Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TERAPI BERMAIN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II
Dosen pengampu: Ns. Anggi Ulfah Mawaddah, S.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 6


Rosanti (CKR0180147)
Siti Parida (CKR0180148)
Siti Rohmah (CKR0180149)
Sofi Luthiyana (CKR0180150)
Sri Nurhaeningsih (CKR0180151)
Syaeful Roby G (CKR0180152)
Keperawatan Reg. D. Semester 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2020-2021
Jalan Lingkar Kadugede No. 02 Kuningan - Jawa Barat Telp. 0232-875847
Fax. 0232-875123 Email : info@stikeskuningan.ac.id Website : http://stikeskuningan.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala sesuatu dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Terapi Bermain” dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Kesehatan Jiwa II yang di bimbing oleh ibu Ns. Anggi Ulfah Mawaddah, S.Kep.
Dalam penyusunannya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih atas segala partisipasi dalam membantu penyusunan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian untuk penulis jadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian apa yang penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Kuningan, Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umun ................................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan ...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Bermain .......................................................................................................4
2.2 Definisi Terapi Bermain ...........................................................................................4
2.3Tujuan Terapi Bermain ..............................................................................................4
2.4 Inidikasi Terapi Bermain ..........................................................................................5
2.5 Manfaat Terapi Bermain ..........................................................................................5
2.6 Peran Perawat ...........................................................................................................5
2.7 Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain ................................................................5
2.8 Prosedur Dalam Terapi Bermain ..............................................................................6
2.9 Jenis Permainan Yang Cocok ..................................................................................6
2.10 Langkah-Langkah Melakukan Terapi Bermain .....................................................7
2.11Fase Terapi Bermain ...............................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................10
3.2 Saran ........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu
penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama
ini dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area
sosiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptive dikostrukkan
sebagai tahapan mulai adanya factor predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk stressor
pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki, dan
bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh seorang individu.
Banyak ahli dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap
apa yang dimaksud gangguan jiwa dan bagaimana gangguan perilaku terjadi. Masing-
masing model memiliki pendekatan unik dalam terapi gangguan jiwa. Berbagai
pendekatan penanganan klien gangguan jiwa inilah yang dimaksud dengan terapi
modalitas. Di dalam terapi modalitas ini ada beberapa terapi salah satunya terapi
bermain. Terapi bermain sebagai sesuatu yang alami dan sebagai media ekspresi pada
anak. Bermain meredakan perasaan stres dan kebosanan, menghubungkan kita dengan
orang-orang dengan cara yang positif, merangsang pemikiran dan eksplorasi kreatif,
mengatur emosi, dan meningkatkan ego kita.
Terapi bermain memungkinkan kita untuk melatih keterampilan dan peran yang
dibutuhkan untuk bertahan hidup. Pembelajaran dan pengembangan paling baik
dilakukan melalui permainan. Melalui permainan, anak-anak dapat belajar tentang
kemampuan dan keterbatasan mereka sendiri, aturan sosial, perbedaan antara fantasi dan
kenyataan, melatih keterampilan baru dan menguasai situasi yang sulit dan menantang
(Raman, & Singhal, 2015). Terapi bermain atau permainan dapat berdampak pada
kondisi kesehatan mental pada anak dan remaja.
Beberapa ahli mengatakan bahwa bermain pada anak merupakan sarana untuk
belajar. Bermain dan belajar untuk anak merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang
terus menerus terjadi dalam kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari proses
belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Melalui kegiatan bermain yang
menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman
yang banyak. Baik pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan
lingkungan di sekitarnya. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai

1
pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang
cemerlang. Bermain adalah pekerjaan anak. Dalam bermain anak mempraktekkan secara
kontinu proses hidup yang rumit dan penuh stress,komunikasi, dan mencapai hubungan
yang memuaskan dengan orang lain. Di situlah mereka belajar tentang diri mereka sendiri
dan dunia mereka, misalnya bagaimana menghadapi lingkungan objek, waktu, ruang,
struktur, dan dan orang di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bermain?
2. Apa yang dimaksud dengan terapi bermain?
3. Apa tujuan dari terapi bermain?
4. Bagaimana indikasi dari terapi bermain?
5. Apa saja manfaat terapi bermain?
6. Bagaimana peran perawat dalam terapi bermain?
7. Apa saja prinsip-prinsip dalam aktivitas bermain?
8. Bagaimana prosedur dalam terapi bermain?
9. Apa saja jenis permainan yang cocok?
10. Bagaimana langkah-langkah melakukan terapi bermain?
11. Apa saja fase terapi bermain?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan atau
referensi umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi bermain.
2. Untuk mengetahui dan memahami definisi terapi bermain.
3. Untuk mengetahui dan memahami tujuan terapi bermain.
4. Untuk mengetahui dan memahami indikasi dari terapi bermain.
5. Untuk mengetahui dan memahami manfaat terapi bermain.
6. Untuk mengetahui dan memahami peran perawat dalam terapi bermain.
7. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam aktivitas bermain.
8. Untuk mengetahui dan memahami prosedur dalam terapi bermain.
9. Untuk mengetahui dan memahami jenis permainan yang cocok.
10. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah melakukan terapi
bermain.

