Anda di halaman 1dari 17

TERAPI KOMPLEMENTER

(ENERGY THERAPIES : REIKI)

Makalah
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Komplementer

Oleh
Kelompok 4 Kelas 15C
1. Ni Made Intan Pradnya Taradiva
2. I Ketut Tersen
3. Ni Kadek Ayu Patni Dewi
4. Dwi Larantika
5. Gusti Ayu Putu Dian Ferayati
6. Ni Wayan Suci Utami

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah yang telah
diberikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Terapi Energi: Reiki dalam Terapi Komplementer”. Penulisan makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Komplementer di
STIKES Wira Medika .
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini kepada:
1. Bapak Agus Setyo Utomo, SST. M.Kes., selaku dosen pembimbing matakuliah
Keperawatan Komplementer.
2. Orang tua penulis yang telah memberi motivasi baik finansial maupun
spiritual.
3. Teman-teman yang telah memberi dukungan dalam pembuatan makalah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami tetap mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi peningkatan makalah ini.

Jembrana, 29 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................................


Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Terapi Reiki.......................................................................
2.2 Macam-Macam Terapi Reiki...............................................................
2.3 Faktor yang Memengaruhi...................................................................
2.4 Manfaat Terapi Reiki...........................................................................
2.5 Cara Kerja Terapi Reiki.......................................................................

BAB III GAMBARAN MASALAH


3.1 Analisa Kasus......................................................................................
3.2 Pembahasan.........................................................................................

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan,
dan (4) manfaat. Berikut ini masing-masing sub bahasan tersebut.

1.1 Latar Belakang


Terapi komplementer adalah terapi dalam ruang lingkup luas
meliputi system ke modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan
dengan teori-teori dan kepercayaan pada daerah dan pada waktu atau
periode tertentu. Terapi komplementer adalah terapi yang di secara
bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi
medis komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika
digunakan untuk meningkatkan kesehatan (Sparber, 2005)
Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi komplementer
adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau wellness.
Wellness mencakup kesehatan seseorang, baik secara fisik, emosional,
mental dan spiritual. Fokus terapi komplementer kesejahteraan yang
berhubungan dengan tubuh, pikiran dan spirit.
Terapi komplementer bertujuan untuk mengurangi stres,
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, men atau meminimalkan
efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol penyakit (Purnel, 2001)
Reiki merupakan salah satu dari 1800 jenis terapi komplementer yang ada di
dunia. Reiki ditemukan pertama kali oleh Mikao Usui pada tahun 1922. Reiki
berasal dari bahasa Jepang yaitu rei yang artinya alam semesta dan ki yang berarti
energi kehidupan, jadi reiki berarti energi alam semesta yang dikarunia Tuhan
sang maha pencipta kepada manusia yang diperoleh sejak ia dilahirkan. Energi ini
dapat digunakan untuk memelihara kesehatan serta menyembuhkan diri sendiri
ataupun orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, berikut ini rumusan masalah.
1.2.1 Apa definisi dari terapi reiki ?
1.2.2 Apa saja macam-macam dari terapi reiki ?
1.2.3 Apa faktor yang mempengaruhi dari terapi reiki ?
1.2.4 Bagaimana standart operasional prosedur dari terapi reiki ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai terapi komplementer reiki
1.3.2 Tujuan Khusus
Berikut tujuan khusus pada proposal ini
a. Mengidentifikasi pengertian dari terapi reiki
b. Mengidentifikasi macam-macam terapi reiki
c. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi terapi reiki
d. Mengidentifikasi standart operasional prosedure terapi reiki
e. Mengidentifikasi cara untuk melakukan terapi reiki

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat dapat mengetahui tentang terapi reiki
sebagai salah satu pengobatan alternatif dan meningkatkan
kesehatan.
1.4.2 Manfaat bagi pendidikan
Memberikan gambaran tentang terapi reiki dan sekaligus sebagai
bahan pertimbangan memilih dalam aplikasi terapi komplementer
dalam memberikan asuhan keperawatan.
1.4.3 Manfaat bagi penulis selanjutnya
Dapat di jadikan referensi dengan pokok bahasan yang sama bagi
peneliti selanjutnya
1.4.4 Manfaat bagi penulis
Dapat menambah wawasan penulis tentang terapi reiki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan (1) definisi terapi reiki, (2) macam-macam terapi reiki,
(3) faktor yang mempengaruhi terapi reiki, dan (4) cara melakukan terapi reiki.
Berikut ini masing - masing sub bahasan tersebut.

