DI SUSUN OLEH
KELOMPOK VII:
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah
Terapi Diet Pada Pada Kedaruratan Psikiatri (Keracunan Dan Overdosis Napza)”.
pihak yang sudah terkait dalam penyusunan tugas makalah ini karena telah
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penampilan maupun dari segi kualitas penulisan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun jika terdapat kesalahan,
kekurangan, dan kata – kata yang kurang berkenan dalam makalah ini, dan tentu
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
B. Definisi NAPZA.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peredaran bahan kimia semakin hari semakin pesat, hal ini disamping
memberikan manfaat yang besar juga dapat menimbulkan masalah yang tak kalah
satu masalah kesehatan yang semakin meningkat baik di Negara maju maupun
negara berkembang. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum
beberapa rumah sakit, tetapi angka tersebut tidak menggambarkan kejadian yang
keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah akibat paparan pestisida, obat
obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alkohol dan beberapa racun alamiah
termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman beracun
lainnya.
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang populer
sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula
terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau
organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam
jangka panjang.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
Keracunan atau intoksinasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat,
akibat obat. OD sering terjadi bila menggunakan narkoba dalam jumlah banyak
antara putaw, pil, heroin digunakan bersama alkohol. Atau menelan obat tidur
mogadon/BK).
B. Definisi NAPZA
adiktif lainnya adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia
akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga
NAPZA.
dengan segera
a. Jenis-jenis NAPZA
1. Narkotika
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang
ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotika yang
terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain-lain.
Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat berbahaya
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
a) Narkotika alami yaitu zat dan obat yang langsung dapat dipakai
sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi dan proses
lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses
c) Narkotika semi sintetis yaitu zat/obat yang diproduksi dengan cara isolasi,
ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin, morfin, kodein, dan lain-lain.
2. Psikotropika
adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang berkhasiat
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat yang
Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk
hidup secara langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik,
adalah zat adiktif yang bukan termasuk ke dalam narkotika dan psikoropika,
minuman keras golongan A (kadar ethanol 1% sampai 5%) seperti bir, green
sand; minuman keras golongan B (kadar ethanol lebih dari 5% sampai 20%)
seperti anggur malaga; dan minuman keras golongan C (kadar ethanol lebih
dari 20% sampai 55%) seperti brandy, wine, whisky. Zat dalam alkohol dapat
dan hampir semua akan mengalami gangguan koordinasi bila kadarnya dalam
darah 0,10% (Marviana dkk. 2000). Zat adiktif lainnya adalah nikotin,
Jenis napza yang dihirup seperti tembakau, heroin, ganja dan kokain
mengalir ke otak. Jenis napza seperti alkohol, amfetamin, magic mushroom, pil
seperti mulut – tenggerokkan – lambung – usus halus lalu diabsorbsi di usus halus
dan masuk ke pembuluh darah. Dari pembuluh darah akan masuk ke hati –
jantung dan mengalir ke seluruh tubuh dan mengalir ke aliran darah otak hal
keracunan pada saat menggunakan napza tubuh yang keracunan tersebut akan
gangguan irama jantung, pada saraf terdapat rasa sakit, rangsangan saraf sentral
dalam sel-sel otak, gangguan atau kelainan psikis (kejiwaan). Pada pencernaan
dapat menimbulkan mual, nyeri perut, diare, kerusakan hati, pada saluran kemih
dapat menjadi retensi urine atau kerusakan ginjal akut, serta dapat menimbulkan
luka bakar pada kulit, selaput lendir pada mulut, tenggorokan dan selaput lendir
mata. Pada saat individu menggunakan napza dengan jumlah yang cukup banyak
atau melebihi dosis yang diberikan maka organ tubuh yang paling dipengaruhi
atau terkena dampakanya adalah sistem syaraf pusat (SSP) yaitu otak dan sumsum
tulang belakang, organ otonom (jantung, paru, hati, dan ginjal), dan pancaindera
(karena panca indera juga dibawah pengaruh susunan syaraf pusat). Hal tersebut
akibat overdosis.