2
11. Untuk mengetahui dan memahami fase terapi bermain.
1.4 Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini menggunakan metodi kepustakaan dimana kami
mengumpulkan informasi dari berbagai literatur-literatur kepustakaan. Dan kami
tuangkan kedalam bentuk makalah, yang dijabarkan secara garis besar.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bermain
Bermain merupakan bagian penting dari masa balita dan punya nilai pendidikan
yang tinggi (June, 2003). “Bermain” merupakan istilah yang digunakan secara bebas
sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Bermain dilakukan secara suka rela, dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban (Hurlock, 1978).
Piaget menjelaskan bahwa bermain “terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar
untuk kesenangan fungsional”. Menurut Bettelheim kegiatan bermain adalah kegiatan
yang “tidak mempuyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak
ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realita luar”. Bermain secara garis besar dapat
dibagi ke dalam dua kategori, aktif dan pasif. Pada semua usia, anak melakukan
permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis
bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi pada kesehatan dan kesenangan yang
diperoleh dari masing-masing kategori. Meskipun umumnya permainan aktif lebih
menonjol pada awal usia prasekolah dan permainan hiburan ketika anak mendekati masa
puber, namun hal itu tidak selalu benar.
2.2 Defnisi Terapi Bermain
Menurut Thompson dan Henderson (2007 : 415) Terapi bermain adalah penggunaan
model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal
dimana seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik dari kegiatan
bermain, untuk membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi masalah-masalah
psikososial dan mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Bermain dapat digunakan sebagai terapi karena selama bermain perilaku anak akan
tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah terberi pada
seorang anak. Untuk melakukan terapi bermain ini diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus dari ahli yang bersangkutan dan tidak boleh dilakukan sembarangan.
2.3 Tujuan Terapi Bermain
1. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2. Dapat mengekspresikankeinginanan,perasaan,dan,fantasi.
3. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat.

4
4. Agar klien dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena sakit.
2.4 Indikasi Terapi Bermain
Beberapa contoh kasus anak yang beermasalah yang memerlukan terapi adalah:
1. Anak yang agresif, suka menyerang orang lain, agresif muncul karena gangguan
emosional yang dialami anak. Mungkin anak diperlakukan terlalu keras oleh orang
tuanya sehingga merasa marah, memberontak
2. Anak yang mempunyai kebiasaan mencabut rambutnya sampai botak sebagian atau
seluruhan. Menggigit kuku sampai luka-luka, menahan buang air besar, mengompol
walaupun usianya sudah tiga tahun ke atas, cemas atau phobia sekolah yang bisa
ditandai dengan munculnya gangguan ke tubuh seperti mual, sakit perut, muntah-
muntah menjelang pergi sekolah.
3. Anak yang sulit bergaul kurang percaya diri secara berlebihan sehingga menghambat
perkembangannya. Anak yang tidak mau berbicara dengan orang lain selain anggota
keluarga terdekat.
2.5 Manfaat Terapi Bermain
1. Membangun kembali rasa hormat dan penerimaan terhadap orang lain dan diri
sendiri.
2. Mengganti pola-pola sebelumnya dalam bereaksi terhadap orang lain dengan pola-pola yang
bersifat saling menguntungkan dan menyenangkan.
3. Mengembangkan cara-cara baru untuk berlatih pengendalian diri
4. Memperoleh pengalaman dan cara-cara baru dalam mengungkapkan emosi secara
tepat dalam berinteraksi.
5. Belajar untuk lebih empati terhadap jalan pikiran dan perasaan orang lain.
6. Mengembangkan pandangan dan perasaan-perasaan baru sebagai individu yang lebih baik.
2.6 Peran Perawat
Sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih
komperhensif pada klien serta masukan bagi bidang ilmu keperawatan anak (psikologi
perkembangan anak) terhadap peningkatan upaya komunikasi, informasi, dan edukasi,
(peran perawat sebagai pendidik) kepada anak-anak khususnya remaja dalam upaya
pemahaman sebuah metode terapi bermain dalam manajemen psikologis serta
memberikan pendampingan kepda klien sampai klien selam pelaksanaan sampai dengan
tujuan klien bisa membaik atau sembuh.
2.7 Prinsip-prinsip Dalam Aktivitas Bermain
1. Perlu energi ekstra