2.1 Definisi Terapi Reiki


Kata Reiki (di ucapkan Ray-key) berasal dari Bahasa jepang yang secara
harfiah berarti sebagai energi kehidupan universal (Bourque et al., 2012). Di
Jepang setiap bentuk penyembuhan yang menggunakan energi spiritual
digambarkan dengan Reiki. Sistem penyembuhannya adalah dengan penyaluran
energi dari terapis ke pasiennya (Gibson, 2012). Reiki adalah terapi yang lembut,
penuh dengan energi yang kuat dan disalurkan menggunakan tangan terapis
kepasiennya (Honervogt & Neiman, 2007).
Terapi reiki yaitu teknik untuk mengakses energi alam semesta yang bersifat
ilahi untuk dipergunakan bagi kesehatan fisik, psikis, mental dan spiritual.
Mengakses reiki hanya membutuhkan niat, santai (rileks) dan tawakal (pasrah)
kepada ilahi (Bakri, Syamsul. 2006)
Reiki sangat aman dan lembut tekhnik penyembuhan menggunakan tangan
baik dengan sentuhan langsung ataupun tidak langsung (Healing Touch). Reiki
digunakan untuk orang lain ataupun diri sendiri yang menggunakan energi
spiritual untuk mengobati penyakit fisik tanpa menggunakan tekanan, manipulasi
atau pijatan (Gibson, 2012).

2.2 Macam-Macam Terapi Reiki


Macam-macam dari terapi reiki adalah :
a. Reiki Tummo
Reiki Tummo adalah teknik penyaluran energi yang berhubungan
dengan energi Reiki dan energi Kundalini. Energi Reiki efektif untuk
penyembuhan dan kesehatan. Energi Kundalini diperlukan untuk
membersihkan tubuh energi. Kombinasi energi ini adalah yang terbaik
untuk meningkatkan kesehatan dan spiritualitas dengan sangat pesat
(Effendi, 2015)
b. Vajra Reiki
Melihat dari Arti kata Vajra yaitu Pengetahuan yang terbatas ,
maka dapat dikatakan bahwa Vajra Reiki adalah enegi yang tidak
terbatas (universal), sehingga akan memberikan pengetahuan spiritual
yang luas bagi para praktisinya.
Vajra Reiki ini mampu memberikan energi spiritual yang tenang dan
lembut sehingga mampu membuka pengetahuan spiritual yang lebih luas.
Disamping itu energi Vajra Reiki juga bisa digunakan sebagai media
pengobatan yang dapat diandalkan oleh siapapun juga (Pusatsukses1,
2013)
c. Kundalini Reiki
Merupakan sebuah kekuatan tak terbatas yang bersemayam dalam
tubuh eterik setiap manusia. Kundalini yang sudah bangkit dapat
memberikan berbagai kekuatan psikis luar biasa pada diri seseorang.
Kundalini berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti gulungan. Dalam
keadaan tidak aktif/ belum bangkit (tidur), kundalini berebentuk
gulungan 3½ lingkaran yang terletak di sumsum tulang belakang
(spinal column) manusia, tepatnya di bawah tulang ekor. Apabila
kundalini aktif/sudah bangkit maka ia akan merambat naik melalui jalur
sushumna, nadi ida, nadi pinggala, masuk ke semua cakra dan akhirnya
keluar dari cakra mahkota.
Ada 7 cakra utama yang terdapat pada tubuh manusia yaitu :
1. Cakra dasar terletak didasar tulang punggung
Berfungsi sebagai akar penunjang kehidupan, dan dilambangkan
dengan warna merah berkilauan. Energi dari bumi masuk lewat cakra
ini. Cakra dasar mampu mengendalikan dan memberi energi pada
susunan tulang, sistem otot, dan reproduksi darah, jika ada gangguan
menyangkut kerja otot atau tulang, cakra inilah sumber masalahnya.
2. Cakra seksual
Terletak disekitar organ seksual, sering diidentifikasi dengan warna
oranye. Tugasnya mengendalikan dan memberi energi pada organ-
organ di rongga panggul, termasuk organ reproduksi, saluran kemih
dan sekitarnya.
3. Cakra solar plexus
Letaknya dibagian kosong pertemuan antara tulang rusuk dan ulu
hati, dilambangkan dengan warna kuning. Titik ini berfungsi sebagai
pusat emosi. Selain itu, cakra ini mampu mengendalikan energi pada
hati, pankreas, lambung, usus besar, dan usus kecil.
4. Cakra jantung
Terdapat pada bagian tengah dada depan dan belakang. Lazimnya
divisualisasikan dalam warna hijau zamrud cemerlang. Dikenal juga
sebagai pusat emosi halus. Cakra jantung mengendalikan energi pada
jantun, kelenjar timus dan paru-paru.
5. Cakra tenggorokan
Diasosiasikan dengan warna biru yang berfungsi sebagai pusat
energi yang mengekspresikan pemikiran, perasaan dan keinginan.
Dalam kerja samanya dengan organ tubuh lain, cakra tenggorokan
bertanggung jawab atas pemberian energi pada tenggorokan, saluran
pernapasan dan kelenjar tiroid.
6. Cakra master ata cakra ajna
Pusat energi satu ini punya kedudukan cukup istimewa karena
melambangkan kebijaksanaan. Warnanya biru keunguan atau nila,
yang bertugas untuk mengendalikan dan memberi energi pada
kelenjar-kelenjar, sistem endokrin, dan cakra utama lainnya.
7. Cakra mahkota
Posisinya paling tinggi diantara pusat energi yang ada, karena
terletak pada bagian atas kepala atau ubun-ubun. Cakra ini
bertanggungjawab mengendalikan dan memberi energi pada sistem
saraf, otak serta keseimbangan kiri-kanan. Penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan gangguan saraf terjadi bila cakra mahkota
terganggu.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi


Beralihnya pilihan seseorang dari pengobatan medis-modern ke pelayanan
pengobatan tradisional yang tersedia di masyarakat dengan berbagai metode
sebagai alternatif atau pelengkap dari pengobatan modern, bukanlah sebuah
keputusan yang dilakukan tanpa dasar tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi mereka untuk memilih
pengobatan transfer energi.
1. Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor-faktor dari dalam diri manusia itu sendiri untuk
melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif.
Dalam hal ini yang menjadi faktor intern yaitu :
a. Tingkat kepercayaan
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia arti kepercayaan adalah suatu
anggapan atau keyakinan bahwa yang dipercayai itu benar atau nyata. Dan yang
dimaksudkan tingkat kepercayaan disini adalah taraf keyakinan seseorang
terhadap alternatif serta di yakini dapat menyembuhkan penyakit.
Pada tingkat kepercayaan ini yang menyebabkan seseorang cenderung
memilih pengobatan alternatif yaitu pudarnya tingkat kepercayaan terhadap
pengobatan medis, dengan kala lain putus asa dengan pengobatan medis yang
tidak kunjung ada hasil. Atau penyakit yang diderita divonis tidak dapat
disembuhkan dengan pengobatan medis. Sehingga mencari alternatif pengobatan
lain selain pengobatan medis. Selain itu juga karena melihat banyak kesaksian
yang sembuh dengan menggunakan pengobatan alternatif. Hal tersebut yang
menimbulkan keyakinan bahwa penyakit yang diderita pun bisa sembuh.
Sehingga ada keingginan untuk mencoba pengobatan alternatif tersebut.

b. Tingkat Pengetahuan
Menurut kamus Besar Bahas Indonesia arti pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui atau didapat dan diterima melalui proses belajar atau
pengalaman. Dan yang dimaksudkan tingkat pengetahuan disini adalah taraf
informasi yang dimiliki seseorang terhadap penyembuhan penyakit baik melalui
pengobatan medis maupun pengobatan alternatif.
Melalui tingkat pengetahuan seseorang terdapat dua hal yang
menyebabkan seseorang cenderung memilih pengobatan alternatif adalah sebagai
berikut :
- Pengetahuan tentang obat-obatan medis yang mengandung bahan-bahan
kimia yang memiliki efek samping
- Pengetahuan tentang penyembuhan pengobatan alternatif yang bersifat
holistic atau menyeluruh. Bukan hanya menyembuhkan penyakit yang
dikeluhkan pasien saja, tetapi juga menyembuhkan pusat penyakit yang
diderita pasien.