dengan intoksikasi (Over Dosis) adalah kondisi fisik dan prilaku abnormal akibat
1. Intoksikasi/Over Dosis
a. Intoksokasi Opioida
henti napas, ada riwayat pemakaian opioida (needle track sign), bicara cadel,
dan gangguan atensi atau daya ingat. Perilaku mal adaptif atau perubahan
psikologis yang bermakna secara klinis misalnya euforia awal yang diikuti
oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor atau gangguan fungsi
sosial dan fungsi pekerjaan selama atau segera setelah pemakaian opioid.
diperlukan
membaik
sering terjadi pada anak-anak atau individu dengan gangguan pernapasan atau
jarang bersifat fatal. Namun pada perawatan yang tidak memadai maka fungsi
respirasi dapat memburuk karena asapirasi isi lambung yang merupakan faktor
mg secara IV, kemudian setelah 30 detik diikuti dengan 0,3 mg dosis tunggal.
Obat tersebut lalu dapat diberikan lagi sebanyak 0,5 mg setelah 60 detik
pemakaian sudah lebih dari 6 jam maka berikan antidot berupa karbon aktif
paru.Bila sudah terjadi aspirasi maka dapat diberikan antibiotik.Bila klien ada
usaha untuk bunuh diri maka klien tersebut harus ditempatkan ditempat
adanya dua atau lebih gejala-gejala seperti takikardi atau bradikardi, dilatasi
kedinginan, mual atau muntah, penurunan berat badan, agitasi atau retardasi
pemberian terapi suportife lain, misal: anti psikotik, anti hipertensi, dll.
d. Intoksikasi alkohol
tidak dapat memusatkan perhatian, daya ingat menurun dan stupor atau koma.
menidurkan klien terlentang dan posisi ”face down” untuk mencegah aspirasi,
waspada atas perilaku klien, diantaranya adalah antipasi jika klien agresif,.
Untuk itu diperlukan sikap toleran dari perawat sehingga tidak membuat klien
merasa ketakutan dan terancam.Untuk itu harus diciptakan suasana yang tenang
dan bila perlu tawarkan klien untuk makan.Untuk mengatasi klien yang agresif,
dapat diberikan sedatif dengan dosis rendah dan jika perlu dapat diberikan
e. Intoksikasi Kokain
ansietas, kemarahan, tingkah laku yang stereotip, menurunnya fungsi sosial dan
Tanda dan gejala (dua atau lebih) yang muncul diantaranya adalah
darah, berkeringat atau rasa dingin, mual atau muntah, penurunan berat badan,
agitasi atau retardasi psikomotor, kelemahan otot, depresi, nyeri dada atau
menimbulkan koma.
obat anti psikotik jika timbul gejala psikotik , dan pemberian terapi-terapi
pasien selama proses pemulihan di rawat inap. Pada tahap pemulihan ini pasien
akan diberikan diet TKTP untuk memenuhi kebutuhan kalori Dan protein pada
pasien tersebut.
Diet TKTP adalah pengaturan jumlah protein dan kalori serta jenis zat
khusus kebutuhan protein dan kalori dibutuhkan dalam jumlah lebih dari
dapat menggunakan kartu menuju sehat (KMS), untuk anak balita, anak
sekolah, remaja, ibu hamil dan kelompok usia lanjut. Bagi orang dewasa
jaringan tubuh.
1. Tinggi Energi
2. Tinggi Protein
3. Baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit berlangsung
lama.
4.
Waktu TKTP I TKTP II
Pagi 1 gelas susu 1 gelas susu
5. Trauma perdarahan.
Anonimity.Keracunan karbonmonoksida.
http://www.scribd.com/doc/44387749/70-KERACUNAN-
KARBONMONOKSIDA.diakses tanggal 07 Juli 2020
Hadiyani, Murti.www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/RacunKarMon.pdf.
diakses tanggal 07 Juli 2020
Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed.5. Jakarta : Internet
Publishing