5
2. Waktu yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
2.8 Prosedur Dalam Terapi Bermain
Menurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 435) meliputi 3
tahap yaitu :
1. Membangun relasi, dimana terapis memusatkan perhatian pada bentuk-bentuk emosi
yang muncul saat anak bermain dan harus memberikan respon yang tepat dalam hal
tersebut.
2. Menentukan bentuk permainan secara spesifik, dimana hubungan semakin terbentuk
dengan baik dan terapis secara asertif mengarahkan permainan bagi anak
3. Konfrontasi untuk mengatasi masalah dimana terapis secara aktif lebih mendekatkan
diri dalam struktur kegiatan bermain untuk membantu mendorong dan membesarkan
hati anak dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.
2.9 Jenis Permainan Yang Cocok
1. Dramatic play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
Contoh : anak memerankan peran sebagai ayah atau ibu.
2. Skill Play
Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak,khususnya motorik kasar
dan halus
Contoh : Bermain bongkar pasang
3. Assosiative Play
Pada permaina ini sudaa terjad komunkasi antara satu anak dengan yang lain,tetapi
tidak terorganisir ,tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan tujua yang
tidak jelas.
Contoh : Anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-masing
4. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan pimpina
permainan jelas
Contoh : Anak-anak yang bernyanyi bersama-sama dengan satu orang yang
memimpin.

6
2.10Langkah-langkah melakukan Terapi Bermain
1. Fase Orientasi
Waktu : 5 menit
Kegiatan : Memberikan salam,membuat perjanjian pelaksanaan terapi,dan
menjelaskan proses bermain.
2. Fase Kerja
Waktu : 20 menit
Kegiatan : Menanyakan kepada anak misal apakah anak pernah mewarnai gambar
dan suka melakukannya,menjelaskan aturan bermain lalu membagikan kertas
bergambar dan pensil warna,membimbing anak mewarnai gambar.
Adapun tahap kerja pada anak yang lain seperti :
1. Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-teman nya tetapi tidak ada tujuan,contoh :
bermain pasir bersama-sama.
2. Stimulasi ketrampilan
Mengetahui kemampuan ketramoilan yang ada pada anak sehingga dapat
menetahui bakat anak ,contoh : Menggambar,mewarnai,bernyanyi,atau menari.
3. Stimulasi Kerja Sama
Anak mampu bekerja sama dalam permainan,contoh: anak bermain menyusun
puzzle,bermain bola
3. fase Terminasi
Waktu : 5 menit
Kegiatan : Evaluasi,memberikan reinforcement positif,meberi salam penutup.
2.11Fase Terapi Bermain
1. Fase Child Directed Interaction (CDI)
Tujuan : memperbaiki dan meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dengan
anak. Fase ini dibentuk sedemikian rupa sehingga anak bebas memilih berbagai
mainan, permainan dan aktivitas yang akan dilakukan bersama orang tua.
- Selama fase CDI orang tua dan terapis diinstruksikan tidak memberikan
hukuman dan mengabaikan perilaku negatif anak yang tidak membahayakan
orang lain maupun dirinya.
- Fase ini menekankan pada pembentukan hubungan pengasuhan yang penuh
kasih sayang dan ikatan yang aman.

7
- Pusat perhatian adalah perilaku positif anak yang akan diberikan penguatan-
penguatan positif.
- Orang tua diarahkan dan dibimbing oleh terapis untuk tidak menggunakan kata-
kata negatif (“tidak”, “jangan” dan “tidak boleh”),serta tidak bertanya secara
negatif.
- Kata-kata atau kalimat negatif yang mengandung ancaman hanya akan
memperburuk perilaku anak, apalagi jika disertai dengan hukuman fisik.
- Tindakan-tindakan negatif orang tua akan menjadi model perilaku negatif (fisil
maupun verbal) bagi anak.
- Fase CDI diarahkan untuk memberikan pekerjaan rumah bagi orang tua melatih
setiap keterampilan baru yang diperolehnya selama 5 sampai 10 menit (setiap
hari) bersama anaknya.
Keterampilan dalam pelaksanaan CDI yaitu :
- Praise (penghargaan), orang tua menyediakan berbagai hadiah atau ganjaran
baik dalam bentuk pujian maupun sistem token
- Reflection(refleksi), orang tua mengulangi atau merangkai kembali kata-kata
yang telah disampaikan anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua telah
mendengarkan dan memberikan perhatian, sehingga dapat mendorong
komunikasi yang baik dengan anak.
- Description(penjelasan), orang tua menjelaskan aktivitas bermain apa yang
sedang dilakukan anak. Tujuannya untuk menunjukkan perhatian orang tua
terhadap anak dan mengembangkan perbendaharaan kata pada anak.
- Entusiasm(ketertarikan), orang tua menunjukkan ketertarikan dan rasa senang
terhadap kegiatan bermain yang sedang dilakukan anak.
2. Fase Parent Directed Interaction
Tujuan : memusatkan perhatian orang tua terhadap pembentukan struktur dan
konsistensi penerapan disiplin.
- Orang tua memberikan instruksi secara jelas dan langsung pada anak, serta
memberikan konsekuensinya yang konsisten. Selain pemberian pujian atau
token pada perilaku positif anak, senyuman dan sentuhan di kepala /bahu anak
juga akan memberikan dampak yang lebih baik.