2. Faktor Ektern
Faktor ekstern yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia untuk
melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif.
Yang menjadi faktor ekstern disini adalah tingkat ekonomi atau pendapatan
seseorang. Pengertian pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
sejumlah uang yang diterima seseorang atau lebih anggota keluarga dari hasil
kerja atau usaha. Sedangkan pengertian tingkat pendapatan adalah pendapatan
yang diperoleh seseorang serta anggota keluarganya yang bersumber dari sektor
formal dan informal dalam waktu satu bulan yang diukur dengan rupiah.
Bersdasarkan pengertian diatas, maka tingkat pendapatan adalah jumlah uang dari
hasil pendapatan yang diperoleh suatu keluarga yang bersumber dari pekerjaan
pokok dan pekerjaan tambahan. Dan yang dimaksudkan dengan pengertian tingkat
pendapatan dalam konteks ini adalah taraf kemampuan seseorang atau keluarga
untuk mengeluarkan uang dari penghasilan yang didapatkan untuk melakukan
penyembuhan melalui pengobatan.
2.4 Manfaat Penggunaan Terapi Reiki
Manfaat yang kita peroleh dalam mempelajari terapi reiki adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan & menjaga kesehatan diri anda secara efektif
2. Meningkatkan energi tubuh dan memperkuat sistem kekebalan tubuh
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu menenangkan pikiran, sehingga akan menjadi lebih mudah
untuk bermeditasi.
4. Membantu untuk menstimulasi ketenangan di hati.
5. Meningkatkan pengertian dan memperkuat kepercayaan terhadap akan
Tuhan Yang Maha Esa
6. Dapat meningkatkan energi (ditunjukkan dalam beberapa untuk
meningkatkan sel darah merah)
7. Mempercepat dalam proses penyembuhan penyakit
8. Dapat membantu berpikir lebih jelas dalam kehidupan sehari-hari
9. membantu mengetahui dengan intuisi dan batin
10. dapat membantu dengan penerimaan dan melepaskan setiap masalah
yang terjadi
11. Dapat memberikan perasaan damai, relaksasi dan koneksi Spiritual
yang mendalam

2.5 Cara Kerja Terapi Reiki


Teknik penyembuhan reiki adalah teknik penyembuhan sangat
sederhana dan mudah dipelajari oleh semua orang hanya dalam waktu
inisiasi 30-45 menit dan langsung dapat digunakan untuk menyembuhkan
diri sendiri maupun orang lain yang bersifat permanen. Kemampuan reiki
bisa diperoleh seketika melalui proses attunement/penyelarasan atau inisiasi
yang dilakukan oleh reiki master. Setelah dilakukan proses penyelarasan
energi terhadap sumber energi alam semesta oleh reiki master, secara
langsung seseorang memiliki kemampuan memanfaatkan energi reiki. Cara
menggunakanya energi reiki sangat mudah, hanya meniatkan akan
menggunakan energi reiki dan meletakkan tangan pada cakra (pintu gerbang
energi tubuh) atau bagian tubuh yang sakit. (Anthony, 2000).
Proses attunement akan memberi efek detokfisikasi pada fisik,
biasanya berupa kelebihan energi yang disertai tanda-tanda rasa panas,
mengantuk, meningkatnya frekuensi buang air kecil maupun besar.
Detokfisikasi ini akan diakhiri dengan rasa bugar, tenang dan nyaman
sesudahnya. Pada attunement tingkat kedua, detoksifikasi terjadi pada
lapisan mental dan emosional sehingga pembawaan lebih sabar dan tenang.
Terakhir adalah attunement tingkat master, pada tahap ini detoksifikasi akan
terjadi pada lapisan spiritual. Biasanya akan lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan, lebih tenang dan mempunyai kepekaan yang tinggi. (Anthony,
2000).
Terapi penyembuhan dengan reiki sebaiknya dilakukan dalam
kondisi tenang dan si pasien siap menerima. Jangan menggunakan pakaian
dari kulit dan benda-benda yang terbuat dari logam. Benda ini sebaiknya
dilepas terlebih dahulu karena kedua bisa menghambat penyaluran energi.
BAB III
GAMBARAN
MASALAH

3.1 Kasus Reiki

Ny A mempunyai keluhan terdapat luka di tumit kaki kiri dan terasa nyeri
skala 5-6, nyeri hilang timbul, nyeri pada saat digerakkan, klien tampak merintih
jika nyeri tiba. Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, klien kena luka di tumit kaki
kiri, namun klien tidak mengetahui penyebabnya. Mulai saat itu klien lebih berhati-
hati dan pelan-pelan saat berjalan. Dua minggu sebelum masuk rumah sakit keluhan
dirasa semakin bertambah, luka pada tumit menjadi bengkak. Diperiksakan ke
dokter praktik dan hanya diberi obat oral. Satu minggu sebelum masuk rumah sakit
keluhan pada tumit klien makin bertambah, luka makin membengkak dan oleh
cucunya luka tersebut dibuka atau diiris keluar pusnya banyak.Pasien khawatir
dengan kondisinya yang semakin memburuk. klien marah terhadap kondisinya.
Klien juga merasa tidak puas dengan pengobatan sebelumnya, klien tidak bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya, makan pun harus sesuai anjuran dari dokter.
Klien hanya istirahat dirumah dan akhirnya karena merasa tidak kuat dan tidak bisa
mengobati luka tersebut maka oleh keluarganya klien dibawa ke rumah sakit. Hari
masuk rumah sakit, keluhan luka tumit,kemudian dilakukan perawatan luka. Di RS
diketahui klien terdiagnosa ulkus diabetes mellitus gradeII. Ny A. mendapatkan
terapi insulin, Pihak RS menganjurkan untuk melakukan terapi kolaborasi
menggunakan Reiki. Setelah melakukan kolabirasi terapi selama 1 bulan.
Perkembangan pemulihan luka klien membaik. Pus mulai berkurang, dan klien
tidak merasakan nyeri untuk beraktivitas.
3.2 Pembahasan

Stres pada pasien DM dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah


(Smeltzer & Bare, 2002). Pada kondisi stres, individu akan mengeluarkan hormon-
hormon stres yang mempengaruhi peningkatan glukosa darah.
ACTH(adrenocorticotropic hormone) akan menstimulasi pituitari anterior untuk
memproduksi glukokortikoid, terutama kortisol. Peningkatan kortisol menyebabkan
peningkatan kadar glukosa darah (Guyton, 1996; Smeltzer & Bare, 2002). Selain itu
kortisol juga dapat menginhibisi ambilan glukosa oleh sel tubuh (Individual
Wellbeing Diagnostic Laboratories,2008).

Salah satu terapi yang dapat membantu menurunkan kadar GDS pasien DM
adalah terapi Reiki melalui relaksasi dan meditasi. Pada kondisi rileks terjadi
perubahan impuls saraf pada jalur aferen ke otak dimana aktivasi menjadi inhibisi.
Perubahan impuls saraf ini menyebabkan perasaan tenang baik secara fisik maupun
mental seperti berkurangnya denyut jantung, menurunnya kecepatan metabolisme
tubuh dalam hal ini mencegah peningkatan glukosa darah (Guyton, 1996; Smeltzer
& Bare, 2002).

Hipofisis anterior juga diinhibisi sehingga ACTH yang mensekresi kortisol


menurun, kemudian glukoneogenesis, katabolisme protein, dan lemak yang
berperan dalam peningkatan glukosa darah juga menurun (Guyton, 1996). Goldberg
(1997), menerangkan bahwa pada saat rileks energi Reiki lebih dahsyat mencari
sendiri sumber penyakit dan menstimulasi sel-sel dan jaringan yang rusak untuk
kembali pada fungsinya yang normal (Sjahdeini, 2005). Pendapat Smeltzer dan
Bare (2002) dan Guyton (1996) bahwa pasien DM yang mengalami stres dapat
mengubah pola makan, latihan, dan kepatuhan penggunaan obat.

