-tanda vital
meliputi: tekanan darah, nadi, perifri, dan nadi apical (HR), pernafasan (RR), dan suhu tubuh.
Berikan fisioterapi dada untuk mengeluarkan secret, kolaborasi dengan dokter untuk
mempercepat proses penyembuhan (Riksani,2012).

2. Tujuan Intervensi

Tujuan dokumentasi perencanaan keperawatan keperawatan adalah :

a. Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok


b. Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
c. Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi Keperawatan
d. Untuk menyediakan kriteria klasifikasi klien
e. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
3. Tipe Instruksi yang Digunakan dalam Intervensi
1) Instruksi Diagnostik, mengkaji kemajuan klien kearah pencapaian kriteria hasil
dengan pemantauan aktivitas klien secara langsung. Instruksi diagnostic dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam upaya untuk mengisi informasi
yang kurang.
2) Instruksi Terapeutik, menunjukkan tidakan oleh perawat yang secara langsung
mengurangi, memperbaiki, mencegah eksaserbasi masalah.
3) Instruksi Penyuluhan, meningkatkan perawatan diri klien dengan membantu individu
memperoleh tingkahlaku baru yang mempermudah resolusi masalah klien.
4) Instruksi Rujukan, menekankan peran perawat sebagai coordinator dan manajer dalam
perawatan klien dalam anggota perawatan kesehatan.

4. Tipe-Tipe Intervensi Keperawatan

Menurut Walkinson (2007) intervensi keperawatan terdiri dari tiga tipe :

1) Intervensi mandiri ( independent intervention )

Tipe intervensi ini adalah tipe dimana perawat diijinkan untuk meresepkan, melakukan
atau mendelegasikan intervensi berdasarkan pada pengetahuan dan keterampilan perawat.

2) Intervensi ketergantungan ( dependent intervation)

Tipe intervensi ini adalah tipe dimana intervensi diresepkan oleh dokter dan dilakukan
oleh perawat. Medical order biasanya meliputi order untuk pengobatan, terapi IV, tes
diagnostic, penanganan, diet dan aktifitas. Perawat bertanggungjawab untuk menjelaskan,
mengkaji, kebutuhan untuk intervensi ini, dan melaksanakan medical orders.

3) Intervensi saling ketergantungan ( interdependent intervention )

Tipe intervensi ini juga disebut dengan collaborative yang dilakukan secara berkolaborasi
dengan anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya phsycal therapy, pekerja social, ahli gizi
dan dokter.Intervensi disini menggambarkan tanggung jawab yang overlapping.

5. Tahapan dalam Intervensi

Tahapan dalam intervensi (perencanaan) menurut (Flores,2009) adalah:

a) Harus melakukan pengkajian terlebih dahulu


b) Memprioritaskan masalah
c) Menetapkan tujuan
d) Menganalisis hambatan dan keterbatasan
e) Membuat jadwal kegiatan (menetapkan kegiatan,personil yanga terlibat, sarana dan
prasarana,dukungan financial, dan tahapan-tahapan).

6. Penulisan Intervensi Dalam Keperawatan

NO. Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriterian Hasil Intervensi

 21 Nov 2011 Gangguan mobilitas Fisik berhubungan dengan inflamasi pada lutut :
tidak mampu berdiri seimbang dengan kaki kiri. Untuk dapat Menyeimbangkan
fisik : berdiri seimbang dengan kaki kiri

1. Dapat menggunakan alat bantu selama seminggu

2. Berdiri tanpa ada bantuan asisten selama sebulan.

3.Mengajarkan klien bagaimana menggunakan alat bantu

4. Membimbing klien agar terlepas dari ketergantungan terhadap alat bantu.

7. Standar Intervensi Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengetahui masalah dan


meningkatkan kesehatan klien. Standar perencanaan terdiri dari kriteria stuktur, kriteria
proses, dan kriteria hasil.

1. Kriteria stuktur:

a) Tatanan praktek menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan


perencanaan.
b) Adanya mekanisme pencatatan sehingga dapat dikomunikasikan.
2. Kriteria proses:

a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan
keperawatan.
b. Bekerjasama dengan klient dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.
3. Kriteria hasil:
a) Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien.
b) Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan.
c) Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah di dapat
d) Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan.
B. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Pengertian Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &
Perry, 1997). Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana


keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan
dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi. (Kozier et al., 1995).

2. Tahap-tahap Tindakan Keperawatan

 Tahap I : Persiapan

Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam tindakan. Meliputi :

 Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan


 Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan
 Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul
 Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan
 Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan
 Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dari potensi tindakan

 Tahap II : Intervensi

Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan ini meliputi :

a. Independent

Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari
dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independent keperawatan ada 4 yaitu:

1) Tindakan Diagnostik
 Wawancara dengan klien
 Observasidan pemeriksaan fisik
 Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, misalnya HB dan membaca hasil
dari pemeriksaan laboratorium tersebut.
2) Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah klien. Misalnya: Untuk
mencegah gangguan integritas kulit dengan melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air
pada bagian tubuh yang tertekan.

