KEPERAWATAN GERONTIK
DISUSUN OLEH :
KELAS : KELAS B
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan
Gerontik mengenai “Perencanaan Asuhan Keperawatan Gerontik”. Pada makalah yang
kami buat ini diharapkan bisa membantu perkembangan ilmu Keperawatan Gerontik.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak – pihak
yang sudah terkait dalam penyusunan tugas makalah ini karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 Simpulan....................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang didapat, antara lain :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum menuliskan rencana tindakan keperawatan, kaji ulang semua data yang ada
sumber data yang memuaskan meliputi:
Pada tahap perencanan dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, yaitu sebagai
berikut:
3
Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah
tahap diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka
dapat diketahui diagnosis mana yang akan dikakukan atau diatasi pertama kali atau
yang segera dilakukan. Dalam menentukan prioritas terdapat beberapa pendapat
urutan prioritas, di antaranya:
a. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
yang dilatarbelakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu dengan membagi
beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi, prioritas sedang, dan prioritas
rendah.
1) Priortas tinggi prioritas yang menceminkan stuasi yang mengancam
kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan
terlebih dahulu seperti masalah pembersihan jalan nafas.
2) Prioritas sedang dimana prioritas ini menggambarkan situasi yang
tidak gawat dan tidak mengancam hidup klien seperti masalah personal
higiene.
3) Priortas rendah prioritas yang menggambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang
secara spesifik seperti masalah keuangan dan lainnya
4
2. Penentuan Tujuan Dan Kriteria Hasil Yang Diharapkan
Menurut Dermawan (2012), Pedoman penulisan tujuan dan kriteria hasil
berdasarkan SMART yaitu :
a. Specific : Tujuan harus spesifik tidak boleh memiliki arti ganda, tujuan dan
hasil difokuskan kepada klien yang mencerminkan perilaku serta respon
klien yang dapat diperkirakan sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
b. Measureable : Tujuan dapat di ukur khususnya pada prilaku klien yang dapat
dirasakan, dilihat dan diraba.
c. Achievable : Tujuan yang harus dicapai dituliskan dalam istilah yang dapat
di ukur sehingga memungkinkan perawat dapat mengukur serta menilai
secara objektif perubahan status klien.
d. Realistic : Tujuan yang harus dapat dipertanggungjawabkan secra ilmiah
diharapkan singkat dan jelas dengan cepat dapat memberikan perawat serta
klien bisa merasakan pencapaian.
e. Time : Batasan waktu yang dapat membantu perawat dan klien dalam
menetukan kemajuan dengan cepat dan jelas.
5
Menunjukkan respon fisiologis, psikologis, dan gaya hidup yang diharapkan
dari klien terhadap intervensi Klien dharapkan berespon dalam tingkah kaku
yang spesifik terhadap intervensi keperawatan tertentu.
d. Kriteria :
Mengukur kemajuan klien dalam mencapai hasil Kriteria menunjukkan
tingkatan kecakapan yang diperlukan untuk menyelesaikan hasil akhir.
e. Target waktu :
Menunjukkan periode waktu tertentu yang dinginkan untuk mencapai kriteria
hasil. Batasan waktu membantu perawat dalam evaluasi. Tahap untuk
memastikan apakah krteria hasil dicapai dalam periode waktu tersebut.
3. Menentukan Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien ditulis secara spesifik,
jelas dan dapat di ukur. Rencana perawatan dibuat selaras dengan rencana medis,
sehingga saling melengkapi dalam meningkatkan status kesehatan pasien. Dalam
merumuskan rencana tindakan yang perlu diperhatikan adalah :
a. Rencana tindakan keperawatan merupakan desain spesifik intervensi yang
membantu klien mencapai kriteria hasil.
b. Dokumentasi rencana tindakan yang telah diimplementasikan harus ditulis
dalam sebuah format agar dapat membantu perawat untuk memproses informasi
yang didapatkan selama tahap pengkaian dan diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien
d. Bekerjasama dengan klien dalam merencanakan intervensi.
Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa masalah keperawatan yang lazim
terjadi pada lansia :
(1) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah penurunan alat penciuman dan
pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap, rasa penuh
pada perut dan susah buang air besar, otot-otot lambung dan usus melemah.
Rencana tindakan untuk lansia :
Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan,
Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin,
Berikan makanan yang mengandung serat,
Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori,
6
Batasi minum kopi dan teh.
(2) Gangguan keamanan dan keselamatan lansia
Penyebab kecelakaan pada lansia antara lain fleksibilitas kaki yang berkurang,
fungsi pengindraan dan pendengaran menurun, pencahayaan yang berkurang,
lantai licin dan tidak rata, tangga tidak ada pengaman, kursi atau tempat tidur
yang mudah bergerak.
Rencana tindakan mencegah kecelakaan :
Anjurkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan
keselamatan.
Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.
Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.
Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik, latih klien untuk
menggunakan alat bantu berjalan.
Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang menggunakan
obat penenang/deuretik.
Anjurkan lansia memakai kaca mata jika berjalan atau melakukan
sesuatu.
Usahakan ada yang menemani jika berpergian.
Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkau.
Letakkan bel didekat klien dan ajarkan cara penggunaannya.
Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.
Letakkan meja kecil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-
alat yang biasa digunakannya.
Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah.
Pasang pegangan dikamar mandi/WC
Hindari lampu yang redup/menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-
100 watt.
Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk
memejamkan mata
sesaat.
(3) Gangguan kebersihan diri
Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah penurunan daya ingat,
kurangnya motivasi, kelemahan dan ketidak mampuan fisik.
Rencana tindakan untuk kebersihan diri :
7
Bantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri,
Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung
minyak atau berikan skin lotion
Ingatkan lansia untuk membersihkan telinga dan mata,
Membantu lansia untuk menggunting kuku.
(4) Gangguan istirahat tidur
Rencana tindakannya, antara lain :
Sediakan tempat tidur yang nyaman,
Mengatur waktu tidur dengan aktivitas sehari-hari,
Atur lingkungan dengan ventilasi yang cukup, bebas dari bau-bauan,
Latih lansia dengan latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi
darah dan
melenturkan otot (dapat disesuaikan dengan hobi),
Berikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangat.
(5) Gangguan hubungan interpersonal melalui komunikasi
Rencana tindakan yang dilakukan antara lain :
Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata,
Mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan,
Menyediakan waktu berbincang-bincang untuk lansia,
Memberikan kesempatan lansia untuk mengekspresikan atau perawat
tanggap terhadap respon verbal lansia,
Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan
lansia,
Menghargai pendapat lansia.
(6) Masalah mekanisme pertahanan diri (Koping)
Rencana tindakan yang dilakukan :
Dorong aktifitas sosial dan komunitas,
Dorong lansia untuk mengembangkan hubungan,
Dorong lansia berhubungan dengan seseorang yang memiliki tujuan dan
ketertarikan yang sama,
Dukung lansia untuk menggunakan mekanisme pertahanan yang sesuai,
Kenalkan lansia kepada seseorang yang mempunyai latar belakang
pengalaman yang sama.
(7) Masalah cemas
8
Rencana tindakan yang dilakukan adalah
Bantu lansia mengidentifikasi situasi yang mempercepat terjadinya
cemas,
Dampingi lansia untuk meningkatkan kenyamanan diri dan mengurangi
ketakutan,
Identifikasi kondisi yang menyebabkan perubahan tingkat cemas,
Latih klien untuk teknik relaksasi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perawat sebagai tenaga kerja yang dapat menjalankan asuhan keperawatan dapat
menjalankan tahap-tahap proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan cara yang
sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan
yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah
diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling
terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. Pada tahap perencanaan keperawatan
perawat perlu menuliskan tujuan dan kriteria hasil dari perencanan keperawatan tersebut.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan lansia dan
memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan
evaluasi yang diharapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
Setiadi. (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan; Teori dan Praktik.
Yogyakarta : Graha Ilmu
11