8
- Jika perilaku negatif ditampilkan maka anak diberikan tanda berupa bulatan
hitam/lingkaran, sedangkan jika perilaku positif yang ditampilkan maka anak
diberikan tanda bintang atau token (pada buku hariannya).
- Pada saat anak tidak mematuhi perintah orang tua maka dapat diberlakukan
“setrap” yaitu dengan memindahkan anak untuk duduk pada tempat atau area
hukuman, yang mudah diawasi orang tua.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa,Terapi ini di berikandalam
upaya mengubah perilaku klien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. Ada
beberapa jenis terapi modalitas, antara lain; terapi individual, terapi lingkungan, terapi
keluarga, terapi kelompok, dan terapi perilaku, terapi bermain, terapi biologis dan terapi
kognitif.
Terapi bermain adalah penggunaan model-model teoritis secara sistematis untuk
menjalin sebuah proses interpersonal dimana seorang terapis menggunakan kekuatan-
kekuatan terapetik dari kegiatan bermain, untuk membantu para klien dalam mencegah
atau mengatasi masalah-masalah psikososial dan mencapai taraf pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal.
Terdapat dua fase dalam terapi bermain yaitu fase Child Directed Interaction (CDI)
dan fase Parent Directed Interaction (PDI)
3.2 Saran
Sampai dengan saat ini belum ada jenis terapi modalitas tunggal yang dapat
mengatasisemua masalah gangguan jiwa klien. Kombinasi terapi modalitas merupakan
suatu keharusan.Untuk itu Untuk itu perawat mempunyai peranan yai peranan yang
sangat yang sangat penting untuk mengkomb untuk mengkombinasikan berbaga
berbagaiterapi modalitas sehingga perubahan perilaku yang dicapai akan maksimal.
Untuk mencapailangkah ini tentu diperlukan tingkatan kemampuan perawat dalam
melaksanakan berbagaipendekatan/strategi terapi modalitas ini. Belajar berkelanjutan
berkelanjutan karenanya menjadi hal karenanya menjadi hal yang dilakukan setiap
perawat jiwa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hardyanti, Rina, dkk. (2020). Terapi Happygame Untuk Pasien Gangguan Jiwa. Article
kesehatan. Redaksi. https://www.papuabaratoke.com/newa/kesehatan/terapi-
happygame-untuk-pasien-gangguan-jiwa.asp . Diakses pada tanggal 1 Desember
2020

Sabarini, Rini. (2017). 7 Tahapan Terapi Bermain Pada Gangguan Jiwa. Article .
Dosenpsikologi.com. https://dosenpsikologi.com/contoh-terapi-bermain-pada-
gangguan-jiwa. Diakses pada tanggal 1 Desember 2020

Setiawan, Heri, dkk. (2020). Efektivitas Pemberian Terapi Bermain Terhadap Emosi,
Perilaku dan Sosial Pada Klien Remaja Di Rumah Sakit Jiwa. Artikel kesehatan
jiwa. Volume 3 No 3. Hal 349-356.
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/download/601/344
Diakses pada tanggal 1 Desember 2020

Sarifhatul, Aini. (2018). Terapi Bermain Pada Gangguan Jiwa. Artikel Kesehatan. Redaksi
https://www.academia.edu/17450695/terapi_bermain?auto=download . Diakses
pada tanggal 1 Desember 2020

Ati, (2019). Konsep terapi bermain dalam keperawatan.


https://id.scribd.com/document/399283089/Konsep-Terapi-Bermain-Dalam-
Keperawatan-Jiwa Diakses pada tanggal 1 Desember 2020

https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/download/601/344

11

Anda mungkin juga menyukai