Kozier, Erb, Blais, dan Wilkinson (1995) menjelaskan bahwa penerimaan


dan respon terhadap stres seseorang bersifat individual. Pernyataan tersebut dari
pengalaman, proses belajar, pertumbuhan, perkembangan, status kesehatan, dan
koping. Disamping itu, sensasi energi Reiki yang dirasakan responden berbeda-
beda. Sebagian besar responden merasakan ada aliran yang hangat mengalir dari
kepala hingga kaki, tangan dan kaki kesemutan, gemetar, ada beban turun dan lepas
dari tubuh, dan organ tubuh tertentu seperti ditusuk-tusuk jarum kecil. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Moore (2007) bahwa sensasi yang umumnya dirasakan
adalah perasaan panas, dingin, berdenyut, gemetar, terasa berat, atau sama sekali
tidak merasakan sensasi.

Sjahdeini (2005). menjelaskan bahwa selama proses terapi reiki terkadang


seseorang menunjukkan berbagai reaksi, misalnya tertawa terbahak-bahak dan
menangis tersedu-sedu. Hal ini terjadi karena seseorang berusaha mengeluarkan
emosi yang terpendam di alam bawah sadarnya.

Selain faktor stres yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah, obesitas
juga demikian. Obesitas menyebabkan respon sel beta pankreas terhadap
peningkatan glukosa darah menjadi berkurang. Reseptor insulin pada target sel di
seluruh tubuh diabetes kurang sensitif dan jumlahnya berkurang sehingga insulin
dalam darah tidak dapat dimanfaatkan (Soegondo, 2007).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Reiki dapat mengatasi Diabetes Melitus, energi yang di alirkan oleh Reiki
akan memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar.Reiki
membuat sistem hormonal seimbang, Reiki dapat membantu menurunkan kadar
GDS pasien DM. Selain itu energi Reiki dapat mencari sendiri sumber penyakit
dan menstimulasi sel-sel dan jaringan yang rusak untuk kembali pada fungsinya
yang normal. Sehingga tidak serta merta memperbaiki satu penyakit saja,
melainkan energi reiki dapat menyeimbangkan dan memulihkan seluruh sel-sel
yang rusak sehingga menjadi normal kembali

4.2 Saran
Terapi penyembuhan dengan reiki sebaiknya dilakukan dalam kondisi
tenang dan klien siap menerima. Terapi reiki juga sebaiknya tidak menggunakan
pakaian dari kulit dan benda-benda yang terbuat dari logam. Benda ini sebaiknya
dilepas terlebih dahulu karena bisa menghambat penyaluran energi.
DAFTAR RUJUKAN

Anthony, N. Robert, and Vijay Govindarajan. Sistem Pengendalian Manajemen.


Edisi 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat., 2000.
Effendi. (2015). Mengenal Reiki Tummo. Diakses pada 23 April 2020, dari
https://padmajaya.com/mengenal-reiki-tummo/
Honervogt, T. & Neiman, C, (2007). Reiki Pedoman Menjadi sehat bagi Orang
Sibuk Rutinitas Sederhana di Rumah, di Tempat Kerja, dan Perjalanan.
Jakarta: Karisma Publishing Group (Indonesian Edition).
http://e-journal.unair.ac.id/MKP/article/download/2495/1816
https://kilaumas56.wordpress.com/2012/09/15/pengertian-dan-manfaat-
kundalini/
https://pelatihanreiki.com/vajra-reiki/pelatihan-vajra-reiki/#page-content
Jausan. (2012). Penyembuhan Prana Pranic. Diakses pada 22 April 2013, dari
http://gojausan.blogspot.com/penyembuhan-prana pranic-healing.html
Mas, Kilau. 2015. Pengertian dan Manfaat Kundalini. Diakses pada tanggal 22
April 2020, dari
Novitasari, Artaria. 2015. Pengobatan Transfer Energi Sebagai Salah Satu Mode
Pengobatan Tradisonal Dalam Penyembuhan Penyakit. Diakses pada tanggal
23 April 2020, dari
Pusatsukses. 2013. Pelatihan Vajra Reiki. Diakses pada 23 April 2020, dari
Songobumi. (2011). Prana. Diakses pada 22 April 2020, dari
http://songgobumi.wordpress.com/2011/11/0/prana/
Wahyu Budi Utomo. (2019, 25 Juni). Reiki, Alternatif Terapi Energi Mudah.
Diakses pada 22 April 2020, dari
http://spiritofacupuncture.wordpress.com/2010/02/03/reiki-alternatif-terapi-
energ mudah/

Anda mungkin juga menyukai