3) Tindakan Edukatif

Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan
kesehatan kepada klien. Misalnya: Perawat mengajarkan kepada klien cara injeksi insulin.

4) Tindakan Merujuk

Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.

b. Interdependent, yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan
tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga soaial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
c. Dependent, yaitu tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain. seperti
ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya.
 Tahap III : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Ada 3 tipe sistem pencatatan yang
digunakan pada dokumentasi :

 Sources-Oriented records,
 Problem-Oriented records,
 Computer-Assissted records.

3.Metode Implementasi Keperawatan

Beberapa metode yang digunakan dalam tahap implementasi keperawatan pada asuhan
keperawatan yaitu:

1. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari.

Aktifitas kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya dilakukan dalam


sepanjang hari normal: mencakup ambulasi, makan, berpakaian, menyikat gigi, berhias.

2. Konseling

Konseling adalah metode implementasi yang mebantu klien menggunakan proses


pemecahan masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang memudahkan hubungan
interpersonal antara klien, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Ini berjtujuan untuk
membantu klien menerima perubahan yang akan terjadi, yang diakibatkan stres berupa
dukungan emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis.

3.Penyuluhan

Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajikan prinsip


prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatan kesehatan untuk klien dan untuk
menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
6. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk prosedur.
7. Mencapai tujuan perawatan.
8. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
4.Jenis Implementasi Keperawatan

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, yaitu :


a. Independent Implementations
Adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam
mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi
activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-
sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi,
dan lain-lain.

b. Interdependen/Collaborative Implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi,
infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan
kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping
merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan
cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respons klien setelah
pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.

c. Dependent Implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,
physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien
sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai
dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

5.Prinsip Implementasi Keperawatan


Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan adalah sebagai
berikut :
a) .Berdasarkan respons klien.
b) Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan
profesional, hukum dan kode etik keperawatan.
c) Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
d) Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan.
e) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan.
f) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (self care).
g) Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan.
Menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
h) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
i) Bersifat holistik.
j) Kerjasama dengan profesi lain.
k) Melakukan dokumentasi

C. EVALUASI KEPERAWATAN

1.Pengertian Evaluasi Keperawatan


Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang
disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan dari
sesuai dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya.
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu
pendekatan lain. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Evaluasi keperawatan adalah
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan
tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan.

2. Fungsi Evaluasi
1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

3. Kriteria Evaluasi
 Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan telah
optimal.
 Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna atau
bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif.
 Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan
kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap pemanfaatan
suatu sumber daya.

4. Alasan Pentingnya Evaluasi


a. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna.
b. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan.
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan.
d. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

5.Langkah melakukan evaluasi adalah


a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data baru tentang klien.
c. Menafsirkan data baru.
d. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku.
e. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
f. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

6. Jenis Evaluasi Keperawatan

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif (dilakukan


selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan evaluasi akhir). Evaluasi
dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a) Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan
berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. format yang dipakai adalah format
SOAP.

b) Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai.
Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses
keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu
dimodifikasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Intervensi Keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan. Berdasarkan prioritas keperawatan contoh intervensi dari suatu kasus yaitu
bersihan jalan nafas efektif berhubungan dengan akumulasi secret. Penulis melakukan
rencana tindakan perawatan selama 1x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan
criteria hasil jalan nafas paten dengan nafas bersih, pernafasan bersih, suara paru fasekuler
(Wilkinson,2011). Intervensi atau rencana yang akan dilakukan monitor tanda-tanda vital
untuk mengetahui status kesehatan klien (suparman,2012). Pemeriksaan tanda-tanda vital
meliputi: tekanan darah, nadi, perifri, dan nadi apical (HR), pernafasan (RR), dan suhu tubuh.
Berikan fisioterapi dada untuk mengeluarkan secret, kolaborasi dengan dokter untuk
mempercepat proses penyembuhan (Riksani,2012).

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat


untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter
& Perry, 1997). Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu
pendekatan lain. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
B. Saran

Demikian sedikit informasi dari saya selaku penulis makalah ini. Tentu masih banyak
sekali kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
masih sangat saya btuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. Ucapan
terima kasih layaknya pantas saya persembahkan bagi para pembaca. Terakhir, ucapan maaf
yang sebesar – besarnya perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak
melontarkan kata – kata yang kurang berkenan.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU SIKI

Olfah, Yustiana dan Abdur Ghofur. 2016. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta Selatan :
Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai